• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Ubi Jalar Ungu dengan Air dan Konsentrasi Starter terhadap Mutu Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Ubi Jalar Ungu dengan Air dan Konsentrasi Starter terhadap Mutu Minuman Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ubi Jalar

Ubi jalar biasanya dikonsumsi sebagai makanan pokok di daerah Nias dan

Irian Jaya. Ubi jalar memiliki rasa yang manis. Jika semakin lama disimpan maka

rasa ubi jalar semakin manis (Tarwotjo, 1998). Hal ini karena sebagian besar pati

berubah menjadi maltose (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Berdasarkan warna umbi, ubi jalar dibedakan menjadi beberapa golongan

yaitu: ubi jalar putih yang memiliki daging umbi berwarna putih; ubi jalar kuning

yang memiliki daging umbi berwarna kuning, kuning muda, atau putih

kekuning-kuningan; ubi jalar oranye yang memiliki daging umbi berwarna oranye, dan ubi

jalar ungu yang memiliki daging umbi berwarna ungu hingga ungu muda

(Juanda dan Cahyono, 2000).

Ubi jalar merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki potensi

sebagai sumber antioksidan. Selain mengandung antioksidan, ubi jalar juga

mengandung oligosakarida, yang merupakan komponen non gizi yang tidak

tercerna tetapi bermanfaat bagi pertumbuhan bakteri probiotik sehingga ubi jalar

dapat berfungsi sebagai prebiotik. Oleh karena itu penambahan ubi jalar dalam

yoghurt juga mempengaruhi kehidupan mikroba kultur yoghurt yang digunakan

dan proses fermentasi yoghurt (Apraidji, 2006).

Serat ubi jalar merupakan oligosakarida sehingga dapat memudahkan

buang angin (Herdin, 2012), yang disebabkan tidak tercernanya oligosakarida

berupa stakhiosa dan raffinosa di usus halus yang kemudian senyawa tersebut

(2)

mikroba menghasilkan sejumlah gas. Gas tersebut yang menyebabkan perut

menjadi kembung dan selalu ingin buang gas (Astawan, 2009).

Ubi jalar mengandung bermacam kandungan yang berbeda pada setiap

warnanya. Menurut warna ubi jalar beraneka ragam seperti putih, ungu, merah,

kuning atau oranye. Ubi jalar yang berwarna kuning kaya akan betakaroten

(provitamin A) dan vitamin C. Umbi berwarna ungu juga merupakan sumber

vitamin C dan betakaroten (provitamin A) yang sangat baik. Bahkan, kandungan

betakarotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar berdaging kuning. Sementara

itu, ubi jalar berdaging putih tidak mengandung vitamin tersebut atau sangat

sedikit. Namun, umbi yang berwarna putih dapat dijadikan tepung karena

berkadar bahan kering tinggi (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Ubi Jalar Ungu

Di dalam ubi jalar ungu terkandung zat yang disebut antosianin.

Antosianin ubi jalar ungu memiliki fungsi fisiologis seperti antioksidan,

antikanker, antibakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung

dan stroke. Ubi jalar ungu bisa menjadi antikanker karena didalamnya ada zat

aktif yang dinamakan selenium dan iodin dan dua puluh kali lebih tinggi dari jenis

ubi yang lainnya (Ripiu, 2010).

Selain itu pigmen warna ungu pada ubi jalar ungu bermanfaat sebagai

antioksidan karena dapat menyerap polusi udara, racun, oksidasi dalam tubuh, dan

menghambat penggumpalan sel-sel darah. Kandungan bermanfaat lainnya dalam

ubi jalar ungu adalah betakaroten. Semakin pekat warna ubi jalar ungu, maka

semakin pekat betakaroten yang ada dalam ubi jalar ungu. Betakaroten, selain

(3)

melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi sel dan sistem syaraf,

berperan dalam pembentukan hormon endokrin. Kurangnya melatonin akan

menyebabkan gangguan tidur dan penurunan daya ingat, dan menurunnya hormon

endokrin yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Ubi jalar ungu juga

mengandung serat pangan alami yang tinggi, kadar Glycemic Index rendah, dan

oligosakarida (Ripiu, 2010).

Komposisi Kimia Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar ungu merupakan bahan pangan sumber energi dalam bentuk gula

dan karbohidrat. Umbi ini mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh

tubuh seperti kalsium, zat besi, vitamin A maupun vitamin C. Bahkan dengan

mengkonsumsi ubi jalar ungu, kita dapat mengurangi penyakit pencernaan, seperti

kanker usus dan lever. Hal ini dimungkinkan karena ubi jalar ungu mengandung

serat pangan (Jaya, 2010).

Ubi jalar ungu kaya akan karbohidrat dan energi yang mampu mengembalikan tenaga.

Kandungan serat dan pektin di dalam ubi jalar ungu sangat baik untuk mencegah

gangguan pencernaan seperti wasir, sembelit hingga kanker kolon. Kandungan

serat bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan prebiotik merangsang

pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi

lebih baik dan usus lebih bersih (Hasyim dkk., 2008). Sebagian besar serat ubi jalar

ungu merupakan serat larut, yang bekerja seperti busa spon. Serat menyerap kelebihan

lemak/ kolesterol darah, sehingga kadar lemak/ kolesterol dalam darah tetap aman

(4)

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar ungu dalam tiap 100 gram bahan segar

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992)

Manfaat Ubi Jalar Ungu

Kandungan antosianin (zat warna pada tanaman) dari ubi jalar ungu

berkisar antara 14,68 – 210 mg/100 gram bahan. Besar kandungan antosianin

dalam ubi jalar ungu tergantung pada intensitas warna pada umbi tersebut.

Semakin ungu warna umbinya, maka kandungan antosianinnya semakin tinggi.

Antosianin ini merupakan antioksidan alami yang dapat mencegah penyakit

kanker, jantung, tekanan darah tinggi, katarak, dan bahkan dapat menghaluskan

kulit. Namun demikian, jangan berlebihan dalam mengkonsumsi antosianin ini

karena dapat menyebabkan keracunan. Berdasarkan ADI (Acceptable Daily

Intake), konsumsi maksimum antosianin yang diperbolehkan per hari sebesar 0,25 mg/kg berat badan kita (Jaya, 2010).

Minuman Probiotik

Probiotik berasal dari bahasa Latin yang berarti untuk kehidupan, disebut

(5)

Apabila didefinisikan secara lengkap, probiotik adalah kultur tunggal atau

campuran dari mikroorganisme hidup yang apabila diberikan ke manusia atau

hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan pertumbuhan bakteri

patogen/ bakteri jahat yang ada di usus manusia/ hewan (Gilliland, 2000).

Secara umum, fungsi probiotik hampir sama dengan antibiotik, yaitu dapat

meningkatkan kesehatan. Bedanya, mekanisme kerja antibiotik langsung

membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan dan meninggalkan residu

dalam jaringan tubuh, sedangkan probiotik menekan pertumbuhan

mikroorganisme yang tidak diinginkan dan merangsang mikroorganisme sejenis,

serta tidak meninggalkan residu dalam jaringan (Fuller, 1992). Probiotik

menawarkan alternatif yang lebih baik untuk memperbaiki keseimbangan

mikroflora usus yang terganggu daripada antibiotik (Hull dan Evans, 1992).

Minuman probiotik termasuk dalam makanan fungsional yang mempunyai

kandungan komponen aktif dan dapat memberikan efek terhadap kesehatan. Ada

tiga fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh makanan fungsional, yaitu (1) sensory

(warna dan penampilan menarik, citarasa enak), (2) nutritional (bernilai gizi

tinggi), dan (3) Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang

menguntungkan bagi tubuh). Beberapa fungsi fisologis yang diharapkan adalah

(a) pencegahan timbulnya bahaya penyakit; (b) meningkatkan daya tahan tubuh;

(c) regulasi kondisi ritme fisik tubuh; (d) memperlambat proses penuaan; dan

(e) penyehatan kembali dari sakit (recovery) (Kusmawati, 2008).

Probiotik menjaga kesehatan usus, membantu penyerapan makanan,

produksi vitamin, dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen. Selain itu dapat

(6)

karsinogenesis, dan menghambat penuaan (Cartney, 1997). Sifat-sifat yang harus

dimiliki probiotik agar efektif menghasilkan nutrisi dan efek therapeutic adalah:

(1) dapat bertahan hidup, artinya bakteri yang dimakan harus dapat bertahan

sampai usus kecil dan melewati asam lambung, sehingga bakteri ini harus dapat

hidup pada pH yang sangat rendah; (2) resisten terhadap bile, di usus kecil dan

kolon mengandung asam bile dalam konsentrasi tinggi yang dapat membunuh

mikroorganisme; (3) sifat adhesi, mikroorganisme probiotik memiliki sifat adhesi

terhadap sel epitel usus agar dapat bertahan hidup; dan (4) memproduksi

antimikroba, bakteri probiotik menghasilkan produk yang dapat menghambat

keberadaan organisme lain dalam usus (Fuller, 1992).

Yoghurt

Produk biomassa mikroba yang dapat dikonsumsi sebagai produk akhir,

misalnya dalam fermentasi susu menghasilkan produk-produk yoghurt, kefir atau

susu asam lainnya. Dalam hal ini sebenarnya mikroba berperan ganda yaitu

sebagai agensia produksi atau agensia transformasi untuk mengubah susu menjadi

produk susu fermentasi dan sekaligus sel-sel mikrobanya sendiri juga berguna

untuk sistem pencernaan (Yuwono, 2006).

Produk susu fermentasi seperti yoghurt dan kefir telah dikonsumsi oleh

banyak orang diseluruh penjuru dunia dan seperti semua makanan fermentasi

lainnya, susu fermentasi mengandung banyak jenis bakteri menguntungkan yang

penting untuk sistem pencernaan. Susu fermentasi sangat berpengaruh baik bagi

keseluruhan kesehatan manusia sebagai makanan fungsional yang kini dianggap

(7)

Yoghurt adalah produk susu yang dikulturkan, dibuat dengan

menambahkan kultur bakteri baik pada bahan baku susu. Kultur baik ini dapat

memberikan properti atau sifat khas dari yoghurt. Organisme ini akan

memfermentasi dan mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam laktat dan

menciptakan flavour tertentu pada yoghurt (Sugiono dan Mahenda, 2004).

Yoghurt mempunyai tekstur diantara minuman beralkohol dan keju

lembut. Manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi yoghurt yaitu lebih

mudah dicerna dari pada susu, penting untuk kesehatan usus, membantu

penyembuhan infeksi usus, mengandung banyak kalsium, sumber protein yang

sangat baik, dapat menurunkan kolesterol, dan sebagai makanan untuk

pertumbuhan (Sears, dkk., 2004).

Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu dengan atau tanpa

menambahkan susu bubuk atau susu skim bubuk. Sumber susu segar dapat berasal

dari susu sapi, kerbau, kambing atau onta. Namun dari semua itu susu sapi paling

umum digunakan. Yoghurt umumnya dibuat dari susu skim. Susu skim adalah

bagian susu yang tertinggal setelah krim diambil sebagian atau seluruhnya dalam

proses separasi. Susu skim mengandung semua komponen gizi dari susu yang

tidak dipisahkan, kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam lemak

(Surajudin, dkk., 2005).

Dalam pembuatan yoghurt secara alami, susu yang akan difermentasi

dipanaskan sampai 90oC selama 15 – 30 menit, kemudian didinginkan sampai

43oC, diinokulasi dengan 2% kultur campuran Lactobacillus bulgaricus dan

(8)

sampai tercapai keasaman yang dikehendaki 0,85 – 0,90% dan pH 4,0 – 4,5.

Kemudian produk didinginkan sampai 5oC untuk dikemas (Buckle, dkk., 2009).

Standar Nasional Indonesia (SNI) yoghurt dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Syarat mutu yoghurt

(9)

Penyediaan Starter Yoghurt

Kultur yoghurt mempunyai peran penting dalam proses asidifikasi dan

fermentasi susu. Kualitas hasil akhir yoghurt sangat dipengaruhi oleh komposisi

dan preparasi kultur starter. Komposisi starter harus terdiri dari bakteri termofilik

dan mesofilik. Yang umum digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dengan

suhu optimum 42o – 45oC dan Streptococcus thermophillus dengan suhu optimum

38o – 42oC. Perbandingan jumlah starter biasanya 1:1 sampai 2:3. Selama

pertumbuhan terjadi simbiosis antara kedua jenis bakteri (Hidayat, dkk., 2006).

Bahan yang Ditambahkan pada Pembuatan Yoghurt

Susu Bubuk

Susu dan produk olahannya merupakan makanan yang bergizi tinggi bagi

manusia, sekaligus sebagai substrat yang baik berbagai jenis mikroba. Secara

alamiah, susu mengandung bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus sp dan

Streptococcus sp yang pada kondisi suhu ruang akan cepat mengubah susu menjadi asam melalui proses fermentasi spontan yang akan menggumpalkan susu

(Rahman dkk., 1992).

Produk susu kering atau tepung susu dibuat sebagai kelanjutan dari proses

penguapan. Biasanya kadar air dikurangi sampai dibawah 5% dan sebaiknya harus

kurang dari 2%. Susu utuh, susu skim dan bahkan campuran dari keduanya dapat

dikeringkan, dan proses itu juga dapat diterapkan pada produk sampingan susu

seperti whey dan susu mentega (Buckle, dkk., 2009).

Susu murni (full cream) mengandung kadar lemak yang tinggi sekitar

(10)

kasium yang lebih tinggi dari susu full cream. Dalam setiap 250 ml susu skim

terdapat 301 mg kalsium dan dalam susu full cream hanya 276 mg kalsium

(Herawati, 2011).

Gula

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltose, sukrosa, dan laktosa

mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa

manisnya, kelarutan didalam air, energi yang dihasilkan, mudah tidaknya

difermentasi oleh mikroba tertentu, daya pembentukan karamel jika dipanaskan

dan pembentukan kristalnya. Gula-gula tersebut pada konsentrasi yang tinggi

dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat digunakan sebagai bahan

pengawet. Beberapa di antaranya yaitu gula-gula pereduksi yang dapat bereaksi

dengan protein membentuk warna gelap yang dikenal sebagai reaksi browning.

Pada umumnya gula-gula tersebut di atas lebih cepat dimanfaatkan oleh tubuh

daripada karbohidrat lain (Heddy, dkk., 1994).

Starter

Citarasa dan mutu suatu produk fermentasi seperti minuman probiotik,

berkaitan erat dengan proses fermentasi oleh starter yang digunakan. Kultur starter

yang umum digunakan dalam pembuatan minuman probiotik sejenis yoghurt

adalah kultur campuran dari Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, dan

Streptococcus thermophilus subsp. Salivarus. Kedua bakteri ini dapat memberikan flavor yang memuaskan pada kondisi yang optimum

(11)

Fermentasi susu menjadi yoghurt dilakukan dengan bantuan bakteri asam

laktat yaitu Lactobacilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.

L. bulgaricus adalah bakteri gram positif berbentuk batang dan tidak membentuk endospora. Dalam susu, L. bulgaricus akan mengubah laktosa menjadi asam

laktat. Bakteri asam laktat bersifat termodurik dan homofermentatif, dengan suhu

optimum untuk pertumbuhannya sekitar 450C. Kondisi optimum untuk

pertumbuhannya adalah sedikit asam atau sekitar pH 5,5. S. thermophilus adalah

bakteri gram positif berbentuk bulat, sering pertumbuhannya berbentuk rantai.

Bakteri ini dapat diklasifikasikan sebagai bakteri homofermentatif dan termodurik

dengan pH optimum untuk pertumbuhannya sekitar 6,5

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar ungu dalam tiap 100 gram bahan segar
Tabel 2. Syarat mutu yoghurt

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Berdasarkan fadhilah-fadhilah tersebut maka cukup jelas bahwa amalan shalawat nariyah secara tidak langsung apabila dilakukan secara istiqomah akan memberikan

Dalam hal ini, solusi dari adanya masalah-masalah baru yang bermunculan, dengan membuat suatu aplikasi pemutar audio, yang dalam pembuatannya mendukung adanya

Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk bidang periklanan, khususnya iklan ponsel yang disajikan melalui sebuah sistem yang dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat umum

3.. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Kerja dan Susunan Organisasi Lembaga Kerja Sama Tripartit {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 24,

Pada tahap pembuatan perlu diperhatikan benar berapa besar memori yang akan digunakan, karena terbatasnya memori yang dimiiliki oleh sebuah

Setelah dipertimbangkan dengan beberapa syarat, maka dinyatakan dapat memenuhi untuk diberi keringanan biaya pendidikan bagi mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Tahun

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan mempunyai kualifikasi Kecil dan klasifikasi Bangunan- bangunan komersial baik