• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODELBANK SOAL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN | Astrini | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9390 21135 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODELBANK SOAL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN | Astrini | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9390 21135 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk ISSN 2503-4154 (online)

194

MODEL BANK SOAL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN

Dhien Astrini

*

, Melly Elvira

Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi: 085870271857, dhienastrini@gmail.com

,

mellyelvira@yahoo.com

Received: 27 July 2016 Accepted: 1 Des , 2016 Online Published: Dec 30, 2016...

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik butir yang baik berdasarkan tingkat kesulitan. Butir soal yang telah memenuhi kriteria kemudian dirakit menjadi bank soal berbasis web. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Uji coba penelitian dilakukan di tiga SMA dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 110 responden. Tahap pengembangan diawali dengan analisis butir soal. Analisis butir dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan telaah dari segi isi, konstruksi dan bahasa. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan

Item Response Theory (IRT) dengan bantuan program BILOG-MG. Hasil analisis secara kuantitaif diperoleh 30 butir yang memenuhi karakteristik butir baik. Penelitian ini menjadikan model bank soal berbasis web sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era masyarakat ekonomi ASEAN.

Kata kunci: Bank Soal Berbasis Web, Kualitas Pendidikan, Masyarakat Ekonomi ASEAN

ABSTRACT

This study aims to determine the characteristics of a good point based on the level of difficulty. Items which have met the criteria then assembled into a web-based question bank. This study uses the approach of Research and Development. Research trial conducted in three categories of high school with high, medium and low. Subjects in this study were 110 respondents. The development phase begins with an analysis of items. Item analysis done qualitatively and quantitatively. A qualitative analysis carried out by the study in terms of content, construction and language. Quantitative analysis is based on Item Response Theory (IRT) program of Bilog-MG. Quantitative analysis results obtained by the 30 items that meet the characteristics of a good grain. This study makes the model of web-based question bank as part of efforts to improve the quality of education in the era of the ASEAN economic community.

Keywords: Web-Based Question Bank, Quality Education, the AEC

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan

(2)

meng-hasilkan sumber manusia yang berkualitas. Dengan demikian, semua lembaga pendi-dikan berusaha meningkatkan kemam-puan lulusannya. Tujuan sekolah sebagai lem-baga pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal men-jadi kemampuan untuk hidup di masyarakat [2]. Salah satu cara untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yakni peme-rintah memiliki kewajiban untuk meng-evaluasi keberhasilan pendidikan yang telah dilaksanakan.

Peningkatan kualitas pendidikan saat ini terus dilakukan secara berkesi-nambungan. Kualitas pendidikan dipenga-ruhi oleh tiga hal yaitu tujuan, proses dan hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh pendidik. Proses pem-belajaran dilakukan berdasarkan pada tu-juan yang telah ditetapkan. Proses pembel-ajaran terjadi jika terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik. Hal ini erat kaitannya dengan sumber belajar yang diperlukan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sumber belajar berupa guru, buku, dan lingkungan sehingga tingkat kompetensi yang dicapai peserta didik menjadi tujuan akhir dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hasil pembelajaran erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilaksa-nakan. Kualitas pendidikan tidak lepas dari prosedur evaluasi pendidikan. Memper-baiki kualitas pendidikan sebaiknya dila-kukan dengan sistem evaluasi yang lebih baik. Sistem evaluasi (kegiatan pengu-kuran, pengujian dan penilaian) ini, selain prosedurnya yang harus sistematis,

pelak-sanaannya pun harus memiliki akuntabilitas yang tinggi, serta hasilnya diharapkan mampu dijadikan tolak ukur dari tujuan yang diharapkan.

Perbaikan kualitas pendidikan da-pat dilakukan dengan peningkatan profesio-nalisme pendidik dan periset sains. Hal ini diawali dengan Pembentukan Mas-yarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kese-pakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada De-sember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan untuk mening-katkan stabilitas perekonomian dika-wasan ASEAN, serta diharapkan mampu menga-tasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN. ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Fili-pina, Singapura, Thailand, Brunei Darus-salam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kam-boja. Dalam penerapannya pada tahun 2015, MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas yang disebut free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil). Pembentukan pasar tunggal yang di-istilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa de-ngan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perda-gangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti guru, dok-ter, pengacara, akuntan, dan lainnya [4].

