• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP - SOP Lab Edit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP - SOP Lab Edit"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERIKSAAN FECES

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode Natif (Direct slide)

Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya. Tujuan Mengetahui adanya infeksi cacing parasit pada seseorang yang

diperiksa fesesnya. Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan

Alat:

 Batang pengaduk (Lidi)

Object glass

Cover glass

 Mikroskop 9

Bahan:

 Sampel tinja sebanyak 10 gram atau sebesar biji kacang

 Larutan NaCl 0,9%

 Larutan eosin 2 % 2.

(2)

1. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi : warna,konsistensi,darah,lendir,cacing dewasa,bau

2. Disiapkan objek glass yg bersih dan bebas lemak

3. Ditetesi dengan 1 tetes larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 % 4. Diamabil satu ujung feces dengan lidi

5. Dicampur dengan larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 %

6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 100x

7. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi: eritrosit,leukosit,telur cacing,larva cacing,amoeba

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

PEMERIKSAAN HBSAG

(3)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Hepatitis virus adalah penyakit sistematik terutama melibatkan kasus liver.sebagian besar dari penyebab hepatitis akut disebabakan oleh virus hepatitis.antigen kompleks yang ditemukan pada permukaan HBV disebut HbsAg. HbsAg memiliki 4 subtipe utama : adw,ayw,Adr dan ayr. Karena determina antigen heterezigot ada 10 subtipe utama dari Hepatitis virus B.

Tujuan untuk mendeteksi antigen virus hepatitis B pada permukaan serum atau plasma secara cepat dan kualitatif

Kebijakan

Prosedur ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

o Test strip

o Serum atau plasma

o Timer CARA KERJA

1.Diambil bungkusan strip pada suhu ruangan sebelum bungkusan tersebut dibuka.buka bungkusan strip pemeriksaan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 1 jam

2. 2.Dimasukkan strip kedalam serum atau plasma yang telah dimasukan kedalam tabung yang mudah di amati,biarkan 10-15 detik dalam serum.batas serum jangan sampai pada MAX LINE. 3. 3.Dikeluarkan strip dan jalankan stopwatch,biarkan samapai 15

menit kemudian baca hasilnya,samapai muncul garis merah. 4. dilihat hasil pemeriksaan

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(4)

Pemeriksaan Glukosa

(5)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : GOD PAP Merupakan produk akhir metabolisme karbohidrat dan merupakan sumber energi utama untuk organiosme hidup, yang kegunaannya dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen serta disimpan dalam hati dan otot-otot untuk dipakai bila man perlu dan, disamping itu, diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa. Glukosa ditemukan dalam urin pada penderita DM.

Tujuan Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan

 klinipet 10 ul dan 500 ul

 Photometer 5010

 Tabung reaksi dan rak tabung.

 Yellow Tip dan white tip

 Tissue

 Serum

 Reagen Glukosa

 Standar Glukosa Cara kerja :

1.Disiapkan tabung reaksi

2.Dipipet masing-masing ke dalam tabung

Blanko Standar Sampel

Standar - 5 ul

(6)

Reagen Kerja 500 µl 500 µl 500 µl

3.Dihomogenkan , lalu diikunbasi selama 15 menit pada suhu 37° C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan menu Glukosa.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

PEMERIKSAAN CHOLESTROL

(7)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : CHOD-PAP

Kolesterol dapat diakumulasi atau disimpan secara tidak abnormal, seperti pada batu empedu dan kistaateroma. Sediaannya dipakai sebagai bahan pengemulsi obat-obatan.

Tujuan Untuk mengetahui kadar cholestrol dalam darah Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

klinipet 5 ul dan 500 ul

Photometer

Tabung reaksi dan rak tabung

Tip. Tissue Serum Reagen Cholesterol Standar Cholesterol Cara kerja :

1. Disiapkan tabung reaksi

2. Pipet masing-masing ke dalam tabung :

3.Dicampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan Cholesterol

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Blanko Standar Sampel

Sampel - - 5 µl Larutan standar - 5 µl -Reagen Kerja 500 µl 500 µl

(8)

Lingkup Dokumentasi

PEMERIKSAAN LDL

(9)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : Test warna-Enzymatik

Chylomicrons,VLDL d Chylomicrons,VLDL dan HDL cholestrol dihilangkan secara khusus melalui reaksi enzymatik.kemudian LDL cholesterol yang tertinggal diukur melalui reaksi enzymatik khusus ,juga memakai surfactans spesific untuk LDL

Tujuan Untuk pengukuran kuantitatif LDL-cholesterol (LDL)

Kebijakan

Prosedur a. Bahan : Serum b.Alat :

1. Tabung

2.Mikropipet 3. Yellow tip . blue tip 4.Centrifuge

5.Photometer c.Reagensia : 1. Rg cholestrol

2. Rg LDL d.Cara Kerja :

1.dipipet reagen LDL sebanyak 1000 µ 2.Ditambah 200 µ serum

3.diputar dengan centrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit

4.Diambil presipitatnya sebanyak 50 µ 5.Ditambah 500 µ reagen cholestrol 6.Diinkubasi selama 15 menit 7.dibaca pada fotometer

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(10)

PEMERIKSAAN HDL

(11)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : Test warna-Enzymatik

Chylomicrons,VLDL d Chylomicrons,VLDL dan LDL cholestrol dihilangkan secara khusus melalui reaksi enzymatik.kemudian HDL cholesterol yang tertinggal diukur melalui reaksi enzymatik khusus ,juga memakai surfactans spesific untuk HDL

Tujuan Untuk pengukuran kuantitatif HDL-cholesterol (HDL)

Kebijakan

Prosedur a.Bahan : Serum b.Alat :

1. Tabung dan rak tabung 2.Mikropipet 3. Yellow tip . blue tip 4.Centrifuge

5.Photometer c.Reagensia : 1. Rg cholestrol

2. Rg HDL d.Cara Kerja :

1.dipipet reagen HDL sebanyak 1000 µ 2.Ditambah 200 µ serum

3.diputar dengan centrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit

4.Diambil presipitatnya sebanyak 50 µ 5.Ditambah 500 µ reagen cholestrol 6.Diinkubasi selama 15 menit 7.dibaca pada fotometer

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(12)

PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B

(13)

NIK.

Pengertian Metode : GOD-PAP

Senyawa yang terdiri dari tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi menjadi gliserol, lemak netral merupakan bentuk penyimpanan lipid yang biasa pada hewan.

Tujuan Untuk mengetahui kadar trigliserida dalam sample

Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

klinipet 5 ul dan 500 ul

Photometer

Tabung reaksi dan rak tabung

Yellow tip . blue tip

Tissue

Serum

Reagen trigliserida

Standar trigliserida Cara kerja :

1.Disiapkan tabung reaksi

2.Pipet masing-masing ke dalam tabung :

3.Dicampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan Trigliserida

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Blanko Standar Sampel

Sampel - - 5 µl Larutan standar - 5 µl -Reagen Kerja 500 µl 500 µl

(14)

PEMERIKSAAN ALBUMIN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B

(15)

NIK.

Pengertian Metode : BCG (Bromcresol Green

Protein yang larut dalam air dan juga dalm konsentrasi larutan garam yang sedang.

Tujuan Untuk mengetahui kadar albumin dalam serum penderita Kebijakan

Prosedur Reagen :Reagen albumin dan Standart E. Bahan : Serum atau plasma

F. Alat :

Fotometer

Tabung reaksi dan rak tabung Yellow tip . blue tip

Blue dan Yellow tipe Cara kerja :

1.Disiapkan tabung reaksi

2.Pipet masing-masing ke dalam tabung :

3.Dicampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan Albumin

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Blanko Standar Sampel

Sampel - - 5 µl Larutan standar - 5 µl -Reagen Kerja 500 µl 500 µl

(16)

Pemeriksaan Uric Acid (Asam Urat)

(17)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : Test Enzymatic Colourimetric

Produk akhir metabolisme purin pada primata yang tidak larut dalam air, endapannya dalam bentuk kristal pada persendian dan ginjal menyebabkan penyakit pirai.

Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat dalam sample

Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

klinipet 10 ul dan 500 ul

Photometer

Tabung reaksi dan rak tabung

Yellow tip . blue tip

Tissue

Serum

Reagen asam urat

Standar asam urat Cara kerja :

1.Disiapkan tabung reaksi

2.Pipet masing-masing ke dalam tabung :

3.Dicampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan Asam urat

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Blanko Standar Sampel

Sampel - - 10 µl Larutan standar - 10 µl -Reagen Kerja 500 µl 500 µl

(18)

PEMERIKSAAN BILLIRUBIN DIREK

(19)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : Jen Drassik-Grof Bilirubin Direk

Bilirubin bekerja berdasarkan reaksi diazo, yaitu reaksi langsung antara bilirubin dengan diazo yang akan menghasilkan Azobilirubin yang berwarna merah muda . Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar bilirubin dan selanjutnya diukur dengan fotometer.

Reaksi Bilirubin Direk

Bilirubin + DSA → Direk Azo Bilirubin Tujuan Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam sample

Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

a. Klinipet 20 µl, 1000 µl b. Tabung Reaksi c. Fotometer d. Tips e. Serum f. Reagen Bilirubin Cara Kerja Billirubin Direct 1.Disiapkan tabung reaksi

Blanko Sampel Serum R eagen 1 Reagen 2 NaCl 100 µl 100 µl -1000 µl 100 µl 100 µl 25 µl 1000 µl

2. Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada layar fotometer menekan Bil.Direct

(20)

3. Campur homogenkan, Baca pada fotometer 5010

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Billirubin Total

(21)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian

Ditentukan oleh reaksi dengan diazotize asam sulfanilic, dalam cafein, dengan hasil akhir azopigmen. Reaksi yang sama tetapi ketiadaan cafein digunakan Billirubin Direk.

Tujuan Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam sample

Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

aKlinipet 20 µl, 1000 µl bTabung Reaksi cFotometer dTips eSerum fReagen Bilirubin Billirubin Total 1.Disiapkan tabung reaksi

Blanko Sampel Serum Reagen 1 Reagen 3 Reagen 2 Reagen 4 100 µl 100 µl 500 Inkubasi 15 menit, lalu tambahkan 500 µl 100 µl 100 µl 25 µl 500 µl

2.Inkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada layar fotometer menekan Bil.Direct

3.Campur homogenkan, Baca pada fotometer 5010 Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD

(22)

PEMERIKSAAN UREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode :Test Enzymatic Colourimetri Konsentrasi urea pada serum atau plasma, yang lazimnya ditentukan berkenaan dengan kadar nitrogen dan disebut BUN, indikator penting fungsi ginjal.

Tujuan Untuk mengetahui kadar urea dalam sampel Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

klinipet 10 ul dan 500 ul

Photometer

Tabung reaksi dan rak tabung

Yellow tip . blue tip

Tissue

Serum

(23)

Standar urea Cara kerja :

1.Disiapkan tabung reaksi

2.Pipet masing-masing ke dalam tabung :

3.Dicampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C kemudian dibaca pada fotometer dengan menekan urea

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Blanko Standar Sampel

Sampel - - 10 µl Larutan standar - 10 µl -Reagen Kerja 500 µl 500 µl

(24)

Pemeriksaan SGOT (ASAT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode : Kinetik Berdasarkan rekomendasi IFCC Enzim yang biasanya terdapat dalam jaringan tubuh, terutama dalam jantung dan hati, enzim itu dilepaskan kedalam serum sebagai akibat dari cedera jaringan, oleh karena itu konsentrasi dalam serum (SGOT) dapat meningkatkan pada penyakit seperti :infrak miokad atau kerusakan akut pada sel-sel hati.

Tujuan Untuk mengetahui aktifitas enzim Kebijakan

(25)

Prosedur Alat dan bahan :

Klinipek 50 µ1, 500µ1 Tabung reaksi

Fotometer Rak Tabung

Yellow tip, blue tip Serum

Cara Kerja :

Dibaca pada fotometer dengan menekan menu SGOT Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD

Lingkup Dokumentasi

SGPT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Enzim secara normal dijumpai pada serum dan jaringan tubuh, terutama pada hati, dilepaskan kedalam serum sebagai akibat dari kerusakan jaringan, oleh karena itu konsentrasinya dalam seru dapat meningkat pada pasien dengan kerusakan hati yang akut.

Tujuan Untuk mengetahui aktifitas enzim Kebijakan

Pipet kedalam tabung Reagen kerja

Serum

500 ul 50 ul

(26)

Prosedur Alat dan bahan : Tabung Reaksi + Rak · Serum

Reagen Kerja klinipet Tip

Cara Kerja:

Dibaca pada fotometer dengan menekan menu SGPT

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Pemeriksaan Urinalisa

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Sampel didalam tabung akan bereaksi setelah pada permukaan strip urine yang telah dilapisi kertas sellulosa berupa adanya berubahan warna pada masing-masing parameter.

Tujuan Untuk mengetahui kelainan pada urin Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

Strip Urine Urine Cara Kerja :

Pipet kedalam tabung Reagen Kerja

Serum

500 ul 50 ul

(27)

1. Masukkan Urine kedalam tabung reaksi 2. Celupakan strip pada urine

3. Diamkan selama ± 1menit kemudian sentuhkan pada kertas tissue rembesan urine tersebut.

4. Stip urine dibaca pada skala standart SG : Berat Jenis Urine

pH : Tingkat Keasaman Urine

LEU : Ada tidaknya Leukosit dalam urine NIT : Ada tidaknya Nitrit (bakteri) dalam urine PRO : Ada tidaknya Protein dalam urine

GLU : Ada tidaknya Glukosa dalam urine

KET : Ada tidaknya benda-benda keton dalam urine UBG : Ada tidaknya Urobilinogen dalam urine BIL : Ada tidaknya Bilirubin dalam urine ERY : Ada tidaknya Eritrosit dalam urine Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(28)

PEMERIKSAAN BASIL TAHAN ASAM (BTA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Sputum dibuat sediaan pada objek. Sediaan yang sudah kering difiksasi dan dilakukan pengecatan Ziehl Neelsen. Pewarnaan

Ziehl Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam

Tujuan Untuk mengetahui BTA dalam sputum

Kebijakan

Prosedur a. Alat - alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah : 1) Ose

(29)

2) Kaca preparat

3) Bunsen

4) Pipet tetes

5) Mikroskop

b. Bahan - bahan

Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah : 1) Sputum

2) Larutan basic fuchsin

3) Asam alkohol

4) Methylen blue

5) Oil imersi

c.Cara kerja

1) Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan

bentuk sesuai pola dengan ukuran 2 x 3..

2) Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak

menyebar secara merata. 3) Preparat dikeringkan

4) Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.

5) Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol

fuchsin.

6) Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai

keluar uap jangan sampai mendidih. 7) Diamkan 5 menit.

8) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

9) Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna

merah carbol fuchsin.

10) Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue

selama 20-30 detik.

11) Bilas sediaan dengan air mengalir.

12) Keringkan sediaan di udara

13) Nyalakan Mikroskop

14) Sediaan diberi oil imersi

15) Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN HEMOGLOBIN (CARA SAHLI)

(30)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Komponen Hb adalah zat besi (Fe) dan asam amino (protein). Fungi Hb sendiri yaitu : untuk mengatur pertukaran O2 dengan

CO2 didalm jaringan-jaringan tubuh, menghambil O2 dari paru

kemudian dibawah keseluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar

Tujuan Untuk mengetahui kadar HB dalam darah Kebijakan

Prosedur Alat dan bahan yang dipergunakan

a.Hemoglobinometer (hemometer): 1)Gelas berwarna sebagai warna standard

2) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22. Skla merah untuk hematokrit.

