• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.(Merill) Pada Beberapa Dosis dan Intensitas Aplikasi Tithonia diversifolia A. Gray

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.(Merill) Pada Beberapa Dosis dan Intensitas Aplikasi Tithonia diversifolia A. Gray"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L.) Merr) menjadi komoditas pangan yang telah lama dibudidayakan di Indonesia yang saat ini diposisikan sebagai bahan baku industri pangan. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain tempe, tahu, es krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak ,dan bahan baku industri. Sifat multiguna yang ada pada kedelai menyebabkan tingginya permintaan kedelai di dalam negeri. Selain itu, manfaat kedelai sebagai salah satu sumber protein murah membuat kedelai semakin diminati. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan kedelai di dalam negeri pun berpotensi untuk meningkat setiap tahunnya (Badan Litbang Pertanian, 2012).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produksi kedelai di Sumatera Utara tahun 2015 sebesar 998,87 ton, meningkat 43,87 ton (4,59%)

dibandingkan produksi kedelai tahun 2015 sebesar 3.556 ton. Luas panen kedelai tahun 2013 sebesar 3.126 ha, menurun 46 ha (0,01%) dibandingkan luas panen kedelai tahun 2014 sebesar 3.080 ha. Produksi kedelai dari tahun 2013 hingga tahun 2014 meningkat sedangkan luas panen kedelai menurun dari tahun 2013 hingga tahun 2014. Hal ini terjadi akibat peningkatan teknologi budidaya kedelai. Dengan luas panen kedelai dari tahun 2013 hingga tahun 2014 semakin sempit dilakukan peningkatan teknologi budidaya kedelai untuk mencapai produksi yang maksimal (Badan Litbang Pertanian, 2014).

(2)

bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman tetap terjaga kestabilannya. Mulsa juga berfungsi menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik.

Tithonia diversifolia merupakan tumbuhan yang mampu tumbuh disembarang tempat dan tanah. Tithonia diversifolia dapat tumbuh baik dari ketinggian 20 mdpl sampai 900 mdpl. Tithonia diversifolia memiliki kandungan N berkisar antara 3,1–5,5%, K sebesar 2,5–5,5%, dan P sebesar 0,2–0,55%. Tithonia diversifolia sangat banyak digunakan sebagai tanaman hias, makanan ternak, makanan unggas, kayu bakar, kompos, pengendalian erosi tanah, dan sebagai pupuk hijau terutama bagi sumber N dan K. Titonia memiliki potensi tinggi terhadap pemulihan kesuburan tanah, dampak positif terhadap kesuburan tanah terutama pada status fosfor.

Pentingnya aplikasi titonia pada tanaman kedelai berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai seperti, akar, batang dan daun serta meningkatkan perkembangan mikroorganisme ditanah. Fosfor mampu merangsang pertumbuhan akar terutama akar benih yang masih muda dan mampu mempercepat pembungaan dan pemasakan buah/biji. Kalium membantu pembentukan protein dan karbohidrat, meningkatkan mutu biji dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

(3)

diberikan terhadap tanaman kedelai sesuai dengan kebutuhan hara yang diperlukan. Sehingga pertumbuhan dan produksi kedelai dapat meningkat.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons pertumbuhan kedelai pada dosis dan intensitas aplikasi Tithonia diversifolia A. Gray

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L. (Merill )) pada beberapa dosis dan intensitas aplikasi Tithonia diversifolia A. Gray

Hipotesis Penelitian

Pemberian beberapa dosis dan intensitas aplikasi Tithonia diversifolia A. Gray serta interaksi keduanya nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L. (Merill)).

Kegunaan Penelitian

(4)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Van Steenis (2003), tanaman kedelai diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Polypetales, famili Papilionaceae (Leguminosae), genus Glycine, spesies Glycinemax ((L.) Merill).

Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar – akar cabang terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat bebas (N2) dari udara

yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto dan Indarto, 2004).

Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30 – 100 cm. Setiap batang dapat membentuk 3 - 6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam barisan rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni determinit, indeterminit, dan semi determinit (Adisarwanto, 2006).

(5)

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, artinya dalam setiap bunga terdapat alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga kemungkinan terjadinya kawin silang secara alam amat kecil. Bunga terletak pada ruas – ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Menurut penelitian sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Usia kedelai sampai berbunga bervariasi, tergantung varietasnya. Varietas umumnya dapat dipanen pada umur 80 – 90 hari. Pembungaan sangat dipengaruhi oleh lama penyinaran dan suhu. Kedelai termasuk tanaman berumur pendek, yang berarti tanaman tidak akan berbunga, bila lama penyinaran melebihi batas kritis, yakni sekitar 15 jam (Fachruddin, 2000).

