• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Pada PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Tahun 2014 dan 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Pada PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Tahun 2014 dan 2015"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Pada PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

Tahun 2014 dan 2015

Dosen Pengampu:

Arum Kusumaningdyah Adiati, S.E., M.M., Ak

Oleh:

Evrillya Rachmatika F3314046

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

(2)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan menjadi lebih bermakna, laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penggunaannya sehingga perlu dilakukan analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi, dan analisis trend akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Hasil analisis laporan keuangan ini akan membantu analis menginterpretasikan berbagai hubungan kunci antar pos laporan keuangan dan kecenderungan yang dapat dijadikan dasar dalam menilai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

(3)

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasikan kekurangan dan kelemahan yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.

Berbicara tentang proses penilaian kinerja keuangan dari suatu perusahaan maka sangat berarti dalan aktivitas ekonomi di pasar modal, terutama dalam menilai kinerja perusahaan publik. Perusahaan publik adalah perusahaan yang sudah terdaftar di suatu bursa efek yang memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala pada publik. Untuk membantu menafsirkan data bisnis, laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk komparatif, laporan keuangan yang disajikan berdampingan untuk dua tahun atau lebih. Dalam laporan keuangan komparatif ini, angka-angka yangtercantum pada laporan keuangan selama beberapa tahun muncul berdampingan dalam kolom-kolm vertical. Hal ini akan membantu para pemodal atau pihak internal perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan dan trend signifikan.

Dalam hal ini, penulis memilih untuk melakukan analisis laporan keuangan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk periode 2014 dan 2015 yang bergerak dalam bidang usaha peternakan ayam terpadu. Evaluasi dari laporan keuangan ini tentunya akan digunakan oleh pihak internal perusahaan untuk melihat perkembangan perusahaan dalam dua periode pelaporan. Selain melihat perkembangan perusahaan dalam dua periode pelaporan, pihak internal perusahaan juga dapat mengidentifikasi aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

B. Sekilas Tentang Perusahaan  PT. Wijaya Karya

PT. Wijaya Karya atau singkatnya disebut WIKA merupakan perusahaan hasil nasionalisasi perusahaan belanda Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vin en Co. Atau NV Vis en CO. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, WIKA yang didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang

(4)

Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN. PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek proyek infrastuktur lain.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi besar yang sudah banyak berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satu proyek besarnya adalah pembangunan jembatan suramadu yang kini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. WIKA juga dikenal sebagai perusahaan kontrusi yang banyak memenangkan tender proyek infrastruktur tanah air. Pada sejarah awal kinerja perusahaan ini adalah saat tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat itu.

Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi Realty.

(5)

Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan Perdagangan.

Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise building.

Tercatat WIKA tak hanya menancapkan kukunya di tanah air. Di Aljazair, WIKA membangun jalan tol 400 kilometer yang menghubungkan Tunisia dan Maroko. Produk beton WIKA juga dilirik negara seperti Irak. Kondisi ini membuat WIKA menjadi buruan investor di pasar saham.

 PT. Wijaya Karya Beton Tbk

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. WIKA mulai berkonsentrasi pada industri beton pra-cetak pada tahun 1977 dengan mengembangkan panel beton pra-cetak untuk proyek perumahan bertingkat rendah. Sejak saat itu, WIKA bertekad untuk terus mengembangkan produk mereka untuk mengantisipasi rencana pembangunan dan proyek-proyek infrastruktur yang muncul.

Pengembangan produk telah menciptakan hasil ini: pra-stres tiang beton untuk jalur distribusi listrik dan tumpukan PC, kemudian diikuti oleh produk lain, misalnya, saluran terbuka beton, kereta api beton tidur, jembatan

(6)

gelagar, tumpukan lembaran, pipa, lembaran Platform dan bangunan komponen yang telah diterapkan di berbagai macam proyek. Produk-produk tersebut muncul di waktu yang tepat dan berhasil menjadi produk terkemuka di pasar.

Terlepas dari pengembangan produk usaha, WIKA juga terus mengembangkan fasilitas produksi dengan menambah pabrik di beberapa lokasi. Sampai saat ini, WIKA Beton memiliki 9 (sembilan) pabrik di tujuh lokasi di seluruh Indonesia, seperti di Sumatera Utara, Lampung, Lampung Selatan, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Pasuruan, Sulawesi Selatan dan 2 (dua) pabrik dari anak perusahaan. Didukung oleh sejumlah besar pabrik yang dimiliki, berbagai produk serta manajemen yang profesional, WIKA Beton menjadi produsen dan pemimpin pasar utama produk beton pra-cetak di Indonesia.

PT Wijaya Karya Beton Tbk memiliki visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di industri pracetak produk beton. Saat ini WIKA Beton Tbk adalah produsen terbesar produk beton pracetak di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Keuntungan lain dari WIKA Beton Tbk telah memiliki pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dari industri konstruksi dan menerapkan pola Precast Teknik-Produksi-Instalasi (EPI). WIKA Beton Tbk memiliki tiga (3) anak perusahaan, PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA Kobe) pada tahun 2012, PT Wijaya Karya Beton Krakatau pada tahun 2013, dan PT Citra Lautan Teduh (cari di Batam) pada akhir 2014. Dalam jangka meyakinkan kualitas yang konsisten, WIKA BETON telah menerapkan "Sistem Manajemen Mutu ISO 9000".

 Visi dan Misi PT Wijaya Karya Tbk

VISI MISI

“MENJADI PERUSAHAAN TERBAIK

DALAM INDUSTRI BETON

PRACETAK”

- Memimpin pasar beton pracetak di Asia Tenggara

- Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketepatan waktu dan harga

(7)

bersaing

- Menetapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu peningkatan efisiensi komsistensi muti, keselamatan dan kesehatan kerja yang berawasan lingkungan

- Tumbuh dan berkembang bersama mitra

kerja secara sehat dan

berkesinambungan

- Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai

C. Jenis Usaha

Berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, WIKA berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti. Di bidang konstruksi, proyek dengan berbagai skala maupun berteknologi baru berhasil diselesaikan, yang meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur, makanikal, elektrikal, maupun tata lingkungan. Di bidang industri, WIKA berhasil mengembangkan produk-produk yang sangat kompetitif di pasar. WIKA Beton mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang mandiri. Setelah pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah Divisi produk beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan PT WIIKA In-trade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta PT WIKA Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000. WIKA Beton dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, selain Tiang Listrik prategang berpenampang H dikembangkan pula Tiang Listrik Bulat Berongga dengan sistem sentrifugal. Sistem sentrifugal ini pada perkembangannya digunakan juga untuk produksi produk tiang beton lainnya termasuk Tiang Pancang. Disamping itu, WIKA Beton juga mengembangkan produk – produk beton pracetak lain seperti Balok Jembatan, Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain –

(8)

lain. Dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan usaha beton pracetak, maka pada tanggal 11 Maret 1997 dibentuklah PT. Wijaya Karya Beton atau WIKA Beton sebagai perusahaan anak dengan maksud agar perusahaan dapat lebih fokus dan profesional dalam melayani dan menjada kepuasan pelanggan.

Hasil produksi dari PT. Wijaya Karya Beton Adalah: 1. Tiang Listrik Beton

2. Tiang Pancang Beton

3. Komponen Jembatan dan Dermage 4. Bantalan Beton Prategang

5. Sheet Pile Beton

6. Komponen Pracetak Lainnya 7. Panel atau Pagar Beton

8. Jasa Angkutan dan Pemasangan 9. Pipa Beton berdia pagar beton

(9)

BAB II. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prestasi keuagan PT Wijaya Karya Beton Tbk pada tahun 2014-2015? 2. Bagaimana kinerja manajemen PT Wijaya Karya Beton Tbk selama dua tahun

berjalan 2014-2015?

