• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 : Pendahuluan STRATEGI SANITASI KOTA KOTA SUNGAI PENUH TAHUN Latar Belakang. POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1 : Pendahuluan STRATEGI SANITASI KOTA KOTA SUNGAI PENUH TAHUN Latar Belakang. POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

1

Bab 1 : Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Sanitasi belum menjadi prioritas utama, dampak sanitasi buruk semakin meluas KLB diare, degradasi

lingkungan hingga kerugian perekonomian, satu diantara sekian masalah penting yang harus diprioritaskan

dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai

salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi

sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman.

Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kota Sungai Penuh lebih

difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai

subsistem

pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kota Sungai Penuh difokuskan kepada

penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan dapat dicegahnya terkontaminasi air tanah dari

limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau kawasan

kumuh serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Genangan

di permukiman dan wilayah strategis di perkotaan makin sering terjadi, diperburuk oleh perubahan pola hujan,

sementera jumlah saluran drainase yang mengalir lancar cenderung menurun. Pelaksanaan Pembangunan Kota

Sungai Penuh harus dapat memberikan perhatian lebih besar kepada program peningkatan kualitas lingkungan

hidup dan sekaligus mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya permasalahan sosial dan peningkatan kualitas

permukiman dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Target pembangunan sanitasi akan lama baru

tercapai kalau pembangunan sanitasi dilakukan dengan cara selama ini oleh karena itu diperlukan percepatan

luar biasa dalam pembangunan fasilitas dan pelayanan sanitasi terkait hubungannya dengan air limbah

domestik, persampahan dan drainase lingkungan.

Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan sanitasi jangka

menengah (5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat strategis., tetap memperhatikan skala prioritas sesuai

dengan kemampuan daerah. Sebagai dokumen perencanaan, SSK tidak boleh bertentangan dengan dokumen

perencanaan lainnya yang ada di kota Sungai Penuh. Oleh sebab itu, dalam penyusunannya SSK harus

mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sungai Penuh, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Kota Sungai Penuh, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jambi dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Selain itu juga perlu mengacu kepada

target-target

Millenium Development Goals

(MDGs) maupun peraturan dan perundangan yang berlaku di tingkat

nasional maupun provinsi. Apabila suatu kota telah menyusun dokumen Rencana Pembangunan Investasi

Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Pekerjaan Umum (ke-PU-an) , maka dokumen ini perlu digunakan sebagai

acuan. Saat ini RPIJM Kota Sungai Penuh sedang dalam proses revisi.

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman atau PPSP merupakan program pembangunan

sanitasi yang terintegrasi dari pusat hingga ke daerah, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari

kalangan pemerintah dan non-pemerintah di seluruh tingkatan. Pelaksana program PPSP di tingkat

kabupaten/kota yaitu pemerintah kabupaten/kota itu sendiri yang akan dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman kabupaten/kota mulai dari perencanaan hingga

implementasi pembangunan dan pengelolaan sanitasi. Kota Sungai Penuh menjadi peserta program PPSP di

tahun 2012 untuk tahap 1 yaitu kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan ; tahap 2 yaitu pengembangan

kelembagaan dan peraturan ; tahap 3 yaitu penyusunan strategi sanitasi kabupaten/kota. Sebagai hasil keluaran

dari pelaksanaan program PPSP di tahun 2012 yaitu berupa dokumen Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh

dan Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh.

Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat apabila Kota atau Kabupaten mampu

mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis

mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih Sanitasi ( BPS ) merupakan prasyarat utama yang digunakan

sebagai dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota ( SSK ) yang merupakan pemetaan situasi

sanitasi Kota Sungai Penuh berdasarkan kondisi aktual yang dihadapi, mencakup aspek teknis dan aspek

(2)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

2

teknis. Aspek-aspek tersebut yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup

bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Oleh

karena itu, sesuai dengan maksud penyusunannya, maka SSK Kota Sungai Penuh ini akan menggambarkan:

1.

Status terkini situasi sanitasi di Kota Sungai Penuh

2.

Gambaran rencana kebutuhan layanan sanitasi dan peluang pengembangan di masa mendatang

3.

Usulan/rekomendasi awal terkait peluang pengembangan layanan sanitasi, salah satunya adalah

“penetapan kawasan prioritas sanitasi” di Kota Sungai Penuh.

Kota Sungai Penuh sudah menyelesaikan penyusunan Buku Putih Sanitasi jadi selanjutnya Kelompok

Kerja (Pokja) PPSP Kota Sungai Penuh akan menyusun strategi pengembangan sanitasi yang dituangkan di

dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

Pengembangan layanan sanitasi kabupaten/kota harus didasari oleh suatu rencana pembangunan

sanitasi jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka

menengah yang juga disebut

Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)

itu memang dibutuhkan mengingat

kabupaten-kabupaten Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan

sanitasi yang memenuhi prinsip layanan sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota juga dibutuhkan

sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk

dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi kabupatennya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi

Kota Sungai Penuh akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan

(annual action plan

). Isinya, informasi

lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan sanitasi Kota Sungai

Penuh yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kota Sungai Penuh berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan

sanitasi Kota Sungai Penuh berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan

menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi

Sanitasi Kabupaten (SSK) akan meliputi :

Aspek Teknis

; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang terdiri dari (a)

layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub sektor persampahan, dan (c) sub sektor drainase

lingkungan, serta sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Aspek Pendukung

; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a) Kebijakan

Daerah dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis, (e) Pemberdayaan

Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan evaluasi.

Untuk dapat memenuhi harapan seperti itu, Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh dalam Program

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) akan memiliki 4 karakteristik utama, yang akan

tercermin di dalam prosesnya maupun produknya, yaitu:

1.

Dari, oleh dan untuk kota

2.

Skala kota, intersektor dan terintegrasi

3.

Mensinkronkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘ bottom up’

4.

Berdasarkan data empiris (dari studi-studi pendukung Buku Putih Sanitasi).

Dokumen SSK akan disusun oleh Pokja Sanitasi Kota Sungai Penuh dengan mengikuti alur empat bagian

utama, sebagai berikut :

1.

Penyiapan kerangka pengembangan sanitasi kota

2.

Formulasi Strategi Sanitasi Kota untuk masing-masing sub-sektor sanitasi dan aspek Hygiene

3.

Penyusunan Program dan Kegiatan

4.

Formulasi Strategi Monitoring dan Evaluasi

(3)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

3

1.2

Wilayah Cakupan SSK

Kota Sungai Penuh merupakan wilayah hasil pemekaran Kabupaten Kerinci sesuai dengan UU No. 25

Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh yang diresmikan pada tanggal 08 November 2008.

