• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI JAWA TIMUR. Bulan Desember 2012 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,55 persen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI JAWA TIMUR. Bulan Desember 2012 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,55 persen"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 01/01/35/Th.XI, 2 Januari 2013

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI

J

AWA

T

IMUR

B

ULAN

D

ESEMBER

2012

Bulan Desember 2012 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,55 persen

Pada bulan Desember 2012 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,55 persen. Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,78 persen, diikuti oleh Malang sebesar 0,70 persen, Surabaya sebesar 0,52 persen, Probolinggo sebesar 0,49 persen, Sumenep sebesar 0,46 persen, Kediri sebesar 0,37 persen, dan inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,34 persen.

Inflasi Jawa Timur bulan Desember 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,51 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,31 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,25 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01 persen. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,30 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah tarif angkutan udara, daging sapi, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, ikan mujair, ikan bandeng, pasir dan kentang.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah emas perhiasan, minyak goreng, tomat sayur, gula pasir, bawang putih, kacang panjang, apel, wortel, sepatu, dan kembang kol.

Dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,67 persen, diikuti Yogyakarta sebesar 0,66 persen, Jakarta sebesar 0,56 persen, Surabaya sebesar 0,52 persen, Semarang sebesar 0,41 persen, dan inflasi terendah terjadi di Bandung sebesar 0,19 persen.

Dari 66 kota IHK nasional semua mengalami inflasi, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,57 persen, Manokwari, sebesar 1,89 persen, Palu sebesar 1,69 persen, Palangkaraya sebesar 1,61 persen dan Kupang sebesar 1,54 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kendari sebesar 0,02 persen, diikuti oleh Manado sebesar 0,10 persen, Bogor sebesar 0,16 persen, Bandung sebesar 0,19 persen dan Sukabumi sebesar 0,20 persen.

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2012 Jawa Timur mencapai 4,50 persen. Dari 7 kota IHK nasional di Jawa Timur, laju Inflasi tahun kalender 2012 tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 5,88 persen diikuti oleh Sumenep sebesar 5,05 persen, Kediri sebesar 4,63 persen, Malang sebesar 4,60 persen, Jember sebesar 4,49 persen, Surabaya sebesar 4,39 persen, dan terendah terjadi di Madiun sebesar 3,51 persen.

Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi sepanjang tahun 2012 adalah daging sapi, rokok kretek filter, gula pasir, bawang putih, emas perhiasan, angkutan udara, tempe, tukang bukan mandor, rokok kretek dan tahu mentah.

Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi sepanjang tahun 2012 adalah tomat sayur, cabe merah, cabe rawit, minyak goreng, beras, kepiting/rajungan, pindang asin, telepon seluler, sepatu dan tomat buah.

(2)

1. Inflasi Jawa Timur

Penghitungan inflasi Jawa Timur didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, dan Madiun. Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Desember 2012 Jawa Timur mengalami inflasi 0,55 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,77 pada bulan Nopember 2012 menjadi 135,51 pada bulan Desember 2012.

Apabila dilihat, perbandingan inflasi bulan Desember yang terjadi selama enam tahun terakhir pada bulan yang sama, maka inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 1,02 persen, diikuti tahun 2007 sebesar 0,98 persen, tahun 2011 sebesar 0,57 persen, tahun 2012 sebesar 0,55 persen, dan inflasi terendah terjadi tahun 2009 sebesar 0,49 persen, sedangkan pada tahun 2008 terjadi deflasi sebesar 0,29 persen.

Inflasi bulan Desember 2012 ini dipicu oleh karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,51 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,31 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,25 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,01 persen. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,30 persen

Tingginya inflasi di kelompok bahan makanan pada bulan Desember ini utamanya yang memberikan sumbangan inflasi terbesar yaitu sub kelompok daging dan hasilnya sebesar 0,12 persen, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,06 persen, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,06 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0,06 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,03 persen, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,02 persen, sub kelompok sayur-sayuran 0,01 persen, sub kelompok kacang-kacangan, sub kelompok buah-buahan, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,00 persen

(3)

ras, ikan mujair, ikan bandeng dan kentang, diduga akibat tingginya permintaan di akhir tahun ini seiring dengan tibanya natal dan tahun baru.

Sementara itu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,43 persen, komoditas penting yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok ini adalah tarif angkutan udara memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen dengan inflasi sebesar 16,86 persen. Pada bulan Desember 2012 tarif angkutan udara semua jenis maskapai mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena tingginya permintaan pada akhir tahun seiring dengan hari raya natal dan tahun baru 2013.

Dorongan kearah inflasi menjadi semakin besar akibat naiknya harga pasir yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0137 persen, dan mengalami kenaikkan harga sebesar 4,21 persen dari bulan November 2012. Sehingga mampu mendongkrak sumbangan inflasi yang cukup signifikan pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar yaitu sebesar 0,07 persen.

Sedangkan kelompok yang menekan laju inflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,02 persen, karena pada bulan Desember 2012 kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,30 persen. Komoditas penting yang menghambat inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan sebesar 0,0233 persen, dan emas perhiasan pada bulan Desember mengalami deflasi sebesar 0,8054 persen, seiring dengan turunnya harga emas di pasaran dunia.Sementara itu komoditas lain yang menekan laju inflasi adalah minyak goreng, tomat sayur, gula pasir, bawang putih, kacang panjang, apel, wortel, sepatu, dan kembang kol.

Sampai dengan akhir tahun 2012, secara kumulatif Jawa Timur mengalami inflasi 4,50 persen. Inflasi kumulatif Jawa Timur tahun 2012 lebih rendah apabila dibandingkan tahun 2007, 2008, 2010 pada periode yang sama masing sebesar sebesar 6,48 persen, 9,66 persen, 6,96 persen. Namun demikian, dibandingkan inflasi kumulatif tahun 2009 sebesar 3,62 persen dan tahun 2011 sebesar 4,09, kondisi tahun 2012 ini terlihat masih lebih tinggi.

6,48

9,66

3,62

6,96

4,09

4,50

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2. Inflasi Jawa Timur

Tahun 2007-2012

(4)

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des 0.35 0.25 0.08 0.16 0.15 0.58 0.63 1.28 0.02 0.15 0.21 0.55

Gambar 3. Inflasi Jawa Timur Tahun 2012 (%)

Sepanjang tahun 2012 Jawa Timur mengalami dua belas kali inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 1,28 persen dan terendah bulan September sebesar 0,02 persen. Momentum kenaikan terbesar terjadi pada bulan Agustus karena pada bulan Agustus bertepatan dengan Hari Besar Agama Islam yaitu Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah. Inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada bulan Juni dan Juli, karena terjadinya kenaikan harga pada kelompok pengeluaran pendidikan pada awal tahun ajaran baru sekolah pendidikan.

Tingginya inflasi di bulan Agustus disebabkan naiknya harga angkutan antar kota, tempe, biaya Sekolah Dasar, tahu mentah, daging sapi, emas perhiasan, daging ayam ras, tariff kereta api, bawang putih,dan kotrak rumah. Sebaliknya, rendahnya inflasi bulan September disebabkan turunnya harga komoditas penting sepertiangkutan antar kota, daging ayam ras, tariff kereta api, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, kelapa, kayu balokan, angkutan udara, dan ketimun.

Inflasi rendah juga terjadi pada bulan Maret hal ini disebabkan karena turunnya harga komoditas penting seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, tomat sayur, emas perhiasan, ketimun, bawang merah, kentang, apel, dan wortel.

Pada tahun 2012 tercatat beberapa kebijakan pemerintah yang memicu tingginya inflasi. Setelah Pemerintah mengurangi kuota impor sapi dan daging sapi, sehingga menimbulkan spekulasi dan boikot para importir sapi, yang menyebabkan stagnasi ketersediaan daging di pasar berkurang bahkan sempat kosong daging sapi di pasar.kurang lebih selama 3 minggu pada bulan November 2012 dan pengusaha menaikkan harga daging sapi di pasar sampai menyentuh harga tertinggi berkisaran Rp. 90.000 sampai dengan Rp.100.000. Inflasi juga didorong dengan adanya pengaruh krisis perekonomian Negara Eropa dan Amerika yang masih belum recoveri, ditandai dengan gejolak harga emas dunia yang tingg selama tahun 2012. Sehingga para investor cenderung lebih menyukai menanamkan investasi kepada emas daripada surat berharga.

(5)

6.48 12.32 4.52 4.35 8.83 5.35 7.96 1.52 9.66 14.19 11.70 9.54 9.66 5.97 6.55 5.62 3.62 5.28 7.24 1.82 6.28 2.40 5.76 -1.26 6.96 16.22 5.74 3.73 6.97 2.14 5.68 2.59 4.09 3.75 4.69 3.22 9.12 3.91 6.31 2.06 4.50 5.74 6.71 3.55 4.35 2.59 4.43 2.44

Umum Bhn Mak. Mak. Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transport

Gambar 4.

Inflasi Kelompok Pengeluaran Jawa Timur Tahun 2007 - 2012

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sepanjang tahun 2012 mencatat inflasi tertinggi sebesar 6,71 persen. Pada tahun 2007, 2008 dan 2010 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, sedangkan pada tahun 2009 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan pada tahun 2011 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 9,12 persen.

Dari kumulatif inflasi Jawa Timur tahun 2012 sebesar 4,50 persen, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,32 persen, dikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok transpor, komunikasi jasa keuangan sebesar 0,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,38 persen, kelompok sandang sebesar 0,29 persen, dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen.

Dilihat dari komoditinya, sepuluh penyumbang terbesar terhadap inflasi Jawa Timur pada Tabel 1, terlihat, bahwa tingginya inflasi tahun 2012 sangat dipengaruhi oleh naiknya harga daging sapi, rokok kretek filter, gula pasir, bawang putih, emas perhiasan, angkutan udara, tempe, tukang bukan mandor, rokok kretek dan tahu mentah.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2012 terdapat komoditas tarif angkutan udara dan tukang bukan mandor yang menyumbang inflasi sepanjang tahun 2012, juga komoditas beras yang biasanya selalu menyumbang inflasi, pada tahun 2012 hal tersebut tidak terjadi. Sementara itu, dalam kurun waktu enam tahun terakhir komoditas emas perhiasan selalu memegang peranan penting terhadap inflasi Jawa Timur.

4.50 1.32 1.21 0.75 0.29 0.12 0.38 0.43 5.74 6.71 3.55 4.35 2.59 4.43 2.44

Umum Bhn Mak. Mak. Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Gambar 5. Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pengeluaran Tahun 2012

Sumbangan Inflasi

(6)

Naiknya harga emas dunia seiring dengan melemahnya nilai tukar, krisis Negara Eropa dan Amerika serta berpindahnya pola investasi ke emas murni mengakibatkan tekanan terhadap inflasi menjadi semakin besar.

Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan

1 Beras 6,9229 0,4300 - - 10,7566 0,4757 22,7930 1,0279 14,4893 0,7672 -

-2 Kontrak Rumah 6,5839 0,2546 - - 2,8856 0,0801 - - - - -

-3 Rokok Kretek Filter 7,4195 0,2223 - - 5,8133 0,1183 8,6603 0,1749 11,0978 0,2270 11,6053 0,2532

4 Daging Ayam Ras 15,5474 0,2272 - - - - - - 13,8463 0,1387 -

-5 Biaya SLTA - - - - 10,5411 0,1057 12,2086 0,1299 12,3040 0,1402 - -6 Sepeda Motor - - - - - - - - 5,1119 0,1320 - -7 Biaya Akademi/PT 9,8210 0,2097 - - 10,7378 0,1361 - - 7,9703 0,1113 - -8 Gula pasir - - - - 60,5381 0,4894 - - - - 20,5338 0,2449 9 Emas Perhiasan 30,5220 0,3026 22,3095 0,3713 15,4618 0,2702 14,8924 0,3361 18,2763 0,4021 7,0889 0,1763 10 Mie - - 22,8475 0,3517 - - - - - - - -11 Minyak Goreng 50,7610 0,6898 - - - - 13,4424 0,1631 - - - -12 Bawang Merah 139,2345 0,4992 - - - - 72,7592 0,2182 - - - -13 Kelapa 79,4551 0,2688 - - - - - - - - -

-14 Telur Ayam Ras 20,2481 0,1530 30,1216 0,2143 - - - - - - -

-15 Bensin - - 14,2975 0,5926 - - - - - - - -16 Bahan Bakar RT - - 19,1894 0,5522 - - - - - - - -17 Tempe - - 46,2886 0,2879 - - - - - - 18,8662 0,1536 18 Tahu Mentah - - 52,3996 0,2864 - - - - - - 15,0884 0,1010 19 Angkutan dlm Kota - - 26,4197 0,2690 - - - - - - - -20 Daging Sapi - - 23,4357 0,2672 - - - - - - 23,4544 0,3045 21 Semen - - 29,2859 0,2445 - - - - - - - -22 Mobil - - - - 12,7472 0,2448 - - - - - -23 Bawang Putih - - - - 175,7789 0,2318 46,8516 0,1668 - - 94,0456 0,2206 24 Cabe Rawit - - - - 38,7866 0,0887 151,3013 0,4249 - - - -25 Jasa STNK - - - - - - 47,5089 0,3199 - - - -26 Tarif Listrik - - - - - - 11,8136 0,3179 - - - -27 Sewa Rumah - - - - - - - - 4,9242 0,1311 - -28 Upah Pembantu RT - - - - - - - - - - 5,9348 0,1048 - -29 Rokok Kretek - - - - - - - - 10,2833 0,1030 9,0457 0,1067 30 Angkutan Udara - - - - - - - - - - 33,3627 0,1580

31 Tukang bukan mandor - - - - - - - - - - 8,1471 0,1168

2012 2011

Tabel 1.

10 Komoditas Pendorong Utama Inflasi Jawa Timur Tahun 2007-2012 (%)

2010

No. Komoditas

(7)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Bahan Makanan

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 1,5127 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 9 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok daging dan hasilnya sebesar 3,8161 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0047 persen. Deflasi terjadi pada sub kelompok buah-buahan sebesar 0,0060 persen dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 1.3222 persen.

Kelompok ini di bulan Desember memberikan sumbangan 0,3471 persen terhadap

inflasi. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok daging dan hasilnya sebesar 0,1200 persen dan sumbangan terkecil dari sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0001 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 5,7386 persen. Dari 12 sub kelompok dalam kelompok ini, 8 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan sebesar 16,4157 persen, disusul sub kelompok daging dan hasilnya dengan inflasi sebesar 12,4024 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan 1,3160 persen terhadap inflasi. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 8 sub kelompok memberikan sumbangan positif terhadap inflasi dan 3 sub kelompok memberikan sumbangan negatif. Sumbangan tertinggi diberikan oleh sub kelompok daging dan hasilnya sebesar 0,3785 persen diikuti oleh sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,2592 persen.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 0,2488 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,3699 persen dan inflasi terendah

(8)

terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 0,2761 persen. Deflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkhohol sebesar 0,0693 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,0454 persen. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,0325 persen, sedangkan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,0155 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 6,7093 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman berakhohol sebesar 10,8061 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 4,4389 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan 1,2131 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,4998 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,3261 persen.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 0,2607 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,5400 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0173 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 memberikan sumbangan positif 0,0654 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,0455 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar hampir 0,0007 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 3,5535 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi

(9)

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan 0,7520 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,5434 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0336 persen.

Sandang

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami deflasi 0,7004 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok mengalami negatif. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan

sandang lainnya sebesar 0,7004 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 memberikan sumbangan negatif 0,0216 persen terhadap inflasi. Penghambat inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,0230 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 4,3537 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 6,5276 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 1,5330 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan 0,2901 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,1900.

Kesehatan

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 0,2513 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,6799 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,1020 persen.

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 memberikan sumbangan 0,0120 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok obat-obatan sebesar 0,0046 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 2,5892 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani

(10)

sebesar 5,0584 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,8975 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan 0,1217 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,0618 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,0122 persen.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 0,0146 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok olahraga sebesar 0,2545 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,0177 persen.

Kelompok ini di bulan Desember 2012 memberikan sumbangan 0,0003 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok olah raga masing-masing sebesar 0,0008 persen. Sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar 0,0000 persen.

………Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami

inflasi 4,4261 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa pendidikan sebesar 5,9553 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 1,5418 persen.

…..Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan

sumbangan 0,3777 persen terhadap inflasi. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,2899 persen dan sumbangan terkecil diberikan oleh sub kelompok olahraga sebesar 0,0036 persen.

Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok ini pada bulan Desember 2012 mengalami inflasi 0,5789 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok tidak

(11)

Kelompok ini di bulan Desember 2012 memberikan sumbangan 0,1012 persen terhadap inflasi. Sumbangan positif tertinggi diberikan oleh sub kelompok transpor sebesar 0,1013 persen dan sumbangan positif terendah diberikan pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0000 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 mengalami inflasi 2,4399 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 3,2328 persen dan Inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 2,4555 persen. Sementara deflasi terjadi pada sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,1381 persen.

Kelompok ini selama Tahun 2012 memberikan sumbangan positif 0,4266 persen terhadap inflasi. Sumbangan positif tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,3651 persen dan sumbangan positif terendah terjadi pada sub kelompok jasa keuangan sebesar 0,0104 persen.