(3)

menyongsong pemberlakuan MEA melalui beragam program-program pening-katan kapasitas dan keahlian. Hal ini dapat di-lakukan dengan mempersiapkan alat seba-gai bahan evaluasi pendidikan. Eva-luasi memiliki peran sentral yang dilak-sanakan di akhir satuan pembelajaran pada suatu jenjang pendidikan [7]. Seiring dengan dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi, tiap daerah melak-sanakan ujian akhir sendiri. Hal ini menga-kibatkan pemerintah mengalami kesulitan untuk memantau hasil pembelajaran tiap sekolah dan tiap daerah. Ujian yang dilak-sanakan sekolah meliputi ujian tengah semester (Uts), Ujian Kenaikan Kelas (UKK), Ujian Sekolah (USek) dan Ujian Tryout.

Pelaksanaan ujian di sekolah me-nuntut guru untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam menyusun sebuah instrumen dan melakukan penilaian terha-dap hasil belajar siswa [11]. Ketepatan dalam melaksanakan penilaian ditentukan oleh baik buruknya instrument penilaian yang digunakan oleh guru. Jika sebuah ins-trumen memiliki karakteristik yang buruk, misalnya tidak melingkupi ruang lingkup yang akan diukur, terlalu sulit atau terlalu mudah, atau bahasa yang diper-gunakan membingungkan siswa; maka hasil peni-laian menjadi tidak valid. Oleh sebab itu kemampuan guru untuk membuat ins-trumen penilaian yang benar-benar ber-kualitas sangat diperlukan. Proses penil-aian merupakan bagian integral dalam penyelenggaraan pendidikan dan diperl-ukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, penilaian dalam pendidikan dilaksa-nakan dengan mempersiapkan instrumen

penilaian yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan bank soal sehingga guru dengan mudah dapat memilih soal-soal yang telah teruji kuali-tasnya untuk disusun menjadi suatu instru-men penilaian [11]. Bank soal adalah kolek-si butir soal yang mudah diper-gunakan untuk menyiapkan sebuah penilaian [12].

Pengembangan bank soal tes pres-tasi belajar merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Puspendik. Kegia-tan pengembangan bank soal ini dimulai dengan penulisan kisi-kisi, penulisan soal, telaah, ujicoba, analisis kuantitatif soal dan kalbirasi soal. Soal-soal yang terbukti ber-mutu baik secara kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dan disimpan dalam bank soal [1]. Pengembangan bank soal harus dila-kukan secara terus-menerus sehingga di-peroleh soal-soal dalam jumlah besar sesuai dengan perubahan yang terjadi baik pada kurikulum maupun pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

(4)

persyaratan untuk butir yang baik (misalnya sederhana, tegas, menggunakan bahasa yang sama) dan harus berfungsi dengan cara yang sama dalam sub kelompok popu-lasi yang berbeda.

Keuntungan-keuntungan yang da-pat diperoleh dengan adanya pengem-bangan bank soal sebagai berikut: 1) kebi-jakan desentralisasi pada program tes nasional dapat dikenalkan tanpa mengor-bankan dapat dibandingkannya hasil tes, 2) biaya dan waktu yang diperlukan pada kegiatan konstruksi tes dapat direduksi, 3) semakin besar jumlah butir soal yang terdapat pada bank soal, permasalahan keamanan menjadi lebih terjamin. 4) Kua-litas program tes dapat ditingkatkan, de-ngan adanya butir-butir dalam bank soal yang telah diketahui karakteristiknya. 5) Pendidik dapat mendesain perangkat tes yang akan digunakannya, dengan meman-faatkan butir-butir yang baik dalam bank soal. 6) Guru dapat mengkon-sentrasikan diri pada usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tanpa harus mem-belanjakan waktu banyak untuk penyu-sunan perangkat tes [8].

Hasil penelitian yang dilakukan dibeberapa daerah menunjukkan bahwa ketersediaan bank soal belum memadai, selain itu tes buatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kota Yogyakarta pada mata pelajaran kimia yang digunakan dalam ujian semester ganjil belum diketahui karakteristik masing-masing butir. Terkait belum tersedianya bank soal, diperlukan butir soal yang memenuhi kategori untuk dimasukkan ke dalam bank soal sebagai bahan persiapan ujian akhir dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan di era masyarakat ekonomi ASEAN. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakt-eristik butir yang dimasukkan ke dalam bank soal yang diperoleh melalui butir soal buatan MGMP Kota Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

