• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari hasil proses berpikir manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari hasil proses berpikir manusia."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAH ULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra m erupakan w ujud dari hasil proses berpikir m anusia. Pengarang m enuangkan ide -idenya dalam bentuk karya sastra melalui sebuah proses berpikir dan m erenung, sehingga karya sastra yang dihasilkan m em iliki kelebihan dari sisi-sisi tertentu dibanding dengan karya sastra yang terlahir secara spontanitas. M enurut Sudjim an (1986:68), karya sastra dibuat m elalui proses yang panjang sehingga terdapat unsur -unsur keindahan yang terkandung untuk dinikm ati da n diapresiasi. Dengan dem ikian, karya sastra terse but ba nyak dim anfaatkan pem baca dari zam an ke zam an. Wellek dan Warren (1995:3) m endefinisikan sa stra sebagai sua tu kegiatan kreatif sebuah karya seni. M enurut Luxem burg (1984:23) sastra m erupakan tulisan yang bernilai este tik. Zainuddin (2002:1) m enam bahkan bahwa karya sastra m uncul ketika m anusia m ulai m engenal baha sa. Bahasa digunakan sebaga i m edia da lam teks sastra yang m em iliki unsur kata, kalim at dan m akna. Seiring dengan perkem bangannya, sastra sering diide ntikkan dengan teks.

Karya sastra m em punyai banyak jenisnya, term asuk puisi. Puisi adalah bentuk pengucapan sastra dengan ba hasa yang istim ewa, bukan baha sa bia sa. M eurut Kam us Besar Bahasa Indonesia (2003:903), puisi adalah ragam sastra

(2)

2 yang bahasanya terikat ole h iram a, m antra, rim a, dan penyusunan lirik serta bait. Puisi ada lah suatu be ntuk ekspresi dari pengalam an ke hidupan seorang pe nyair dalam suatu kehidupan dan m erupakan perasaan -perasaan pribadi yang direnungkan dan dim atangkan dalam suatu kontem plasi secara intens (Subroto, 1976:14). Dalam puisi, bunyi bersifat este tik ya ng m erupakan unsur puisi untuk m endapatkan keindahan dan tenaga ekspresif (Pradopo, 2007:22). Bunyi -bunyian yang harm onis juga m engisi setia p detail dari karya sastra puisi. Kata -kata dalam puisi lahir dan dila hirkan kem ba li pada waktu pengucapann ya sendiri. Unsur -unsur ya ng terdapa t dalam puisi ada tiga, yaitu; m em iliki kepuitisan dom inan, ekspresi tidak langsung dan padat. Kata puitis m engandung nilai keindahan atau estetika yang khusus. Kepuitisan dapat dicapai dengan berbagai m acam cara, m isalnya dengan m enggunakna susunan bait, persajakan, kiasan buni, lam bang rasa, pem ilihan kata, gaya baha sa, dan lain seba ginya. Puisi juga m em iliki ekspresi tida k langsung, karena puisi m enggunaka n gaya bahasa da n pem ilihan kata untuk m engekspresikan m aksud da ri pe nyair, sedangkat puisi m em iliki kepadatan karena puisi singkat dan m em iliki m akna yang terkandung didalam nya.

Sam a seperti dengan puisi, lagu juga m erupakan ekspresi sese orang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar, m aupun dia lam inya, dan m engekspresikannya dengan dilaguka n. Lagu dapat dikataka n sebagai puisi karena m em iliki ciri-ciri yang sama dengan puisi. Penyair lagu biasanya m elakukan perm ainan kata -kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terha dap lirik dan sya ir pada m usiknya. Ciri-ciri dari lagu yang menjadi kekhasan sebuah lagu yaitu, satu arah tanpa dialog, langsung dengan audience,

(3)

3 beriram a, berbahasa padat, dan bernilai estetika (Pasaribu, 1986:19). M enurut Kam us Besar Bahasa Indonesia (2014:473), m usik adalah seni m enyusun nada atau suara yang disusun sedem ikian rupa sehingga m engandung iram a, lagu, dan keharm onisa n oleh suara dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Dalam lagu tentu m em iliki lirik lagu untuk m engekspresika n hati sang pencipta lagu. Lirik juga seperti dengan puisi, karena lirik la gu m engekspresi seseorang tenta ng suatu hal yang suda h dilihat, didengar, m aupun dialam inya, dan m engekspresikannya denga n dilaguka n. M enurut Astuti (2013; 26) penc ipta lagu biasanya m elakukan perm aina n kata -kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik dan syair pada m usiknya. M usik sangatlah digem ari oleh m asyarakat luas, sem ua orang m em punyai kesenangan untuk m endengarkan m usik dengan berbaga i genre yang disuka inya. M usik de ngan lirik yang m udah dide ngar oleh telinga dan m em iliki arti yang sanga t m endalam biasanya lebih digem ari oleh m asyarakat luas. Seringkali seseorang seperti terhipnotis oleh lagu dan m enyetujui isi lagu terse but. Pem ikiran seseorang bisa terpengaruhi dengan lagu ha nya karena lirik -liriknya yang dikemas dengan m usikalitas yang tepat dan benar. M isalnya lagu dapat m enjadi pengobar sem angat seperti pa da m asa perjua ngan, bahkan la gu da pat digunakan untuk sarana propaganda dan m em provokasi akan ketidakadilan dan ketim pan ga n sosial (Astuti, 2013:55). Lirik -lirik yang indah dan susah dimengerti oleh pendengar karena m engandung banyak m akna yang tersirat dan am bigu m erupakan gam baran kualitas pencipta lagu.

