• Tidak ada hasil yang ditemukan

690201668.doc 5.00MB 2015-10-12 00:18:08

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "690201668.doc 5.00MB 2015-10-12 00:18:08"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH PADAT BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN EKONOMI MASYARAKAT

KELURAHAN PUDAKPAYUNG KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN:

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

1. Anisa Puji Rahayu 7211415005 / 2015 2. Tri Asih 7101415010 / 2015 3. David Indra Gunawan 7211415003 / 2015 4. Khurotul Aeni 7211415008 / 2015

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KOTA SEMARANG

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………...………... ii

DAFTAR ISI ……… iii

RINGKASAN ……….. iv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 2

C. Tujuan ……… 3

D. Luaran Yang Diharapkan ………... 3

E. Kegunaan Program ………. 3

BAB II GAMBARAN UMUM ………. 5

BAB III METODE PELAKSANAAN ………..…... 6

A. Persiapan ……… 6

B. Pendampingan dan Pelaksanaan Program ……….…. 6

C. Pasca Pelaksanaan Program ………... 7

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ………... 9

A. Biaya ……….….. 9 B. Jadwal Kegiatan ………. 9

DAFTAR PUSTAKA ……….. 10

Lampiran 1 Biodata …..……… 11

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ...………. 16

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ………... 18

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ……… 19 Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dari Mitra Usaha dalam Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa ………..……...20

(4)

RINGKASAN

Jaman sekarang teknologi sudah semakin canggih. Alat atau teknologi tersebut selain akan membuat segalanya lebih cepat dan praktis tetapi juga akan menyebabkan limbah, baik dari penggunaannya maupun dari proses pembuatannya. Limbah tersebut harus diatasi, jika tidak maka akan berdampak pada lingkungan.

Sepeda motor atau mobil kini sudah seperti kebutuhan primer, hampir setiap rumah mempunyai sepeda motor. Banyaknya sepeda motor atau mobil membuat banyak masyarakat berpikiran untuk membuka usaha bengkel. Begitu halnya dengan masyarakat di Kelurahan Pudakpayung. Apalagi lokasi Kelurahan Pudakpayung itu berdekatan dengan jalur strategis (jalan tol) antara Kota Semarang dengan Yogyakarta dan Solo. Banyaknya bengkel yang didirikan di kelurahan tersebut juga menyebabkan limbah bengkel semakin bertambah. Tetapi masyarakat belum memiliki wawasan tentang bagaimana pemanfaatan limbah bengkel tersebut khususnya limbah padatnya. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk berbagi wawasan tentang pemanfaatan limbah padat bengkel menjadi kerajinan tangan yang memiliki harga jual. Hal ini bertujuan agar masyarakat Kelurahan Pudakpayung bisa memiliki tambahan penghasilan dari kerajinan tangan tersebut, dan mengurangi keberadaan limbah di lingkungan.

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam era globalisasi yang begitu pesat memang sudah tidak bisa terhindarkan lagi, setiap orang maupun lembaga atau organisasi berlomba–lomba untuk menemukan sesuatu yang baru guna memperbaiki benda yang sudah ada sebagai usaha dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas dari benda tersebut. Namun semakin canggih dan semakin tinggi tingkat efesiensinya, benda atau alat tersebut akan menimbulkan limbah baik dalam penggunaannya maupun dalam proses pembuatan benda atau alat tersebut. Sebagai salah satu contoh dalam dunia transportasi, kendaraan dapat memudahkan orang ataupun barang untuk dapat sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu, namun dalam melakukan perawatannya kendaraan bermotor, ternyata menghasilkan limbah, baik limbah padat, limbah cair maupun limbah udara.

Berbagai jenis usaha bengkel perawatan kendaraan bermotor jika kita lihat saat ini semakin berkembang begitu pesat. Perkembangan usaha bengkel perawatan kendaraan bermotor juga tidak lepas dari bertambahnya sisa-sisa olahan yang tidak terpakai ataupun limbah yang dihasilkan. Kebanyakan hasil olahan yang tidak terpakai atau limbah bengkel terutama untuk bengkel-bengkel yang tidak resmi banyak dibuang atau dimanfaatkan tidak semestinya. Seperti halnya yang terjadi di daerah Kecamatan Banyumanik, khususnya kelurahan Pudakpayung Kota Semarang. Sebagai sebuah daerah perkotaan didaerah ini banyak terdapat usaha bengkel kendaraan bermotor non resmi yang hampir setiap pinggiran jalan dapat ditemukan. Usaha bengkel kendaraan bermotor tersebut banyak menghasilkan limbah besi dari bahan bekas onderdil kendaraan yang dalam pengolahannya kurang termenejemen dengan baik. Limbah dibuang tanpa mempedulikan lingkungan yang ada disekitarnya sehingga tanah menjadi tercemar, limbah padat atau limbah anorganik sering bertebaran dimana-mana menjadikan lantai ataupun tanah menjadi tercemar. Jika hal ini dibiarkan maka limbah atau sisa olahan khususnya limbah padat yang meliputi sekrap besi, busi bekas tromol rem bekas dan lain sebagainya yang tidak terpakai akan semakin menumpuk, sehingga akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini tidak hanya terjadi di daerah Banyumanik saja, melainkan didaerah lain yang berkecimpung dalam usaha bengkel kendaraan bermotor.

(6)

permasalahan akibat dari limbah bengkel maka diperlukan pendekatan terpadu dalam mengatasi masalah limbah tersebut yakni dengan memanfaatkan limbah padat bengkel menjadi produk dalam satu lini, dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi. Maka dari itu program pengabdian masyarakat ini dirancang sebagai salah satu upaya membina masyarakat Kelurahan Pudakpayung kecamatan Banyumanik untuk mengolah limbah padat bengkel kendaraan bermotor menjadi barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis.

Berbagai produk kerajinan yang dapat dihasilkan dengan memanfaatkan limbah padat bengkel kendaraan bermotor diantaranya meja & kursi yang terbuat dari ban bekas dan sebagainya. Dengan kreativitas, ide serta peralatan yang sederhana limbah bengkel dapat dikreasikan menjadi berbagai kerajinan yang memiliki nilai keindahan,tahan lama serta memiliki nilai ekonomis. Bahan limbah bengkel dapat dibentuk menjadi mobil-mobilan hias, sepeda, dan berbagai bentuk lainnya.

Oleh karena itu penulis tergerak untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat mengenai pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik dari aspek ekonomi, kebersihan lingkungan maupun kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan akibat limbah bengkel kendaraan bermotor yang tidak dikelola dengan baik?.

2. Bagaimana pemanfaatan limbah kendaraan bermotor sebagai bahan baku kerajinan tangan sehingga mempunyai nilai ekonomis dan kerajinan apa saja yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan limbah bengkel kendaraan bermotor tersebut tersebut?.

3. Bagaimana pelaksanaan dan pengorganisasian masayarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat mengenai pelatihan pemanfaatan limbah bengkel kendaraan bermotor?.

4. Bagaimana prospek pasar produk kerajinan berbahan baku limbah bengkel kendaraan bermotor?.

C. Tujuan

(7)

Limbah Bengkel di Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang) antara lain sebagai berikut :

1. Mensosialisasikan potensi limbah bengkel sebagai bahan baku berbagai kerajinan tangan.

2. Mengadakan pelatihan pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku kerajinan tangan di Kelurahan Pudakpayung dan mengurangi dampak negatif dari limbah padat bengkel sebagai salah satu upaya dalam memanfaatkan limbah bengkel secara efektif dan tepat guna. 3. Mengadakan pelatihan tata cara pengemasan hasil produksi kerajinan

tangan secara menarik agar dapat bersaing dipasaran.

4. Mensosialisasikan cara pemasaran produk kerajinan serta pasar yang potensial yang mungkin dituju sebagai objek pemasaran.

D. Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan setelah adanya sosialisasi pemanfaatan limbah bengkel di Desa Pudak Payung antara lain sebagai berikut :

1. Tersosialisasikannya potensi dan terlatihnya masyarakat memanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku berbagai jenis kerajinan tangan. 2. Masyarakat dapat memanfaatkan dan memahami tatacara pengolahan

limbah bengkel menjadi berbagai jenis produk kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis.

3. Terselesaikannya berbagai permasalahan lingkungan yang timbul akibat tidak efektifnya pengolahan limbah bengkel.

4. Masyarakat dapat membuat berbagai jenis kerajinan tangan berbahan limbah bengkel.

5. Masyarakat dapat memproduksi kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel secara berkelanjutan, memahami teknik pengemasan produk secara menarik serta sasaran pemasaran produk sebagai salah satu upaya maningkatkan perekonomian masyarakat.

E. Kegunaan Program

Program pengabdian masyarakat ini memiliki beberapa kegunaan antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat bagaimana pengolahan limbah bengkel secara tepat guna.

2. Mengurangi berbagai permasalahan lingkungan akibat limbah bengkel yang tidak di kelola dengan baik.

3. Memberikan keterampilan kepada masyarakat Kelurahan Pudakpayung mengenai begaimana tata cara pemanfaatan limbah bengkel menjadi berbagai produk kerajinan tangan.