Polongnya yang berkembang dalam kelompok biasanya mengandung 2-3 biji yang berbentuk bundar atau pipih dan sangat kaya akan protein dan minyak. Warna biji berbeda-beda menurut kultivar. Kultivar indeterminate biasa digunakan untuk produksi sayuran dan ditanam dengan jarak tanam rapat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

(6)

dan lebih dari 13 gram termasuk berbiji besar. Di Amerika dan Jepang kedelai

yang bobot 100 bijinya kurang dari 15 gram masih dianggap kedelai kecil (Fachruddin, 2000).

Syarat Tumbuh Iklim

Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Pada umumnya pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m di atas permukaan air laut (Adisarwanto, 2006).

Apabila tanah cukup lembab dan suhunya ada di atas 210C biji berkecambah lebih cepat. Biasanya pada suhu ini tanaman akan muncul di atas permukaan tanah sekitar 5 hari setelah waktu tanam. Suhu yang rendah dan kelembaban tanah yang sangat tinggi menghambat perkecambahan dan menyebabkan busuknya biji (Fachruddin, 2000).

Penanaman yang dilaksanakan pada musim hujan berlebihan, akan mengalami gangguan yang merugikan pertumbuhan terutama disebabkan karena

serangan penyakit dan hambatan dalam pengolahan lepas panen (Andrianto dan Indarto, 2004).

Tanah

(7)

renik yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Fachruddin, 2000).

Tanah berpasir dapat ditanami kedelai asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi sebaiknya diadakan perbaikan drainasi dan aerasi sehingga tanaman ini tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting (Adisarwanto, 2006).

Kedelai dapat tumbuh di tanah yang agak masam akan tetapi pada pH yang terlalu rendah bisa menimbulkan keracunan Al dan Fe. Nilai pH tanah yang cocok berkisar antara 5,8-7,0. Pada pH di bawah 5,0 pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi akan berjalan kurang baik (Andrianto dan Indarto, 2004). Paitan (Tithonia diversifolia)

(8)

Tithonia diversifolia dapat cepat terdekomposisi dan mempunyai pengaruh

sisa yang lama. Sebelum tanaman berbunga, daun Tithonia diversifolia rata-rata

mengandung beberapa unsur hara, antara lain kandungan N (3.17 %); P (0.3 %); K

(3.22 %); Ca (2.0 %), Mg (0.3 %) (Kendall dan Helen, 1997), lignin (9.8 %), dan

polifenol (3.3 %)( Wulansari, 2010).

Tithonia diversifolia merupakan tanaman semak atau perdu famili asteraceae berasal dari Mexico yang tumbuh di daerah tropis lembab dan semi lembab di Amerika Tengah dan Selatan, Asia dan Afrika. Tanaman ini mudah tumbuh kembali lagi setelah pemotongan dan banyak ditemui di Indonesia. Tithonia diversifolia juga bisa dipakai sebagai suplemen pakan ruminansia terutama selama musim kering dimana ketersediaan hijauan pakan terbatas. Daun Tithonia diversifolia mengandung protein sekitar 20% dari total bahan kering dan juga mengandung bermacam jenis unsur mineral makro seperti mineral Ca, Mg serta beberapa unsur mikro mineral yang sangat bermanfaat (Firsoni et al, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah untuk mengidentifikasi persoalan terkait persetujuan tindakan kedokteran adalah, bagaimana pemahaman dokter terhadap Persetujuan Tindakan Kedokteran

PEKERJAAN : PENGADAAN KONSTRUKSI BANGUNAN AULA DAN ASRAMA DIKLAT RSUD TUGUREJO LOKASI : JL.TUGUREJO SEMARANG. SUMBER DANA : APBD TAHUN ANGGARAN

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU

pembajak pesawat masih hidup, para saksi mata melihat dan mendengar rentetan ledakan saat gedung roboh, ribuan arsitek dan insinyur menolak gedung tinggi menjulang ini dapat

Hal ini karena keempat aspek kriteria keefektifan pembelajaran tidak terpenuhi, yaitu: (1) Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan teori Bruner efektif, (2)

Skema Sertifikasi Kompetensi Pengelola PBJ Madya Skema Sertifikasi Kompetensi Anggota Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) SKEMA KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PPBJ

buatan dan usaha manusia. Dengan sains seperti ini seseorang dapat menentukan apa saja bagian-bagiannya dan bagaimana cara untuk menentukan entitas-entitas tersebut