(4)

4 Joseon. Puisi-puisi Korea memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan kecintaan dan kedekatan dengan alam (Indrastuti, 2013:11). Hal tersebut dipengaruhi ole h ajaran-ajaran yang masuk di Korea. Akan tetapi, puisi dengan gaya baru di Korea berkem bang pada tahun 1908 -1918 karena banyak didominasi oleh sim bol-simbol pengaruh dari Barat. Selanjutnya, pada tahun 1920 -an puisi m odern Korea sem akin berkem bang dan sem akin beba s, serta banyak m uncul sastrawan -sastrawan yang memiliki ciri khas tersendiri dalam mencip takan puisinya. Sastrawan -sastrawan yang terkenal pada saat itu seperti, Kim Eok, Kim Sowol, Park Dujin, Lee Sang, dan lain sebagainya. Berkat perjuangan sastrawan -sastrawan K orea yang dengan sege nap jiwa dan raga m em ajukan kesusastraan Korea (terutam a di bidang puisi), tida k sedikit sastrawan yang m enderita atas kolonialism e Jepa ng karena ide -ide nasionalisme yang muncul dalam puisi-puisinya. Nam un hingga saat ini karya -karya tersebut masih dikenang dan dikenal oleh m asyarakat lua s di Korea.

Perkem bangan m usik yang sem akin pesat di dunia ini, m enjadikan alasan tersendiri bagi para pelaku industri m usik untuk terus bersaing m endapa tkan sim pati m asyarakat. Seperti yang kita ketahui sekarang, perkem bangan m usik Korea atau yang lebih sering dikenal de ngan K -POP semakin mendapatkan hati dari berbagai kalangan dan berbagai negara, term asuk Indonesia. Akhir -akhir ini tidak dipungkiri bahwa penyanyi dengan konsep berkelom pok atau boyband dan

girlband m em iliki tingkat perkem bangan yang cukup pesa t dibanding dengan

penyanyi solo (Pearl, 2013:5). Akan teta pi, penyanyi solo G -Dragon memiliki karakteristik tersendiri dalam m enyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Penyanyi solo

(5)

5 Kwon Ji Yong (ῢ 㰖 㣿) yang dikenal G -Dragon atau yang lebih terkenal dengan sebutan GD, adalah seorang leader dari boyband BigBang di Korea. Ia adalah seorang rapper, penyanyi, penari, penulis lagu, produser, dan m odel. Aliran lagu yang digunakan pa da boyband B igBang dan G -Dragon sama yaitu hiphop dan rap (Pearl, 2013:9).

Perjalanannya se bagai entertaine r GD tida klah sem udah yang kita keta hui, sebelum ia m enjadi seorang senim an G -Dragon hanyalah seorang yang biasa saja, sam a dengan m anusia pada um unya (dalam m ajalah Korean Pop E disi 09; 2011). Nam un pada tahun 1999 ke tika G -dragon berumur 11 tahun, ia mengikuti sebuah lom ba talenta m enyanyi di Korea dan justru ia m endapatkan juara 1 (Top Asian Celebs, 2010:6). Berkat inilah G -Dragon mulai menata hidup melalui entertainer. Setelah 6 tahun lam anya ia dilatih dan dididik di bawah naungan labe l rekam an

YG Enterta inment, akhirnya pada tahun 2006 G -Dragon debut bersama dengan boybandnya, BigBang, yang m ana ia sebagai leade r atau pem im pinnya. Setelah 3

tahun m eniti karir de ngan BigBang da n m endapatkan ba nyak penghargaan, pada tahun 2009 G -Dragon merilis album solonya yang berjudul “Heartbreaker”. Akan tetapi, kem unculan a lbum pertam anya justru m enda pat banyak kecam an dan tuduhan. Banyak yang m engatakan bahwa salah satu lagu ciptannya G -Dragon adalah plagiarism e dan pengguna obat -obatan (Pearl, 2013:43). Namun, G -dragon tak pantang m enyerah, ia mem buktika n bahwa dirinya bukanlah pecandu obat -obatan terlarang dan ia terus berkarya dengan m enciptakan la gu -lagu lagi yang m em buat sem ua orang terperangah oleh ketangguhan dan kepintarannya dalam berm usiknya (Korean Pop Edisi 09, 2011:71).

(6)

6 Pada tahun 2010 G -Dragon mengeluarkan album duetnya dengan T.O.P, T.O.P adalah rekan kerjanya atau rekan satu boybandnya. Dalam album GD-TOP ini dapat terbilang sukse s dan m endapatkan banya k penghargaan. Selain itu, juga respon m asyarakat san gatlah antusias dan sanga t diidolaka n oleh m asyarakat Korea, bahkan sam pai sam apai ke luar negeri (Pearl, 2013: 115). Pada album nya ini , GD juga turut andil da lam m enciptakan la gu. Lagu -lagu yang diciptakan GD juga m endapa tkan respon ya ng baik dan m asyara ka t tidak m em andang ne gatif seperti pada album pertam anya yang banyak m enuai kritik.

Pada tahun 2012 G -Dragon akhirnya merilis album solo keduanya yang berjudul “One Of A kind”. Di dalam album kedua ini sangat digem ari oleh m asyarakat luas dan m asuk dalam peringkat pertam a di tangga lagu Korea (Pearl, 2013:46). Album keduanya berjudul “One O f A kind” yang lirik -lirik lagunya ditulisnya se ndiri ini m enceritakan te ntang dirinya sendiri, te ntang kenarsisannya, m anis dan pahitnya percintaan. G -Dragon memiliki ciri khas tersendiri dalam m enciptakan lagu -lagunya, mulai dari lirik lagunya yang memiliki keunikan tersendiri sam pai jenis m usik yang berbeda dari yang lain, sehingga bagi pecinta lagu-lagu Korea akan dengan mudah mengenali genre lagu dan liriknya yang berbeda dengan penyanyi-penyanyi Korea lainnya (Pearl, 2013:7).

