• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19. Persepsi Nasabah Terhadap Green Banking Sebagai Mitigasi Perubahan Iklim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19. Persepsi Nasabah Terhadap Green Banking Sebagai Mitigasi Perubahan Iklim"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-44 UNS Tahun 2020

Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19

Persepsi Nasabah Terhadap Green Banking Sebagai Mitigasi Perubahan Iklim

I Gusti Putu Diva Awatara, Anwar Hamdani, Linda Nur Susila, Endang Saryanti

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies terhadap penerapan green banking di kota Surakarta. Penelitian ini termasuk penelitian survei yang dilakukan terhadap nasabah bank di kota Surakarta. Metode sampel yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan karena responden yang dijadikan sampel adalah pelanggan yang menerima layanan perbankan menggunakan prinsip perbankan, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 pelanggan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Asumsi klasik menggunakan uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas, dan uji multikolinieritas. Pengujian hipotesis meliputi analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies memiliki pengaruh terhadap green banking di kota Surakarta. Variabel dengan dampak terbesar adalah manajemen bencana. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan nilai R2 adalah 0,848, artinya 84,8% dari variabel green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies berdampak pada penerapan green banking di kota Surakarta, sedangkan pada sisanya 15,2% dijelaskan oleh variabel independen lain di luar model penelitian seperti komitmen organisasi dan produk hijau.

Kata kunci: green investment, manajemen bencana, green competitive strategies, green banking

Pendahuluan

Masalah paling rumit yang dihadapi dunia saat ini adalah perubahan iklim. Telah ada upaya secara terus menerus di seluruh dunia untuk mengukur dan mengurangi risiko perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Banyak negara, telah membuat komitmen yang diperlukan untuk melakukannya (Raksanagara et al., 2016).

Prinsip dasar green banking adalah upaya memperkuat kemampuan manajemen risiko bank khususnya terkait dengan lingkungan hidup dan mendorong perbankan untuk meningkatkan portofolio pembiayaan ramah lingkungan seperti energi terbarukan, efisiensi

(2)

energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi ramah lingkungan, dan berbagai produk eco-label (Barhate & Tamboli, 2016; Bose et al., 2018; Mozib Lalon, 2015; Nath et al., 2014). Upaya tersebut merupakan wujud kesadaran bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang bersangkutan (Sumanti & Poputra, 2014). Dalam kerangka yang lebih makro dan bersifat jangka panjang, Bank Indonesia berharap green banking akan memberikan kontribusi positif pada upaya penguatan kebijakan fiskal dan moneter yang antara lain tercermin dari menurunnya beban impor minyak dan produk pertanian karena terjadi peningkatan pasokan energi domestik dari sumber-sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi penggunaan energi oleh industri, dan peningkatan produk pertanian organik yang didukung oleh perbankan nasional (Kennedy dan Morlot, 2012).

Green banking ini diterjemahkan sebagai upaya perbankan untuk mengutamakan pemenuhan keberlanjutan dalam penyaluran kredit atau kegiatan operasionalnya (Bihari, 2010; Lymperopoulos et al., 2012). Bank, secara langsung memang tidak tergolong sebagai penyumbang pencemaran lingkungan yang tinggi. Penggunaan energi, air dan sumber daya alam lainnya dalam kegiatan perbankan tidaklah separah penggunaan oleh sektor-sektor lain, seperti pertambangan dan industri pengolahan. Namun demikian, perbankan tidak lantas dapat dilepaskan dari persoalan meningkatnya degradasi lingkungan hidup. Dengan memberikan pinjaman atau pembiayaan kepada nasabahnya, bank dapat menjadi pemicu bagi kegiatan-kegiatan yang berdampak pada lingkungan (Siregar dan Zahra, 2020). Hingga kini, perdebatan mengenai pihak mana (bank atau debitur) yang harus bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sebagian bank telah mencoba melakukan seleksi sejak awal terhadap pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Bank memiliki hak penuh untuk menurunkan pembiayaan atau tidak, tergantung sejauh mana kegiatan yang akan dibiayai dengan pinjaman bank berdampak pada lingkungan .

Prinsip dasar green invesment adalah mendorong perbankan untuk meningkatkan portofolio pembiayaan ramah lingkungan seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi ramah lingkungan, dan berbagai produk eco-label (Nappu et al., 2017). Upaya tersebut merupakan wujud kesadaran bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang bersangkutan (Purnamasari dan Mimba, 2014).

Pemeliharaan mata pencaharian berkelanjutan didasarkan pada adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan (termasuk bahaya alam) bersama dengan perubahan ekonomi

(3)

dan politik sehingga berdampak pada sektor perbankan (Batterbury dan Forsyth 1999). Manajemen bencana memiliki dampak yang signifkan pada penerapan green banking karena adaptasi bencana terkait hubungan sosial dalam rangka mitigasi perubahan iklim. Manajemen bencana terkait juga dengan sudut pandang perspektif adaptasi (Goodman dan Leatherman, 2001). Beberapa penelitian memfokuskan tentang manajemen bencana terhadap green banking dan perubahan iklim (Allen, 2006; Ahmed dan Chowdhury, 2006; Rojas Blanco, 2006; Hageback et al., 2005; Stiger et al., 2005). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara manajemen bencana dan green banking.

Isu lingkungan saat ini menjadi perhatian masyarakat seperti polusi udara dan kerusakan lingkungan berdampak pada banjir khususnya di kota besar. Hal ini juga menjadi perhatian industri perbankan untuk lebih meningkatkan kepedulian pada masalah lingkungan dan para nasabah untuk meningkatkan perilaku ramah lingkungan. Perumusan masalah yang ada selama ini green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies memiliki dampak atau tidak terhadap implementasi green banking di Kota Surakarta. Penelitian Tonmoy (2013) menjelaskan bahwa Green Competitive Strategies yang ditawarkan oleh industri perbankan dapat memberikan dampak positif kepada implementasi green banking sehingga dapat meningkatkan perilaku aktivitas perbankan yang ramah lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas industri perbankan untuk melaksanakan green banking karena jika Green Competitive Strategies berjalan dengan baik maka green banking dapat terlaksana dengan lancar (Naser, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies berdampak terhadap implementasi green banking di Kota Surakarta.

Metodologi

Penelitian ini termasuk penelitian survey yang dilakukan pada nasabah Bank di Kota Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dan nasabah bank di Kota Surakarta. Metode sampel yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan tujuan karena responden yang dijadikan sampel adalah nasabah yang menerima pelayanan perbankan dengan menggunakan prinsip perbankan, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 nasabah. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi.

Teknik analisis data mengunakan analisa instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas; uji asumsi klasik menggunakan uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji

(4)

normalitas dan uji multikolinieritas. Pengujian hipotesis meliputi analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan analisis koefisien determinasi (R2). Model persamaan regresi linier

berganda dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +e

Keterangan:

Y = Green banking X1 = Green Investment

X2 = Manajemen bencana

X3 = Green Competitive Strategies

b1 … b3 = Koefisien regresi

e = Error

.

Hasil dan Pembahasan

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa green banking, green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies memiliki nilai seluruh item pernyataan valid dalam menjelaskan variabel. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa green banking, green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies dapat diandalkan (reliabel). Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data tidak mengalami gangguan heterokesdatisitas, tidak terjadi autokorelasi, data berdistribusi normal dan variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Hasil persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa:

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi

Variabel Beta t Hit Sig Kesimpulan

Contant 0.285

X1 0.171 2.053 0.044 signifikan

X2 0.493 6.508 0.000 signifikan

X3 0.191 2.206 0.031 signifikan

Sumber: data primer diolah (2019)

Berdasarkan hasil olah data dalam tabel di atas, dapat disusun persamaan regresi berikut : Y = 0,285 + 0,171X1 + 0,493X2 + 0,191X3 + ε

(0,044**) (0,000***) (0,031**)

R2 = 0,848 ; F= 131,698; Sig F = 0,000

*** = Hasilnya signifikan pada taraf uji 1% ** = Hasilnya signifikan pada taraf uji 5%

Hasil penelitian ini berdampak pada implementasi Green Banking di Kota Surakarta. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Naser (2016) Prinsip dasar green invesment adalah mendorong perbankan untuk meningkatkan portofolio pembiayaan ramah

(5)

lingkungan seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi ramah lingkungan, dan berbagai produk eco-label. Upaya tersebut merupakan wujud kesadaran bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang bersangkutan (IFC, 2016).

Pemeliharaan mata pencaharian berkelanjutan didasarkan pada adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan (termasuk bahaya alam) bersama dengan perubahan ekonomi dan politik sehingga berdampak pada sektor perbankan (Batterbury dan Forsyth 1999). Manajemen bencana memiliki dampak yang signifkan pada penerapan green banking karena adaptasi bencana terkait hubungan sosial dalam rangka mitigasi perubahan iklim. Manajemen bencana terkait juga dengan sudut pandang perspektif adaptasi (Goodman dan Leatherman, 2001). Beberapa penelitian memfokuskan tentang manajemen bencana terhadap green banking dan perubahan iklim (Allen 2006; Ahmed dan Chowdhury 2006; Rojas Blanco 2006; Hageback et al., 2005; Stiger et al., 2005). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara manajemen bencana dan green banking.

Hasil penelitian tentang pengaruh Green Competitive Strategies terhadap pelaksanaan Green banking sejalan dengan penelitian Tonmoy (2013) menjelaskan bahwa Green Competitive Strategies yang ditawarkan oleh industri perbankan dapat memberikan dampak positif kepada implementasi green banking sehingga dapat meningkatkan perilaku aktivitas perbankan yang ramah lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas industri perbankan untuk melaksanakan green banking karena jika Green Competitive Strategies berjalan dengan baik maka green banking dapat terlaksana dengan lancar (Naser, 2016).

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa green investment, manajemen bencana dan green competitive strategies, mempunyai pengaruh terhadap green banking di Kota Surakarta. Variabel yang paling besar berdampak tersebut adalah manajemen bencana.

Daftar pustaka

Allen, K. M. (2006). ‘Community-based Disaster Preparedness and Climate Adaptation:Local Capacity-Building in the Philippines’. In Disasters, 30(1):81-101.

Barhate, G. H., & Tamboli, M. A. (2016). Green Banking: An Overview. IBMRD’s Journal of Management & Research. Vol. 5. Issue 2. pp. 49-52.

(6)

Batterbury, S & Forsyth, T. (1999). Fighting Back: Human Adaptations in Marginal Environment. Environment 41: 6, pp. 6 – 11

Bihari, S. C. (2011). Green banking-towards socially resonsible banking in india. International Journal of Business Insights & Transformation, 4(1), 82-87.

Bose, S., Khan, H. Z., Rashid, A., & Islam, S. (2018). What drives green banking disclosure? An institutional and corporate governance perspective. Asia Pacific Journal of Management. Vol. 35. Issue 2. pp. 501 - 527.

Goodman, Allan dan T. Leatherman, 2001. Traversing The Chasm Between Biology and Culture: AN Introduction. In Building a New Biocultural Synthesis: Political Economic Perspectives in Biological Antrophology. University of Michigan Press

Hageback, J.; Sundberg, J.; Ostwald, M.; Chen, D.; Yun, X.; & Knutsson, P. (2005). Climate Variability and Land-Use Change in Danangou Watershed, China. Examples of SmallScaleFarmers’Adaptation.In Climatic Change, 72: 189-212

Kavitha. (2016). Green Banking – towards Sustainable Development. International Journal Of Innovative Research & Development. Vol 5 Issue 2: 339-345.

Kennedy, C., & Morlot, J. (2012). Mobilising Investment in Low Carbon, Climate Resilient Infrstructure. OECD Environmental Working Paper. https://doi.org/10.1787/5k8zm3gxxmnq-en

Lymperopoulos, C., Chaniotakis, I. E., & Soureli, M. (2012). A model of green bank marketing. Journal of Financial Services Marketing. 17, pp. 177–186

Mozib Lalon, R. (2015). Green Banking: Going Green. International Journal of Economics, Finance and Management Sciences. Volume 3. Issue 1. Pages: 34-42.

Nappu, B., Taufik, M., & Topik, M. (2017). Sistem USaha Tani Kakao Berbasis Bioindustri pada Sentra Pengembangan di Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. https://doi.org/10.21082/jp3.v35n4.2016.p187-196

Naser Azad. (2016). Identifying and Ranking the Affecting Factors of the Green Banking on Banks Competitive Market (State-Owned Banks and Private Population of Tehran). The Caspian Sea Journal. Volume 10, Issue 1, pp. 3-8.

Nath, V., Nayak, N., & Goel, A. (2014). Green Banking Practices – A Review. International Journal of Research in Business Management.

Purnamasari, N. K. I., & Mimba, N. P. S. H. (2014). Penilaian Tingkat Kesehatan PT . BPD Bali Berdasarkan Risk Profile, GCG, Earning, Capital. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Raksanagara, A., Arisanti, N., & Rinawan, F. (2016). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Di Jawa-Barat. Jurnal Sistem Kesehatan. https://doi.org/10.24198/jsk.v1i1.10339

Ravi Meena. (2013). Green Banking: As Initiative for Sustainable Development. Global Journal of Management and Business Studies. Volume 3, Number 10, pp. 1181-1186

Rojas Blanco, A. V. (2006). ‘Local Initiatives and Adaptation to Climate Change’. In

Disasters,30(1): 140-147

Shruti Garg. (2015). Green Banking: An Overview. Global Journal of Advanced Research. Vol-2, Issue-8 pp. 1291-1296.

Siregar, P. P., & Zahra, A. H. (2020). Bencana Nasional Penyebaran COVID-19 sebagai Alasan Force Majeure, Apakah Bisa? Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Stiger, C. J.; Dawei, Z.; Onyewotu, L. O. Z.; Xurong, M. (2005). ‘Using Traditional Methods and Indigenous Technologies for Coping with Climate Variability’. In Climatic

(7)

Sumanti, E. R., & Poputra, A. T. (2014). Analisis Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Dan Kinerja Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk. Accountability. https://doi.org/10.32400/ja.4937.3.1.2014.14-22

Tonmoy Toufic Choudhury. 2013. Influence of Stakeholders in Developing Green Banking Products in Bangladesh. Research Journal of Finance and Accounting. Vol.4, No.7: pp. 67-77.

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Keadaan (state space) Misalkan X adalah suatu peubah acak yang memiliki nilai pada himpunan terbilang S, maka S dikatakan ruang keadaan... 2.7 Sebaran Kehidupan,

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Prvi kriterij je da se proizvođač nalazi po mogućnosti što bliže Hrvatskoj kako bi se što više olakšao prijevoz naručenog materijala, a drugi je sposobnost proizvodnje cijevi do

Sesuai dengan hubungan yang telah dibatasi maka dibangun rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah information berpengaruh terhadap Brand Recognition pasar sasaran setelah

probabilitas lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi (0,752 > 0,05), Besarnya nilai probabilitas sebesar 0,752 berarti bahwa besarnya tingkat persentase

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan mahasiswa STKIP PGRI Sumatraa Barat kurang dalam menyikapi UU ITE nomor 19 tahun 2016 pada pasal 28 ayat

Definisi informasi dalam laporan tugas akhir ini adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata untuk

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, magic bytes adalah kumpulan beberapa byte pada awal sebuah file, dimana magic bytes untuk setiap jenis file adalah