• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Responden

Data dalam penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur besar dan sedang di Kota Semarang. Dalam penelitian ini data-data perusahaan manukfaktur skala besar dan sedang yang berguna bagi penelitian di peroleh dari sumber Badan Pusat Statistik (BPS) 2014. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di 17 perusahaan diperoleh sebanyak 66 responden yang mengisi kuesioner dan dapat diolah. Tabel berikut menunjukan data perusahaan:

Tabel 4.1 Data Perusahaan

No. Nama Perusahaan Jenis

Industri Kuesioner yang Disebar Kuesioner yang Kembali Kuesioner yang dapat diolah

1 PT. Industri Jamu Jago Jamu 10 9 8

2 PT. Industri Jamu Borobudur Jamu 10 8 7

3 PT. Mebel Jansen Indonesia Mebel 3 0 0

4 PT. Fumira Plat Besi 10 9 6

5 PT. Ny. Meneer Jamu 10 7 7

6 PT. Damaitex Textile 10 7 7

7 CV. Metalindo Manunggal K Stainless 3 2 2

8 PT. Leo Agung Raya Jamu 4 2 2

9 PT. Shamprindo Perdana Obat 4 4 4

10 PT. Dasa Gaya Obat 5 4 4

11 PT. Arindo Garmentama Garmen 3 3 3

12 PT. Maju Jaya Sarana Grafika Percetakan 5 4 4

13 PT. Dyriana Bakery Roti 3 3 3

14 PT. Sido Muncul Jamu 6 0 0

15 Percetakan Laris Percetakan 5 4 4

16 Jessy Cakes Roti 5 3 3

17 Mie Citra Mandiri Mie Kering 4 2 2

Jumlah 100 71 66

Sumber: Pengolahan Data 2016 Sumber:

(2)

4.2. Gambaran Umum Responden

Tabel 4.2 menunjukan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah pria dengan persentase 66,7% sebanyak 44 responden, dan responden wanita menunjukan persentase 33,3% sebanyak 22 responden. Hasil penelitian ini

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Pria 44 66,7%

Wanita 22 33,3%

Usia Jumlah Responden Persentase

20 Tahun ke Bawah 0 0%

21-30 Tahun 15 22,7%

31-40 Tahun 32 48,5%

40 Tahun ke Atas 19 28,8%

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase

SMA/Sederajat 0 0%

Akademi/Sedejarat 0 0%

Strata Satu (S1) 59 89,4%

Magister (S2) 7 10,6%

Doctor (S3) 0 0%

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase

1-5 Tahun 15 22,7%

6-10 Tahun 5 7,6%

11-15 Tahun 12 18,2%

15 Tahun ke Atas 34 51,5%

Jabatan Jumlah Responden Persentase

Low Manajer 19 28,8% Manajer Administrasi 7 10,6% Manajer Humas 2 3% Manajer Keuangan 10 15,2% Manajer Operasional 8 12,1% Manajer Pemasaran 9 13,6% Manajer R&D 2 3% Manajer SDM 4 6,1% Top Manajer 5 7,6% SSumber: Lampiran 4a

(3)

menunjukan manajer-manajer pada perusahaan sampel masih banyak jenis kelamin pria yang menjadi kepala bagian dalam perusahaan sampel.

Tabel 4.2 menunjukan rentang usia 31-40 Tahun 48,5% sebanyak 32 responden, usia 40 Tahun ke atas 28,8% sebanyak 19 responden, dan rentang usia 21-30 Tahun 22,7% sebanyak 15 responden. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan sebagian besar rentang usia responden dalam penelitian ini berkisar 31-40 Tahun.

Berdasarkan pilihan 5 jenis tingkat pendidikan pada kuesioner diperoleh data pada Tabel 4.2, Tingkat Pendidikan Strata satu (S1) 89,4% sebanyak 59 responden dan Magister (S2) 10,6% sebanyak 7 responden. Jenis tingkat pendidikan yang tidak terdapat dalam penelitian ini adalah SMA, Akademi, dan Doctor (S3). Dapat disimpulkan Tingkat Pendidikan Strata Satu (S1) adalah responden terbanyak dalam penelitian ini.

Pengalaman kerja yang dimiliki responden-responden dalam penelitian ini beragam. Tabel 4.2 menunjukan responden memiliki waktu kerja pada perusahaan mereka di atas 15 Tahun dengan persentase 51,5%, waktu kerja responden lainnya diikuti dengan lama kerja 1-5 Tahun 22,7%, 11-15 Tahun 18,2%, 6-10 Tahun 7,6%. Dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yang memiliki lama kerja di atas 15 tahun.

Secara umum jabatan manajer dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Top Manajer, Middle Manajer, dan Low Manajer. Middle manajer terdiri dari Manajer Administrasi, Manajer Humas, Manajer Keuangan, Manajer Operasional, Manajer

(4)

Pemasaran, Manajer R&D, dan Manajer SDM. Berdasarkan Tabel 4.2 sebagian besar responden adalah middle manajer dengan persentase 62,3% yang terbagi pada middle-middle manajer. Low manajer dengan persentase 28,8% menempati responden terbanyak ke 2 dan diikuti Top Manajer dengan persentase 7,6%.

4.3. Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data 4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Konstruk

Validitas konstruk digunakan untuk menunjukan seberapa baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2004). Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS yaitu pengujian Factor Analysis. Berikut hasil dari uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Rotated Component Matrix:

Langkah pertama pengujian Pada Tabel 4.3 Hasil dari pengujian KMO

adalah 0,820 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka analisis ini dapat digunakan. Berikut dilakukan analisis pengujian selanjutnya:

Tabel 4.3 Pengujian KMO ke-1

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,820 Bartlett's Test of

Sphericity Sig. 0,000

(5)

Keterangan

CI : CSR Internal CE : CSR Eksternal MK : Motivasi Karyawan KP : Kinerja Perusahaan

Tabel 4.4 Rotated Component Matrix ke-1 Component 1 2 3 4 CI1 .726 CI2 .406 .707 CI3 .725 CI4 .732 CI5 .488 CI6 .484 .565 CI7 .735 CI8 .611 .462 CI9 .440 CI10 .627 .409 CI11 .702 .428 CE1 .474 .568 .432 CE2 .670 .507 CE3 .499 .598 CE4 .694 CE5 .510 .470 CE6 .792 CE7 .614 CE8 .484 .612 CE9 .662 CE10 .808 MK1 .480 .584 MK2 .680 .521 MK3 .491 .475 MK4 .490 .542 MK5 .704 MK6 .815 KP1 .742 KP2 .513 .434 KP3 .454 .679 KP4 .817 Sumber: Lampiran 3a

(6)

Langkah kedua pada Tabel 4.4 Rotated Component Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI3,CI7,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE1,CE3,CE4,CE5,CE8. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP2,KP3. Banyak indikator pernyataan yang tidak valid harus dieleminasi dan diuji ulang.

Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid Pada Tabel 4.5 Hasil dari pengujian KMO adalah 0,853 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka analisis ini dapat digunakan kembali.

Langkah selanjutnya melihat kembali Tabel 4.4 Rotated Component Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP3. Beberapa indikator pernyataan terlihat masih tidak valid harus kembali dieleminasi dan di uji ulang.

Tabel 4.5 Pengujian KMO ke-2

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,853 Bartlett's Test of

Sphericity Sig. 0,000

(7)

Pengujian selanjutnya setelah mengeliminasi indikator yang tidak valid Pada Tabel 4.6. Hasil dari pengujian KMO adalah 0,818 > 0,5 dan Bartlett's Test signifikan pada 0,000. Berdasarkan kedua hal tersebut yang memenuhi syarat maka

Tabel 4.6 Rotated Component Matrix ke-2 Component 1 2 3 4 CI2 .591 CI3 .653 .462 CI7 .719 CI9 .498 .471 CI10 .457 .508 CE1 .709 CE3 .725 CE4 .648 .408 CE5 .710 CE8 .843 MK1 .823 MK3 .761 .439 MK6 .677 .489 KP1 .838 KP2 .756 KP3 .757 Sumber: Lampiran 3a

Tabel 4.7 Pengujian KMO Indikator yang Valid Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,818

Bartlett's Test of

Sphericity Sig. 0,000

(8)

analisis ini dapat digunakan kembali. Berikut dilakukan analisis pengujian selanjutnya:

Langkah selanjutnya dapat dilihat melalui Tabel 4.8 Rotated Component Matrix, pernyataan yang valid terlihat berkumpul pada grup component. Variabel CSR Internal indikator yang valid terlihat pada CI2,CI9,CI10, indikator tersebut termasuk dalam dimensi tempat kerja dan pendapatan yang layak. Variabel CSR Eksternal indikator yang valid terlihat pada CE4,CE5, indikator tersebut termasuk dalam dimensi kontribusi terhadap masyarakat lokal. Variabel Motivasi Karyawan indikator yang valid terlihat pada MK1,MK3,MK6, indikator tersebut termasuk dalam dimensi motivasi diri dalam melaksanakan tugas. Variabel Kinerja Perusahaan indikator yang valid terlihat pada KP1,KP3, indikator tersebut termasuk dalam dimensi reputasi perusahaan dan kondisi pasar perusahaan yang baik. Berdasarkan Tabel 4.8 Rotated Component Matrix terlihat semua indikator variabel

Tabel 4.8 Rotated Component Matrix Indikator yang Valid

Component 1 2 3 4 CI2 .787 CI9 .777 CI10 .739 CE4 .845 CE5 .762 MK1 .782 MK3 .569 .500 MK6 .822 KP1 .911 KP3 .737 Sumber: Lampiran 3a

(9)

telah berkelompok pada setiap variabel. Dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut telah menunjukan hasil-hasil dalam pengukuran Factor Analysis

sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Dengan ini pengujian ini dinyatakan valid dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ghozali, 2006). Dalam menghitung reliabilitas suatu data dapat digunakan pendekatan Cronbach’s Alpha. Bila nilai

Cronbach’s lebih kecil dari 0,6 maka item x dinyatakan tidak reliabel dan bila nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka item x dinyatakan reliabel. Tabel berikut menunjukan hasil dari Uji Reliabilitas pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel CSR Internal, CSR Eksternal, Motivasi Karyawan, dan Kinerja Perusahaan dalam penelitian menunjukan

Cronbach’s Alpha > 0,6, hasil Cronbach’s alpha variabel CSR Eksternal yang Tabel 4.9 Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

CSR Internal 0,798 Reliabel

CSR Eksternal 0,687 Reliabel

Motivasi Karyawan 0,780 Reliabel Kinerja Perusahaan 0,882 Reliabel Sumber: Lampiran 3b

(10)

menunjukan hasil yang terendah diantara 4 variabel berikut. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat dikatakan semua variabel dalam penelitian ini telah reliabel dan dapat dilakukan proses analisis selanjutnya.

4.4 Statistik Deskriptif

Persepsi responden terhadap setiap variabel dalam penelitian ini ditunjukan dengan statistik deskriptif dengan kriteria Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kriteria tersebut dilihat dari hasil mean yang sesuai dengan kategori dan kisaran teoritis yang berbeda. Berikut hasil mean tersebut:

Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Internal adalah 4,26 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan indikator yang diterima, CSR Internal yang telah dilakukan perusahaan berupa pemberian tempat kerja dan pendapatan yang layak direspon baik oleh karyawannya.

Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel CSR Eksternal adalah 3,98 yang termasuk dalam kategori tinggi namun terendah diantara variabel lainya.

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Variabel Mean Kisaran

Teoritis

Kategori

Keterangan Rendah Sedang Tinggi

CSR Internal 4,26 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi CSR Eksternal 3,98 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi Motivasi Karyawan 4,35 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi Kinerja Perusahaan 4,33 1-5 1,00-2,33 2,34-3,66 3,67-5,00 Tinggi Sumber: Lampiran 4b

(11)

Berdasarkan indikator yang diterima, CSR Eksternal berupa kontribusi terhadap masyarakat lokal direspon baik oleh karyawan.

Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Motivasi Karyawan adalah 4,33 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti Motivasi Karyawan tinggi dengan program CSR yang dilakukan perusahaan mempengaruhi motivasi

karyawan.

Rata-rata skor jawaban responden terhadap variabel Kinerja Perusahaan adalah 4,23 yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti karyawan merasa Kinerja Perusahaan mereka telah baik.

Tabel 4.11 Compare Mean Kelompok Industri Perusahaan CSR Internal CSR Eksternal Motivasi Karyawan Kinerja Perusahaan Jamu PT. Industri Jamu Jago 3,87 4,06 4,42 4,38 PT. Industri Jamu Borobudur 4,38 4,21 4,52 4,50 PT. Ny. Meneer 4,24 3,86 3,76 4,07 PT. Leo Agung Raya 5,00 4,25 4,33 5,00 Textile PT. Damaitex 4,43 4,21 4,71 4,36 PT. Arindo Garmentama 3,78 3,83 4,22 4,17

Farmasi PT. Shamprindo Perdana 4,75 4,00 4,84 4,88

PT. Dasa Gaya 4,33 4,63 4,59 4,75

Percetakan PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,43 4,25 4,50 4,14

Percetakan Laris 4,42 3,75 4,42 4,13 Besi PT. Fumira 4,28 4,17 4,06 4,17 CV. Metalindo Manunggal 3,50 3,00 4,17 4,25 Makanan PT. Dyriana 3,89 3,33 4,22 3,83 Jessy Cakes 4,33 3,17 4,44 4,50

Mie Citra Mandiri 3,51 3,00 4,16 4,25

(12)

Pada Tabel 4.11 Compare Mean dilakukan dengan cara melakukan rata-rata respon jawaban responden pada setiap perusahaan dan membandingkan berbasarkan kelompok 6 jenis kelompok industry sejenis. Hasil dalam penelitian ini dalam skala organisasi, sehingga diperlukan perbandingan berdasarkan kelompok industri untuk mengetahui respon responden terhadap variabel dalam penelitian. Pada kelompok industri jamu disimpulkan CSR Internal dengan respon baik ditunjukan pada PT. Leo Agung Raya dengan rata-rata 5,00. CSR Eksternal pada PT. Leo Agung Raya juga menunjukan rata-rata respon yang paling tinggi diantara 4 perusahaan kelompoknya yaitu 4,25. CSR Internal dan CSR Eksternal yang telah dilakukan PT. Leo Agung Raya telah lebih baik dibandingkan perusahaan pada

(13)

sejenisnya. Pada Kinerja Perusahaan rata-rata respon tertinggi juga ditunjukan oleh PT. Leo Agung Raya 5,00 dan rata-rata respon Kinerja Perusahaan terendah PT. Nyonya Meneer 4,07. Pada kelompok industri jamu disimpulkan PT. Leo Agung Raya memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan 4 perusahaan sejenisnya.

Pada Tabel 4.11 Compare Mean terdapat 2 perusahaan kelompok industri textile. CSR Internal dan CSR Eksternal PT. Damaitex menunjukan respon rata 4,43 dan 4,21 lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama dengan rata-rata respon 3,78 dan 3,83. Dapat disimpulkan CSR Internal dan Eksternal PT. Damaitex lebih baik dibandingkan PT. Arindo Garmentama. Hasil rata-rata respon kinerja perusahaan juga menunjukan hasil yang konsisten rata-rata skala kinerja perusahaan PT. Damaitex 4,36 lebih baik dibandingkan dengan PT. Arindo Garmentama 4,17. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini, Kinerja PT. Damaitex paling baik dalam kelompok industri textile.

Kelompok industri selanjutnya adalah farmasi. CSR Internal dengan respon rata-rata skala tertinggi PT. Shamprindo Perdana 4,75 dan respon CSR Eksternal rata-rata skala tertinggi PT. Dasa Gaya 4,63. Berdasarkan hasil CSR Internal dan CSR Eksternal kedua perusahaan tersebut menunjukan hasil yang tidak konsisten, pada rata-rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan PT. Shamprindo Perdana 4,88. Kinerja PT. Shamprindo Perdana paling baik pada industri sejenisnya.

(14)

Kelompok industri percetakan skala rata-rata respon tertinggi CSR Internal dan CSR Eksternal pada PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,43 dan 4,25. Hasil rata-rata respon skala kinerja perusahaan tertinggi ditunjukan pada PT. Maju Jaya Sarana Grafika 4,14 lebih baik dibandingkan Percetakan Laris 4,13. Pada kelompok industri percetakan dapat disimpulkan CSR Internal, Eksternal dan Kinerja Perusahaan yang telah baik adalah PT. Maju Jaya Sarana Grafika.

Kelompok Industri pengolahan besi rata-rata respon pada CSR Internal dan CSR Eksternal tertinggi pada PT. Fumira 4,28 dan 4,17. Sedangkan rata-rata respon kinerja perusahaan pada CV. Metalindo Manunggal 4,25 sedangkan PT. Fumira 4,17, hal ini tidak konsisten dengan hasil rata-rata respon CSR Internal dan CSR Eksternal. Dapat disimpulkan yang telah melakukan CSR Internal dan Eksternal dengan baik adalah PT. Fumira dan kinerja perusahaan terbaik adalah CV. Metalindo Manunggal.

Kelompok industri yang terakhir adalah makanan, dengan rata-rata respon CSR Internal tertinggi pada Jessy Cakes 4,33 dan CSR Eksternal pada PT. Dyriana 3,33. Sedangkan rata-rata respon kinerja perusahaan Jessy Cakes 4,50 paling tinggi dibandingkan dengan kedua perusahaan sejenisnya. Dapat disimpulkan CSR Internal yang telah baik dilakukan oleh Jessy Cakes, CSR Eksternal oleh PT. Dyriana dan Kinerja perusahaan paling baik dalam kelompok industri makanan dalam penelitian ini adalah Jessy Cakes.

4.5. Analisis Measurement Model

(15)

Tabel 4.10 menunjukan bahwa jumlah momen sampel sebanyak 10, sedangkan jumlah parameter yang diestimasi adalah 9. (Degrees of Freedom) DF sebesar (10-9)=1, dapat dikatakan DF sudah bernilai positif. Pada Result (Default Model) juga menunjukan kalimat Minimum was achieved yang artinya DF telah memadahi/model layak dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Analisis selanjutnya dapat dilakukan apabila sebuah measurement model terbukti valid sehingga perlu dilakukan analisis hubungan indikator dengan konstruknya. Hasil pengujian Model dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.12 Notes for Models

Number of Distinct Sample Moments 10 Number of Distinct Parameter to be Estimated 9

Degrees of Freedom (10-9) 1

Minimum was achieved

Chi-Square 19,509

Degrees of Freedom 1

Probability Level 0,000

Sumber: Lampiran 6a

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Goodness of Fit Keterangan Default Model Saturated

Model Independence Model Hasil CMIN 19,509 0,000 98,389 Fit CMIN/DF 19,509 - 16,398 Tidak GFI 0,885 1,0 0,520 Fit AGFI -0,148 - 0,2 Tidak

(16)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa CMIN pada Default Model

sebesar 19,509, hal ini dapat dikatakan baik karena hasil CMIN Default Model

berada diantara hasil CMIN Saturated Model dan CMIN Independence Model.

Hasil CMIN/DF menunjukan hasil 19,509, hasil ini dikatakan tidak fit, karena hasil yang baik seharusnya bernilai < 3. Hasil GFI menunjukan angka 0,885 dan AGFI -0,148, hasil dapat dikatakan fit apabila berada di rentang 0 sampai 1, hasil fit hanya pada GFI.

NFI,CFI, IFI, dan RFI menunjukan hasil 0,802; 0,8; 0,810; dan -0,190. Hasil dari NFI, CFI, IFI telah fit karena berada pada rentang 0 sampai 1, sedangkan RFI tidak pada rentang tersebut sehingga tidak dapat dikatakan fit. Pada hasil uji

Parsimony Fit Indices (PRATIO, PNFI, PCFI) menunjukan hasil berada di range values, yaitu berada diantara 0 sampai 1 dengan hasil 0,167; 0,134; 0,133. Berdasarkan hasil pengukuran-pengukuran 12 item Goodness of Fit, 3 item tidak lolos uji fit. Hasil Goodness of Fit item-item pada penelitian ini telah lolos lebih dari 50% dari total Goodness of Fit yang dipakai, maka dapat dikatakan model sudah fit sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya (Wijanto, 2008:44-56).

NFI 0,802 1,0 0,000 Fit CFI 0,8 1,0 0,000 Fit IFI 0,810 1,0 0,000 Fit RFI -0,190 - 0,000 Tidak PRATIO 0,167 0,000 1,0 Fit PNFI 0,134 0,000 0,000 Fit PCFI 0,133 0,000 0,000 Fit Sumber: Lampiran 5

(17)

4.6. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan program AMOS 21 dengan tingkat keyakinan 90% yang berarti batas error 10%. Analisis signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut: Keterangan: CI : CSR Internal CE : CSR Eksternal MK : Motivasi Karyawan KP : Kinerja Perusahaan

Structural Equation Modeling Intervening Tabel 4.14 Regression Weight

Estimate S.E. C.R. P CI → MK .558 .096 5.844 *** CE → MK .168 .093 1.797 .072 MK → KP .436 .125 3.492 *** CE → KP .202 .096 2.095 .036 CI → KP .238 .119 2.006 .045 Sumber: Lampiran 6a

(18)

Sumber: Pengolahan data, 2016

Analisis pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat Critial Ratio (CR) yang terdapat pada Tabel 4.14 Regression Weight dengan melihat nilai P yang menentukan hubungan antar variabel signifikan atau tidak. Kriteria penerimaan hubungan antar variabel pada tingkat probabilitas signifikansi kurang dari α=10%. Berdasarkan Tabel 4.14, hubungan variabel CSR Internal terhadap variabel Movitasi Karyawan menunjukan hasil signifikan **** dengan nilai β=0,56 positif. Hubungan variabel CSR Eksternal terhadap variabel Movitasi Karyawan menunjukan hasil signifikan 0,072 < 0,10 dengan nilai β=0,17 positif. Hubungan Variabel Motivasi Karyawan terhadap variabel Kinerja Perusahaan menunjukan hasil signifikan **** dengan nilai β=0,44 positif.

Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan. Tabel 4.14

Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel Kinerja perusahaan menunjukan nilai 0,045 < 0,10 nilai β=0,24 positif dan variabel CSR Eksternal terhadap variabel Kinerja perusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 nilai β=0,20 positif. Kedua hubungan antar variabel independen dan dependen tersebut telah signifikan sehingga memenuhi syarat variabel intervening.

(19)

4.6.1. Hipotesis 1 CSR Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel intervening Hubungan CSR Internal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian

Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat dianalisis melalui Tabel 4.14; Tabel 4.15, dapat diambil kesimpulan mengenai penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Internal terhadap Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,56 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Internal yang diberikan perusahaan kepada karyawan berpengaruh signifikan positif terhadap Motivasi Karyawan.

Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan. Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Internal terhadap variabel Kinerja Perusahaan menunjukan nilai 0,045 < 0,10 dengan nilai β=0,24 menunjukan hasil arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value

kurang dari nilai α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif.

(20)

Salah satu kelemahan AMOS 21 dibanding dengan program SEM lainnya seperti terletak pada tidak dapat diketahui signifikan tidaknya peranan tidak langsung (indirect effect). Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis terlebih dahulu diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel Test Analisis.

Hasil Sobel Test Hipotesis 1

Tabel 4.15 Sobel Test Hipotesis 1

Sumber: Lampiran 6b

Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.15 P-Value pengujian baik sobel (0,002), Aroian (0,003), Goodman Test (0,002) ketiganya kurang dari nilai α=10%. Berdasarkan ketiga pengujian tersebut hasil uji Indirect Effect

Motivasi Karyawan pada hipotesis 1 diterima.

Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel Independen CSR Internal dan Variabel Dependen Kinerja Perusahaan menunjukan hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Internal terhadap Kinerja Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan menunjukan hasil yang signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi Motivasi Karyawan hubungan variabel CSR Internal terhadap Kinerja perusahaan tetap signifikan

(21)

positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam hipotesis pertama ini adalah Partial Mediation.

Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H1, CSR Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.

4.6.2. Hipotesis 2 CSR Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai variabel intervening Hubungan CSR Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan dengan pengaruh pemediasi Motivasi Karyawan, dapat disimpulkan berdasarkan pengujian

Regression Weight pada program AMOS 21 dan Sobel Test. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.14; Tabel 4.16, dapat diambil kesimpulan mengenai penerimaan hipotesis. Tabel 4.14 Regression Weight CSR Eksternal terhadap Motivasi Karyawan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,072 < 0,10 dengan nilai β=0,17 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan CSR Eksternal yang diberikan perusahaan kepada masyarakat setempat berpengaruh signifikan positif terhadap Motivasi Karyawan.

Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki tingkat probabilitas signifikansi 0,000 < 0,10 dengan nilai β=0,44 menunjukan hasil arah positif, hasil ini dapat dikatakan Motivasi Karyawan dalam bentuk persepsi yang dibangun perusahaan kepada mereka, berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam model penelitian variabel intervening terdapat syarat bahwa variabel independen terhadap variabel dependen juga disyaratkan signifikan.

(22)

Tabel 4.14 Regression Weight variabel CSR Eksternal terhadap variabel Kinerja Perusahaan menunjukan nilai 0,036 < 0,10 dengan nilai β=0,20 menunjukan hasil arah positif. Signifikansi pada Regression Weight telah diterima karena P-Value

kurang dari nilai α=10%. Secara keseluruhan dengan melihat nilai β(Beta) dapat disimpulkan hubungan antar variabel telah signifikan dengan arah positif.

Sebelum menentukan kesimpulan penerimaan hipotesis ke 2 kembali diperlukan pengujian indirect effect tersebut dengan bantuan Sobel Test Analisis

Hasil Sobel Test Hipotesis 2

Tabel 4.16 Sobel Test Hipotesis 2

Sumber: Lampiran 6b

Hasil uji indirect effect pada Sobel Test pada Tabel 4.16 P-Value sobel

(0,10), Aroian (0,12), Goodman Test (0,09). Hasil sobel dan aroian menunjukan P-Value lebih besar dari α=10%, tetapi hasil dari Goodman Test menunjukan P-Value

lebih kecil dari α=10%. Analisis penerimaan Sobel Test dapat dilihat melalui salah satu diantara sobel, Aroian, Goodman Test (Murniati dkk, 2013). Berdasarkan uji

Goodman Test, hasil uji Indirect Effect Motivasi Karyawan pada hipotesis kedua ini masih dapat diterima.

Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Karyawan kepada Variabel Independen CSR Eksternal dan Variabel Dependen Kinerja Perusahaan

(23)

menunjukan hasil mengenai jenis variabel mediasi. Pengaruh CSR Eksternal terhadap Kinerja Perusahaan sebelum dimediasi oleh Motivasi Karyawan menunjukan hasil yang signifikan positif, dan setelah dipengaruhi variabel mediasi Motivasi Karyawan hubungan variabel CSR Eksternal terhadap Kinerja perusahaan tetap signifikan positif. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Karyawan dalam hipotesis kedua ini adalah Partial Mediation.

Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa H2, CSR Eksternal berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan dengan Motivasi Karyawan sebagai Variabel Intervening diterima.

4.7. Hasil dan Analisis

Berdasarkan hasil analisis-analisis dalam penelitian ini, Corporate Social Responsibility(CSR) yang telah dilakukan perusahaan-perusahaan sampel terhadap stakeholdernya beragam. Hasil pengujian validitas konstruk, indikator dengan menggunakan Factor Analysis disimpulkan, CSR Internal dengan dimensi tempat kerja dan pendapatan yang layak telah menunjukan hasil-hasil yangsesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan dimensi CSR training pada karyawan disimpulkan tidak menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya.

Pada CSR Eksternal pada perusahaan sampel yang telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu dimensi kontribusi perusahaan terhadap masyarakat lokal.

(24)

Dimensi yang tidak menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu penanganan pada pelanggan dan mitra bisnis.

