• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SISIK NAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SISIK NAGA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL

DAUN SISIK NAGA

(

Drymoglossum piloselloides

[L.] Pres)

Poppy Anjelisa Z. Hsb. dan Aminah Dalimunthe

Departemen Farmakologi Farmasi, Fakultas Farmasi USU

Abstrak

Telah dilakukan penelitian aktivitas antioksidan dari daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides [L] Pres.) dalam rangka meningkatkan pemanfaatan antioksidan alami dari tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan dari daun sisik naga. Daun sisik naga diekstraksi secara perkolasi dengan menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator dan dikeringkan dengan freeze dryer sehingga diperoleh ekstrak kental. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun sisik naga diperoleh kadar air 8,03 %, kadar sari larut dalam air 30,77 %, kadar sari larut dalam etanol 18,77 %. Kadar abu total dari serbuk simplisia adalah 4,32 %. Kadar abu tidak larut dalam asam adalah sebesar 1,32 %. Metode Radical Scavenger digunakan untuk menentukan kemampuan antioksidan dari ekstrak yaitu menggunakan senyawa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) sebagai radikal bebas. Absorbansi DPPH diukur dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 516 nm pada waktu 0 – 120 menit. Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH akibat adanya penambahan ekstrak. Kemampuan antioksidan ekstrak rimpang jahe merah memiliki IC50 sebesar 100,76 mcg/ml, hal ini menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 68,2978 mcg/ml ekstrak rimpang jahe merah memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan kategori sedang.

Kata kunci: Drymoglossum piloselloides, antioksidan

PENDAHULUAN

Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis yang banyak melanda masyarakat Indonesia saat ini. Berdasarkan penelitian dinyatakan bahwa 90% penyebab penyakit degeneratif adalah radikal bebas.

(2)

yang bersifat kronis seperti serangan jantung dan kanker. Salah satu senyawa yang dapat mencegah dan mengurangi penyakit kronis tersebut adalah antioksidan (Anonim, 2006).

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Antioksidan yang cukup potensial adalah vitamin E, vitamin C, seng, selenium dan karotenoid. Sebagian besar senyawa tersebut berasal dari tumbuhan (Hermani dkk, 2005)

Salah satu tumbuhan yang berkhasiat antioksidan adalah Sisik

Naga (Drymoglossum piloselloides [L.] Pres) yang sering digunakan

sebagai bahan obat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat yang telah menggunakannya bahwa daun Sisik Naga tersebut berkhasiat untuk mengobati penyakit kanker dan mempunyai efek sebagai antioksidan namun efektifitas tanaman ini belum dilakukan penelitian yang komprehensif.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu untuk dilakukan penelitian pembuktian khasiat daun Sisik naga tersebut diatas sebagai antioksidan.

METODE PENELITIAN Alat

Spektofotometer UV/VIS, Neraca analitis (Vibra), Rotary evaporator, Freeze dryer, Inkubator, Aluminium foil, Blender, Perkolator, Alat alat gelas laboratorium (Erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, labu tentukur 25 ml, tabung reaksi, gelas corong).

Bahan

Daun sisik naga, Etanol p.a., Metanol p.a., 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), Toluen, kloroform, Raksa (II) klorida, Bismuth (II) nitrat, Asam nitrat pekat, Besi (III) klorida, Asam klorida pekat.

Pembuatan Pereaksi

Larutan Pereaksi DPPH 200 µM. Sebanyak 1,9 mg DPPH

ditimbang, kemudian dilarutkan dalam methanol hingga volume 25 ml ( Depkes, 1979 ).

Besi (III) Klorida 1%. Sebanyak 1 g besi (III) klorida dilarutkan dalam air suling sampai 100 ml (Depkes RI, 1978).

Larutan HCl 2N. Sebanyak 7 ml asam klorida pekat diencerkan

dengan air suling sampai 100 ml (Depkes RI, 1978).

Timbal (II) asetat 0,4 M. Timbal (II) asetat sebanyak 15,17 g

(3)

Prosedur Penelitian

Pengumpulan dan Pengolahan Sampel. Sampel yang digunakan

adalah daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides (Linn.) Persl.) dewasa berwarna hijau tua yang tumbuh menempel pada tanaman sawit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tempat tumbuh di daerah lain. Sampel diambil dari desa Kuala Tanjung, kecamatan Air Putih, kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Daun sisik naga dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci dengan air bersih sampai bersih, kemudian ditiriskan lalu ditimbang berat seluruhnya sebagai berat basah yaitu 7,7 kg. Kemudian dikeringkan di lemari pengering hingga kering, yang ditandai dengan mudah hancur jika sampel diremas. Setelah kering sampel ditimbang sebagai berat kering yaitu 837 gram, kemudian diserbuk menggunakan blender. Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan etanol 96% secara perkolasi.

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia. Skrining

fitokimia serbuk daun dilakukan menurut Depkes (1979) dan Farnsworth (1966) meliputi pemeriksaan terhadap alkaloida, glikosida, glikosida antrakinon, saponin, tanin, dan triterpenoida/steroid. Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar sari larut dalam air dan penetapan kadar sari larut dalam etanol (DitJen POM, 1989).

Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer Visibel. Dibuat larutan induk dengan konsentrasi 1000 µg/ml. Kemudian

dibuat konsentrasi larutan uji 20 µg/ml; 40 µg/ml; 60 µg/ml; 80 µg/ml; 100 µg/ml. Ke dalam masing- masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Kemudian dibuat larutan blangko sebagai pembanding.

Absorbansi DPPH diukur dengan spekrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 516 nm, pada waktu selang 5 menit mulai dari 0 menit sampai 30 menit. Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH akibat adanya penambahan sampel. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan ekstrak tersebut dihitung sebagai persen inhibisi (% inhibisi) dengan rumus sebagai berikut:

(Akontrol – Asampel)

% inhibisi = --- x 100% A sampel

(4)

Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak (µg/ml) sebagai absis (sumbu X) dengan nilai % inhibisi (antioksidan) sebagai ordinatnya (sumbu Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia rimpang jahe merah diperoleh kadar air 8,03 %, kadar sari larut dalam air 30,77 %, kadar sari larut dalam etanol 18,77 %. Makin tinggi kadar sari yang larut dalam air menunjukkan bahwa banyak senyawa polar yang terkandung di dalamnya. Makin tinggi kadar sari yang larut dalam etanol menunjukkan bahwa kandungan senyawa bioaktif makin tinggi. Kadar abu total dari serbuk simplisia adalah 4,32 %. Makin tinggi kadar abu total menunjukkan bahwa kandungan senyawa anorganik semakin tinggi. Kadar abu tidak larut dalam asam adalah sebesar 1,32 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada serbuk simplisia tersebut mengandung sedikit senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam. Seluruh pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia rimpang jahe merah diatas memenuhi persyaratan karakteristik serbuk simplisia yang ditetapkan pada buku Materia Medika Indonesia.

Hasil skrining fitokimia dari daun sisik naga menunjukkan adanya golongan flavanoida, tanin, steroida/triterpenoida, minyak atsiri, dan glikosida. Hasil pemeriksaan kemampuan antioksidan yang dilakukan terhadap ekstrak etanol dari simplisia dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 516 nm selama 2 jam selang 15 menit, diperoleh penurunan absorbansi dari masing-masing larutan uji dengan konsentrasi 200 ppm, 400 ppm, 800 ppm, dan 1600 ppm dibandingkan dengan larutan blangko (tanpa penambahan ekstrak) yang dapat dilihat pada gambar 1.

Penurunan nilai absorbansi DPPH ini mempunyai arti bahwa telah terjadi penangkapan radikal DPPH oleh larutan uji. Dengan penangkapan radikal tersebut mengakibatkan ikatan rangkap diazo pada DPPH berkurang sehingga terjadi penurunan absorbansi.

Suatu antioksidan dapat bertindak sebagai donor hidrogen ataupun donor elektron. Pemberian atom hidrogen oleh antioksidan yang bertindak sebagai donor hidrogen merupakan tahap awal dari mekanisme antioksidan melalui radical scavenger (pembasmi radikal) (Cahyana, 2002).

(5)

Gambar 1: Kurva absorbansi vs waktu

Spektrum UV-Vis umumnya digunakan untuk melacak atau mendeteksi sistem konjugasi. Pada umumnya molekul tanpa ikatan rangkap dan molekul dengan hanya satu ikatan rangkap tidak menyerap sinar di daerah 200-800 nm. Sistem konjugasi dapat dideteksi di daerah ini, dan semakin banyak ikatan rangkap terkonjugasi semakin panjang gelombang serapan maksimumnya (Suminar, 1983).

Dari data pengukuran nilai absorbansi pada waktu 2 jam, dapat dianalisis pengaruh konsentrasi sampel uji terhadap persentase inhibisi, seperti dapat dilihat pada gambar 2.

Grafik persen inhibisi antioksidan versus waktu menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sisik naga maka semakin besar kemampuannya sebagai antioksidan. Konsentrasi ekstrak daun sisik naga 1600 ppm memiliki aktifitas antioksidan yang mendekati vitamin C. Hasil perhitungan nilai IC50 dengan menggunakan persamaan garis linier dimana konsentrasi (mcg/ml) sebagai absis (sumbu x) dan nilai % inhibisi sebagai ordinatnya (sumbu Y) diperoleh nilai IC50 larutan uji dari ekstrak daun sisik naga sebesar 100.76 mcg/ml.

Kemampuan antioksidan diukur dengan nilai hambatan radikal bebas, meski belum diketahui jenis senyawa aktif yang dikandungnya.

Nilai IC50 adalah nilai yang menunjukkan kemampuan antioksidan

(6)

(Cahyana, 2002). Kemampuan antioksidan ekstrak daun sisik naga memiliki IC50 sebesar 100.76 mcg/ml, hal ini menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 100.76 mcg/ml ekstrak daun sisik naga dapat menangkal radikal bebas DPPH sebesar 50%.

Gambar 2: Grafik persen inhibisi vs konsentrasi

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun sisik naga diperoleh kadar air 8,03 %, kadar sari larut dalam air 30,77 %, kadar sari larut dalam etanol 18,77 %. Kadar abu total dari serbuk simplisia adalah 4,32 %. Kadar abu tidak larut dalam asam adalah sebesar 1,32 %.

Hasil pemeriksaan terhadap aktifitas antioksidan yang dilakukan terhadap ekstrak etanol dari simplisia dengan Spektrofotometer Sinar Tampak pada panjang gelombang 516 nm selama 0-120 menit diperoleh penurunan absorbansi dari masing-masing larutan uji dibandingkan dengan larutan kontrol menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sisik naga memiliki kemampuan sebagai antioksidan.

Kemampuan antioksidan ekstrak daun sisik naga memiliki IC50 sebesar 100.76 mcg/ml, hal ini menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 100.76 mcg/ml, ekstrak daun sisik naga memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan kategori sedang.

Saran

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2006). diakses 13 Juni 2008.

Anonim (2002). http//www.philippinealternativemedicine.com/ herbfiendeh_ vernonia.html. diakses 13 Juni 2008.

Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal. 7.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. Hal. 9, 31, 902.

Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1-5.

Ditjen POM. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 513-522, 536-540, 549-553.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman. 3-5, 10-11.

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plant. Journal of Pharmaceutical Science. 55 (3): 262-263.

Harbone, J.B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern

Menganalisa Tumbuhan. Penerjemah Kosasih Padmawinata dan

Iwang Soediro. Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal 147-154.

Hariana.A. (2006). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 3. Cetakan Kedua. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 91-92.

Lawrence, G. H. M. (1964). Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company. P. 334-342.

Lembaga Biologi Nasional. (1979). Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal. 7, 111.

Gambar

Gambar 1: Kurva absorbansi vs waktu
Gambar 2: Grafik persen inhibisi vs konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

19 UK/UTN SM3T Matematika DEWI SALMA TOSMIN KANSIL Universitas Negeri Manado PPG SM3T UTAMA MENGULANG 20 UK/UTN SM3T Matematika DOWAN WURITIMUR Universitas Negeri Manado PPG SM3T

In the figure (2) two synthetic stereo pair is shown in which right image is brighter than the left image due to improper angular deviation and the delay in capturing time cause

tersedia diperoleh atau disimpan oleh PT ASTRA AVIVA LIFE (sesuai yang tercantum pada formulir ini atau sarana lain), kepada pihak-pihak lain (termasuk tetapi tidak terbatas

The purpose of this study is to compare the performance of first hybrid polarimetric spaceborne satellite RISAT-1 data and simulated hybrid polarimetric data from quad-pol

Data yang dianalisis dalam kajian ini diperoleh dari hasil pengukuran karakteristik massa air, yakni temperatur dan salinitas dengan menggunakan CTD ( conductivity,

Universitas Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemahaman perpajakan, tarif pajak, sanksi pajak, mekanisme pembayaran pajak, kesadaran wajib pajak dan kualitas

termasuk dalam kategori sedang dan kecenderungan prestasi belajar matematika termasuk dalam kategori tinggi. Dalam penelitian ini pengujian prasyarat maupun