• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sehari-hari (Manullang, 2013). Berdasarkan PP No.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sehari-hari (Manullang, 2013). Berdasarkan PP No."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Penjelasan tentang bisnis dapat diartikan sebagai aktivitas dari berbagai organisasi yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari (Manullang, 2013). Berdasarkan PP No. 17 Tahun 2013, ada beberapa jenis usaha, seperti usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Usaha dapat dimulai dari skala kecil sesuai dengan bidang dan kemampuan yang dimiliki oleh calon pelaku usaha misalnya usaha toko bahan bangunan yang menjual berbagai jenis bahan bangunan, dimulai dengan kios kecil kemudian mampu mendirikan sebuah toko dan gudang. Satu dari banyak hal yang sangat penting untuk dipahami oleh setiap pelaku ataupun calon pengusaha adalah memiliki kemauan yang kuat serta strategi yang baik. Menurut Ciputra (Anhari, 2016:130) dikatakan bahwa untuk dapat menjadi entrepreneur yang mampu mengubah kotoran menjadi emas ada tiga syarat utama, yaitu pandai menciptakan peluang, kaya akan inovasi dan yang terakhir adalah berani mengambil resiko dan ini menjadi ciri tersendiri dari seorang pengusaha yang akan berhasil.

Dari penjelasan tersebut ditekankan bahwa suatu usaha harus untung

(profit oriented) agar dapat berjalan dan memiliki masa depan yang lebih baik (Royan, 2010:8). Salah satu konsep yang memiliki cakupan luas untuk dapat berhasil dalam konsep aktivitas bisnis yang kompleks adalah konsep

(2)

2 bauran pemasaran, seperti produk, harga, lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses (Kotler & Keller, 2012:47). Dengan memahami strategi bauran pemasaran tersebut, bisnis dapat dikelola dengan lebih baik dan diharapkan dapat mendukung suatu keputusan untuk melakukan tindakan nyata berupa implementasi bisnis yang sesungguhnya.

Ada beberapa faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti lingkungan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan alami, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan (David, 2009). Berbagai jenis lingkungan eksternal tersebut memiliki keterkaitan dan sangat mempengaruhi aktivitas bisnis yang dijalankan oleh setiap perusahaan. Lingkungan demografi dan pemerintah merupakan dua faktor yang paling berpengaruh pada bisnis perusahaan yang dibahas pada penelitian ini.

Lingkungan demografi membahas banyak aspek yang dapat dipelajari dan selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya mendukung rencana suatu usaha atau bisnis. Jumlah penduduk di suatu daerah, penghasilan perkapita, perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dari penduduk dan usia produktif penduduk adalah aspek yang dapat dipelajari dari lingkungan demografi (Kuncoro, 2015).

Lingkungan eksternal lainnya yang berkaitan langsung dengan bisnis adalah pemerintah. David (2009:131) menyatakan bahwa pemerintah pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, pemberi subsidi,

(3)

3 pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Perubahan-perubahan dalam hukum paten, undang-undang, tarif pajak, dan aktivitas lobi dapat memberi pengaruh signifikan pada perusahaan. Kebijakan yang berpihak pada dunia usaha akan membantu pengusaha untuk bertahan bahkan bertumbuh dan sekaligus memicu minat banyak orang untuk terjun ke dunia usaha. Banyaknya pengusaha maka secara otomatis akan membuka kesempatan kerja atau lapangan kerja yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Pada akhirnya, dengan bertumbuhnya dunia usaha maka tenaga kerja akan dapat ditampung dalam jumlah yang cukup besar.

Kebijakan pemerintah sebagai salah satu faktor eksternal pendukung bisnis dapat dilihat berupa program pembangunan infrastruktur yang menjadi program penting dan prioritas pemerintah pusat. Beberapa bidang pembangunan yang sudah menjadi komitmen pemerintah dalam penyediaan infrastruktur berdasarkan Perpres Nomor 3 tahun 2016 dan Inpres nomor tahun 2016, bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan di berbagai wilayah Indonesia seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan laut, kereta api, jalan, jembatan, lapangan terbang, kawasan industri, pembangkit listrik dan juga kawasan pariwisata (Humas Setkab RI, diakses pada tanggal 18 April 2016 dari http: //setkab.go.id.).

Ketersediaan sumber daya yang mencukupi dibutuhkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur tersebut; salah satu sumber daya yang paling dibutuhkan adalah suplai material atau bahan bangunan seperti besi, semen, batu, pasir, kayu, triplek, bilah papan dan kayu bundar juga

(4)

4 sumber daya yang penting lainnya seperti alat berat, truk, dan peralatan pertukangan penting lainnya. Penelitian ini berfokus pada pembahasan tentang peluang usaha dalam bidang usaha distribusi bahan bangunan di kawasan Tapanuli dengan mendirikan distributor bahan bangunan. Dengan berdirinya satu usaha yang baru dalam bidang distributor bahan bangunan diharapkan juga mampu membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran. Royan (2011:5) mengatakan bahwa kemunculan distributor baru termasuk salah satu solusi yang dapat mengurangi pengangguran, meskipun jumlahnya tidak signifikan.

Pembangunan infrastruktur sebagai salah satu program andalan pemerintah pusat yang tercermin pada penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) tahun 2015 menjadi kebijakan Presiden yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, akan memberikan dampak yang cukup luas terutama dalam kesempatan pembukaan lapangan kerja serta peluang usaha baru di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian dibutuhkan pengusaha-pengusaha yang baru agar program pemerintah tersebut dapat tercapai dan negara dapat berkembang serta menjadi negara yang maju. Saat ini pengusaha Indonesia masih 1,56 % dari total penduduk. Menurut Ir. Ciputra mengatakan bahwa suatu negara akan mampu mencapai keberhasilan atau menjadi negara yang maju maka dibutuhkan minimal 2% pengusaha dari jumlah penduduk. Malaysia dengan jumlah pengusaha lebih dari 7%, dan Amerika Serikat dengan

(5)

5 jumlah pengusaha sekitar 17% dari jumlah penduduk (Sumardi 2012). Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dengan berdirinya bisnis yang baru dan salah satunya adalah distributor material bangunan di kawasan Tapanuli maka sekaligus akan menambah jumlah pengusaha di Indonesia.

Kawasan Tapanuli merupakan salah satu daerah yang berada di Propinsi Sumatera Utara. Dalam sejarah perjalanan otonomi daerah, Tapanuli merupakan salah satu bekas keresidenan yang belum menjadi propinsi di Indonesia. Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara masa Hindia Belanda dan Jepang, (diakses tanggal 25 Juli 2016 dari http://www.taputkab.go.id). Berdasarkan RAPBN-P 2015, salah satu bidang pembangunan infrastruktur yang diprioritaskan sebagai program pemerintah pusat adalah bidang pariwisata seperti terlihat pada Gambar 1.1. Sasaran utama bidang pariwisata di kawasan Tapanuli adalah menjadikan kawasan Danau Toba (KDT) sebagai salah satu tujuan wisata nasional yang dikelola oleh satu badan khusus yang dibentuk oleh pemerintah pusat yaitu Badan

Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT) di

bawah kendali kementerian Parawisata. Badan tersebut akan mengelolah dan mengembangkan berbagai fasilitas pariwisata dengan lahan minimal 500 ha yang sudah ditetapkan melalui Perpres No 49 tahun 2016. Hal itu telah disepakati oleh lima kementerian, yakni Kementerian Kemaritiman, Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kesepakatan yang

(6)

6 diputuskan dalam rapat koordinasi pengembangan destinasi Danau Toba, yang berlangsung di kampus Institut Teknologi DEL Laguboti Kabupaten Tobasa pada Januari 2016 (diakses pada tanggal 25 Maret 2016 dari

http://maritim.go.id).

Kementerian Anggaran Infrastruktur Prioritas

Rp 81.300.000.000.000 1. Perhubungan dan Maritim. 2. Energi. 3. Pariwisata. 4. Kedaulatan Pangan. Rp 4.600.000.000.000 Rp 44.900.000.000.000 Rp 10.000.000.000.000

Gambar 1.1 Empat Prioritas Infrastruktur Pemerintah Pusat

Sumber:http://katadata.co.id/infografik (2016)

Untuk mendukung program tersebut maka pemerintah mengadakan percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba yang sebelumnya sudah memiliki rencana tata ruang kawasan Danau Toba dan sekitarnya ditetapkan melalui Perpres No 81 Tahun 2014. Dengan adanya program pemerintah tersebut maka kawasan Tapanuli akan berkembang dan tercipta banyak peluang usaha. Secara khusus dalam 4 tahun kedepan pembangunan kawasan 500 ha akan berjalan secara bertahap sesuai dengan Perpres Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba.

