• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Ekonomi Indonesia bab 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Ekonomi Indonesia bab 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1. Konsep Sistem Ekonomi

a. Pengertian Sistem Ekonomi

Menurut Dumairy (1996), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih atau diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.

Selanjutnya, Dumairy menjelaskan bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri. Ia berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sebuah sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu suprasistem kehidupan masyarakat. Ia merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Oleh karenanya, bukanlah hal yang mengherankan apabila dalam perjalanan atau bahkan tantangan. Pelaksanaan suatu sistem sebuah negara terjadi benturan, konflik atau bahkan mulus jika, ... jika lingkungan kelembagaan masyarakat mendukung . Oleh sebab itu Dumairy berpendapat bahwa sebagai bagian dari suprasistem kehidupan, sistem ekonomi disuatu negara berkaitan erat dengan sistem-sistem sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat dan sistem serta ideologi politik negara tersebut.

Ada tujuh elemen penting dari sistem ekonomi, yakni : 1. Lembaga-lembaga/pranata-pranata ekonomi

2. Sumber daya ekonomi 3. Faktor-faktor produksi 4. Lingkungan ekonomi

(2)

6. Motivasi dan perilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam sistem itu; dan

7. Proses pengambilan keputusan.

b. Perbedaan Sistem Ekonomi di Setiap Negara

Menurut Sanusi (2000), setiap sistem ekonomi yang dianut oleh sejumlah kekuatan. Diantaranya adalah :

1. Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan-keinginan, dan sikap masyarakat;

2. SDA, termasuk iklim;

3. Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat;

4. Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu atau sekarang, mengenai bagaimana cara mencapai cita-cita/ keinginan-keinginan serta tujuan-tujuan/ sasaran-sasaran yang dipilih; dan

5. Trials dan errors atau uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam usaha mencari alat-alat ekonomi.

Sedangkan menurut Lemhannas (1989), ada 8 kekuatan yang mempengaruhi sistem ekonomi yang diterapkan/dipilih oleh suatu negara, yaitu :

1. Falsafah dan ideologinya;

2. Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya; 3. Karakteristik demografinya;

4. Nilai estetika, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya;

5. Sistem hukum nasionalnya; 6. Sistem politiknya; dan

7. Subsistem-subsistem sosialnya, termasuk pengalaman sejarah pada masa lalu serta uji coba yang dilakukan masyarakatnya dalam mewujudkan tujuan ekonominya.

2.

Sistem Ekonomi Pancasila

Mengapa sistem Ekonomi Pancasila?

(3)

penjajahan yang merupakan sistem ekonomi liberal-kolonial yang bercorak swasta. Sistem ini menimbulkan dominasi pihak modal asing. Keadaan demikian ini tidak dapat ditolerir dan harus dirubah.

Pemerintah mengambil tindakan-tindakan yang lambat laun mendapatkan kedudukan yang semakin besar dalam bifang ekonomi melalui proses pengambil alihan dan nasionalisasi perusahaan asing, yang kemudian dibentuk menjadi perusahaan-perusahaan Negara. Sarino Mangunpranoto menekankan bahwa ilmu ekonomi yang baik haruslah didasarkan atas konsepsi mengenai filsafat manusia yang benar. Inti dari filsafat manusia adalah dicapainya keseimbangan antara aspek badaniah dan aspek rohaniah. Teori ekonomi liberal yang terlalu didasarkan atas filsafat materialisme atau aspek kebendaan dari manusia tidak cocok bagi perekonomian Pancasila yang didasarkan atas cita-cita keseimbangan antara kedua aspek manusia tadi apakah praktek-praktek kebijaksanaan yang dianut telah sesuai dengan cita-cita yang terkandung dalam sistem perekonomian tersebut.

a. Sistem Ekonomi yang terkandung dalam Pancasila

Sesuai dengan rumusan Pancasila yang merupakan persatuan dan kesatuan, di mana di dalam tiap sila tersimpul sila-sila yang lainnya, maka rumusan Pancasila yang sebenarnya dan selengkapnya menurut Prof. Notonagoro, adalah menjadi sebagai berikut:

1. Sila ke-Tuhan-an Yang Maha Esa adalah ke-Tuhan-an Yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, yang berpesatuan Indonesi, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila persatuan Indonesia adalah yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(4)

berke-Tuhan-an Yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila keadilan sosial ba gi seluruh rakyat Indonesia adalah yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpesatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari rumusan Pancasila sebagai satu kesatuan di atas, maka makin jelas pulalah letak dari pada sumber suatu sistem atau subsistem dalam pelaksanaan kebijaksanaan Pancasila, atau penggunaan Pancasila sebagai dasar pelaksanaan segala sesuatu mengenai hidup kenegaraan kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem ekonomi apa yang hendak kita pakai dan di mana letak, atau sumbernya di dalam rumusan Pancasila itu?

Bahwa sistem ekonomi yang terkandung dalam Pancasila terletak pada sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Di dalam perumusannya, sila kelima ini, mempunyai keistimewaan, yaitu mendahului oleh kata-kata, yang menegaskan bahwa empat sila yang mendahuluinya adalah “untuk mewujudkan” apa yang terkandung dalam sila kelima, ialah “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Cita-cita keadilan sosial dimaksud adalah pengejawantahan daripada salah satu cita-cita proklamasi kemerdekaan. Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan penjelmaan naskah proklamasi kemerdekaan kita, memuat segala cita-cita kebangsaan. Di dalam kalimat kedua disebutkan bahwa “perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Dari kata-kata bagian akhir kalimat tersebut di atas yaitu kata-kata “adil dan makmur”, terlihatlah dengan lebih tegas lagi tentang tujuan bangsa kita dengan proklamasi kemerdekaan untuk bernegara.

(5)

yang susunannya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, maka sistem ekonomi yang harus dibangun adalah sistem ekonomi yang pada dasarnya bersifat kekeluargaan atau gotong-royong, yang bangun ilmiahnya merupakan sistem ekonomi Sosialis Pancasila. Sesuai dengan perumusan Pancasila sebagai satu kesatuan, maka istilah yang dipakai dapat mempergunakan:

Sistem ekonomi Sosialis Indonesia, atau Sosialisme Indonesia, atau Sosialisme Indonesia yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, atau Sosialisme-religious, dan lain sebagainya. Akan tetapi satu hal yang tidak boleh ditinggalkan bahwa semua perumusan ilmiah tentang sistem ekonomi yang kita jalankan harus sesuai dengan hakekat Pancasila. Oleh karena itu tepat kiranya kalau kita sepakat untuk menggunakan istilah yang sama dan satu, yaitu Sistem Ekonomi Pancasila.

b. Sistem Ekonomi Pancasila dalam UUD 1945

Bagaimana sifat-sifat dan ciri-ciri yang terkandung dalam sistem Ekonomi Pancasila?

Sesuai dengan kedudukan Pancasila sebagai falsafah dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang letaknya pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu, maka seluruh isi dan jiwa UUD 1945 harus ditafsirkan sesuai dengan falsafah Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila yang merupakan suatu sistem guna mewujudkan cita-cita keadilan sosial yang menyangkut bidang ekonomi, pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Di dalam penjelasan tentang Undang Undang Dasar Negara Indonesia (UUD 1945), tentang pasal 33 tersebut, dapat dinyatakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:

(6)

2. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang.

3. Perekonomian harus disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

4. Cabang-cabang produksi yang penting, bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak, harus dikuasai negara.

5. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia, harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari pokok-pokok unsur tersebut, terkandung penjelasan bahwa sifat-sifat dan ciri-ciri sistem ekonomi yang harus disusun adalah adanya:

- Demokrasi ekonomi

- Kemakmuran masyarakat/sosial - Kekeluargaan

- Ikut campur negara secara langsung dalam pengurusan cabang-cabang produksi dan SDA yang penting

Sifat-sifat dan ciri-ciri ini tidak terdapat didalam sistem kapitalisme, tidak pula terdapat dalam sistem sosialismenya negara-negara lain, tetapi kesemuanya itu terdapat didalam situasi, kondisi dan kepribadian Indonesia. Sehingga dengan demikian sistem ekonomi yang sesuai dengan perumusan pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya, dan yang sesuai dengan Pancasila adalah sistem ekonomi Pancasila atau sistem ekonomi Sosialis Indonesia yang berdasarkan Pancasila atau Sistem Ekonomi Sosialisme Pancasila.

Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari sistem ekonomi Pancasila yaitu : (Mubyarto, 1981). 1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.

2. Komitmen pada upaya pemerataan. 3. Kebijakan ekonomi nasionalis

4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat 5. Pelaksanaan secara terdesentralisasi

Ciri-ciri ekonomi pancasila

(7)

2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.

3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat

3. Perbedaan Sistem-Sistem Ekonomi

Secara umum ada tiga macam sistem ekonomi yang dikenal didunia ini, yakni sistem ekonomi liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni sistem yang tidak 100% kapitalis dan tidak 100% sosialis atau sistem ekonomi yang mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi sosialis.

a. Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan. Sistem Sosialis (Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.

Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis • Pemilikan harta oleh negara • Kesamaan ekonomi

• Disiplin Politik

Ciri-ciri Ekonomi Sosialis:

1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme). 2. Peran pemerintah sangat kuat

3. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi Kebaikan-kebaikan Sosialis

(8)

tinggal.

2. Setiap individu mendapat pekerjaan dan orang yang lemah serta cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan negara.

3. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan (Negara) yang sempurna di antara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian kelebihan atau kekurangan produksi seperti yang berlaku dalam sistem ekonomi kapitalis tidak akan terjadi.

4. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, dan keuntungan yang diperolehnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis

1. Tawar menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi.

2. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak. 3. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk

mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Seluruh kekuasaan akan berada di tangan golongan kaum buruh yang kurang berpendidikan dan beradab, kezaliman, penindasan dan balas dendam menjadi lebih berbahaya daripada sistem ekonomi kapitalis.

b. Sistem Ekonomi Kapitalis

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :

1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi 2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

(9)

4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)

Kebaikan-kebaikan Kapitalisme

1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.

2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya. 3. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga

waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil Kelemahan-kelemahan Kapitalisme

1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.

2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).

c. Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:

1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.

2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.

3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.

4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.

5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.

6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.

7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)

8. Islam melarang riba dalam segala bentuk. Ciri-ciri Ekonomi Islam:

(10)

2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi

3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi

Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis

(11)

Sumber :

Tulus T.H. Tambunan, 2003, Perekonomian Indonesia ; Beberapa Masalah Penting, Jakarta : Ghalia Indonesia

Soemitro, Rochmat, 1983, Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila, cetakan ke-VIII. Jakarta : P.T. ERESCO

Mubyarto dan Boediono, 1981, Ekonomi Pancasila Edisi 1, Yogyakarta : BPFE

http://desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/bentuk-dan-perbandingan-sistem-ekonomi.html

Referensi

Dokumen terkait

Sila Ketuhanan Maha Esa menjiwai sila Kemanusiaaan yang adil dan beradab, sila Persatuan Indonesia, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang mengandung semangat KeTuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 antara lain, sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”,

Sila-sila yang tercantum dalam Pancasila mulai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

Sila dua ini diliputi dan dijiwai sila satu hal ini berarti bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

Kesatuan sila-sila pancasila yang memiliki susunan hierarkis pyramidal ini maka sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,

sopan santun budaya bangsa Indonesia yang sesuai dengan sila kedua dan kelima kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Pancasila sebagai Sistem Etika mengandung lima prinsip dasar Sila mencakup ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin