• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman Kelapa Sawit

SENIN, 14 JANUARI 2013 SENIN, 14 JANUARI 2013

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah Tanaman kelapa sawit (

Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis  Elaeis guineensis JacqJacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman  perkebunan yang menduduki p

 perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian osisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunanumumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai

(Balai Informasi Pertanian, 1990).Informasi Pertanian, 1990). Melihat pMelihat pentingnya tanentingnya tanaman aman kelapa kelapa sawit sawit di di masa masa ini ini dandan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikir

sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kualitas dan kuantitas produksi kelapasawitkelapasawit secara tepat agar sasaran yang

secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalahdiinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah  pengendalian hama dan penyakit. (Balai Informasi Pertanian,1990).

 pengendalian hama dan penyakit. (Balai Informasi Pertanian,1990).

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti  penting

 penting bagi bagi pembangunan pembangunan nasional nasional Indonesia. Indonesia. Selain Selain menciptakan menciptakan kesempatan kesempatan kerja kerja yangyang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran  perkebunan

 perkebunan kelapa kelapa sawit sawit di di Indonesia Indonesia saat saat ini ini sudah sudah berkembang berkembang di di 22 22 daerah daerah propinsi. propinsi. LuasLuas  perkebunan

 perkebunan kelapa kelapa sawit padsawit pada a tahun tahun 1968 1968 seluas 1seluas 105.808 05.808 hadengan hadengan produksi produksi 167.669 167.669 ton, ton, padapada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Ditjenbun, 2008).

(Ditjenbun, 2008).

Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia

krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawisaat ini, industri sawit t tetap bertahan dan memberi sumbangantetap bertahan dan memberi sumbangan  besar

 besar terhadap terhadap perekonomian perekonomian negara. negara. Selain Selain mampu mampu menciptakan menciptakan kesempatan kesempatan kerja kerja yang yang luas,luas, industri sawit menjadi

industri sawit menjadi salah satu sumber devisa salah satu sumber devisa terbesar bagi Indonesia. terbesar bagi Indonesia. Data dari DirektoratData dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas areal perkebunan Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami peningkatan. Peningkatan luas 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas. Produktivitas kelapa areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas. Produktivitas kelapa sawit

sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 2.17 tdan meningkat menjadi 2.17 ton/ha pada tahun 2005.on/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan. Untuk mempertahankan Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan. Untuk mempertahankan

(2)

 produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang tepat dan salah satu unsur  pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) adalah pengendalian hama dan penyakit.

Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang berpeluang  besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.

Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dalam pembutan makalah ini, adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut :

1. Apa definisi Hama dan Penyakit tanaman kelapa sawit ?

2. Apa saja jenis Hama dan Penyakit pada tanaman kelapa sawit ?

3. Apa kerugian akibat serangan Hama dan Penyakit pada tanaman kelapa sawit ? 4. Bagaimana cara penanggulangan Hama dan Penyakit tanaman kelapa sawit ? 1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari p enulisan makalah ini adalah : 1. Pembaca mengetahui definisi Hama dan Penyakit tanaman kelapa sawit.

2. Pembaca mengetahui apa saja jenis Hama dan Penyakit pada tanaman kelapa sawit.

3. Pembaca mengetahui apa kerugian akibat serangan Hama dan Penyakit pada tanaman kelapa sawit.

4. Pembaca mengetahui bagaimana cara penanggulangan Hama dan Penyakit tanaman kelapa sawit.

(4)

1.4 Dasar Pandangan

Tanaman Kelapa sawit adalah tanaman berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah.“Akar kuartier  berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak  berkembang di lapisan tanah atas sampai kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah

semakin sedikit” (Risza, 2008).

Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda ( seedling ) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh  batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang terdapat pangkal pelepah- pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008).

Daun kelapa sawit dibentuk di dekat titik tumbuh. Setiap bulan, biasanya akan tumbuh dua lembar daun. Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut 1350. “Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let ) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar ” (Sastrosayono, 2005).

Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga  jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. “Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (cross  pollination), artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga penyerbuk ”  (Sunarko, 2008). Tandan  buah tumbuh di ketiak daun.

Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin menurun, hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg (Sastrosayono, 2005).

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. “Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380C. Ketinggian di atas  permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter ” (Risza, 2008).

Di daerah-daerah yang musim kemaraunya tegas dan panjang, pertumbuhan vegetatif kelapa sawit dapat terhambat, yang pada gilirannya akan berdampak negatif pada produksi buah. Suhu  berpengaruh pada produksi melalui pengaruhnya terhadap laju reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Sampai batas tertentu, suhu yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya  produksi buah. “Suhu 200C disebut sebagai batas minimum bagi pertumbuhan vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22-230C diperlukan untuk berlangsungnya produksi  buah” (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di wilayah tropika. Persyaratan mengenai jenis tanah tidak terlalu spesifik seperti persyaratan faktor iklim. Hal yang

(5)

 perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan dengan jaminan ketersediaan air.

Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. “Drainase yang jelek bisa menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang” (Sunarko, 2008).

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan dalam pembutan makalah ini adalah secara kuantitatif yang artinya hanya  berdasarkan sumber-sumber yang ada. Dalam pembutan makalah ini penulis tidak langsung

melakukan percobaan ke lapangan hal ini di karekan keterbatasan waktu, sehingga penulis hanya mengambil data-data dari sumber/buku tentang ilmu pe rtanian.

(6)

BAB II ISI

2.1 Definisi Hama dan Penyakit Tanaman A. Hama dan Penyakit Tanaman

“Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia” (Pracaya, 2003: 5). “Hama tanaman sering disebut „serangga hama‟ ( pest ) atau dalam dunia pertanian dikenal sebagai „musuh petani‟” (Rukmana, 2002:14). Para ahli pertanian membuat beberapa versi pengertian (definisi) hama tanaman, diantaranya sebagai berikut:

1. Organisme “jahat” yang mempunyai kemampuan untuk merusak, mengganggu, atau merugikan organisme lainnya (inang);

2. Organisme yang “memusuhi” (merugikan) kesejahteraan manusia;

3. Setiap spesies organisme yang dalam jumlah besar tidak kita kehendaki kehadirannya; 4. Organisme yang merugikan dari segi andangan manusia;

5. Organisme hidup yang merupakan saingan kita dalam memenuhi kebutuhan pangan dan  pakaian, ata menyerang kita secara langsung.

Berdasarkan pernyataan (pendapat) di atas, hama tanaman dalam arti luas adalah semua organisme atau binatang yang karena aktivitas hidupnya merusak tanaman sehingga menimbulkan kesugian ekonimi bagi manusia.

Ada beberapa golongan hama yang biasanya menyerang tanaman budidaya yaitu: golongan Serangga, golongan Mamalia, golongan Binatang Lunak, dan golongan Aves (Burung). Serangga adalah binatang kecil yang memiliki kaki beruas-ruas, bernafas dengan pembuluh nafas, tubuh, dan kepalanya berkulit keras. Contoh serangga yang sering menyerang tanaman  budidaya adalah belalang, wereng, kutu, ulat, kumbang, lalat, dan lain-lain. Mamalia adalah

mahluk hidup yang memiliki tulang belakang yang tubuhnya tertutup oleh rambut. Mamalia adalah binatang menyusui, yang betina memiliki kelenjar mammae (air susu) yang tumbuh baik.

Binatang dari golongan mamalia yang merusak tanaman antara lain: kelelawar, tupai, musang, tikus, kera, gajah, babi, kijang, beruang, dan lain-lain. Golongan binatang lunak yang

(7)

 potensial menjadi hama tanaman adalah mollusca dan nematode. Mollusca atau siput adalah golongan hewan bertubuh lunak dan tidak beruas. Binatang ini suka mengeluarkan lender, dan aktif makan pada malam hari. Pada siang hari biasanya bersembungi di tempat teduh dan lembab. Nematode adalah jenis cacing berukuran kecil dan umumnya berbentuk silindris.

Golongan nematoda ini sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat yang basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia. Nematode dapat hidup sebagai  parasit dalam tubuh mahluk hidup. Binatang yang termasuk ke dalam golongan aves tubuhnya ditutupi kulit dan berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian depan  berupa sayap yang digunakan untuk terbang. Meski demikian terdapat pula golongan aves yang

tidak dapat terbang, seperti: kasuari, kiwi, dan burung unta (Rukmana, 2002).

Seluruh ataupun sebagian tanaman yang terserang hama dapat mengalami penurunan fungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali proses metabolisme (fisiologis) pada tubuh tanaman tersebut, sehingga pertumbuhannya tidak normal dan bahkan berakhir dengan kematian tanaman. Beberapa contoh akibat serangan hama pada tanaman adalah sebagai berikut (Rukmana, 2002):

1. Serangan hama pada bagian akar tanaman menyebabkan proses penyerapan unsur hara, air, dan lain-lain terganggu.

2. Serangan hama pada bagian batang atau cabang dan rangitng menyebabkan pengangkutan (transportasi) zat makanan terganggu atau terhenti sama sekali sehingga tanaman menjadi layu atau mati.

3. Serangan hama pada bagian daun dapat menyebabkan proses fotosintesis terganggu (terhambat). 4. Serangan hama pada bagian buah atau biji dapat menyebabkan buah rusak ataupun

 bijinya hampa.

B. Pengertian Penyakit Tanaman

“Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal” (Pracaya,  2003: 320). Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologis

(8)

dengan baik, sepertipembelahan dan perkembangan sel, pengisapan air dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain. Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan  penyakit.

Rahmat Rukmana dan Sugandi Saputra (2005: 11) menyatakan,

Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit adalah suatu keaadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil.

Penyakit pada tanaman budidaya biasanya disebabkan oleh Cendawan, Bakteri, Virus dan faktor lingkungan (iklim, tanah, dan lain-lain). Cendawan dapat juga disebut jamur. Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunya klorofil. Cendawan tidak mempunyai batang, daun, akar, dan sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.

Bakteri adalah salah satu jenis mahluk kecil (organisme) yang sebagian besar termasuk saprofit (numpang hidup di dalam tubuh mahluk lain, tidak merugikan dan menguntungkan mahluk lain tersebut). Virus adalah pathogen obligat (hanya hidup dan  berkembang biak dalam organisme hidup). Ukuran virus amat kecil (submikroskopik) dan terdiri

atas komposisi kimia, yaitu protein dan nucleic acid .

Virus bersifat parasitic dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada semua  bentuk organisme hidup. Penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan biasanya diakibatkan oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitat asli tanaman, sehingga tanaman tumbuh tidak sehat atau tidak normal. “Gejala penyakit akibat faktor lingkungan biasanya mirip dengan gejala penyakit akibat dari mahluk hidup, perbedaannya adalah penyakit akibat faktor lingkungan tidak menular” (Rukmana, 2005).

Penyakit tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau abnormalitas tanaman amat  beragam bentuknya, misalnya keriput daun, kuning pucat, bercak-bercak coklat dan busuk.

(9)

Akibatnya, tanaman tidak mampu melakukan proses fotosintesis secara maksimal. Gangguan tersebut menyebabkan gangguan ekonomis, berupa penurunan kuantitas dan kualitas hasil. Semua bagian tanaman berpotensi diserang penyakit sehingga tanaman tersebut sakit.

Tangkai bunga atau buah berubah warna dari hijau menjadi kuning, bahkan diikuti dengan terjadinya gugur bunga atau buah. Akar tanaman kubis-kubisan (Cruciferae) yang membengkak dan berbintil- bintil mirip “gada” sehingga tidak mampu menghisal air dan unsure hara merupakan pertanda diserang penyakit akar bengkak.

Setiap parasit tanaman berkembang dalam siklus kejadian-kejadian yang berurutan dengan teratur, yakni sebagai berikut (Rukmana, 2005):

1. Parasit harus menghasilkan inokulum yang dapat menularkan penyakit ke tanaman yang sehat. Misalnya, inokulum virus adalah virion, bakteri berupa sel-sel bakteri, cendawan dengan spora, dan nematode dalam bentuk telur atau larva instar kedua.

2. Inokulum disebarkan ke jaringan- jaringan yang peka (rentan). Proses ini disebut “inokulasi”. Agen inokulasi dapat berupa serangga (untuk virus, bakteri, mycoplasma, dan cendawan) atau air dan angin (untuk cendawan).

3. Parasit harus masuk ke dalam tanaman melalui luka, bukaan alami (stomata, hidatoda, lentisel), atau menginfeksi langsung pada tanaman.

4. Parasit mulai memparasit dalam tanaman inangnya. Proses ini disebut “infeksi”.

Siklus kejadian di atas berulang dengan cepat atau lambat, tergantung pada kelahiran (natality)  parasit. Oleh karena itu bila tidak dilakukan usaha pengendalian, akan terjadi penyebaran dan

ledakan hebat suatu penyakit (epidemi).

2.2 Jenis-jenis Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Kelapa Sawit A. Hama yang menyerang tanaman kelapa sawit

1. Hama Tungau

Penyebab : Tungau merah ( Oligonychus )

Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi mengkilat berwarna bronz. Hama ini berkembang pesat dan membahayakan dalam keadaan cuaca kering pada musim kemarau.Gangguan tungau pada  pesemaian dapat mengakibatkan rusaknya bibit.

(10)

Pengendalian : penyemprotan dengan akarisida Tetradifon (Tedion) 0,1  –  0,2 %. Racun ini dapat digunakan dengan baik karena tidak membunuh musuh alaminya.

2. Hama serangga.

Penyebab: Hama ulat setora (Setora nitens)

Kupu-kupu Setora meletakkan telurnya di bawah permukaan daun dekat pada ujungnya. Ulat Setora memakan daun dari bawah, sehingga kadang-kadang yang tersisa hanya lidinya saja.

Pengendalian : Ulat ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan racun kontak, misalnya Hostation 25 ULV, Sevin 85 ES, Dursban 20 EC dengan konsentrasi 0,2 –  0,3%

3. Kumbang oryctes

Penyebab: Oryctes rhinoceros

Gejala serangan : Kumbang dewasa masuk ke dalam daerah titik tumbuh dan memakan  bagian yang lunak.bila serangan mengenai titik tumbuh, tanaman akan mati, tetapi bila makan bakal

daun hanya menyebabkan daun dewasa rusak seperti terpotong gunting.

Pengendalian : untuk mencegah berkembangnya hama ini, kebersihan di sekitar tanaman harus dijaga baik. Sampah-sampah atau pohon yang mati dibakar agar larva hama ini mati.

Pemberantasan secara biologis dengan menggunakan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.

4. The oil palm bunch moth

Penyebab : Ngengat Tirathaba mundella

Gejala serangan : Telur-telur Tirathaba diletakkan pada tandan buah terutama pada buah-buah yang telah masak atau busuk. Setelah menetas, ulat atau larva melubangi buah-buah muda atau

memakan permukaan buah yang matang.

Pengendalian : Ulat Tirathaba dapat dikendalikan dengan Dipterex atau Thiodan. Caranya : 0,55 kg Dipterex atau Thiodan dilarutkan dalam air sebanyak 370 liter (dosis per hektar) dan diaduk sampai merata, selanjutnya disemprotkan pada kelapa sawit yang terserang ulat Tirathaba tersebut. 5. Mamalia

Hama yang termasuk mamalia (binatang menyusui) adalah babi hutan dan kera. Hama ini sangat merusak tanaman kelapa sawit. Di beberapa daerah tertentu di Sumatera, gajah sering menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa sawit muda. Selain itu juga tikus (rodentia) merupakan hama yang merusak (memakan) buah kelapa sawit yang sudah tua.