(7)

7 Beberapa program pembangunan sudah disusun oleh pemerintah pusat. Pertama adalah percepatan pembangunan sarana dan prasarana bandara Silangit sebagai salah satu pintu gerbang masuk ke kawasan Danau Toba. Kedua adalah pembangunan jalan lingkar pulau Samosir dan jalan lingkar luar danau Toba, serta jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan hingga jalan-jalan di desa untuk setiap kabupaten di kawasan Tapanuli. Demikian juga sektor lainnya akan tumbuh dan berkembang untuk mendukung kawasan pariwisata seperti perhotelan, restoran, pusat hiburan, pusat kuliner, pusat oleh-oleh dan industri MICE.

Semua program pembangunan pusat dan daerah tersebut membutuhkan sumber daya dan salah satu sumber daya yang paling dibutuhkan untuk infrastruktur adalah bahan bangunan (Nurman, 2015). Selama ini kebutuhan bahan bangunan diambil langsung dari Medan – ibukota propinsi yang dapat ditempuh selama lima jam perjalanan dengan menggunakan mobil, baik oleh kontraktor lokal, pemilik toko bahan bangunan dan termasuk masyarakat umum dengan pembelian kebutuhan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup besar.

Di kawasan Tapanuli, ada tiga kabupaten yang menjadi pasar potensial yang dipergunakan penulis untuk menjadi pasar utama, seperti Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa, dan Kabupaten Humbahas. Target ke depan adalah dapat menguasai kabupaten bekas keresidenan Tapanuli yang lebih dari 10 kabupaten. Dari ketiga kabupaten tersebut, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah – APBD dan Pendapatan Asli Daerah

(8)

8 – PAD masing-masing daerah periode 2015 sebagai berikut: Kabupaten Tobasa dengan APBD sebesar Rp997.808.607.000,00 dan PAD sebesar Rp19.006.586.000,00; Kabupaten Taput dengan APBD sebesar Rp1.239.318.179.000,00; dan PAD sebesar Rp36.138.354.000,00; Kabupaten Humbahas dengan APBD sebesar Rp933.137.419.000,00 dan PAD sebesar Rp15.212.701.000,00 (Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 dari http://sumut.bps.go.id.)

Dari ketiga Kabupaten tersebut di atas dengan total APBD sebesar Rp3.170.264.205.400,00 dan PAD sebesar Rp70.357.641.000,00 dengan anggaran untuk infrastruktur berupa pembangunan dan renovasi sekitar 35% atau sebesar Rp1.109.592.471.890,00.

Untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek dalam rangka Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT) dan pemerintah daerah di kawasan Tapanuli serta masyarakat yang membangun maka dibutuhkan pelaku usaha atau bisnis bahan bangunan dengan berbagai ukuran. Berdasarkan survei awal peneliti (Juni 2016) terdapat 34 pelaku usaha yang memiliki kesamaan usaha dalam bidang bahan bangunan seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Toko Bahan Bangunan di Kawasan Tapanuli

No Nama Usaha Alamat Kota

1 UD. SAN JAYA Jl. Balige KM 4, Pohan Tonga Taput

2 TOKO LEORISA Jl. Sisingamangaraja No.79, Siborongborong Taput

3 UD. ROMAIDA Jl. Sisingamangaraja No. 81, Siborongborong Taput

4 TOKO PATIMURAH Jl. Tarutung, Siborongborong Taput

5 UD. GOKMA Jl. Sisingamangaraja No. 21, Siborongborong Taput

(9)

9

Tabel 1.1 Toko Bahan Bangunan di Kawasan Tapanuli (Lanjutan)

No Nama Usaha Alamat Kota

7 UD. PARRONA

Jl. Sisingamangaraja No. 254,

Siborongborong Taput

8 JAYA KERAMIK Jl. D.I. Panjaitan No.18 Tarutung Taput

9 UD. TOLONG KITA Jl. Sisingamangaraja, Tarutung Taput

10 TOKO PUTRI Jl. Sisingamangaraja No.100, Tarutung Taput

11 TOKO ZAMAN Jl. D.I. Panjaitan No. 20, Tarutung Taput

12 CV. DELTA USAHA Jl. Sisingamangaraja No. 62 Tarutung - Taput Taput

13 CV. RAP TARULI Jl. Balige, Jl. Naipospos No. 125 Sipoholon Taput

14 WISMA TONDONG Silangit, Siborongborong Taput

15 UD. MITRA KELUARGA Silangit, Siborongborong Taput

16 UD. MARTUPA JAYA Jl. Sisingamangaraja No. 75, Siborongborong Taput

17 CV. INDAH JAYA Sigompul, Lintong Ni Huta Humbahas

18

CV. PUTRA DOLOK

SANGGUL 1 Desa Pasaribu, Kec. Dolok Sanggul Humbahas

19

CV. PUTRA DOLOK

SANGGUL 2 JL. Letkol No. 60, Dolok Sanggul Humbahas

20 BP PURBA Jl. Letkol D.A Manullang No. 4B Humbahas

21 SINAR BARU/DARWIS Jl. Sisingamangaraja No. 08, Dolok Sanggul Humbahas

22 CV. ASIMA JAYA Jl. Siliwangi No.17, Dolok Sanggul Humbahas

23 TOKO SIREGAR Jl. Siliwangi No. 155, Dolok Sanggul Humbahas

24 K. HUTAHAEAN Jl. Siliwangi No.88, Dolok Sanggul Humbahas

25 UD. MILLENIUM Jl. Siliwangi No. 30, Dolok Sanggul Humbahas

26 UD. ARTA PARGAULAN Jl. Pargaulan Lintong Ni Huta, Dolok Sanggul Humbahas

27 UD. USAHA MUDA Jl. Sisingamangaraja No.1, Laguboti Tobasa

28 UD. OVADYA Jl. Sisingamangaraja No.6, Laguboti Tobasa

29 UD. LINDUR PLAN Jl. Sisingamangaraja No.9-11-13, Laguboti Tobasa

30 CV. SINAR BINTANG Jl. Pematang Siantar No. 08, Porsea Tobasa

31 CV. GUNUNG MAS Jl. Sisingamangaraja No. 171, Porsea Tobasa

32 UD. DAMAI STORE Jl. Sisingamagaraja No. 17, Porsea Tobasa

33 UD. POSMA SARI Jl. Pematang Siantar No. 16, Balige Tobasa

34 TOKO SEJAHTERA Jl. Sisingamangaraja No. 6 ,Balige Tobasa

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Note: Taput: Tapanuli Utara, Humbahas: Humbang Hasundutan, dan Tobasa: Tobas Somosir

Sebagai contoh di kota Medan selain toko bahan bangunan, juga dikelola dengan lebih modern seperti supermarket Home Smart, Pratama

(10)

10 Supermarket. Belanja di supermarket bahan bangunan, pada umumnya sama seperti di mall dan setiap pengunjung melayani diri sendiri (memilih dan mengambil sendiri barang) sesuai dengan kebutuhan dan jumlah barang yang akan dibeli.

Berdasarkan pengamatan penulis, usaha toko bahan bangunan di kawasan Tapanuli pada umumnya dikelola secara konvensional dan yang mengelola adalah anggota keluarga. Pengelolaan usaha bahan bangunan dengan model bisnis konvensional belum banyak yang memiliki manajemen yang baik dan profesional, dengan demikian masih banyak keterbatasan yang dimiliki. Tidak sedikit di antara mereka yang mengerjakan banyak hal seperti pemilik toko dapat merangkap untuk beberapa pekerjaan sebagai pelayan dan kasir sekaligus.

Ketidakmampuan dari pemilik toko atau para pemilik usaha bahan bangunan untuk membentuk organisasi, menjalankan manajemen yang baik serta kurangnya sumber daya yang memadai disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain keterbatasan pengetahuan pemilik usaha dalam hal manajemen, organisasi, keuangan, pemasaran, sales, akses terhadap sumber pembiayaan dan jaringan kerjasama dengan pemerintah dan BUMN serta para pelaku usaha lainnya.

Dengan berbagai macam keterbatasan yang dimiliki para pelaku usaha tersebut, maka perkembangan usaha akan berjalan dengan lambat dan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar akan sangat terbatas. Penulis melihat bahwa kondisi tersebut tidak akan banyak berubah sedangkan

(11)

11 pembangunan di kawasan Tapanuli akan bertumbuh dengan berbagai program pemerintah. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut, memberikan peluang untuk mendirikan usaha distributor bahan bangunan di kawasan Tapanuli. Usaha distributor diharapkan dapat menyediakan berbagai jenis kebutuhan bahan bangunan yang akan menjual berbagai jenis barang dengan model distributor multi produk (Royan, 2011: 13).

1.2 Lingkungan Internal Perusahaan

Bisnis bahan bangunan merupakan salah satu jenis usaha yang berkaitan dengan kebutuhan pembangunan konstruksi sipil, mekanikal, listrik seperti pembangunan gedung, jalan, jembatan, pelabuhan, lapangan terbang, irigasi, pembangkit listrik serta infrastruktur lainnya. Pada umumnya bisnis bahan bangunan dikelola dengan membuka toko bahan bangunan. Setiap toko bahan bangunan menyediakan dan menjual barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan pembangunan konstruksi. Bahan bangunan yang dijual seperti semen, seng, besi cor, besi profil, pasir, batu bata, batu kali, keramik, paku, cat, lampu, kabel, saklar.

Dari pengamatan yang telah dilakukan di berbagai toko di kawasan Tapanuli, usaha bahan bangunan menggunakan merek usaha tertentu, yaitu Usaha Dagang (UD) dan toko dengan nama usaha tertentu dan terkadang dengan menggunakan nama pemilik sendiri. Banyak di antara usaha bahan bangunan menggunakan nama usaha atau merek hanya formalitas dan

(12)

12 belum tentu memiliki legalitas sesuai dengan peraturan pemerintah. Kondisi seperti ini masih berlangsung hingga sekarang. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang kurang baik karena tidak ada kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak bank, mengingat tidak didukung dengan legalitas usaha yang baik. Dengan kondisi tersebut, usaha toko pada umumnya tidak dapat bertumbuh dengan baik dan cepat, dan hanya mampu mempertahankan kondisi yang ada. Melihat kondisi yang ada dan adanya program pemerintah melalui Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT) di kawasan Tapanuli maka dibutuhkan pelaku usaha di berbagai sektor dan salah satunya usaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan di kawasan Tapanuli.

Untuk menangkap peluang yang ada saat ini seperti yang sudah dipaparkan maka penulis menyusun model bisnis yang dapat memberikan suatu nilai tambah. Model bisnis distributor bahan bangunan CV. Mitra Andalan Sentosa menggunakan konsep yang dikelola dengan manajemen yang professional serta memiliki beberapa keunggulan kompetitif. Keunggulan yang ditawarkan adalah harga yang bersaing, distribusi material yang tepat waktu, sistem pembayaran dengan skema tertentu, membangun kerjasama dengan skema tertentu antara perusahaan dengan para pelaku usaha, dan bank daerah secara bersama-sama. Dalam model bisnis ini juga memiliki peran yang sangat penting seperti pengelolaan dengan manajemen yang baik dan professional serta disiplin yang kuat.

(13)

13 CV. Mitra Andalan Sentosa adalah satu anak usaha dari PT. Tanato Indonesia Grup (TIG) yang khusus dipersiapkan untuk menjadi distributor bahan bangunan dengan menjual berbagai jenis barang (distributor multi produk). PT. Tanato Indonesia Grup sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam beberapa bidang usaha kontraktor seperti bidang konstruksi sipil, mekanikal, listrik dan juga dalam bidang bisnis radio telekomunikasi (Radio untuk BTS – Based Transcivier Station). CV. Mitra Andalan Sentosa didirikan dengan tujuan khusus karena adanya peluang bisnis distributor khusus untuk bahan bangunan produk di kawasan Tapanuli. CV. Mitra Andalan Sentosa berlokasi di jalan lintas Muara No 18-19 kawasan bandara Silangit, Kecamatan Siborong-Borong, Kabupaten Tapanuli Utara. CV. Mitra Andalan Sentosa sudah didirikan pada tanggal 14 Oktober 2014 dengan izin dari pemerintah nomor 09 S.K Menkel RI No.C-433.HT.03.01-Th.1999. Sesuai akte pendirian perseroan komanditer (Comanditaire Venotschap) dengan bidang usaha sebagai distributor,

supplier, leveransir, grosir, komisioner dan keagenan (perwakilan) dari berbagai macam barang perdagangan khususnya di bidang distributor bahan bangunan, seperti semen, besi, atap, keramik, cat, batu bata, batu kali, pipa, paku, baja ringan, triplex, gibsum, pasir, batu spilit, kabel.

Lebih spesifik CV. Mitra Andalan Sentosa memiliki beberapa keunggulan yang menjadi ciri khas yaitu:

a. Didukung dengan manajemen yang sudah mapan (share dengan TIG). b. Sumber daya manusia (SDM) yang handal.

