• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penderita Kanker Mulut Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2013-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Penderita Kanker Mulut Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2013-2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Mulut

2.1.1 Definisi

Neoplasma epitel yang bersifat invasif dengan berbagai derajat diferensiasi skuamosa serta kecenderungan untuk metastasis ke noda limpa, terjadi terutama pada orang dewasa yang mempunyai kebiasaan konsumsi alkohol dan tembakau pada usia 50 hingga 60.13

2.1.2 Epidemiologi

(2)

2.1.3 Klasifikasi WHO dan TNM

2.1.3.1 Klasifikasi WHO tumor dari rongga mulut dan orofaring

Kode morfologi International Classification of Diseases for Oncology(ICD-O) {821} dan Systematized Nomenclature of Medicine.

Sifat tumor dikodekan /0 untuk tumor jinak, /3 untuk tumor ganas, dan /1 untuk tidak pasti.

(3)

2.1.3.2 Klasifikasi TNM karsinoma rongga mulut dan orofaring

(4)

Gambar 2. Klasifikasi TNM karsinoma rongga mulut dan orofaring13

2.1.4 Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab kanker mulutbelum diketahui secara pasti. Penyebabnya diduga berhubungan dengan bahan karsinogen dan faktor predisposisi.Insidensi kanker mulut berhubungan dengan umur yang dapat mencerminkan waktu penumpukan, perubahan genetik dan lamanya terpapar inisiator dan promotor seperti bahan kimia, iritasi fisik, virus, dan pengaruh hormonal, penuaan selular dan menurunnyakekebalan akibat aging. Faktor risiko yang dapat memicu berkembangnya kanker mulut antara lain merupakan tembakau, menyirih, alkohol, virus, malnutrisi, sinar matahari.2

2.1.4.1 Tembakau

Tembakau berisi bahan karsinogen seperti: nitrosamine, polycyclic

aromatic,hydrokarbon, nitrosodicthanolamine, nitrosoproline, dan polonium.

Tembakau dapat dikunyah-kunyah, atau diletakkan dalam mulut untuk diisap, pada semua keadaan tersebut tembakau mempunyai efek karsinogenik pada mukosa mulut. Kebiasaan mengunyah tembakau di masyarakat Asia dengan menggunakan campuran sirih dan pinang dengan jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker mulut sesuai dengan letak campuran tembakau yang ditempatkan pada rongga mulut. Mengunyah tembakau dengan menyirih dapat meningkatkan keterpaparan carcinogen

tobacco specific nitrosamine (TSNA) dan nitrosamine yang berasal dari alkaloid

pinang.14

2.1.4.2 Menyirih

(5)

jaringan mukosa di rongga mulut dan membentukkanker mulut akibat komposisi menyirih, frekuensi menyirih, durasi menyirih.14

2.1.4.3 Alkohol

Beberapa penelitian telah menunjukkan pola konsumsi alkohol yang tidak terkontrol jelas meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut. Minuman alkohol mengandung bahan karsinogen seperti etanol, nitrosamine, urethane

contaminant.Alkohol dapat bekerja sebagai suatu pelarut dan menimbulkan penetrasi

karsinogen kedalam jaringan epitel. Acetaldehydeyang merupakan alkohol metabolit telah diidentifikasi sebagai promotor tumor.Alkohol merupakan salah satu faktor yang memudahkan terjadinya leukoplakia, karena pemakaian alkohol dapat menimbulkan iritasi pada mukosa.

Minum alkohol disertai dengan kebiasaan merokok dapat menyebabkan efek sinergis sehingga dapat memperoleh risiko yang lebih besar untuk terjadi kanker mulut.Asap rokok mengandung bahan karsinogen dan alkohol menyebabkan dehidrasi dan rasa panas yang mempengaruhi selaput lendir mulut. Meningkatnya permeabilitasmukosa ini akan menimbulkan rangsangan menahun dimana timbul proses kerusakan dan pemulihan jaringan yang berulang-ulang sehingga mengganggu keseimbangan sel dan sel mengalami displasia.14

2.1.4.4 Virus

Human papilloma virus DNA, khususnya tipe 16telahditemukan di kanker

(6)

2.1.4.5 Malnutrisi

Asupansi vitamin A yang rendah jelas berkaitan dengan kanker mulut.Defisiensi vitamin A menyebabkan proses keratinisasi yang berlebihanpada kulit dan membran mukosa. Vitamin A juga memiliki fungsi protektif danpreventif terjadinya prakanker mulut dan kanker mulut. Jumlah kandungan retinoldalam darah dan jumlah kandungan beta-karoten pada makanan dipercayai dapatmengurangi risiko leukoplakia dan kanker mulut.14

2.1.4.6 Sinar matahari

Paparan pada komponen ultraviolet dari sinar matahari merupakan salah satu faktor risiko menyebabkan kanker mulut khusus di bagian bibir. Kanker mulut di bibir biasa terjadi pada pekerjaan luar ruangan misalnya petani dan nelayan. Selain itu, orang yang berkulit putih memiliki risiko tinggi. Lesi displastik yang disebabkan oleh sinar matahari dapat ditemui sebelumkanker mulut terjadi dan kerusakan jaringan bibir akibat matahari dapat diidentifikasi secara klinis dengan adanyakehilangan elastisitas dan atrofi pada epitel.14

2.1.4.7 Pekerjaan

(7)

2.1.5 Patogenesis

(8)

Gambar 3. Model Molekul Displasia Dan Karsinogenesis

2.1.6 Tanda dan Gejala

(9)

dengan tumor primer. Kelenjar limpa yang berhubungan dengan kanker mulutbiasanya membesar dan mempunyai tekstur yang keras. Nodabiasanya tidak akan teraba lembut kecuali saat infeksi sekunder atau inflamasi yang mungkin terjadi setelah biopsi.2

2.1.7 Diagnosis

Deteksi dini lesi ganas sangat disarankan. Pemeriksaan intraoral pada kepala dan leher harus dilakukan. Alat bantu untuk pemeriksaan intraoral termasuk

imagingand light technologies, pewarnaan jaringan dengan menggunakan toluidin

biru, dan pemeriksaan sitologi denganbrush biopsi.

Toluidin biru dapat diterapkan langsung ke lesi yang mencurigakan atau digunakan sebagai bahan kumur. Penilaian penyerapan zat warna tergantung pada penilaian klinis dan pengalaman. Retensi yang positif yaitu lesi yang menyerap warna dari toluidin biru menunjukkan perlunya biopsi. Positif palsu pada retensi dye dapat terjadi pada lesi inflamasi dan ulseratif, tetapi negatif palsu jarang terjadi. Tes definitif tetap biopsidan setiap lesi yang dicurigakan harus tetap diperiksakan. Toluidin biru memprediksi lesi premalignantyang berisiko berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa dan memberikan panduan pada lokasi yang akandilakukan biopsi.

Brush biopsimerupakan teknik yang menggunakan sikat bulat yang berbulu

kaku untuk mengumpulkan sel dari permukaan dan bawah permukaan lapisan lesi dengan abrasi. Sel-sel yang dikumpulkan kemudian dipindahkan ke slide mikroskopdan smear diamati denganimage analyzer untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal. Selain itu, jaringan dapat diperoleh untuk histopatologi dengan menggunakan fine-needle aspiration.

Radiologi konvensional, computed tomography (CT), nuclear scintiscanning,

magnetic resonance imaging (MRI), dan ultrasonography dapat memberikan

(10)

radiologi konvensional misalnya radiografi gigi yang memberi gambaran tulang alveolar dan CT. Nuclear scintiscanning dapat memberikan gambaran keterlibatan tulang oleh tumor dan nekrosis tulang setelah terapi radiasi. MRI terbatas dalam menentukan keterlibatan tulang tetapi dapat menunjukkan distorsi trabekula tulang. Keterlibatan jaringan lunak dari antrum dan nasofaring dapat dinilai dengan CT dan MRI. CT dan MRI dalam menentukan status kelenjar noda limpa serviks.2,14

2.1.8 Pencegahan

2.1.8.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer bertujuan untuk menghindari atau mengurangi paparan pada faktor risiko. Komunikasi pribadi, film, artikel surat kabar, program radio, seni rakyat, poster merupakan media yang dapat memotivasi orang untuk menghindari faktor risiko.

2.1.8.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan deteksi dini pada kanker. Pengobatan yang tepat dan awaldapatmencegah penyakit berlanjut ke tahap parah. Waktu yang ideal untuk mendeteksi kanker mulut merupakan ketika lesi masih kecil dan belum menyebar maka dokter gigi bertanggungjawab untuk melakukan skrining pada setiap pasien yang dicurigai supaya deteksi dini dapat dicapai.

2.1.8.3 Pencegahan Tertier

(11)

2.2 Kerangka Teori

Proto-onkogen Gen Supresor Tumor

Onkogen

Kanker Mulut

Karsinogen

 Tembakau  Alkohol  Bahan sirih  Sinar matahari  Virus

(12)

2.3 Kerangka Konsep

Profil Penderita

Usia Jenis Kelamin

Pekerjaan Faktor Risiko Prevalensi Lokasi Lesi

Gambar

Gambar 1. Klasifikasi WHO tumor dari rongga mulut dan orofaring13
Gambar 3. Model Molekul Displasia Dan Karsinogenesis

Referensi

Dokumen terkait

Pati Teroksidasi telah disintesis melalui reaksi oksidasi antara pati buah sukun ( Artocarpus altilis ) dan Natrium Hipoklorit dengan variasi konsentrari Natrium hipoklorit 9 ,

BEKAS SEPEDA MOTOR DENGAN METODE DUAL SPEED.. ABDUL ROKHIM

Penciptaan Buku Ilustrasi Gamelan Jawa Dengan Menggunakan Teknik Vektor Sebagai Upaya Pengenalan Alat Musik Tradisional Pada Anak-Anak.. Analisa dan perancangan

murah. Sehingga pedagang bisa megambil keuntungan yang lebih tinggi. Perdagangan buku bajakan tidak terlepas dari jaringan. Dari informasi. rahaia yang didapat, mereka

Dilakukan pengukuran pengetahuan gizi pada kedua kelompok, baik sebelum maupun setelah mendapat perlakuan dengan jarak 1 bulan dengan menggunakan kuesioner yang

perilaku, tindakan orang secara keseluruhan. 2) Data sekunder adalah data yang telah diperoleh dari orang lain atau sudah.. pernah dipublikasikan sehingga data tersebut

Selanjutnya digambarkan DFD Level 0 untuk menggambarkan sistem secara terinci yang berisikan proses nomor 1 (satu) untuk pendataan awal, proses nomor 2 (dua) untuk

Evaluasi PNPM di Kecamatan Karang Anyer .Skripsi Fakultas Ilmu Sisial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.. Jaringan Sosial dan Kebudayaan: