• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

OPTIMASI PERENCANAAN DERMAGA SISTEM PRACETAK DENGAN BERBAGAI MODUL DIMENSI PELAT LANTAI (STUDI KASUS LANTAI DERMAGA PT. PETROKIMIA GRESIK)

Oleh : Henis Sugianto, Ir. Djoko Irawan MS dan Data Iranata ST.,MT.,PhD

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: henis_its@yahoo.com, djoko_i@ce.its.ac.id, data@ce.its.ac.id

Abstrak

Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga. Struktur dermaga yang akan dibangun direncanakan untuk menampung kapal dengan kapasitas maksimum 60.000 DWT. Dengan tipe struktur dermaga yang berupa open pier dan pembangunannya menggunakan metode precast.

Tugas akhir ini membahas mengenai optimasi perencanaan struktur dermaga menggunakan modul pelat lantai dermaga dengan berbagai variasi ukuran, yaitu (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8), dan (10 x 10) meter. Yang diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat yang paling murah dan sesuai dengan dermaga PT. Petrokimia Gersik (persero). Sehingga nanti dapat dijadikan acuan dalam pengerjaan dermaga selanjutnya.

Dari hasil analisis perhitungan didapatkan ukuran modul yang paling murah, yaitu modul pelat ukuran 10 x 10 meter untuk kondisi esisting. Namun bila dihitung dengan safety factor 3 (sesuai perhitungan penulis), maka modul pelat yang paling murah dalah modul pelat 8 x 8 meter dengan harga Rp115,423,844,799.39

Kata kunci : Pelabuhan, Struktur, Open pier, Precast,Modul pelat, Daya Dukung Tanah, PT Ptrokimia Gersik.

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya kapasitas

produksi PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk memenuhi permintaaan konsumsi pupuk di dalam maupun di luar negeri, maka meningkatan pula jumlah kegiatan bongkar muat kapal di pelabuahan khusus PT Petrokimia Gresik (Persero). Dengan meningkatnya jumlah kegiatan bongkar muat tersebut, kapasitas Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) PT. Petrokimia Gresik (Persero) dirasa masih sangat terbatas dan semakin tidak mencukupi. Oleh sebab itu untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal yang semakin meningkat, mengharuskan PT. Petrokimia Gresik (Persero) untuk meningkatkan sarana infrastruktur dermaga.

Dermaga yang terletak di Gresik ini akan dikembangkan dengan membangun Jetty II sepanjang 194 meter dan lebar 36 meter menuju Karang Jamuang dengan menggunakan beton pracetak. Sehingga dibutuhkan perhitungan untuk mengetahui modul pelat pracetak yang paling murah.

Secara umum modul pelat pracetak lantai dermaga yang sering digunakan adalah modul pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), dan (8 x 8) meter, namun dalam pembangunan dermaga PT. Petrokimia Gersik (Persero) ini, modul pelat pracetak direncakan dengan ukuran (10 x 10) meter. Oleh sebab itu perlu adanya optimasi perencanaan dermaga sistem pracetak dengan berbagai modul dimensi pelat lantai. Sehingga diharapkan dapat mengetahui ukuran modul pelat pracetak yang paling murah dan kuat menahan beban dermaga dalam pembangunan dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero).

RUMUSAN MASALAH

Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, permasalahan utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga. Secara khusus permasalahan utama ini dapat didetailkan sebagai berikut:

1. Bagaimana menghitung modul pelat pracetak dengan ukuran (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8) dan (10 x 10) meter?

2. Bagaimana menghitung kebutuhan tulangan pelat pracetak tiap-tiap dimensi pelat?

3. Bagaimana menghitung kekuatan pelat pracetak akibat pengangkatan saat umur beton 7 hari, akibat overtoping saat umur beton 14 hari dan saat monolit pada tiap-tiap dimensi pelat?

4. Bagaimana merencanakan sambungan pelat pracetak?

5. Bagaimana menghitung balok pracetak, pile cap dan tiang pancang akibat tiap-tiap dimensi pelat? 6. Bagaimana menghitung rencana anggaran biaya? TUJUAN

Pengerjaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan ukuran modul pelat pracetak lantai dermaga yang paling murah dan kuat dalam menahan beban dermaga di pelabuhan PT. Petrokimia Gresik (Persero). Adapun detail tujuan perencanaan ini adalah menjawab dai rumusan masalah.

BATASAN MASALAH

Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, agar menjadi terarah dan sesuai dengan yang diinginkan, maka permasalahan yang akan dibahas harus diberi batasan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

(2)

2

1. Perencanaan demaga menggunakan data-data yang sudah ada.

2. Penggunaan rumus-rumus yang sesuai dengan yang ada di peraturan SNI 2002, peraturan tentang dermaga (OCDI) ataupun literatur yang digunakan. 3. Hanya membahas perencanaan dimensi pelat beton

pracetak, balok pracetak, pile cap dan tiang pancang, tidak termasuk bagian struktur dermaga yang lainnya seperti balok fender, dan Mooring dolphin. 4. Hanya merencanakan dimensi pelat pracetak dengan

ukuran (4 x 4), (6 x 6), (8 x 8) dan (10 x 10) meter. 5. Hanya menganalisis biaya dan kekuatan dari

perencanaan pelat pracetak, balok pracetak, pile cap dan tiang pancan, tidak termasuk struktur dermaga yang lainnya seperti balok fender, dan Mooring dolphin.

6. Menggunakan program bantu SAP 2000 MANFAAT

Pengerjaan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merencanakan modul pelat dermaga PT. Petrokimia Gresik (Persero) yang murah dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban dermaga.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan dalam bab ini secara umum meliputi konsep desain yaitu perencanaan pelat pracetak, perencanaan balok pracetak, perencanaan pile cap dan tiang pancang.

KRITERIA DESAIN PERATURAN YANG DIGUNAKAN

Dalam tugas akhir ini digunakan beberapa peraturan sebagai landasan perencanaan, diantaranya:

• PCI. 1992 Design Handbook 4th Edition and 5th Edition Precast and Prestressed Concrete Chapter5. • Technical Standards and Commentaries for Port and

Harbour Facilities in Japan. The Overseas Coastal Area Development Institute Of Japan (OCDI). • ACI 318-05.Appendix D. Chapter 5.2.

• Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-2847-2002 untuk merencanakan struktur beton.

• SNI 03 - 1726 – 2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (1983). Digunakan dalam perhitungan gaya gempa dengan metode dinamis.

• Beton Bertulang Edward G. Nawy. • Daya Dukung Tanah, Herman Wahyudi • Ekplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi,

Wulfram Ervianto

KRITERIA KAPAL RENCANA

Dalam Tugas Akhir ini, kapal jenis barang dan curah yang direncanakan bersandar di dermaga mempunyai data sebagai berikut:

 Dermaga Sisi Darat

 Bobot mati : 35.000 DWT  Panjang (LOA) : 181 m  Sarat penuh : 10.9 m  Lebar : 26.4 m

 Berthing Velocity : 0.15 m/det  Sudut berthing max : 100  Dermaga Sisi Laut

 Bobot mati : 60.000 DWT  Panjang (LOA) : 271 m  Sarat penuh : 13.2 m  Lebar : 35.2 m

 Berthing Velocity :0.15 m/det  Sudut berthing max :100 KUALITAS MATERIAL 1. Mutu Beton

Digunakan beton dengan fc’ = 35 Mpa untuk komponen struktural. Berikut ini data mutu beton berdasarkan SNI 2002:

Eb =

4700

fc

'

= 27805.575 kg/cm 2

2. Mutu Baja

Baja tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah baja tulangan U-50. Berikut ini data mutu baja fy = 490MPa

Ea = 2,1 x 106 kg/cm2

σa = Tegangan Tarik = 290 MPa Diameter Tulangan = 19mm ( untuk pelat )

= 25 mm (untuk balok ) 3. Selimut Beton

Dalam perencanaan ini digunakan tebal selimut beton untuk pelat sebesar 4 cm dan untuk balok sebesar 7 cm.

4. Tiang Pondasi

Tiang pancang baja Nipon steel

Diameter = 1200 mm Tebal = 20 mm Luas penampang = 741.4 cm2 Berat = 467 kg / m Momen Inersia = 129 x 103 cm4 Section Modulus = 215 x 102 cm3 DESAIN DIMENSI STRUKTUR

Berikut ini adalah disain dimensi struktur dermaga untuk modul 8 x 8 meter:

Panjang dermaga : 194 m Lebar dermaga : 36 m Tebal Pelat : 40 cm Balok Melintang : 80 x 120 cm Balok Memanjang : 80 x 120 cm Balok Crane : 80 x 120 cm Pile cap :200 x 200 x 80 cm Cover Beton (pelat) : 4 cm (balok) : 7 cm BEBAN LATERAL

Pembebanan lateral pada struktur dermaga dapat dikategorikan atara lain:

1) Gaya Gelombang 2) Gaya Akibat Arus 3) Gaya Tumbukan Kapal

Dari analisa diperoleh gaya bollard sebagai berikut: Table Rekap Gaya Bollard

Gaya Bollard Gaya Tarik (ton) Gaya tarikan kapal 100 Gaya dorong kapal akibat angin 126.36 Gaya dorong kapal akibat arus 82.42

(3)

3

BEBAN GEMPA

Beban gempa yang bekerja pada struktur dermaga dihitung secara dinamis dengan menggunakan respon spektra menurut SNI 03-1726-2002.

Input Gaya Gempa

Berdasarkan peta gempa, karang jamuan merupakan wilayah yang masuk dalam Zone Gempa 2 dengan jenis Tanah Lunak, sehingga ditetapkan spektrum respons seperti pada Gambar dibawah ini Dan scale factor diisi 9.81 2.1778

5 . 4 1 .g= x = R I

Nilai I merupakan factor keutamaan gedung dan R merupakan faktor reduksi berdasarkan SNI 1726-2002.

Gambar. Grafik Respon Spektrum dalam SAP 2000 PEMODELAN STRUKTUR MENGGUNAKAN

PROGRAM BANTU

Pemodelan struktur sebisa mungkin harus mempunyai perilaku yang sama dengan kondisi struktur di lapangan nanti. Hal ini diperlukan agar hasil gaya dalam (momen, lintang dan normal) yang dikeluarkan program bantu akurat. Struktur Jetty dalam tugas akhir ini memiliki beberapa komponen struktur, diantaranya pelat, balok, pile cap dan tiang pancang. Adapun pemodelan keempat komponen tersebut dalam program bantu adalah sebagai berikut.

a. Pelat pada model jetty dimodelkan dengan fitur area shell setebal 40 cm.

b. Balok pada model jetty dimodelkan dengan fitur frame.

c. Pile cap pada model jetty dimodelkan dengan fitur solid.

d. Tiang pancang sama seperti balok, tiang pancang pada model jetty dimodelkan dengan fitur frame.

Model struktur jetty pada program bantu dapat dilihat pada gambar dibawah ini

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA

PERENCANAAN PELAT Data Perencanaan Pelat

Untuk perencanaan dipakai data sebagai berikut: Tebal Pelat rencana = 400 mm Tebal pelat pracetak = 300 mm Tebal overtopping = 100 mm

Decking = 70 mm

Dia Tul lentur = 19 mm

As = 283.5287 mm2

Dia Tul bagi = 16 mm

As = 201.0692 mm2

Tinggi efektif = 346 mm

Lebar Pelat = 8000 mm

BJ beton pracetak = 2400 kg/m3 BJ beton Cast in place = 2500 kg/m3

mutu baja Fy = 490 Mpa

mutu beton Fc = 35 Mpa

Perhitungan tulangan lentur pelat

Tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan lentur plat adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data-data d, fy, f ’c, dan Mu

2. Menentukan batasan harga tulangan dengan menggunakan rasio tulangan yang disyaratkan sebagai berikut :       + = fy fy fc b 600 600 ' 1 85 . 0 β ρ SNI 03-2847-2002 pasal 10.4(3)

b

ρ

ρ

max

=

0

.

75

SNI 03-2847-2002 pasal 12.3(3)

fy

4

.

1

min

=

ρ

3. Hitung rasio tulangan yang dibutuhkan :

      − − = fy xmxRn m 2 1 1 1

ρ

4. Menentukan luas tulangan (AS) dari ῤ yang didapat

bxd As = ρ

Momen yang menentukan :

Dari perhitungan SAP 2000 didapatkan: Mu = 198437778 2 / 237 . 2 2 333 1000 8 . 0 198437778 2 1000 8 . 0 mm N x x dy x x Mu Rn= = = 00475 . 0 2 1 1 1 =         − − = fy Rn x m x m ρ ρ > ρmin ρ pakai = 0,00475 Asperlu = ρ b d = 0,00475 x 1000 x 333 = 1582.076 mm2 Digunakan tulangan lentur:

∅19 - 175 ( As Pasang = 1701.712 mm2 )

Perencanaan Tulangan Susut dan Suhu Pelat

Untuk perencanaan tulangan susut dan suhu arah x pelat penulis menggunakan aturan SNI 03-2847-2002 pasal 9.12.2).(1). a.

0

,

00147

490

'

400

0018

,

0

=

=

x

ρ

b. As = 0,00147 x 1000 x 350.5 = 515.235 mm2 c. Tulangan pakai

D13 – 200 ( As = 663.325 mm2) per meter lebar pelat.

Kontrol Geser Punch Pelat

Pada control geser punch dimabil gaya dari truck trailer karena memiliki beban besar dan bidang sentuh roda dengan pelat yang kecil. Besar beban dan

(4)

4

luasan bidang sentuh roda pelat dapat dilihat pada gambar (a) dan (b).

Gambar Lebar kerja manfaat arah melintang dan memanjang

Berdasarkan Peraturan SIN 03-2847-2002, rumus mencari kuat geser nominal pelat adalah

Vnc = f c×U×d       + 6 ' 2 1 β = 2111861 N= 211,186 ton 400 3100 6 35 × × = Vc = 1222656 N = 122.266 ton Kuat penampang pada geser harus memenuhi :

i. Vu ≤ ɸVnc = 1,2 x 135 < 0,8 x 211.186 162 ton < 168.9488 ton( OK )

ii. Vc > Vnc = 345,105 ton > 211.186 ton ( OK ) Jadi => Pelat beton memenuhi kuat geser punch Kontrol Retak 3

d

A

f

z

=

s c K! MN/m...O 25 MN/m 21.81 N/mm 21812.25 = < = z 10 11× 6× × = −

β

ω

= 0,194 < 0,3 mm ...(OK) Perancanaan Pelat Sebelum Komposit Data perencanaan pelat pracetak.

Pelat pracetak berbentuk half slab dengan tebal 30 cm. Tulangan yang dipasang adalah tulangan lentur bagian bawah, dengan diameter tulangan rencana pelat pracetak D 19 dan tulangan bagi D 13.

Penentuan lebar bersih pelat pracetak: - Tipe modul pelat = 8 x 8 meter - Lebar balok = 700 mm Lebar Balok tumpuan

- Lx = 8-(0.7x2)+(2x0.05) = 7.4 m - Ly = 8-(0.7x2)+(2x0.05) = 7.4 m Dimensi bersih pelat pracetak

- Lx = 7.4/4 = 1.85 m - Ly = 7.4 m

Gambar-Detail peletakan pelat pracetak di atas balok. Perencanaan Tulangan Lentur

Digunakan tulangan lentur:

∅19 - 200 ( As Pasang = 1701.1724 mm2

) Kontrol Tegangan

1) Kontrol pada saat pengangkatan pelat Beban pelat pracetak saat pengangkatan Beban sendiri pelat pracetak

= 0,30 x 2400 = 720 kg/m2 Beban total (w) = 9856.8 kg

Momen pelat pracetak saat pengangkatan

Pelat direncanakan diangkat dengan 4 titik pengangkatan. Momen pelat saat pengangkatan dihitung dengan PCI Design Hand Book Precast and Prestressed Concrete pasal 5.2.4 (b) seperti pada Gambar sebagai berikut :

Gambar Momen Pengangkatan Pelat Dengan rencana titik pengangkatan seperti pada Gambar di atas sebagai berikut :

Gambar Rencana Titik Pengangkatan Dimensi Pelat : lebar = 1.85 m

panjang = 7.4 m

dari analisa didapatkan momen dengan faktor kejut akibat pengangkatan 1.5 adalah:

Mmax = 2696.093 x 1.5 = 4044.139 kgm Mmin = -1348.047 x 1.5 = -2022.069 kgm Kontrol tegangan precast

f’c saat umur beton 7 hari = 65% x 35 = 22.75 MPa fr saat umur beton 7 hari = 0.7*√22.75 = 3.339 MPa Kontrol Tegangan σmax = 1.325 4350148484 54 . 142 40441396 = x

σmax < fr (1.325 < 3.339) MPa ...OK

σmin = 0.732 4350148484 46 . 157 20220698 = x

σmin < fr (0.732 < 3.339) MPa ...OK 2) Kontrol pada saat Penumpukan

Gambar Penumpukan pelat pracetak Beban yang bekerja:

Berat sendiri = 0.3x2400 = 720 kg/m2 Berat besi tulangan = 0.05x720 = 48 kg/m2 Berat Total = 768 kg/m2

Dari perhitungan menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan momen:

Gambar Momen pelat pracetak akibat penumpukan

(5)

5

Mmax = 1456.559 kgm

Mmin = -2551.839 kgm

karena pelat pracetak ditumpuk, maka ada faktor kejut ketika proses penumpukan sebesar 1.5, sehingga momen menjadi: Mmax = 1456.559 x 1.5 = 2184.839 kgm Mmin = -2551.839 x 1.5 = -3827.76 kgm Kontrol Tegangan σmax = 0.716 4350148484 54 . 142 21848385 = x

σmax < fr (0.716 < 3.339) MPa ...OK

σmin = 1.386 4350148484 46 . 157 38277585 = x

σmin < fr (1.386 < 3.339) MPa ...OK 3) Kontrol pada saat menahan beton basah Data Perencanaan :

Beban yang bekerja pada saat pengecoran topping beton

f’c saat umur beton 14 hari = 88% x 35 = 30.8 MPa fr saat umur beton 14 hari = 0.7*√30.8 = 3.884 MPa Beban sendiri pelat pracetak

= 0,30 x 2400 = 720 kg/m2 Beban Beton basah

= 0,10 x 2500 = 250 kg/m2 Beban total (q) = 970 kg/m2 Beban Hidup (P) = 100 kg

Momen pelat pracetak saat pengecoran

Pelat yang diletakkan di antara 2 balok pada saat pengecoran diasumsikan menumpu pada 2 perletakan, dengan analisa program bantu SAP 2000 didapatkan momen sebesar :

Gambar Momen pelat pracetak akibat penumpukan Mmax = 4889.32 kgm

Mmin = -6362.67 kgm

karena beton tidak bias langsung merata setebal 10 cm di atas pelat, melainkan ditumpuk dulu kemudian diratakan, maka untuk menahan beban beton sebelum diratakan momen maksimum dikalikan dengan koefisien 1.5

Mmax = 4889.32 x 1.5 = 7333.98 kgm Mmin = -6362.67 x 1.5 = -9544 kgm

Gambar - Momen saat pengecoran

Kontrol Tegangan σmax = 2.403 4350148484 54 . 142 73339800 = x

σmax < fr (2.403 < 3.884) MPa ...OK

σmin = 3.455 4350148484 46 . 157 95440035 = x

σmin < fr (3.455 < 3.884) MPa ...OK PERENCANAAN BALOK

Tabel Rekap penulangan lentur balok memanjang

Penulangan Geser

Dari software bantu analisa struktur didapatkan nilai geser maksimum (Vu) = 1651125.4 N

Pemasangan Sengkang Daerah Sendi Plastis Direncanakan tulangan geser

4φ12 mm (Av = 452,39 mm2

) Penulangan Torsi Balok

Dalam perencanaan tulangan torsi pada balok induk, penulis menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 13.6. Adapun tahapan – tahapan dalam perencanaan tulangan torsi adalah sebagai berikut

A. Kontrol pengaruh momen torsi berfaktor terhadap balok

Tu : 146463816.5 Nmm

Tn =

Tn = 1367973 Nmm < Tu = 146463816.5 Nmm Karena Tn < Tu maka perlu tulangan torsi

B. Kontrol dimensi penampang melintang balok

(

)

(

)

3 35 2 5 . 1105 700 4 . 572269 75 . 0 2 743904 7 . 1 5x3592 146463816. 2 5 . 1105 700 4 . 1651125 2+ + x x x 2,209 N/mm2 < 4.498N /mm2

Jadi Penampang melintang balok memenuhi C. Tulangan longitudinal akibat torsi

Dari perhitungan tulangan momen tumpuan didapat As = 5890.486 mm2 dan As’ = 1963.495 mm2 perbandingan penempatan tulangan torsi adalah atas : tengah : bawah = 1 : 2 : 1

maka,

- Tulangan longitudinal di atas As = 0,25 x Al pakai + As

= 0,25 x 2708.29 + 5890.486 = 6567.558 mm2 Dengan tulangan D25 jumlah tulangan yang diperlukan adalah 14 buah

Tumpuan Lapangan Mu 2304051000 Nmm 1845611000Nm m Tul. Atas 12D25 10D25 As pakai 5890.486 mm2 4908.739 mm2 Tul. Samping 2D16 2D16 As pakai 402,124 mm2 402,124 mm2 Tul.Bawah 4D25 5D32 As pakai 1963.495 mm2 2454.369 mm2 Mn 3076038244Nm 2603844435Nm m

(6)

6

- Tulangan longitudinal di tengah Av = 0,5 x Al pakai

= 0,5 x 2708.29 = 1354.145 mm2

Dengan tulangan D16 jumlah tulangan yang diperlukan adalah 7 buah

- Tulangan longitudinal di bawah As’= 0,25 x Al pakai + As’

= 0,25 x 2708.29 + 1963.495 = 2640.568 mm2 Dengan tulangan D25 jumlah tulangan yang diperlukan adalah 6 buah

Kontrol Desain dan Panjang Penyaluran A. Kontrol Lendutan 09 . 38 21 800 21= = = l h cm < 50 cm ....OK B. Kontrol Retak 3

d

A

f

z

=

s c

OK!

MN/m

25

MN/m

24.96

N/mm

24957.36

=

<

=

z 10 11× 6× × = −

β

ω

= 0,233 < 0,3 mm ...(OK) C. Panjang Penyaluran

1. Panjang Penyaluran lurus tulangan tarik

Digunakan panjang penyaluran untuk tulangan tarik 1000 mm

2. Panjang Penyaluran Berkait

Dipakai 300 mm SNI 03-2847-2002 Ps. 9.1.2 3. Tulangan momen positif

Sesuai SNI 03-2847-2002 Ps. 14.11, ldh ≥ 150 mm 4. Tulangan momen negative

Sesuai SNI 03-2847-2002 Ps. 14.12,

Panjang penyaluran digunakan adalah 500 mm Untuk kondisi sebelum komposit, balok pracetak dikontrol tegangan seperti pada pelat pracetak.

Gambar. Balok Pracetak

Tulangan balok pracetak yang dipasang adalah tulangan bagian bawah. Untuk tulangan tumpuan dipasang tulangan tekan (5D-25) sedangkan tulangan lapangan dipasang tulangan tarik (10D-25).

PERENCANAAN TIANG PANCANG Data Spesifikasi Tiang Pancang

Adapun spesifikasi dari tiang pancang baja ini adalah sebagai berikut:

Tabel Dimensi tiang pancang modul pelat 8 x 8 Keterangan Nilai Satuan

Mutu Baja BJ 50 - Diameter (D) 1200 mm

Tebal 20 mm

Luas Penampang (A) 678.6 cm2 Section Modulus (Z) 18000 cm3 Momen Inersia 990000 cm4

Perhitungan Titik Jepit Tiang

Gambar Pemodelan titik jepit tiang pancang

5 150 01413 . 0 210000000x T= = 7.23 m Zf = 1,8 x 7.7 = 13.01 m 13 m Dan pemodelan struktur pada software bantu, panjang tiang pancang sampai dengan titik jepit pancang adalah

L = e + Zf

L = 15 + 13 = 28 m

Perhitungan Kapasitas Akasial Maksimum Tiang(Qv)

(

)

MN ton Qv 1108.1 1108 2 1500 1300 01413 . 0 210000 2 = = + × × = π

Sedangkan dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan P max sebesar :

Pmax < Qv  522.965 < 1108 (OK) 12 . 2 965 . 522 1108 = = Qv

Perhitungan Kapasitas Lateral Maksimum Tiang(QH)

Dengan rumus penyederhanaan dari Tomlinson, perhitungan nilai QH (gaya lateral maksimum) dapat dihitung dengan

QH = Mu = σu x Z , QH = 13 15 1285 2 + x = 91.786 ton

Untuk jarak antar tiang (S) adalah 6m dan diameter tiang (B) adalah 1,2 m, nilai efesiensi kapasitas lateral tiang adalah :

S/B = 6 / 1,2 = 5 Ge = 0,5 QH ijin = 0,5 x 91.786 = 45.89 ton

Gaya lateral maksimum yang terjadi pada satu tiang adalah

Hmax = 100

1783997 kg = 17839.97 kg = 17.84 ton

Sedangkan dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000 didapatkan H max sebesar :

(7)

7

57 . 2 84 . 17 89 . 45 = = Qv

Kontrol Defleksi Lateral Tiang (y max)

Dengan menggunakan perumusan NAVAC B-67, nilai defleksi lateral tiang didapatkan:

m y =0.009401

Kontrol Momen

Momen yang terjadi, yaitu momen yang didapat dari analisa SAP 2000 harus lebih kecil dari momen bahan tiang pancang (Mu).