(8)

diimplementasikan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai salah satu upaya meningkatkan perekonomian masyarakat. 5. Memberikan pelatihan tata cara pengemasan produk kerajinan tangan

(9)

BAB II

GAMBARAN UMUM

Kelurahan Pudakpayung merupakan salah satu kelurahan yang berada Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Luas Wilayah Kelurahan Pudakpayung adalah sekitar 389,302 ha/m2. Dengan lurahnya yaitu

Bapak Sukarman, S.Sos. Kelurahan Pudakpayung terbagi dalam 15 RW dan 115 RT. Jumlah penduduk di kelurahan ini sekitar 18.481 jiwa yang terdiri dari 9.398 laki-laki dan 9.083 wanita.

Batas Wilayah

Batas – batas wilayah Kelurahan Pudakpayung adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kelurahan Banyumanik

Sebelah Timur : Kelurahan Gedawang

Sebelah Selatan : Batas Kota Taman Unyil Kab.Semarang Sebelah Barat : Jalan Peintis Kemerdekaan

(10)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Tahap-tahap pelaksanaan program sosialisasi pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pelatihan Pemanfaatan Limbah Bengkel di Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahapan-tahapan sebagai berikut :

A. Persiapan

Kegiatan persiapan ini meliputi :

a. Survei lokasi

Survei lapangan dilakukan dengan melihat langsung keadaan sosial masyarakat, kondisi lingkungan, dan keadaan ekonomi masyarakat di Kelurahan Pudakpayung. Selain itu untuk memperoleh informasi mengenai jumlah masyarakat, perilaku masyarakat, serta jumlah limbah padat bengkel yang terdapat di Kelurahan Pudakpayung. b. Persiapan bahan meliputi software power point tata cara

pengolahan limbah bengkel menjadi kerajinan tangan, modul sosialisasi, buku – buku panduan pemanfaatan limbah bengkel, bahan penunjang (meliputi solder dan lain - lain).

c. Pengumpulan limbah bengkel, dalam hal ini adalah limbah padat. Seperti stang seher, roller, ban bekas (baik ban dalam maupun ban luar), vanbel, klep, rantai, kabel dan tromol.

d. Pengumpulan alat dan bahan penolong, seperti triplek, kertas penghias, kain bermotif (bisa bekas), busa (bisa busa bekas), pilok, gunting, pisau, solder, kawat tembaga putih yang tebal, lem castol/fox/hibon, lem kertas, dan sikat/amplas (untuk membersihkan limbah padat bengkel).

e. Mengadakan kerjasama dengan pemulung dalam pengumpulan limbah padat bengkel. Dengan memberikannya upah setiap kilogram limbah padat bengkel yang dikumpulkannya.

f. Mengadakan kerjasama dengan bengkel las untuk kerajinan tangan yang membutuhkan alat las. Dengan memberikannya upah sebagaimana mestinya.

B. Pendampingan dan pelaksanaan program.

a. Sosialisasi pemanfaatan limbah bengkel sebagai bahan baku kerajinan tangan, dilakukan dengan cara :

(11)

2. Presentasi mengenai limbah bengkel meliputi karakteristik, sifat serta teksturnya sehingga dapat diketahui nilai tambah dari limbah tersebut apabila diolah dengan baik.

3. Sosialisasi mengolahan limbah bengkel serta pemanfaatan limbah bengkel tersebut, khususnya untuk limbah padat. Disini pemanfaatan limbah bengkel difokuskan sebagai bahan baku kerajinan tangan, seperti stang seher + roller + ban bekas bisa menjadi roda bantu untuk sepeda anak-anak, vanbel dengan ditambahkan triplek, lampu, kawat dan kertas/kain bisa dibuat lampion, klep + triplek + kain penghias bisa jadi tempat tisu, dan berbagai macam tromol bisa diubah jadi tatakan piring sajian, cetakan kue, gangsing.

b. Pengembangan ketrampilan dilakukan dengan cara :

1. Melakukan diskusi terbuka dengan masyarakat serta memberikan pengarahan – pengarahan mengenai beberapa varian kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel sehingga dapat diketahui fokus kerajinan tangan apa yang akan dibuat sesuai dengan kondisi serta potensi masyarakat.

2. Pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel yang meliputi tiga tahapan proses yaitu proses pengumpulan bahan limbah bengkel, proses pemilihan, proses pembentukan dan pengkreasiannya menjadi berbagai jenis kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Pelatihan dilakukan setiap minggu sekali, dengan setiap pertemuan memfokuskan pada pelatihan satu produk kerajinan tangan.

c. Pelatihan teknik pengemasan produk dan sasaran pemasaran produk kerajinan tangan yang telah dihasilkan meliputi :

1. Pelatihan cara pengemasan produk kerajinan tangan secara menarik sehingga dapat bersaing dipasaran.

2. Pelatihan teknik pemasaran serta beberapa pasar potensial yang dapat dituju untuk memasarkan produk kerajinan tangan berbahan baku limbah padat bengkel. Untuk kerajinan tangan yang berukuran besar seperti meja atau kursi, teknik pemasarannya yaitu dengan cara dititipkan di beberapa toko meubel. Sedangkan untuk kerajinan tangan yang berukuran sedang/kecil bisa dijual dipasar atau secara keliling.

