UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang memiliki karakteristik berupa
papul, komedo, pustul, nodus serta kista yang terjadi akibat obstruksi dan inflamasi
kronik folikel pilosebasea.1Beberapa prediktor ikut berperan dalam kejadian
timbulnya akne seperti riwayat keluarga dan onset awal akne sehingga definisi serta
klasifikasi akne masih terus berkembang dan beragam.Umumnya, Onset akne dimulai
saat remaja bersamaan dengan produksi komedo dan sebum yang meningkat.
Penyakit kulit ini menggambarkan kondisi kronis dan dapat berlanjut hingga dewasa
dengan beberapa alasan yang masih diperdebatkan.2Onset akne pada remaja
perempuan mulai terjadi pada usia 10-11 tahun sedangkan pada laki-laki pada usia
11-12 tahun.3
Prevalensi akne menempati urutan ketiga penyakit kulit terbanyak yang
diteliti pada studi populasi di Inggris, Prancis dan Amerika Serikat.4 Pada populasi
dengan ras Asia, lesi inflamasi lebih mendominansi dibandingkan lesi komedonal
dengan persentase 20% dan 10%. Namun pada ras kauskasia, lesi komedonal lebih
dominan dengan persentase 14% akne komedonal dan 10% akne inflamasi.5Insidensi
akne pada dewasa telah meningkat dan peningkatan ini masih dalam isu global.
Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat 85% angka prevalensi akne pada
dewasa muda yang berusia 12-25 tahun.6Beberapa faktor yang berkaitan diantara lain
adalah diet, onset pubertas yang awal, genetik dan faktor lingkungan.7
Akne vulgaris memiliki etiologi yang multifaktorial dan salah satu
diantaranya adalah pemakaian kosmetik, khususnya pada remaja perempuan dan
dewasa muda.8 Akne sering dihubungkan dengan tingkat percaya diri yang rendah,
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
kualitas hidup. Hal-hal tersebut membuat individu cenderung memakai kosmetik
untuk menutupi lesi akne agar dapat mengoptimalisasi penampilan mereka. Pada
kondisi ini, akne tersebut cenderungbertambah parah. Beberapa studi cross-sectional
juga mendukung hipotesis bahwa perburukan akne dapat disebabkan oleh
penggunaan kosmetik serta pemakaian yang sering.9 Konsep Akne Kosmetika
merupakan istilah kosmetik yang dapat memicu aknegenitas dan efek komedogenik
pada wajah pemakainya. Konsep inipertama kali diperkenalkan oleh Kligman dan
Mills yang menghubungkan kejadian timbulnya akne pada wanita dewasa muda
dengan penggunaan kosmetik yang mengandung bahan-bahan berpotensi untuk
menghasilkan komedo. Kligman dan Mills melakukan deteksi aknegenisitas dari
kosmetik yang diterapkan pada telinga kelinci serta manusia. Pada penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa kosmetik yang diuji mengandung bahan poten yang dapat
menginduksi kejadian akne.10 Di Indonesia sendiri, belum banyak dilakukan
penelitian mengenai pemakaian produk kosmetik dengan kejadian timbulnya akne
vulgaris pada pekerja yang khususnya memakai kosmetik dengan frekuensi setiap
hari dan durasi yang lama. Pada penelitian ini, diharapkan dapat melihat angka
kejadian akne dengan pemakaian kosmetik yang dipakai pada pekerja sehari-hari
serta mengetahui jenis kosmetik dekoratif yang paling banyak menimbulkan kejadian
akne.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian diatas, dapat
diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah prevalensi pemakaian kosmetik pekerja dibeberapa restoran kota
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahuiprevalensi pemakaian kosmetik pekerja yang memiliki akne
vulgaris dibeberapa restoran kota Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian akne berdasarkan jenis kosmetik.
2. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian akne berdasarkan jumlah produk
pemakaian kosmetik dalam satu waktu.
3. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian akne berdasarkan frekuensi
pemakaian kosmetik.
4. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian akne berdasarkan durasi pemakaian
kosmetik.
5. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian akne berdasarkan rutinitas
kebersihan wajah.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.4.1. Peneliti
a. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian pada
bidang ilmu kesehatan kulit.
b. Mengembangkan kemampuan dibidang penelitian dan menambah
kemampuan menganalisis suatu penelitian.
1.4.2. Subjek Penelitian
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk pekerja
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA 1.4.3. Lain-lain
a. Bidang Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian
lebih lanjut mengenai kejadian akne yang berhubungan dengan pemakaian
kosmetik.
b. Bidang Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis
dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan