BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Hasil Penelitian dan Analisis diatas sebagaimana diuraikan pada bab
terdahulu, maka dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Kasus tindak pidana pencurian ringan yang terjadi di Desa Lengkong,
Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo merupakan pencurian yang ditujukan
untuk komoditas yakni berupa sayur, dari beberapa kasus di Desa Lengkong dari
tahun 2013-2015 ada 11 kasus. Hanya ada 3 kasus yang dilaporkan ke pihak
kepolisian berkaitan dengan pencurian sayur, dan ketiga kasus tersebut ditindak
polisi dengan sistem musyawarah dan menggunakan metode restorative justice.
Sedangkan 8 ditindak melalui jalur hukum yang berlaku sesuai yang peraturan
perundang-undangan yang diatur dalam KUHP
Melihat kasus tersebut peran polisi adalah sebagai pengaman sekaligus
sebagai pengayom masyarakat, maka penting bagi polisi untuk memantau warga
masyarakat serta para pelaku/tersangka dibantu dengan perangkat desa untuk
menciptakan keamanan dan kenyamanan di lingkungan masing-masing.
Dalam kasus penanganan tindak pidana pencurian diatas, bentuk
ringan tersebut adalah dengan musyawarah untuk mencapai mufakat serta untuk
mendapat keadilan dari pelaku maupun korban.
Tindakan masyarakat dengan pendeketan restorative justice dalam
menyelesaikan perkara pencurian dilakukan dengan system musyawarah dan
kesepakatan antara kedua belah pihak serta ditegakkannya peraturan desa yang
berlaku maka akan terwujud suatu keadilan. Dari system peraturan diatas bahwa
pelaku harus mempertanggung jawabkan tindakannya tersebut dengan sebuah
konsekwensi berupa denda dua kali lipat dan apabila pelaku tidak mampu
menyanggupinya maka alternative kedua adalah dengan mengelola kebun atau
sawah milik korban sampai waktunya panen atau sampai selesai sesuai dengan
pengawasan warga setempat sesuai dengan kesepakatan guna untuk memberi efek
jera kepada pelaku.
Untuk pihak yang terkait dalam dengan metode restorative justice tersebut
adalah tersangka dan korban adalah sebagai suatu bentuk terjadinya kasus.
Sedangkan pihak yang berperan dalam menangani kasus tersebut adalah warga
masyarakat setempat, perangkat desa dan karang taruna, serta pihak kepolisian
setempat.
Untuk peranan pihak terkait yakni peran warga desa sendiri yaitu sebagai
penopang peraturan desa dan saksi atas kejadian tersebut, sedangkan peran dari
perangkat desa beserta karang taruna adalah sebagai pihak penengah terjadinya
Bentuk penanganan restorative justice berkaitan dengan kasus tersebut tak
lepas dari pihak kepolisian khususnya adalah pihak humas atau binmas yang
berperan untuk memberi jalan keluar adalah dengan melakukan penyuluhan,
pembinaan, serta pemantauan pada pelaku guna membuat efek jera agar tidak
mengulangi perbuatannya lagi. Bersama dengan perangkat desa dan warga
masyarakat, pihak kepolisian mempertemukan pihak pelaku dan pihak korban
selanjutnya mengadakan musyawarah untuk mengambil titik tengah agar perkara
bisa diselesaikan secara damai.
Pedoman restorative justice dengan kasus tindak pidana pencurian ringan
dikaitkan pada hukum yang berlaku serta peraturan desa tersebut, ditujukan
kepada korban untuk mendapatkan perlindungan dengan peraturan desa berupa
ganti rugi denda serta pertanggung jawaban dari pelaku serta dengan musyawarah
untuk mencapai mufakat dengan tujuan untuk mencapai keadilan.
Dari fakta kasus tindak pidana pencurian ringan tersebut tujuan restorative
justice sebagai penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku,
korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama
mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada
keadaan semula, dan bukan pembalasan.
Dikaitkan dengan salah satu teori dari Howard Zehr melihat dari sudut
pandang keadilan restoratif, berpresepsi kejahatan sebagai pelanggaran terhadap
memperbaikinya. Keadilan melibatkan korban, pelaku, dan masyarakat dalam
B. SARAN
Perlunya dibuat ketentuan hukum untuk menyelesaikan kasus tindak
pidana pencurian ringan melalui mediasi bagi penegak hukum khususnya, serta
melakukan klarifikasi kepada warga masyarakat akan pentingnya suatu keamanan
dan bagaimana cara menangani apabila terjadi tindak pidana. Mengenai cara
alternative yang digunakan mengingat telah banyak tindak pidana pencurian dan
bagaimana penanganannya yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan
desa setempat.
Selanjutnya untuk desa dikawasan Kecamatan Garung juga perlu dibuat
peraturan desa, karena minimnya peraturan desa maka penanganan kasus seperti
ini juga kurang segnifikan, maka dari itu apabila dibuat peraturan desa tertulis di
suatu desa akan memperjelas dasar hukum desa tersebut seperti yang ada dalam
Desa Lengkong ini.
Hendaknya dilakukan survey wilayah untuk meningkatkan keamanan dan
meminimalisir kejahatan khususnya kepada binmas dan humas polri, serta
melakukan penyuluhan dan sosialisasi masyarakat tentang perbuatan tindak