• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pengembangan Produk-Produk Unggulan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Pengembangan Produk-Produk Unggulan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap daerah di Indonesia selalu memiliki sumberdaya lokal yang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri, sumber daya lokal tersebut bisa berupa warisan kebudayaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang pada zaman dahulu, atau sumber daya yang terbaru yang diciptakan melalui perkembangan zaman, menjadi sebuah icon dari daerah, sehingga sumber daya tersebut dapat dijadikan menjadi sebuah produk unggulan daerah.

Indonesia mempunyai 19 produk unggulan dan potensial untuk di ekspor ke ASEAN. Sebanyak 19 produk unggulan tersebut, terdiri atas sembilan produk

yang unggul dan 10 produk yang potensial. Sembilan produk unggulan ekspor itu adalah tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet, produk hutan, alas kaki,

(2)

yang berdaya saing baik di pasar lokal maupun pasar Internasional (sumutprov.go.id).

Dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara baru 16 Kabupaten/Kota yang memilki dan mempersiapkan tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah berlaku pada 2015. Salah satu persiapan untuk menghadapi MEA adalah salah satunya dengan Produk Unggulan Daerah (PUD). Ke-16 Kabupaten/Kota yang memiliki produk unggulan yakni Kabupaten Langkat dengan Produk Unggulan Daerah (PUD) berupa keramik gerabah, Nata De Coco dan Bordir, Serdang Bedagai dengan produk unggulan berupa batu bata dan dodol, Kota Medan berupa sepatu kulit, Deli Serdang berupa opak, Karo dengan jeruk manis, Tebing Tinggi berupa roti kacang dan tapioka, Kota Binjai dengan rambutan, Humbang Hasundutan dengan jeruk manis. Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan kerupuk leong, Kota Tanjung Balai dengan olahan kelapa charcoal, Batubara dengan olahan kelapa, Tapanuli Utara dengan tenun ulos dan kacang, Kabupaten Pakpak Barat degan olahan gambirnya, Dairi dengan produk kopinya, Asahan dengan sepatu bunut, dan Kabupaten Padang Lawas Utara dengan produk unggulannya tikar lapis dan pandai besi (medanbisnisdaily.com).

(3)

PDAM Tirtanadi, pucuk/tunas bersusun, serta payung Melayu dan tepak Melayu. Motif payung Melayu melambangkan kebanggaan para bangsawan serta raja-raja dan pengayom rakyat. Sedangkan motif tepak Melayu yang melambangkan sikap sopan santun berbudi bahasa serta penuh adat budaya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Batik Medan murni hasil karya para pengrajin UMKM binaan Dekranasda Kota Medan. Animo masyarakat terhadap batik Medan cukup tinggi. Tentunya ini berimbas positif dengan pendapatan masyarakat khususnya para pengrajin. Jajaran Dekranasda Kota Medan akan terus bekerja keras memperkenalkan batik Medan. Dengan Demikian kehidupan para pengrajin lebih baik dan sejahtera, hal ini dikarenakan meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar khususya para pengrajin (harian.analisadaily.com).

(4)

Menurut Lincolin (2002:108), pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut.

Inti perencanaan pembangunan ekonomi daerah, bukanlah perencanaan dari daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah, yang bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki berbagai sumber daya publik yang tersedia di daerah dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan sumber daya swasta yang bertanggung jawab (Mudrajad Kuncoro, 2004).

Pembangunan suatu daerah perlu memperhatikan potensi daerah yang dimilikinya. Potensi daerah dapat dilihat dari produk-produk unggulan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Selain itu, pengembangan produk unggulan daerah sangat relevan dengan tuntutan era global karena saat ini nilai keunggulan komparatif sudah tak lagi relevan sebab yang terpenting justru komitmen untuk memacu keunggulan kompetitif. Terkait hal ini, keunggulan kompetitif pada dasarnya bisa diciptakan sehingga tidak ada alasan bagi semua pihak untuk tidak menciptakan keunggulan kompetitif dari setiap peluang yang ada.

(5)

daerah diharapkan mampu memaksimalkan potensi yang ada didaerahnya agar mampu mencapai hasil pembangunan yang optimal.

Persaingan era global sangat ditentukan dari keunggulan yang dimiliki atau keunggulan produk. Bahkan, ini bisa disebut dengan keunggulan kompetitif. Di sisi lain, potensi keunggulan komparatif sudah tidak menjamin secara kontinu atas persaingan global (Ayyagari,2003). Dalam kontes ini pembangunan keunggulan ini, pemerintah daerah harus mulai mengembangkan konsep produk unggulan. Proses ini dilakukan dengan mengidentifikasi produk unggulannya yang memiliki prospek cukup bagus untuk ditingkatkan, terutama jika berasal dari sektor informal dan usaha kecil menengah (UKM) dengan asumsi sifatnya yang padat karya sebagai proses pengembangan sumber daya lokal dan juga optimalisasi atas potensi ekonomi yang akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(6)

Menurut Gubernur Sumatera Utara dearah yang berpotensi untuk

mengembangkan produk-produk unggulannya yang dapat menciptakan

keunggulan kompetitif bagi daerah tersebut salah satunya adalah daerah Kabupaten Deli Serdang, hal ini dikarenakan Kabupaten Deli Serdang merupakan sentra produsen utama bahan pangan dan hortikultura yang terdiri dari sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan memberikan kontribusi besar dalam sektor pertanian.Khususnya padi, Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang berkontribusi besar terhadap hasil pangan di Sumut yang dijuluki

sebagai “Lumbung Beras”,tahun ini misalnya Deli Serdang mengalami surplus

beras sekitar 49.000 ton. Luas lahan sawah di Deli Serdang 130.347 dengan produksi padi di tahun 2015 sebanyak 267.984 ton. Dari total luas wilayah Deli Serdang sekitar 249.772 hektar, yang 82 persen areal Deli Serdang merupakan areal pertanian (karakternews.com).

(7)

Produk unggulan yang ada di Kabupaten Deli Serdang tidak hanya dari sektor pertanian saja tetapi ada juga dari sektor perdagangan dan industri. Peranan produk unggulan sangat krusial hal ini dikarenakan produk unggulan ini mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa produk-produk unggulan lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang antara lain seperti keripik ubi aneka rasa, opak, sapu ijuk, keramik gerabah, gula aren, tenun tradisional, jagung marning, dan sulaman bordir. Produk-produklokal mempunyai nilai jual yang tinggi, dengan keunikan atau ciri khas yang terdapat pada produk tersebut yang dimiliki suatu daerah sehingga bisa berdaya saing. Untuk itu peran pemerintah, bahkan masyarakat yang ada di Kabupaten dan Kota sangat dibutuhkan untuk berperan aktif untuk ikut serta dalam memanfaatkan dan menciptakan produk unggulan yang ada di daerah agar bisa lebih mempromosikan produknya pada masyarakat luas.

(8)

Pengalaman dari Kabupaten Deli Serdang menggambarkan bahwa pembangunan daerah yang disesuaikan dengan kondisi potensi yang ada dan dengan prioritas program pemerintah yang mengarah pada pengembangan potensi ekonomi lokal terutama dari produk unggulan akan menghasilkan pembangunan yang optimal dan cepat, yang akan berdampak pada terciptanya kesejahteraan masyarakat termasuk didalamnya mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Hal ini dikarenakan dengan adanya pengembangan produk-produk unggulan akan berdampak pada terserapnya tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat terutama masyarakat yang bekerja di dalam menghasilkan produk-produk unggulan.

Dari rujukan diatas maka produk unggulan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dan menjadi prioritas untuk dikembangkan melalui maksimisasi hasil-hasilnya agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan salah satu yang menyebabkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya pendapatan masyarakat yang ada di Kabupaten Deli Serdang yang disebabkan oleh adanya pengembangan produk-produk unggulan.

(9)

Tabel 1.1

Produk-Produk Unggulan Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang(2015) Pemilihan delapan komoditi diatas menjadi produk-produk unggulan di Kabupaten Deli Serdang didasarkan pada kriteria : Penggunaan tenaga kerja, keterampilan, kualitas rasa, manajemen distribusi pemasaran, desain dan inovasi. Dari kriteria-kriteria tersebut kemudian diperoleh bahwa keripik ubi aneka rasa menjadi Produk Unggulan Prioritas (PUP) peringkat pertama, yang kemudian disusul oleh opak dan sapu ijuk pada peringkat kedua dan ketiga.

Meski demikian potensi yang ada di Kabupaten Deli Serdang belum dimanfaatkan secara optimal dan masih banyak produk unggulan yang belum teridentifikasi sehingga output yang ada belum diolah secara optimal sehingga produktivitas produk unggulan sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hal ini yang menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini mengenai “Analisis Pengaruh

No

Komoditi

Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja Kapasitas Produksi Investasi (Rp.000) Nilai Produksi (Rp.000)

1

Keripik Ubi Aneka Rasa

30

85 12 Ton

700.000

16.200.000

2 Opak

49

396 5.880 Ton

754.000

35.280.000

3 Sapu Ijuk

73

410 1.215.000 Batang

236.000

5.467.500

4 Keramik Gerabah

12

89 450.000 Pcs

800.000

5.500.000

5 Gula Aren

154

350 150 Ton

200.000

2.250.000

6 Tenun Tradisional

27

60 9.000 Lembar

300.000

3.500.000

7 Jagung Marning

15

90 675 Ton

225.000

4.860.000

(10)

Pengembangan Produk-Produk Unggulan Terhadap Kesejahteraan MasyarakatSekitar di Kabupaten Deli Serdang” dengan menggunakan metode

dan pendekatan yang berbeda.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Produk-produkunggulan apa saja yang terdapatdiKabupaten Deli Serdang ?

2. Seberapa besar pengaruh produk-produk unggulan terhadap kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Deli Serdang dilihat dari besarnya pendapatan masyarakat ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi produk-produk unggulan yang ada di Kabupaten Deli

Serdang.

2. Untuk mengidentifikasi besarnya pengaruh produk unggulan terhadap

kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari besarnya pendapatan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi kemampuan berfikir melalui

(11)

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada pemerintah Kabupaten Deli Serdang demi meningkatkan potensi produk unggulan.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa

perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Maluku di Universitas Kristen

Call Block terjadi pada daerah Pademangan Barat, dapat dilihat bahwa level daya terima dan kualitas sinyal di lokasi ini pada kondisi yang baik ditandai dengan nilai Ec/No -15 dB

Data yang diperoleh dari angket untuk siswa diketahui bahwa guru sudah menggunakan media pembelajaran selain media pembelajaran konvensial, media pembelajaran juga lebih

Untuk menanggulangi suatu sistem agar mencapai kestabilan tersebut dilakukan proses load shedding dengan mengambil beberapa contoh asumsi menggunakan software

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas peran guru TIK di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Salatiga dalam melaksanakan program layanan

perduli dengan apa yang dikatakan orang lain kemudian masyarakat tidak benar-benar.. menerimnya dan tidak siap untuk berinteraksi

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Example s. Keaktifan peserta didik tergolong baik, yaitu 72,83% dikelas X.A dan 70,11% dikelas X.D sehingga model