LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mempelajari materi Penyusunan Laporan Keuangan ini,
Setelah mempelajari materi Penyusunan Laporan Keuangan ini, para peserta secarapara peserta secara
garis besar akan memahami struktur dan tata cara penyusunan laporan keuangan
garis besar akan memahami struktur dan tata cara penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah, baik di SKPD maupun PPKD.
pemerintah daerah, baik di SKPD maupun PPKD.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari materi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
Setelah mempelajari materi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
peserta akan memahami dan
peserta akan memahami dan mampu:mampu:
1.
1. Menyusun Menyusun Laporan Laporan Keuangan Keuangan di di SKPD,SKPD,
2.
2. Menyusun Menyusun Laporan Laporan Keuangan Keuangan di di PPKD,PPKD,
3.
3. Menyusun Menyusun Laporan Laporan Keuangan Keuangan Gabungan.Gabungan.
A. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan
Laporan keuangan merupakanoutput output akhir dari proses akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakanakuntansi yang dilaksanakan
di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD. Laporan keuangan merupakan laporan yang
di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD. Laporan keuangan merupakan laporan yang
ter-struktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
struktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
me-ngenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
ngenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
Para pengguna laporan keuangan di pemerintah daerah yang utama adalah DPRD,
Para pengguna laporan keuangan di pemerintah daerah yang utama adalah DPRD,
masyarakat para pembayar pajak, masyarakat pemilih, pemasok, pihak kreditur, donor,
masyarakat para pembayar pajak, masyarakat pemilih, pemasok, pihak kreditur, donor,
pemerintah pusat, para pemerhati pemda, selain para pimpinan dan
pemerintah pusat, para pemerhati pemda, selain para pimpinan dan pelaksana manaje-pelaksana
manaje-men pemda sendiri yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan
men pemda sendiri yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang relevan.yang relevan.
B. TUJUAN DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
B. TUJUAN DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
B.1. Tujuan Laporan Keuangan
B.1. Tujuan Laporan Keuangan
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
dengan:
dengan:
a)
a) menyediakan informasi menyediakan informasi mengenai posisi mengenai posisi sumber daya sumber daya ekonomi, kewajiban, danekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah;
ekuitas dana pemerintah;
b)
b) menyediakan menyediakan informasi mengenainformasi mengenai perubahan i perubahan posisi sumposisi sumber daya ber daya ekonomi, kewa-ekonomi,
kewa- jiban, dan ekuitas dana pemerintah;
jiban, dan ekuitas dana pemerintah;
c)
c) menyediakan menyediakan informasi minformasi mengenai suengenai sumber, alokasmber, alokasi, dan i, dan penggunaan penggunaan sumber sumber dayadaya
ekonomi;
ekonomi;
d)
d) menyediakan menyediakan informasi informasi mengenai mengenai ketaatan ketaatan realisasi realisasi terhadap terhadap anggarannya;anggarannya;
e)
e) menyediakan menyediakan informasi minformasi mengenai engenai cara entitas cara entitas pelaporan pelaporan mendanai mendanai aktivitasnya aktivitasnya dandan
memenuhi kebutuhan kasnya;
memenuhi kebutuhan kasnya;
f
f) ) menyediakan menyediakan informasi informasi mengenai mengenai potensi potensi pemerintah pemerintah untuk muntuk membiayaiembiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
g)
g) menyediakan informasi menyediakan informasi yang berguna yang berguna untuk mengevaluasi untuk mengevaluasi kemampuan kemampuan entitasentitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan secara
Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan secara wajar dan mengungkap-wajar dan
mengungkap-kan secara penuh atas kegiatan pemerintah dan sumber daya ekonomis yang
kan secara penuh atas kegiatan pemerintah dan sumber daya ekonomis yang
dipercayakan, serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
dipercayakan, serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Laporan keuangan harus disajikan dengan memenuhi hal-hal beri
Laporan keuangan harus disajikan dengan memenuhi hal-hal berikut:kut:
a)
a) Disajikan dDisajikan dengan engan menunjukkan menunjukkan perbandingan perbandingan antara peantara periode berjalan riode berjalan dengan dengan periodeperiode
sebelumnya. Agar perbandingan dapat bermanfaat, maka informasi keuangan dari
sebelumnya. Agar perbandingan dapat bermanfaat, maka informasi keuangan dari
periode berjalan harus dilaporkan secara konsisten dengan informasi pada periode
periode berjalan harus dilaporkan secara konsisten dengan informasi pada periode
sebelumnya. Apabila terjadi perubahan akuntansi harus diungkapkan dalam laporan
sebelumnya. Apabila terjadi perubahan akuntansi harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
keuangan.
b)
b) Diterbitkan tepat Diterbitkan tepat waktu waktu segera segera setelah setelah periode periode akuntansi akuntansi berakhir.berakhir.
c)
c) Laporan Laporan keuangan keuangan harus harus menyajikan menyajikan transaksi-transaksi transaksi-transaksi atau atau kejadian-kejadian kejadian-kejadian yangyang
penting. Informasi laporan keuangan dapat diandalkan bila pemakai laporan dapat
penting. Informasi laporan keuangan dapat diandalkan bila pemakai laporan dapat
menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan atas
menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan atas transaksi dantransaksi dan
kejadian yang penting berdasarkan kondisi keuangan
d)
d) Laporan Laporan keuangan keuangan mencakup mencakup Laporan Laporan Realisasi AnggaRealisasi Anggaran, Neraca, ran, Neraca, Laporan Laporan ArusArus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
B.2. Komponen Laporan Keuangan Pemda
B.2. Komponen Laporan Keuangan Pemda
Laporan keuangan Pemda merupakan laporan keuangan gabungan dari seluruh
Laporan keuangan Pemda merupakan laporan keuangan gabungan dari seluruh
SKPD dan laporan keuangan PPKD sebagai PPKD/BUD. Laporan keuangan Pemda
SKPD dan laporan keuangan PPKD sebagai PPKD/BUD. Laporan keuangan Pemda
ini dibuat setiap semester/tahunan dan merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
ini dibuat setiap semester/tahunan dan merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah untuk tahun anggaran tersebut.
pengelolaan keuangan daerah untuk tahun anggaran tersebut.
Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu disusun laporan
Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu disusun laporan
keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD menyusun laporan keuangan
keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD menyusun laporan keuangan
sebagai PPKD/BUD. Pada saat akan disusun laporan keuangan pemda maka laporan
sebagai PPKD/BUD. Pada saat akan disusun laporan keuangan pemda maka laporan
keuangan SKPD dan PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat
keuangan SKPD dan PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat
Pemda. Format laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPD.
Pemda. Format laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPD. YangYang
berbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi dan
berbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi dan akun yangakun yang
digunakannya.
digunakannya.