Pada Motivasi Karyawan menunjukan bagaimana mereka percaya akan kemampuan mereka, berdasarkan hasil Factor Analysis, Indikator yang telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya yaitu kepuasan, kebanggaan, dan keefektifan karyawan melaksanakan tugasnya sedangkan beberapa indikator yang lain belum. Kinerja Perusahaan merupakan tolak ukur bagaimana menilai sebuah organisasi, pada penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan Factor Analisis, indikator pada perusahaaan-perusahaan sampel telah memiliki reputasi dan pasar yang lebih baik dibandingkan kompetitornya telah menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Sedangkan indikator keberhasilan dalam strategi pengelolaan keuangan dan meraih laba tinggi tahunan belum menunjukan hasil-hasil yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruknya. Respon responden akan kinerja perusahaan tidak terlepas dari hubungan motivasi yang ada dalam diri mereka sehingga menimbulkan kepuasan kerja. Dalam menganalisis variabel dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan CSR, Motivasi, dan kinerja mendapatkan rata-rata respon yang baik oleh para responden.

CSR Internal dan Eksternal menunjukan hasil yang signifikan positif pada uji hipotesis terhadap motivasi karyawan, hal ini dapat disimpulkan respon responden terhadap CSR telah baik, dimana hal tersebut mempengaruhi persepsi

(25)

mereka dalam bentuk Motivasi yang menimbulkan dorongan kerja. Berdasarkan teori motivasi yang digunakan, dalam Two Factors Theory CSR Internal dan Eksternal terhadap Motivasi Karyawan mencakup dalam Hiegene Factors(faktor kesehatan) dimana CSR Internal dan Eksternal terbukti dapat menjadi faktor ekstrinsik yang mempengaruhi Motivasi Karyawan. Motivasi Karyawan juga menunjukan hasil yang signifikan positif terhadap kinerja perusahaan, motivasi dalam bentuk dorongan dalam diri tersebut berdampak pada apa yang mereka kerjakan, dorongan kerja tersebut mempengaruhi Kinerja Perusahaan tempat mereka bekerja. Pada penelitian ini menguji apakah motivasi karyawan dapat menjadi variabel intervening terhadap variabel CSR Internal dan CSR Eksternal, uji indirect effect telah menunjukan Motivasi Karyawan dapat menjadi Partial Mediation.

Gambar

Tabel 4.1 Data Perusahaan
Tabel 4.2 menunjukan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah  pria  dengan  persentase  66,7%  sebanyak  44  responden,  dan  responden  wanita  menunjukan  persentase  33,3%  sebanyak  22  responden
Tabel  4.2  menunjukan  rentang  usia  31-40  Tahun  48,5%  sebanyak  32  responden, usia 40 Tahun ke atas 28,8% sebanyak 19 responden, dan rentang usia  21-30  Tahun  22,7%  sebanyak  15  responden
Tabel 4.3 Pengujian KMO ke-1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2013:11) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang diajarkan model PjBL berpendekatan saintifik lebih baik dari siswa yang

a) Mengembangkan teknologi sanitasi dasar tepat guna yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. b) Mengembangkan sistem pengelolaan air Iimbah terpusat terutama

Menurut Volkovic, (1977) yang dikutip oleh Zul Alfian, (2001), senyawa organik dapat larut dalam lapisan lemak dibawah kulit yang menyelimuti korda syaraf, Uap

Salah satu bukti bentuk lemahnya perlindungan pemerintah Arab Saudi terhadap Tenaga Kerja Indonesia yaitu melalui mekanisme penanganan yang buruk. Hampir setiap

Berdasarkan kondisi ini peneliti fokus untuk meneliti bagaimana struktural ekonomi dan kontribusi sektoral rata-rata setiap sektor ekonomi di wilayah Koridor Utara Selatan

Penggunaan kartu kata bergambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar siswa kelas awal hal ini terbukti dengan

pengembangannya karena pada penelitian ini hanya sampai pada tahap keempat model ADDIE, sehingga perlu dilakukan tahap evaluasi untuk hasil penelitian yang lebih