• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI KARAKTERISTIK PENDUDUK PELAKU PERJALANAN DARI PERUMAHAN TERTATA WILAYAH BARAT DAN TIMUR PINGGIRAN KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPARASI KARAKTERISTIK PENDUDUK PELAKU PERJALANAN DARI PERUMAHAN TERTATA WILAYAH BARAT DAN TIMUR PINGGIRAN KOTA MEDAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOMPARASI KARAKTERISTIK PENDUDUK PELAKU PERJALANAN DARI

PERUMAHAN TERTATA WILAYAH BARAT DAN TIMUR

PINGGIRAN KOTA MEDAN

Deddy Ginting Munte1 dan Ir.Jeluddin Daud, M.Eng2

1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email : deddy_ginting888@yahoo.co.id 2

Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

ABSTRAK

Komparasi karakteristik penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata di wilayah timur dan barat pinggiran kota medan dilakukan dan diawali dari rumah menuju tempat tujuan yang berbeda-beda setiap responden yang di survey, pergerakan yang terjadi biasanya menggunakan moda transportasi yang selalu menunjang pergerakan tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bangkitan yang terjadi di perumahan tertata wilayah barat dan timur pinggiran kota medan. Penelitian ini mengambil populasi rumah tangga penduduk perumahan tertata di wilayah barat dan wilayah timur pinggiran kota medan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan cara metode analisa deskriptif dan metode analisa Chi-Square Test.

Berdasarkan hasil survey maka tujuan perjalanan yang ada di perumahan tertata wilayah barat dan timur dimana penduduknya beraktivitas ke kantor (50%), jumlah anggota keluarga minimal 3 orang (35,7%), pendapatan penduduk wilayah timur rata-rata Rp 1.000.000-2.000.000 (30%) sedangkan wilayah barat rata-rata Rp 2.000.000-3.000.000(30,6%), moda transportasi yang sering digunakan di wilayah barat ialah sepeda motor(35,5%) sedangkan di wilayah timur ialah mobil (33,3%).

Kata kunci : Karakteristik Penduduk, Metode Chi-Square

ABSTRACT

Comparison of characteristics of the traveler population of housing arranged in the eastern and western suburbs terrain done and started from home to a destination that vary each respondent in the survey, the movement that occurs commonly used mode of transport that always support the movement.

The purpose of this study was to determine the amount of generation that occurs in housing arranged the western and eastern suburbs terrain. This research takes the household population housing arranged in the western and eastern suburbs terrain. The sampling technique used by descriptive analysis methods and methods of analysis of Chi-Square Test.

Based on the survey results of travel destinations in the housing arranged western and eastern regions where residents move into the office (50%), number of family members at least 3 people (35.7%), the income of the average eastern Rp 1.000.000-2,000,000 (30%), while the western region average of USD 2 million to 3 million (30.6%), mode of transportation used in the western region are motorcycles (35.5%), while in the eastern region is car (33.3%).

(2)

2

I.Pendahuluan

Tranportasi mempunyai peran penting dan strategis untuk memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkukuh ketahanan nasional dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Pertambahan jumlah penduduk kota akan mengakibatkan perkembangan jumlah pergerakan atau meningkatkan jumlah pemakai dan pemakai jalan di dalam kota, karena semakin banyak orang melakukan perjalanan. Pergerakan penduduk yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor , baik faktor positif, faktor negatif dan faktor netral. Faktor positif adalah faktor yang memberikan nilai menguntungkan misalnya di daerah tujuan terdapat sekolah, tempat hiburan dan rekreasi, pasar, tempat kerja, dan lain-lain. Sedangkan faktor negatif adalah faktor yang memberi nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dikarenakan kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Adanya perbedaan kumulatif tersebut cenderung menyebabkan pergerakan penduduk pada suatu wilayah.

Adanya pertambahan jumlah penduduk dan terjadinya pergerakan penduduk dalam suatu wilayah akan menuntut suatu usaha peningkatan fasilitas jalan dan angkutan kota atau pribadi. Pertambahan jumlah penduduk kota berarti meningkatnya aktifitas penduduk. Hal ini dicerminkan oleh meningkatnya interaksi atau hubungan fungsional antara ruang-ruang tersebut. Dalam hubungan ini, masalah transportasi kota tidak dilepaskan dari masalah pertumbuhan kota.

Daerah pusat kegiatan kota merupakan pusat kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan politik dalam suatu kota sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan tersebut. Rute transportasi dari segala penjuru memusat ke zona ini yang merupakan zona dengan aksebilitas tertinggi (Ahmad Munawar,2005). Pada daerah dengan aksebilitas yang tinggi akan mempunyai tingkat perkembangan relatif lebih cepat dibandingkan dengan daerah aksebilitasnya rendah.

I.1 Latar Belakang

Pada umumnya pertumbuhan dan perkembangan kota diawali dari kawasan pusat kota atau dengan kata lain lokasi pusat kota itu akan menjadi orientasi pertumbuhan dan perkembangan kota. Pertumbuhan kota selanjutnya akan menjadikan pusat kota sebagai kawasan kegiatan yang paling produktif. Disamping itu perkembangan struktur jaringan jalan kota senantiasa cenderung membentuk kawasan pusat kota semakin mahalnya harga tanah, selanjutnya menyebabkan penduduk kota yang mengusahakan rumah dipinggiran kota. Pola pertumbuhan dan perkembangan kawasan pinggiran kota ini perlu didukung oleh prasarana jalan dan sarana angkutan umum.

Dari uraian tersebut dapat di katakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan kota dapat berakibat pada semakin besarnya jumlah pergeraakan dan kegiatan penduduk pinggiran kota, yang berarti bahwa semakin meningkatkan jumlah pemakai jalan serta angkutan umum. Dalam hal ini bagian kota yang paling berat menanggung beban dengan adanya intensitas pergerakan lalu lintas kota adalah pusat kota, sedangkan aktivitas pergerakan penduduk di kawasan pinggiran kota kurang didukung oleh sarana transportasi angkutan umum yang kurang memadai.

Peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, menjadikan pusat kota tidak mampu lagi untuk memberi ruang aktivitas baru bagi penduduknya. Sehingga pusat kota dikatakan mengalami atau melewati titik jenuh. Untuk itu sebagian masyarakat kota melihat kepada daerah pinggiran kota yang berada disekitar pusat kota dengan jarak jangkauannya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Karakteristik pinggiran kota peri-urban merupakan suatu daerah yang mengelilingi pusat kota utama dengan masyarakatnya pulang-pergi ke kota utama untuk beraktivitas tiap hari dengan jarak jangkauan ke kota utama kurang lebih 30 kilometer. Keterjangkauan jarak pencapaian ini menyebabkan perkembangan kota ke arah pinggir semakin meningkat setiap tahunnya.

Dengan adanya perkembangan di daerah peri-urban berdampak pada berubahnya penggunaan lahan sebagai bentuk dari perubahan fisik serta perubahan aktivitas dan kehidupan sosial. Pada awalnya daerah peri-urban ini masih bersifat pedesaan (rural) kemudian berkembang menjadi daerah peralihan dan terus berkembang menjadi peri-urban yang pada akhirnya akan menjadi suatu daerah urban. Pada dasarnya penggunaan lahan pada daerah

(3)

3

pinggiran kota / peri-urban identik dengan penggunaan pertanian, perkebunan, lahan kosong atau permukiman dengan tingkat kepadatan yang cukup rendah.

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 sebesar 1.572.768 jiwa yang terdiri dari 22 kecamatan dengan luas wilayah mencapai 2394,62 km2 dengan nilai pertumbuhan penduduk tahun 2010 sebesar 1.45% dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 656,79 jiwa / m2 ( Deli Serdang dalam Angka, 2011). Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat yakni wilayah barat dan timur pinggiran kota medan.

Wilayah barat terdiri dari 17 dusun terdapat 9 perumahan tertata sedangkan wilayah timur yang terdiri dari 26 dusun terdapat 16 perumahan tertata. Penduduk kedua wilayah ini biasanya melakukan aktivitas sehari-hari yang melakukan perjalanan ke tempat tujuannya masing-masing seperti sekolah, tempat kerja, rekreasi dan hiburan, dan lain sebagainya yang masih berada di kedua wilayah studi tersebut atau ke daerah sekitarnya. Pergerakan ini hanya bersifat non permanen yaitu pergerakan yang dilakukan karena pelaku tidak ada niat untuk menetap didaerah tujuan denagan alasan tertentu .

Statistik berasala dari kata state yang artinya Negara. Disebut Negara karena sejak duhulu kala statistik digunakan untuk kepentingan-kepentingan negara saja. Kepentingan negara itu meliputi berbagai bidang kehidupan dan penghidupan, sehingga lahirlah istilah statistik yang pemakainya disesuaikan dengan lingkup datanya.

Ada kalanya yang dikumpulkan dilapangan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram dengan uraian yang lebih rinci dan dibagian atas atau bawah dari tabel atau diagram dituliskan judul sesuai dengan nama ruang lingkup data yang diperoleh. Statistik deskriptik ialah susunan angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram. histogram, poligon, frekuensi, ukuran penempatan (median, kuartil, desil, persentil), ukuran gejala pusat (rata-rata hitung, rata-rata ukur dan modus), simpangan baku, angka baku, kurva normal, korelasi, dan regresi linier (Sugiyono,2003). Statistik dalam arti luas yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, serta membuat keputusan berdasarkan analisa data yang dikumpulkan tadi.

I.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a). Mengetahui jumlah pergerakan yang terjadi di perumahan tertata pada daerah wilayah barat dan wilayah timur pinggiran kota Medan.

b). Menguji hipotesa karakteristik responden dengan uji Chi-Square Test seperti : jumlah anggota keluarga, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, kepemilikan kendaraan, moda transportasi yang dipakai, biaya transportasi, waktu perjalanan (Tamin, 1997).

II. Metodologi

Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan ruang lingkup : 1). Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan studi ini. Dari teori-teori ini nantinya dikembangkan kerangka-kerangka teoritis dan konsepsional yang berhubungan dengan studi ini.

2). Pengumpulan data primer

Data ini diperoleh dari dengan mengadakan survey langsung terhadap wilayah barat dan wilayah timur dengan cara wawancara langsung serta memberikan lembar quesioner. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah karakteristik rumah tangga ( variabel bebas ) dan karakteristik penduduk pelaku perjalanan di wilayah barat dan wilayah timur pinggiran kota Medan (Warpani, 1990).

1. Variabel karakteristik responden wilayah studi, antara lain : 1. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

2. Tingkat pendidikan 3. Jenis pekerjaaan

(4)

4

2. Variabel karakteristik pola pergerakan, antara lain :

1. Tujuan perjalanann

2. Total trips (pergerakan) per minggu

3. Kepemilikan kendaraan (sepeda motor dan mobil) 4. Pemilihan moda transportasi

5. Jarak dari rumah ke tempat tujuan 6. Lama waktu perjalanan

7. Biaya perjalanan 3). Pengumpulan data sekunder

Sebelum dilakukan survey pada lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data sekunder berupa data kawasan perumahan di wilayah barat dan wilayah timur beserta sarana dan prasarananya. Data ini diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Deli Serdang, Bappeda Deli Serdang, Peta dan batas wilayah, Data geografis dan komposisi penduduk wilayah studi, dan lain-lain.

4). Penentuan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata). Teknik ini adalah cara pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan populasi yang sampelnya tidak homogen menurut lokasi perumahan tertentu dan dilakukan pemilihan secara acak. Setiap strata memiliki jumlah sampel minimal sehingga semua struktur terwakili.

Sampel acak berstrata dapat dibedakan menjadi 2 yakni :

 Strata proporsional : digunakan apabila besarnya sampel yang ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata dalam populasi.

 Strata non proposional : digunakan jika peneliti tidak mungkin untuk menarik sampel yang sebanding karena jumlah di salah satu strata yang terlalu sedikit atau terlalu besar sehingga mempengaruhi distribusi data.

5). Analisa data

Pada bagian ini dilakukan analisis dari penelitian dilapangan. Analisa yang digunakan dalam studi ini adalah metode Analisa Deskriptif dari program SPSS versi 17.0 (Duwi Priyatno,2009). Melalui analisa ini diupayakan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan pada responden. Setelah diperoleh beberapa kemungkinan dari analisis yang dilakukan maka diharapkan dapat diambil kesimpulan bagaimana sebenarnya perbandingan karakteristik penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata wilayah barat dan timur pinggiran kota medan.

Dari pengumpulan data yang diperoleh, analisa yang digunakan adalah deskriktif untuk memeriksa keseragaman dari hasil quisioner di wilayah barat dan wilayah timur. Metode analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan data yang mencangkup seluruh variable-variabel penelitian. Melalui analisa ini diupayakan kecenderungan-kecenderungan yang terdapat pada responden sehubungan dengan variable-variabel penelitian

yang ada. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. ( Duwi Priyanto, 2009).

Metode Chi-Square Test adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadiannya (Sugiyono,2003). Pada umumnya metode Chi-square test hanya menghasilkan data yang ditemukan dilapangan, namun demikian penelitian dapat juga melakukan analisa terhadap hubungan-hubungan variabel.

III. Hasil dan Pembahasan

III.1 Pembuatan Data Quesioner

Daftar yang akan digunakan dalam melakukan wawancara dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap anggota keluarga keluarga dalam mengisi dan juga memudahkan pengisian table dan informasi yang dibuat.

(5)

5

Daftar yang dibuat terdiri dari :

a) Daftar responden yang tinggal di perumahan, yang berisi :

• Nama

• Penghasilan rata-rata per bulan

• Pekerjaan

• Jumlah anggota keluarga

• Jumlah kepemilikan kendaraan

• Kekurangan dan kelebihan bermukim di permukiman

b) Daftar variable-variabel yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan yang ditinjau pada kondisi permukiman yang merupakan kualitas perumahan yang dijadikan pertimbangan bagi seseorang untuk bermukim, ditinjau dari segi :

 Kondisi lingkungan

 Kondisi konstruksi tempat tinggal

 Kondisi drainase

 Harga rumah dan kelengkapan fasilitas umum

III.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relative kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan seluruh populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan kondisi seluruh populasi.

Mengingat karakteristik sosial ekonomi penduduk di kawasan perumahan tertata umumnya heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling ( Sampel Acak Berstrata ). Untuk memudahkan dan menentukan besarnya ukuran sampel dalam suatu penelitian maka dapat digunakan data dari survey penduhuluan, biasanya data awal yang diambil akan diolah sebanyak 30 sampel. Dari 30 data sampel yang diambil tersebut selanjutnya diolah sehingg akan dapat diketahui berapa besaran ukuran sampel dan selanjutnya hanya tinggal menambah kekurangan sampel

Secara matematis, besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Se(x) : Se / z , standar error dari rata-rata sampel

Dimana :

Se(x) : Standar error rata-rata sampel Se : Sampling error

z : Tingkat kepercayaan

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 5% maka jumlah data yang dibutuhkan adalah : n’ = s2 / (Se(x))2, untuk populasi yang tidak terbatas

n = n’ / ( 1+ n’/N) Dimana :

n’ = Jumlah sampel data yang terbatas n = Jumlah sampel data terbatas N = Jumlah populasi

s = Standar deviasi dari variable yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan jumlah sampel, misalnya : produksi perjalanan

Untuk mengetahui besarnya sampel yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi, maka digunakan rumus sebagai berikut :

n = ( ZV / C ) 2 Dimana :

n = Jumlah sample

Z = Convidence level ( tingkat kepercayaan ) 1,96 V = Vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus

V = √ ρ(100-ρ)

(6)

6

C = Confidense limit ( % )

Untuk itu dianggap bahwa confidence level ( Z ) adalah 90 % dan confidence limit ( C ) 10 %, sedangkan persentase karakteristik ( ρ ) yang melakukan perjalanan adalah 50 %, maka jumlah sampel yang dapat dihitung sebagai berikut :

V = √ ρ(100-ρ) = √ 50(100-50) = 50 n = ( ZV / C )2 n = (( 1,96 . 50 ) / 10 ) 2 n = 96,04 ≈ 96

Jumlah sampel yang diambil setelah koreksi adalah dengan N = 2105 adalah : n’ = ( n / (1 + n/N))

n’ = (96 / (1 + 96/2105)) n’ = 96 / 1.04561 n’ = 92

Jadi jumlah seluruh sampel yang diambil dari dua wilayah tersebut adalah 92 sampel.

III.3 Pemilihan Lokasi Sampel

Pemilihan lokasi sampel dari kawasan penelitian di wilayah barat dan wilayah timur pinggiran kota medan sebagai wilayah studi yang diteliti dapat ditentukan sebagai berikut :

n’ = ( PDn/∑p) x JS Dimana :

n’ = Jumlah sampel per wilayah PDn = Banyaknya KK pada wilayah n

∑p = Jumlah seluruh Kepala Keluarga di kedua wilayah. JS = Jumlah seluruh sampel yang diambil di kedua wilayah.

Wilayah Barat

Jumlah sampel yang diambil : n’ = (1425/2105) x 92 n’ = 62

Jumlah sampel kuesioner yang disebarkan untuk wilayah barat adalah 62 Kepala Keluarga.

Wilayah Timur

Jumlah sampel yang diambil : n’ = (680/2105) x 92 n’ = 30

(7)

7

III.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Tabel III.4.1 Perbandingan Jumlah Anggota Keluarga Penduduk Pelaku Perjalanan Dari

Perumahan Tertata Wilayah Barat dan Timur Pinggiran Kota Medan.

Jumlah anggota keluarga

Wilayah Timur Wilayah Barat Jumlah responden Persentase

(%) Jumlah responden Persentase (%) 0 orang 7 23.3 12 19.4 < 3 orang 11 36.7 21 33.9 4-5 orang 7 23.3 25 40.3 6-7 orang 5 16.7 4 6.4 TOTAL 30 100 62 100

III.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Pergerakan

Tabel III.4.2 Perbandingan Tujuan Perjalanan Responden Penduduk Pelaku Perjalanan Dari

Perumahan Tertata Wilayah Barat dan Timur Pinggiran Kota Medan.

Tujuan Perjalanan

Wilayah Timur Wilayah Barat Jumlah responden Persentase (%) Jumlah responden Persentase (%) Pasar 4 13,3 9 14,5 Kantor 15 50 29 41.9 Sekolah 6 20 13 21 Urusan Sosial/ dll 3 10 6 9,6 Pertanian 2 6,7 5 8,1 TOTAL 30 100 62 100

III.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Tabel III.4.3 Perbandingan Jumlah Pendapatan Responden Penduduk Pelaku Perjalanan Dari

Perumahan Tertata Wilayah Barat dan Timur Pinggiran Kota Medan.

Jumlah Pendapatan Per Bulan

Kecamatan Tanjung Morawa Kecamatan Sunggal Jumlah responden Persentase

(%) Jumlah responden Persentase (%) Rp 0 6 20 14 22,6 Rp 500.000 - Rp 1.000.000 3 10 4 6,5 Rp 1.000.000 -Rp2.000.000 9 30 11 17,7 Rp 2.000.000 -Rp3.000.000 5 16.7 19 30,6 > Rp 3.000.000 7 23.3 14 22,6 TOTAL 30 100 62 100

(8)

8

IV. Kesimpulan

Dari analisa dan perhitungan data penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Ditinjau dari karakteristik responden di wilayah studi ditemukan bahwa berdasarkan tujuan perjalanan penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata di wilayah barat dan timur pinggiran kota medan ialah ke kantor (50%), berdasarkan jumlah anggota keluarga di wilayah timur rata-rata < 3 orang sedangkan wilayah barat rata-rata 4-5 orang, pendapatan penduduk wilayah timur sebesar Rp 1.000.000-Rp2.000.000 (30%), sedangkan wilayah barat yakni Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 (30,6%), dalam hal pemilihan moda transportasi yang paling banyak digunakan di wilayah timur yakni mobil (33,3%) dan wilayah barat yakni sepeda motor (35,5%).

2. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan analisa Chi-Square untuk jumlah anggota keluarga responden diperoleh, nilai Chi-Square Hitung = 30,419 dan nilai Chi-Square Tabel = 21,026 pada taraf signifikansi 0,05. Karena nilai Chi-Square Hitung > nilai Chi-Square Tabel maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan. “ Ada perbedaan karakteristik penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata di wilayah timur dan wilayah barat berdasarkan jumlah anggota keluarga”. 3. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan analisa Chi-Square untuk tujuan perjalanan responden

diperoleh, nilai Chi-Square Hitung = 26,207 dan nilai Chi-Square Tabel = 26,296 pada taraf signifikansi 0,05. Karena nilai Chi-Square Hitung < nilai Chi-Square Tabel maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan. “ Tidak Ada perbedaan karakteristik penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata di wilayah timur dan wilayah barat berdasarkan tujuan pergerakan”.

4. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan analisa Chi-Square untuk penghasilan per minggu responden diperoleh, nilai Chi-Square Hitung = 40,170 dan nilai Chi-Square Tabel = 26,296 pada taraf signifikansi 0,05. Karena nilai Chi-Square Hitung > nilai Chi-Square Tabel maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan. “ Ada perbedaan karakteristik penduduk pelaku perjalanan dari perumahan tertata di wilayah timur dan wilayah barat berdasarkan penghasilan per minggu”.

V. Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, Deli Serdang Dalam Angka 2011

.

Duwi Priyanto, 2009. Lima Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Penerbit ANDI Yogyakarta. Munawar, Ahmad.2005. Dasar-Dasar Teknik Transportasi, Penerbit.Beta Offset, Yogyakarta Sugiyono, (2003). Stastistik Untuk Penelitian, Penerbit Alpabeta.Bandung

Tamin, Ofyar Z.1997. Perencanaan dan permodelan Transportasi, Penerbit. ITB. Bandung. Warpani, Suwardjoko.1990. Merencanakan System Pengangkutan. Penerbit. ITB. Bandung

Gambar

Tabel  III.4.3 Perbandingan Jumlah Pendapatan Responden  Penduduk Pelaku Perjalanan Dari  Perumahan Tertata Wilayah Barat dan Timur Pinggiran Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif

reksadana yang memiliki return positif berarti reksadana tersebut memilki kinerja yang baik, dari 19 reksadana, 11 reksadana memiliki return rata-rata yang positif,

kertas bank itu sebagaimana yang asli atau yang tiada dipalsukan. Maksudnya ialah si pemalsu mempunyai niat untuk mempergunakan mata uang atau uang kertas atau uang

1) Kepala sekolah dalam konteks penyelenggaraan pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis sebagai pemimpin. Oleh karena itu tanggung jawab sekolah dalam meningkatkan

Saya menyambut baik atas diselenggarakannya seminar nasional yang ke-6 ini sebagai sarana yang tepat untuk bisa saling berbagi dan bertukar pikiran antar para pemangku

Seperti halnya tayangan “Si Bolang”, penonton khususnya anak- anak dapat melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya misalnya melihat anak-anak dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham perusahaan Food and Beverages yang go public yang terdaftar di BEJ

Sebagai alat pembayaran Cek dan Bilyet Giro (BG) dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksi ekonomi tertentu tanpa perlu membawa uang tunai