(14)

14 c. Gudangdan Showroom yang luas.

d. Lokasi kantor yang strategis. e. Peralatan dan sarana yang memadai. f. Informasi yang mudah diakses.

g. Jaringan yang sudah terbangun dengan baik (Induk TIG). h. Sistem Logistik yang memadai.

i. Ada kantor pusat dan operasional di Jakarta dan Medan. j. Akses dan kerjasama dengan berbagai produsen.

1.3 Rumusan Masalah

Dari penjelasan lingkungan bisnis, baik lingkungan eksternal maupun internal yang saling terkait, kawasan Tapanuli yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota masih membutuhkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan baik antara satu kabupaten dan kabupaten lainnya untuk menciptakan suatu nilai tambah bagi kawasan. Pembangunan tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Selama ini khusus penyediaan bahan bangunan disuplai dan dikuasai oleh beberapa distributor dari Medan karena kemampuan pelaku usaha di kawasan Tapanuli yang masih terbatas. Dalam kesempatan ini, penulis melihat ada satu tantangan yang sekaligus menjadi peluang untuk bisnis yang kelak dapat berperan untuk menyediakan kebutuhan penyediaan berbagai jenis kebutuhan bahan bangunan dengan bendera CV. Mitra Andalan Sentosa. Model bisnis tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan tentang kebutuhan bahan bangunan di kawasan Tapanuli dalam rangka

(15)

15 pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dan swasta. Selain itu juga mendukung kawasan Danau Toba sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia melalui program Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT). Dengan kondisi diatas maka perlu disusun model bisnis CV. Mitra Andalan Sentosa sebagai respon atas peluang yang ada.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan adalah untuk merancang model bisnis distributor bahan bangunan CV. Mitra Andalan Sentosa di kawasan Tapanuli.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan rancangan model bisnis distributor bahan bangunan CV. Mitra Andalan Sentosa adalah:

1. Untuk pengusaha dan para calon pengusaha, menjadi salah satu referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memulai usaha distributor bahan bangunan.

2. Untuk akademisi, dapat menjadi salah satu gambaran tentang dunia usaha serta industri terkait, dan secara khusus menjadi gambaran tentang model bisnis distributor bahan bangunan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I menjelaskan tentang lingkungan eksternal perusahaan maupun lingkungan internal perusahaan serta keterkaitannya dengan usaha dalam bidang

(16)

16 distributor bahan bangunan. Bab II menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan penulisan. Adapun bahasan dalam penulisan adalah model bisnis distributor bahan bangunan. Bab III menjelaskan tentang metode untuk mendapatkan data serta analisa tentang data yang diperoleh. Bab IV membahas serta menjelaskan tentang analisa dari data yang diperoleh dengan teknik yang sudah ditetapkan. Bab V menjelaskan mengenai rencana implementasi atau aksi dari model bisnis tersebut menjadi suatu bisnis yang benar-benar dapat dijalankan.

Gambar

Gambar 1.1 Empat Prioritas Infrastruktur Pemerintah Pusat  Sumber: http://katadata.co.id/infografik (2016)

Referensi

Dokumen terkait

Bagan tancap (lift net stationary) tempat penelitian penulis merupakan alat tangkap yang dioperasikan pada malam hari yang terletak di perairan Poncan Gadang Teluk

Islam tidak menolak usaha menghasilkan laba, oleh karenanya tidak ada alasan bagi lembaga keuangan bank untuk tidak masuk dalam suatu kemitraan dengan pengusaha dan meminjamkan

sering terjadi penolakan karyawan dari bagian lain bila dipindahtugaskan ke bagian marketing. Adanya keterbatasan sumber daya manusia ini menyebabkan PT Unitex

Lembar skala sikap mengukur tingkat kepraktisan dan kemenarikan, yang meliputi: kemudahan mengenal tokoh wayang, bermain tebak gambar, mengikuti pelajaran, kebutuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 tentang gaya gravitasi dan cara mengatasinya dengan pembelajaran remidiasi

Hasil penelitian tentang pengaruh Green Competitive Strategies terhadap pelaksanaan Green banking sejalan dengan penelitian Tonmoy (2013) menjelaskan bahwa Green

Dengan adanya pemberian hukuman oleh orangtua sebagai cara pencegahan perilaku agresif pada remaja, tentunya remaja dapat lebih baik dalam mengaktualisasikan diri dan

1) Untuk mengetahui kestasioneran data, maka digunakan uji akar unit pada tingkat level dengan menggunakan teori Phillips- Perron Test. 2) Apabila data tidak stasioner