Adapun komponen laporan keuangan yang disusun oleh PPKD terdiri atas:
Adapun komponen laporan keuangan yang disusun oleh PPKD terdiri atas:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Neraca;
b) Neraca;
c) Laporan Arus Kas; dan
c) Laporan Arus Kas; dan
d) Catatan atas Laporan Keuangan.
d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Komponen laporan keuangan di tingkat SKPD terdiri atas:
Komponen laporan keuangan di tingkat SKPD terdiri atas:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Neraca; dan
b) Neraca; dan
c) Catatan atas Laporan Keuangan.
c) Catatan atas Laporan Keuangan.
C. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
C. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan
hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi
hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya,yang dilaksanakan sebelumnya,
yaitu tahap pengidentifikasia
yaitu tahap pengidentifikasian dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahapn dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap posting posting keke
buku besar setiap akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan keuangan,
buku besar setiap akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan keuangan,
secara manual dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (
secara manual dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (Worksheet Worksheet ).).
Format dokumen kertas kerja (
Kode
Kode
Rekening
Rekening UraianUraian
Neraca
Neraca
Saldo
Saldo PenyesuaianPenyesuaian
Neraca Saldo Neraca Saldo setelah setelah Penyesuaian Penyesuaian Laporan Laporan Realisasi Realisasi Anggaran Anggaran Neraca Neraca D D KK DD KK DD KK DD KK DD KK
Keterangan: D= Debit; K= Kredit
Keterangan: D= Debit; K= Kredit
Langkah-lan
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai dengan kertasgkah dalam penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai dengan kertas
kerja yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
kerja yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran sebelum konversi dan
Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran sebelum konversi dan
Laporan Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelum
Laporan Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelum
konversi dan Neraca setelah konversi.
konversi dan Neraca setelah konversi.
C.1. Neraca Saldo
C.1. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar.
Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD melakukan rekapitulasiPPK-SKPD melakukan rekapitulasi
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet worksheet , sesuai dengan posisi debit, sesuai dengan posisi debit
atau kredit dalam saldo di
atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.buku besar masing-masing.
C.2. Jurnal Penyesuaian
C.2. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah
menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi
menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi
penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan
penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan
piutang, pengakuan persediaan, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,
piutang, pengakuan persediaan, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,
penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva
penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva
tetap, penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.
tetap, penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.
Standar jurnal penyesuaian di tingkat SKPD adalah sebagai berikut:
Standar jurnal penyesuaian di tingkat SKPD adalah sebagai berikut:
a. Standar jurnal penyesuaian untuk pengakuan piutang pendapatan
a. Standar jurnal penyesuaian untuk pengakuan piutang pendapatan
Penyesuaian untuk pengakuan piutang
Penyesuaian untuk pengakuan piutang
(SKP & SKR yang belum dilunasi)
(SKP & SKR yang belum dilunasi)
Dr. Piutang pendapatan ... xx
Dr. Piutang pendapatan ... xx
Cr. EDL – Cad. piutang ... xx
b. Standar jurnal penyesuaian untuk persediaan dari hasil inventarisasi fisik
b. Standar jurnal penyesuaian untuk persediaan dari hasil inventarisasi fisik
Penyesuaian atas persediaan tersisa
Penyesuaian atas persediaan tersisa Dr. Persediaan ……… xxDr. Persediaan ……… xx
Cr. EDL – Cad. persediaan …... xx
Cr. EDL – Cad. persediaan …... xx
c. Standar jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap c. Standar jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap Penyesuaian atas penyusutan nilai aset Penyesuaian atas penyusutan nilai aset tetap dengan memperhitungkan umur tetap dengan memperhitungkan umur ekonomisnya ekonomisnya Dr. EDI – Aset tetap ………..….. xx
Dr. EDI – Aset tetap ………..….. xx
Cr. Akumulasi penyusutan ... xx
Cr. Akumulasi penyusutan ... xx
d. Standar jurnal penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/ d. Standar jurnal penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/ pembangunan aktiva tetap pembangunan aktiva tetap Penyesuaian untuk SP2D yang belum Penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan sehingga menimbulkan utang diterbitkan sehingga menimbulkan utang pada fihak ketiga pada fihak ketiga Dr. Dana tersedia untuk utang jangka Dr. Dana tersedia untuk utang jangka pendek ………...…... xx
pendek ………...…... xx
Cr. Utang jangka pendek ... xx
Cr. Utang jangka pendek ... xx
e. Standar jurnal penyesuaian untuk penerimaan hibah aset e. Standar jurnal penyesuaian untuk penerimaan hibah aset Pengakuan aset (sesuai jenisnya) yang Pengakuan aset (sesuai jenisnya) yang diterima sebagai hibah diterima sebagai hibah Dr. Aset ...…... xx
Dr. Aset ...…... xx
Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset ... xx
Aset ... xx
Kolom neraca saldo setelah ditambah/dikur
Kolom neraca saldo setelah ditambah/dikurangi dengan akun yang disesuaikan akanangi dengan akun yang disesuaikan akan
menjadi angka neraca saldo yang telah
menjadi angka neraca saldo yang telah disesuaikan (disesuaikan (as adjusted trial balanceas adjusted trial balance).).
C.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum Konversi
C.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum Konversi
Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester. Laporan
Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester. Laporan
ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang masing-masing
ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Struktur
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Struktur Laporan RealisasiLaporan Realisasi
Anggaran SKPD sebelum konversi adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
SKPD ………
SKPD ………
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
(Dalam Rupiah)
(Dalam Rupiah)
Nomor
Nomor
Urut
Urut UraianUraian
Anggaran Anggaran Setelah Setelah Perubahan Perubahan Realisasi
Realisasi LebihLebih
(Kurang) (Kurang) 1 1 PPeennddaappaattaann 1 1..11 PPeennddaappaattaan n AAsslli i DDaaeerraahh 1 1..11..1 1 PPeennddaappaattaan n ppaajjaak k ddaaeerraahh 1 1..11..2 2 PPeennddaappaattaan n rreettrriibbuussi i ddaaeerraahh 1.1.3 1.1.3
Pendapatan hasil pengelolaan
Pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
kekayaan daerah yang
dipisahkan
dipisahkan
1.1.4
1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsliLain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
Daerah yang Sah
Jumlah Jumlah 2 2 BBeellaannjjaa 2 2..11 BBeellaannjja a TTiiddaak k LLaannggssuunngg 2 2..11..1 1 BBeellaannjja a PPeeggaawwaaii 2 2..22 BBeellaannjja a LLaannggssuunngg 2 2..22..1 1 BBeellaannjja a PPeeggaawwaaii 2 2..22..2 2 BBeellaannjja a BBaarraanng g ddaan n JJaassaa 2 2..22..3 3 BBeellaannjja a MMooddaall Jumlah Jumlah Surplus/(Defisit) Surplus/(Defisit)
C.4 Jurnal Penutupan
C.4 Jurnal Penutupan
Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah disusun LRA SKPD, kemudian dibuat
Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah disusun LRA SKPD, kemudian dibuat
jurnal penutup. Jurnal penutup ini
jurnal penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me – nol – kan) bertujuan menutup (me – nol – kan) pendapatan danpendapatan dan
belanja SKPD serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya SKPD.
Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah:
Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah:
Jika dalam periode
Jika dalam periode
tersebut SKPD
tersebut SKPD
mendapatkan surplus
mendapatkan surplus
Dr. Pendapatan pajak daerah ... xx
Dr. Pendapatan pajak daerah ... xx
Dr. Pendapatan retribusi daerah ... xx
Dr. Pendapatan retribusi daerah ... xx
Cr. Surplus ... xx
Cr. Surplus ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja langsung ………...….….. xx Cr. Belanja langsung ………...….….. xx Menutup surplus ke Menutup surplus ke SiLPA SiLPA Dr. Surplus... xx Dr. Surplus... xx Cr. SiLPA... xx Cr. SiLPA... xx
Jika dalam periode Jika dalam periode tersebut SKPD tersebut SKPD mengalami defisit mengalami defisit Dr. Pendapatan pajak daerah …..………….…. xx
Dr. Pendapatan pajak daerah …..………….…. xx
Dr. Pendapatan retribusi daerah ……..…….… xx
Dr. Pendapatan retribusi daerah ……..…….… xx
Dr. Defisit SKPD………..….….... Dr. Defisit SKPD………..….…....xxxx Cr. Belanja tidak langsung ……….…...…. xx
Cr. Belanja tidak langsung ……….…...…. xx
Cr. Belanja langsung ………...……...….... xx Cr. Belanja langsung ………...……...….... xx Menutup defisit ke Menutup defisit ke SiLPA SiLPA Dr. SiLPA ... xx Dr. SiLPA ... xx Cr. Defisit ... xx Cr. Defisit ... xx
C.5. Penyusunan Neraca SKPD sebelum Konversi
C.5. Penyusunan Neraca SKPD sebelum Konversi
Setelah disusun LRA SKPD, kemudian melakukan jurnal penutupan, selanjutnya
Setelah disusun LRA SKPD, kemudian melakukan jurnal penutupan, selanjutnya
Satuan Kerja menyusun Neraca SKPD. Neraca
Satuan Kerja menyusun Neraca SKPD. Neraca ini menyajikan informasi tentang posisiini menyajikan informasi tentang posisi
keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Format neraca SKPD sebelum konversi adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
NERACA SKPD ...
NERACA SKPD ...
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Uraian
Uraian JumlahJumlah
Kenaikan Kenaikan (Penurunan) (Penurunan) T Taahhuun n nn TTaahhuun n nn--11 JJuummllaahh %% ASET ASET ASET LANCAR ASET LANCAR Kas Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek
Investasi dalam Saham
Investasi dalam Saham
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Obligasi
Piutang Piutang Piutang Pajak Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Retribusi Piutang lain-lain Piutang lain-lain Persediaan Persediaan
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Alat Listrik
Persediaan Alat Listrik
Persediaan Material/Bahan
Persediaan Material/Bahan
Persediaan Benda Pos
Persediaan Benda Pos
Persediaan Bahan Bakar
Persediaan Bahan Bakar
Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaan Bahan Makanan Pokok
Jumlah Jumlah ASET TETAP ASET TETAP Tanah Tanah Tanah Tanah
Peralatan dan mesin
Peralatan dan mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan Darat Bermotor
Alat-alat Angkutan Darat Bermotor
Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor
Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor
Alat-alat Angkutan di Air Bermotor
Alat-alat Angkutan di Air Bermotor
Alat-alat Angkutan di Air Tidak Bermotor
Alat-alat Angkutan di Air Tidak Bermotor
Alat-alat Angkutan Udara
Alat-alat Angkutan Udara
Alat-alat Bengkel
Alat-alat Pengolahan Pertanian dan
Alat-alat Pengolahan Pertanian dan
Peternakan Peternakan Peralatan Kantor Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Perlengkapan Kantor Komputer Komputer Meubelair Meubelair Peralatan Dapur Peralatan Dapur
Penghias Ruangan Rumah Tangga
Penghias Ruangan Rumah Tangga
Alat-alat Studio Alat-alat Studio Alat-alat Komunikasi Alat-alat Komunikasi Alat-alat Ukur Alat-alat Ukur Alat-alat Kedokteran Alat-alat Kedokteran Alat-alat Laboratorium Alat-alat Laboratorium Alat-alat Persenjataan/Keamanan Alat-alat Persenjataan/Keamanan
Gedung dan bangunan
Gedung dan bangunan
Gedung Kantor
Gedung Kantor
Gedung Rumah Jabatan
Gedung Rumah Jabatan
Gedung Rumah Dinas
Gedung Rumah Dinas
Gedung Gudang Gedung Gudang Bangunan Bersejarah Bangunan Bersejarah Bangunan Monumen Bangunan Monumen Tugu Peringatan Tugu Peringatan
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Jalan Jalan Jembatan Jembatan Jaringan Air Jaringan Air
Penerangan Jalan, Taman, dan Hutan
Penerangan Jalan, Taman, dan Hutan
Kota
Kota
Instalasi Listrik dan Telepon
Instalasi Listrik dan Telepon
Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Kepustakaan
Buku dan Kepustakaan
Barang Bercorak Kesenian,
Barang Bercorak Kesenian,
Kebudayaan
Kebudayaan
Hewan/Ternak dan Tanaman
Hewan/Ternak dan Tanaman
Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah
ASET LAINNYA
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain Aset Lain-lain Jumlah Jumlah JUMLAH ASET JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Bunga
Utang Bunga
Utang Pajak
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Di Muka
Pendapatan Diterima Di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah
Jumlah
EKUITAS DANA LANCAR
EKUITAS DANA LANCAR
SiLPA SiLPA Cadangan Piutang Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk
Dana yang Harus Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah
Jumlah
EKUITAS DANA INVESTASI
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
REKENING KORAN-PPKD
REKENING KORAN-PPKD
Jumlah
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA
C.6. Catatan atas Laporan Keuangan
C.6. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi
silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
SKPD ... SKPD ... PENDAHULUAN PENDAHULUAN B Baab b II PPeennddaahhuulluuaann 1.1
1.1 MakMaksud dsud dan tuan tujuajuan penn penyusyusunaunan lapn laporaoran keun keuangangan SKan SKPDPD
1.2
1.2 LanLandasdasan han hukuukum pem penyunyusunsunan lan lapoaporan ran keukeuangangan San SKPDKPD
1.3
1.3 SisSistemtematiatika peka penulnulisaisan catn catataatan atas ln atas lapoaporan kran keuaeuangangan SKPDn SKPD
Bab II
Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan, dan pencapaian target kinerja APBDEkonomi makro, kebijakan keuangan, dan pencapaian target kinerja APBD
SKPD SKPD 2 2..11 EEkkoonnoommi Mi Maakkrroo 2. 2.22 KeKebibijajakakan kn keueuaangnganan 2.3
2.3 IndIndikaikator tor penpencapcapaiaaian tn targarget et kinkinerjerja Aa APBDPBD
Ba
Bab IIb IIII IkIkhtihtisasar per pencncapapaiaian kan kininererja kja keueuanangagan SKn SKPDPD
3.1
3.1 IkhIkhtisatisar realir realisassasi penci pencapaapaian taian targerget kinet kinerja kerja keuanuangan SKgan SKPDPD
3.2
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telahHambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan
ditetapkan
Ba
Bab Ib IVV KeKebibijajakakan an akukuntntanansisi
4.1
4.1 EntEntitas aitas akunkuntanstansi/eni/entitatitas pelas pelaporporan keuan keuangangan daean daerah SKrah SKPDPD
4.2
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuanganBasis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
SKPD
SKPD
4.3
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuanganBasis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
SKPD
SKPD
4.4
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang adaPenerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam SAP pada SKPD
dalam SAP pada SKPD
Ba
Bab b VV PePenjnjelelasasan an popos-s-popos s lalapoporaran n kekeuauangngan an SKSKPDPD
5.1
5.1 RinRinciacian dari pen dari penjenjelaslasan setan setiap poiap pos-ps-pos pelos pelapoaporan keran keuanuangan SKgan SKPDPD
5 5..11..11 PPeennddaappaattaann 5 5..11..22 BBeellaannjjaa 5 5..11..33 AAsseett 5 5..11..44 KKeewwaajjiibbaann 5 5..11..55 EEkkuuiittaas Ds Daannaa 5.2 5.2
Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungansehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/
entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD
entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD
Bab
Bab VIVI PenPenjeljelasaasan atn atas ias infonformarmasi-isi-infonformarmasi nsi nonkonkeuaeuangangan SKn SKPDPD
B
C.7. Konversi Laporan Keuangan SKPD
C.7. Konversi Laporan Keuangan SKPD
Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri atas LRA, Neraca, dan
Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri atas LRA, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan, disusun berdasarkan struktur anggaran APBD
Catatan atas Laporan Keuangan, disusun berdasarkan struktur anggaran APBD
sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga, terdapat perbedaan struktur akun
sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga, terdapat perbedaan struktur akun
pendapatan dan belanja bila
pendapatan dan belanja bila dibandingkdibandingkan dengan Standar an dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PPAkuntansi Pemerintahan (PP
No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah langkah konversi. Berikut
No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah langkah konversi. Berikut
bagan konversi yang dimaksud.
bagan konversi yang dimaksud.
C.7.1. Konversi untuk LRA
C.7.1. Konversi untuk LRA
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
PENDAPATAN
PENDAPATAN
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP PENDAPATAN SAP PENDAPATAN P Peennddaappaattaan n AAsslli i DDaaeerraahh PPeennddaappaattaan n AAsslli i DDaaeerraahh 1 1. . PPaajjaak k DDaaeerraah h 11. . PPaajjaak k DDaaeerraahh 2 2. . RReettrriibbuussi i DDaaeerraah h 22. . RReettrriibbuussi i DDaaeerraahh
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Daerah yang Dipisahkan
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Daerah yang Dipisahkan
4
4. . LLaaiinn--LLaaiin n PPAAD D yyaanng g SSaah h 44. . LLaaiinn--LLaaiin n PPAAD D yyaanng g SSaahh
Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat
Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat
dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, tidak terdapat
dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, tidak terdapat
perbedaan. Oleh karena itu, untuk PAD
perbedaan. Oleh karena itu, untuk PAD tidak memerlukan konversi. Konversi akan terjaditidak memerlukan konversi. Konversi akan terjadi
pada LRA PPKD yang akan dijelaskan pada bagian D.7
pada LRA PPKD yang akan dijelaskan pada bagian D.7
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
BELANJA BELANJA i i ii ii iii iii
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP BELANJA SAP BELANJA A A. . BBeellaannjja a TTiiddaak k LLaannggssuunngg AA. . BBeellaannjja a OOppeerraassii 1 1. . BBeellaannjja a PPeeggaawwaai i 11. . BBeellaannjja a PPeeggaawwaaii 2. Belanja Barang 2. Belanja Barang 3. Bunga 3. Bunga 4. Subsidi 4. Subsidi 5. Hibah 5. Hibah 6. Bantuan Sosial 6. Bantuan Sosial B. Belanja Modal B. Belanja Modal 1. Belanja Tanah 1. Belanja Tanah B. Belanja Langsung
B. Belanja Langsung 2. Belanja Peralatan dan Mesin2. Belanja Peralatan dan Mesin
1
1. . BBeellaannjja a PPeeggaawwaai i 33. . BBeellaannjja a GGeedduunng g ddaan n BBaanngguunnaann
2. Belanja Barang dan Jasa
2. Belanja Barang dan Jasa 4. Belanja Jalan, Irigasi, dan4. Belanja Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Jaringan
3
3. . BBeellaannjja a MMooddaal l 55. . BBeellaannjja a AAsseet t TTeettaap p LLaaiinnnnyyaa
6. Belanja Aset Lainnya
Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya
Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya
dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu:
dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu:
Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP, sehingga
Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP, sehingga
perlu dikonversi ke Belanja Operasi. Sedangkan untuk Belanja Langsung konversi
perlu dikonversi ke Belanja Operasi. Sedangkan untuk Belanja Langsung konversi
sebagai berikut:
sebagai berikut:
(i)
(i) Dari kompoDari komponen belanja nen belanja langsung, yaitu langsung, yaitu belanja pegawabelanja pegawai ke i ke komponen komponen belanja operasibelanja operasi
pada akun belanja pegawai,
pada akun belanja pegawai,
(ii)
(ii) Dari komponen Dari komponen belanja langsung, belanja langsung, yaitu akun yaitu akun belanja barang dan belanja barang dan jasa ke jasa ke komponenkomponen
belanja barang, dan
belanja barang, dan
(iii) Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke komponen belanja
(iii) Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke komponen belanja
modal.
modal.
Dalam konversi agar sesuai dengan PP No.
Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP, 24 Tahun 2005 tentang SAP, pelaporanpelaporan
realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana
realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana
klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan Penjabaran
klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan Penjabaran
Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.
Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.
Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu berdasarkan
Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu berdasarkan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang berdasarkan PP No. 24
Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang berdasarkan PP No. 24
Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan di atas.
C.7.2. Konversi untuk Neraca
C.7.2. Konversi untuk Neraca
Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi
Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi
mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24
mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24
Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Untuk lebih
Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh konversijelasnya, perhatikan contoh konversi
pada bagan di bawah ini:
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
ASET LANCAR
ASET LANCAR
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
ASET
ASET LANCARLANCAR
Kas Kas 1 1. . KKaas s ddi i BBeennddaahhaarra a PPeenneerriimmaaaan n 11. . KKaas s ddi i BBeennddaahhaarra a PPeenneerriimmaaaann 2 2. . KKaas s ddi i BBeennddaahhaarra a PPeennggeelluuaarraan n 22. . KKaas s ddi i BBeennddaahhaarra a PPeennggeelluuaarraann
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek 3. Investasi Jangka Pendek3. Investasi Jangka Pendek
1
1. . IInnvveessttaassi i ddaallaam m SSaahhaam m 44. . PPiiuuttaanng g PPaajjaakk
2
2. . IInnvveessttaassi i ddaallaam m OObblliiggaassi i 55. . PPiiuuttaanng g RReettrriibbuussii
Piutang
Piutang 6. Bagian Lancar Pinjaman kepada6. Bagian Lancar Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Perusahaan Negara
1. Piutang Pajak
1. Piutang Pajak 7. Bagian Lancar Pinjaman kepada7. Bagian Lancar Pinjaman kepada
Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah
2. Piutang Retribusi
2. Piutang Retribusi 8. Bagian Lancar Pinjaman kepada8. Bagian Lancar Pinjaman kepada
Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat
3. Piutang lain-lain
3. Piutang lain-lain 9. Bagian Lancar Pinjaman kepada9. Bagian Lancar Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah Lainnya
Pemerintah Daerah Lainnya
Persediaan
Persediaan 10. Bagian Lancar Tagihan10. Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran
Penjualan Angsuran
1. Persediaan Alat Tulis Kantor
1. Persediaan Alat Tulis Kantor 11. Bagian Lancar Tuntutan11. Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan
Perbendaharaan
2. Persediaan Alat Listrik
2. Persediaan Alat Listrik 12. Bagian Lancar Tuntutan Ganti12. Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Rugi Rugi 3 3. . PPeerrsseeddiiaaaan n MMaatteerriiaall//BBaahhaann 1133. . PPiiuuttaanng g LLaaiinnnnyyaa 4 4. . PPeerrsseeddiiaaaan n BBeenndda a PPooss 1144. . PPeerrsseeddiiaaaann
5. Persediaan Bahan Bakar
5. Persediaan Bahan Bakar
6. Persediaan Bahan Makanan
6. Persediaan Bahan Makanan
Pokok
Pokok
Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk SKPD, tidak terdapat Perbedaan
Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk SKPD, tidak terdapat Perbedaan
pada kelompok Aset Lancar.
pada kelompok Aset Lancar.
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
ASET TETAP
ASET TETAP
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP ASET TETAP
SAP ASET TETAP
1 1.. TTaannaahh 11.. TTaannaahh 2 2. . PPeerraallaattaan n ddaan n MMeessiin n 22. . PPeerraallaattaan n ddaan n MMeessiinn 3 3. . GGeedduunng g ddaan n BBaanngguunnaan n 33. . GGeedduunng g ddaan n BBaanngguunnaann 4 4. . JJaallaann, , JJaarriinnggaan n ddaan n IInnssttaallaassi i 44. . JJaallaann, , IIrriiggaassii, , ddaan n JJaarriinnggaann 5 5. . AAsseet t TTeettaap p LLaaiinnnnyya a 55. . AAsseet t TTeettaap p LLaaiinnnnyyaa 6 6. . KKoonnssttrruukkssi i ddaallaam m PPeennggeerrjjaaaan n 66. . KKoonnssttrruukkssi i ddaallaam m PPeennggeerrjjaaaann 7 7. . AAkkuummuullaassi i PPeennyyuussuuttaan n 77. . AAkkuummuullaassi i PPeennyyuussuuttaann
Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok Jalan, Jaringan dan Instalasi
Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok Jalan, Jaringan dan Instalasi
berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan
berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan
format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
Bila diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening Permendagri No.
Bila diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening Permendagri No.
13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan termasuk di dalamnya adalah jaringan
13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan termasuk di dalamnya adalah jaringan
irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya.
irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya.
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
ASET LAINNYA
ASET LAINNYA
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP ASET LAINNYA
SAP ASET LAINNYA
1. Tagihan Piutang Penjualan
1. Tagihan Piutang Penjualan
Angsuran
Angsuran 1. Tagihan Penjualan Angsuran1. Tagihan Penjualan Angsuran
2. Tagihan Tuntutan Ganti
2. Tagihan Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
Kerugian Daerah 2. Tuntutan Perbendaharaan2. Tuntutan Perbendaharaan
3. Kemitraan dengan Pihak
3. Kemitraan dengan Pihak
Ketiga
Ketiga 3. Tuntutan Ganti Rugi3. Tuntutan Ganti Rugi
4 4. . AAsseet t TTiiddaak k BBeerrwwuujjuud d 44. . KKeemmiittrraaaan n ddeennggaan n PPiihhaak k KKeettiiggaa 5 5. . AAsseet t LLaaiinn--LLaaiin n 55. . AAsseet t TTiiddaak k BBeerrwwuujjuudd 6. Aset Lain-Lain 6. Aset Lain-Lain
Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format PP No. 24
Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format PP No. 24
Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi,
Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi,
sedangkan di Permendagri No. 13 Tahun 2006 hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti
sedangkan di Permendagri No. 13 Tahun 2006 hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah dengan tida
Kerugian Daerah dengan tidak memisahkan ke dalam dua kelompok seperti pada PP No.k memisahkan ke dalam dua kelompok seperti pada PP No.
24 Tahun 2005. Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai dengan kejadian transaksinya,
24 Tahun 2005. Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai dengan kejadian transaksinya,
perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005.
perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005.
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
KEWAJIBAN KEWAJIBAN A A. . KKeewwaajjiibbaan n JJaannggkka a PPeennddeekk AA. . KKeewwaajjiibbaan n JJaannggkka a PPeennddeekk 1. 1. UtUtanang g PePerhrhititunungagan n PiPihahak k KeKetitiga ga 1. 1. UtUtanang g PePerhrhititunungagan n FiFihahak k KeKetitiga ga (P(PFKFK)) 2 2. . UUaanng g MMuukka a ddaarri i KKaas s DDaaeerraahh* * 22. . UUttaanng g BBuunnggaa 3 3. . UUttaanng g BBuunngga a 33. . BBaaggiiaan n LLaannccaar r UUttaanng g ddaallaam m NNeeggeerrii 4. Utang Pajak
4. Utang Pajak 4. Bagian Lancar Utang Jangka4. Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang Lainnya
Panjang Lainnya
5. Bagian Lancar Utang Jangka
5. Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang
Panjang 5. Utang Jangka Pendek Lainnya5. Utang Jangka Pendek Lainnya
6. Pendapatan diterima di Muka**
6. Pendapatan diterima di Muka**
7. Utang Jangka Pendek Lainnya
7. Utang Jangka Pendek Lainnya
Perbedaan kelompok Kewajiban:
Perbedaan kelompok Kewajiban:
(*) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 (Lampiran E.XII-Format Neraca SKPD)
terdapat Uang Muka dari Kas Daerah. Bila yang dimaksud adalah transfer kas dari
terdapat Uang Muka dari Kas Daerah. Bila yang dimaksud adalah transfer kas dari
BUD, maka diakui/dicatat sebagai RK-PPKD yang
BUD, maka diakui/dicatat sebagai RK-PPKD yang menjadi bagian dari akun ekuitasmenjadi bagian dari akun ekuitas
dana di SKPD.
dana di SKPD.
(**) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan Diterima di Muka/
(**) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan Diterima di Muka/
Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini terjadi dari transaksi pendapatan yang
Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini terjadi dari transaksi pendapatan yang
diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah. Namun
diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah. Namun
sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke pendapatan sesuai
sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke pendapatan sesuai
dengan jenisnya dan bukan sebagai pendapatan yang dit
dengan jenisnya dan bukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan. Tetapi bila akunangguhkan. Tetapi bila akun
tersebut muncul dari transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di
tersebut muncul dari transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di
muka, maka dapat dikonversikan ke dalam Ut
muka, maka dapat dikonversikan ke dalam Utang Jangka Pendek Lainnya menurutang Jangka Pendek Lainnya menurut
PP No. 24 Tahun 2005.
PP No. 24 Tahun 2005.
Permendagri No. 13 Tahun 2006
Permendagri No. 13 Tahun 2006
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA
E
Ekkuuiittaas s DDaanna a LLaannccaarr EEkkuuiittaas s DDaanna a LLaannccaar r
1. Sisa Lebih Pembiayaan
1. Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA)
Anggaran (SiLPA)
1. Sisa Lebih Pembiayaan
1. Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) Anggaran (SiLPA) 2 2. . CCaaddaannggaan n PPiiuuttaanng g 22. . CCaaddaannggaan n PPiiuuttaanngg 3 3. . CCaaddaannggaan n PPeerrsseeddiiaaaan n 33. . CCaaddaannggaan n PPeerrsseeddiiaaaann
4. Dana yang Harus Disediakan
4. Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang
untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek*
Jangka Pendek*
4. Dana yang Harus Disediakan
4. Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang
untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Jangka Pendek
E
Ekkuuiittaas s DDaanna a IInnvveessttaassii EEkkuuiittaas s DDaanna a IInnvveessttaassii
1. Diinvestasikan dalam Aset
1. Diinvestasikan dalam Aset
Tetap
Tetap
1. Diinvestasikan dalam Aset
1. Diinvestasikan dalam Aset
Tetap
Tetap
2. Diinvestasikan dalam Aset
2. Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya (tidak termasuk Dana
Lainnya (tidak termasuk Dana
Cadangan)
Cadangan)
2. Diinvestasikan dalam Aset
2. Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
Lainnya
Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara
Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara
Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun
Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas2005 bagi komponen Ekuitas
pada Neraca.
pada Neraca.
(*)
(*) Akun Dana Akun Dana yang Harus yang Harus Disediakan unDisediakan untuk Pembatuk Pembayaran Utang yaran Utang Jangka PeJangka Pendek ndek meru-
meru-pakan
pakan contra account contra account dari Ekuitas Dana Lancar dari Ekuitas Dana Lancar
C.8.Penyusunan Laporan Keuangan SKPD setelah Konversi
C.8.Penyusunan Laporan Keuangan SKPD setelah Konversi
C.8.1.Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah Konversi
C.8.1.Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah Konversi
Setelah melakukan konversi, maka format Laporan Realisasi Anggaran SKPD yang
Setelah melakukan konversi, maka format Laporan Realisasi Anggaran SKPD yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
SKPD ………
SKPD ………
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah) (Dalam Rupiah) N NOO UUrraaiiaann AnggaranAnggaran 20X1 20X1 Realisasi Realisasi 2 200XX11 ((%%)) Realisasi Realisasi 20X0 20X0 1 1 PendapatanPendapatan 1 1..1 1 PPeennddaappaattaan An Asslli Di Daaeerraahh 1. 1.1.1.1 1 PePendndapapatatan an papajajak k dadaeraerahh 1.1
1.1.2 .2 PenPendapdapataatan n retretriburibusi si daedaerahrah
1.1.3
1.1.3
Pendapatan hasil pengelolaan
Pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
kekayaan daerah yang
dipisahkan
dipisahkan
1.1.4
1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsliLain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
Daerah yang Sah
Jumlah Pendapatan Jumlah Pendapatan 2 2 BBeellaannjjaa 2 2..1 1 BBeellaannjja a OOppeerraassii 2. 2.1.1.1 1 BeBelalanjnja a pepegagawawaii 2. 2.1.1.2 2 BeBelalanjnja a babararangng 2 2..2 2 BBeellaannjja a MMooddaall 2. 2.2.2.1 1 BeBelalanjnja a TaTananahh 2. 2.2.2.2 2 BeBelalanjnja a PePeralralatatan an dadan n MeMesisinn 2.2
2.2.3 .3 BelBelanjanja a GedGedung ung dan dan BanBangungunanan
2.2
2.2.4 .4 BelBelanjanja a JalJalan, an, IrigIrigasiasi, , dan dan JarJaringinganan
2.
2.2.2.55 BeBelalanjnja Asea Aset Tett Tetap Laap Laininnynyaa
2. 2.2.2.66 BeBelalanjnja Aa Aseset Lt Laiainnnnyaya Jumlah Belanja Jumlah Belanja SURPLUS/(DEFISIT) SURPLUS/(DEFISIT)
C.8.2. Neraca SKPD setelah Konversi
C.8.2. Neraca SKPD setelah Konversi
Setelah melakukan konversi, maka format Neraca SKPD yang berdasarkan Peraturan
Setelah melakukan konversi, maka format Neraca SKPD yang berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
NERACA SKPD ...
NERACA SKPD ...
Per 31 Desember 20X1 DAN 20X0
Per 31 Desember 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah) (Dalam Rupiah) U Urraaiiaann 2200XX11 2200XX00 ASET ASET ASET LANCAR ASET LANCAR
Kas di bendahara penerimaan
Kas di bendahara penerimaan
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di bendahara pengeluaran
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Retribusi
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya
Piutang Lainnya
Persediaan
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Lancar
ASET TETAP
ASET TETAP Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap
ASET LAINNYA
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan Ganti Rugi
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Pemerintah Daerah
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Pemerintah Daerah
Lainnya
Lainnya
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Lembaga Keuangan– Lembaga Keuangan
Bukan Bank
Bukan Bank
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Obligasi
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Obligasi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya
Utang Jangka Pendek Lainnya
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban
Jumlah Kewajiban
EKUITAS DANA LANCAR
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Cadangan Piutang
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
EKUITAS DANA INVESTASI
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
Rekening Koran-PPKD
Rekening Koran-PPKD
Jumlah Ekuitas Dana
Jumlah Ekuitas Dana
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
D. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
D. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh PPKD merupakan hasil proses akuntansi
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh PPKD merupakan hasil proses akuntansi
sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya, yaitu tahap
sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya, yaitu tahap
pengidenti-fikasian dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap
fikasian dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap posting posting ke buku besar tiap-tiapke buku besar tiap-tiap
akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan
akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan keuangan secara manual,keuangan secara manual,
dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (
dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (Worksheet Worksheet ).).
Format dokumen kertas kerja (
Format dokumen kertas kerja (worksheet worksheet ) adalah sebagai berikut:) adalah sebagai berikut:
Kode
Kode
Rekening
Rekening UraianUraian
Neraca
Neraca
Saldo
Saldo PenyesuaianPenyesuaian
Neraca Saldo Neraca Saldo setelah setelah Penyesuaian Penyesuaian Laporan Laporan Realisasi Realisasi Anggaran Anggaran Neraca Neraca D D KK DD KK DD KK DD KK DD KK
Keterangan: D= Debit; K= Kredit
Langkah-lan
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan PKPD sesuai dengan kertasgkah dalam penyusunan laporan keuangan PKPD sesuai dengan kertas
kerja yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
kerja yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum konversi
Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum konversi
dan Laporan Realisasi Anggaran setelah konvers
dan Laporan Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelumi, kemudian menyusun Neraca sebelum
konversi dan Neraca setelah konversi.
konversi dan Neraca setelah konversi.
D.1. Neraca Saldo
D.1. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar.
Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-PPKD melakukan rekapitulasiPPK-PPKD melakukan rekapitulasi
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet worksheet , sesuai dengan posisi debit, sesuai dengan posisi debit
atau kredit dalam saldo di
atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.buku besar masing-masing.
D.2. Jurnal Penyesuaian
D.2. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah
menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi
menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi
penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan
penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan
piutang, pengakuan persediaan, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,
piutang, pengakuan persediaan, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,
penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva
penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva
tetap, penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.
tetap, penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.
Standar jurnal penyesuaian di tingkat PPKD adalah sebagai berikut:
Standar jurnal penyesuaian di tingkat PPKD adalah sebagai berikut:
a. Standar jurnal penyesuaian untuk pengakuan piutang pendapatan
a. Standar jurnal penyesuaian untuk pengakuan piutang pendapatan
Penyesuaian untuk pengakuan piutang
Penyesuaian untuk pengakuan piutang
(Dana perimbangan yang belum diterima)
(Dana perimbangan yang belum diterima)
Dr. Piutang pendapatan ... xx
Dr. Piutang pendapatan ... xx
Cr. EDL – Cad piutang ... xx
Cr. EDL – Cad piutang ... xx
b. Standar jurnal penyesuaian untuk persediaan dari hasil inventarisasi fisik
b. Standar jurnal penyesuaian untuk persediaan dari hasil inventarisasi fisik
Penyesuaian atas persediaan tersisa
Penyesuaian atas persediaan tersisa Dr. Persediaan ……....……… xxDr. Persediaan ……....……… xx
Cr. EDL – Cad persediaan …... xx
Cr. EDL – Cad persediaan …... xx
c. Standar jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap
c. Standar jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap
Penyesuaian atas penyusutan nilai aset tetap
Penyesuaian atas penyusutan nilai aset tetap
dengan memperhitungkan umur ekonomisnya
dengan memperhitungkan umur ekonomisnya
Dr. EDI - Aset tetap ……..….. xx
Dr. EDI - Aset tetap ……..….. xx
Cr. Akumulasi penyusutan ... xx
Cr. Akumulasi penyusutan ... xx
d. Standar jurnal penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/
d. Standar jurnal penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/
pembangunan aktiva tetap
pembangunan aktiva tetap
Penyesuaian untuk SP2D yang belum
Penyesuaian untuk SP2D yang belum
diterbitkan sehingga menimbulkan utang
diterbitkan sehingga menimbulkan utang
pada pihak ketiga
pada pihak ketiga
Dr. Dana tersedia untuk utang
Dr. Dana tersedia untuk utang
jangka pendek ………...…. xx
jangka pendek ………...…. xx
Cr. Utang jangka pendek ... xx
e) Standar jurnal penyesuaian untuk penerimaan hibah aset
e) Standar jurnal penyesuaian untuk penerimaan hibah aset
Pengakuan aset (sesuai jenisnya) yang
Pengakuan aset (sesuai jenisnya) yang
diterima sebagai hibah
diterima sebagai hibah
Dr. Aset ...…... xx
Dr. Aset ...…... xx
Cr. EDI – Diinvestasikan dalam
Cr. EDI – Diinvestasikan dalam
Aset ... xx
Aset ... xx
Kolom neraca saldo setelah ditambah/dikur
Kolom neraca saldo setelah ditambah/dikurangi dengan akun yang disesuaikan akanangi dengan akun yang disesuaikan akan
menjadi angka Neraca Saldo yang telah disesuaikan (
menjadi angka Neraca Saldo yang telah disesuaikan (as adjusted trial balanceas adjusted trial balance).).
D.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran PPKD sebelum Konversi
D.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran PPKD sebelum Konversi
Laporan Realisasi Anggaran PPKD (LRA PPKD)
Laporan Realisasi Anggaran PPKD (LRA PPKD) sebagai kantor pusat, disusun setiapsebagai kantor pusat, disusun setiap
semester/tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja
semester/tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja
PPKD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
PPKD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Struktur Laporan Realisasi Anggaran PPKD sebelum konversi adalah sebagai berikut:
Struktur Laporan Realisasi Anggaran PPKD sebelum konversi adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….
(Dalam Rupiah)
(Dalam Rupiah)
Nomor
Nomor
Urut
Urut UraianUraian
Anggaran Anggaran setelah setelah Perubahan Perubahan Realisasi
Realisasi LebihLebih
(Kurang) (Kurang) 1 1 PendapatanPendapatan 1 1..11 PPeennddaappaattaan n AAsslli i DDaaeerraahh 1 1..11..1 1 PPeennddaappaattaan n ppaajjaak k ddaaeerraahh 1. 1.1.1.2 2 PePendndapapatatan an reretrtribibususi i dadaeerarahh 1. 1.1.1.3 3 PePendndapapatatan an hahasisil l pepengngelelololaaaan n KeKekakayayaanan
Daerah yang Dipisahkan
Daerah yang Dipisahkan
1. 1.1.1.4 4 LaLainin-l-laiain n PePendndapapatatan an AsAsli li DaDaererah ah yayangng Sah Sah 1 1..22 DDaanna a PPeerriimmbbaannggaann 1 1..22..1 1 DDaanna a BBaaggi i HHaassiill 1. 1.2.2.1.1 1.1 DaDana na BaBagi gi HaHasisil l PaPajakjak 1.2
1.2.1.2 .1.2 DanDana a BagBagi i HasHasil il BukBukan an PajPajak/Sak/Sumbumber er
Daya Alam Daya Alam 1 1..22..2 2 DDaanna a AAllookkaassi i UUmmuumm 1 1..22..3 3 DDaanna a AAllookkaassi i KKhhuussuuss 1 1..33 LLaaiinn--llaaiin Pn Peennddaappaattaan Dn Daaeerraah yh yaanng Sg Saahh 1.3.1
1.3.1 Pendapatan HibahPendapatan Hibah
1.3.2
1.3.3
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari ProvinsiDana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.4
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi KhususDana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atauBantuan Keuangan dari Provinsi atau
pemerintah Daerah lainnya
pemerintah Daerah lainnya
Jumlah Pendapatan Jumlah Pendapatan 2 2 BBeellaannjjaa 2 2..11 BBeellaannjja a TTiiddaak k LLaannggssuunngg 2 2..11..1 1 BBeellaannjja a PPeeggaawwaaii 2 2..11..2 2 BBeellaannjja a BBuunnggaa 2 2..11..3 3 BBeellaannjja a SSuubbssiiddii 2 2..11..4 4 BBeellaannjja a HHiibbaahh 2 2..11.5 .5 BBeellaannjja a BBaannttuuaan n SSoossiiaall 2 2..11..6 6 BBeellaannjja a BBaaggi i HHaassiill 2 2..11.7 .7 BBeellaannjja a BBaannttuuaan n KKeeuuaannggaann 2 2..11.8 .8 BBeellaannjja a TTiiddaak k TTeerrdduuggaa 2.2
2.2 Belanja LangsungBelanja Langsung
2 2..22..1 1 BBeellaannjja a PPeeggaawwaaii 2 2..22.2 .2 BBeellaannjja a BBaarraanng g ddaan n JJaassaa 2 2..22..3 3 BBeellaannjja a MMooddaall Jumlah Belanja Jumlah Belanja SURPLUS/(DEFISIT) SURPLUS/(DEFISIT) 3 3.. PPeemmbbiiaayyaaaan n DDaaeerraahh 3 3..11 PPeenneerriimmaaaan n PPeemmbbiiaayyaaaan n DDaaeerraahh 3.1.1
3.1.1 Penggunaan SiLPAPenggunaan SiLPA
3 3..11.2 .2 PPeennccaaiiraran n DDaanna a CCaaddaannggaann 3. 3.1.1.3 3 HaHasisil l PePenjnjuaualalan n KeKekakayayaan an DaDaererah ah yayangng Dipisahkan Dipisahkan 3. 3.1.1.4 4 PePennererimimaaaan n PiPinnjajamaman n DaDaererahah 3. 3.1.1.5 5 PePennererimimaaaan n KeKemmbabali li PePemmbebeririaann Pinjaman Pinjaman 3. 3.1.1.6 6 PePennererimimaaaan n PiPiuutatang ng DaDaererahah Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan 3 3..22 PPeennggeelluuaarraan Pn Peemmbbiiaayyaaaan Dn Daaeerraahh 3. 3.2.2.1 1 PePemmbebentntukukan an DaDana na CaCadadangnganan 3. 3.2.2.2 2 PePennyeyertrtaaaan n MoModadal l (I(Invnvesestatasisi)) Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah 3 3..22.3 .3 PPeemmbbaayyaarraan n PPookkook k UUtatanngg 3. 3.2.2.4 4 PePemmbeberirian an PiPinjnjamaman an DaDaererahah Jumlah Pengeluaran Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Neto Pembiayaan Neto 3. 3.33 SSiissa La Leebbiih Ph Peemmbbiiaayyaaaan An Annggggaarraan (n (SSiiLLPPAA))
D.4. Jurnal Penutupan
D.4. Jurnal Penutupan
Pada setiap akhir tahun anggaran,
Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah disusun LRA PPKD, kemudian dibuat jurnalsetelah disusun LRA PPKD, kemudian dibuat jurnal
penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me – nol – kan) pendapatan, belanja,
penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me – nol – kan) pendapatan, belanja,
dan pembiayaan PPKD serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya PPKD.
dan pembiayaan PPKD serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya PPKD.
Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah:
Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah:
Jika dalam periode tersebut
Jika dalam periode tersebut
PPKD mendapatkan
PPKD mendapatkan
surplus
surplus
Dr. Pendapatan Dana Perimbangan ... xx
Dr. Pendapatan Dana Perimbangan ... xx
Dr. Lain-lain Pendapatan Daerah Dr. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ... xx
Yang Sah ... xx
Dr. Pembiayaan penerimaan ... xx
Dr. Pembiayaan penerimaan ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja langsung ... xx
Cr. Belanja langsung ... xx
Cr. Cr. Pengeluaran Pengeluaran pembiayaan pembiayaan ... xx... xx
Cr. SiLPA ………...……….…. xx
Cr. SiLPA ………...……….…. xx
Jika dalam periode tersebut Jika dalam periode tersebut PPKD mengalami defisit PPKD mengalami defisit Dr. Pendapatan Dana Perimbangan ... xx
Dr. Pendapatan Dana Perimbangan ... xx
Dr. Lain-lain Pendapatan Daerah Dr. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ... xx Yang Sah ... xx Dr. Penerimaan Pembiayaan ... xx Dr. Penerimaan Pembiayaan ... xx Dr. SiLPA ... xx Dr. SiLPA ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja tidak langsung ... xx
Cr. Belanja langsung ... xx
Cr. Belanja langsung ... xx
Cr. Pengeluaran Pembiayaan ... xx
Cr. Pengeluaran Pembiayaan ... xx
D.5. Penyusunan Neraca PPKD sebelum Konversi
D.5. Penyusunan Neraca PPKD sebelum Konversi
Setelah disusun LRA PPKD, selanjutnya PPKD menyusun Neraca PPKD. Neraca
Setelah disusun LRA PPKD, selanjutnya PPKD menyusun Neraca PPKD. Neraca
ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan PPKD mengenai aset, kewajiban, dan
ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan PPKD mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
ekuitas dana pada tanggal tertentu. Sebelum menyusun neraca PPKD, terlebih dahuluSebelum menyusun neraca PPKD, terlebih dahulu
dibuat jurnal penyesuaian (jika ada).
dibuat jurnal penyesuaian (jika ada). Jurnal penyesuaian ini dimaksudkan agar nilai dariJurnal penyesuaian ini dimaksudkan agar nilai dari
akun-akun neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian
akun-akun neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian
ini meliputi: penyesuaian untuk nilai piutang pendapatan, jumlah persediaan, nilai aset
ini meliputi: penyesuaian untuk nilai piutang pendapatan, jumlah persediaan, nilai aset
tetap.
tetap.
Format neraca PPKD sebelum konversi adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...
NERACA PPKD
NERACA PPKD
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
(Dalam Rupiah)
(Dalam Rupiah)
Uraian
Uraian JumlahJumlah
Kenaikan Kenaikan (Penurunan) (Penurunan) T Taahhuun n nn TTaahhuun n nn--11 JJuummllaahh %% ASET ASET ASET LANCAR ASET LANCAR Kas Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek
Investasi dalam Saham
Investasi dalam Saham
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Obligasi
Piutang Piutang Piutang Pajak Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Piutang Dana Alokasi Khusus
Piutang Lain-Lain
Piutang Lain-Lain
Jumlah
Jumlah
INVESTASI JANGKA PANJANG
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Permanen
Investasi Permanen
Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman kepada Pemerintah
Pinjaman kepada Pemerintah
Daerah Lainnya
Daerah Lainnya
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi Dana Bergulir
Investasi Dana Bergulir
Investasi Non-Permanen Lainnya
Investasi Non-Permanen Lainnya
Investasi Non-Permanen
Investasi Non-Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek
Penyertaan Modal dalam Proyek
Pembangunan
Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan
Penyertaan Modal Perusahaan
Patungan
Patungan
Investasi Permanen Lainnya
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Jumlah ASET TETAP ASET TETAP Tanah Tanah
Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Aset Tetap Lainnya