2. Inflai 10 Kota di Jawa Timur

Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Desember 2012 ini, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,78 persen dan terendah di Madiun sebesar 0,34 persen.

Secara umum, terjadinya inflasi di seluruh kota pada bulan ini sangat dipengaruhi oleh komoditas-komoditas pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman dan rokok serta kelompok transpor, terutama pada komoditas daging dan hasilnya, komoditas ikan segar, komoditas bumbu-bumbuan, komoditas minuman yang tidak beralkohol dan komoditas transpor.

Tingginya inflasi Probolinggo pada bulan Desember 2012 dibanding kota-kota lainnya, sangat dipengaruhi oleh naiknya komoditas biaya tempat tinggal, seperti genteng mencapai 20,14 persen dan komoditas batu bata/batu tela mencapai 7,91 persen. Selain itu komoditas daging dan hasilnya juga memberikan sumbangan, antara lain komoditas daging sapi mencapai sebesar 12,22 persen, daging ayam ras sebesar 7,84 persen.

Untuk inflasi terendah terjadi di Kota Madiun, yang disebabkan turunnya komoditas sayur-sayuran seperti komoditas kacang panjang mencapai 8,53 persen, komoditas nangka muda terjadi penurunan mencapai 7,64 persen, serta turunnya komoditas buah-buahan seperti salak, semangka, papaya dan pir.

Gambar 6, Inflasi 10 Kota IHK Jawa Timur Bulan Desember 2012 0.55 0.78 0.46 0.37 0.70 0.49 0.34 0.52 Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jbr.

(12)

Gambar 8. Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur

Bulan Desember 2012 0.56 0.67 0.19 0.41 0.66 0.52 0.55

Jakarta Serang Bandung Semarang

Yogyakarta Surabaya Jawa Timur Gambar 7.

Kumulatif Inflasi 10 Kota dan Jawa Timur

(Januari - Desember 2012) 4.50 4.49 5.05 4.63 4.60 5.88 3.51 4.39

Jbr. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. Jatim

Dilihat dari inflasi kumulatifnya, sampai dengan bulan Desember 2012, kumulatif inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 5,88 persen, sedangkan kumulatif inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 3,51 persen. Dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur, hanya Sumenep, Kediri, Malang, dan Probolinggo yang inflasinya lebih tinggi dari inflasi Jawa Timur sebagaimana terlihat pada Gambar 7.

3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua kota mengalami. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,67 persen, disusul Yogyakarta 0,66 persen, Jakarta 0,56 persen, Surabaya 0,52 persen, Semarang 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Bandung 0,19 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 8.

Sampai dengan bulan Desember 2012 ini, kumulatif inflasi 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, tertinggi terjadi di Semarang sebesar 4,85 persen, disusul Jakarta sebesar 4,52 persen, Serang sebesar 4,41 persen, Surabaya sebesar 4,39 persen, Yogyakarta sebesar 4,31 persen, dan terendah di Bandung sebesar 4,02 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 9. Terlihat pula pada Gambar tersebut, kumulatif inflasi Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan kumulatif inflasi Serang, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Gambar 9. Kumulatif Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Januari - Desember 2012

4.52 4.41

4.02 4.85

4.31 4.39 4.50

Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jawa Timur

Gambar

Gambar 2.  Inflasi Jawa Timur  Tahun 2007-2012
Gambar 3.  Inflasi Jawa Timur Tahun 2012 (%)
Gambar 8.  Inflasi ibukota provinsi  di Pulau Jawa dan Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi / prosedur, pengaruh operasional, serta komitmen dan kebijakan terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja

[r]

(1) Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas bersama-sama dengan penyelenggara pendidikan membentuk Tim Evaluasi Penutupan

Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi kalor atau energi yang merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda dengan

Tegangan yang diterapkan dalam pengujian AC Hi-Pot Test adalah sebesar satu setengah kali dari tegangan line-to- line RMS generator (1,5E) untuk keserasian dengan peralatan

 Apakah terdapat korelasi positif antara kemampuan mahasiswa dalam memahami Apakah terdapat korelasi positif antara kemampuan mahasiswa dalam memahami ilmu statistika dan

Dari hasil penelitian dapat dilihat secara umum akar tanaman kelapa sawit pada perlakuan dengan metode sebar, memiliki produksi akar yang relatif lebih tinggi

Veneer Utama. Pengiriman menggunakan kontainer dengan kondisi barang yang baik dapat ditinjau dari proses stuffing yang tepat dan benar. Demikian halnya dengan PT Indo