• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP 5 Impaksi Gigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP 5 Impaksi Gigi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. C (25 TAHUN) DENGAN IMPAKSI GIGI DI RUANG AYYUB 3

RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing: Ns. Muhammad Rofii, S.Kp., M.Kep Pembimbing Klinik : Ns. Etik Kustiati, S.Kep

Oleh: Imaningtyas Ridar 2202011216210016

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXVIII JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. C (25 TAHUN) DENGAN IMPAKSI GIGI DI RUANG AYYUB 3

RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. IDENTITAS

Tanggal masuk : Senin, 3 April 2017 (13.25 WIB) Tanggal pengkajian : Senin, 3 April 2017 (13.45 WIB)

1. Identitas Klien

Nama : Nn. C

No. Rekam Medis : 311710

Tempat, Tanggal lahir : 24 Februari 1992

Umur : 25 tahun 1 bulan

Ruang Rawat Inap : Ruang Ayyub 3 (kamar no.301) Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Suku : Jawa

Bahasa : Indonesia

Alamat : Tembalang, Kota Semarang Pembiayaan Kesehatan : BPJS

Kelas Ruangan : Kelas I 2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. M

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Suku : Jawa

Hubungan dengan Klien : Saudara

Bahasa : Jawa, Indonesia

Alamat : Tembalang, Kota Semarang

(3)

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

Nn. C datang ke Poliklinik gigi RS Roemani Muhammadiyah Semarang pada tanggal 3 April 2017 pukul 12.00 WIB. Klien datang dengan keadaan umum baik dan kesadaran penuh GCS E4M6V5. Klien mengatakan gigi kiri bawah tumbuh miring dan terasa sakit. Klien juga mengatakan kepala sering terasa pusing.

Hasil pengkajian di poliklinik didapatkan hasil keadaan baik, GCS 15, BB 50 kg, TB 153 cm, tekanan darah 128/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, suhu 380C dan SpO2 99%. Klien mengeluhkan terasa nyeri di gigi kiri bawah. Gusi klien membengkak. Nyeri terasa cekot-cekot. Klien juga sering merasa pusing. Klien mengatakan jika giginya terasa sakit atau merasa pusing, klien tidak pernah mengkonsumsi obat apapun. Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah ada adalah rontgen foto panoramic. Tindakan yang dilakukan di poliklinik adalah klien dianjurkan untuk rawat inap untuk persiapan operasi odontectomy, pemeriksaan EKG dan pemeriksaan laboratorium darah rutin.

Klien dipindahkan ke ruang rawat inap Ayyub 3 pukul 13.25 WIB oleh petugas kurir poliklinik. Petugas kurir poliklinik melakukan operan dengan perawat jaga ruangan. Petugas kurir mengoperkan tentang keadaan klien serta pemeriksaan yang dilakukan seperti EKG dan laboratorium darah rutin. Klien rawat inap di ruang Ayyub 3 kamar 301.

Perawat jaga ruangan menelepon dokter penanggung jawab klien yaitu drg. Jaka. Dokter gigi Jaka mengadvise untuk alih rawat dengan drg. Reza karena drg. Jaka ada acara dadakan. Kemudian perawat menelepon drg. Reza. Dokter Reza memberikan advise program odontectomy tanggal 4 April 2017 pukul 16.00 WIB. Pre medikasi operasi ceftriaxone 1 gram diberikan 1 jam sebelum operasi.

Saat di ruangan dilakukan pengkajian pada tanggal 3 April 2017 pukul 13.45 WIB. Klien mengeluh nyeri pada gigi bagian bawah dan gusi bengkak. Pengkajian nyeri yang didapatkan adalah P : klien mengatakan nyeri bertambah saat mengunyah, Q : klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : klien mengatakan nyerinya di gigi bagian bawah, S : klien mengatakan skala nyeri 3, T : klien mengatakan nyeri yang dirasakannya hilang timbul.

(4)

Klien mengatakan dirinya merasa cemas karena klien akan dilakukan operasi. Klien mengatakan merasa takut karena ini pertama kalinya klien operasi. Klien tampak gelisah. Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit parah sampai harus dirawat di rumah sakit. Klien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan.

Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah klien 100/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 36,90C, RR 18 x/menit dan SpO2 99%. Klien belum terpasang infus. Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin menunjukkan hemoglobin rendah yaitu 10,2 g/dL, hematokrit rendah 31,3%, trombosit normal 380000, leukosit normal 6700/mm3, eritrosit normal 3,93 juta/uL, HbsAg negatif dan glukosa sewaktu 93 mg/dL. Hasil pemeriksaan kimia klinik klien ureum normal 15 mg/dL, kreatinin tinggi 0,8 mg/dL, kalium normal 3,5 mEq/L, natrium 143 mEq/L, klorida 105 mmol/L, kalsium 9,5 mg/dl.

Berdasarkan hasil pengkajian sebelum operasi di atas didapatkan diagnosa keperawatan pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (impaksi gigi). Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan skala nyeri klien turun dari 3 menjadi 1, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi nafas dalam. Intervensi yang diberikan adalah Pain Management yaitu melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST, observasi reaksi non verbal dari nyeri, memonitor TTV dan mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam dan distraksi.

Diagnosa kedua yang muncul adalah ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini. Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan kecemasan, dapat menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan. Intervensi yang diberikan adalah Anxiety Reduction yaitu identifikasi tingkat kecemasan, dorong klien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan dan kecemasan, ajari klien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan.

(5)

Klien juga dilakukan persiapan pra operasi seperti latihan nafas dalam dengan tujuan apabila setelah operasi klien merasakan nyeri setelah efek anestesi hilang, klien dapat melakukan latihan nafas dalam untuk mengurangi nyeri. Klien juga diajarkan batuk efektif dengan tujuan setelah klien sadar pasca anestesi, klien dapat mengeluarkan dahak dengan batuk efektif.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada tanggal 4 April 2017 pukul 12.00 WIB. Didapatkan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri akut, masalah belum teratasi. Klien mengatakan nyerinya berkurang tapi masih skala 2, klien mengatakan sudah bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Untuk evaluasi diagnosa kedua ansietas, masalah sudah teratasi. Klien dapat mengungkapkan perasaan ketakutan dan kecemasannya. Klien juga sudah dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan. Untuk persiapan pra operasi klien mengatakan sudah dapat melakukan relaksasi nafas dalam dan batuk efektif dengan baik.

Klien dipasang infus RL 20 tpm pada tanggal 4 April 2017 pukul 13.00 WIB. Klien mendapatkan terapi pre medikasi 1 jam sebelum operasi yaitu terapi ceftriaxon 1 gram. Hasil tanda-tanda vital sebelum operasi menunjukkan GCS 15, tekanan darah 114/61 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 36,8 c, RR 20 x/menit, berat badan 52 kg, tinggi badan 165 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,2, GDS 93, HbsAg negatif.

Klien dibawa ke ruang operasi pukul 17.00 WIB karena klien akan melakukan operasi odontectomy. Klien mulai di anstesi dengan general anestesi. Operasi dilaksanakan pukul 17.00 WIB dan selesai pukul 17.30 WIB. Berdasarkan laporan catatan operasi, selama operasi klien mengalami perdarahan sebanyak 5 cc. Jenis jaringan yang diambil adalah gigi. Klien ditransfer ke ruangan pukul 17.45 WIB dan dilakukan TTV dengan hasil TD 119/83, SpO2 = 98%, HR = 54 x/menit, suhu 36,3 oc, RR 20 x/menit. Selanjutnya TTV klien dipantau tiap 1 jam dengan hasil pada pukul 19.00 WIB TD 117/73 mmHg, HR 51 x/menit, SpO2 98%, suhu 36,3 oc, RR 20 x/menit. TTV pukul 20.00 WIB TD 114/65 mmHg, HR 51 x/menit, SpO2

(6)

96%, suhu 36,4 oc, RR 20 x/menit. TTV pukul 21.00 WIB TD 108/67 mmHg, HR 54 x/menit, SpO2 97%, suhu 36,3 oc, RR 20 x/menit.

Pasca operasi klien mendapatkan terapi injeksi ceftriaxon IV 1gram/12jam, paracetamol per oral 2 tablet, ketorolac 1 ampul/12 jam dan infus RL 20 tpm.

Dilakukan pengkajian pasca operasi pada tanggal 5 April 2017 pukul 08.00 WIB. Didapatkan hasil Klien mengatakan merasa nyeri di daerah operasi. Pengkajian nyeri yang didapatkan P : klien mengatakan nyeri bertambah saat mulut digerakkan, Q : klien mengatakan nyeri seperti diiris-iris, R : klien mengatakan nyerinya di bagian gigi kiri bawah di area pembedahan, S : klien mengatakan skala nyeri 2, T : klien mengatakan nyeri yang dirasakannya terus menerus.

Berdasarkan hasil pengkajian diatas, ditemukan diagnosa yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka post operasi). Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam skala nyeri klien turun dari 2 menjadi 1, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi nafas dalam. Intervensi yang diberikan adalah Pain Management yaitu melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST, memonitor TTV dan mengajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, dilakukan evaluasi. Evaluasi diagnosa nyeri akut dilakukan tanggal 5 April 2017 pukul 10.00 WIB. Didapatkan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri akut, masalah teratasi. Skala nyeri klien turun dari 2 menjadi 1, klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah nyeri berkurang, klien mampu mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi nafas dalam.

Klien pulang pada tanggal 5 April 2017 pukul 10.30 WIB. Klien disarankan untuk kontrol 1 minggu setelah operasi. klien membawa obat pulang obat amoxilin oral, asam mefenamat oral dan dexametason oral.

(7)

C. PENGELOLAAN KLIEN

1. Proses Penerimaan Klien Baru

Proses penerimaan klien baru dilakukan dari poliklinik ke ruang Ayyub 3 oleh petugas dari poliklinik kepada perawat di ruangan Ayyub 3. Klien datang dari poliklinik dengan keluhan terasa nyeri di gigi kiri bawah. Gusi klien membengkak. Nyeri terasa cekot-cekot. Klien juga sering merasa pusing.Setelah dilakukan pemeriksaan di poliklinik kemudian klien disarankan untuk rawat inap ke ruang Ayyub 3. Klien dipindahkan ke ruang Ayyub 3 pukul 13.25 WIB. Klien diantar oleh petugas poliklinik dan keluarganya. Klien ditempatkan di kamar nomor 301 oleh perawat yang sedang bertugas di ruangan. Petugas poliklinik mengantarkan klien ke ruang perawatan dan memberikan dokumentasi rekam medis kepada perawat jaga. Perawat kemudian melengkapi pengkajian ruangan di catatan rekam medis dan perawat lain melengkapi pengkajian di komputer. Komunikasi antara perawat dengan petugas poliklinik cukup baik, petugas poliklinik menyebutkan diagnosa klien, kondisi klien, terapi medis yang didapatkan dan diagnosa medis.

Proses transfer klien perlu disampaikan secara langsung dengan memberikan keterangan sejelas-jelasnya dan dapat disampaikan dengan menggunakan komunikasi SBAR (Situation, Backgroud, Assesment, Recommendation). Situation meliputi identifikasi data klien dengan jelas, keluarga klien dan nomor telepon yang dapat dihubungi, diagnosa medis klien, serta apa yang terjadi pada klien. Background meliputi riwayat kesehatan, tes atau perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan kondisi klien dari kondisi sebelumnya, serta obat yang digunakan saat ini dan alergi yang dimiliki klien. Assesment meliputi penjelasan tentang kondisi klien saat ini. Recommendation mendiskusikan rencana perawatan selanjutnya.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Klien

Klien datang ke ruang Ayyub 3 diterima oleh perawat jaga pagi dan diantar ke kamar 301 kelas 1. Perawat menjelaskan kepada keluarga

(8)

tentang hak dan kewajiban pasien, tata tertib penunggu dan pengunjung berupa jam waktu berkunjung, menunjukkan fasilitas apa saja yang ada di ruangan Ayyub 3 terutama di kamar 301 seperti lokasi ruangan klien, pengaturan tempat tidur yang bisa diatur sesuai kebutuhan dan kenyamanan klien serta pengaman tempat tidur, kamar mandi yang berada di ruangan, televisi di ruangan serta AC dalam ruangan.

Perawat juga memberi informasi mengenai siapa dokter penanggung jawab klien, perawat yang bertanggung jawab kepada klien, jam pergantian shift perawat, jam pelayanan gizi, pelayanan kerohanian dan bentuk pelayanan kerohanian yang didapat serta petugas farmasi yang bertugas. Kemudian perawat memberi edukasi cuci tangan kepada keluarga. Edukasi cuci tangan yang diberikan adalah 6 langkah dan 5 momen, tujuan cuci tangan, cuci tangan bisa menggunakan air mengalir atau handsrub yang terdapat di depan bed klien. Klien dapat memencet bel yang berada di atas tempat tidur untuk memanggil perawat apabila klien membutuhkan bantuan perawat. Perawat juga mengajarkan etika batuk kepada keluarga.

Hak klien di RS Roemani Muhammadiyah adalah sebagai berikut : (sesuai UU No. 44 tahun 2009 pasal 32)

a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit

b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban klien

c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi

d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional

e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga klien terhindar dari kerugian fisik dan materi

f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan

peraturan yang berlaku di Rumah Sakit

h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang diderita kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam, maupun luar Rumah Sakit

(9)

j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu klien lainnya

n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit

o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya

p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya

q) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana

r) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain mendapatkan hak nya di rumah sakit, klien juga memiliki kewajiban di rumah sakit, diantaranya adalah: (sesuai Permenkes No 69 tahun 2014)

1) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit

2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab

3) Menghormati hak-hak klien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit

4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya 5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan

kesehatan yang dimilikinya

6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh klien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

(10)

7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya, dan

8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

Berikut merupakan tata tertib bagi klien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah :

a) Saat berkunjung tidak diperbolehkan membawa anak berusia dibawah 12 tahun

b) Waktu kunjung klien

- Pagi: pk. 10.00-12.00 WIB - Sore: pk. 17.00-19.00 WIB

c) Diluar waktu tersebut wajib lapor ke security dan mendapatkan persetujuan dari perawat yang sedang bertugas.

d) Pasien, penunggu, dan pengunjung harus menjaga ketengana dan kebersihan di lingkungan Rumah Sakit serta mentaati segala peraturan yang berlaku di RS Roemani Muhammdiyah Semarang.

e) Selama dirawat pasien dilarang meninggalkan ruang perawatan kecuali seijin perawat ruangan. Rumah Sakit tidak bertangguang jawab apabila pasien meninggalkan Rumah Sakit tanpa seijin pihak Rumah sakit. f) Semua pasien yang dirawat akan mendapatkan kartu tunggu sebanyak

1 (satu) kartu tunggu untuk setiap pasien. kartu tunggu tersebut harus dikenakan pada saat menunggu pasien dan dikemabalikan ke perawat ruangan saat pasien diperbolehkan pulang.

g) Khusus pasien yang dirawat di ICU penunggu tidak diperkenankan menunggu didalam kamar pasien.

h) Penunggu/ keluarga tidak diperkenankan membawa peralatan tidur, senjata tajam, peralatan elektronika atau benda lain yang tidak berhubungan lnagsung dengan proses kesembuhan pasien.

i) Selama menunggu, pasien penunggu dan pengunjung tidak diperkenankan

1) Duduk dan tidur di tempat tidur pasien.

2) Berada didalam kamr tidur pasien saat dilakukan tindakan atau saat kamar pasien sedang dibersihkan.

(11)

j) Pasien, penunggu dan pengunjung tidak diperkenankan merokok di lingkungan Rumah Sakit.

3. Tingkat Ketergantungan klien

Tabel Ketergantungan Klien (Barthel Index)

Index 0 1 2 3 Keterangan

Makan,Minum 2 0 : Tidak mampu 1 : Dibantu 2 : Mandiri

Mandi 1 0 : Tergantung orang lain 1 : Mandiri

Perawatan diri

(grooming) 1 0 : Tergantung orang lain 1 : Mandiri

Berpakaian (dressing) 2 0 : Tidak mampu 1 : Dibantu 2 : Mandiri BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia

(tidak teratur/ perlu enema) 1 : Kadang inkontinensia (sekali seminggu)

2 : Kontinensia (teratur) BAK (bowel) 2 0 : Inkontinensia

(pakai kateter/terkontrol) 1 : Kadang inkontinensia (maks 1 x 24 jam) 2 : Kontinensia (teratur)

Transfer 2 0 : Tidak mampu

(12)

orang

2 : Butuh bantuan kecil 3 : Mandiri

Mobilitas 3 0 : Imobile

1 : Menggunakan kursi roda 2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang

3 : Mandiri

Penggunaan toilet 1 0 : Tergantung bantuan orang lain 1 : Membutuhkan bantuan tapi beberapa hal dilakukan sendiri 2 : Mandiri

Naik turun tangga 2 0 : Tidak mampu

1 : Membutuhkan bantuan 2 : Mandiri

Total Score 18 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index : 20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan ringan 9-11 : Ketergantungan sedang 5-8 : Ketergantungan berat 0-4 : Ketergantungan total

4. Prinsip Klien Safety

Menurut IPSG (International Patient safety Goals) terdapat 6 sasaran keselamatan klien, yaitu :

a. Identifikasi klien

Identifikasi klien dilakukan awal ketika klien masuk ke rumah sakit. Identifikasi awal pada Nn. C dilakukan di poliklinik. Setiap klien yang akan di rawat inap diberikan tanda pengenal berupa gelang

(13)

pengenal. Gelang pengenal terdiri dari dua warna, yaitu warna merah muda untuk klien perempuan dan warna biru untuk klien laki-laki. Gelang pengenal ini berisi nama serta nomor rekam medis. Selanjutnya terdapat stiker yang ditempel di gelang pengenal yang diberikan kepada klien jika klien memiliki resiko jatuh, alergi, atau tidak boleh dilakukan resusitasi.

