3
ABSTRAK
Ultisol sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia dengan luasan mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia. Karakteristik Ultisol yang bermasalah untuk budidaya tanaman kedelai adalah kemasaman dan nilai kejenuhan Al yang tinggi yang umumnya dinetralisir dengan pengapuran. Selain menurunkan kemasaman dan menekan kejenuhan Al, pengapuran juga meningkatkan kadar Ca tanah. Peningkatan kadar Ca tanah pada taraf tertentu diduga mempengaruhi kadar K tanah serta serapan K tanaman. Sehingga perlu diketahui dosis kapur CaCO3 dan
pupuk KCl yang dapat mencapai kecukupan serapan Ca dan K yang seimbang untuk tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dari bulan Juli sampai September 2014, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor yaitu kapur CaCO3 (0xAl-dd, 1xAl-dd, 2xAl-dd, dan 3xAl-dd), dan pupuk
KCl (0 kg/ha, 100 kg/ha, 200 kg/ha, dan 300 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapur CaCO3 berpengaruh nyata dalam
meningkatkan pH, Ca-dd, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serta serapan Ca tanaman, dan menurunkan Al-dd serta serapan K tanaman kedelai. Dosis kapur CaCO3 untuk meningkatkan serapan Ca, serapan K, serta berat kering tajuk
maksimal tanaman kedelai di tanah Ultisol adalah 1.73 – 1.87 (x Al-dd). Pemberian pupuk KCl berpengaruh nyata dalam meningkatkan K-dd dan bobot kering tajuk serta menurunkan serapan Ca tanaman kedelai. Dosis pupuk KCl untuk meningkatkan serapan Ca maksimal tanaman kedelai di tanah Ultisol adalah 165 kg/ha. Sedangkan Interaksi kapur CaCO3 dan pupuk KCl tidak berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan serta serapan K dan Ca tanaman kedelai di tanah Ultisol.
Kata Kunci : Pengapuran, Kalium, Kedelai
4
ABSTRACT
Ultisols potentially for the development of dryland agriculture in Indonesia with an area reached 45.794.000 hectares, or about 25% of the total land area of Indonesia. Characteristics of Ultisols problematic for soybean cultivation are acidity and high Al saturation that generally neutralized by liming. Beside reducing the acidity and pressing Al saturation, liming also increased the Ca content of the soil. Increased levels of soil Ca to some extent have influenced to the levels of soil K and plant K uptake. So, the doses of CaCO3 and KCl that
can achieve sufficient plant uptake of Ca and K of soybean need to know. This research was conducted at screen house of the Agricultural Faculty University of North Sumatra, Medan from July to September 2014,by using a Randomized Block Design consisting of two factors, CaCO3 (0xAl-dd, 1xAl-dd, 2xAl-dd, and
3xAl-dd), and KCl (0 kg/ha, 100 kg/ha, 200 kg/ha, and 300 kg/ha). The results showed that CaCO3 application has the significant effect in increasing pH,
Ca-dd, shoot dry weight, root dry weight, and plant Ca uptake, and in decreasing Al-dd and Plant K uptake of soybean. The dose of CaCO3 to increase the maximum
uptake of Ca, K, and shoot dry weight of soybean plants is 1.73 to 1.87 (x Al-dd). KCl application has significant effect in increasing K-dd, shoot dry weight, and decreasing plant Ca uptake of soybean. The dose of KCl to increase the maximum plant Ca uptake of soybean is 165 kg/ha. While the interaction of CaCO3 and KCl
had no significant effect on Growth.
Keywords : Liming, potassium, soybean