Secara administratif Kota Sungai Penuh berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan

: Kec. Siulak, Kec. Depati Tujuh dan

Kec. Air Hangat Timur Kab. Kerinci

Sebelah Selatan berbatasan dengan

: Kec. Keliling Danau Kab. Kerinci

Sebelah Barat berbatasan dengan

: Kab. Pesisir Selatan Prov. Sumbar

Sebelah Timur berbatasan dengan

: Kec. Air Hangat Timur dan

Kec. Sitinjau Laut Kab. Kerinci

Kota Sungai Penuh merupakan bagian dalam wilayah administratif Provinsi Jambi yang

keseluruhannya terdiri dari dua (2) Kota dan sembilan (9) Kabupaten. Luas wilayah Kota Sungai Penuh adalah ±

39.150 Ha atau sekitar 0,73 % dari luas keseluruhan Propinsi Jambi. Kota Sungai Penuh terdiri dari 5 (lima)

kecamatan yaitu : kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan

Hamparan Rawang dan Kecamatan Kumun Debai. Adapun gambaran administratif Kota Sungai Penuh dapat

dilihat pada

peta 1.1

sebagai berikut.

(4)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

4

(5)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

5

1.3

Maksud dan Tujuan

A.

Maksud

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh ini merupakan buku induk terhadap rencana teknis pengembangan

pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih

terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan, Srategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan hasil

kerja berbagai komponen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lembaga lain yang terkait dengan

sanitasi serta stakeholder yang mememiliki kepentingan terhadap masalah ini.

B.

Tujuan

Tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh ada dua yaitu :

a.

Tujuan Umum

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan

dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kota Sungai Penuh mulai Tahun 2012 hingga

Tahun 2017.

b.

Tujuan Khusus

1)

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh ini dapat memberikan gambaran tentang arah

kebijakan

pembangunan Sanitasi Kota Sungai Penuh selama 5 tahun yaitu Tahun 2012 sampai dengan

Tahun 2017.

2)

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan

langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan

tahunan sektor sanitasi.

3)

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua

pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan

berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kota Sungai Penuh.

1.4

Metodologi

Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh metode yang dikembangkan mulai dari

pengumpulan data, proses penyepakatan hingga dokumentasi laporan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1.

Pengumpulan sumber data berupa dokumen perencanaan Kota Sungai Penuh yang sudah ada yaitu :

a.

RPJPD Kota Sungai Penuh tahun 2011 – 2031.

b.

RPJMD Kota Sungai Penuh tahun 2011 - 2016

c.

RTRW Kota Sungai Penuh tahun 2011 - 2031

d.

Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh

e.

Renstra dari SKPD Kota Sungai Penuh

2.

Pengumpulan Data Sekunder.

Aspek-aspek data yang dikumpulkan sebagai dasar informasi dalam penyusunan SSK Kota Sungai Penuh

adalah :

a.

Umum dan Teknis:

Data ini nantinya terutama dibutuhkan dalam diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi.

b.

Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Hasil dari data-data yang didapatkan ini dibawa pada saat diskusi Manajemen dan Operasi Sistem

Sanitasi.

(6)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

6

c.

Keuangan

Selain biaya investasi infrastruktur sanitasi, perlu dicatat juga besarnya biaya operasi dan pemeliharaan

dalam beberapa tahun terakhir.

d.

Peran serta swasta dalam layanan sanitasi

Sebagian data diperoleh dari pihak swasta yang memiliki kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kota

ataupun informasi lain yang dimiliki oleh SKPD terkait.

e.

Pemberdayaan masyarakat dan jender

Informasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dapat diperoleh melalui institusi

lokal.

f.

Komunikasi

Informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dan jenis media yang digunakan

oleh Pemerintah Kota, melalui SKPD atau lembaga lainnya (misalnya PKK), untuk penyebarluasan

informasi yang berhubungan dengan sanitasi.

3.

Pendalaman data sekunder yang telah diperoleh.

Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data

yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan :

pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasi oleh Bappeda Kota Sungai Penuh

selaku Sekretariat Pokja PPSP;

meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di

kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi);

diskusi yang bersifat teknis (

focus group discussion

) dan mendalam juga akan dilakukan dengan

pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi

yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan

pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.

4.

Dari hasil proses pengumpulan dan verifikasi data sekunder maka dapat dilakukan penulisan

(dokumentasi) SSK Kota Sungai Penuh.

5.

Proses penyepakatan dokumen SSK dilakukan dengan melakukan :

-

Penjaminan SSK dengan SKPD terkait;

-

Pelaksanaan Konsultasi Publik dengan masyarakat;

-

Audiensi dengan DPRD Kota Sungai Penuh.

1.5

Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman atau PPSP merupakan program pembangunan

sanitasi yang terintegrasi dari pusat hingga ke daerah, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari

kalangan pemerintah dan non-pemerintah di seluruh tingkatan. Sebagai hasil keluaran dari pelaksanaan

program PPSP di tahun 2012 yaitu berupa dokumen Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh dan Strategi

Sanitasi Kota Sungai Penuh. Adapun posisi Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh terhadap dokumen

perencanaan lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan hasil turunan dari dokumen

perencanaan secara sektoral yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan secara spasial yaitu Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kemudian Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang telah disusun akan dijabarkan

melalui Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dalam teknis realisasi dan

pelaksanaannya di daerah. Jadi dapat dijelaskan posisi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dengan dokumen

perencanaan lainnya dengan diagram berikut ini :

(7)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

7

Kaitan Sanitasi :

PPSP

Diagram 1.1

Posisi Strategi Sanitasi Kota Terhadap Dokumen Perencanaan Lainnya

Penyusunan Program Percepatan Strategi Pembangunan Sanitasi di Kota Sungai Penuh didasarkan pada

aturan-aturan dan produk hukum sebagai berikut :

1.

Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota

Sungai Penuh ( Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Nomor : 6 );

2.

Peraturan Daerah Nomor: 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Sungai Penuh (Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Nomor : 12);

3.

Peraturan Daerah Nomor: 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh

(Lembaran Daerah Kota Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Tahun 2012 Nomor 5

)

.

RTRW Sungai Penuh

RPJP Kota Sungai Penuh

RPJM Kota Sungai Penuh

Buku Putih Sanitasi

Strategi Sanitasi Kota

(8)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

1

Bab 2 : Kerangka Pengembangan Sanitasi

2.1

Visi Misi Sanitasi

A.

