PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS
(Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI)
PUPUT PUTRI SUMIATI 113403016
putri18.pp@gmail.com
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi
Pembimbing:
Euis Rosidah, SE.M.Ak
Iwan Hermansyah, SE.M.Si,Ak.CA
ABSTRACT
This study aims to determine (1) the accounting profit, the cash and cash dividends on the company's manufacturing and industrial sectors chemicals listed on the Stock Exchange, (2) the accounting profit and the cash in the company's manufacturing and industrial sectors chemicals listed on the Stock Exchange , (3) the effect of accounting earnings and cash earnings either partially or simultaneously to the cash dividend at the company's manufacturing and chemical industry sectors listed on the Stock Exchange which analyze the data using path analysis (path analysis). The results showed that (1) the accounting profit, the cash and cash dividends on the company's manufacturing and industrial sectors chemicals listed on the Stock Exchange, fluctuating (2) accounting profit and the cash in the company's manufacturing and industrial sectors chemicals listed on the Stock Exchange, (3) the effect of accounting earnings to cash earnings partially affect the cash dividend on the company's manufacturing and chemical industry sectors listed on the Stock Exchange as well as partially, simultaneously was accounting profit and cash earnings have an impact on cash dividends. Having
examined again turned out to be the most influential factor on the cash dividend is a good performance in producing the goods themselves at manufacturing and chemical industry sectors listed on the Stock Exchange.
Keywords: accounting profit, cash earnings and cash dividends
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) laba akuntansi, laba tunai, dan dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI, (2) laba akuntansi dan laba tunai pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI, (3) pengaruh laba akuntansi dan laba tunai baik secara parsial maupun simultan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI yang menganalisis data menggunakan analisis path (path analysis). Pengujian hipotesisparsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji f dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) laba akuntansi, laba tunai, dan dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI, berfluktuasi (2)laba akuntansi dan laba tunai pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI, (3) pengaruh laba akuntansi terhadap laba tunai secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI sama halnya dengan secara parsial, secara simultan pun laba akuntansi dan laba tunai memiliki pengaruh terhadap dividen kas. Setelah diteliti kembali ternyata faktor yang paling berpengaruh terhadap dividen kas adalah kinerja yang baik dalam memproduksi barang itu sendiri pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI.
PENDAHULUAN
Tujuan pembagian dividen untuk memaksimumkan pemegang saham atau
harga saham dan menunjukan likuiditas perusahaan. Dari sisi investor dividen
merupakan salah satu motivasi untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor
lebih memilih dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku
ini diakui oleh Gordon-Litner sebagai “The bird in the hand theory” bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Selain itu investor
juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang
dibagikan. Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah
sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar
dividen dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan
mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah
besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi
perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Para investor dalam melakukan investasi saham pasti menginginkan
keuntungan yang berupa dividen maupun capital gain,akan tetapi dalam berinvestasi
saham juga mengandung risiko. Risiko dan return mempunyai hubungan
positif,semakin tinggi return maka semakin tinggi risiko yang dihasilkan, begitu pula
sebaliknya. Karena return saham sulit diprediksi, maka Para investor perlu
melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan terlebih dahulu untuk menentukan
kebijakan investasinya sehingga ia dapat mengambil keputusan investasi sesuai
dengan return yang diharapkan dan tingkat risiko yang ia toleransi. Oleh karena itu,
investor membutuhkan berbagai jenis informasi mengenai kinerja perusahaan
Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat
dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi
perusahaan (laba bersih). Selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam
menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan, seringkali perusahaan juga
mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah
diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini beban penyusutan dan
amortisasi. Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih
dalam laporan laba rugi yang terdaftar dalam laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur yang tercatat di BEI. Selain itu, yang menjadi salah satu indikator
keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak laba secara efisien, yaitu
bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan sales yang
signifikan, dan dalam waktu yang sama manajemen perusahaan mampu
meminimalisir biaya-biaya. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat mereka
mengharapkan pembagian dividen tunai.
Menurut Soemarso (2004:44) Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari
aktivitas operasi perusahaan. Laba tunai menggunakan dasar kas dalam penerapan
akuntansinya, dimana pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban diakui
pada saat kas dikeluarkan. Titik tolak yang berguna dalam menentukan laba tunai
adalah memahami mengapa laba bersih (laba akuntansi) harus dikonversi dari dasar
akrual ke dasar kas. Laba tunai dapat diukur dengan menggunakan laba bersih
ditambah dengan beban penyusutan dan amortisasi yang disesuiakan dalam laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Dividen adalah keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham
dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
(Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh
perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi
kepada para pemegang saham dalam suatu rapat umum pemegang saham.
Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan
yang hangat diantara para pemegang saham dan juga pihak manajemen
perusahaanemiten, bahkan cenderung terjadi kontroversi antara pemegang saham
dan perusahaan. Pengukuran dividen dapat dilihat dengan pembagian uang kertas
dari laba sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Besarnya dividen kas
dilihat pada laporan arus kas tahun berikutnya. Konsep laba dan arus kas suatu
perusahaan selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik bagi akuntan dan
analis keuangan.
Pembagian dividen kas bagi pihak manajemen suatu bukti penciptaan
nilai tambah perusahaan dan pencapaian kinerja yang sungguh-sungguh atas
kepercayaan pemegang saham berinvestasi di suatu perusahaan. Oleh karena itu,
pihak manajemen perusahaan harus mampu menentukan tingkat pembagian dividen
kas melalui kebijakan dividen kas yang matang. Umumnya kebijakan ini
menggunakan indikator laba bersih (net income) sebagai kemampuan perusahaan
membayar dividen kas. Namun, baik manajemen dan pemegang saham harus
memperhitungkan berbagai faktor, misalnya ketersediaan kas, ekspansi usaha dan
kebijakan perusahaan tentang pelunasan kewajiban perusahaan kepada pihak
eksternal lainnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, laba bersih kadang kala
untuk membayar dividen kas yang akan datang. Hal ini terjadi karena informasi laba
bersih memiliki kemungkinan oleh ketidakmampuan mendapatkan penanding
(matching) yang tepat antara pendapatan dan beban akibat unsur dasar akrual.
Berdasarkan hal tersebut, laporan arus kas adalah informasi yang tepat digunakan
untuk menutupi bias laba bersih dan mampu menunjukan tingkat ketersediaan kas
pada periode tertentu, serta kepastian perolehannya.
Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS (Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dan Kimia yang Listing di BEI).
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui laba akuntansi, laba tunai, dan dividen kas pada perusahaan
manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2011.
2. Untuk mengetahui hubungan laba akuntansi terhadap laba tunai pada perusahaan
manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2011.
3. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas
secara parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing
di Bursa Efek Indonesia periode 2011.
4. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas
secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis
dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang
meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat,
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2005:54).
Metode sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi
diteliti satu persatu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut Parameter.
(Supranto, 2004:61)
TEKNIK ANALISIS DATA
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan maka dibutuhkan data
dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Untuk itu penulis
mengumpulkan data berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain
dalam bentuk yang sudah jadi publikasi. Melalui buku-buku literatur, sumber data
dan informasi lainnya yang ada hubungannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data diperoleh dari Internet
dengan alamat http://www.idx.co.id yang merupakan situs resmi Bursa Efek
PENGUJIAN HIPOTESIS
Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas X1 dengan variabel
X2
Ho :
Ha :
Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung >t tabel
a. Pengujian secara simultan Ho : yx1 = yx2 = 0 Ha : yx1 = yx2≠ 0
Dengan kriteria penolakan Ho jika F hitung>F tabel
Uji signifikasi menggunakan rumus :
F = ( ) (
)
Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1= k dan V2 = n-k-1
Kaidah keputusan secara simultan
Tolak Ho jika F hitung>F tabel dan diterima Ho jika F hitung ≤ F tabel b. Pengujian secara parsial
Hipotesis operasional :
Ho : yx1 = yx2 = 0 Ha : yx1 = yx2 ≠ 0
Uji statistik menggunakan rumus :
) )( 1 ( ) 1 ( ).... ...( 2 .. ... ... 2 1 1 k i i i X X X X Xk YX YX i R k n R t ; i = 1, 2, ...., k (Sitepu, 1994: 28)
Statistik uji diatas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-1
Keterangan :
YXi
R2YXi...Xk
= Koefisien jalur (besarnya pengaruh) variabel Xi
terhadap variabel Y
= Koefisien yang menyatakan determinasi total dari
semua variabel X terhadap variabel Y
R2YXi....(Xi)...Xk = Koefisien yang menyatakan determinasi multipel
antara Xi dengan X1, ..., Xk tanpa Xj.
Kaidah keputusan secara parsial
Tolak Ho jika thitung> t 1/2 atau –t t 1/2> thitung Terima Ho jika –t t 1/2 ≤ thitung ≤ t 1/2
Kesimpulan : berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis ditarik
kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
Hasil Penelitian
a. Laba Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Perusahaan
manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011 yang dijabarkan dalam Tabel 4.2 nampak bahwa jumlah laba akuntansi pada
masing-masing perusahaan tahun 2011 berbeda-beda. Laba akuntansi perusahaan
tergantung pada laba/rugi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dalam
mengelola keuangannya, yang bergantung pada hasil penjualan yang dilakukan
dalam perusahaan tersebut. Hingga saat ini banyak partisipan pasar yang
memandanglaporan laba rugi akuntansi akrual sebagai informasi terbaik dalam arus
kas dimasa depan, walaupun laporan arus kas perusahaan lebih baikkarena
menunjukan hubungan kuat tentang peneriamaan dan pengeluaran arus kas
perusahaan.laba perusahaan yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki
sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived notice), dan dapat
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Dari tabel diatas
terdapat perusahaan yang sangat baik dalam keuangannya pada tahun 2011 adalah
perusahaan PT. Astra Internasional Tbk dan PT. Astra Auto Park Tbk dan
perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun 2011 adalah PT. Ever Shine
B. Laba Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Industri dan Kimia yang Listing di BEI
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Perusahaan
manufaktur sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011 yang dijabarkan dalam Tabel 4.3 nampak bahwa jumlah laba tunai
pada masing-masing perusahaan tahun 2011, laba tunai merupakan laba yang
diperoleh dari arus kas hasil operasi. Laporan arus kas yang menjelaskan
penerimaan dan penggunaan kas dalam perusahaan dinyatakan sebagai salah satu
laporan keuangan pokok yang wajib disusun untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Laba yang dihasilkan ini menginformasikan pengelolaan kas dalam
perusahaan. pengguna kas yang tepat memaksimalkan perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Seperti hasil data pada tabel 4.3 terdapat laba tunai pada
perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI yang
memiliki laba tunai baik dalam perusahaannya adalah PT. Astra Internasional Tbk
dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk sedangkan perusahaan yang memiliki
laba menurun adalah PT. Pabrik Kertas Tjiwi Tbk pada tahun 2011.
C. Dividen Kas Pada Perusahaan Manufektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI
Tujuan investor dalam berinvestasi saham adalah untuk mendapatkan
dividen, salah satu jenis dividen yang dibagikan adalah dividen kas yang
perolehan labanya ditunjukkan dengan laba bersih pada laporan laba rugi
merupakan dasar pertimbangan perusahaan dalam menentukan besarnya dividen
menganggap bahwa investasi tersebut menguntungkan dimasa yang akan datang,
oleh karena itu investor akan menganalisis perusahaan tersebut melalui kinerjanya
yang tercermin dalam laba yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut.
Seperti data pada tabel 4.4 terdapat perusahaan yang mempunyai dividen yang
dihasilkan sangat baik adalah pada perusahaan PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk sedangkan perusahaan yang memiliki dividen rendah pada tahun 2011 adalah
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Laba Tunai Pada Pada Perusahaan Manufaktor Industri dan kimia yang Listing di BEI
Untuk mengetahui pengaruh Laba Akuntansi terhadap Laba Tunai pada
perusahaan manufaktur industri dan kimia yang listing di BEI, maka dilakukan uji
statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan
hubungan antara variabel Laba Akuntansi (X1) dengan variabel Laba Tunai (X2).
Dimana indikator yang digunakan untuk variabel Laba Akuntansi adalah pendapatan
dikurangi transaksi-transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya-biaya
yang berkaitan, sedangkan untuk Laba Tunai berdasrkan pada laba akuntansi setelah
diperhitungkan beban-beban non kas (beban penyusutan dan amortisasi dalam satuan
rupiah.
Adapun hasil uji statistik dkoefisien korelasi dengan menggunakan SPSS
mengenai pengaruh Laba Akuntansi terhadap Laba Tunai dapat penulis gambarkan
ρX2€= 0,125 rX1X2= 0,935
Gambar 4.1
Nilai Koefisien Laba Akuntansi dengan Laba Tunai
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Lampiran 1) menunjukkan bahwa
pengaruh Laba Akuntansi terhadap Laba Tunai adalah sebesar 0,935 yang
menunjukan tingkat hubungan yang kuat dengan besar pengaruh sebesar 0,875 atau
87,5%, yang berarti Laba Akuntansi memberikan kontribusi dalam mempengaruhi
Laba Tunai sebesar 87,5%, sedangkan sisanya sebesar 12,5% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar Laba Akuntansi, seperti pembayaran hutang-hutang perusahaan,
kenaikan harta lancar dan hutang harta lancar serta laba/rugi karena pelepasa
investasi.
Untuk melihat tingkat signifikai pengaruh Laba Akuntansi terhadap Laba
Tunai diukur dengan menggunakan uji t. Adapun kaidah hipotesis yang diujikan
adalah:
Ho : Laba Akuntansi tidak berpengaruh terhadap Laba Tunai
Ha : Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Laba Tunai
Sedangkan keputusan hipotesisnya adalah tolak Ho jika thitung> dari ttabel
X1 X2
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficients dengan menggunakan
koefisien standar diperoleh thitung sebesar 12,954 dan nilai ttabel dengan tingkat
signifikasi 95% (α = 0,05) dan df = n-2 maka diketahui nilai ttabel sebesar 2,069. Dengan demikian thitung > ttabel (12,954 >2,069), dengan demikian tolak Ho atau
terima Ha, yang artinya Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Laba Tunai pada
perusahaan manufaktur industri, kimia dan industri dasar yang listing di BEI.
Dengan kata lain jika Laba Akuntansi besar maka Laba Tunai akan besar pula, hal
itu di karenakan dengan penerapan Laba Akuntansi dapat menyajikan laporan arus
kas secara objektif dan dapat memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dapat
diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran
kas dimasa datang, dan sebagai salah satu pengambilan keputusan manajemen
kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer tergantung dari
Laba Tunai yang dihasilkan dari prose perhitungan Laba Akuntansi atau arus kas
operasi yang merupakan hasil untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen kepada para pemegang saham, pembayaran bungan dan pokok
pinjaman lainnya kepada para kreditor.
Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Dividen Kas Secara Parsial pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI
Untuk mengetahui pengaruh Laba Akuntansi (X1) secara parsial terhadap
Dividen Kas (Y) dapat dilihat dari hasil analisis jalur/path analysis (tabel 4.1).
Berdasarkan hasil analisis jalur untuk variabel X1 (laba akuntansi) terhadap variabel
Y (dividen kas) diketahui nilai koefisien beta (β) sebesar 0,608 memiliki pengaruh sebesar 0,369 atau 36,9%, yang berarti bahwa Laba Akuntansi secara parsial
berpengaruh terhadap Dividen Kas sebesar 36,9%, yang berarti pula bahwa Laba
Akuntansi yang diterapkan perusahaan manufaktur sektor indutri dan kimia
memberikan konstribusi terhadap penanaman modal oleh investor terhadap
perusahaan tersebut sebesar 36,9%.
Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka untuk menguji tingkat
signifikasi antara Laba Akuntansi (X1) terhadap Dividen Kas (Y) dengan koefisien
(β) sebesar 0,608 diperoleh nilai thitung sebesar 4,564 dan dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 95% (α = 0,05), diperoleh nilai ttabel sebesar 2,069 sehingga thitung > ttabel (4,564 > 2,069) maka tolak H0, yang berarti laba akuntansi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Hal itu menunjukan
bahwa besar kecilnya Laba Akuntansi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan
berpengaruh terhadap dividen kas dan signifikan yang dalam penanaman modal oleh
investor akan meningkat apabila laba akuntansi menghasilkan laporan arus kas yang
besar.
Pengaruh Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Secara Parsial pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI Berdasarkan hasil analisis jalur untuk variabel X2 (laba tunai) terhadap
variabel Y (dividen kas) dengan nilai koefisien beta (β) sebesar 0,381 diketahui pengaruhnya sebesar 0,145 atau 14,5% yang berarti laba tunai secara parsial
berpengaruh terhadap dividen kas sebesar 14,5% yang berarti pula bahwa laba tunai
yang dihasilkan perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di
Dengan kriteria penolakan H0 jika thitung > ttabel, maka untik menguji tingkat
signifikasi antara laba tunai (X1) terhadap dividen ka (Y) dengan koefisien (β) sebesar 0,221 diperoleh nilai thitung sebesar 2,857 dan dengan menggunakan tingkat
signifikasi sebesar 95% (α = 0,005), diperoleh nilai ttabel sebesar 2,069 sehingga thitung
<ttabel (2,857 > 2,069) maka tolak Ho, yang berarti secara parsial laba tunai
berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor
industri dasar, kimia, dan aneka industri yang listing di BEI.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba tunai yang
dihasilkan oleh perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia, dan aneka
industri yang listing di BEI tidak memberikan konstribusi signifikan dalam dividen
kas tersebut. Hal ini tidak sejalan penelitian yang dilakukan oleh Asep Suryadi
(2013) yang menyatakan bahwa komponen laba tunai berpengaruh signifikan
terhadap dividen kas. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur sektor industri dan
kimia yang listing di BEI stabil dalam menerapkan laba tunai sebagai faktor utama
dalam penentuan harga saham.
Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas secara Simultan Parsial pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Listing di BEI
Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
kas secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang
listing di BEI dengan menggunakan analisis jalur (path anlysis). Sedangkan untuk
pengujian hipotesis secara simultan digunakan uji F yang bertujuan untuk menguji
apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai
Ho : ρYX1 : ρYX2 = 0, Laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas
Ha : ρYX1 : ρYX2 ≠ 0, Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas
Sedangkan keputusan hipotesisnya adalah tolak Ho jika Fhitung > Ftabel
Hasil uji korelasi jalur mengenai pengaruh secara simultan antara laba
akuntansi (X1) dan laba tunai (X2) terhadap dividen kas (Y), secara lengkap dapat
divisualisasikan seperti pada gambar 4.2:
ρYX1= 0,608 rX1X2= 0,935 ρY€2= 0,051 ρYX1= 0,381 ρX2€1= 0,125 Gambar 4.2
Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1dan X2 dengan Y
€1
X2
X1
Y
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, melalui path analysis dapat ditentukan
pengaruh secara simultan antara kualitas (X1) dan laba tunai (X2) terhadap dividen
kas (Y), baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun path analysis
mengenai pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas dapat dilihat
pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Path Analysis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas
Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1 Y X1 Y= (ρyx1)2 = (0,608)2 (A) = 0 ,369 Y X1 X2 Y : (ρyx1) (rx2x1)(ρyx2) (0,608)(0,935)(0,381)+ (0,608)(0,935)(0,381) = 0,433=(B) X1 Y A+B 0,802 = (C) 2 Y X2 Y= (ρyx2)2 = (0,381)2 (D) = 0,145 X2 Y 0,145 = (E)
3 Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara simultan (C+E) (0,802+0,145) (F) 0,949 4 Pengaruh residu100 %-F = 100%-0,949 (G) 0,051 5 Total (F + G) = 0.949+ 0,051 1
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh total pengaruh laba akuntansi (X1) dan laba
tunai (X2) terhadap dividen kas adalah sebesar 0,959 dan sisanya sebesar 0,051.
Artinya laba akuntansi dan laba tunai secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap dividen kas sebesar 0,959 (95,9%), sedangkan sisanya yaitu
Berdasarkan perhitungan melalui SPSS (lampiran 2), diperoleh nilai Fhitung
sebesar 213,338 sedangkan nilai Ftabel pada tingkat signifikasi sebasar 95% (α = 0,05)
diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,42 sehingga Fhitung > Ftabel (213,338 > 3,42) artinya
tolak Ho. Artinya laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh
terhadap dividen kas pada pada perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia
yang listing di BEI.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, dapat penulis simpulkan sebagai
berikut:
1. Laba akuntansi pada tahun 2011 mengalami peningkatan pada perusahaan PT.
Astra Internasional Tbk dan PT. Astra Auto Park Tbk dan perusahaan yang
mengalami penurunan pada tahun 2011 adalah PT. Ever Shine Textile Industry
Tbk. Sedangkan laba tunai yang mempunyai arus kas baik adalah PT. Astra
Internasional Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk sedangkan
perusahaan yang memiliki laba menurun adalah PT. Pabrik Kertas Tjiwi Tbk
pada tahun 2011. Dan dividen pada tahun 2011 adalah PT. Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk dan perusahaan yang mendapatkan dividen menurun adalah PT.
Multristada Arah Sarana Tbk.
2. Laba akuntansi berpengaruh terhadap laba tunai pada perusahaan manufaktur
pengolahan data yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
sektor industri dan kimia yang listing di BEI Tahun 2011.
3. Secara parsial laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada
perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI. Secara
parsial laba tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI. Secara simultan laba
akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas. Hal ini berdasarkan
hasil pengolahan data dengan menggunakan path analysis terhadap laporan
keuangan perusahaan manufaktur sektor industri dan kimia yang listing di BEI
tahun 2011.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas, maka saran dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba tunai berpengaruh tidak signifikan
terhadap dividen kas, oleh karena itu untuk meningkatkan arus kas dalam
investasi diharapkan dapat mengefektifitaskan penggunaan beban-beban
amortisasi dan penyusutan. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan
dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun,
sehingga laba tunai tersebut harus dikurangi dari laba bersih ketika menghitung
arus kas bersih, sehingga dapat menstabilkan kembali arus kas dari hasil operasi
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang tertarik dengan kajian yang sama, diharapkan melakukan
pengkajian mengenai pengaruh atau hubungan antara beban-beban non kas
(amortisasi dan penyusutan) dan beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan
beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun,
sehingga laba tunai tersebut harus dikurangi dari laba bersih ketika menghitung
arus kas bersih, sehingga dapat menstabilkan kembali arus kas dari hasil operasi
oleh perusahaan tersebut. Sehingga dapat diketahui indikator laba tunai apa yang