3)Pengaduk dari gelas

4)Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul

5)Pipet pasteur.

6)Kertas saring/tissue/kain kassa kering b.Reagen

1) Larutan HCL 0,1 N 2) Aquades

Cara Pemeriksaan :

a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2

b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul.

c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.

d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara. e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin

g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.

(31)

h. Miniskus dari larutandibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari larutan.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

PEMERIKSAAN LAB VIRUS HIV AIDS

(32)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebakan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

Tujuan Untuk mengetahui cara pemeriksaan immunologi pada infeksi virus HIV AIDS

Kebijakan

Prosedur Alat dan Bahan :

Alat : - Strip - Pipet otomatis - Handscone Bahan : - Deluen Serum Cara Kerja : Pemeriksaan HIV :

1. Masukkan 10 mikroliter serum pasien terinfeksi HIV/AIDS yang akan diperiksa ke lubang sampel dengan

menggunakan pipet otomatis 2. Tambahkan 3 – 4 tetes deluen 3. Hasil dibaca setelah 5 – 10 menit

4. Lakukan hal yang sama pada serum pasien yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(33)

PEMERIKSAAN WIDAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B

(34)

NIK.

Pengertian Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.

Tujuan Untuk mendeteksi adanya antigen bakteri Salmonella sp dalam serum pasien yang dapat menyebabkan demam thypoid

Kebijakan

Prosedur a. ALAT

o Batang pengaduk

o Mikropipet (40ul, 20ul, 10ul, 5ul)

o Tabung sentrifuge

o YellowTip

o Mikroskop b. BAHAN

Alkohol 70% dan kapas Reagen widal/Tydal Spoit 3 ml

c. Prosedur Kerja

1. Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4(empat) lingkaran

2. Dengan mikropipet dimasukkan reagen Tydal dengan volume 40ul ke dalam lingkaran-lingkaran tadi.

3. Selanjutnya dimasukkan serum denag tingkat titer 1/80 degan volume sampel 20ul.

4. Di campur dan di goyang

5. Apabila hasil (+) aglutinasi, dilanjutkan lagi dengan tingkatan

titer selanjutnya yaitu 1/160 dan 1/320 5. Di campur dan di goyang.

6. Dibaca pada mikroskop dengan pembesaran 10x 7. Catat dan laporkan hasil

(35)

Lingkup Dokumentasi

PP TEST ( TES KEHAMILAN) DENGAN DIPSTICK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Strik diteteskan dengan urin kemudian urin akan memenuhi membran dalam strik berdasarkan gaya kapilaritasnya. Apabila kadar HCG dalam urin melebihi ambang batas maka terbentuk garis berwarna pada daerah test, sedangkan apabila kadar HCG dalam urin kurang dari ambang batas atau tidak mengandung

(36)

HCG maka tidak akan terbentuk garis berwarna pada daerah test. Sebagai kontrol akan selalu terbentuk garis berwarna pada daerah kontrol akan berwarna pada daerah kontrol hal ini untuk menandakan bahwa volume urin yang diserap telah memenuhi membran dari strip tersebut.

Tujuan Untuk mengetahui kehamilan

Kebijakan Prosedur . Alat 1. Wadah urin 2. Stik pemeriksaan PPT 3. Pipet tetes c. Bahan -Bahan 1. Urin -Cara kerja

1. Ditampung urin dalam wadah kering dan bersih.

2. Diteteskan urin sebanyak 3 tetes pada stik pemeriksaan PPT

kehamilan.

3. Didiamkan sesaat hingga urin naik berdasarkan gaya

kapilaritasnya.

4. Diamati dan dicatat hasilnya.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(37)

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Metode ABO sistem (direct) adalah penentuan golongan darah yang didasarkan atas adanya aglutinin dalam darah.

