• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG PALU | SEPTYANTO | Legal Opinion 9301 30397 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG PALU | SEPTYANTO | Legal Opinion 9301 30397 1 PB"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN DEBITUR DALAM

PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG PALU

RULY SEPTYANTO/ D 101 11 157

Pembibing:

I. Dr. H.Sahlan, S.H., S.E., M.S

II. Syamsu Thamrin, S.H., M.H

ABSTRAK

Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana.

Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih di kenal dengan kredit dan dapat pula dilakukan dengan memberikan berbagai aset yang dianggap menguntungkan bank. Istilah lain dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin Dalam mengalokasikan dana nya pihak perbankan harus dapat memilih dari berbagai alternatif yang adaSalah satu kegiatan usaha pokok bagi bank adalah memberikan kredit. Kredit disalurkan bank kepada masyarakat sesuai dengan fungsi utamanya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberian kredit perbankan tersebut biasanya dikaitkan dengan berbagai persyaratan, antara lain mengenai jumlah maksimal kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana kredit, jadwal pelunasan kredit dan jaminan kredit.

Pemberian kredit bagi masyarakat perorangan atau badan hukum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nya atau untuk meningkatkan produksinya.Sedangkan kepentingan yang bersifat konsumtif seperti untuk membeli rumah dalam bentuk kredit pemilikan rumah.

Salah satu bank milik Negara yang secara luas telah menyediakan pendanaan bagi masyarakat untuk membeli rumah dengan berbagai type dan harga adalah PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Cabang Palu.

Kata kunci : Peralihan, Debitur, Perjanjian kredit Perumahan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini hambatan dan kesulitan justru berkaitan dengan pengadaan modal, oleh karena itu

(2)

kehati-hatian, yang fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak dapat dielakkan bahwa tingkat kebutuhan manusia semakin lama akan semakin meningkat. Dalam upaya meningkatkan taraf dan standar hidupnya anggota masyarakat akan melakukan berbagai usaha untuk

memenuhi kebutuhannya. Salah satu alternatif pendanaan yang dapat digunakan adalah melalui bank.

Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana.1

Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih di kenal dengan kredit dan dapat pula dilakukan dengan memberikan berbagai aset yang dianggap

1 Kasmir, Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004,hlm 91.

menguntungkan bank. Istilah lain dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin Dalam mengalokasikan dana nya pihak perbankan harus dapat memilih dari berbagai alternatif yang ada.2

Salah satu bank milik Negara yang secara luas telah menyediakan

pendanaan bagi masyarakat untuk membeli rumah dengan berbagai type dan harga adalah PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Cabang Palu. Bank tersebut telah membuktikan dengan ikut memberikan kontribusi dalam pembangunan Negara, turut mensejahterakan masyarakat dengan menyediakan kredit pemilikan rumah untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok dalam hidup seseorang, sehingga jutaan masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah yang memadai dan layak agar kehidupanya menjadi lebih tentram dan sejahtera.

(3)

Menurut Pasal 1 butir 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bahwa :

“Kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian

bunga.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses alih debitur pada perjanjian kredit perumahan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Palu?

2. Apa akibat hukum terjadinya proses alih debitur pada perjanjian kredit perumahan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Palu?

II. PEMBAHASAN

A. Proses Alih Debitur Pada

Perjanjian Kredit Perumahan di

Bank Tabungan Negara Cabang

Palu

Pada umumnya pembaharuan hutang yang terjadi dalam dunia perbankan adalah dengan mengganti/memperbaharui perjanjian kredit bank yang ada. Dalam hal ini yang diganti adalah perjanjian kredit bank yang lama dengan perjanjian kredit bank yang terbaru. Dengan

terjadinya perggantian atau pembaruan perjanjian kredit, otomatis perjanjian kredit bank yang lama berakhir atau tidak berlaku lagi.

Alih debitur yang dilaksanakan di Bank Tabungan Negara cabang Palu merupakan suatu proses meneruskan hutang debitur lama, oleh karena itu dalam proses alih debitur ini pihak Bank Tabungan Negara cabang Palu tidak membuat perjanjian kredit yang baru bagi debitur baru. Dalam pelaksanaan alih debitur ini, debitur baru meneruskan hutang dan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang sebelumnya di miliki oleh debitur lama.3

3 Wawancara dengan Staff Bank

(4)

Akta-akta yang dibuat dalam proses alih debitur pada Bank Tabungan Negara Cabang Palu adalah sebagai berikut: 4

1. Akta Pembaharuan Hutang

Dengan Penggantian Debitur Yaitu akta yang ditandatangani debitur lama (dengan persetujuan isteri atau suami), debitur baru (dengan persetujuan isteri atau suami) dan pihak Bank Tabungan Negara Cabang Palu, yang isinya pengalihan hutang dan segala hak

istimewa dan segala hak serta kewajiban dari debitur lama kepada debitur baru. 2. Akta Jual Beli

Yaitu akta yang ditandatangani oleh debitur lama (denganpersetujuan isteri atau suami) dan debitur baru, yang isinyapengalihan barang jaminan milik debitur lama kepada debitur baru.

1. Jenis-Jenis Dokumen Dalam Proses

Alih Debitur

Dokumen alih debitur adalah seluruh dokumen yangdiperlukan dalam rangka proses alih debitur, merupakan buktiperjanjian/ikatan hukum antara Bank Tabungan Negara cabangPalu

4

Wawancara dengan Staff Bank Tabungan Negara Cabang Palu, tanggal 22 Maret2017.

dengan calon debitur baru. Bukti pemilikan barangagunan dan dokumen-dokumen alih debitur lainnya, merupakanhasil perbuatan hukum yang mempunyai akibat hokum (termasuk dalam hal memastikan keabsahan dokumen yangditerima bank dan dipenuhinya persyaratan hukum atas setiapdokumen tersebut). Dokumen-dokumen tersebut antara lain: 5

1) Dokumen Pendahuluan

Ada beberapa dokumen yang dibuat

sebelumdilaksanakannya proses alih debitur. Dokumen-dokumentersebut

dapat disebut dengan “dokumen

pendahuluan” danbiasanya berisikan

data-data financial atau garis besar datatentang terms dan condition dari dokumen-dokumen alihdebitur yang akan ditandatangani kelak. Dokumenpendahuluan ini bersifat administratif.

2) Dokumen Jaminan

Ada juga beberapa dokumen yang menyertai prosesalih debitur yang disebut sebagai dokumen jaminan. Seluruhdokumen ini secara yuridis dianggap sebagai dokumen

(5)

yangassessoir. Maksudnya perjanjian

jaminan tersebutmerupakan “ikutan”

dari perjanjian pokok, sehingga apabilaperjanjian pokok, yaitu perjanjian kredit tersebut karenaalasan apapun batal atau tidak berlaku secara hukum, makaperjanjian jaminan pun tidak mempunyai kekuatan hukum lagi. Beberapa dokumen jaminan yang diperlukan dalampraktek perbankan sehari-hari antara lain:

a) Akta Jual Beli

b) Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

c) Akta Pembaharuan Hutang Dengan Penggantian Debitur

3) Dokumen Legalitas

Merupakan dokumen-dokumen

“pengaman” yangbiasanya non notariil,

dibuat dengan tujuan agar terjaminnyakeabsahan dari perjanjian kredit dan pelaksanaannya nanti.Jadi, sejauh mungkin dipastikan bahwa tidak ada hukum atau ketentuan dalam anggaran dasar (debitur dan kreditur)yang dilanggar.