My ≤ Mu = Fy . Sx atau y My ≤ Mu = Fy . 1,5 Zx atau y

Momen yang terjadi :

M2 = 233.767 t.m < Mu ...OK! M3 = 228.819 t.m < Mu...OK! Perencanaan Pile Cap

Pada perencanaan ini Pile cap yang direncanakan bukan precetak., adapun data dan tipe pile cap adalah:

Data data perencanaan Pile cap: Lebar (b) = lx = 200 cm Tinggi (h) = 80 cm Panjang = ly = 200 cm Selimut beton = 8 cm Mutu Beton f’c= 35 Mpa Eb = 27805.575 Nmm Mutu Baja fy = 490 Mpa Ea = 2,1 x 105 Nmm Diameter Tulangan = 25 mm (tul. utama)

= 22 mm (tul.bagi)

Dari perhitungan program SAP 2000 didapat gaya-gaya yang bekerja pada poer. Dengan asumsi pelaksanaan yang sulit maka direncanakan eksentrisitas pada pile cap tunggal.

Gambar – Beban yang bekerja pada pilecap Dari hasil SAP2000 v.14.2.2 untuk tiang pancang tunggal didapatkan :

Pmax(axial load) = -628.228 ton Mpada batang tsb = -244684,44 kg.m Perhitungan Tulangan Arah Y dan X Penulangan Lentur

Dipakai D25 (Aspakai = 9817.477 mm 2

)

untuk tiap meter dipasang D25 (As = 4908.7385 mm2) Untuk Tulangan bagi dianggap 50% dari tulangan utama, maka:

As bagi = 2454.369 mm2 jarak antar tulangan = 150 mm

Diameter tulangan bagi D22 (As pakai= 2659.58 mm2 )

Penulangan angker

Beton isi direncanakan 50 cm di bawah muka air terendah sekaligus sebagai pelindung tiang pancang baja dari korosi

Jadi panjang beton isi L = 3.1 meter.

a) Kekuatan tulangan di dalam steel pile (12 - D13) Pnt = As .n . fy. Ø (fy=490 Mpa)

= 585 ton > 137ton……OK

b) Tegangan geser beton dan pelat, serta kekuatan beton menerima gaya horisontal.

Kekuatan beton disekeliling tulangan = n x L x d x fc

= 1092000 N > 137200 N...OK

c) Kekuatan tulangan angker (18 - D28, fy=490Mpa) Pnt = As .n . fy. Ø

= 4344747.24 N > 137200 N. ……OK Perhitungan yang dibutuhkan

Dari analisa menggunakan program bantu SAP 2000

Gambar – Momen pada 3.1 meter

Momen pada ujung tiang tegak Mu = 174836.55 kg.m dengan P max = 263668.32 kg tulangan ton kg d d Mu Tu 18 475 . 434 4 . 22201 48 . 74891 1662696691 . 2 max max=

= = ≤

Karena gaya tarik akibat momen yang terjadi pada satu tulangan angker lebih kecil dari kemampuan tulangan menahan tarik, maka tulangan 18-D28 mampu menahan Mu=174836.55 kg.m

Tarik ulti = 22.201 ton ≤ Tijin = 24.137 ton . . . .(OK) Kontrol Geser punch pile cap

Pile cap harusmemenuhi persyaratanbahwa kekuatan gaya gesr nominal harus lebih besar dari geser punch yang terjadi.Kuat geser yang disumbangkan beton diambil nilai terkecil dari:

Vc = 4710 1000 10836286.136N 6 35 5 . 1 2 1  × × =      + Vc = 4710 1000 9288245.259N 3 35 = × × Diambil Vc terkecil = 9288245.259 N ɸVc = 0.75 x 9288245.259 = 6966183.945 N ɸVc = 6966183.945 N > Pu tiang = 2636683.2N…OK

(8)

8

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Total rencana biaya dermaga yang paling murah ditijau dari perhitungan struktur atas adalah modul pelat lantai ukuran 4 x 4 meter dengan harga RP 6,935,406,555,00

Gambar- Grafik Rekapitulasi Harga Bangunan Atas

2. Total biaya perencanaan dermaga yang paling murah ditijau dari perhitungan struktur bawah

adalah modul pelat lantai ukuran 10 x 10 meter dengan harga RP 91,202,236,390,00 untuk SF = 2 (kondisi esisting).

Gambar - Grafik Rekapitulasi Harga Bangunan Bawah 3. Total biaya perencanaan struktur dermaga yang

paling murah dengan SF = 3 (sesuai perhitungan penulis) adalah modul pelat 8 x 8 meter dengan harga Rp 115,423,844,799.39

Tabel. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No. Uraian Jumlah

1 Bangunan Modul 10 x 10 meter SF 2 (esisting) Rp 101,188,469,312.64 2 Bangunan Modul 10 x 10 meter SF 3 Rp 122,710,377,379.44 3 Bangunan Modul 8 x 8 meter Rp 115,423,844,799.39 4 Bangunan Modul 6 x 6 meter Rp 164,236,314,433.53 5 Bangunan Modul 4 x 4 meter Rp 279,993,293,384.77

SARAN

1. Dalam merencanakan struktur dermaga dengan berbagai variasai modul pelat lantai pracetak, seharusnya mempertimbangkan kondisi tanah.