Tujuan Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasarkna penentuan jenis antigen pada permukaan sel darah merah. Kebijakan Prosedur Alat 1.Kaca objek 2.Lancet 3.Kapas alcohol Reagen

1 set anti sera yang berisi: 1. serum anti A

2.serum anti B 3.Serum anti AB 4.Anti Rh factor Cara pemeriksaan

1.Taruhlah pada sebuah kaca objek: 1 tetes serum anti A

(38)

1 tetes serum anti B 1 tetes serum anti AB 1 tetes RH factor

2.Setetes kecil darah kapiler atau vena diteteskan pada serum serum diatas,campur dengan ujung

lidi satu lidi untuk satu macam campuran

3.Goyangkan kaca objek dengan membuat gerakan melingkar selama 4 menit

4.Liat bagian mana yang ada aglutinasinya Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

Tekhnik Pengambilan Darah Vena

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk

mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer.

Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan.

Kebijakan

Prosedur Alat dan bahan

a.Spuit ukuran 3-5 cc

b.Kapas alkohol pada tempatnya

c. Antikoagulan (untuk mencegah hemolisis) seperti EDTA (ethylene diaminetetra acetate)

(39)

d.Botol/tabung untuk menampung darah

e. Karet Pembendung/ tourniket Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan

3. Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel (3-5 cc) 4. Tentukan vena untuk mengambil darah (mis: Vena basilica, mediana cubiti)

5. lakukan desinfeksi dengan alkohol

6. Lakukan dengan membendung lengan menggunakan tourniket pada bagian atas vena yang akan dilakukan pengambilan darah

7. Lakukan penusukan pada vena dengan lubang jarum spuit menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 30-45 derajat terhadap kulit dan lanjutkan pengambilan darah dan saat pengambilan pembendung dilepaskan terlebih dahulu 8. Setelah didapatkan darah yang diperlukan, tekan bagian yang ditusuk selama 2-5 menit. Dan masukkan darah ke dalam botol yang telah diberi antikoagulan

9. Isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan kirimkan ke laboratorium

10. Cuci tangan setelah prosedur tindakan dilakukan 11. Catat tanggal prosedur,jumlah dan jenis sampel, serta

respon pasien.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(40)

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Sel darah putih, leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Tujuan Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah Kebijakan

Prosedur Alat :

a. pipet thoma leukosit

b. kamar hitung (improved neubaure) c. dek glass/cover glass

(41)

d. counter tally e. tissue f. mikroskop

Bahan pemeriksaan :

darah yang telah di beri EDTA Reagen :

larutan turk Cara kerja :

1. hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat

2. hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet

3. lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)

4. lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen 5. letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca

penutungnya / cover glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)

6. lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes

7. tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan sebentar

8. kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelas Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD

(42)

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH

TROMBOSIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM Tanggal terbit 11 September 2014 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK.

Pengertian Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari. Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan volume 7 – 8 fl.

Tujuan Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang

Kebijakan

Prosedur Alat :

a.Pipet eritrosit

b.kamar hitung (improved neubaure) c.dek glass/cover glass

(43)

d.counter tally e.tissue

e.mikroskop Bahan pemeriksaan :

darah yang telah di beri EDTA Reagen :

reagen rees ecker Cara Kerja:

1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit

samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.

2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES

ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.

3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam

kamar hitung.

4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar

dengan deglass tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap

5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di

tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.

6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah

trombosit per ul darah.

Unit terkait Laboratorium,Rawat inap,Rawat jalan,IGD Lingkup Dokumentasi

(44)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(45)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(46)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(47)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(48)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(49)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(50)

PROSEDUR TETAP INSTALASI LABORATORIUM

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(51)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(52)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(53)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(54)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(55)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(56)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(57)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(58)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(59)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(60)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(61)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(62)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(63)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(64)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(65)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(66)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(67)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(68)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(69)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(70)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(71)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(72)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(73)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(74)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(75)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(76)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(77)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(78)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(79)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(80)

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP INSTALASI GAWAT

DARURAT

Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

DIREKTUR Dr. Asmani Sumarno, Sp. B NIK. Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit terkait Lingkup Dokumentasi

(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

Referensi

Dokumen terkait