(5)

berda-sarkan penambahan butir soal baru buatan MGMP.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan butir soal buatan MGMP Kota Yogyakarta. Secara garis besar teknik pengumpulan data penelitian ini meng-gunakan teknik dokumentasi. Dokumen yang diperoleh berupa lembar jawaban peserta didik pada ujian semester buatan MGMP yang digunakan untuk mengum-pulkan data karakteristik butir soal. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis de-ngan metode analisis kualitatif dan kuan-titatif. Uji coba pada penelitian ini dilakukan di tiga SMA yang memiliki kategori tinggi, sedang, dan rendah. Subjek dalam pene-litian adalah peserta didik kelas X SMA sebanyak 110 responden. Analisis secara kualitatif dilakukan melalui telaah butir soal oleh beberapa guru mata pelajaran tempat dilakukan penelitian. Analisis secara kuantitatif dengan pendekatan Item Res-ponse Theory (IRT) menggunakan program BILOG-MG. Butir yang memenuhi kategori butir baik akan dimasukkan ke dalam bank soal sedangkan butir soal yang belum baik dilakukan revisi butir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil tahap I, pada tahap studi pendahuluan menunjukkan bahwa bebe-rapa daerah dalam pelaksanaan ujian akhir di daerah dilaksanakan masing-masing termasuk perakitan tes yang akan digu-nakan sebagai bahan ujian akhir. Selain itu, beberapa butir belum sepenuhnya buatan guru masih terdapat butir soal yang hanya mengambil dari buku-buku paket. Meskipun

beberapa guru di daerah lain telah mela-kukan penulisan butir dengan berdasarkan pada kisi-kisi yang memuat indikator soal sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditetap-kan. Hasil studi pendahuluan juga diperoleh melalui teknik wawancara dan observasi terkait pengadaan bank soal masih belum tersedia bank soal yang khusus dirakit untuk mata pelajaran tertentu. Dengan demikian, perlu dilakukan pemanfaatan bu-tir soal buatan MGMP sebagai bahan untuk memudahkan guru dalam menghasilkan butir soal yang bervariasi.Tahap kedua, pe-ngembangan sistem dirakit secara praktis untuk memudahkan pengguna dalam meng-input butir soal yang berkualitas untuk kemudian dapat diperkaya dengan penambahan butir-butir baru buatan MGMP di tahun selanjutnya yang telah melalui tahap analisis baik secara kualitatif dan kuantitatif.

Tabel 1. Hasil Rangkuman Telaah Kualitatif

Aspek Telaah Kualitatif

Baik Kurang Baik Tidak Baik

secara kualitatif diperoleh butir yang memenuhi kriteria sebanyak 37 butir, sedangkan 3 butir lainnya yaitu butir 5, 19, dan 27 perlu dilakukan revisi pada beberapa kriteria yang belum terpenuhi

(6)

analisis diperoleh sebanyak 36 butir de-ngan tingkat kesulitan yang baik, . sedang-kan 4 butir direvisi kembali karena memiliki indeks tingkat kesulitan lebih dari -. Tingkat kesulitan butir pada soal ujian semester buatan MGMP berada pada interval -1,841 sampai 1,444. Butir yang paling mudah adalah nomor 28 dan butir paling sulit adalah nomor 38 Nilai reliabilitas tes buatan MGMP sebesar 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa butir tes cukup handal untuk

digu-nakan kepada peserta tes dalam waktu yang berbeda hasil tes akan memberikan hasil yang sama (konsisten). Selain itu koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai koefisien keajegan atau kestabilan hasil pengukuran [10]. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil yang stabil dan konsisten. Koefisien reliabilitas yang mema-dai hendaknya terletak di atas 0,75 [3].

Gambar 1. Tingkat Kesulitan ButirHasil penelitian berdasarkan analisis

(7)

Gambar 3. Pengelolaan Bank Soal

Gambar 4. Bank Soal Kimia berbasis Web

(8)

Butir yang memiliki karakteristik yang baik selanjutnya disimpan ke dalam bank soal berbasis web yang telah tersedia. Tahap awal penyimpanan dilakukan log in

pengguna akun dengan cara memasukkan

user name dan password, dilanjutkan de-ngan membuat form yang diberi label Bank Soal Kimia Kelas X. Tahap kedua pengguna mulai meng-input butir soal dengan cara menyalin butir soal ujian beserta pilihan jawaban dari file Ms. Word ke dalam tem-plate. Tahap ketiga, setelah semua butir soal selesai di input, pengguna dapat me-lakukan publish pada web untuk dapat digu-nakan oleh peserta didik yang mengerjakan soal secara online. Bank soal berbasis web hanya dapat dioperasikan oleh salah seo-rang tim MGMP yang dipercaya untuk menyimpan user name dan password serta meng-input butir soal hasil analisis yang memenuhi karakteristik butir.