Pada Nn. C mendapatkan gelang identitas berwarna merah muda yang berisi nama, nomor rekam medis, tanggal lahir. Tidak terdapat stiker resiko jatuh karena setelah dilakukan assessment Nn. C tidak memiliki resiko jatuh. Nn. C tidak mendapat stiker alergi karena klien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan. Nn. C tidak terpasang stiker tidak boleh dilakukan resusitasi karena setelah dilakukan assesment, klien boleh dilakukan resusitasi. Selain itu ketepatan identifikasi yang dilakukan adalah sebelum dilakukan tindakan keperawatan seperti pemberian obat atau prosedur pelayanan, perawat terlebih dahulu menanyakan nama klien dan mencocokkan pada gelang pengenal. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kesalahan.

b. Komunikasi yang efektif

Komunikasi efektif yang dilakukan dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan metode SBAR (Situation, Background, Analysis, Recomendation). Komunikasi secara lisan melalui telepon menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai dengan stempel T-B-K dan divalidasi oleh penerima perintah dan pemberi perintah di rekam medis klien.

Perawat di ruang Ayyub 3 melaporkan pasien baru kepada dokter penanggung jawab untuk mendapatkan advice selanjutnya menggunakan metode SBAR. Saat operan jaga, perawat Ayyub 3 memberikan informasi lengkap terkait kondisi masing-masing. Pada Nn. C perawat penanggung jawab melaporkan hasil rontgen foto panoramic klien kepada dokter penanggung jawab.

(14)

Di rumah sakit Roemani Muhammadiyah terdapat pengelolaan High Alert Medication (HAM). Seperti di ruang obat Ayyub 3 terdapat daftar-daftar obat yang harus diwaspadai karena kemiripan nama, bentuk obat dan penggunaan singkatan yang tidak diperbolehkan. Ruang Ayyub 3 memiliki tempat khusus untuk menyimpan obat-obatan HAM. Pada Nn. C tidak mendapatkan obat-obat-obatan HAM.

Tabel 1. Daftar obat HAM

Daftar Obat-obatan yang Harus Diwaspadai (High Alert Medication/HAM)

1. Kalium klorida (KCL) 2. Natrium klorida (NaCl) 3. Heparin Natrium 4. Nadropin Ca 5. Enoxaparine 6. Fondaparinux 7. Streptokinase 8. Halotane 9. Ketamine 10. Propofol 11. Sevoflurane 12. Bupivacain HCl epidural 13. Bupivacain spinal 14. Lidocain 15. Lidocain epidural 16. Lidocain HCl 20 mg + adrenalin 12,5 mcg 17. Midazolam 18. Ropivakain 19. Epinefrin 20. Norepinefrine 21. Insulin 22. Amiodaron 23. Digoxin 24. Fentanyl 25. Morfin 26. Pethidin 27. Sufentanil 28. Glukosa 40%

Tabel 2 Daftar Obat dengan Rupa Mirip

No. Nama Obat Nama Obat

1. Aspar Aspar K

2. Asthin Force Asthin B’ond

3. Avesco Valesco

(15)

5. Cendo lyters Cendo catarlent

6. Cendo xitrol Cendo polydex

7. Rimcure ped Dumocalcin coklat

8. Vectrin Vistein

Tabel 3 Daftar Obat dengan Ucapan Mirip

No. Nama Obat Nama Obat

1. Cefoperazone Cefotaxim

2. Hytrin Histrin

3. Lesipar Kalipar

4. Simarc Semax

5. Urdafalk Urdahex

Tabel 4 Daftar Obat dengan Tulisan Mirip

No. Nama Obat Nama Obat

1. Amynophilin Amixtriptilin

2. Asam mefenamat Asam tranexamat

3. Ataroc Atarax

4. Chlorpromazine Carbamazepin

5. Spiradan Spirasin

6. THP TFP

Tabel 5 Daftar Obat dengan Dosis Beragam

No. Nama Obat Nama Obat

1. Acarbose 50mg Acarbose 100mg

2. Alprazolam 0,5 mg Alprazolam 1 mg

3. Amlodipin 5 mg Amlodipin 10mg

4. Brainact inj 500 mg Brainact inj 1000mg

5. Colistine 250.000 iu Colistine 1.500.000 iu 6. Erysanbe 250 mg Erysanbe 500mg 7. Frego 5mg Frego 10mg 8. Amoxsan 250 mg Amoxsan 500mg 9. Metformin 500mg Metformin 850mg 10. Salbutamol 2mg Salbutamol 4mg 11. Spironolacton 25mg Spironolacton 100mg

12. Tramadol inj 50mg Tramadol inj 100mg

d. Safety surgery

Di rumah sakit RS Roemani Muhammadiyah terdapat cheklis keselamatan bedah atau instrumen yang dilakukan apabila klien akan dilakukan tindakan bedah. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan resiko kesalahan pada tindakan operasi. Pada Nn. C dilakukan tindakan pembedahan odontectomy sehingga Ny. F mendapatkan cheklis asuhan keperawatan perioperatif, verifikasi dan

(16)

penandaan area operasi, cheklis keselamatan bedah dan assesmen pra anestesi /sedasi.

e. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi yang dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat dilakukan dengan air mengalir + sabun atau menggunakan handsrub. Selain itu terdapat wastafel dan poster cuci tangan di atas wastafel. Cuci tangan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tetapi juga diharapkan dilakukan oleh klien dan keluarga klien. Oleh karena itu saat orientasi klien, keluarga diajarkan untuk cuci tangan 6 langkah 5 momen. Dengan tujuan untuk menghindari infeksi.

f. Pencegahan klien jatuh

Pencegahan klien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian yang berisi ceklis klien jatuh saat klien akan dilakukan rawat inap. Pengkajian yang dilakukan menggunakan The Morse Fall Scale (MFS). Apabila terdapat resiko jatuh maka akan ditempel stiker resiko jatuh pada gelang pengenal klien. Berikut ini merupakan pengukuran resiko jatuh pada Nn. C :

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: 3-4-2017 Tgl: 4-4-2017 Riwayat jatuh : tidak termasuk kecelakaan kerja atau rekreasional Jatuh satu kali atau lebih dalam kurun waktu 6 bulan 25 -

-Status mental Agitasi / konvulsi

15 -

-Dimensia 15 -

-Gaya berjalan Terganggu 20 -

-Lemah 10 - -Normal 0 - -Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, dll 30 - -Kruk, 15 -

(17)

-tongkat, tripot, dll Kondisi medis Diagnosa sekunder 15 - -Klien terpasang infus 20 0 V Skor total 0 20 RR RR Keterangan Skor:

Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih Resiko sedang (RS) : 25 - 50 Resiko rendah (RR) : 0 – 24

Saat dilakukan pengkajian resiko jatuh, Nn. C tergolong dalam resiko rendah dengan skor 20. Oleh karena itu Nn. C tidak terpasang stiker resiko jatuh.

5. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Klien

Hari/

Tanggal Jam

Tindakan Keperawatan yang Dilaksanakan

Jenis Tindakan Keperawatan Langsun g Tidak Langsung Kolaborasi 3 April 2017 13.45 – 13.55 WIB Melakukan pengkajian PQRST dan menanyakan keluhan klien 10 menit 13.55 – 13.56 WIB

Mengobservasi reaksi non verbal dari nyeri

1 menit 13.56 –

14.00 WIB

Memeriksa TTV klien 4 menit 14.00 –

14.05 WIB

Mendorong klien untuk mengungkapkan kecemasan

5 menit 14.30 –

14.40 WIB

Mengajarkan teknik non farmakologi relaksasi nafas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri

10 menit

14.40 – 14.47 WIB

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan

7 menit

Total Waktu Langsung

(18)

(100 %) 4 April

2017

07.10 – 07.20 WIB

Melakukan operan jaga 10 menit 10.05 – 10.10

WIB

Memeriksa TTV klien 5 menit 10.10 – 10.15 WIB Melakukan pengkajian PQRST dan menanyakan keluhan klien 5 menit 10.15 – 10.16 WIB

Mengobservasi reaksi non

verbal dari ketidaknyamanan 1 menit 10.16 – 10.26 WIB Mengajarkan kembali teknik non farmakologi nafas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri

10 menit

10.26 – 10.30 WIB

Mengajarkan kembali teknik non farmakologi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan

4 menit

11.50 – 12.00 Mengajarkan batuk efektif dan nafas dalam untuk persiapan operasi

10 menit

12.00 – 12.08 WIB

Melakukan evaluasi 8 menit 13.30 – 13.35 WIB Menyiapkan peralatan untuk menginfus 5 menit 13.35 – 13.45 WIB

Menginfus klien 10 menit

Total Waktu Langsung

63 menit (92 %) Tidak langsung 5 menit (8 %) 5 April 2017 07.10 – 07.20 WIB

Melakukan operan jaga 10 menit 08.00 – 08.05 WIB Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST 5 menit 08.05 – 08.10 WIB Mengajarkan kembali teknik non farmakologi relaksasi napas dalam

5 menit

09 45 – 09.50 WIB

(19)

09.50 – 09.55 WIB

Melakukan evaluasi 5 menit 10.10 – 10.13

WIB

Melepas infus 3 menit 10.13 – 10.23

WIB

Melakukan discharge planning ke klien dan keluarga

10 menit

Total waktu Langsung

43 menit (100%)

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan kepada Nn. C: Hari

perawatan Jadwal sift

Waktu tindakan keperawatan yang dilaksanakan

1 Pagi 37 Menit

2 Pagi 68 Menit

3 Pagi 43 menit

Rekap tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 hari yaitu shift pagi masing-masing pada hari pertama dibutuhkan waktu 37 menit, hari kedua membutuhkan waktu 68 menit dan hari ketiga membutuhkan waktu 43 menit.

6. Kebutuhan Sumber Daya Manusia a. SDM yang diperlukan

Berdasarkan teori tingkat ketergantungan dengan metode Douglas (1986) dalam Swansburg (1990), Nn. C masuk dalam kategori dengan asuhan keperawatan tingkat kategori mandiri karena klien memenuhi kriteria asuhan keperawatan minimal yaitu makan minum dilakukan sendiri, ambulansi dalam pengawasan, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal dengan status psikologi stabil dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan.

- Hari pertama

Pada hari pertama perawat memerlukan 37 menit untuk merawat Nn. C saat shift pagi. Kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan Nn. C hari pertama :

(20)

Kebutuhan SDM Nn. C= 37 menit

7 jam(420 menit)x 100 =9

Hari pertama tanggal 3 April 2017 klien membutuhkan 9% tenaga perawat. Perawat yang bertugas dapat memberikan asuhan keperawatan kepada 11 pasien yang memiliki ketergantungan mandiri seperti Nn. C saat shift pagi.

- Hari kedua

Pada hari kedua perawat memerlukan 68 menit untuk merawat Nn. C saat shift pagi. Kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan Nn. C hari kedua :

Kebutuhan SDM Nn. C= 68 menit

7 jam(420 menit)x 100 =16

Hari kedua tanggal 4 April 2017 klien membutuhkan 16% tenaga perawat. Perawat yang bertugas dapat memberikan asuhan keperawatan kepada 6 pasien yang memiliki ketergantungan mandiri seperti Nn. C saat shift pagi.

- Hari ketiga

Pada hari kedua perawat memerlukan 43 menit untuk merawat Nn. C saat shift pagi. Kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan Nn. C hari kedua :

Kebutuhan SDM Nn. C= 43 menit

7 jam(420 menit)x 100 =10

Hari kedua tanggal 5 April 2017 klien membutuhkan 10% tenaga perawat. Perawat yang bertugas dapat memberikan asuhan keperawatan kepada 10 pasien yang memiliki ketergantungan mandiri seperti Nn. C saat shift pagi.

(21)

Hari pertama dan kedua perawatan Nn. C membutuhkan total waktu 148 menit untuk 3 kali shift pagi. Maka total perawatan untuk Nn. C adalah :

Kebutuhan TotalSDM Nn .C= 148 menit

21 jam(1260 menit)x 100 =12

Total perawatan hari pertama dan kedua klien membutuhkan 12% tenaga perawat. Perawat yang bertugas dapat memberikan asuhan keperawatan kepada 8 pasien yang memiliki ketergantungan mandiri seperti Nn. C saat shift pagi.

b. Waktu yang diperlukan

Menurut Douglas, kebutuhan perawat per hari untuk pasien dengan tingkat ketergantungan minimal care yaitu 1 – 2 jam per 24 jam. Nn. C sudah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam baik secara langsung, tidak langsung dan kolaborasi. Rincian perawatan kepada Nn. C adalah :

No. Jenis Tindakan Banyaknya Durasi Total 1 Melakukan operan

jaga 2 10 menit 20 menit

2 Melakukan pengkajian PQRST dan menanyakan keluhan klien 3 10 menit 30 menit 3 Memeriksa TTV klien dan observasi KU

3 5 menit 15 menit

4 Mengobservasi reaksi non verbal dari nyeri

3 1 menit 3 menit

5 Mengajarkan

relaksasi napas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri

3 10 menit 30 menit

6 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan

2 20 menit 20 menit

(22)

20 tpm

(23)

7. Kebutuhan Logistik pada Klien No Tindakan Tanggal Total Penggunaan Logistik 3/4 4/4 5/4 1. Administrasi Administrasi 1 1

Alat dr. Reza Pahlevi , Sp.BM 1 1

2. Laboratorium

Elektrolit 1 1

Ureum 1 1

Creatinin 1 1

3. Obat-obatan Pro IV transparent 1 1

Washlap towel 1 1

Infus set stardec BPJS 1 1

Alkohol swab onemed 5 5 10

Ultrafix 5cm x 1 meter 1 1

Polywin 20 IV 1 1

RL 500 ml infus 3 2 5

Dispo 1cc onemed tuberculin 1 1

Ceftriaxon 1 gram (2 vial) 1 3 4

Dispo 5 cc onemed 1 3 4

Amoxycilin 500mg tab 15 15

Asam mefenamat 500mg tab 15 15

Ketorolac 30mg inj 3 3

(24)

4. Operasi Operasi rawat inap, tindakan sedang (drg. M Reza Pahlevi, Sp.BM)

1 1

5. Anestesi Tindakan sedang anestesi (dr. Soedjoyo Talam, SpAn.

1 1

6. Alat tindakan sedang Alat tindakan sedang 1 1

7. Kamar operasi Kamar operasi 1 1

8. Pemakaian obat ruangan Topi dokter hijau 4 4

Underpad PD 60 x 90 cm 1 1 Ondansentron 4mg inj 1 1 RL 500 ml infus 1 1 Gass (OK) 1 1 Scrub brush TS 49 13 13 Habdscoon ST PRFL No 7 1 1 Handscoon M 10 10

Topi pasien pink 1 1

Green paper 120 x 120 1 1 Dermanios S Chlorhexidin 5L 25 25 Handscoon ST PRFL No 6.5 2 2 Povidon 200 ml 1 1 N20 OK 240 240 Proanes inj 1 1 Anios spesial 25 25 Ketorolac 30 mg inj 1 1 Leukofix 2121 30 30

(25)

Alkohol swan one med 3 3

Mikrozid liq 5 25 25

Atropin sulfas inj 3 3

O2 sentral 100 100

Masker tali klp 3ply 5 5

Chromic gut 3-0 1 1 Neostigmin inj 3 3 Sojourn 250 ml 30 30 Aesculape 15 1 1 9. Ruang Perawatan: Kelas 3 (R. Ayyub 3) a. Tempat tidur b. AC c. Televisi d. Meja e. Kasur f. Sprei g. Bantal h. Sarung bantal i. Selimut j. Tiang infus k. Handscrub l. Tong sampah m. Lemari n. Penerangan + listrik o. Air p. Kamar mandi/WC q. Gayung r. Pispot 1 1 1 3

(26)

Kristiyani, SpB) 11. Tindakan Keperawatan

Asuhan keperawatan/hari 1 1 2

Injeksi per hari 1 1

Skin test 1 1

Advis dokter per telepon 1 1

Pasang infus dewasa 1 1

Lepas infus 1 1

12. Materai 1 1

No Tindakan

Tanggal Total

Penggunaan

Harga satuan Total biaya

Logistik 3/4 4/4 5/4

1. Administrasi

Administrasi 1 1 50.000 50.000

Alat dr. Reza Pahlevi , Sp.BM 1 1 230.000 230.000

2. Laboratorium

Elektrolit 1 1 38.000 38.000

Ureum 1 1 40.000 40.000

Creatinin 1 1 170.000 170.000

3. Obat-obatan Pro IV transparent 1 1 6440 6.440

Washlap towel 1 1 7183 7.183

(27)

Alkohol swab onemed 5 5 10 412 4.120

Ultrafix 5cm x 1 meter 1 1 4955 4.955

Polywin 20 IV 1 1 16538 16.538

RL 500 ml infus 3 2 5 12403 12.403

Dispo 1cc onemed tuberculin 1 1 1510 1.510

Ceftriaxon 1 gram (2 vial) 1 3 4 18.929 75.716

Dispo 5 cc onemed 1 3 4 2.209 8.836

Amoxycilin 500mg tab 15 15 573 8.600

Asam mefenamat 500mg tab 15 15 434 6.515

Ketorolac 30mg inj 3 3 3.583 10.748

Dispo 3cc onemed 2 2 1.735 3.470

4. Operasi Operasi rawat inap, tindakan sedang (drg. M Reza Pahlevi, Sp.BM)

1 1 540.000 540.000

5. Anestesi Tindakan sedang anestesi (dr. Soedjoyo Talam, SpAn)

1 1 270.000 270.000

6. Alat tindakan sedang Alat tindakan sedang 1 1 230.000 230.000

7. Kamar operasi Kamar operasi 1 1 240.000 240.000

8. Pemakaian obat ruangan Topi dokter hijau 4 4 1.485 5.940

Underpad PD 60 x 90 cm 1 1 10.395 10.395 Ondansentron 4mg inj 1 1 10.395 10.395 RL 500 ml infus 1 1 11.046 11.046 Gass (OK) 1 1 33.750 33.750 Scrub brush TS 49 13 3 11.138 33.414 Habdscoon ST PRFL No 7 1 1 15.593 15.593

(28)

Handscoon M 10 10 668 6.680

Topi pasien pink 1 1 891 891

Green paper 120 x 120 1 1 29.349 29.349 Dermanios S Chlorhexidin 5L 25 25 238 5.950 Handscoon ST PRFL No 6.5 2 2 15.593 31.186 Povidon 200 ml 1 1 21,384 21,384 N20 OK 240 240 128 30.720 Proanes inj 1 1 108.554 108.554 Anios spesial 25 25 602 15.050 Ketorolac 30 mg inj 1 1 3.416 3.416 Leukofix 2121 30 30 39 1.170

Alkohol swan one med 3 3 312 936

Mikrozid liq 5 25 25 308 7.700

Atropin sulfas inj 3 3 2.700 8.100

O2 sentral 100 100 27 2.700

Masker tali klp 3ply 5 5 486 2.430

Chromic gut 3-0 1 1 105.435 105.435 Neostigmin inj 3 3 13.230 39.690 Sojourn 250 ml 30 30 15.444 463.320 Aesculape 15 1 1 5.198 5.198 9. Ruang Perawatan: Kelas 3 (R. Ayyub 3) a. Tempat tidur b. AC c. Televisi d. Meja e. Kasur f. Sprei g. Bantal 1 1 1 3 350.000 1.050.000

(29)

h. Sarung bantal i. Selimut j. Tiang infus k. Handscrub l. Tong sampah m. Lemari n. Penerangan + listrik o. Air p. Kamar mandi/WC q. Gayung r. Pispot 10. Tindakan Keperawatan Asuhan keperawatan/hari 1 1 2 10.000 20.000

Injeksi per hari 1 1 2 10.000 20.000

Skin test 1 1 10.000 10.000

Advis dokter per telepon 1 1 37.500 37.500

Pasang infus dewasa 1 1 30.000 30.000

Lepas infus 1 1 10.000 10.000

11. Materai 1 1 6000 6000

(30)
(31)

8. Edukasi Klien dan Keluarga a) Pengendalian infeksi

Edukasi yang diberikan oleh tenaga medis baik dokter, perawat dan ahli gizi kepada Nn. C dan keluarganya meliputi penyakit yang di derita oleh klien, upaya yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan, diit makanan, dan obat yang di dapatkan oleh klien. Perawat memberi penjelasan kepada klien dan keluarga apabila klien masih merasa nyeri di gigi dan gusi bengkak disarankan untuk langsung ke pelayanan kesehatan sehingga klien mendapat pertolongan yang cepat dan tepat. Perawat juga memberikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait gelang identitas sebagai penanda klien.

Perawat menjelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar sesuai anjuran dari WHO serta momen apa saja yang diharuskan untuk melakukan cuci tangan. Perawat juga menjelaskan pentingnya cuci tangan untuk menghindari paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah sakit. Perawat menjelaskan 6 langkah dan 5 momen cuci tangan menggunakan handrub maupun sabun pencuci tangan. Perawat menunjukkan dimana klien dengan mudah mendapatkan handrub di depan tempat tidur klien dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan yang ada di ruangan.

Perawat memberikan edukasi kepada klien mengenai teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri. Sehingga ketika klien sedang merasa nyeri, klien dapat mempraktikan teknik relaksasi napas dalam maupun distraksi. Perawat memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan. Perawat juga mengajarkan nafas dalam dan batuk efektif karena klien dijadwalkan untuk dilakukan operasi odontectomy sehingga saat klien tersadar pasca operasi klien dapat menggunakan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan dapat menggunakan batuk efektif untuk mengeluarkan dahak pasca operasi.

Klien dan keluarga menyampaikan jika sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh dokter, perawat, ahli gizi kepada klien

(32)

dan keluarga. Klien dan keluarga sudah dapat melakukan cuci tangan 6 langkah dengan baik sesuai yang diajarkan.

b) Diit dan obat-obatan

Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit ini klien hanya makan-makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Klien juga selalu minum obat secara teratur dan hanya minum obat yang diberikan oleh rumah sakit. Klien mendapatkan diit lunak.

9. Discharge Planning pada Klien

a. Peralatan yang dibutuhkan saat discharge planning: No

.

Peralatan yang digunakan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Tensimeter Termometer Gunting kasa Plastik Nampan Alkohol swab Plester (4x6) 1 1 1 1 1 1 1

b. Kepuasan klien : (terlampir) c. Indikator discharge planning :

INDIKATOR A. Tahap Pengkajian

Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas klien untuk memastikan kekurangan data yang diperoleh. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan penyakit yang di derita, meliputi pengertian penyakit, tanda dan gejalanya, pencegahan kambuhnya penyakit dan apa hal-hal yang harus dihindari oleh klien, seperti makan terlalu keras. Melakukan konsumsi obat secara teratur dan kontrol setelah obat habis.

Pada saat dikaji klien mengatakan ini pertama kali klien dilakukan operasi. Klien sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit karena impaksi gigi, bagaimana tanda gejalanya, keluhan-keluhan yang muncul dan bagaimana mengatasi keluhan yang muncul. Diagnosa discharge planning yang diangkat adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan.

(33)

B. Tahap Perencanaan

1. Memprediksi permasalahan kesehatan klien yang akan dihadapi saat klien pulang

2. Mengidentifikasi diagnosa discharge planning klien (diagnosa discharge planning klien adalah defisit pengetahuan)

3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan permasalahan klien (dokter, gizi,dll).

4. Menentukan edukasi untuk mempersiapkan perawatan klien di rumah 5. Memberikan edukasi mengenai cara mengontrol nyeri dengan teknik

non farmakologi nafas dalam dan distraksi

6. Memberikan edukasi mengenai cara mengontrol kecemasan dengan relaksasi nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi kecemasan

7. Memberikan edukasi mengenai jika saat daerah luka operasi masih terjadi perdarahan yaitu dengan membersihkan luka dan mencari penyebab perdarahan

8. Anjurkan klien untuk beristirahat

9. Memberikan edukasi mengenai makanan yang dimakan di rumah seperti makanan lunak dan tinggi protein

10. Menganjurkan klien untuk kontrol sesuai dengan yang dijadwalkan dan mengkonsumsi obat pulang dengan teratur

C. Tahap Pelaksanaan

Memberikan intervensi Teaching : Disease Process dimana menjelaskan tentang :

1. Medication (obat)

Obat yang diberikan ketika klien pulang disesuaikan dengan advice dokter, sehingga dalam hal ini harus dilanjutkan setelah pulang, menjelaskan kapan meminum obat, dosis, dan fungsi obat tersebut. Klien membawa obat pulang amoxicilin oral, asam mefenamat oral dan dexametason oral. Amoxicilin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai jenis bakteri. Asam mefenamat adalah obat untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi inflamasi serta peradangan. Dexametason adalah obat yang digunakan untuk mencegah pelepasan zat-zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.