Termasuk ke dalam dokumen legalitas ini antara laintetapi tidak terbatas pada:

a. Pendapat dari konsultan hukum (untuk kreditur dan debitur)

b. Persetujuan suami/isteri terhadap tindakan-tindakan yang melibatkan harta suami/isteri

c. Surat-surat kuasa untuk

mengesahkan otoritas

seseorang/badan hukum, kecuali kuasa yang di maksudkna sabagai jaminan hutang, seperti kuasa menjual. Untuk jenis kuasa yang terakhir ini digolongkan ke dalam

bagian dari dokumentasi jaminan. 2. Pengecekan Keabsahan Dokumen

Dalam Proses AlihDebitur

Setiap dokumen yang di terbitkan oleh Bank TabunganNegara cabang Palu atau yang diterima dari pemohonalih debitur harus di cek oleh bank/pejabat yang telah ditunjukdan berhak/berwenang untuk memastikan keabsahan dandipenuhinya persyaratan hukum, hal ini untuk menghindari bankdalam posisi yang lemah (baik dari segi yuridis nya maupungugatan pihak ketiga). Dokumen yang perlu di cek keabsahannya adalah: 6

1) Keabsahan Perjanjian Kredit

(6)

Loan Administration Division harus meneliti kembali semuaPerjanjian Kredit telah ditandatangani oleh pihak yangberwenang.

2) Keabsahan Bukti Pemilikan Agunan

Loan Administration Division harus meneliti kembalikeabsahan bukti pemilikan agunan nasabah debitur padainstansi yang mengeluarkannya. Misalnya :

a) Sertifikat tanah pada kantor pertanahan;

b) Ijin mendirikan bangunan (IMB) pada Dinas TataKota/Pemda setempat. 3) Keabsahan Surat Penegasan Persetujuan Alih Debitur(SP2AD)

Loan Administration Division harus meneliti kembali bahwasurat penegasan persetujuan alih debitur (SP2AD) telah ditandatangani oleh debitur lama, debitur baru dan pihak BankTabungan Negara cabang Palu.

3. Penyimpanan dan Penggunaan

Dokumen Alih Debitur

Untuk pertama kali, dokumen-dokumen kredit diterima danditeliti oleh

Business Unit/RM yang kemudian diserahkankepada Credit Operation

Division (COD) untuk di cek kembalikeabsahannya untuk selanjutnya

disimpan ditempat yangsesuai.Dalam penyerahan dokumen oleh Business Unit/RMkepada COD harus menggunakan Formulir Berita Acara SerahTerima penyerahan asli dokumen. Apabila Business Unit memerlukan atau meminjam dokumen-dokumen selain asliagunan olleh Credit Operation

Division (COD) dan harusdikembalikan pada sore hari nya. Jadi dokumen yang dipinjamtidak boleh lebih dari satu (1) hari, kecuali untuk keperluan auditoleh

pemeriksa intern maupun ekstern. 4. Administrasi Dalam Proses Alih

Debitur

Administrasi dalam proses alih debitur adalah pencatatankeseluruhan data yang berkaitan dengan proses pelaksanaanalih debitur. Proses pelaksanaan alih debitur adalahkeseluruhan tindakan yang harus dilakukan dalam mengelolaalih debitur, meliputi sejak dari debitur lama dan debitur barumengajukan permohonan

alih debitur sampai

(7)

Tujuan administrasi alih debituradalah untuk: 7

1) Mengumpulkan data; 2) Membuat laporan; 3) Keperluan pengawasan.

Untuk mencapai tujuan administrasi perkreditan dimaksuddigunakan beberapa sarana buku pembantu, map-map/folderserta pelaksanaan komputerisasi adminstrasi perkreditan.

Penggunaan sarana tersebut agar dilakukan sebaik-baiknya,sehingga dari

administrasi tersebut setiap saat dapat diperolehinformasi dan penilaian mengenai kegiatan nasabah. Adapundata yang di administrasikan meliputi:

1. Permohonan alih debitur;

2. Business Call Report (Penilaian analis kredit);

3. Approval Credit (Pemutus (persetujuan/penolakan)

permohonan kredit); 4. Pelaksanaan kredit; 5. Dokumen agunan kredit; 6. Pengawas kredit;

7. Penyelesaian kredit;

8. Asuransi kredit (penutupan, perpanjangan, nilai

7 Ibid

pertanggungan, jenis pertanggungan, jangka waktu, penyimpanan polis);

9. Data lain yang di susun untuk keperluan laporan dan statistic.

Sumber data administrasi perkreditan berasal dari:

1) Debitur lama dan debitur baru; 2) Intern bank;

3) Pihak ketiga.