VISI

Visi Kota Sungai Penuh berdasarkan RPJMD Tahun 2011 – 2016 yaitu “Kota Sungai Penuh Yang

Mandiri, Maju Dalam Ekonomi Dan Terdepan Dalam Pendidikan” (Kota Sungai Penuh MAPAN 2016). Untuk

mewujudkan visi tersebut, ada 7 (tujuh) misi yang akan dilakukan dan dicapai yaitu :

1.

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;

2.

Meningkatkan pendidikan berkualitas yang berbasiskan IMTAQ dan IPTEK;

3.

Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana daerah yang

berkeadilan;

4.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berbasiskan ekonomi kerakyatan;

5.

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

6.

Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis, berakhlak mulia dan berbudaya; dan

7.

Pengelolaan potensi daerah, tata ruang dan lingkungan hidup.

B.

MISI

Misi/Tujuan Penataan Ruang Kota Sungai Penuh Tahun 2011 – 2031 yaitu “Mewujudkan Kota Sungai

Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang

aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan”.

Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota

VISI KOTA

MISI KOTA

VISI SANITASI KOTA MISI SANITASI KOTA

“Kota Sungai Penuh

Yang

Mandiri, Maju

Dalam Ekonomi Dan

Terdepan

Dalam

Pendidikan”.

(Kota Sungai Penuh

MAPAN 2016).

1.

Meningkatkan

tata

kelola

pemerintahan

yang baik;

2.

Meningkatkan

pendidikan berkualitas

yang

berbasiskan

IMTAQ dan IPTEK;

3.

Meningkatkan kualitas

pembangunan

infrastruktur, sarana dan

prasarana daerah yang

berkeadilan;

4.

Meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

yang

berbasiskan

ekonomi

kerakyatan;

5.

Meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan;

6.

Meningkatkan kualitas

kehidupan yang agamis,

berakhlak mulia dan

Visi

“Terwujudnya Kota Sungai

Penuh yang Bersih dan

Sehat melalui

Pembangunan dan

Peningkatan Layanan

Sanitasi yang Berkualitas,

Berkelanjutan dan

Berwawasan Lingkungan

di tahun 2017”

Misi Air Limbah Domestik

1.

Meningkatkan kualitas dan

kuantitas pembangunan

infrastruktur, sarana dan

prasarana di sektor air

limbah domestik;

2.

Meningkatkan

fungsi

kelembagaan

dan

kebijakan daerah di sektor

air limbah domestik;

3.

Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

dan

sosialisasi

dalam

pengelolaan air limbah

domestik;

4.

Meningkatkan

kemampuan pembiayaan

untuk sektor air limbah

domestik;

5.

Meningkatkan partisipasi

dunia

usaha

dalam

pembangunan

dan

pengelolaan sektor air

(9)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

2

berbudaya; dan

7.

Pengelolaan

potensi

daerah, tata ruang dan

lingkungan hidup.

limbah domestik.

Misi Persampahan :

1.

Meningkatkan kualitas dan

kuantitas pembangunan

infrastruktur, sarana dan

prasarana di sektor

persampahan;

2.

Meningkatkan fungsi

kelembagaan dan

kebijakan daerah di sektor

persampahan;

3.

Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dan

sosialisasi dalam

pengelolaan

persampahan;

4.

Meningkatkan

kemampuan pembiayaan

untuk sektor

persampahan;

5.

Meningkatkan partisipasi

dunia usaha dalam

pembangunan dan

pengelolaan sektor

persampahan.

Misi Drainase :

1.

Meningkatkan

kualitas

dan

kuantitas

pembangunan

infrastruktur, sarana dan

prasarana

di

sektor

drainase;

2.

Meningkatkan

fungsi

kelembagaan

dan

kebijakan daerah di sektor

drainase;

3.

Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

dan

sosialisasi

dalam

pengelolaan drainase;

4.

Meningkatkan

kemampuan pembiayaan

untuk sektor drainase;

5.

Meningkatkan partisipasi

dunia

usaha

dalam

pembangunan

dan

pengelolaan

sektor

drainase.

Misi Perilaku Hidup Bersih

Sehat :

(10)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

3

masyarakat dalam

melaksanakan Prilaku

Hidup Bersih dan Sehat;

2.

Meningkatan kemampuan

pembiayaan untuk

pelaksanaan kegiatan

PHBS;

3.

Meningkatkan peran dunia

usaha dan pendidikan

dalam pelaksanaan

PHBS;

4.

Meningkatkan fungsi

kelembagaan di

masyarakat dalam

mewujudkan PHBS.

Sumber : POKJA PPSP Kota Sungai Penuh, 2012

2.2

Tahapan Pengembangan Sanitasi

Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembangunan di segala bidang,

Pemerintah Kota Sungai Penuh melaksanakan pembangunan fisik maupun non fisik. Pembangunan yang

dilaksanakan harus dilaksanakan secara berimbang dengan tetap berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan

kualitas lingkungan serta permukiman di Kota Sungai Penuh. Salah satu aspek yang cukup penting dalam upaya

menjaga kualitas lingkungan adalah dengan memperhatikan kondisi sanitasi masyarakat.

Profil sanitasi suatu kabupaten/kota sebagai gambaran kondisi sanitasi di Kota Sungai Penuh ditinjau

dalam berbagai aspek yaitu pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase

lingkungan dan pengelolaan air bersih. Aspek aspek tersebut merupakan gambaran kondisi riil yang saat ini

sedang berjalan di Kota Sungai Penuh.

Sensus kependudukan yang secara survey langsung ke lapangan dilakukan pada setiap 10 tahun.

Sensus penduduk yang terakhir dilakukan adalah pada tahun 2010, sehingga pada tahun tersebut bisa

dilakukan pemutakhiran data kependudukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Pada tahun 2010, jumlah

penduduk Kota Sungai Penuh telah berjumlah sebanyak 82.293 jiwa. Menurut Badan Pusat Statistik Kota

Sungai Penuh diketahui angka pertumbuhan penduduk adalah sebesar 0,7%.

Dalam pengembangan pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan sistem dan penetapan

zona sanitasi dengan mempertimbangkan aspek –aspek sebagai berikut:

1.

Pengembangan wilayah komersial ( CBD ) saat sekarang dan masa yang akan datang.

2.

Menganalisis wilayah beresiko sanitasi Kabupaten/Kota.

3.

Kepadatan penduduk Kabupaten/Kota

4.

Kondisi fisik wilayah struktur tanah dan fotografi Kabupaten/Kota

A.

Sektor Air Limbah Domestik

Sistem pengelolaan air limbah di Kota Sungai Penuh masih banyak menggunakan sistem pengolahan

air limbah setempat (

on-site system

) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain

masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke

saluran atau sungai. Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kota Sungai Penuh lebih pada pemanfaatan

sistem setempat (

on-site system

) antara lain

black water

dan

grey water

yang yang dihasilkan langsung di buang

ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank kemudian dibuang ke drainase lingkungan.

Sistem pembuangan air limbah seharusnya dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, tapi di Kota

Sungai Penuh masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan

yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan.

(11)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

4

Pengadaan prasarana jamban keluarga diupayakan oleh masyarakat itu sendiri, dan sebagian

merupakan sumbangan dari Pemerintah Kota Sungai Penuh melalui berbagai sumber pendanaan baik dari

APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota Sungai Penuh.

Pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab

penduduk yang memakainya. Sistem pengolahan air limbah umumnya pengolahan setempat (

on-site system)

baik secara individual (jamban keluarga) maupun komunal (MCK) dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau

beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti : cubluk,

tangki septik (

septic tank)

dan paket pengolahan skala kecil. Kondisi air tanah yang dangkal di Kota Sungai

Penuh menyebabkan peresapan tidak berfungsi tertalu baik dan menyebabkan tangki septik cepat penuh

sebelum waktunya. Sampai saat ini Kota Sungai Penuh belum memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat

berupa IPAL dan IPLT. Walaupun demikian, dibeberapa lokasi sudah dibangun sistem komunal untuk melayani

satu kawasan pemukiman melalui program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas).

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan

air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septic tank yang berfungsi sebagai wadah pengumpul

dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah.

Kondisi SPAL yang ada di Kota Sungai Penuh pada umumnya masih menyatu dengan pembuangan air

drainase.

Kota Sungai Penuh sampai dengan saat ini belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang air

limbah domestik baik target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di kab/kota , kewajiban dan

sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic, kewajiban dan

sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air

limbah domestic, kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana

pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah, kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk

menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha, kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk

menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha, kewajiban penyedotan air limbah

domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic, retribusi penyedotan air

limbah domestic dan tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan

permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran.

Arahan pengembangan sanitasi untuk sektor air limbah domestik di Kota Sungai Penuh untuk

pengembangan sesuai dengan target MDG’s maka sampai dengan tahun 2015 yaitu :

a.

Perkotaan, dengan melakukan pembangunan infrastruktur untuk sarana dan prasarana air limbah yang

terdiri dari IPLT, IPAL, tangki, septik komunal, septik tank dan sistem pengangkutan yakni mobil tinja.

b.

Perdesaan, dengan melakukan pembangunan infrastruktur untuk sarana dan prasarana air limbah yang

berupa tangki septik komunal, hal ini disebabkan lahan di wilayah perdesaan masih cukup luas untuk

sanitasi serta daya dukung tanahnya masih memadai untuk mengelola limbah secara alamiah.

(12)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

5

Peta 2.1a: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Onsite

ZONA I :

system pengelolaan air limbah STBM

dengan menyediakan MCK++ bagi keluarga yang

tidak mempunyai jamban pribadi dengan skala

rumah tangga.

ZONA II

:

system pengelolaan air limbah setempat

(

on site individual

) dan pendekatan komunal (tidak

berbasis rumah tangga), terutama untuk wilayah

yang cukup padat.

(13)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

6

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat yang berakibat pada meningkatnya

volume pencemaran pada khususnya berasal dari pembuangan domestik, baik dari limbah WC (

black water

), air

limbah cucian maupun dari kamar mandi (

grey water

). Dengan terbatasnya pendanaan untuk menyediakan

prasarana layanan tersebut, maka diperlukan adanya rencana penanganan yang dapat dibagi dalam program jangka

pendek dan program jangka menengah serta program jangka panjang sehingga penanganan air limbah dapat

dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.

Untuk penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah digunakan beberapa

kriteria dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: tata guna lahan, kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah serta

resiko kesehatan lingkungan kabupaten/kota.

Dengan menggunakan kriteria tersebut, dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem

pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi,

dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kabupaten/kota dalam merencanakan pengembangan jangka

panjang pengelolaan air limbah Kota Sungai Penuh , yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah secara terpusat

(

on-site system

).

Adapun pengembangan air limbah domestic ditampilkan pada peta 2.1b berikut ini yaitu Peta Tahapan

(14)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

7

Peta 2.1b: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Offsite

ZONA III

:

system pengelolaan air limbah terpusat

(

off site medium,dan off site jangka panjang

) dalam

program jangka panjang dan dengan sistem

pengelolaan secara komunal dalam program jangka

menengah.

ZONA I :

system pengelolaan air limbah STBM

dengan menyediakan MCK++ bagi keluarga yang

tidak mempunyai jamban pribadi dengan skala

rumah tangga.

ZONA II

:

system pengelolaan air limbah setempat

(

on site individual

) dan pendekatan komunal (tidak

berbasis rumah tangga), terutama untuk wilayah

yang cukup padat.

(15)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

8

Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

Pembagian Area Zona kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

Area Zona I Kota Sungai Penuh

Dengan resiko rendah, yang merupakan area dengan permasalahan air limbah yang

diarahkan untuk diatasi/ditangani dalam program jangka pendek dengan pilihan system

pengelolaan air limbah STBM dengan menyediakan MCK++ bagi keluarga yang tidak mempunyai

jamban pribadi dengan skala rumah tangga.

Berikut disebutkan desa –desa yang yang masuk kedalam Zona I Kota Sungai Penuh

mencakup antara lain sebagai berikut : Sungai Jernih , Koto Lebu, Karya Bakti, Pondok Tinggi,

Gedang, Sumur Anyir, Aur Duri, Pelayang Raya, Talang Lindung, Sungai Ning, Dusun Baru,

Renah Kayu Embun, Air Teluh, Muara Jaya, Kumun Hilir, Ulur Air, Sandaran Galeh, Pinggir Air,

Debai, Koto Renah, Koto Keras, Koto Tengah, Koto Lolo, Koto Duo, Sumur Gedang, Kampung

Tengah, Dusun Baru Debai, Pendung Hiang, dan desa yang tidak masuk kedalam zona 2 dan

Zona 3

Area Zona ke-II Kota Sungai Penuh

Dengan resiko sedang, yang merupakan area dengan permasalahan air limbah yang

dapat diatasi/ditangani dalam program jangka pendek dan program menengah dengan pilihan

system pengelolaan air limbah setempat (

on site individual

) dan pendekatan komunal (tidak

berbasis rumah tangga), terutama untuk wilayah yang cukup padat. Zona ini tersebar di seluruh

cakupan kecamatan di Kota Sungai Penuh

Berikut desa – desa yang masuk ke dalam Area Zona ke II adalah sebagai berikut :

