• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERSIHAN DIRI ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBERSIHAN DIRI ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Rike Khoerunnisa1, Happy Hayati. S.Kp., Sp. Kep. An2

1 Mahasiswa Ekstensi 2012 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2 Staf Pengajar Keilmuan Keperawatan Anak FIK Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus RIK UI Depok, 16424, Indonesia E-mail: rike.khoerunnisa@gmail.com

Abstrak

Kebersihan diri merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ketika anak sakit, umumnya masalah kebersihan tubuh kurang diperhatikan baik oleh anak itu sendiri maupun oleh orang tua. Jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi status kesehatan secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebersihan diri anak di ruang rawat di RSAB Harapan Kita. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling pada beberapa anak yang dirawat di ruang rawat RSAB Harapan Kita. Lembar observasi digunakan untuk mengukur gambaran kebersihan diri pada anak. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kebersihan diri anak yang dirawat di ruang rawat anak RSAB Harapan Kita adalah 50,5% berada dalam kategori kurang dan 49.5% dalam katagori baik. Rekomendasi: Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan hendaknya memiliki perhatian besar terhadap kebersihan diri anak yang dirawat dan mengkaji kemampuan orang tua dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar tersebut.

Kata kunci: Kebersihan diri, anak, dirawat.

Abstract

Personal hygiene is part of basic human needs.Inadequate attention of this area could affect the general status, specially in children. The aims of this study was to identify personal hygiene of hospitalized children in RSAB Harapan Kita. The design of this study was descriptive quantitative with cross-sectional approach. Accidental sampling was used as sampling technique with children who being treated in RSAB Harapan Kita. Observation sheet was used to measure the children's personal hygiene overview. Results of this study showed that the children’s personal hygiene was 50.5% in the category less and 49,5% was good. Therefore: Health staff/nurses should have adequate attention in children’s personal hygiene and identify parents’s ability to involved in the meeting of this basic needs.

Keywords: Personal hygiene, hosfilatized, children.

Pendahuluan

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang sama.

Menurut pendapat ahli tentang model kebutuhan dasar manusia diantaranya adalah teori “Kebutuhan dasar manusia” Abraham

(2)

Maslow. Menurut Maslow ada lima tingkatan kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis merupakan tingkatan terendah menurut Maslow tetapi merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kehidupan manusia dalam mempertahankan hemostasis (Asmadi, 2008). Sebagai syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini harus terpenuhi, jika tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan dasar yang lain. Salah satu kebutuhan dasar fisiologis adalah kebutuhan dasar personal hygiene (Hegner & Caldwel, 2003).

Personal hygiene adalah perawatan diri sendiri

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang dengan cara melakukan beberapa tindakan seperti mandi, kebersihan tubuh secara umum dan berhias (Kozier, 2009). Kebersihan diri merupakan persoalan yang sangat pribadi dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan diri kurang diperhatikan. Akibat yang dapat timbul diantaranya adalah gangguan membran mukosa mulut, gangguan integritas kulit dan infeksi di beberapa bagian tubuh. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di atas, gangguan perawatan diri dapat pula menimbulkan dampak psikososial (Tarwoto & Wartonah, 2003)

Faktor yang mempengaruhi kebersihan diri salah satunya adalah tingkat perkembangan, dimana anak merupakan individu yang masih tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan harus tetap dijaga kelangsungannya (Kozier, 2009). Ketika anak sakit, biasanya masalah kebersihan tubuh kurang diperhatikan baik oleh anak itu sendiri maupun oleh orang tua. Jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi status kesehatan secara umum. Tetapi bila hal

tersebut diperhatikan maka akan meningkatkan status kesehatan anak (Potter & Perry, 2009).

Penelitian terdahulu yang dilakukan di South Kolkata menunjukkan dari 103 anak laki-laki dan 81 perempuan, dengan usia rata-rata 6,2 tahun. Perilaku kebersihan diri anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki dan skor kebersihan diri lebih tinggi pada anak yang dengan status gizi baik (Deb, Dutta, Dasgupta, & Misra, 2008). Sementara itu penelitian yang dilakukan Oyibo (2012) mendapatkan hasil bahwa pengetahuan tentang kebersihan diri anak sekolah tersebut tidak sesuai dengan prilaku kebersihan dirinya, prilaku tersebut adanya hubungannya dengan faktor kemiskinan.

RSAB Harapan Kita adalah rumah sakit rujukan nasional yang memberi pelayanan keperawatan pada anak. Terdiri dari beberapa ruang perawatan anak dari kelas I sampai VIP. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa anak yang dirawat tidak dilakukan perawatan kebersihan diri secara optimal. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di rumah sakit hanya berfokus pada pengetahuan tentang penyakit sedangkan untuk pengetahuan perawatan kebersihan diri belum dilakukan. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk mengetahui lebih jauh mengenai gambaran kebersihan diri anak yang dirawat di ruang rawat RSAB Harapan Kita.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: teridentifikasinya karakteristik responden anak yang terdiri dari usia, jenis kelamin, sosial budaya, lama rawat, jenis penyakit, diagosa medic dan alat medik pada anak, teridentifikasinya gambaran kebersihan diri pada anak dan teridentifikasinya gambaran kebersihan diri pada anak berdasarkan karakteristik responden.

Metode

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

(3)

katagorik dengan alat ukur observasi langsung untuk mendapatkan gambaran kebersihan diri anak yang dirawat, menggunakan pendekatan

cross sectional, pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Populasi responden adalah anak yang di rawat di ruang rawat anak, berdasarkan perhitungan rumus didapatkan besar sampel 105 responden.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi. Pedoman observasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pocket guide to pediatric assesment (Joyce, 2002) dengan jumlah 20

pertanyaan yang akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil observasi. Sebelum pengambilan data telah dilakukan uji interater

reliability didapatkan nilai koefisien kappa

sebesar 0.875 dan p-value sebesar 0.000. Dengan hasil ini berarti p value < alpha yang artinya hasil uji kappa signifikan, sehingga kesimpulannya yaitu tidak ada perbedaan persepsi mengenai gambaran kebersihan diri anak antara peneliti dengan kolektor data.

Hasil

1.

Hasil

Karakteristik Responden

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia, Jenis Penyakit, Lama Perawatan, Jenis Kelamin, Suku, Tingkat Pendidikan dan Alat Medik

Di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan Kita pada bulan Mei Tahun 2014 (n=105)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia - Bayi - Todler - Pra Sekolah - Sekolah 15 51 18 21 14,3 48,6 17,1 20,0 Jenis Penyakit - Akut - Kronik 94 11 89,5 10,5 Lama Perawatan - < 3 Hari - > 3 Hari 69 36 65,7 34,3 Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan 67 38 63,8 36,2 Suku - Jawa - Sunda - Batak - Betawi - Lain-lain 53 23 9 9 11 50,5 21,9 8,6 8,6 10,5 Tingkat Pendidikan - Belum Sekolah - SD - SMP 84 18 3 80,0 17,1 2,9 Alat medik yang

terpasang pada anak - Terpasang alat medik - Tidak Terpasang alat medik 105 0 100 0

2. Distribusi Gambaran Kebersihan Diri Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat RSAB Harapan Kita

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Distribusi Gambaran Kebersihan Diri Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat RSAB Harapan Kita pada

bulan Mei tahun 2014 (n=105)

Variabel Frekuensi Persen tase (%) Gambaran kebersihan diri : Kurang Baik 53 52 50.5 49.5

3. Distribusi Karakteristik Responden Dengan Gambaran Kebersihan Diri Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat RSAB Harapan Kita

(4)

Tabel 3

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Penyakit, Lama Perawatan, Jenis Kelamin, Suku, Tingkat Pendidikan dan Alat Medik yang Terpasang Dengan Gambaran Kebersihan Diri Anak yang Dirawat Di Ruang Rawat

RSAB Harapan Kita pada bulan Mei Tahun 2014 (n=105)