5. Tata cara pengadministrasian data

alih debitur

Seluruh data perkreditan nasabah debitur, mulai dari perubahankredit, dokumen kredit, persetujuan kredit, pengawasan kreditsampai dengan pelunasan kredit di administrasikan dalamfolder-folder kredit; Di samping folder-folder kredit tersebut, terdapat bukupembantu yang di perlukan sebagai sumber pembuatanlaporan serta alat pengawasan. Sebagai penanggung jawabdalam administrasi alih debitur adalah Bagian Alih Debitur(Loan

Service).

6. Administrasi Folder Alih Debitur

(8)

setiap alihdebitur. Jenis folder alih debitur adalah sebagai berikut: 8

1) Folder Kredit File

Berisi seluruh informasi yang berkaitan dengan proses alihdebitur sejak awal pengumpulan data, analisis kredit sampaidengan persetujuannnya, serta semua data selamapengelolaan kredit, termasuk penetapan klasifikasi sampaidengan pelunasannya, maupun semua perkembanganhubungan antara bank dengan debitur baru, yang

berisiantara lain:

debitur baru dan atau pihak ketiga, yang terdiri dari:

a. Dokumen persetujuan kredit;

b. Surat pemberitahuan persetujuan kredit;

c. Dokumen perjanjian kredit beserta dengan pengikatannya);

d. Asli bukti pemilikan jaminan (untuk di cabang/unit pengelolaan) sedangkan copy nya di kirimkan ke credit operational division;

e. Polis asuransi;

f. Lampiran dokumen migrasi (berita acara pemindahan dokumen);

g. Miscellaneous.

8 Ibid.

a. Akta perjanjian kredit, perjanjian bank garansi, usance L/C dan surat aksep

b. Akta atau surat-surat, antara lain: 1. Surat permohonan nasabah; 2. Surat pemberitahuan

persetujuan/penolakan kredit; 3. Surat kuasa;

4. Promes;

5. Copy bank garansi, L/C. c. Dokumen lainnya, antara lain:

1. Keputusan ijin disposisi;

2. Formulir

peminjaman/pengembalian dokumen/map;

3. Dokumen lain yang dapat mengikat secara hukum antara bank dengan debitur baru dan pihak ketiga;

d. Asli bukti pemilikan, seperti:

Sertifikat tanah, seperti hak milik, hak guna bangunan danhak guna usaha dan lain sebagainya;

e. Akta pengikatan jaminan, seperti: 1. Surat kuasa membebankan hak

tanggungan (SKMHT);

2. Akta hipotik/akta hak tanggungan;

(9)

4. Akta kuasa jual; 5. Kuasa menjaminkan.

7. Tahapan-tahapan Pelaksanaan

Alih Debitur

1) Persiapan Proses Alih Debitur

Asas-asas perkreditan, baik konsep 6C, 7P sepertiyang telah di bahas dalam tinjauan pustaka, dalampenerapan nya harus di tuangkan dalam uraian-uraiankualitatif dan perhitungan-perhitungan kuantitatifyang pelaksanaan dan pengerjaannya

memerlukan semacamkeahlian dan keterampilan tertentu yang biasa disebut analisis atau penilaian atau pembahasan kredit.

2) Analisis atau Penilaian Kredit

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalamtentang keadaan ekonomi calon debitur baru. Padadasarnya, penilaian ini adalah untuk meneliti apakah calondebitur baru tersebut memenuhi asas-asas 6C atau tidak.

3) Keputusan Kredit

Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bankBTN cabang Palu, memulai pemutus kredit, baikmelalui seorang pejabat yang ditunjuk atau pihak staff alihdebitur

memutuskan di terima/ditolaknya permohonan alihdebitur tersebut. Apabila permohonan alih debitur layakuntuk dikabulkan, maka akan dituangkan dalam SuratPenegasan Persetujuan Alih Debitur (SP2AD). Sebelumanalis kredit mengambil keputusan, ada 3 (tiga) hal yangmenjadi pertimbangan, yaitu:

(1) Apakah data yang disampailkan lengkap dan valid

(2) Apakah saat di wawancara terbuka

dan kooperatif

(3) Apakah ada pengalaman kredit/tidak (4) Bagaimana risiko nya

Pada saat debitur lama dan calon debitur barumengajukan permohonan alih debitur, maka syaratsyaratyang harus

dipenuhi adalah

mengajukanpermohonan alih debitur dengan melampirkan:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku (suami dan istri jika sudah menikah) debitur lama dan debitur baru;

2. Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah;

(10)

4. Fotokopi NPWP;

5. Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir;

6. Pas foto terbaru;

7. Surat Keterangan Gaji (apabila

karyawan suatu

perusahaan/instansi pemerintah). b. Wawancara

Setelah permohonan alih debitur disetujui, makaproses selanjutnya adalah wawancara antara pihakPT Bank Tabungan Negara (Persero) CabangPalu

bagian alih debitur dengan debitur baru. Hal-hal yang diwawancarai antara lain mengenai:

(1) Identitas pemohon;

(2) Pekerjaan dan penghasilan pemohon;

(3) Penghasilan menurut data lisan pemohon.

Menurut Pasal 1413 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,ada tiga macam jalan untuk melaksanakan pembaharuan hutang,yaitu:

a. Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru guna orang yang mnegutangkan kepadanya, yang menggantikan utang yang lama, yang dihapuskan karenanya;

b. Apabila seorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berutang lama, yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya;

c. Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru, seorang berpiutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si berutang dibebaskan dari perikatannya.

Proses alih debitur pada Bank Tabungan Negara CabangPalu, dilakukan sebagai berikut:

1. Para pihak dapat langsung menghadap ke bagian kredit administrasi di Bank Tabungan Negara Cabang Palu dan mengajukan perihal peralihan hak yang di maksud.

2. Mengajukan permohonan ambil kredit untuk kemudian nanti nya akan bertindak sebagai debitur baru menggantikan posisi debitur lama. 3. Dalam hal kredit disetujui oleh Bank

(11)

posisi debitur lama. Debitur baru akan menandatangani perjanjian kredit atas nama nya, berikut akta jual beli dan pengikatan jaminan.

Data-data yang diperlukan untuk membuat akta pengoperanhak atas rumah yang masih dalam proses kredit di bank adalah:9

a) Data objek jual beli (tanah/bangunan):

1. Foto copy perjanjian kredit dan

surat penegasan perolehan kredit 2. Foto copy sertifikat (yang berisi keterangan/stempel pihak bank bahwa tanah dan bangunan tersebut sedang dijaminkan pada bank)

3. Foto copy IMB

4. Foto copy SPPT PBB 5 tahun terakhir yang sudah dilengkapi dengan bukti lunasnya

5. Print out bukti pembayaran angsuran yang terakhir sebelum dilaksanakan alih debitur.

b) Data debitur lama dan debitur baru: 1. Foto copy KTP suami isteri 2. Foto copy kartu keluarga

9 Kasmir, Op.Cit, hlm. 110.

3. Foto copy akta nikah

4. Foto copy keterangan warga Negara Indonesia atau ganti nama (bila ada, untuk WNI keturunan)

c) Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankansecara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauhberbeda dan yang menjadi perbedaan terletak pada prosedur

danpersyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antarapinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untukkonsumtif atau produktif.10

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit olehbadan hukum sebagai berikut: 11

1) Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yangdituangkan dalam suatu proposal.

10 Ibid.

(12)

Kemudian dilampiri denganberkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.

2) Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukansudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurutpihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah dimintauntuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentunasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut,

makasebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

3) Wawancara I (pada saat pengambilan kredit)

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsungberhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakahberkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yangbank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginandan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalamwawancara ini dibuat sesantai mungkin sehingga diharapkan hasilwawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4) On the spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjauberbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudianhasil on the spot di cocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saathendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahukepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat ke lapangan sesuaidengan kondisi yang sempurna.

