BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mati adalah satu peristiwa dalam kehidupan yang sudah pasti akan
terjadi. Kematian merupakan peristiwa yang misterius, karena tidak ada orang
yang tahu kapan kedatangannya. Ketidakpastian akan datangnya suatu
kematian memunculkan tinjauan tentang kematian dari berbagai segi, baik dari
segi keilmuan maupun dari segi keilahian (Ke-Tuhanan). Segi keilmuan
memandang kematian terkait dengan pengalaman yang dialami dalam dunia,
yaitu bagaimana sikap manusia dalam menghadapi kematian. Sedangkan dari
segi agama atau keilahian memandang kematian berdasarkan iman, yaitu
mengenai kehidupan manusia setelah kematian. Kematian adalah satu peristiwa
yang belum dimengerti oleh manusia, suatu pengalaman yang tidak terjajaki.
Manusia merasa tidak aman dan tidak berdaya bila menghadapi kematian,
musuh yang begitu menakutkan, musuh yang tidak memandang usia, kekayaan
maupun kedudukan (Hunt & Gladys 2009: 1).
Kastenbaum (Santrok 2011: 240) menyatakan bahwa kematian tidak
dapat dihindari, setiap orang terlibat dengan kematian pada suatu titik, entah
kematiannya sendiri atau orang lain. Beberapa individu bahkan memiliki peran
yang lebih sistematis terhadap kematian, seperti orang – orang yang bekerja di
Topik pembahasan mengenai kematian dapat menimbulkan
pemberontakan yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa manusia.
Kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan datang dan lenyaplah semua
yang dicintai serta semua yang dapat dinikmati dalam hidup ini. Kesadaran ini
memunculkan sebuah protes berupa penolakan bahwa masing-masing manusia
tidak mau mati (Hidayat 2005: xvi).
Kematian juga sering dikaitkan dengan agama, dalam Roma 14 : 8
dikatakan bahwa “ sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Dan dalam surat An-Nisa ayat 78 pun dikatakan “dimana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang
tinggi, lagi kokoh, ….”.
Kepastian akan datangnya kematian dan ketidakpastian kapan
datangnya membuat manusia sadar tentang keberakhiran dan
ketidakberdayaannya. Kematian datang dengan cara dan waktu yang
berbeda-beda pada setiap manusia. Manusia bertindak religius dengan harapan dapat
lebih siap dalam menghadapi kematian. Religiusitas dapat selalu dikaitkan
dengan kecemasan terhadap kematian karena agama sering membahas
mengenai kematian.
Glock dan Stark 1968 (Puteri 2014: 16), religiusitas merupakan
keberagaman yang menunjukan pada ketaatan dan komitmen seseorang
terhadap agamanya, yang dapat dilihat dari perilaku, sikap, perkataan, serta
Kemisteriusan kematian dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan
kepada individu. Tidak hanya pada kondisi yang belum siap tetapi juga
mengenai kekhawatiran akan orang-orang yang ditinggalkan.
Penelitian Archentari (2015) yang berjudul “Hubungan Antara
Religiusitas Dengan Kecemasan terhadap Kematian Pada Individu Fase dewasa
Madya Di PT Tiga Serangkai Group”. Hasil analisis desriptif menunjukkan
religiusitas subjek berada pada kategori Tinggi dan kecemasan terhadap
kematian berada pada kategori Rendah. Berdasarkan hasil analisis statistik
menggunakan regresi linier sederhana, didapatkan koefisien korelasi -0,363
dengan p= 0,030 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian. Nilai koefisien korelasi
menunjukkan tanda arah negatif, artinya semakin tinggi religiusitas maka
semakin rendah kecemasan terhadap kematian atau sebaliknya semakin tinggi
kecemasan terhadap kematian maka semakin rendah religiusitas. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Muthoharoh dan Andriani (2014) berjudul
“Hubungan Antara religiusitas Dengan Kecemasan Kematian Pada Dewasa
Tengah”. Penelitian dilakukan kepada 67 orang setengah baya, yaitu berusia
40-60 tahun yang terdiri dari 32 laki-laki dan 35 perempuan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa religiusitas tidak berkorelasi dengan kecemasan kematian
pada dewasa tengah dengan nilai p= 0,425(>0,05) dan koefisien korelasi -0,099.
Dua penelitian Archentari (2015) dan Mutoharoh dan Andriani (2014)
memiliki hasil yang berbeda padahal melibatkan subjek setengah baya. Adanya
mengenai ada tidaknya hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan
kecemasan terhadap kematian.
Subjek yang akan diteliti oleh penulis adalah individu setengah baya.
Individu setengah baya atau usia dewasa madya adalah individu usia 40-60
(Hurlock 1991: 320). Menurut Kalish dan Reynolds (dalam Santrok 2011: 249)
individu pada fase dewasa tengah memiliki ketakutan yang lebih besar terhadap
kematian dibandingkan orang dewasa yang lebih muda atau lebih tua.
Subjek penelitian ini merupakan individu setengah baya yang berada di
desa Randusari, karena berdasarkan pengalaman peneliti di desa ini terdapat
beberapa individu setengah baya yang mengalami kecemasan terhadap
kematian. Maka dari itu peneliti melakukan pra penelitianpada 24 November
2016 kepada 34 orang responden didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kategori Kecemasan Terhadap Kematian
Range Skor Kategori Frekuensi Presentase
(%)
5 – 7 Rendah 1 2,8
8 – 10 Sedang 8 22,8
11 – 13 Tinggi 26 74,4
TOTAL 34 100
Maksimum 13
Minimum 5
Melihat dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar (74,4 %)
Tabel 1.2 Kategori Religiusitas
Range Skor Kategori Frekuensi Presentase
(%)
Berdasarkan tabel 1.2 sebagian besar (94%) responden memiliki
religiusitas pada kategori Rendah.
Tabel 1.3 Hasil Korelasi
Correlations
religiusitas das
Kendall's tau_b religiusitas Correlation Coefficient 1.000 -.376*
Sig. (1-tailed) . .014
N 34 34
das Correlation Coefficient -.376** 1.000
Sig. (1-tailed) .014 .
N 34 34
*. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari tabel 1.3 dapat diketahui nilai sig (1-tailed) 0,014 (<0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah
negatif antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada individu
setengah baya di desa Randusari. Nilai koefisien korelasi rxy = -,376**
menunjukan adanya korelasi yang rendah dengan arah negatif atau dapat berarti
bahwa semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan
terhadap kematian begitu juga sebaliknya semakin tinggi skor kecemasan
penelitian yang telah dilakukan masih dalam populasi yang terbatas, sementara
penelitian ini adalah penelitian survei dan membutuhkan populasi serta sampel
yang memadai. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian yang memadai untuk
memastikan ada tidaknya hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara
religusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada individu setengah baya
desa Randusari.
1.2Rumusan Masalah
Adakah hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara religiusitas
dengan kecemasan terhadap kematian pada individu setengah baya di desa
Randusari?
1.3Tujuan Penelitian
Mengetahui signifikansi hubungan dengan arah negatif antara religiusitas
dengan kecemasan terhadap kematian pada individu setengah baya desa
Randusari.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritik :
Penelitian ini diharapkan dapat memastikan hubungan antara religiusitas
dengan kecemasan terhadap kematian. Bila ditemukan hasil dalam
penelitian ini adanya hubungan yang signifikan dan negatif antara perilaku
religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian maka sejalan dengan hasil
penelitian Archentari (2015). Bila ditemukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian maka
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kepala Desa
Randusari mengenai kecemasan kematian yang dialami oleh penduduk
setengah baya di desa Randusari hubungannya dengan religiusitas, sehingga
dapat merancang program-program atau kegiatan-kegiatan yang berguna
untuk meningkatkan religiusitas dengan harapan dapat menurunkan
kecemasan terhadap kematian.
1.5Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian korelasional ini bahasan dimulai
dari Bab I yaitu Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, berisi mengenai
alasan yang melatarbelakangi penelitian ini dilaksanakan. Rumusan masalah,
berisi persoalan yang perlu dipecahkan yaitu berupa pertanyaan yang perlu
dijawab melalui penelitian ini. Tujuan penelitian, berupa jawaban atas rumusan
masalah yang perlu dijawab dengan melalukan penelitian ini. Manfaat
penelitian, berisi manfaat apa saja diperoleh dari penelitian ini baik secara
praktis maupun teoritis. Sistematika penulisan, berisi garis-garis besar isi
Tugas akhir.
Bab II Landasan Teori berisi uraian penad mengenai landasan teori
yaitu tentang kecemasan akan kematian dan perilaku religiusitas. Pada Bab II
juga diulas tinjauan penad penelitian yang berhubungan dengan kecemasan
terhadap kematian dan religiusitas yang hasil-hasil penelitiannya saling
Bab III Metode Penelitian berisi tentang jenis penelitian, populasi dan
sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik
pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan
dalam penelitian, uji normalitas data yang diperoleh, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi
subjek penelitian, analisis deskriptif, analisis korelasional antara religiusitas
dengan kecemasan terhadap kematian, uji hipotesis, hasil dan pembahasan atas
hasil penelitian yang didapatkan
Bab V Penutup berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran bagi