2. Dalam tugas akhir yang akan datang, perhitungan Rencana Anggaran biaya disarankan mempertimbangakan biaya metode pelaksanaan di lapangan.

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis H.S. mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, kedua orang tua, pacar (U.H), sahabat, saudara SIPIL 2009, rekan-rekan TMB 48, serta semua pihak yang ikut andil dalam pengerjaan tugas akhir ini. Atas semua pertolongan, bantuan, bimbingan baik dalam bentuk iman, keyakinan, doa, materi maupun moril yang telah diberikan kepada penulis sehingga penelitian tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan cukup baik dan mampu penulis tuangkan dalam bentuk jurnal ilmiah ini. Semoga bisa bermanfaat baik bagi penulis secara khusus maupun bagi masyarakat secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. ACI 318-05.Appendix D. Chapter 5.2.

2. Badan Standarisasi Nasional.1971.”Pereturan Beton Bertulang Indonesia”. Bandung, Indonesia.

3. Badan Standarisasi Nasional.2002. “Tentang Beton Pracetak”. Bandung, Indonesia.

4. Bogazici dan Kocaeli University.2006.” Ductile Connections in Precast Concrete Moment Resisting Frames”. PCI Journal. 5. Dewabroto, Wiryanto.2007. “Precast Hollow

Core Slab”.

6. Elliot, Kim.2002.”Precast Concrete Struktures”.Great Britain : Butterworth-Heineman.

7. Gibb,A.G.F.John Wiley and Son. 1999.” Off-Site fabrication”. New York. USA

8. Abduh, M. 2007.”Inovasi Teknologi dan Sistem Beton Pracetak di Indonesa: Sebuah Analisa Rantai Nilai”. Seminar dan Pameran HAKI.

9. Khakim, Anwar, Hasyim. 2011.”Studi Pemilihan Pengerjaan Beton Antara Pracetak dan konvensional”. Jurnal Rekayasa Sipil Volume 5, No. 2. Malang, Indonesia.

10. PCI. 1992. “PCI Design Handbook - 4th

Edition. Precast/Prestressed Concrete”. Institute. Chicago, IL.

11. PCI.“Design Handbook 5th Edition Precast and Prestressed Concrete Chapter 5”. Institute. Chicago, IL.

12. Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan. “The Overseas Coastal Area Development Institut of Japan (OCDI)”. Kasumigaki, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-0013, Japan

13. Wahyudi, Herman. 2012. “Daya Dukung Pondasi Dangkal”. Surabaya, ITS Press.

Gambar

Table  Rekap Gaya Bollard
Gambar Lebar kerja manfaat arah melintang dan  memanjang
Gambar  Momen  pelat pracetak akibat penumpukan  Mmax  = 4889.32 kgm
Tabel  Dimensi tiang pancang modul pelat 8 x 8  Keterangan  Nilai  Satuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata semua atribut memiliki nilai rata-rata diatas skala 2,5 berarti atribut atribut yang akan dipakai dalam perhitungan Model kano dan perancangan aplikasi tidak

Adapun permasalahan yang diangkat adalah bagaimana keabsahan tanda air ( watermark ) dalam suatu karya cipta fotografi apabila digunakan untuk menunjukkan bukti

Berdasarkan fakta yang tercantum diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat resiko pressure ulcer pada tahun 2015 dan apa faktor resiko

Dari hasil analisis yang sudah ditemukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan kemampuan dribbling pada klub

Pada anak leukemia dengan jenis ALL ditemukan lebih banyak yaitu sekitar 80% (Rudolph, Hoffman, &amp; Rudolph, 2014). Pada fase kemoterapi yang dijalani pasien sebagian besar

Penelitian yang dilakukan oleh Ivan dalam Syaputra (2011) yang mengatakan bahwa faktor empati perawat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kepuasan pasien, dimana

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar superoksida dismutase lensa berhubungan dengan peningkatan derajat kekeruhan lensa pada katarak

Kuadran ini terletak antara peluang eksternal dan kekuatan internal (strategi pertumbuhan) yaitu strategi yang didesain untuk mencapai pertumbuhan jumlah