• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Vitamin C dari Daging Buah Sirsak (Annona muricata L.) secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Vitamin C dari Daging Buah Sirsak (Annona muricata L.) secara Titrasi dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata Linn., merupakan salah satu tanaman dari kelas Dicotyledonae, keluarga Annonaceae, dan genus Annona. Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda-Zuurzak yang berarti “kantong asam” (Zuhud, 2011). Sirsak (Annona muricata L.) lebih dikenal sebagai tanaman buah. Namun, seiring dengan penelitian terhadap tanaman tersebut, kini populer sebagai tanaman obat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman sirsak mengandung banyak khasiat terutama sebagai obat-obatan. Sirsak memiliki kemampuan sebagai antikanker, antibakteri, antijamur, efektif melawan berbagai jenis parasit atau cacing, bahkan dapat mengobati tekanan darah tinggi, depresi, dan stres (Mardiana dan Ratnasari, 2012).

Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan harian. Buah sirsak yang kaya akan senyawa fitokimia sehingga dapat dipastikan sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan. Sari buah (jus) sirsak dapat meningkatkan selera makan. Kegunaan lain dari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit wasir (ambeien), batu empedu, dan lain-lain (Mardiana dan Ratnasari, 2012).

Buah sirsak mengandung 67% daging buah yang dapat dimakan, 20% kulit, 8,5% biji, dan 4% poros tengah buah dari berat keseluruhan buah. Kandungan gulanya sekitar 68% dari seluruh bagian padat daging buah. Sirsak merupakan sumber vitamin B1 yang jumlahnya 0,07 mg/100g daging buah.

(2)

2

Kandungan vitamin C dalam buah sirsak sekitar 20mg/100 g daging buah (Mardiana dan Ratnasari, 2012).

Jenis sirsak yang banyak ditemukan di Indonesia adalah sirsak ratu, sirsak biasa, sirsak bali, dan sirsak mandalika. Sirsak ratu memiliki ukuran yang beragam, mulai dari ukuran kecil hingga besar, berkulit licin dan berduri, daging buah kering bertepung dan manis. Sirsak biasa memiliki kemiripan dengan sirsak ratu, perbedaannya terletak pada daging buah yang bertepung, kadar airnya tinggi dan berasa asam manis. Sirsak bali memiliki ukuran kecil dengan bobot sekitar 200-300 gram per buah, kulit buahnya licin, tidak berduri, dan daging buahnya manis. Sirsak mandalika mirip dengan buah nona yakni berbentuk bulat, daging buah berwarna kuning, bijinya banyak, rasanya manis, dan duri kulitnya lebih jarang (Zuhud, 2011).

Buah sirsak yang masih muda kulit buahnya berwarna hijau, berduri lunak dan jaraknya rapat. Bila sudah tua kulit buahnya berubah agak kehitaman, durinya lunak dan merenggang serta daging buah berwarna putih, lembek, dan berserat dengan banyak biji berwarna coklat kehitaman (Radi, 1997; Zuhud 2011).

Asam askorbat (vitamin C) adalah suatu turunan heksosa. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan (Almatsier, 2009). Vitamin C bersifat mereduksi dan mudah terurai. Vitamin C mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat sehingga kadar vitamin C menjadi berkurang (Andarwulan dan Koswara, 1992).

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buah segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Mutu dari suatu bahan pangan tergantung dari tingkat kematangan waktu

(3)

3

pemanenan. Beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah pemanenan atau pemotongan (Winarno, dkk., 1980). Buah yang masih mentah lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin C-nya. Hal ini disebabkan karena terdapat enzim yang merupakan katalis biologik yang menyebabkan berbagai reaksi biokimia. Enzim tersebut dapat menyebabkan perubahan cita rasa, warna, tekstur, dan sifat-sifat lain dari bahan pangan (Winarno, 1984).

Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan beberapa metode seperti titrasi iodimetri, titrasi 2,6-diklorofenol indofenol, dan secara spektrofotometri ultraviolet. Metode iodimetri tidak efektif untuk mengukur kandungan vitamin C dalam bahan pangan, karena adanya komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai warna titik akhir yang sama dengan warna titik akhir titrasi vitamin C dengan iodin. Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6 diklorofenol-indofenol merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam bahan pangan, karena metode ini dapat mencegah senyawa-senyawa pengganggu seperti bahan pereduksi yang terdapat dalam bahan pangan baik nabati maupun hewani (Andarwulan dan Koswara, 1992).

Dalam penelitian ini digunakan metode titrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol karena larutan 2,6-2,6-diklorofenol indofenol lebih selektif terhadap Vitamin C, dibandingkan metode lainnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menetapkan kadar vitamin C dari dua varietas buah sirsak yang mentah dan matang.

(4)

4 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. berapakah kadar vitamin C yang terdapat pada daging buah sirsak biasa dan

sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang?

b. apakah ada perbedaan kadar vitamin C pada daging buah sirsak biasa dan sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

a. terdapat kadar vitamin C dalam jumlah tertentu pada daging buah sirsak biasa dan sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang. b. terdapat perbedaan kadar vitamin C pada daging buah sirsak biasa dan

sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. untuk mengetahui kadar vitamin C pada daging buah sirsak biasa dan sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang.

b. untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daging buah sirsak biasa dan sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perbedaan kadar vitamin C dari daging buah sirsak biasa dan sirsak ratu (Annona muricata L.) yang mentah dan matang.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan VoIP ini dilatar belakangi oleh pengurangan biaya percakapan jarak jauh, karena apabila kita menggunakan VoIP sebagai sarana berkomunikasi, percakapan jarak jauh

Isolat AEP-2 berkerabat dengan Streptomyces galilaeus strain JCM 4757, Streptomyces flavogriseus strain CBS 101.34, dan polyantibioticus strain SPR; DSM 44925 dengan

Selain itu, secara khusus penjelasan perlu diberikan kepada timtim PAK fakultas dan tenaga administrasi yang mengurusi UKP/UKJA masih perlu dilakukan, sebagai tindak lanjut

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, Keputusan Bupati Kepala

[r]

Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pendidikan Nasional mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembiayaan dan

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Rektor setelah