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kebersihan diri anak yang dirawat di ruang rawat RSAB Harapan Kita. Gambaran kebersihan diri diukur menggunakan lembar obsevasi yang berisi 20 pertanyaan terkait dengan aspek-aspek atau komponen kebersihan diri. Hasil penelitian ini mendapatkan gambaran kebersihan diri kurang sebesar 50.5% dan gambaran kebersihan dirinya baik 49.5%. Dengan demikian sebagian besar gambaran kebersihan anak yang dirawat di ruang rawat RSAB Harapan Kita berada dalam katagori kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena kebersihan diri anak pada saat dirawat sangat tergantung pada kemampuan dan motivasi orang tua dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan peran serta perawat dalam melakukan tindakan kebersihan diri.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kebersihan diri seseorang adalah kondisi fisik atau penyakit (Delaune & Leadner, 2002). Ketika individu sakit, individu tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar kebersihan dirinya dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan dirinya dia akan bergantung pada orang lain. Begitu juga dengan anak ketika anak sakit peran orang tua dan kerjasama perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar kebersihan diri sangat diperlukan.

Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu ketika individu sakit kebutuhan kebersihan dirinya bisa terganggu, jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi status kesehatan secara umum baik secara fisik maupun psikososial.

Keterlibatan keluarga dan adanya kerjasama antara keluarga dan perawat sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan Gambaran Kebersihan Diri

Kurang Baik Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%) Usia Bayi 9 60,0 6 40,0 Todler 29 56,9 22 43,1 Pra sekolah 10 55,6 8 44,4 Sekolah 5 23,8 16 76,2 Jenis Penyakit Akut 45 47,9 49 52,1 Kronik 8 72,7 3 27,3 Lama Perawatan < 3 Hari 35 50,7 34 49,3 > 3 Hari 18 50,0 18 50,0 Jenis Kelamin Laki-laki 33 49,3 34 50,7 Perempuan 20 52,6 18 47,4 Suku Jawa 25 47,2 28 52,8 Sunda 16 69,6 7 30,4 Batak 4 44,4 5 55,6 Betawi 3 33,3 6 66,7 Lain-lain 5 45,5 6 54,5 Tingkat Pendidikan Belum Sekolah 48 57,1 36 42,9 SD 5 27,8 13 72,2 SMP 0 0 3 100

(5)

kebersihan diri sangat diperlukan, jika pelaksanaan kebersihan diri pasien pada saat dirawat belum maksimal maka selain mempengaruhi kesehatan pasien juga dapat menurunkan angka kepuasan pasien terhadap pelayanan dan jika pelaksanaan kepada pasien diperhatikan secara maksimal dapat meningkatkan status kesehatan juaga dapat meningkatkan angka kepuasan pasien terhadap pelayanan. Sementara menurut Malkin dan

Berridge (2009) bahwa tindakan personal

hygiene seperti perawatan kuku dilakukan oleh

perawat. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya terkait gambaran kebersihan diri.

Keterbatasan penelitian ditemukan peneliti tidak memasukkan variabel lain yang memungkinkan berpengaruh terhadap hasil penelitian seperti untuk memenuhi kebutuhan kebersihan diri ada peran serta perawat atau orang tua sehingga hasil penelitian ini lebih terkontrol dan bervariasi.

Keterbatasan juga ditemukan terdapat data yang tidak variatif pada variabel alat medik yang terpasang sehingga tidak bisa dilakukan analisis lebih lanjut antara gambaran kebersihan diri anak dengan karakteristik anak

Keterbatasan lainnya adalah ditemukan pada saat dilakukan observasi yang direncanakan dilakukan pada satu waktu beberapa kali tidak dapat dilakukan. Hal tersebut disebabkan kondisi anak yang menangis. Perbedaan waktu tersebut kadang membuat hasil observasi berbeda dari waktu sebelumnya sehingga observasi perlu dilakukan lagi.

Kesimpulan

Gambaran kebersihan diri anak yang dirawat Di ruang rawat RSAB Harapan Kita, sebagian besar adalah kurang baik yaitu 50.5%. Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Layanan Institusi Perawatan

Perawat memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti kebersihan diri. Peran serta perawat sangat diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kerjasama dengan melibatkan orang tua sangat dibutuhkan dalam melakukan perawatan kebersihan diri pada anak. Konsep perawatan berpusat keluarga dalam hal perawatan kebersihan diri dapat dirasakan manfaatnya bila ada kerjasama antara perawat dan orang tua sehingga dapat meningkatkan status kesehatan pada anak.

Petugas kesehatan hendaknya memiliki perhatian besar terhadap kebersihan diri anak yang dirawat dan mengkaji kemampuan orang tua dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Selain itu juga perlu meningkatkan edukasi terkait hal kebersihan diri anak pada dirawat kepada orang tua ataupun pendamping anak pada saat dirawat.

2. Layanan Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik untuk memberikan perhatian besar pada hal pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene atau kebersihan diri.

3. Layanan Penelitian

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan meneliti tentang hubungan antara peran serta perawat dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dengan gambaran kebersihan diri anak pada saat dirawat. Wawancara dan kuesener mungkin akan lebih dapat mengetahui dan mendapatkan informasi secara luas.

Referensi

.

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.

(6)

Deb, S., Dutta, S., Dasgupta, A., & Misra, R. (2010). Relationship of personal hygiene with nutrition and morbidity profile: A study among primary school children in South Kolkata. Dilihat pada tanggal 5 Maret 2014 dari: http://www.ijcm.org.in.

DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing: Standards &

practice, ed 2nd. Delmar: Thomson Learnin.

Hegner, B. R., & Caldwel, E. (2003). Asisten keperawatan: Suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi 6th; alih bahasa: Jane F.

Budhi, Allenidekania ;editor Sari

Kurnianingsih & Endah Pakaryaningsih. Jakarta: EGC.

Joyce, E. (2002). Pocket guide to pediatric assessment. 4th edition. Mosby. Inc

Kozier, B., Glenora, E., Audrey, B., & Shirlee, S. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis. Alih bahasa; Eny, M., Esty, W., & Devy, Y. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Malkin, B., & Berridge, P. (2009). Guidance on maintaining personal hygiene in nail care. Dilihat pada tanggal 7 Juli 2014 dari:

http://search.proquest.com

Oyibo, P, G. (2012). Basic personal hygiene: Knowledge and practices among school children aged 6-14 years in Abraka, Delta State, Nigeria. Dilihat pada tanggal 6 Maret 2014 dari: http://www.wiloludjournal.com

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik, Volume 1. Jakarta: EGC. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Buku ajar

fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik, vol 2. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wong, D. L., Ealon, M. H., Wilson D., Winkeistein, M. L., & Schwartz, P. (2001).

Wong’s essential of pediatric nursing. 6th

ed.

Vol 1. St. Louis; Mosby Elsevier.

Terjemahan Agus Sutarna., Neti Juniarti.,

H.Y. Kuncara. (2008). Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan, bahwa perlindungan hukum teerhadap anak jalanan dilakukan berbagai kebijakan oleh pemerintah yaitu dengan

Cara pem anggilan yang kedua ini digunakan unt uk m em anggil file header yang dibuat oleh program m ernya sendiri at au file header yang bukan file bawaan dari aplikasi Dev- C+

[r]

correlation coefficient (NCC) on approximate orthophotos; (2) estimating approximate value of conjugate points by using ground point coordinates of orthophotos;

Registrasi/daftar ulang di bagian Akademik akan dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 18 Mei zOtT pada jam kerja, dengan terlebih dahulu melapor ke bagian Akademik untuk

The orbiter will first carry the descent module into Martian orbit. When the landing time is reached, the descent module will be separated from the orbiter

Selisih pertumbuhan selada di lahan bekas tambang timah dan lahan tidak terganggu pada berbagai dosis pupuk NPK menunjukkan berbeda nyata pada peubah tinggi tanaman pada dosis 0

Proses perancangan sebuah alat timbangan badan mekanik dengan skala pengukuran maksimal 100 Kg yang didalamnya diapasang sebuah sensor straingauge (loadcell) yang