Lawang agung,Kel. Sungai Penuh, Amar Sakti, Koto Tinggi, Kumun Mudik, Baru Sri Menanti, Koto

Limau Manis, Koto Baru, Permai Indah, Koto Bento, Sungai Liuk, Dujung Sakti, Koto Padang,

Mekar Jaya dan Kampung Dalam

Area Zona ke – 3 Kota Sungai Penuh

Dengan resiko tinggi, merupakan area dengan permasalahan air limbah yang arahkan

untuk diatasi/ditangani dengan pilihan system pengelolaan air limbah terpusat (

off site medium

)

dalam program jangka panjang dan dengan sistem pengelolaan secara komunal dalam program

jangka menengah. Zona ini mencakup antara lain Kota : Pasar Baru, Pasar Sungai Penuh,

Permanti, Pondok Agung dan Seberang

Dalam tahapan pengembangan air limbah domestik ditampilkan pada Tabel 2.2: Tahapan Pengembangan

Air Limbah Domestik adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2: Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kab/Kota

No

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

menengah

Jangka

panjang

Jangka

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

A Sistem On-site

1

Individual (tangki septik)

29,06

30

50

70

2

Komunal (MCK, MCK++)

47,19

40

60

80

B Sistem Off-site

1

Skala Kota

-

10

20

30

2

Skala Wilayah

-

10

20

30

Sumber : DKP3K, BLH, Dinas PU Kota Sungai Penuh

Keterangan:

(16)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

9

B.

Sektor Persampahan

Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan Kota Sungai Penuh adalah

Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Pemadam Kebakaran (DKP3K) di Bidang Kebersihan. Dari tabel di

atas dapat diketahui bahwa keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan baru pada

tahap pewadahan di sumber yaitu rumah tangga yang selanjutnya dikumpulkan oleh petugas untuk dibawa ke

TPS-TPS terdekat. Namun demikian berdasarkan keterangan dari DKP3K, partisipasi masyarakat pun masih perlu

didorong lagi karena masih banyak juga yang membuang sampah ke sungai, ditimbun, dibakar, atau dibuang

sembarangan. Terkait partisipasi swasta, bahwasanya dengan volume sampah yang ada saat ini, Kota Sungai

Penuh belum dikategorikan untuk layak dikelola oleh pihak ketiga dalam hal ini swasta. Namun demikian dari

pemantauan di lapangan, ada juga keterlibatan pihak swasta khususnya dalam proses pemilahan (

recycle)

barang-barang bekas untuk dijual kembali. Peraturan daerah tentang retribusi sampah atau kebersihan sudah ada yaitu

Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2011. Dan penarikan retribusi sampah sudah dilaksanakan secara efektif.

Terkait peraturan tentang sistem pengelolaan persampahan yang masih dalam proses pengesahan, maka

Pemerintah Kota Sungai Penuh masih menjalankan sistem pengelolaan persampahan sesuai dengan yang

digariskan oleh peraturan perundang-undangan di tingkat provinsi atau nasional.

Sistem pengelolaan persampahan Kota Sungai Penuh masih dilakukan secara konvensional.

Penerapan-penerapan manajemen sistem pengelolaan sampah terpadu yang hari ini dikembangkan baru sebatas rencana dan

wacana. Sistim pengelolaan persampahan di Kota Sungai Penuh di tangani oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pemadam Kebakaran dengan jumlah Petugas lapangan 194 Orang dan jumlah truk sampai 9 Unit berkapasitas 6m²

dengan rata – rata ritasi pengangkutan 2 – 3 ritasi perhari. Berdasarkan hasil perhitungan lapangan yang di dapatkan

satuan timbulan sampah Kota Sungai Penuh berkisar 2 l/o/h. Tingkat pelayanan saat ini 77,62 % dengan jumlah

sampah yang terangkut ke TPA mencapai 126 m³ perhari. Dari sampah yang ada, 49,29 % volume sampah yang

ditimbulkan berasal dari rumah tangga, sedangkan 50,71 % sisanya berasal dari pasar, pertokoan/komersil,

perkantoran, jalan, industri, fasilitas umum, saluran dan lainnya.

Ada dua (2) jenis sampah yang dikelola, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik

bersumber dari sampah rumah tangga dan pasar. Sedangkan sampah anorganik berasal dari aktifitas di jalan dan

kantor. Dalam pengelolaannya sampah-sampah tersebut masih tergabung baik ketika di TPS maupun sesudah

dibuang ke TPA. Daur ulang dilakukan oleh pemulung-pemulung yang jumlahnya masih sedikit. Jadi dimulai dari

pewadahan, pengumpulan/penyapuan, pengangkutan dan diakhiri pembuangan di TPA Sanggaran Agung.

Arahan pengembangan sanitasi untuk sektor persampahan yaitu :

Di tingkat TPS proses dimulai dengan pemilahan sampah oleh pemulung maupun pekerja pengangkut sampah,

Untuk sampah organik bisa diolah melalui proses pengomposan sedangkan untuk sampah non-organik yang

bisa didaur ulang dapat dijual kepada pengepul sampah.

Di tingkat TPA proses pemilahan sampah dilakukan oleh pemulung yang mengambil sampah-sampah non

organik yang bernilai ekonomi untuk dijual kepada pengepul sampah. Kemudian untuk pengolahan sampah

organik diproses dengan unit pengomposan yang dilengkapi dengan alat penangkap gas metana, hasil dari

pengomposan tersebut berupa pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian sedangkan gas metana

dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Peningkatan pembangunan untuk sarana dan prasarana pendukung di sektor persampahan.

Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan memilah sampah.

Pembangunan sarana dan prasarana persampahan dengan konsep 3R.

Kota Sungai Penuh kedepannya terus memperbarui kesepakatan bersama dengan Pemerintah Kabupaten

Kerinci terkait sistem pengelolaan persampahan di TPA Desa Sanggaran Agung dan peningkatan sistem

operasional dari

Open Dumping

menjadi

Controlled Landfill

.

Sektor persampahan Kota Sungai Penuh di gambarkan pada Peta 2.2: Peta Tahapan Pengembangan

(17)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

10

Peta 2.2: Peta Tahapan Pengembangan Persampahan

ZONA III :

system sanitasi Cakupan Penuh,

penertiban pembuangan sampah di Daerah Aliran

Saluran Air, penyediaan sarana dan prasarana

persampahan dengan pola 3R.

