BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat, sifat upeti (pemberian) yang
semula dilakukan cuma-cuma dan sifatnya memaksa tersebut.Kemudian dibuat suatu
aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun unsur
keadilan lebih diperhatikan. Guna memenuhi unsur keadilan inilah maka rakyat
diikutsertakan dalam membuat aturan-aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya
akan dikembalikan juga hasilnya untuk kepentingan rakyat itu sendiri. Adanya
perkembangan masyarakat yang akhirnya membentuk suatu negara dan dengan
dilandasi unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu ketentuan
berupa undang-undang yang mengatur mengenai bagaimana tata cara pemungutan
pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, siapa saja yang harus
membayar serta berapa besarnya pajak yang harus bayar.
Adapun perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus meningkat dan
dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib
pajak, pada tahun 2000 pemerintah kembali mengadakan perubahan terhadap
undang-undang perpajakan yang dibuat pada tahun 1983. Seiring dengan perkembangan
perekonomian Indonesia meliputi pula kebijakan-kebijakan di bidang pajak.Oleh
karena itu, pajak merupakan fenomena yang berkembang di masyarakat.Dalam era
harus menerima keberadaan globalisasi ekonomi serta yang paling penting yaitu
mengambil kesempatan yang dapat timbul akibatnya adanya perubahaan ekonomi
internasional. Sebagai salah satu perangkat pendukung yang menunjang agar tercapai
keberhasilan ekonomi.Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling
utama.Pada krisisekonomi yangmenimpa bangsa Indonesia pada tahun 1998 telah
menghancurkan sektor ekonomi dan meruntuhkan sendi-sendi penerimaan negara
yang paling penting.Sejak saat itu pemerintah memprioritaskan pajak sebagai
penerimaan utama bagi APBN.
Setelah diadakannnya reformasi pajak pada tahun 1983 dengan mengeluarkan
undang-undang dan peraturan perpajakan ditambah dengan beberapa kali perubahan
sampai yang terakhir dengan Undang-Undang Pajak tahun 2000 berbagai jenis dan
sektor pajak yang dikelola pemerintah pusat semakin memberikan sumbangan yang
signifikan bagi pendapatan negara. Dalam kehidupan perekonomian Indonesia pajak
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Budgeter
Yakni pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran
– pengeluarannya dan untuk mengisi kas Negara dalam rangka menjalankan
pemerintahan Negara Indonesia.
2. Fungsi Reguleren
Yakni pajak sebagai alat untuk mengatur dan mempengaruhi kebijaksaan
pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya
seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik.
Salah satu sektor pajak yang menjadi aset utama penerimaan negara adalah
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah. Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah Undang-undang Nomor 18
Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa serta Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah.
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah Atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas
barang maupun jasa.Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan dan dipungut
beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan.Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan
barang atau jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang
dan jasa yang terutang pajak.
Dalam memenuhi kewajiban pajak, khususnya PPN dan PPnBM pemerintah
memberikan beberapa fasilitas agar kewajiban pajak yang dikenakan tidak
membebani kegiataan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dan dapat terus
meningkatkan ekspor guna untuk mempercepat tumbuhnya perekonomian indonesia.
Dengan diadakan PKLM dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan
serta kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan.
Dari permasalahan tersebut ini penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemungutan
PPN Dengan judul: ”TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI IMPOR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PKL MANDIRI
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam PKLM ini adalah:
1.1. Untuk mengetahui tata cara pemungutan dan prosedur pembayaran
PPN yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak yang terdaftar pada
KPP Pratama Medan Timur.
1.2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan cara penyelesaian yang
ditempuh oleh fiskus maupun pengusaha kena pajak dengan mengikuti
peraturan yang berlaku.
2. Manfaat PKLM Ini adalah:
2.1 Untuk Mahasiswa
a.Penulis dapat memberikan sumbangan berupa hasil pemikiran dan
penerapan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan.
b.Memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada penulis tentang
pelaksanaan kewajiban pajak di Indonesia
a. Menjalin kerjasama antara instansi dengan universitas.
b. Mencari aplikasi yang nyata untuk perbaikan kurikulum.
c. Meningkatkan dukungan masa depan dari alumni.
2.3 Untuk KPP Pratama Medan Timur
a. Meningkatkan pelayanan jangka pendek dan jangka panjang.
b. Menimbulkan pikiran baru untuk perubahan kearah yang lebih baik
c. Mempromosikan image instansi di mata masyarakat tentang kinerja
yang dilakukan oleh instansi.