2. Environment (lingkungan)

Keluarga Nn. C disarankan untuk memantau kondisi klien. Terutama saat klien mengeluh nyeri pada daerah operasi. Apabila klien merasakan nyeri

(34)

yang teramat sangat segera memeriksakan ke dokter. Keluarga diharapkan melakukan pengaturan rumah sehingga klien mudah dalam mengambil barang-barang contoh mendekatkan barang-barang klien, dan menyediakan lingkungan yang nyaman. Keluarga juga disarankan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan tidak bising.

3. Treatment (pengobatan)

Menjelaskan kepada klien untuk istirahat pasca rawat di rumah sakit, mengontrol diit makanan, rutin minum obat dan membatasi aktivitas klien.. Jika klien mulai merasa nyeri disarankan untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri yang disarankan. Jika klien mengalami kecemasan disarankan untuk melakukan relaksasi napas dalam dan berdoa untuk mengurangi tingkat kecemasan. Apabila klien mengalami masalah yang gawat seputar kesehatannya lebih baik dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan pengobatan segera.

4. Health Teaching (pengajaran kesehatan)

Memberikan pengetahuan tentang penyakit appendicitis dan maag, tanda dan gejala, pemicu dan pengobatannya. Perawat memberikan nasihat agar klien istirahat yang cukup, makan teratur dan minum obat secara teratur. Perawat memberi tahu obat pulang kepada klien dan keluarga klien, waktu kontrol dan barang-barang apa saja yang harus dibawa ketika kontrol. Klien juga direedukasi, cara mengontrol nyeri, cara menurunkan kecemasan serta tentang cara cuci tangan.

5. Diet

Klien dianjurkan untuk makan teratur, makan makanan lunak dan tinggi protein.

D. Tahap Evaluasi

Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada klien dan keluarga tentang keadaan Nn. C, klien dan keluarga mengatakan mengerti apa saja yang telah dijelaskan perawat dan akan terus berupaya membantu dalam kesembuhan klien.

(35)

Penilaian kepuasan klien dan keluarga dilakukan melalui wawancara langsung dengan klien dan keluarga. Klien dan keluarga mengatakan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit Roemani, baik oleh tenaga medis maupun tenaga non medis sehingga klien cepat pulih dari sakitnya.

11. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh klien yaitu komunikasi dengan dokter spesialis, ahli gizi, dan perawat.

a. Advise dari dokter spesialis adalah untuk dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia klinik, elektrolit dan operasi odontectomy.

b. Advise dari ahli gizi yaitu diit lunak.

c. Advise dari perawat yaitu relaksasi nafas dalam, relaksasi nafas dalam dan berdoa serta batuk efektif.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial a. Waktu pemberian obat

Tidak ada hambatan dalam proses pemberian obat. Di ruang Ayyub 3 pemberian obat dilakukan oleh perawat. Apabila ada jam pemberian obat yang berdekatan dijadikan satu pemberian obat karena adanya keterbatasan jumlah perawat dan banyaknya tugas perawat. Perawat sudah memberikan obat sesuai dengan SOP yaitu menanyakan nama klien dan mencocokan dengan gelang klien serta memberi penjelasan obat apa yang diberikan.

b. Pembagian tugas perawat

Tidak ada hambatan dalam pembagian tugas perawat. Perawat sudah dibuat jadwal siapa yang bertugas menangani klien kelas 1 , 2 dan 3. Perawat juga melaksanakan tugasnya dengan baik. Perawat juga

(36)

membantu temannya apabila ada dari perawat lain yang membutuhkan bantuan.

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam Pengelolaan Klien

1. Hambatan/Tantangan

Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan kepada Nn. C adalah klien dan keluarga belum terlalu memahami tentang penyakit impaksi gigi dan operasi odontektomi. Hal tersebut didukung oleh pernyataan klien dan keluarga yang belum memahami sakitnya serta penanganannya membuat klien belum memahami tentang penyakitnya.

2. Faktor pendukung

Klien dan keluarga klien sangat kooperatif dengan informasi yang diberikan oleh perawat dan tenaga medis lainnya, seperti cara mengurangi nyeri dengan teknik napas dalam dan distraksi serta cara untuk mengurangi kecemasan. Keluarga juga selalu mengupayakan kesembuhan klien. Klien juga bersemangat untuk mengikuti saran dari perawat agar klien cepat sembuh. Pendidikan klien yang tinggi dan usia yang masih muda membuat klien cepat paham akan apa yang dijelaskan oleh perawat.

3. Solusi dalam menyelesaikan masalah

a. Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga klien tentang penyakit, mengurangi nyeri dengan teknik napas dalam dan distraksi, mengurangi kecemasan dengan teknik relaksasi napas dalam dan berdoa serta memberikan edukasi mengenai makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi seperti makanan lunak dan tinggi protein.

b. Meminta keluarga klien untuk memberikan dukungan kepada klien selama sakit dan pasca keluar rumah sakit dengan memberikan lingkungan yang nyaman serta tidak bising.

c. Meminta keluarga klien untuk memantau kondisi klien apabila klien mengeluh nyeri lagi.

Gambar

Tabel 1. Daftar obat HAM
Tabel 3 Daftar Obat dengan Ucapan Mirip

Referensi

Dokumen terkait

keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien lebih kooperatif, teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi nyeri, perawatan

Klien merasa optimis untuk sembuh dengan upaya pembedahan dan saat ini tidak merasakan sakit atau nyeri seperti sebelum operasi.. Kesan perawat terhadap

Klien merasa optimis untuk sembuh dengan upaya pembedahan dan saat ini tidak merasakan sakit atau nyeri seperti sebelum operasi?. Kesan perawat terhadap

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien cara melakukan nafas dalam secara

Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Kompres Hangat Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Klien Dispepsia di Ruang Dalam RSUD

Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri

Efektivitas Teknik Relaksasi Benson dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Klien yang Dilakukan Perawatan Luka Ulkus Diabetik Tabel 5.10 Efektivitas Teknik Relaksasi Benson

Teknik Pengelolaan Nyeri Dengan Cara Distraksi dan Relaksasi Pada Bayi Saat Imunisasi Pentabio n=67 TeknikPengelolaanNyeri f % Distraksi n=39 Menyusui bayi 26 38,8 Memberikan