Pengendalianya : dengan cara biologi yaitu dengan cara memeliraha hewan peredator yg memangsa hewan tersebut. Salah satu contohnya adalah memelihara burung hantu atau ular yang  bisa(racun) sudah di hilangkan sehingga tidak membahayakan bagi para pekerjayang

(11)

B. Penyakit yang paling sering menyerang tanaman kelapa sawit 1. Penyakit akar Blast disease

Penyebab : cendawan Rhyzoctonia lamellifera dan Phytium sp. Gejala serangan :

A. Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara mendadak.

B. Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu, kemudian tanaman mati.

C. Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar. Pengendalian :

A. Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.

B. Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya gangguan penyakit ini. 2. Penyakit garis kuning pada daun

Penyebab : cendawan Fusarium oxysporum Gejala serangan :

A. Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka.

B. Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval berwarna kuning pucat

mengelilingi warna coklat tempat konidiofora.

C. Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.

Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini.

3. Penyakit batang dry basal rot.

Penyebab : cendawan Ceratocyctis paradoxa. Gejala serangan :

A. Tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan.

B. Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering.

C. Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada  pangkal batang.

Pengendalian : Menanam bibit yang bebas dari infeksi penyakit ini. 4. Penyakit busuk tandan (bunch rot)

Penyebab : cendawan Marasmius palmivorus sharples. Gejala serangan :

A. Penyakit ini menyerang tanaman berumur 3 –  10 tahun.

B. Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.

(12)

A. Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama  pada musim hujan.

B. Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar tandan buah yang terserang.

C. Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi

0,2 % atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali.

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini, antara lain :

1. Produktifitas dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan hama dan penyakit. 2. Masing-masing hama dan penyakit memberikan serangan dan gejala yang berbeda-beda pada

tiap bagian tanaman kelapa sawit.

3. Hama yang paling sering dijumpai pada tanaman kelapa sawit adalah ulat api, dan tikus sebagai hama mamalia yang paling banyak dijumpai.

4. Untuk penyakit yang meyerang tanaman ini, bagian yang paling sering diserang yaitu bagian daun tanaman.

5. Pengendalian penyakit pada tanaman ini dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida atapunu pestisida, sedangkan untuk pengendalian hama yang menyerang, dapat dikendaliakan dengan pelepasan predator dari hama itu sendiri, untk menghindari ledakan hama penyerang tanaman ini.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya dalam penggunaan herbisida maupun  pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit ini digunakan sesuai dengan dosis anjuran yang  benar agar tidak terjadi resistensi pada hama dan penyakit itu sendiri serta menghindari

terjadinya ledakan hama.

Diposkan oleh bloggerperkebunan di 21.57 Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 

Beranda

Langganan: Entri (Atom) ARSIP BLOG

(13)

o Januari (1)

 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawi...

MENGENAI SAYA

bloggerperkebunan

lihat ajja photo profil Lihat profil lengkapku

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dikaitkan dengan kasus dalam penelitian ini, yaitu bahwa kebutuhan informasi pemustaka yang berbeda-beda juga bisa disebabkan oleh perbedaan

Apabila sudah kembali terjun ke masyarakat dan lepas dari komunitas ini T tidak bisa menjamin dirinya akan tetap bisa bertahan untuk tidak terjerumus lagi pada narkoba karena masih

Konstruksi pemikul utama adalah merupakan bagian terakhir dari konstruksi bagian atas jembatan yang menerima seluruh beban yang ada pada lantai kendaraan yang kemudian diteruskan

Packed Red Cell mungkin dapat meningkatkan pasokan hemin sebagai unsur yang diperlukan H.influenza dalam pertumbuhannya.. banyak eritrosit yang ditambahkan, semakin

Prinsip-prinsip kesantunan yang harus digunakan dan diterima oleh penutur dan mitra tutur dwibahasawan Sunda-Indonesia dalam berunjuk santun adalah “penghormatan dan

hubungan yang bermakna antara faktor jenis kelamin, usia, jenis stroke, penyakit komorbid yaitu hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, obesitas,

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil yang diperoleh kekuatan otot lengan bahu mempunyai hubungan dengan hasil lempar

This means that Hypothesis 1 which indicates that liquidity at the level of the firm and the market are positively related to returns, is insignificant in the Ghanaian situation