C. URAIAN TEORITIS 1. Definisi Pajak
1.1Rochmat Soemitro, Memberi definisi sebagai berikut:Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang_undang (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukan dan dapat digunakan untuk membiayai penggunaan umum
(Bohari, 1984:31).
1.2P.J.A. Andriani, Beliau memberikan definisi yang berbunyi sebagaiberikut:
Pajak adalah iuran kepada Negara ( yang dapat dipaksakan ) yang terutang
oleh orang yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan
tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah
1.3Soeparman Soemahamidjaja, yang memberikan definisi pajak sebagai
berikut: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum ( Suandy, 2008:9 ).
1.4M.J.H. Smeets, memberikan definisi pajak sebagai berikut:
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi
yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah (Suandy,2008:9 ).
2. Teori Pemungutan Pajak
2.1Teori Bakti
Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk
memungut pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan
dalam hal penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara
(Judisseno, 1996:17 ).
2.2Teori Daya Pikul
Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari
warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing
2.3Teori Daya Beli
Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggara berbagai
kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan
dalam melakukan pemungutan pajak dari masyarakatnya (Judisseno,
1996:17 ).
2.4Teori Asuransi
Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari
segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta
bendanya.Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya
dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran
premi.Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada
negara. Teori ini banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan
dengan perusahaan asuransi ( Judisenno, 1996:17 ).
2.5Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari
masing-masing warga negara.Termasuk kepentingan dalam perlindungan
jiwa dan harta.Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka
semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.Teori ini banyak ditentang,
karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang
keehatan, dan lan-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari
beban pajak (Judisseno, 1996:17 ).
3. Pengertian PPN Impor
Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009
ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor Barang
Kena Pajak. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah
Pabean ke dalam Daerah Pabeaan. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang
dikenai PPN. Namun dalam rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha
Indonesia dan meningkatkan daya saing kita, maka pemerintah menetapkan
jenis-jenis Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, yang bertujuan untuk menjamin tersedianya
barang-barang yang bersifat strategi.
4. Pajak Masukan (PM) dan Pajak Keluaran (PK)
Pajak Masukan merupakan pajak yang dapat dikreditkan melalui Faktur Pajak
sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka
25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.
Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar
oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau perolehan
daerah pabean dan/ atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/
atau impor Barang Kena Pajak.
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak,
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak.
D. RUANG LINGKUP PKLM
Adapun ruang lingkup PKLM adalah Tentang Tata Cara Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai Impor yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada tahun 2004 - 2005 dan Permasalahan
yang dihadapi oleh fiskus dan Pengusaha Kena Pajak dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
E. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam PKL Mandiri Ini Penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari
peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal,
berkonsultasi dengan pihak Program Studi D-III Administrasi Perpajakan.
2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku yang
Peraturan Pemerintahan, Keputusan Menteri Keuangan, artikel Ilmiah serta
sumber-sumber lain mendukung penulisan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan dan
kondisi kerja seksi PPN dan PTLL di KPP Pratama Medan Timur.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan antara
lain:
4.1 Prosedur yang digunakan pengusaha kena pajak dalam memenuhi
kewajiban pajaknya khususnya PPN.
4.2 Hak dan Kewajiban dari Wajib Pajak dan Fiskus dalam melaksanakan
Undang-Undang maupun Peraturan-Peraturan.
5. Analisis Dan Evaluasi Data
Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis akan menganalisakan
yang berbentuk analisa kualitatif dan mengevaluasi data secara objektif,
jelas dan sistematis.
F. METODE PENGUMPULAN DATA PKL MANDIRI
1. Wawancara
Dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara dengan petugas
yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi serta diharapkan dapat
2. Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan meneliti dengan benar cara
pengusaha kena pajak melakukan memungut pajak dalam memenuhi kewajiban.
3. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen yang berupa UU No.
18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM serta sumber-sumber lain yang berhubungan
dengan judul yang diambil oleh penulis.
G. SISTEMATIKA LAPORAN PKL MANDIRI
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas dan menguraikan hal-hal yang menjadi Latar
Belakang PKLM, Tujuan Dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup PKLM,
Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Dalam Bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan
Pajak Medan Timur, Tugas Pokok, Gambaran Struktur mengenai wajib
pajak yang terdaftar pada Kantor Palayanan Pajak Pratama Medan Timur.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK
Bab ini berisikan tentang ketentuan perpajakan dalam peraturan
perundang-undangan, objek, subjek dan cara pemungutan PPN yang
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Dalam penulisan ini akan menganalisa data yang diperoleh kemudian
mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab
perumusan masalah.
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal
yang telah dikemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat diambil