• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Teknologi Perkeretaapian Dan Tantangannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Teknologi Perkeretaapian Dan Tantangannya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN- RI

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

21 Januari 2021

“RAILWAY – UNIVERSITIES LINK : Railways Research and Education Outlook”

Pengembangan Teknologi

(2)

RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL

2

o Jaringan KA Wil. Sumatera:

•Jalur KA beroperasi: ± 1,544 Km (termasuk jalur ganda ± 284 Km)

•Jalur KA Non-Aktif: ± 129.1 Km o Jaringan KA Wil. Jawa:

•Jalur KA beroperasi: ± 3,890.38 Km (termasuk jalur ganda ± 1,192.6 Km)

•Jalur KA Non-Aktif: ± 2,835.85 Km o Bagian dari Trans Sulawesi ± 16 Km o Operator: PT. KAI, PT. KCI, PT. Railink, PT.

KCIC, PT. MRT Jakarta Propertindo o ± 356,461,000 penumpang/tahun

(2017)

o ± 39,512,000 ton/tahun (2017)

Kondisi Eksisting Perkeretaapian Indonesia

o KA Barang (Perkebunan dan industri)

o KA penumpang (melayani mobilitas masyarakat dari bandara dan wilayah perkotaan)

Pengembangan P. Sumatera

o KA Logistik Trans Kalimantan (Barang)

Pengembangan P. Kalimantan

o KA Barang (Pertanian, perkebunan dan pertambangan)

o KA Wisata (eco-cultural dan keanekaragaman hayati)

Pengembangan P. Sulawesi

o Kereta Api Barang untuk pertambangan, perkebunan /pertanian, dan perikanan (barang)

Pengembangan P. Papua

o KA Penumpang dan Perkotaan dengan aktivitas ekonomi, sosial, dan pariwisata. o Angkutan Perkebunan

dan Pertaninan

Pengembangan P. Jawa, Madura, dan

Bali

o Share Kereta Api Penumpang : 7-9% o Share Kereta Api Barang : 11-13% o Jaringan kereta api Trans Sumatera

o Sebagai tulang punggung angkutan barang di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua

o Sebagai Tulang Punggung Angkutan Massal Antar Kota dan Perkotaan

o Pembangunan Jalur Ganda & Elektrifikasi Jalur Utama Jawa

o Pengoperasian Argo Light (High Speed Train / HST) di Jawa

o Layanan yang terintegrasi, terjamin, aman, nyaman, andal, dan terjangkau.

TARGET

o Panjang jaringan 10.524 Km termasuk perkotaan sepanjang 3.755 Km.

o Lokomotif Penumpang : 2.839 unit, Gerbong Penumpang : 34.178 unit.

o Lokomotif Barang : 2.475 unit, locomotive and Gerbong Barang : 48.364 unit.

o Meningkatnya perekonomian daerah masing-masing daerah.

o Peningkatan konektivitas.

o Pengurangan jumlah kecelakaan transportasi perkeretaapian.

(3)

Jalur KA terbangun meliputi : Jalur KA antar kota (Trans Pulau), Jalur KA perkotaan, Jalur KA akses bandara, pelabuhan dan kawasan strategis lainnya. P. Kalimantan ±1.200 Km P. Sumatera ± 2.900 Km P. Sulawesi ± 734 Km P. Papua ± 100 Km P. Jawa, Madura, dan Bali ±5.590 Km

NO WILAYAH REVIU RIPNAS

(km) BASELINE km (sd akhir 2019) INDIKASI RENSTRA 2020 –2024 SELISIH PEMBANGUNAN (2024-2030) TARGET PEMBANGUNAN

APBN NON-APBN TOTAL

TERBANGUN sd 2024 (Km)

(km) (km)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (2-6)

1 Sumatera 2.900 2.101 373 42 2.516 384

2 Jawa, Madura, & Bali 5.590 4.561 637 286 5.484 106

3 Kalimantan 1.200 0 60 52 112 1.088

4 Sulawesi 734 122 108 12 242 492

5 Papua 100 0 10 37 47 53

Total Panjang Jalur KA 10.524 6.784 1.188 429 8.401 2.123

3

(4)

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN NASIONAL

•Peningkatan kualitas pelayanan, keamanan dan keselamatan perkeretaapian

•Peningkatan keandalan dan kelaikan sarana dan prasarana •Mengintegrasikan layanan kereta api dengan moda lain •Meningkatkan aksesibilitas

Pengembangan Jaringan

Pelayanan

•Peningkatan pembinaan terhadap penyelenggaraan perkeretaapian melalui penyiapan NSPK •Koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Peningkatan Keamanan &

Keselamatan

•Alih teknologi untuk pembelian teknologi luar negeri

•Mendorong peningkatan peran industri perkeretaapian dalam negeri

Alih Teknologi &

Pengembangan Industri

•Peningkatan kemampuan SDM regulator perkeretaapian melalui program diklat

•Mendorong terciptanya SDM operator perkeretaapian melaui regulasi kompetensi, sertifikasi, dan pembinaan

Pengembangan SDM

Perkeretaapian

•Peningkatan peran pemerintah selaku regulator perkeretaapian

•Mendorong terwujudnya penyelenggaraan perkeretaapian secara multioperator •Peningkatan peran Pemerintah Daerah

Pengembangan Kelembagaan

•Peningkatan investasi dan pendanaan melalui dukungan regulasi dan mekanisme perizinan yang kondusif

•Mendorong peningkatan peran swasta melalui KPS

(5)

RAILWAY NETWORK DEVELOPMENT PLAN

No. Proyek Lokasi

1. a. Jalur utama: Banda Aceh-Sigli-Bireun-Lhokseumawe, Langsa-Besitang, Binjai-Besitang, Rantauprapat-Dumai, Duri-Pekanbaru, Pekanbaru-Muaro, Pekanbaru-Rengat, Rengat-Jambi, Jambi-Betung, Betung-Simpang, Tarahan-Bakauheni, Sei Mangke-Bandar Tinggi-Kuala Tanjung;

b. Shortcut: Tegineneng-Tarahan, Muaro Kalaban-Muaro;

c. Jalur ganda: Kertapati-Prabumulih, Pematang Siantar-Danau Toba;

d. Reaktivasi: Belawan-Gabion, Padang- Pulo Aer, Naras-Sungai Limau, Muaro Kalaban-Logas.

Sumatera / Batam

2. a. Jalur ganda: Jalur utara Cirebon Semarang Bojonegoro Surabaya (telah selesai 2 0 1 4) , Jalur Selatan Cirebon Prupuk Purwokerto Kroya Kutoaijo Solo Madiun Surabaya, Surabaya Jember Banyuwangi and Bangil Malang Blitar -Kertosono, Bogor-Sukabumi, Maja-Rangkasbitung-Merak, Kiara Condong-Cicalengka, Tegal - Prupuk, Solo-Semarang;

b. Shortcut: Cibungur-Tanjungrasa, Parungpanjang - Citayam - Cikarang - Kalibaru, Sidoarjo - Tulangan - Gununggangsir, Randegan - Sikampuh;

c. Aglomerasi: Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung Raya (Bandung, Cimahi, Bandung Barat, Sumedang), Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi), Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan);

d. High Speed Railway(HSR) Jakarta-Surabaya and Jakarta-Bandung;

Jawa / Madura / Bali

(6)

RAILWAY NETWORK DEVELOPMENT PLAN

No. Project Location

e. Reaktivasi dan Revitalisasi: Sukabumi Cianjur Padalarang, Cicalengka Jatinangor Tanjungsari, Cirebon Kadipaten, Banjar -Cijulang, Cikudapeteuh - Ciwidey, Cibatu - Garut - Cikajang, Rangkasbitung - Saketi - Labuan, Purwokerto - Wonosobo, Semarang Demak Kudus Pati Juwana Rembang Lasem Jatirogo Bojonegoro, Kudus Bakalan, Kedungjati Ambarawa, Yogyakarta Ambarawa, Jombang Babat Tuban, Kalisat Panarukan, Madiun Slahung dan Sidoarjo Tulangan -Tarik, Mojokerto-Gn.Gangsir, Sumber Pucung - Dampit, Lumajang - Rambipuji, Kamal–Pamekasan;

f. Jalur utama: Pulau Bali.

Jawa / Madura / Bali

3. Jalur utama: Puruk Cahu Bangkuang, BalikpapanTanah Grogot Tanjung, Balikpapan Samarinda, Tanjung Paringin Barabai -Rantau - Martapura-Banjarmasin, Banjarmasin - Palangkaraya, Bandara Supadio - Pontianak - Mempawah - Singkawang-Batas Negara, Tabang - Maloy, Kutai Barat - Paser - Balikpapan, Gunung Mas–Katingan.

Kalimantan

4. a. Jalur utama: Makassar - Parepare, Makassar - Takalar - Bulukumba - Watampone, Manado - Bitung, Bitung - Gorontalo - Isimu, Malili - Kolaka, Kolaka–Kendari;

b. Aglomerasi: Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).

Sulawesi

5. Jalur utama: Sorong - Manokwari, Jayapura–Sarmi.

Papua

(7)

RAILWAY NETWORK DEVELOPMENT PLAN

No. Project Location

1. a. KA Perkotaan: Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandar Lampung dan Batam;

b. KA Bandara: Kualanamu (Medan), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), and Hang Nadim (Batam);

c. KA Penghubung Pelabuhan: Lhokseumawe, Belawan, Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Sumatera Barat), Pelabuhan Panjang (Lampung), Tarahan (Lampung), Bakauheni (Lampung).

d. Interkoneksi: Pulau Sumatera– Pulau Jawa

Sumatera / Batam

2. a. KA Perkotaan: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, and Denpasar;

b. KA Bandara: Soekarno - Hatta (Jakarta), Kulonprogo (Yogyakarta), Adi Sumarmo (Solo), Juanda (Surabaya), Panimbang (Banten), Kertajati (Jawa Barat) and Ahmad Yani (Semarang), Ngurah Rai (Denpasar);

c. KA Penghubung Pelabuhan: Tanjung Priok & Kalibaru (DKI Jakarta), Cirebon (Jawa Barat), Tanjung Perak (Jawa Timur), Tuban (Jawa Timur), Teluk Lamong (Jawa Timur), Tanjung Emas (Jawa Tengah), Bojonegara (Banten), Tanjung Lesung (Banten), Patimban (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Barat), Pembangunan jalur KA pelabuhan untuk mendukung akses kawasan industri Cikarang;

d. Interkoneksi: Pulau Sumatera– Pulau Jawa.

Jawa / Madura / Bali

3. a. KA Bandara: Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Balikpapan (Kalimantan Timur);

b. KA Penghubung Pelabuhan: Supadio (Kalimantan Barat), Syamsudin Noor (Kalimantan Selatan). Kalimantan 4. a. KA Perkotaan: Makassar dan Manado;

b. KA Bandara: Hasanuddin (Makassar);

c. KA Penghubung Pelabuhan: Makassar (Sulawesi Selatan), Garongkong (Sulawesi Selatan) dan Bitung (Sulawesi Utara).

Sulawesi 5. KA Bandara: Sorong (Papua Barat) dan Jayapura (Papua). Papua

(8)

KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KA SD 2030

Prasarana Volume Total (juta USD)

Jaringan KA Antar Kota 6.769 Km 16.922,50

Jaringan KA Perkotaan 3.755 Km 13.142,50

Total Prasarana 10.524 Km 30.065,00

Sarana Volume Total (juta USD)

Lokomotif 5.314 unit 13.285,00

Kereta 27.949 unit 11.176,60

Gerbong 48.364 unit 4.836,40

KA Perkotaan 6.229 unit 6.229,00

Total Rolling Stock 87.856 unit 35.527,00

Total Prasarana + Sarana

65.592,00

* Setara dengan ± Rp. 852.70 triliun (1 USD = Rp. 13.000)

Porsi Pendanaan

36%

APBN

64%

INVESTASI

BUMN/SWASTA

STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI:

1.

Meningkatkan

investasi

dan

pendanaan

penyelenggaraan

perkeretaapian

melalui

dukungan

regulasi dan mekanisme perizinan

yang

kondusif

bagi

iklim

investasi

serta

pembentukan

lembaga

pembiayaan

infrastruktur

;

2.

Mendorong keterlibatan swasta dalam investasi

penyelenggaraan perkeretaapian melalui pola

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)

serta pola penyelenggaraan perkeretaapian

khusus

;

3.

Pemenuhan kebutuhan pembiayaan infrastruktur

(9)

H. KEBIJAKAN PEMENUHAN SDM PERKERETAAPIAN YANG KOMPETEN

NO KLASIFIKASI SDM JUMLAH (org)

1 Tenaga Penguji 947 2 Inspektur 343 3 Auditor 173 4 Tenaga pemeriksa 3.988 5 Tenaga Perawatan 6.171 6 Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian

5.825 7 Awak sarana perkeretaapian

7.784 8 Petugas penanganan kecelakaan

4.300 9 Petugas pemeriksa Kecelakaan dan Petugas analisis kecelakaan

4.674 10 Tenaga pelaksana pembangunan prasarana perkeretaapian

6.544 11 Asesor 3.179 12 Administrasi/Manajerial 14.886 TOTAL 58.814

Jenis kompetensi SDM mengacu kepada PP 6 Tahun 2017 pasal 248

1. Meningkatkan kemampuan SDM regulator

perkeretaapian.

2. Mendorong terciptanya SDM Operator perkeretaapian

yang profesional dan berkompeten. Kebijakan :

Program Utama :

* Pada tahun 2018 jumlah SDM Operator sebanyak 30.156 orang dan SDM Regulator (Ditjen Perkeretaapian) pada tahun 2018 sebanyak 609 orang

1. Penyiapan roadmap pengembangan SDM regulator dan

operator;

2. Penyiapan regulasi tentang standar kompetensi dan

kualifikasi SDM Perkeretaapian;

3. Pengembangan pola dan kurikulum diklat;

4. Pemenuhan fasilitas diklat berdasarkan kompetensi

SDM Perkeretaapian;

5. Sertifikasi kompetensi SDM Perkeretaapian;

6. Monitoring dan evaluasi pola pengembangan SDM

operator;

9

(10)

Directorate General of Railway : St. Medan Merdeka Barat No. 8 Karsa Building 2ndFloor & Karya Building Floor 7th, 11st, 25th. 10

Pengembangan Teknologi

Perkeretaapian Dan Tantangannya

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penelitian yang dilakukan (Behling dan Mc Fillen, 1996) menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan kharismatik transformasional, perilaku pemimpin yang terdiri dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan risiko infeksi nosokomial saluran kemih berdasarkan lama pemasangan kateter urin sebesar RD = 0,52 artinya apabila dilakukan

Peneliti menanyakan tentang suaminya untuk bertanya tentang nama-nama perempuan yang mengelola home industry dengan syarat dulu sebelum pemberdayaan sudah merintis usahanya

Berangkat dari hal tersebut, muatan dokumen Renstra Jemaat GPM Rumdai Tahun Berangkat dari hal tersebut, muatan dokumen Renstra Jemaat GPM Rumdai Tahun 2016-2020

M.Kes, Ph.D selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan selaku pembimbing yang telah membimbing,

Peran vital lainnya dari kumbang tinja dalam ekosistem adalah sebagai agen penyebar biji tumbuhan dengan jalan membenamkan biji yang terdapat pada kotoran hewan ke dalam tanah

mendengar ada orang-orang hendak membunuhnya, hal itu memang tidak aneh karena tentu banyak orang memusuhinya, baik sebagai seorang pendekar Butong-pai yang sudah banyak