a. Bagaimana komposisi permodalan PT Wijaya Karya Beton Tbk tahun 2014-2015?

b. Bagaimana kemampuan PT Wijaya Karya BetonTbk dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan pendek tahun 2014-2015?

c. Bagaimana efektivitas aktivitas keuangan PT Wijaya Karya BetonTbk tahun 2014-2015?

d. Bagaimana return atau profit yang di hasilkan PT Wijaya Karya Beton Tbk tahun 2014-2015?

e. Bagaimana reaksi pasar atas nilai buku PT Wijaya Karya BetonTbk tahun 2014-2015?

(10)

BAB III. ANALISIS

A. Prestasi PT Wijaya Karya Beton Tbk

Laba Rugi Konsolidasi 2013 2014 2015 kenaikan/

penuruna n (%) pada tahun 2013-2014 kenaikan/ penuruna n (%) pada tahun 2014-2013 Pendapatan Usaha 2.643.724 3.277.195 2.625.622 19% 24,81%

Beban Pokok Pendapatan (2.255.749) (2.790.105) (2.324.039) 19% 20%

Laba Bruto 387.975 487.090 301.583 20% 39%

Beban Usaha (51.773) (76.888) (90.150) 32% 14%

Laba Sebelum Pajak 328.521 410.202 211.433 19% 48%

Beban Pajak (87.315) (89.117) (34.275) 2% 61,5%

Laba Tahun Berjalan 241.206 321.085 177.158 24% 44%

Tahun 2014 bukan merupakan tahun yang mudah bagi Perseroan, di awal Perseroan sebagai perusahaan publik sudah dihadapkan pada tahun politik yang mengakibatkan beberapa proyek tidak berjalan & terjadi pemotongan anggaran akibat subsidi BBM sehingga terjadi oversupply. Sehingga patutlah apresiasi Dewan Komisaris bagi Direksi atas upayanya yang mampu mencatatkan pendapat usaha sebesar Rp 3.277.195 juta, naik 23,96% atau sebesar Rp 633.471 juta dibandikan pada 2013 sebesar Rp 2.643.724 juta. Dengan kenaikan pendapatan usaha tersebut, laba tahun berjalan juga mengalami kenaikan sejumlah 24% atau sebesar Rp 79,87 miliar menjadi Rp 321,085 miliar dibandingkann pada tahun 2013 Rp 241,206 miliar.

Pencapaian PT Wijaya Karya Beton Tbk di tahun 2015 dari sisi penjualan masih menunjukkan penurunan, dikarenakan sepanjang tahun 2015 Perseroan memiliki sejumlah kendala dan hambatan. Kondisi perekonomian nasional yang cenderung melambat sebagai akibat pelemahan perekonomian global juga berpengaruh pada kinerja Perseroan. Proyek- proyekyang didapat pada 2015, baru terlaksana pada September 2015.

Di tengah kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan serta penundaan proyek konstruksi, perseroan dapat membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,62 triliun atau 80,94% dibandikan pada 2014 sebesar Rp 3,28 triliun. Dengan perolehan

(11)

pendapatan usaha tersebut, laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp 177,15 miliar atau 56% dibandingkan pada tahun 2014 Rp 321,085 miliar.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan suatu metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan dari penentuan metode dan teknik analisis yang tepat ini adalah agar laporan keuangan dapat secara maksimal memberikan manfaat bagi para penggunanya sesuai dengan jenis keputusan yang akan diambil. Secara garis besar, ada dua metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik, yaitu Analisis Vertikal dan Analisis Horisontal. Metode analisis yang akan digunakan penulis untuk menganalisis laporan keuangan pada PT Wijaya Karya Beton Tbk yaitu analisis horizontal. Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode. Dengan kata lain, perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama atau perusahaan itu sendiri tetapi untuk periode waktu yang berbeda. Melalui hasil analisis ini dapat dilihat kemajuan atau kemunduran kinerja perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya.

Pada saat melakukan teknik analisis horizontal, kenaikan atau pun penurunan yang terjadi terhadap pos-pos laporan keuangan dari periode yang satu ke periode berikutnya dinyatakan dalam bentuk jumlah moneter dan juga persentase. Agar analisis perbandingan laporan keuangan dapar berjalan dengan baik, maka perlu dibuatkan kolom-kolom terlebih dahulu untuk memudahkan dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi terhadap pos-pos laporan keuangan dari periode yang satu ke periode berikutnya.

A. Struktur Permodalan Perseroan

Analisis persentase per komponen (common size) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen asset terhadap total asset; persentase masing-masing komponen utang dan modal terhadap total passiva; persentase masing-masing komponen laporan laba-rugi terhadap oenjualan bersih.

ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI PT WIJAYA KARYA Tbk

(12)

2014 2015

Penjualan 100 100

Harga Pokok Penjualan 85 87

Laba Kotor 14,86 12

Beban Usaha 2,34 3,39

Laba Usaha 12,5 8.9

Penghasilan (beban) lain-lain 0,1 0,9 Laba (rugi) sebelum pajak 12,5 7,76 Laba (rugi) setelah pajak 9,8 6,42

Dalam analisis common size, seluruh akun dinyatakan dalam presentase. Dalam analisis neraca, total asset atau total kewajiban ditambah total ekuitas dinyatakan sebagai 100 persen. Hasil analisis diatas menyatakan bahwa Harga Pokok Penjualan (HPP) di tahun 2015 naik 2. Hal ini menunjukkan bahwa beban pada proses penjualan lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 85. Dengan HPP yang lebih besar, maka menghasilkan laba kotor usaha lebih sedikit hanya sebesar 12. Laba kotor menurun 2,86.

B. Kemampuan Perusahaan dalam Memenuhi Kewajiban- Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang

 Analisis Kewajiban Jangka Pendek Perusahaan

Rasio Likuiditas 2013 2014 2015

1. Rasio Lancar

= (Aset Lancar: Liablitas Lancar)

105,67 % 140,90 % 136,88 % 2. Rasio Cepat

= (Aset Lancar –Persediaan: Liablilitas Lancar)

58,52% 110,59% 102,17 % 3. Rasio Kas

= (Kas dan Setara Kas: : Liabilitas Lancar)

23,02% 68,78% 45,92%

Pada perhitungan rasio likuiditas diatas dapat diketauhi bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sangat baik, meskipun dari periode 2014 sampai periode 2015 rasio menunjukkan penurunan yang cukup tinggi. Rasio lancar perusahaan mengalami penurunan dari 140,90% pada tahun 2014 menjadi 136,88% pada tahun 2015. Untuk rasio cepat juga mengalami penurunan dari angka 110,59% pada tahun 2014 menjadi 102,17% pada tahun 2015. Rasio kas mengalami penurunan dari 68,78% pada tahun 2014 menjadi 45,92% pada tahun 2015. Meskipun masing- masing rasio menunjukkan penurunan, Aktiva yang dimiliki

(13)

perusahaan masih dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan masih sehat.

 Analisis Kewajiban Jangka Panjang Perusahaan

Rasio Solvabilitas 2013 2014 2015

Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal

= (utang jangka panjang: total modal) 3,105 0,72 0.96 Dari perhitugan rasio utang jangka panjang diatas dapat diketahui bahwa perusahmaan dapat memenuhi piutang jangka panjangnya dengan modal yang dipunya. Meskipun rate pemenuhan kewajiban menunjukkan penurunan pada tahun 2014 dan naik kembali pada tahun 2015.

C. Efektivitas Aktivitas Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk tahun 2014-2015

Dalam tahun 2014 pendapatan mengalami kenaikan, namun pada tahun 2015 pendapatan

perusahaan mengalami

penurunan kembali diakibatkan oleh kondisi perekonomian Indonesia dan penundaan proyek.

Rasio Aktivitas 2013 2014 2015

1. Rasio Perputaran Piutang

= Penjualan Kredit : Rata- Rata Piutang

6,3 6,9 4,7

2. Periode Penagihan Piutang Usaha

= 365 hari : Rasio Perputaran Piutang Usaha

57,9 52,89 77,65

Rasio perputaran piutang usaha di tahun 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014, pada kisaran 4,7 kali, Maka dari itu periode penagihan naik menjadi 77,65 hari. Hal tersebut terjadi karena penjualan kredit mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2015.

(14)

D. Return atau Profit yang Dihasilkan PT Wijaya Karya Beton Tbk Tahun 2014-2015 Dalam tahun 2014 perusahaan telah menunjukkan peningkatan pendapatan atau

profit, namun pada tahun 2015

perusahaan mengalami

penurunan akibat perekonomian negara dan penundaan proyek-proyek dari perusahaan, manajemen perusahaan berupay untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja agar kinerja baik dan meningkatkan profit perusahaan.

Dengan adanya kenaikan profit perusahaan, maka ekuitas perusahaan juga mengalami kenaikan. Meskipun pada tahun 2013 terdapat krisis sehingga ekuitas perusahaan sangat sedikit dibandingkan dengan ekuitas pada tahun 2014

(15)

Rasio Profitabilitas (dalam %) 2013 2014 2015 1. ROA

= Laba Bersih: Total Aset

4,68 8,48 3,86

2. ROE

= Laba Bersih: Total Ekuitas

18,69 14,48 12,39

3. GPM

= Laba Kotor: Penjualan Bersih

13,9 14,86 12,39

4. NPM

= Laba Bersih: Penjualan Bersih

9,23 9,84 6,48

Kenaikan laba komprehensif tahun berjalan untuk tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 menyebabkan meningkanya rasio- rasio profitabilitas. Margin laba kotor dan margin laba usaha di tahun 2014 masing- masing meningkat dari 0,96% dan 0,61% menjadi 14,86% dan 9,84%. Imbal hasil rata- rata atas ekuitas (ROE) mengalami penurunan dari 18,69% di tahun 2013 menjadi 14 ,48% pada tahun 2014. Sementara itu, imbal hasil rata- rata atas aset (ROA) pada tahun 2014 mengalami banyak perubahan yakni kenaikan yang signifikasn senilai 4,2%, sehingga diketauhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Namun pada tahun 2015 semua rasio profitabilitas menurun dikarenakan faktor ekonomi negara dan kendala penundaan proyek.

E. Reaksi Pasar atas Nilai Buku PT Wijaya Karya Beton Tbk tahun 2014-2015

Rasio Pasar 2013 2014 2015

1. EPS (Earning Per Share) (Rp) 15,67 37,69 19,25 2. PER (Price Earning Ratio) (kali) 38,5 41,35 49,62

3. Dividen Yield (%) - 0,91 0,76

4. DPR (Dividend Payout Ratio) (%) - 31,36 31,38

5. Price Book Value (Kali) 5,34 3,18 3,81

Dalam perhitugan rasio diatas dapat diketauhi bahwa tingkat Earning Per Share (EPS) perusahaan tiap tahunnya mengalami naik turun, dimana perusahaan memberikan keuntungan kepada para pemegang saham dengan harga Rp 15,67 pada tahun 2013 kemudian naik dua kali lipat bahkan lebih pada tahun 2014 senilai Rp 37,69 dan turun lagi di tahun 2015 senilai Rp 19,25.

Semakin besar Price Earning Ratio suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Dikatakan pada tahun 2014 dan 2015 PER perusahaan meningkat, dari 41,35 dan 49,62. Disimpulkan harga saham pada tahun 2014 dan 2015 meningkat.

Dalam imbal hasil dividen atau Dividend Yield investor dapat meengetahui bahwa prosentase tertinggi ada pada tahun 2014 yakni pada nilai 0,91 dibandingkan

(16)

pada tahun 2015 hanya pada angka 0,76. Dengan begitu tiap dividen dibagikan tunai dapat dihitung dengan DPR. Pada 2013 tidak diketahui Dividend Yield karena mungkin perusahaan tidak membagikan dividennya pada tahun itu.

PBV merupakan rasio yang menunjukkan perbadningan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Sehingga tingkat harga saham dapat diketahui, dalam PT Wijaya Karya Beton Tbk rasio PBV mengalami penurunan pada tahun 2014, pada 2013 tingkaat PBV perusahaan 5,34 dan 2014 3,18 dan pada tahun selanjutnya PBV cenderung stabil atau hanya meningkat sedikit.

F. Analisa Keuangan

1. Laporan Laba Rugi (Pada Periode 2015)  Pendapatan Usaha

Pada 2015, perusahaan memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 2.652.622 Juta, turun 19.06% atau sebesar Rp 624, 573 juta dari Rp 3.277.195 juta pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh beberapa proyek yang berasal dari APBN tertunda pelaksanaanya. Perolehan pendapatan usaha terdiri dari penjualan atas kontrak lama sebesar Rp 570,135 juta dan penjualan atas kontrak baru sebesar Rp 2.062.487 juta.

(17)

Kontribusi terbesar pada pendapatan usaha pada tahun 2015 terutama berasal dari hasil penjualan produk tiang pancang sebesar Rp 1.285.781 juta yang berkontribusi sebesar 48,87%. Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 37,75% dari Rp 2.065.555 juta. Penyumbang kedua sebesar, atau 15,04%, pada pendapatan usaha adalah penjualan produk beton jembatan, yang mencapai Rp 399.020 juta, atau turun 9,58% dibandingkan tahun 2014.

(18)

Disisi lain, pada tahun 2015 jumlah penjualan per wilayah penjualan atau WP mencapi Rp 2.652.622 juta, turun 19,06% atausebesar Rp 624.573 juta dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp 3.277.195 juta.

(19)

Pada tahun 2015, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 2.324,039 juta. Jumlah tersebut mengalami penurunan 16,7%atau sebesar Rp 466.066 juta dibandingkan pada 2014 sebesar Rp 2.790.105 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh persediaan barang

jadi yang diproduksi turun sebesar Rp 410.962 juta atau sebesar 21,07% dibandingkan pada tahun sebelumnya.

 Beban Usaha

Beban usaha pada tahun 2015 mengalami kenaikan 17,25% atau sebesar Rp 13.262 juta dari Rp 76.888 juta menjadi Rp 90.150 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban Admininstrasi dan Umum sebesar 20,85%. Peningkatan Beban Administrasi tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan Biaya Personalia sebesar 26,75% atau sebesar Rp 13.739 juta.

 Pendapatan (Beban) Lain- Lain

Beban lain- lain pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp 32.373 juta, sedangkan pada tahun 2014 perusahaan mencatatatkan pendapatan lain- lain sebesar Rp 2.623 juta. Kontribusi terbesar atas pendapatan (beban) lain- lain berasal dari beban bunga yang mengalami peningkatan sebesar Rp 31.972 juta. Beban lain- lain yang tercatat

(20)

pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh beban bunga pinjaman yang lebih besar dibandingkan bunga deposito.

 Laba Tahun Berjalan

Perusahaan mencatatkan Laba Tahun Berjalan pada tahun 2015 sebesar Rp 171.784 juta, turun 46,93% atau sebesar Rp 151.924 juta dibandingkan pada tahun 2014 Rp 323.708 juta. Penurunan laba bersih ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha pada tahun berjalan.

Sedangkan laba komprehensif tahun 2015 tercatat sebesar Rp 158.568 juta, turun 50,24% atau sebesar Rp 160.095 juta dibandingkan pada tahun 2014 sebesar RP 318.663 juta

 Laba Bersih per Saham Dasar

Pada tahun 2015, berdasarkan hasil perolehan laba bersih komprehensif, perusahaan mencatatkan laba bersih per saham dasar sebesar Rp 19,95 turun 47,28 dari Rp 37,84 pada tahun 2014

(21)

BAB IV KESIMPULAN

Hasil dari analisis laporan keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk untuk periode 2014 dan 2014 dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen dari tahun ke tahun mengalami penurunan namun perusahaan tetap untung walaupun terjadi penurunan keuntungan. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai macam alasan, seperti penurunan penundaan proyek dan baru saja dikerjakan di penghujung tahun. Disusul oleh peningkatan beban pokok yang disebabkan oleh penurunan produksi produk beton. Beban usaha juga mengalami peningkatan yang disebabkan peningkatan beban administrasi dan umum (beban personalia). Beban lain lain juga mengalami peningkatan yang disebabkan oleh beban bunga pinjaman yang lebih besar daripada bunga deposito. Peningkatan beban- beban tersebut dapat mempengaruhi laba tahun berjalan, ditambah pendapatan yang menurun pada tahun 2015.

Tindakan manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan untuk periode yang akan datang sangat diperlukan untuk menunjang semua aktivitas operasional perusahaan dalam menghasilkan laba. Karena segala aktivitas dari perusahaan berpusat pada keputusan manajemen, sehingga diperlukan adanya analisis laporan keuangan periode sebelumnya untuk melihat kekurangan atau kelebihan operasional perusahaan. Dengan mengetahui kekurangan dalam kinerja perusahaan, maka dari titik inilaj pihak manajer dapat memperbaiki kinerja tahun lalu untuk tahun yang akan datang agar tidak lagi terjadi kerugian.

(22)

SARAN

 Perusahaan harus melihat bisnis model baru atau melakukan inovasi guna mengoptimalisasi kinerja dan integrasi usaha. Untuk perubahan dan perkembangan ini perlu adanya waktu dan investasi yang cukup besar, sehingga diperlukannya keputusan dan perhitungan yang tepat.

 Sebagai perusahaan perunggasan terpadu, perusahaan terus berupaya untuk menjadi perusahaan produksi beton terkemuka di Indonesai. Sesuai dengan tujuan usaha perusahaan, perusahaan terus berkomitmen untuk menyediakan produk berkualitas yang inovatif dan baik dengan harga terjngkau serta mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Idx.co.id (diakses pada november 2016) WTON_annual_report_2013

WTON_annual_report_2014 WTON_annual_report_2015 Ringkasan Kinerja WTON

Referensi

Dokumen terkait

KOORDINATOR WILAYAH PERADILAN BANGKA BELITUNG Sekretariat : Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Bangka Belitung. Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah

Tema Desain : Arsitektur Postmodern Dengan Pendekatan Pada Desain Arsitektur Tropis.. Fokus Kajian : Aplikasi Bentuk Massa Bangunan Terhadap Iklim Alam dan

Peradaban budaya bersih bagi peserta didik di sekolah dasar yang menjadi harapan besar masa depannya akan membiasakan pada lingkungannya para guru, dan stake

Rekomendasi yang disarankan dalam penelitian ini adalah bagi pemerintah kota Medan, sebaiknya melakukan upaya-upaya agar dimensi jalur pejalan kaki yang berada di jalan Gatot

PENERAPAN DIALOGICAL ARGUMENTATION INSTRUCTIONAL MODEL (DAIM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN ARGUMENTASI SISWA SMA.. PADA MATERI

[r]

1) Kemiskinan (Proper) Permasalahan kemiskinan seperti halnya pada pandangan semula adalah kondisi ketidakmampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhankebutuhan pokok.

Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknik terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan yang