M elihat hasil dan respon m asyarakat yang antusias dalam album nya, G -Dragon m erilis album lagi pada tahun 2013 yang berta juk ‘K udeta’. Lagu -lagu dalam album nya juga ditulis sendiri oleh GD. Ham p ir la gu-lagu yang ditulis GD bertem a kekuasaan atau penguasa, narsisism e atau kecintaan diri sendiri, dan tentang percintaan (Pearl, 2013:21). Album yang keem pat ini juga m endapa tkan

(7)

7 respon yang luar biasa dari m asyarakat luas, sela in itu juga m endapatkan beberapa penghargaan, bahkan dari luar negeri se kalipun. Pada album ini terdapat 12 lagu yang diciptakan se ndiri dan konsep dalam video m usiknya se ndiri juga G -Dragom yam g m em buatnya (Pearl, 2013:42). Dengan keunikan, kepintaran, dan berbeda dengan yang lain G-Dragon sangatlah dikenal oleh masyarakat luas bahkan diberbaga i kalangan.

Pada penelitian kali ini m eneliti a lbum karya G -Dragon dari tahun 2012 sam pai 2013 karena lirik lagunya yang m engandung banya k unsur narsisism enya. Pada tahun 2012 dan 2013 G -Drgaon telah mengeluarkan dua album yang berjum lah 12 lagu. Akan te tapi, lirik lagu karya G -Dragon yang dianalisis dalam skripsi ini hanya berjum lah 4 la gu, antara lain; One Of A Kind, Crayon, Nilliria, dan You Do. Lagu -lagu tersebut dipilih karena mencerminkan kepribadian dan karakter sang pencipta serta lirik tersebut banyak m engandung unsur narsisism enya, proses sang pencipta la gu dalam m encapai ke superiorita sannya. Dalam m enganalisis lirik lirik lagu, banya k peneliti lirik -lirik lagu yang m enggunaka n pendekata n sem iotika rifaterre atau stilistika, sosiologi sastra dan dengan pendekatan kebaha saan lainnya. Akan tetapi, pada analisis lirik -lirik lagu dalam album G-Dragon dari tahun 2012 sampai tahun 2013 kali ini menggunakan pendekatan psikologi sastra. Dengan m engguna kan pendekatan tersebut, dapat dianalisis kejiwaan pengarang yang tercerm in da lam karyanya. Karena pengarang akan m engungkapka n cipta, rasa dan karya dalam karyanya (Endra swara, 2004:96). Dalam pendekatan psikologi sastra juga dapat m eneliti da ri berbagai aspek, seperti pendekatan tekstual, pende katan reseptif -pragmatik dan pendekatan

(8)

8 ekspresif. Penelitia n ini akan m engguna kan Psikologi Sastra denga n pende katan tekstual, yang m engkaji aspek psikologis sang penulis ketika m elakukan proses kreatif yang tercerm in dari hasil karyanya.

Ilm u psikologi adalah ilm u penge tahuan yang m em perla jari sem ua tingkah laku, perbua tan dan kehidupan psikis atau kejiwaan m anusia (Kartono, 1996:2). Ilm u psikologi m em iliki banyak cabang ilm u psikologi, seperti psikolog i , sosial, psikologi perkem bangan, psikologi klinis, psikologi kerekaya saan, psikologi pendidika n, psikologi industri dan m asih banyak lagi. Objek penelitia n kali ini dengan m enggunakan narsisism e, narsisism e m erupakan bagian dari gejala psikologi abnorm al. Psikologi abnorm al m erupa kan cabang dari ilm i psikologi klinis. M enurut Kartono (1996: 25), psikologi abnorm al adalah salah satu cabang psikologi yang m enye lidiki segala be ntuk gangguan m ental dan abnorm alitas jiwa. Dalam psikologi abnorm al terdapat ber bagai ge jala -gejala seseorang yang bertingkah laku secara tidak wajar atau abnorm al. Gejala -gejala psikologi abnorm al antara lain; depresi, paranoid, narsisism e, histeria, dan m asih banyak lagi.

Seperti yang te lah dijelaska n diatas, pene litian ini akan m em bahas tentang narsisism e yang terdapat dalam lirik lagu. Ratna (2008:340) m engatakan bahwa karya sastra berkaitan dengan psikis dan aspek -aspek kejiwaan. Dalam karya sastra pasti sangat berka itan de ngan suatu ke jiwaan dan pem ikiran yang secara sadar atau tak sadar dituangkan ke dalam karya sastranya. Salah satunya adalah narsisism e. Pengertian narsisism e secara luas adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan dalam m enilai dirinya sendiri (Nevid, 2010:23). M enurut

(9)

9 kam us kedokteran (2014:519), narsisism e adalah ganggua n m ental dim ana orang m em iliki rasa penting -diri yang melambung dan kebutuhan mendalam untuk dikagum i, percaya bahwa dirinya superior dari orang yang lain. Selain itu, Pada Kam us Besar Bahasa Indonesia (2012:590) narsisism e adalah hal (keadaan) m encintai diri sendiri secara berlebihan dan hal (keadaan) m em punyai kecenderungan (keinginan) seksual denga n diri sendiri. Istilah narsisism e pertam a kali dikem ukaka n dalam psikologi oleh Sigm und Freud dengan m engam bil tokoh dari m itos Yunani, Narcissus, yang dikutuk ole h dewi Nemesis, sehingga ia m encintai ba yangannya sendiri ke tika bercerm in di sunga i. M erasa dirinya sangat tam pan, ia terus m enatap wajahnya sam pai ia m encoba m encium bayangannya sendiri dan sete lah itu ia jatuh ke sunga i d an ja sadnya tum buh m enjadi bunga. Bunga tersebut dinam akan bunga narsis (Freud, 2009: 427).

M enurut M orrison (1997:14) sifat narsisism e ada dalam setiap m anusia sejak lahir. Narsisism e m em iliki se buah peranan yang sehat dalam artian m em biasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain dem i m em buat dirinya bahagia. Seseorang yang narsisis bia sanya m em iliki rasa percaya diri yang sanga t kuat, nam un apabila narsisis yang dim ilikinya sudah m engarah pada kelainan yang bersifat patologis, m aka rasa percaya diri yang kua t tersebut dapat digolongkan seba gai bentuk rasa percaya diri yang tidak seha t, karena hanya m em andang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain ta npa bisa m enghargai orang lain (Freud, 2009:478).

Dalam penelitian kali ini juga m enggunakan kajian psikologi indivudual. Psikologi individual adalah cabang ilm u psikologi yang m em pelajari berbagai

(10)

10 unsur-unsur pembentuk kepribadian seseorang (Fudyartanta, 2012:15). Individua listis m erupakan kesatuan dan ciri -ciri pribadi manusia, sedangkan kepribadian adalah totalitas ata u kesatuan tunggal yang tidak bisa dibagi -bagi (Kartono, 1996:132). Psikologi individual dipilih dalam kajian ini karena dalam penelitian ini akan m eneliti lebih dalam kepriba dian penc ipta lagu yang terce rm in dalam karyanya. Selain itu, juga m engetahui lebih dalam penyebab pencipta lagu m enuliskan lirik lagu yang m engandung narsisism e.

1.2 Rumusan M asalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaska n sebelum nya, dapat dirum uskan m asalahnya sebagai berikut:

a) Bagaimana bentuk-bentuk narsisisme yang terkandung dalam lirik lagu karya G-Dragon?

b) Bagaimana hubungan narsisisme dengan struktur keribadian dalam lirik lagu karya G -Dragon?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan m asalah penelitia n yang telah dirum uskan d i a tas, tujuan penenlitian yang ingin dicapai adalah se bagai berikut:

a. M engetahui bentuk narsisisme yang terdapat dalam lirik lagu karya G-Dragon dari tahun 2012-2013.

b. M engemukakan hubungan narsisisme dengan struktur kepribadian yang tercerm in dalam lirik lagu karya G -Dragon. Karena seseorang

(11)

11 yang narsistik dipengaruhi kepribadia n yang dibentuknya.

1.4 M anfaat Penelitian

M anfaat yang terkandung da lam penelitian ini dapa t dika tegorikan m enjadi dua, yaitu m anfaat teoretis da n m anfaat pragm atis. Secara teoreti s, m anfaat penelitian ini adalah:

¾ Menerapkan teori psikologi sastra untuk memahami lebih dalam aspek -aspek psikologis penulis yang terproye ksi m elalui karya -karyanya. Dengan m engggunakan teori psikologi Alfred Adler, diharapkan penelitian ini dapat m engungkapka n keterkaitan antara narsisism e dengan kepribadian pencipta lagu.

¾ Mengembangkan pengetahuan mengenai studi kajian terhapad karya sastra Korea berupa lirik lagu dengan m enggunakan kajian psikologi individual Alfred Adler.

Sem entara itu, tujuan praktis dalam m anfaat penelitian ini adalah:

¾ Mengetahui kepribadian pencipta lagu yang terproyeksi dalam karya -karyanya, terutam a dalam lirik-lirik lagu karya G-Dragon dari tahun 2012 sam pai 2013.

¾ Meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap karya sastra Korea.

(12)

12 1.5 Tinjauan Pustaka

Secara teoretis analisis dengan obye k m aterial lirik lagu de ngan m enggunaka n kajia n psikologi individual Alfred Adler belum ada yang m enganalisis, khususnya di dalam jurusan bahasa Korea. Berikut ini b eberapa analisis ya ng m enggunakan obye k m aterial lirik lagu dan analis de ngan m enggunaka n kajian ya ng sam a sebagai referensi dalam analisis skripsi ka li ini.

Penelitia n dengan obyek m aterial lirik lagu juga te lah dite liti oleh Suwarsi (2013) dari jurusan bahasa K orea. Skripsinya yang berjudul “Relasi M akna Antar Lirik-Lirik Lagu Dalam 20th Anniversary “You Are So Beautuful” Karya Shin Seung Hoon dengan kajian analisis sem iotoka riffaterre. Pada skripsi tersebut m enganalis hubunga n dari lirik -lirik lagu yang terdapat dalam album tersebut dengan m enggunakan pendekatan sem iotika riffaterre.

Lalu skripsi dari Akhm ad Zuhdan M iftah (2014) dari jurusan Bahasa Korea dengan skripsinya yang berjudul “Analisis stilistika lirik lagu Standing Egg dari 2010 sam pai 2013”. Dalam skripsi ini m enga nalisis dan m engidentifika si lirik-lirik lagu Standing Egg dengan pendekatan stilistika.

Selain itu, terdapa t juga pene litian yang obye k m aterialnya rom an dan m enganalis te ori psikologi sastra ole h Iban Olav (2011) dari jurusan sastra Perancis. Skripsinya berjudul “Aspek Arsitektur Dan Pengaruh Psikologis Dalam Rom an Notre-Dame De Paris Karya Victor Hugo” dengan pendekatan psikologi sastra. Dalam skripsi ini m enganalisis pengaruh psikologis dan aspe k arsitektur yang terproyeksi dalam rom an tersebut.

(13)

13 Peneliti lain yang m enggunaka n pendekatan psikologi sastra adalah skripsi yang ditulis oleh Zulfa Nadia (2013) yang berjudul “A nalisis Struktural, Konflik Batin Dan Eksternal Tokoh Su Yeong Dalam Novel Geonjikhago Sipheun Yeoldusal-eui Jakeun Bimil (Ṛ 㰗 䞮 ἶ 㕌 㦖 㡊 ⚦ ㌊ 㦮 㧧 㦖 ゚ ⹖) Rahasia Anak 12 Tahun”. Pada skripsi tersebut m enganalisis konflik -konflik yang terdapat tokoh Su Yeong dalam nover terse but. Skripsi -skirpsi tersebut memudahkan peneliti dalam penenerapan te ori psikologi sastra dengan karya -karya sastra, terutama lirik lagu.

1.6 Landasan Teori: Psikologi Alfred Adler

Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Februari 1870, Adler m enyelesaikan studi la pangan ke dokteran di U niversitas Wina pada ta hun 1895. Awalnya Adler m engam bil spe sialisasi dalam optham ologi, dan kem udian ia m ulai tertarik pada psikiatri. M ulanya Adler bekerja sam a dengan Freud dan m enjadi anggota serta akhirnya m enjadi presiden dari “M asyarakat Psikoanalisis Wina” (Fudyartanta, 2012:210). Nam un dia m engem bangkan pe ndapatnya sendi ri yang m enyim pang dari pendapa t Freud, yang akhirnya m enyebabkan Adler m engundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden serta dari keanggotaannya dalam “M asyarakat Psikoanalisis Wina” tersebut pada tahun 1911 dan m endirikan aliran baru ya ng diberi nam a “Individual Psychologie”. Sejak tahun 1935 Adler m enetap di Am erika Serikat. Di sana Ia m elanjutkan prakte knya se bagai ahli penyakit syaraf dan juga m enjadi guru be sar dalam psikologi m edis di Long Island College of M edicine. Dia m eningga l di Scotlandia p a da tahun 1937, ketika dalam perjalanan keliling untuk m em berikan ceram ah -ceramah. Psikoanalisis

(14)

14 pengaruh Adler m udah dikenal dan m eluas, walaupun tidak selua s pengaruh Psikoana lisis, terutam a karena Adler dan pengikut -pengikutnya mempraktekan teorinya dalam lapangan Pendidikan (Alw isol, 2004:89).

Dalam ajaran Adler (Kartono, 1996:132) ia m enjelaska n bahwa setiap m anusia m em punyai ide yang ingin dicapainya denga n kem am puan yang dim ilikinya. Apabila individu m enyadari ba hwa dirinya tidak m am pu m aka akan tim bullah perasaan inferior atau perasaan rendah diri. Individu akan m erasa m alu, lem ah, kecil, tersudut, kecewa, dan lain sebaginya. Nam un individu a kan sela lu berusaha untuk m elakuka n kom pe nsasi sam pai individu tersebut m encapai sem ua rencana hidupnya. Akhirnya Adler (Alwisol, 2004:90) datang pada sebuah konklusi tenta ng m otivasi ya ng sesungguhnya dalam diri m enusia adalah untuk m encari dan m enjadi superior. Adler berpendapat bahwa m anusia adalah m ahluk sosial yang bertanggung jawab. Ia percaya m anusia sejak lahir dikarunia i dengan kesadaran bersosia l dan hanya ke terpaksaan (kom pensasi) yang m em bua tnya bertanggung jawab kepada m anusia lain untuk dapat m encapai sebuah kesejahteraan yang ba ik bagi dirinya dan orang la in. Adler juga m eyakinkan bahwa m anusia adalah m ahluk yang m enyim pan interest sosia l yang sangat dalam . (Fudyartanta, 2012:217)

M enurut Adler, m anusia pada dasarnya adalah m akhluk sosial, m aka m anusia akan term otivasikan dorongan sosial, seperti; individu sela lu m enghubungkan diri dengan orang lain, seseorang ikut dalam kegiatan -kegiatan sosial, m enem patkan kesejahteraan sosial di atas kepentingan sendiri, m anusia m engem bangkan gaya hidup yang m engutam akan orienta si sosial (Fudyartanta,

(15)

15 2012:211). Pada dasarnya teori kepribadian yang dikem ukanan oleh Alfred Adler adalah sebagai berikut:

a. M anusia didorong bukan karena dorongan seksual, tetapi dorongan sosial. b. Inferioritas manusia tidak terbatas pada seksual, tetapi dapat meluas pada

segala segi, baik fisik m aupun psikologis.

c. M anusia berjuang untuk mengembangkan gaya hidupnya yang unik.

d. Bahwa kesadaran menjadi pusat kepribadian, dan hal tersebut m enyebabkan ia m enjadi perintis perkem bangan psikologi yang berorientasi pada ego.

e. M anusia adalah makhluk kesadaran, yang berarti sadar terhadap setiap tingkah lakunya, sadar akan inferioritasnya, m am pu m erencanakan dan m em bim bing tingkah lakunya dan m enyadari sem ua perbuatan -perbuatan untuk m engaktualisasikan dirinya.

1.6.1 Pandangan Alfred Adler Tentang Perilaku Manusia

M enurut Adler, m anusia itu lahir dalam keadaan tubuh ya ng lem ah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu m enim bulka n perasaan inferioritas dan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual m em andang individu sebagai m akhluk ya ng saling tergantung secara sosial. (Alw isol, 2004: 91). Terdapat tujuh prinsip yang terkandung dari teori Psikologi Individual Adler, yaitu: 1. Prinsip Rasa Rendah D iri (Infe riority Principle), 2. Prinsip Superior (Superiority Principle), 3. Prinsip Gaya H idup (Style of Life Principle), 4. Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle), 5. Diri yang Sadar (Conscious Self

(16)

16

Princ iple), 6. Tujuan Sem u (Fictional Goals Princ iple), 7. Prinsip M inat Sosial

(Social Interest Principle).

1.6.1.1 Prinsip Rasa Rendah Diri (Inferiority Principle)

Adler dalam Fudyartanta (2012:216) m eyakini bahwa m anusia dilahirkan diserta i dengan perasaan rendah diri. Seketika individu m enyadari eksistensinya, ia m erasa rendah diri akan perannya dalam lingkungan. Individu m eliha t bahwa banyak m ahluk lain yang m em iliki kem am puan m eraih sesuat u yang tidak dapat dilakukannya. Perasaan rendah diri ini m encul ketika individu ingin m enyaingi kekuatan dan kem am puan ora ng lain. M isalnya, anak m erasa diri kurang jika dibandingkan denga n orang dewasa. Karena itu ia terdorong untuk m encapai taraf perkem bangan yang lebih tinggi. Jika telah m encapai taraf perkem bangan terte ntu, m aka tim bul la gi rasa kurang untuk m encapai taraf berikutnya. Dem ikian seterusnya, sehingga individu denga n rasa rendah dirinya tam pak dinam is m encapai kesem purnaan dirinya (A lwisol, 2004:94). Teori Adler m engenai perasaan rendah diri ini berawa l dari pengam atannya atas penderitaan pa sien -pasiennya yang seringkali m engeluh sakit pada daerah tertentu pada tubuhnya, m engenai psikosom atis, Adler m engatakan bahwa rasa sakit yang diderita individu sebenarnya adalah usaha untuk m em ecahkan m asalah -masalah non- fisik. Keadaan tersebut, m enurut Adler diseba bkan adanya kekurang sem purnaan pada daerah-daerah tubuh tersebut, yang dikatakannya sebagai organ penyebab rendah diri (organ inferiority) (Furdyantanta, 2012:216). Jadi m anusia lahir m em ang tidak sem purna, atau secara potensial m em iliki kelem ahan dalam organ tubuhnya.

(17)

17 Adanya stress m enyeba bkan organ lem ah ini terganggu. Karenanya, setiap orang selalu berusaha m engkom pensasikan ke lem ahannya dengan sega la daya. Dalam hal ini usaha kom pensasi ini ditentukan oleh gaya hidup dan usaha m encapai kesem purnaan (superior).

1.6.1.2 Prinsip Superior (Superiority Principle)

M em andang prinsip superior terpisah dari prinsip inferior se sungguhnya keliru. Justru kedua prinsip ini terjalin erat dan bersifat kom plem enter. Nam un karena sebagai prinsip, kedua istilah ini berbeda, m aka pem bahasannya pun dibedaka n, kendati da lam operasionalnya tak dapat dipisahkan (Kartono, 1996:136). Adler beranggapan bahwa m anusia adalah m ahluk agresif dan harus selalu agresif bila ingin surv ive. Nam un kem udian doronga n agresif ini berkem bang m enjadi dorongan untuk m encari kekuatan baik secara fisik m aupun sim bolik agar dapat survive. Dem ikian banya k pasien Adler yang dipandang kurang m em iliki kualitas a gresif dan dinyatakan sebagai m anusia tak berda ya. Karenanya, yang diinginka n m anusia m em punyai kekuatan ( power). Dari sini konse pnya berkem bang la gi, bahwa m anusia m engharapka n untuk bisa m encapai kesem purnaan (superior). Doronga n superior ini sangat bersifa t universal dan tak m engenal batas waktu (Alwisol, 2004:95). Bagi Adler hanya ada satu dorongan, yakni dorongan untuk superior sebagai usaha untuk m eninggalkan perasaan rendah diri. Nam un perlu dica tat bahwa superior disini buka nlah kekuatan m elebihi orang la in, m elainkan usa ha untuk m encapai keadaan superior dalam diri dan tidak sela lu harus berkom pe tisi dengan orang lain. Superioritas yang

(18)

18 dim aksud adalah superior atas diri sendiri. Jadi daya penggerak yang utam a dalam hidup m anusia adalah dinam ika yang m engungkapkan sebab individu berperilaku, yakni doronga n untuk m encapai superior atau kesem purnaan (Fudyartanta, 2012:215)

1.6.1.3 Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle)

Usaha individu untuk m encapai superioritas atau kesem purnaan yang diharapkan, m em erlukan cara tertentu. Adler m enyebutka n hal ini se bagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang m encapai tujua n khusus yang telah ditentukan orang tersebut dalam kehidupan tertentu dim ana dia berada (A lwisol, 2004:96). Ga ya hidup yang diikuti individu a dalah kom bina si dari dua hal, yakni dorongan dari da lam diri (the inner self driven) yang m engatur aarah perilaku, dan dorongan dari lingkungan ya ng m ungkin dapa t m enam bah, ata u m engham bat arah doronga n dari dalam tadi. Dari dua dorongan itu, yang terpenting adalah dorongan dalam diri (inner self) itu. Bahwa karena peranan dalam diri ini, suatu peristiwa yang sam a dapat ditafsirkan berbeda oleh dua orang m anusia yang m engalam iny a. Dengan adanya dorongan dalam diri ini, m anusia dapat m enafsirkan kekuata n -kekuatan di luar dirinya, bahkan m em iliki kapasitas untuk m enghindari atau m enyerangnya (Fudyartanta, 2012:219). M enurut Adler, justru jauh lebih banya k hal -hal yang m uncul da n berkem bang dalam diri m anusia yang m em pengaruhi gaya hidupnya. Gaya hidup m anusia tidak ada yang ide ntik sam a, sekalipun pada orang kem bar. Sekurang -kurangnya ada dua kekuatan yang dituntut untuk menunjukkan gaya

(19)

19 hidup seseorang ya ng unik, yakni kekuatan dar i dalam diri yang dibawa sejak lahir dan kekuata n yang datang dari lingkungan yang dim asuki individu tersebut. dengan adanya perbedaan lingkungan dan pem bawaan, m aka tidak ada m anusia yang berperila ku dalam cara yang sam a (Alwisol, 2004:96).

1.6.1.4 Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle)

Diri yang kreatif adalah faktor yang sa ngat penting dalam kepribadian individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak utam a bagi sem ua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin m enjelaskan bahwa m anusia adala h senim an bagi dirinya (Fudyartanta, 2012:221). Seseorang lebih dari sekedar produk lingkungan atau m ahluk yang m em iliki pem bawaan khusus. Individu m enciptakan struktur pem bawaan, m enafsirkan kesan yang diterim a dari lingkungan kehidupannya, m encari pengalam an yang baru untuk m em enuhi ke inginan untuk superior, dan m eram u sem ua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain (Alw isol, 2004:97). Diri kreatif m em berikan arti atau m akna dalam kehidupan, kem udia n individu m encipta kan tujuan dan sarana un tuk m encapainya, sehingga individu dapat m encapai kehidupan yang diingkannya dan bersifat subjektif, dinam ik, m enyatu, persona l dan unik (Fudyarta nta, 2012:221)

1.6.1.5 Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle)

Kesadaran m enurut Adler dalam Fudyartanta (2012:213), adalah pusat kepribadian individu. Adler m erasa bahwa m anusia m enyadari segala hal yang dilakukannya setiap hari, dan ia dapat m enilainya sendiri. M anusia dengan tipe otak yang dim ilikinya dapa t m enam pilka n banyak proses m ental dalam satu

(20)

20 waktu. Hal-hal yang tidak tertangkap oleh kesadarannya pada suatu saat tertentu tak akan diperhatikan dan diingat oleh individu. Ingatan adalah fungsi jiwa, yang seperti proses lainnya, tidak bekerja secara efisien. Keadaan tidak efisien ini adalah akibat kondisi yang tidak sem purna pada organ tubuh, khususnya otak. Adler tidak m enerim a konsep am bang sadar dan alam tak sadar ( preconsious dan

uncounsious) Freud. Hal ini dianggap seba gai m istik. Ia m erasa bahwa m anusia

sangat sadar benar dengan apa yang dila kuka nnya, apa yang dicapainya, dan ia dapat m erencanakan dan m engarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya secara sadar (Calvin, 2004:308) . Adler juga m eyakini bahwa m anusia sadar terhadap sem ua alas an tingkah lakunya, sadar akan inferioritasnya, d an m anusia m am pu m erencanakan dan m em bim bing tingkah lakunya (Fudyartanta, 2012:13)

1.6.1.6 Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle)

Adler m angakui bahwa m asa lalu adalah hal penting, nam un ia m enggangga p bahwa yang terpenting adalah m asa depan. Yan g terpe nting bukan apa yang telah individu lakukan, m elainka n apa yang akan individu lakukan dengan diri kreatifnya itu pada saat tertentu. Dikataka nnya, tujuan akhir m anusia akan dapat m enerangkan perilaku m anusia itu sendiri. Karena seriap m anusia m em punyai suatu cita-cita yang mungkin tidak dapat direalisasikan (Fudyartanta, 2012:215). Tujuan fiksional a tau sem u ini tak da pat dipisahkan dari gaya hidup dan diri kreatif. M anusia bergerak ke arah superiorita s m elalui gaya hidup dan diri kreatifnya ya ng berawal dari perasaan rendah diri dan selalu ditarik oleh tujuan sem u tadi. Tujuan sem u yang dim aksud ole h Adler ialah pelaksanaan kekuatan

(21)

-21 kekuatan tingkah laku m anusia. M elalui diri keratifnya m anusia da pat m em buat tujua n sem u dari kem am puan yang nyata ada da n penga lam an pribadinya. Kepribadian m anusia sepenuhnya sadar akan tujuan sem u dan selanjutnya m enafsirkan apa yang terjadi sehari -hari dalam hidupnya dalam kaitannya dengan tujua n sem u tersebut (Calvin, 2004:197).

1.6.1.7 Prinsip Minat Sosial (Social Interest Principle)

Setelah m elam paui proses evolusi tenta ng dorongan utam a perilaku individu, Adler dalam Kartono (1996:132)juga m enyatakan bahwa m anusia m em iliki m ina t sosial. Bahwa m anusia dilahirkan dikarunia i m inat sosia l yang bersifat universal (Calvin, 2004:305). Dalam Fudyartanta (2012:217), Adler adalah pem bela sosia ldan da lam sosial bukan seke dar bekerja sam a dengan orang lain, m em buat suatu hubungan, rasa sim pati, m engikuti kegiatan sosial teta pi lebih dari itu sem ua. Kebutuhan kem asyarakatan terw u jud dalam kom unika si de ngan orang lain, yang pada m asa bayi m ulai berkem bang m elalui kom unikasi anak dengan ora ng tua. Proses sosialisasi m em butuhkan wa ktu banya k dan usaha yang berkelanjutan. D im ulai pada lingkunga n keluarga, kem udian pada usia 4 -5 tahun dilanjutkan pada lingkungan pendidikan dasar dim ana anak m ulai m engidentifikasi kelom pok sosia lnya. Individu diarahkan untuk m em elihara dan m em perkuat perasaan m inat sosialnya ini dan m eningka tkan kepe dulian pada orang lain (Kartono, 1996:133). M elalui em p ati, individu dapat belajar apa yang dirasakan orang lain sebagai kelem ahannya dan m encoba m em beri bantuan kepadanya. Individu juga belajar untuk m elatih m unculnya perasaan superior

(22)

22 sehingga jika saatnya tiba, ia dapa t m engenda lika nnya. Proses - proses ini akan dapat m em perkaya perasaan superior dan m em perkua t m inat sosial yang m ulai dikem bangkannya. Dikarenakan m anusia tidak sepenuhnya dapat m encapai superioritas, individu tetap m em iliki perasaan ketidakm am pua n. Nam un individupun yakin bahwa m asyarakat yang kuat dan sem purna akan dapat m em bantunya m encapai pem enuhan perasaan superior. Gaya hidup dan diri kreatif m elebur dalam prinsip m ina t sosia l yang pada akhirnya terwujud tingkah laku yang ditam pilka n secara keseluruhan (Fudraytanta, 2012:217).

1.7 M etode Penelitian

M etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah m etode penelitian kualitatif. M enurut M oleong (2006:6) bahwa pene litian kualitatif ialah pene litian yang dim aksud untuk m em aham i fenom ena tentang apa yang dia lam i ole h subjek penelitian, m isalnya perilaku, persepsi, m otivasi, tindakan, dan lain la in secara holistik dan de skriptif dalam bentuk ka ta kata pada suatu konteks yang khusus dan alam iah, dan denga n m enggunakan berbagai m etode alam iah. Dalam pene litian kualitatif, akan dihasilkan data de skriptif berupa ka ta kata tertulis a tau lisan dari orang orang atau pela ku yang diam ati (M oleong, 2006:3).