5) Wawancara ke II (setelah melakukan peninjauan ke lapangan)

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saatwawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah adakesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

B. Akibat Hukum Terjadi nya

Proses Alih Debitur Pada

Perjanjian Kredit Perumahan di

Bank Tabungan Negara cabang

Palu

(13)

debitur baru. Dalam prakteknya yang diambilalih oleh debitur baru meliputi pengambilalihan nilai hutang dan nilaijaminan, maka ada dua akibat hukum yaitu:

1. Akibat Hukum Dari Aspek

Perjanjian Kredit/Hutang

Pada dasarnya semua hutang debitur lama yang meliputi hutangpokok, bunga dan denda, di ambil alih oleh debitur baru, kecualiada kebijakan dari bank memberikan

potongan atau discount atashutang yang di ambil alih debitur baru sehingga debitur barumempunyai kewajiban membayar hutang kepada bank yangbesarnya sesuai dengan kesepakatan.

2. Akibat Hukum dari Aspek

Pengalihan Benda Yang Menjadi

Jaminan

Akibat hukum dari aspek benda yang menjadi jaminan dalamproses alih debitur adalah bahwa debitur baru yang mengambil alihhutang, menginginkan juga peralihan jaminan menjadi milik debiturbaru. Jaminan yang diambil alih oleh debitur baru ini juga akanmenjadi jaminan hutang debitur baru. Untuk memiliki barangjaminan tersebut

debitur baru harus melakukan jual beli dengandebitur lama sebagai alas hak atau title untuk memindahkanbarang yang menjadi jaminan.

a. Perpindahan melalui Delegasi (pemindahan)

Pemindahan hutang dari debitur lama kepada debitur baruditegaskan dalam suatu akta delegasi. Debitur lama masih terikatuntuk menjamin pelunasan hutang yang di alihkan kepada debiturbaru tersebut. Hal ini

dikarenakan pihak kreditur tidak secara tegasmenyatakan membebaskan pihak debitur lama dari kewajibanpembayaran hutang yang dialihkan tersebut, sesuai Pasal 1417Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa:Delegasi atau pemindahan,

dengan mana seorang

(14)

b. Perpindahan melalui cara Novasi Subjektif Pasif (PembaharuanHutang)

Pemindahan hutang dari debitur lama kepada debitur baru yangdisertai dengan pernyataan pembebasan hutang yang dialihkantersebut dari kreditur kepada debitur lama, sesuai dengan Pasal1413 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata yang

menyatakanbahwa, ada tiga macam

jalan untuk melakukan

pembaharuanhutang yaitu: apabila

seorang yang berutang membuat suatuperikatan hutang baru guna orang yang mengutangkan kepadanya,yang menggantikan hutang yang lama, yang di hapuskankarenanya; apabila seorang berutang baru ditunjuk untukmenggantikan orang berutang

lama, yang oleh si

berpiutangdibebaskan dari perikatannya; apabila sebagai akibat dari suatuperjanjian baru, seorang berpiutang baru ditunjuk untukmenggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si berutangdibebaskan dari perikatannya.

Dalam proses alih debitur, bukan hanya hutang nya saja yangdialihkan, melainkan hutang dan barang jaminan milik debitur lamajuga di alihkan

kepada debitur baru. Dalam prakteknya yang diambilalih oleh debitur baru meliputi pengambil alihan nilai hutang dan nilaijaminan, ada dua akibat hukum

a. Akibat Hukum Dari Aspek

Perjanjian Kredit/Hutang

Pada dasarnya semua hutang debitur lama yang meliputi hutangpokok, bunga dan denda, diambil alih oleh debitur baru, kecualiada kebijakan dari bank memberikan potongan atau discount atashutang yang

diambil alih debitur baru sehingga debitur barumempunyai kewajiban membayar hutang kepada bank yangbesarnya sesuai dengan kesepakatan.

b. Akibat Hukum dari Aspek

Pengalihan Benda Yang Menjadi

Jaminan

(15)

dengandebitur lama sebagai alas hak atau title untuk memindahkanbarang yang menjadi jaminan.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses alih debitur tersebut antara debitur lama, debitur baru dengan pihak bank, menandatangani akta pembaharuan hutang dengan penggantian debitur di hadapan notaris. Akta tersebut merupakan

dasar dari pelaksanaan proses alih debitur. Dalam akta tersebut, terjadi peralihan hutang dan semua kewajiban dari debitur lama kepada debitur baru dan tetap menyebutkan perjanjian kredit yang telah di buat sebelum nya antara pihak debitur lama dengan pihak Bank Tabungan Negara Cabang Palu.hanya hutangnya saja yang dialihkan, melainkan hutang dan barang jaminan milik debitur lama juga dialihkan kepada debitur baru. Dalam prakteknya yang diambil alih oleh debitur baru meliputi pengambilalihan nilai hutang dan nilai jaminan.

