• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Balik Nama Sertifikat Tanah dan Rumah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosedur Balik Nama Sertifikat Tanah dan Rumah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Berikut ini tentang prosedur

Berikut ini tentang prosedur balik namabalik nama ::

1. Penjual dan pembeli telah menandatangani Akta Jual Beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta 1. Penjual dan pembeli telah menandatangani Akta Jual Beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Proses

Tanah (PPAT). Proses balik nama sertifikat rumahbalik nama sertifikat rumah tidak dapat dilakukan jika akta jual  tidak dapat dilakukan jika akta jual beli belumbeli belum ditandatangani oleh penjual, pembeli, PPAT, dan saksi.

ditandatangani oleh penjual, pembeli, PPAT, dan saksi.

2. Penjual telah melunasi pajak penghasilan (PPh), sementara pembeli telah melunasi 2. Penjual telah melunasi pajak penghasilan (PPh), sementara pembeli telah melunasi BeaBea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).  Proses  Proses balik nama sertifikat rumahbalik nama sertifikat rumah tidak tidak dapat dilakukan jika PPh, BPHTB, PBB, belum dilakukan pembayaran lunas.

dapat dilakukan jika PPh, BPHTB, PBB, belum dilakukan pembayaran lunas.

3. Pembeli dan penjual telah melunasi biaya Akta Jual Beli sekaligus bea

3. Pembeli dan penjual telah melunasi biaya Akta Jual Beli sekaligus bea balik namabalik nama sertifikat 

sertifikat pada PPAT pada PPAT yang ditunjuk. yang ditunjuk. Untuk jasa Untuk jasa pelayanan maksimal, penjual pelayanan maksimal, penjual dan pdan pembeliembeli sebaiknya membayar jasa PPAT di muka sehingga ketika proses

sebaiknya membayar jasa PPAT di muka sehingga ketika proses balik nama sertifikatbalik nama sertifikat rumah telahrumah telah selesai maka pembeli tinggal mengambil sertifikat yang telah balik nama tersebut tanpa keluar selesai maka pembeli tinggal mengambil sertifikat yang telah balik nama tersebut tanpa keluar biaya lagi.

biaya lagi.

4. Kantor PPAT akan mengurus

4. Kantor PPAT akan mengurus balik namabalik nama ke Badan Pertanahan Nasional (BPN)  ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat dengansetempat dengan disertakan sertifikat asli, akta jual beli, fotokopi KTP penjual dan pembeli, bukti pelunasan PPh, disertakan sertifikat asli, akta jual beli, fotokopi KTP penjual dan pembeli, bukti pelunasan PPh, bukti pelunasan BPHTB. Untuk proses balik nama maka yang diserahkan ke BPN adalah sertifikat bukti pelunasan BPHTB. Untuk proses balik nama maka yang diserahkan ke BPN adalah sertifikat aslinya berikut salinan akta jual beli.

aslinya berikut salinan akta jual beli.

5. Jika sesuai jadwal dan prosedur maka proses balik nama kurang lebih 2 minggu, namun dalam 5. Jika sesuai jadwal dan prosedur maka proses balik nama kurang lebih 2 minggu, namun dalam prakteknya antara 1 sampai 2 bulan. Hal ini terjadi karena kantor PPAT mengurus

prakteknya antara 1 sampai 2 bulan. Hal ini terjadi karena kantor PPAT mengurus balik namabalik nama sertifikat 

sertifikat ke ke kantor kantor BPN BPN secara secara kolektif. kolektif. Demikian Demikian prosedurprosedur balik namabalik nama sertifikat rumahsertifikat rumah

dijual

dijual semoga bermanfaat. semoga bermanfaat.

Proses Balik Nama Sertifikat Tanah di Kantor Pertanahan Proses Balik Nama Sertifikat Tanah di Kantor Pertanahan

Proses Balik Nama di Kantor Pertanahan Proses Balik Nama di Kantor Pertanahan 1)Menggunakan Jasa PPAT

1)Menggunakan Jasa PPAT Setelah membuat akta jual

Setelah membuat akta jual

  beli, PPAT kemudian menyerahkan berkas akta jual-beli ke Kantor  beli, PPAT kemudian menyerahkan berkas akta jual-beli ke Kantor Pertanahan, untuk keperluan balik nama sertifikat, selambat-lambatnya dalam tujuh hari kerja Pertanahan, untuk keperluan balik nama sertifikat, selambat-lambatnya dalam tujuh hari kerja sejak ditandatanganinya akta tersebut.

sejak ditandatanganinya akta tersebut. Berkas yang diserahkan meliputi : Berkas yang diserahkan meliputi :

a.Surat permohonan balik nama yang ditandatangani oleh pembeli a.Surat permohonan balik nama yang ditandatangani oleh pembeli b.Akta jual

b.Akta jual

 beli PPAT beli PPAT c.Sertifikat hak atas tanah c.Sertifikat hak atas tanah d.KTP pembeli dan penjual d.KTP pembeli dan penjual

(2)

e.Bukti pelunasan pembayaran PPh

f.Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 2)Pembeli Mengajukan Sendiri

Dalam hal pembeli mengajukan sendiri proses balik nama maka berkas jual-beli yang ada di PPAT diminta, untuk selanjutnya pembeli mengajukan permohonan balik nama ke Kantor Pertanahan, dengan melampirkan :

a.Surat Pengantar dari PPAT b.Sertifikat Asli

c.Akta jual-beli dari PPAT

d.Identitas diri penjual, pembeli dan/atau kuasanya (melampirkan fotocopy KTP ) e.Surat kuasa, jika permohonannya dikuasakan kepada pihak lain

f.Bukti pelunasan SSBBPHTB (Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) g.Bukti pelunasan SSP PPh (Surat Setor Pajak Pajak Penghasilan)

h.SPPT PBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan) tahun berjalan atau tahun terakhir. Bila belum memiliki SPPT, maka perlu keterangan dari lurah/kepala desa terkait. i.Izin Peralihan Hak, jika :

i.Pemindahan hak atas tanah atau Hak Milik atas rumah susun yang didalam sertifikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa, hak tersebut hanya boleh dipindahtangankan apabila telah diperoleh izin dari instansi berwenang;

ii.Pemindahan Hak Pakai atas tanah Negara.

j.Surat Pernyataan calon penerima hak (pembeli), yang menyatakan :

i.Bahwa pembeli dengan peralihan hak tersebut, tidak menjadi penerima hak atas tanah yang melebihi ketentuan maksimum penguasaan tanah, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

ii.Bahwa pembeli dengan peralihan hak tersebut, tidak menjadi penerima hak atas tanah absentee (guntai).

iii.Bahwa yang bersangkutan (pembeli) menyadari, apabila pernyataan sebagaimana dimaksud di atas tidak benar (poin i dan ii), maka tanah berlebih atau tanah absentee tersebut menjadi objek landreform. Dengan kata lain, yang bersangkutan (pembeli) bersedia menanggung semua akibat hukumnya, apabila pernyataan tersebut tidak benar.

Setelah permohonan dan kelengkapan berkas disampaikan ke Kantor Pertanahan, baik oleh pembeli sendiri atau PPAT atas kuasa dari pembeli, maka Kantor Pertanahan akan memberikan tanda bukti penerimaan permohonan balik nama kepada pemohon. Selanjutnya, oleh Kantor

(3)

Pertahanan akan dilakukan pencoretan atas nama pemegang hak lama, untuk kemudian diubah dengan nama pemegang hak baru.

Nama pemegang hak lama (penjual) didalam buku tanah dan sertifikat dicoret dengan tinta hitam, serta diparaf oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk. Nama pemegang hak yang baru (pembeli) ditulis pada halaman dan kolom yang tersedia pada buku tanah dan sertifikat, dengan dibubuhi tanggal pencatatan serta ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk. Dalam waktu 14 (empat belas hari) pembeli dapat mengambil sertifikat yang sudah atas nama pembeli, di Kantor Pertahanan Terkait.

Sumber: Tata Cara Mengurus Surat

 Surat Rumah dan Tanah, hal 73-75 Penulis: Eko Yulian Isnur, S.H.

Penerbit: Pustaka Yustisia, 2008 1)Menggunakan Jasa PPAT

Setelah membuat akta jual-beli, PPAT kemudian menyerahkan berkas akta jual-beli ke Kantor Pertanahan, untuk keperluan balik nama sertifikat, selambat-lambatnya dalam tujuh hari kerja sejak ditandatanganinya akta tersebut.

Berkas yang diserahkan meliputi :

a.Surat permohonan balik nama yang ditandatangani oleh pembeli

b.Akta jual-beli PPAT

c.Sertifikat hak atas tanah

d.KTP pembeli dan penjual

e.Bukti pelunasan pembayaran PPh

f.Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

2)Pembeli Mengajukan Sendiri

Dalam hal pembeli mengajukan sendiri proses balik nama maka berkas jual-beli yang ada di PPAT diminta, untuk selanjutnya pembeli mengajukan permohonan balik nama ke Kantor Pertanahan, dengan melampirkan :

(4)

b.Sertifikat Asli

c.Akta jual-beli dari PPAT

d.Identitas diri penjual, pembeli dan/atau kuasanya (melampirkan fotocopy KT P)

e.Surat kuasa, jika permohonannya dikuasakan kepada pihak lain

f.Bukti pelunasan SSBBPHTB (Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)

g.Bukti pelunasan SSP PPh (Surat Setor Pajak Pajak Penghasilan)

h.SPPT PBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan) tahun berjalan atau tahun terakhir. Bila belum memiliki SPPT, maka perlu keterangan dari lurah/kepala desa terkait.

i.Izin Peralihan Hak, jika :

i.Pemindahan hak atas tanah atau Hak Milik atas rumah susun yang didalam sertifikatnya dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa, hak tersebut hanya boleh dipindahtangankan apabila telah diperoleh izin dari instansi berwenang;

ii.Pemindahan Hak Pakai atas tanah Negara.

j.Surat Pernyataan calon penerima hak (pembeli), yang menyatakan :

i.Bahwa pembeli dengan peralihan hak tersebut, tidak menjadi penerima hak atas tanah yang melebihi ketentuan maksimum penguasaan tanah, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

ii.Bahwa pembeli dengan peralihan hak tersebut, tidak menjadi penerima hak atas tanah absentee (guntai).

iii.Bahwa yang bersangkutan (pembeli) menyadari, apabila pernyataan sebagaimana dimaksud di atas tidak benar (poin i dan ii), maka tanah berlebih atau tanah absentee tersebut menjadi objek landreform. Dengan kata lain, yang bersangkutan (pembeli) bersedia menanggung semua akibat hukumnya, apabila pernyataan tersebut tidak benar.

Setelah permohonan dan kelengkapan berkas disampaikan ke Kantor Pertanahan, baik oleh pembeli sendiri atau PPAT atas kuasa dari pembeli, maka Kantor Pertanahan akan memberikan

(5)

tanda bukti penerimaan permohonan balik nama kepada pemohon. Selanjutnya, oleh Kantor Pertahanan akan dilakukan pencoretan atas nama pemegang hak lama, untuk kemudian diubah dengan nama pemegang hak baru.

Nama pemegang hak lama (penjual) didalam buku tanah dan sertifikat dicoret dengan tinta hitam, serta diparaf oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk. Nama pemegang hak yang baru (pembeli) ditulis pada halaman dan kolom yang tersedia pada buku tanah dan sertifikat, dengan dibubuhi tanggal pencatatan serta ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk. Dalam waktu 14 (empat belas hari) pembeli dapat mengambil sertifikat yang sudah atas nama pembeli, di Kantor Pertahanan Terkait.

Biaya-Biaya yang Timbul Dalam Proses Jual Beli Rumah Second

Dalam proses jual beli property (seperti rumah, tanah dan lain-lain) diperlukan biaya-biaya. Biaya-biaya tersebut ada yang resmi dibayarkan kepada negara atau pemerintah daerah dan ada juga biaya untuk pejabat yang melaksanakan jual beli tersebut yang bersifat negotiable.

Biaya yang resmi dibayarkan tersebut seperti PPh, BPHTB, PNBP, sedangkan biaya lainnya yaitu biaya untuk PPAT dan lain-lain.

Pengecekan Sertipikat 

Pengecekan sertipikat dilakukan ke kantor pertanahan setempat sebelum proses jual beli dilakukan. Pengecekan sertipikat diperlukan untuk memastikan bahwa sertifikat tidak ada catatan seperti blokir, sita atau catatan lainnya. Biaya pengecekan sertifikat ini tergantung kebijakan kantor pertanahan setempat.

Biaya Akta Jual Beli

Kebanyakan PPAT menarik biaya 1 % dari nilai transaksi, tetapi harga ini tidaklah kaku sehingga klien bisa menawar harga tersebut sepanjang disetujui oleh PPAT.

Biaya akta jual beli ini biasanya dibayarkan secara proporsional antara penjual dan pembeli. Namun tidak tertutup kemungkinan biaya akta jual beli ini dipikul oleh salah satu pihak sesuai kesepakatan para pihak.

(6)

Biaya Balik Nama

Balik nama sertipikat dilakukan di Kantor Pertanahan setempat. Proses balik nama diajukan oleh PPAT dengan membayar sejumlah biaya sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana biaya balik nama ini ditanggung oleh pembeli.

Biaya PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)

PNBP dibayarkan sekaligus pada saat pengajuan Peralihan Hak atau Balik Nama. Besarnya PNBP ini 1 0/00 (satu perseribu/permill) dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah.

PPh (Pajak Penghasilan)

Besarnya PPh adalah 5 % dari besarnya transaksi. PPh di harus dibayarkan sebelum akta jual beli ditandatangani. Pembayaran PPh dilakukan di bank penerima pembayaran dan kemudian divalidasi ke kantor pajak setempat. PPh ini merupakan tanggungjawab penjual, tetapi ada juga proses jual beli yang membebankan PPh kepada pembeli, jika ada kesepakatan sebelumnya.

BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan)

Sama dengan PPh, BPHTB juga harus dibayarkan sebelum akta jual beli ditandatangani.

BPHTB dikenakan bukan hanya pada saat terjadinya jual-beli, melainkan juga terhadap setiap perolehan hak atas tanah dan bangunan, seperti tukar-menukar, hibah, waris, pemasukan tanah ke dalam perseroan, dan lain-lainnya.

Pada transaksi jual-beli tanah atau rumah, yang menjadi subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan itu, yaitu pembeli. sedangkan untuk proses lainnya seperti pewarisan yang harus membayarkan BPHTB adalah penerima waris. Jika ahli waris terdiri lebih dari satu orang, cukup dicantumkan nama salah satu ahli waris saja dengan menambahkan CS di akhir namanya.

Dasar perhitungan BPHTB adalah nilai transaksi atau Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)dikurangi terlebih dahulu dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP), kemudian dikalikan 5 %. Besarnya NJTKP berbeda untuk tiap daerah, sebagai contoh untuk DKI Jakarta besaran NPOPTKP adalah Rp. 80 juta.

(7)

Untuk proses perolehan selain jual beli seperti tukar-menukar, waris, hibah, yang menjadi dasar perhitungan besarnya BPHTB adalah NJOP.

Dimana perhitungan besarnya BPHTB adalah nilai transaksi atau NJOP atau mana yang lebih besar. Khusus untuk perolehan hak secara waris terdapat pengurangan berupa NPOPTKP yang lebih besar, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh besarnya NPOPTKP untuk DKI Jakarta adalah Rp. 350 juta.

Untuk lebih mudahnya dalam proses jual beli, para pihak yang terlibat sebaiknya mempercayakan semua perhitungan dan proses-proses yang berkaitan kepada PPAT setempat.

Data Jual Beli

Harga Jual Rumah/Tanah : Rp 300.000.000,00

Harga Sesuai NJOP: : Rp 200.000.000,00

NJOPTKP : Rp 30.000.000,00

Pajak & Biaya Jual Beli

Pajak Penjual : (PPh Final) Rp15.000.000,00 (5% x Harga Jual) Pajak Pembeli : (BPHTB) Rp13.500.000,00

5% x (Harga Jual

 NJOPTKP/NPTKP)

(8)

(Pajak Pertambahan Nilai) (Biasanya untuk rumah baru, dibayar oleh developer rumah, kadang dibebankan juga kepada pembeli)

PNBP :

(Penerimaan Negara Bukan Pajak)

Rp 350.000,00

(1/1000 x Harga Jual) + Rp 50.000,-*tiap daerah bisa berbeda

BBN :

(Biaya Balik Nama)

Rp 3.500.000,00

(1% x Harga Jual) + Rp 500.000,-*tiap daerah bisa berbeda

Provisi Kredit: (Khusus KPR)

Rp 3.000.000,00 (1% x Harga Jual)

*tiap bank bisa berbeda

Biaya Notaris: Rp 1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,-(tergantung kesepakatan)

(9)

T R O U B L E S H O O T I N G

SYARAT-SYARAT BALIK NAMA SERTIFIKAT DAN

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK

POSTED BY HERIHARYANTO⋅ SEPTEMBER 17, 2012⋅LEAVE A COMMENT

SYARAT-SYARAT BALIK NAMA SERTIFIKAT DAN CONTOH P ENGHITUNGAN PAJAK

DARI HASIL BINCANG-BINCANG SAYA DENGAN SEORANG STAF DI KANTOR NOTARIS PPAT DI WILAYAH SLEMAN YOGYAKARTA.

MENGENAI TATA CARA BALIK NAMA SERTIFIKAT TANAH DAN CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK

BELIAU MENJELASKAN SECARA MUDAH DAN GAMBLANG..

SYARAT-SYARAT BALIK NAMA SERTIFIKAT TANAH

DI DAERAH KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SERTIFIKAT ASLI

Foto Copy KTP PENJUAL SUAMI + ISTRI Foto Copy PENJUAL

Foto Copy KTP PEMBELI SUAMI + ISTRI Foto Copy KK PEMBELI

Foto Copy SPPT / PBB TAHUN 20 12 DAN 5 TAHUN TERAKHIR

BIAYA  NOTARIS

BBN = + 1,5 JUTA (TERGANTUNG LUAS TANAH DAN P AJAK) PNBP = PNBP + 350 RIBU

PAJAK-PAJAK BISA DI BAYAR SENDIRI ATAU DI URUSKAN NOTARIS PPH (PAJAK PENJUAL) = HARGA JUAL x 5%

BPHTB (PAJAK PEMBELI) = HARGA JUAL –  60 JT

CONTOH PEMBIAYAAN PAJAK

SAYA MENJUAL TANAH 305 M2 DENGAN HARGA HARGA 60JT MAKA BIAYA PAJAK YANG HARUS DI KELUARKAN

(10)

PPH = HARGA JUAL X 5% 60.000.000 X 5% = 3000.000 MAKA BIAYA PPH Rp. 3000.000,-BPHTP = HARGA JUAL –  60JT = 60.000.000 –  60.000.000 = 0 MAKA BIAYA BPHTP Rp.

0,-ADAPUN PEMBAYARAN PAJAK SEPERTI YANG SAYA SAMPAIKAN DIATAS SESUAI KESEPAKATAN ANTARA KEDUA BELAH PIHAK

BISA DITANGGUNG PENJUAL BISA DITANGGUNG PEMBELI BISA DITANGGUNG KEDUANYA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bantul dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009, (2) Untuk

Kesimpulan yang dapat penulis ambil setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intrapersonal

Leverage operasi dapat didefinisikan sebagai employment aset dengan biaya tetap dengan harapan bahwa pendapatan yang cukup akan dihasilkan untuk menutup semua biaya tetap dan

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai pemberdayaan isteri nelayan dan dampak dari pemberdayaan tersebut karena

Bahwa Penggugat mengajukan gugatan ini karena selama ini Penggugat telah bersabar atas sikap Tergugat yang kasar dan temperamen, serta tidak pernah menghargai

Penelitian ini dilakukan oleh Sopiah (2013) dalam International Journal of Learning & Development yang berjudul “The Effect of Compensation toward Job

Proses pembelajaran Bahasa Inggris (reading Skill) selama ini masih berpusat dari guru dan jarang menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pelaksanaan

Kendala utama dalam pengem- bangan usahatani jahe di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang adalah : teknik budidaya yang diterapkan belum sesuai dengan teknologi yang