Model bank soal berbasis web akhir-nya menjadi salah satu solusi untuk mening-katkan kualitas pendidikan dalam meng-hadapi tantangan di era masyarakat eko-nomi ASEAN. Berbagai upaya akan terus dilakukan untuk memperbaiki instru-men penilaian (tes) melalui cara konve-nsional telah mengalami perkembangan teknologi dapat dirancang melalui tes cara online. Hal ini tentunya didukung oleh para pendidik dan periset sains yang berusaha mening-katkan jiwa profesionalme sebagai guru.

KESIMPULAN

Penelitian ini berhasil mempersi-apkan model bank soal berbasis web untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era masyarakat ekonomi ASEAN. Bank soal

diujicobakan kepada kelompok terbatas sebanyak 110 responden di kota Yogya-karta, diperoleh bahwa guru mendukung dengan adanya bank soal berbasis web yang dapat membantu untuk memperoleh informasi karakteristik butir soal yang akan digunakan sebagai tes. Bank soal yang telah dihasilkan akan diperkaya dengan penambahan terhadap butir yang telah terkalibrasi. Penyempurnaan bank soal berbasis web diperlukan dukungan dan kerjasama pemerintah daerah setempat, pendidik dan periset sains untuk berkon-tribusi dalam upaya menghadapi tantangan di era masyarakat ekonomi ASEAN.

UCAPAN TERIMAKASIH

Prof. Djemari Mardapi, Ph.D; Prof. Kumaidi, Ph.D, Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T, Dr. Heri Retnawati (Dosen Program Studi Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Unive-rsitas Negeri Yogyakarta) atas segala motivasi, masukan dan saran dalam penulisan artikel.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Balitbang-Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

[2] Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.

(9)

[4] Ety Septiati. (2015). Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Jurnal Pendidikan Nasional. 959-968

[5] Gall, M. D. and Borg, W. R. (1983). Educational Research: An Introduction. 4th ed. New York and

London: Longman.

[6] Hambleton, R.K. & Swaminathan, H. (1985). Item response theory. Boston, MA: Kluwer Inc.

[7] Heri Retnawati. (2014). Teori Respon Butir dan Penerapannya untuk Peneliti, Praktisi Pengukuran dan Pengujian Mahasiswa Pascasarjana. Yogyakarta: Nuha Medika.

[8] Jahja Umar. (1999). Item Banking. Dalam Masters, G.N. dan Keeves, J.P. (Ed). Advances in Measurement

in Educational Research and Assessment. New York : Pergamon

[9] Jakob B. B., & Chih-Hung, C et al. (2007). Developing tailored instruments: item banking and Computerized Adaptive Assessment. Qual Life Res Vol. 16: 95–108.

[10] Mehrens, W.A. & Lehmann, I.J. (1973). Measurement and evaluation: An education and psychology. New York: Holt, Rinehart and winston, Inc.

[11] Sumardyono Wiworo. (2011). Pengembangan dan Pengelolaan Bank Soal di KKG/MGMP. Kementerian Pendidikan Nasional

[12] Ward, Annie W. dan Murray-Ward, Mildred. 2004. Guidelines for the Development of Item Banks. Modul

Gambar

Tabel 1. Hasil Rangkuman Telaah Kualitatif
Gambar 1. Tingkat Kesulitan ButirHasil penelitian berdasarkan analisis
Gambar 4. Bank Soal Kimia berbasis Web

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengaruh pementasan teater tradisi dan teater modern ini pula kemudian terlahir bentuk-bentuk baru teater modern yang berakar pada budaya daerah setempat.. Kelompok-kelompok

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan baik, obyektif, menyita waktu yang cukup lama dan menghabiskan biaya yang sangat besar, tidak

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

KESATU : Membentuk Satuan Tugas Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Berbasis Masyarakat di Tingkat Desa Mappedeceng, Desa Benteng, Desa

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Kompres hangat adalah suatu tindakan pemberian kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi nyeri dan mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot

Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran kuantitati dan kualitati dari eek yang