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Lirik-lirik lagu yang akan diteliti dalam penelitian ini merupakan lagu yang diciptaka n oleh G -Dragon. Semua lagu yang diciptakan oleh G -Dragon dikum pulkan m ulai dari album pertam a sam pai keem pat dan single-single lirik lagunya sebagai populasi. Kem udian diam bil lagu -lagu G -dragon yang bertema

(23)

23 narsisism e dari album ta hun 2012 sam pai 2013 seba gai sam pel yang tepat untuk diaplikasikan da lam proses m enga nalisis dengan ka jian psikologi individual. Dalam penelitian nonkualita tif sam pel m ewakili ciri sua tu popula si dan pene litian kualitatif berka itan de ngan faktor-faktor kontekstual untuk menjaring sebanyak m ungkin inform asi dari berbagai sum ber. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tida k ada sam pel acak, teta pi sam pe l bertujuan (purposive sam pling) (M oleong, 2006: 223 -234). Ciri ciri sampling purposif meliputi 1) sampel tidak dapat ditentukan lebih dahulu; 2) sam pel dipili h secara berurutan berdasarkan keperluan penelitian; 3) sam pel dipilih atas dasar fokus penelitia n; dan 4) jum lah sam pel ditentukan ata s dasar pertim bangan inform asi ya ng diperlukan de ngan cara m enghentikan penyam pelan jika terjadi pengulanga n inform asi. P ada akhirnya, penelitian ini m engam bil 4 lirik lagu yang dirasa m em punyai m akna narsisism e dari album “One of A Kind” (2012) sam pai album “COUP D’ETAT” (2013) karya G -Dragon, yang berjudul:

a) One Of A Kind b) Crayon

c) Nilliria (┊ Ⰲ Ⰲ 㟒) d) You D o

Keem pat lirik terse but dipilih karena m em iliki karakteristik yang m encerm inkan sang pencipta lagu, G -Dragon. Dalam lagu pertama, yaitu One Of A Kind m em iliki lirik -lirik lagu yang menggambarkan bahwa sang pencipta berbeda dengan yang lainnya, sangat bertalenta, istim ewa, dan populer. Selanjutnya pada lagu kedua, dalam lirik lagu Crayon juga m encerm inkan G

(24)

-24 Dragon ba hwa dirinya m asih tidak terkalahkan, laki -laki yang istimewa, dan som bong. Pada lagu ketiga, Nilliria (┊ Ⰲ Ⰲ 㟒) menceritakan tentang bahwa G -dragon dapat m enguasa i dunia, dapat m encipta kan generasi baru, dan ia tetap m enganggap dirinya adalah laki -laki yang istimewa. Dan pada lagu terakhir, You Do, m enceritakan tentang dukungan G -Dragon pada semua pendengarnya bahwa segala sesua tu da pat kita capai jika kita berusa ha terus da n tidak m udah untuk putus asa. Dalam m em berika dukungannya pun m em iliki keunikan tersendiri sehingga keem pat lagu tersebut dipilih sebagai objek pe nelitian.

1.7.2 Metode Analisis Data

Langkah -langkah analisis yang akan dilakukan dalam meneliti lirik lagu G-Dragon dengan menggunakan kajian psikologi sastra adalah sebagai berikut.

1. Tahap pertama adalah pengumpulan data yang memiliki banyak makna dan sesuai de ngan kajian.

2. Tahap kedua, lirik yang sudah dipilih diartikan ke dalam Bahasa Indonesia dengan m enggunakan kam us Korea -Indonesia, kamus Indonesia-Korea, dan kam us digita l.

3. Tahap ketiga adalah analisis data, yaitu mengidentifikasi lirik -lirik lagu karya G-Dragon yang memiliki unsur-unsur narsisisme.

4. Tahap keempat adalah analisis psikologi individual G -Dragon yang tercerm in dalam lirik lagu dengan m engguna kan teori psikologi individual Alfred Adler.

(25)

25 1.8 Sistematika Penyajian

Secara keseluruhan, penelitian ini disa jikan dalam em pat bab yakni:

Bab I berisi pe ndahuluan yang berisi latar bela kang m asalah, rum usan m asalah, tujua n penelitian, tinjauan pustaka, landa san teori, m etode pene litian, dan sistem atika penyajian.

Bab II berisi analisis bentuk -bentuk narsisisme yang terdapat dalam lirik -lirik karya G-Dragon dari tahun 2012 sampai 2013, sesuai dengan teori yang digunakan, yaitu teori psikologi individual Alfred Adler.

Bab III berisis analisisi kepribadian pencipta lagu G -Dragon yang terdapat dalam liri-lirik lagu ciptaanya dengan menggunakan teori psikologi individual Alfred Adler. Dalam teori psikologi Alfred Adler akan m em bahas tentang prinsip Rasa Rendah Diri, prinsip Superior, prinsip Gaya Hidup, prinsip Diri Kreatif, prinsip Diri yang Sadar, prinsip Tujuan Sem u, dan prinsip M inat Sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,89 persen diakibatkan oleh menurunnya indeks harga pada kelompok konsumsi

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk penyisihan kadar ammonium yang terdapat dalam lindi, maka kondisi optimum yang digunakan untuk menginvestigasi lindi TPA Benowo adalah pH

Pada penelitian ini digunakan pelarut yang diperkirakan dapat meningkatkan kelarutan minyak dalam gliserol supaya reaksi gliserolisis bisa dilakukan pada suhu

KELOMPOK TANI CIKEBO MUKTI Alamat : RT.03 RW.04 Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu.. Kota Tasikmalaya Jawa Barat

Memberikan huknah rendah merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desenden dengan menggunakan kanula rekti melalui anus,

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan Pemerintah terkait belanja yang bersifat wajib dan mengikat diantaranya belanja gaji dan tunjangan pegawai serta Pemberian Tambahan

BAB IV Analisis Data terhadap Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah untuk Peningkatan Mutu Belajar Siswa terdiri dari dua bagian, yaitu Analisis Terhadap Penerapan Manajemen

Akan tetapi, karena salah satu target dari teknik pendeteksian intrusi adalah waktu pelatihan dan pengujian yang minimum maka digunakan versi C++ yang memiliki waktu runtime