ZONA I :

system sanitasi Cakupan secukupnya,

dengan merubah perilaku masyarakat dalam

pengelolaan persampahan dengan pola 3R

ZONA III :

system sanitasi Cakupan Penuh,

penertiban pembuangan sampah di Daerah Aliran

Saluran Air, penyediaan sarana dan prasarana

persampahan dengan pola 3R.

ZONA I :

system sanitasi Cakupan secukupnya,

dengan merubah perilaku masyarakat dalam

pengelolaan persampahan dengan pola 3R

ZONA II :

Sistem Tidak Lansung Coverage > 70%,

dengan melalui peningkatan sarana dan prasarana

serta penanganan persampahan dengan pola 3R

ZONA I

:

system sanitasi Cakupan secukupnya,

dengan merubah perilaku masyarakat dalam

pengelolaan persampahan dengan pola 3R.

(18)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

11

Dalam penentuan wilayah kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan dalam akupan

Secukupnya, Sistem tidak lansung Coverage > 70%, dan Full Coverage menurut wilayah pelayanan, yang didasari

kepada perhitungan timbunan sampah yang dihasilkan oleh aktifitas, kepadatan penduduk, wilayah komersial dan

sarana yang tersedia serta perilaku masyarakat.

Dari kriteria yang telah ditetapkan maka didapatkan zona-zona kebutuhan penanganan persampahan di

Kota Sungai Penuh, maka disimpulkan kedalam tiga ( 3 ) Area Zona yaitu :

Area Zona I atau area dengan resiko rendah.

Dapat dilakukan dengan system sanitasi cakupan secukupnya, dengan merubah perilaku masyarakat dalam

pengelolaan persampahan dengan pola 3R. Zona ini meliputi desa Sungai Jernih, Koto Lebu, Karya Bakti,

Lawang agung, Gedang, Kel. Sungai Penuh, Kel. Pasar Sungai Penuh, Aur Duri, Pelayang Raya, Talang

lindung, Koto Tinggi, Dusun Baru, Tanjung Karang an Koto Teluk.

Area Zona II atau area dengan resiko sedang.

Di perlukan penanganan dengan Sistem Tidak Lansung Coverage > 70%, dengan melalui peningkatan

sarana dan prasarana serta penanganan persampahan dengan pola 3R. Zona ini mencakup desa yang tidak

masuk ke dalam Zona 1 dan Zona 3.

Area Zona III atau area dengan dengan resiko tinggi.

Di perlukan penanganan system sanitasi Cakupan Penuh, penertiban pembuangan sampah di Daerah Aliran

Saluran Air, penyediaan sarana dan prasarana persampahan dengan pola 3R. Zona ini berada pada daerah

Pasar Baru, Permanti , Pondok Agung dan Seberang.

Adapun tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota di tampilkan pada

Tabel 2.3

: yaitu Tahapan

Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota

No

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

menengah

Jangka

panjang

Jangka

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

A Penanganan langsung (Direct)

1

Kawasan komersial

70,56

70

85

95

2. Rumah tangga

39,57

40

50

60

B

Penanganan tidak langsung

(indirect)

1

Langsung coverage > 70 %

29,44

45

60

75

2

Cakupan secukupnya

-

30

40

50

Sumber : DKP3K Kota Sungai Penuh, 2012

Keterangan:

(19)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

12

C.

Sektor Drainase

Pengelolaan drainase di Kota Sungai Penuh di tangani oleh Dinas Pekerjaan Umum. Secara umum, saluran

drainase di Kota Sungai Penuh telah menjangkau seluruh wilayah kota. Saluran – saluran drainase bertujuan untuk

mengalirkan limpasan air hujan, baik dalam bentuk drainase buatan maupun drainase alami. Namun dalam

pengelolaan pemeliharaannya masih belum optimal, hal ini terbukti masih banyaknya terjadi luapan air ke

permukaan jalan ketika terjadi hujan. Kedepan perlu dilakukan inventarisasi ke lapangan saluran – saluran tersebut,

karena antara jaringan drainase dengan irigasi masih bercampur satu sama lain.

Saluran – saluran drainase memiliki pola yang sejajar dengan jaringan jalan. Dengan kondisi topografi yang

relatif miring, serta dengan ketinggian kota di atas permukaan laut yang cukup tinggi, maka hal ini dapat

,memberikan keuntungan bagi pengaliran air pada sistim drainase sehingga aliran permukaan mengalir langsung ke

dataran yang lebih rendah yaitu Batang Air Bungkal. Penanganan limbah non domestik belum ada sistem

pengolahan akhir jadi akan langsung dibuang ke sungai

Saat ini belum tersedia peraturan daerah yang mengatur tentang peraturan drainase lingkungan di Kota

Sungai Penuh. Penanganan sistem drainase lingkungan banyak dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat

maupun melalui program-program yang digulirkan oleh pemerintah pusat dikarenakan keterbatasan anggaran

pembangunan yang dimiliki Kota Sungai Penuh untuk sub sektor drainase.

Arahan pengembangan sanitasi untuk sektor drainase lingkungan yaitu :

a.

Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana untuk sektor drainase lingkungan serta meningkatkan

pemeliharaan untuk saluran drainase primer, sekunder dan tersier.

b.

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pengelolaan dan pemeliharaan sistem drainase lingkungan.

Dalam Sektor Drainase Kota Sungai penuh di gambarkan pada

Peta 2.3

: Peta Tahapan Pengembangan

Drainase adalah sebagai berikut .

(20)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

13

Peta 2.3: Peta Tahapan Pengembangan Drainase

ZONA I

:

penanganan jangka pendek.

ZONA I

:

penanganan jangka pendek.

ZONA II

:

penanganan jangka menengah

.

ZONA III

:

penanganan jangka menengah

dan panjang.

(21)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

14

Dalam penentuan wilayah pengembangan saluran drainase disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing wilayah yang dijadikan dasar menyusun prioritas pengembangan system drainase, yang terbagi dalam 3

zona yang ditentukan berdasarkan kriteria seleksi yang mengacu ke SPM (standar pelayanan minimum), yaitu

genangan, klasifikasi wilayah dan kepadatan penduduk, serta kondisi eksisting drainase.

Adapun Area Zona pengembangan drainase terdiri dari:

Area Zona I atau area dengan resiko rendah yang dapat dilakukan dengan penanganan jangka pendek.

Zona ini meliputi desa Pasar Baru, Kel. Pasar Sungai Penuh, Permanti, Pondok Agung dan desa

Seberang.

Area Zona II atau area dengan resiko sedang yang memerlukan penanganan jangka menengah. Zona ini

mencakup desa Lawang Agung.