2. Akibat hukum dari aspek benda yang menjadi jaminan dalam proses alih debitur adalah bahwa debitur baru yang mengambil alih hutang, menginginkan juga peralihan jaminan menjadi milik debitur baru. Jaminan yang diambil alih oleh debitur baru ini juga akan menjadi jaminan hutang debitur baru. Untuk memiliki barang jaminan tersebut debitur baru harus

melakukan jual beli dengan debitur lama sebagai alas hak atau title untuk memindahkan barang yang menjadi jaminan. B. Saran

(16)

Dalam proses alih debitur di Bank Tabungan Negara Cabang Palu, pihak bank memperbaharui perjanjian kredit antara debitur baru dengan pihak bank, karena dalam prakteknya yang di ambil alih oleh debitur baru bukan hanya hutang nya saja tetapi hutang dan seluruh jaminan yang di miliki oleh debitur lama sebelum nya.

2. Untuk menghindari terjadinya debitur wanprestasi maka proses

pemberian kredit dilaksanakan melalui tahapan prosedur yang benar. Pada saat penandatangan

kredit perlu dijelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak (debitur dan kreditur) secara jelas dan benar sehingga masing-masing pihak mengerti hak dan kewajiban masing-masing. Sebelum pelaksanaan alih debitur di Bank Tabungan Negara Cabang Palu dilaksanakan, sebaiknya debitur lama dan debitur baru mempersiapkan sebaik mungkin semua syarat-syarat administrasi

yang di perlukan agar proses alih debitur tersebut dapat berjalan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Johannes Ibrahim, Pengimpasan Pinjaman (Kompensasi) dan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Kredit Bank, CV. Utomo, Bandung, 2003

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.

M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007

Muhammad Abdulkadir, Hukum Dagang tentang Surat-Surat Berharga, PT. Citra Aditya Bakti, 1993

(18)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : RULY SEPTYANTO

TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : PALU, 18 SEPTEBER 1992

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : TELUK PALU PERMAI BLOK K NO. 18

PEKERJAAN : MAHASISWA

STATUS : BELUM KAWIN

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD. TAHUN 1998 LULUS TAHUN 2004 2. SMPN TAHUN 2004 LULUS TAHUN 2007 3. SMAN TAHUN 2007 LULUS TAHUN 2010

4. MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TADULAKO

Palu, 13 November 2017 YANG MEMBUAT,

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap pekerjaan ini, jumlah blok yang telah direncanakan dalam desain penanaman disesuaikan dengan luas tapak yang telah diukur dan jumlah bibit yang tersedia..

Realisasi indikator kinerja pada tahun 2016 telah sesuai dengan target. jangka menengah yang ditetapkan dalam Rencana Strategis

Lampiran 5: Data sidik ragam persentase keberhasilan okulasi pada perlakuan konsentrasi air kelapa dan lama penyimpanan batang bawah sampai 6 MST.. KK

Sikap percaya diri, yakin aka11 berhasil perlu ditanamkan kepada siapapun untuk mendorong agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optima1:Dengan

Formulir Pemesanan Penjualan Kembali yang telah lengkap sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif BNI- AM KEMILAU PASAR

Results of the analysis of genetic distance showed that kuantan and pesisir cattle might be grouped into Bos indicus because it had a genetic distance of 0.000 in

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

rendah. Salah satu eara yang dapat dilakukan untuk menurunkan viskositas karet alam adalah dengan menambahkan suatu zat pemutus rantai yang merupakan senyawa