C. Pasca pelaksanaan program a. Pemantauan dan Evaluasi.

(12)

1. Berapa banyak masyarakat yang telah dapat memanfaatkan limbah padat bengkel sebagai bahan baku untuk membuat aneka varian kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.

2. Tingkat keberhasilan masyarakat dalam memasarkan produk hasil kerajinan tangan berbahan baku limbah bengkel sebagai pengaplikasian pelatihan teknik pengemasan produk secara menarik serta pemasaran.

b. Penyusunan Laporan.

Penyusunan laporan direncanakan akan dilakukan setelah kegiatan berakhir untuk melaporkan rangkaian dan hasil

(13)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya

Ringkasan Biaya

No Pengeluaran pengeluaran Jumlah

1

Pembelian alat dan bahan

Rp 1.100.000,00

2

Konsumsi

Rp 4.920.000,00

3

Pelaksanaan kegiatan

Rp 4.200.000,00

4

Dokumentasi

Rp 650.000,00

5 Transportasi Rp 1.400.000,00

6 Peyusunan arsip Rp 190.000,00

JUMLAH Rp 12.460.000,00

B. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan

Bulan

I II III IV V

1 Persiapan X X

2 Pendampingan dan Pelaksanaan Program

X X X

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Kota Semarang.2004.Peraturan Daerah Kota

Semarang.http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KOTA_SEMARANG_12 _2004.pdf.

Rachman, Ananda

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Lampiran 2.

JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN 1. Pembelian Alat dan Bahan

N o

Nama barang Banyak nya

Harga satuan Jumlah

1 Pengumpulan limbah padat bengkel dari tukang bengkel dan pemulung (limbah logam).

30 kg Rp 10.000,00 Rp 300.000,00

2 Pengumpulan limbah padat bengkel dari

40 kg Rp 5.000,00 Rp 200.000,00

3 Pilok 3 buah Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 4 Pisau 4 buah Rp 25.000,00 Rp 100.000,00 5 Gunting 5 buah Rp 5.000,00 Rp 25.000,00 6 Triplek 1 lembar Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 7 Plastik 100 lembar Rp 500,00 Rp 50.000,00 8 Solder 2 buah Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 9 Kawat 5 meter Rp 5.000,00 Rp 25.000,00 10 Lem Castol/Fox/Hibon 5 buah Rp 10.000,00 Rp 50.000,00

JUMLAH Rp

1.100.000,00 2. Konsumsi

No Nama Barang Banyaknya Harga Satuan Jumlah

1 Snack peserta 50 buah x 12 kali pelatihan

Rp 5.000,00 Rp 3.000.000,00

(22)

No Nama barang Banyaknya Harga satuan Jumlah

Rp 25.000,00 Rp1.200.000,00

3

Kenang-1 buah - Rp 200.000,00

2 Cuci cetak film - - Rp 150.000,00 3 Kaset video 2 buah Rp.25.000,00 Rp 50.000,00 4 Transfer kaset ke

1 Survey Tempat Rp 50.000,00 x 4 orang Rp 200.000,00 2 Biaya Transport ke tempat tujuan 4 orang @

Rp 25.000,00 x 12 kali pelatihan

Rp1.200.000,00 2 Tinta printer 1 buah Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 3 Pengandaan

arsip

2 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00

(23)

Lampiran 3.

Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

N

Akuntansi Ekonomi 2 Survei tempat, Mempresentasikan

Ekonomi 2 Survey tempat, Mengumpulkan

Akuntansi Ekonomi 2 Survei tempat, Memimpin jalannya pelatihan

pengemasan

produk, pembuatan laporan.

4. Khurotul Aeni Akuntansi Ekonomi 2 Survei tempat, Mengurus segala persetujuan dengan pihak lain,

(24)
(25)
(26)

Lampiran 6.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengamati presentasi topik kursus, perancang instruksional dapat membuat perubahan yang tepat untuk memastikan arus informasi pembelajaran yang solid. The

bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar gratis sebagai wujud penyelenggaraan program wajib belajar dalam kerangka Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam

Nasution (dikutip dalam Haryanto,2008) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbul atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon

tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1956), sebagaimana telah diubah dengan

Dengan demikian, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih

bahwa Peratanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2008 perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan

Heinich (1999) mengatakan bahwa belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang dengan informasi dan lingkungannya sehingga