Area Zona III atau area dengan resiko tinggi yang memerlukan jangka menengah dan panjang. Adapum

desa yang masuk kedalam area ini adalah desa yang tidak masuk kedalam Zona I dan Zona II

Pengembangan sektor drainase lingkungan Kota Sungai Penuh di tampilkan pada

Tabel 2.4

: Tahapan

Pengembangan Drainase Lingkungan Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Drainase Kota Sungai Penuh

No

Sistem

Cakupan layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

1.

Jangka pendek

34,23

60

75

90

2.

Jangka Menengah

18,84

30

60

75

3.

Jangka Panjang

46,94

55

65

90

Sumber : Dinas PU Kota Sungai Penuh, 2012

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk.

2.3

Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Analisis untuk perkiraan kemampuan daerah untuk pendanaan sanitasi dimaksudkan untuk

menghasilkan gambaran yang jelas mengenai kemampuan daerah dalam mendanai penyelenggaraan

pembangunan sanitasi, yaitu pendanaan program dan kegiatan telah diidentifikasikan dalam SSK. Untuk

mendapatkan gambaran ini, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD kabupaten/kota.

Sebagaimana dijelaskan dalam Buku Putih, dari analisis belanja APBD kabupaten/kota akan terlihat trend

pendanaan belanja sanitasi di kabupaten/kota dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir, yaitu berupa

pertumbuhan rata-rata belanja sanitasi. Secara umum trend ini akan dapat digunakan untuk memperkirakan

besaran belanja sanitasi di kabupaten/kota hingga akhir periode perencanaan SSK. Untuk lebih valid, besaran

APBD untuk belanja sanitasi yang telah diidentifikasikan (setiap tahunnya) akan dikurangi dengan besarnya DAK

terkait sanitasi setiap tahunnya yang didapat oleh kabupaten/kota (DAK Sanitasi, DAK Lingkungan Hidup,

maupun DAK Perumahan dan Permukiman) maupun pinjaman/hibah yang diteruspinjamkan/diterushibahkan ke

kabupaten/kota. Pengurangan ini akan menunjukkan belanja sanitasi yang murni didanai oleh APBD

kabupaten/kota, sehingga estimasi besaran pendanaan yang dihasilkan dapat lebih rasional. Berikut ini pada

(22)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

15

Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Sanitasi

No

Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)

Rata-rata Pertumbuhan

2008

2009

2010

2011

2012

1

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )

-

1.616.097.950

14.236.706.722

28.581.904.000

28.023.926.700

1.1 Air Limbah Domestik

-

97.786.500

3.891.112.350

10.157.045.600

5.598.815.000

1.2 Sampah rumah tangga

-

236.135.250

2.741.347.500

7.341.767.400

3.779.672.000

1.3 Drainase lingkungan

-

1.140.624.700

7.292.596.872

10.842.041.000

17.724.708.200

1.4 PHBS

-

141.551.500

311.650.000

241.050.000

920.731.500

2

Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )

-

2.1 DAK Sanitasi

-

-

2.549.200.000

*

*

2.2 DAK Lingkungan Hidup

-

-

-

*

*

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman

-

-

-

-

-

-

3

Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

-

-

-

-

-

-

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)

-

1.616.097.950

9.869.513.022

11.008.853.900

28.023.926.700

1.616.097.950

Total Belanja Langsung

-

44.139.865.646,00 148.586.317.230,14 227.744.314.161,00 327.967.000.000

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

-

45,44

50,00

57,33

58,78

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupunpenetapan nilai absolut)

Sumber : Bappeda Kota Sungai Penuh, 2012

* : data masih dalam proses inventarisasi

Berdasarkan perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD Kota Sungai Penuh untuk sanitasi

pada tabel 2.5 diatas maka dapat ditetapkan perkiraan (estimasi)

belanja APBD ke depan selama periode perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yaitu mulai tahun 2013 sampai dengan 2017. Berikut ini pada

tabel 2.6

merupaka

perkiraan besar pendanaan sanitasi kedepan.

(23)

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

16

Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan

No

Uraian

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)

Pendanaan

Total

2013

2014

2015

2016

2017

1

Perkiraan Belanja Langsung

*

*

*

*

*

*

2

Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi

*

*

*

*

*

*

3

Perkiraan Komitmen Pendanaan

Sanitasi

*

*

*

*

*

*

Sumber : Bappeda Kota Sungai Penuh, 2012

* : Belum ada kesepakatan dari Pokja terkait besaran pendanaan

Mengingat pendanaan untuk sanitasi secara garis besar dapat dibagi menjadi pendanaan untuk

operasional/pemeliharaan infrastruktur sanitasi terbangun dan pendanaan untuk investasi pembangunan

infrastruktur sanitasi baru, maka struktur pendanaan khususnya dalam hal ini untuk pendanaan

operasional/pemeliharaan dan investasi sanitasi pada tahun sebelumnya yaitu sejak tahun 2008 sampai dengan

2012 ada pada

tabel 2.7

berikut ini.

Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan

Investasi Sanitasi

No

Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)

Pertumbuha

n rata-rata

200

8

2009

2010

2011

2012

1

Belanja Sanitasi

1.1

Air Limbah Domestik

1.1.

1

Biaya operasional /

pemeliharaan (justified)

-

-

-

-

-

1.2

Sampah rumah tangga

1.2.

1

Biaya

operasional/pemeliharaa

n (justified)

-

236.135.25

0

2.467.248.35

0

381.085.70

0

3.138.492.25

0

1.3

Drainase lingkungan

1.3.

1

Biaya

operasional/pemeliharaa

n (justified)

-

-

1.392.361.00

0

-

-

Sumber : Bappeda Kota Sungai Penuh, 2012

Perhitungan pendanaan operasional/pemeliharaan harus berdasarkan inventarisir aset infrastruktur

sanitasi terbangun yang dimiliki oleh kabupaten/kota, aset infrastruktur sanitasi provinsi maupun pusat yang

didanai sebagian operasional/pemeliharaannya oleh kabupaten/kota, ataupun perkiraan aset infrastruktur

sanitasi provinsi dan pusat yang akan diserahterimakan kepada kabupaten/kota. Perhitungan ini seluruhnya

secara detail dapat dilihat pada Buku Putih, dimana perhitungan biaya operasional/pemeliharaan telah dihitung

dengan melakukan justifikasi terhadap perhitungan alokasi APBD kabupaten/kota selama 5 (lima) tahun terakhir

dengan pendanan yang seharusnya dikeluarkan sebagai dana operasional/pemeliharaan berdasarkan jumlah

aset infrastruktur sanitasi terbangun yang telah diidentifikasikan dalam Buku Putih.

Berdasarkan perhitungan pertumbuhan di atas, maka dapat dilakukan perhitungan perkiraan biaya

operasional/pemeliharaan hingga akhir tahun perencanaan SSK dengan menggunakan angka pertumbuhan

rata-rata yang dihasilkan. Berikut ini pada

tabel 2.8

tertera perkiraan besaran pendanaan APBD kabupaten/kota

untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi terbangun hingga tahun 2017.

(24)

STRATEGI SANITASI KOTA

KOTA SUNGAI PENUH

TAHUN 2012 - 2017

POKJA PPSP Kota Sungai Penuh Tahun 2012

17

Tabel 2.8

Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017

No

Uraian

Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.)

Pendanaan

Total

2013

2014

2015

2016

2017

1

Belanja Sanitasi

*

*

*

*

*

*

1.1

Air Limbah Domestik

*

*

*

*

*

*

1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified)

*

*

*

*

*

*

1.2

Sampah rumah tangga

*

*

*

*

*

*

1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)

*

*

*

*

*

*

1.3

Drainase lingkungan

*

*

*

*

*

*

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)

*

*

*

*

*

*

Sumber : Bappeda Kota Sungai Penuh, 2012

* : Data masih dalam proses inventarisasi

Berdasarkan perhitungan perkiraan pendanaan APBD sanitasi murni kabupaten/kota, perhitungan perkiraan

besaran komitmen pendanaan ke depan, serta perhitungan perkiraan pendanaan perasional/pemeliharaan,

maka dapat diperhitungkan perkiraan ketersediaan ataupun perkiraan kemampuan APBD untuk mendanai

program/kegiatan sanitasi sebagaimana diidentifikasikan dalam SSK.

Perkiraan ketersediaan besaran APBD kabupaten/kota untuk mendanai program/kegiatan dalam SSK bisa

didapat dengan cara : 1) mengurangi besaran APBD murni terhadap kebutuhan biaya operasional/pemeliharaan,

dan 2) mengurangi besaran komitmen pendanaan sanitasi terhadap kebutuhan biaya operasional/pemeliharaan.

Ilustrasi perhitungan tersebut dapat dilihat pada

tabel 2.9

berikut.

Tabel 2.9

Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

No

Uraian

Pendanaan (Rp.)

Total Pendanaan

2013 2014 2015 2016 2017

1

Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan

*

*

*

*

*

*

2

Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi

*

*

*

*

*

*

3

Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi

*

*

*

*

*

*

4

Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)

*

*

*

*

*

*

5

Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)

*

*

*

*

*

*

Sumber : POKJA PPSP Kota Sungai Penuh, 2012

* : Data masih dalam proses inventarisasi

(25)

POKJA PPSP KOTA SUNGAI PENUH

1

Bab 3:

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Strategi

didefinisikan sebagai upaya mencapai tujuan yang terdiri dari berbagai cara atau pendekatan.

Mengingat strategi didefinisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, sebagai langkah awal perlu ditetapkan

tujuan yang jelas yang hendak dicapai tentang pengelolaan sanitasi.

Tujuan

ini dirumuskan salah satunya

berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan Pengembangan Sanitasi. Pengertian dari tujuan, satu diantaranya

adalah “..

sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, mengacu kepada pernyataan visi

dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik

…”. Selanjutnya, perlu disusun sasaran atas tujuan

yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang lebih operasional.

Sasaran

diartikan sebagai “…

hasil

yang akan dicapai secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun

waktu yang lebih pendek dari tujuan

…”.

Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan

memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi terutama mengenai isu strategis,

permasalahan mendesak, dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini. Terdapat berbagai metode untuk merumuskan

strategi, diantaranya adalah menggunakan analisis SWOT (

Strength

,

Weakness

,

Opportunity

,

Threat

).

Strategi Sanitasi Kota Sungai Penuh Tahun 2012 - 2017 merupakan dokumen yang akan memaparkan

tentang tujuan, sasaran, dan tahapan pencapaian serta strategi utama setiap sub sektor sanitasi yang meliputi : sub

sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan aspek Hygiene (PHBS)

yang mengacu kepada visi dan misi sanitasi Kota Sungai Penuh.

Pada bab ini berisi tujuan, sasaran dan strategi pengembangan tahapan pencapaian yang ingin dicapai

dalam pengembangan sanitasi periode 5 (lima) tahun kedepan.

3.1

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kota Sungai Penuh ada beberapa isu strategis dan permasalahan

mendesak dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Sungai Penuh yaitu sebagai berikut :

1.

Pada umumnya saluran limbah masih menggunakan saluran drainase sehingga air limbah dan air hujan

masih tercampur dalam pengelolaannya;

2.

Belum ada pemahaman lebih lanjut dari SKPD teknis yang membawahi permasalahan air limbah domsetik

tentang pentingnya pembangunan sarana pengelolaan air limbah domestik.

3.

Pemberdayaan organisasi kemasyakatan harus ditingkatkan agar penanganan pengelolaan air limbah ini

semakin melibatkan masyarakat.

4.

Belum adanya instalasi pengolahan limbah (IPAL), sehingga limbah rumah tangga (non-WC) dan limbah

dari industri kecil/home industri dibuang langsung ke saluran drainase.

5.

Belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), sehingga dimungkinkan lumpur tinja hasil

pengurasan/penyedotan dari tangki septik dibuang langsung ke badan air atau lahan kosong.

6.

Rendahnya permintaan pengurasan septic tank, mengindikasikan bahwa septic tank yang ada tidak dedap

air, sehingga berpotensi terjadinya pencemaran air tanah dan timbulnya penularan penyakit yang

diakibatkan oleh air (

water borne deceases

)

.

Gambar

Tabel 2.2:  Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kab/Kota
Tabel 2.3:  Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota
Tabel 2.3:  Tahapan Pengembangan Drainase Kota Sungai Penuh
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Sanitasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang dilakukan untuk menentukan tingkat bahaya erosi pada. peneltian ini merupakan

digunakan untuk mengukur pulsa yang sesuai dengan jarak dari objek target. Instalasi Sensor

Tingkat Perkembangan Gonad Benih Nilem ( Osteochilus hasselti C.V.) Ginogenesis yang diberi Hormon Insulin Kemudian Andriol. Morphology, Endocrinology, and

Siswa mendown load materi pokok pembelajaran yang sesuai dengan kom petensi dasar serta indikator yang disampaikan oleh guru pada situs yang te lah ditunjukkan oleh guru, dalam

Produk komponen mini- mico dari proses forging (Volersten, 2001) Forging adalah bagian dari sebuah proses metal forming /pembentukan logam yang memiliki banyak

Di antara banyak persoalan tersebut di atas, paper ini akan difokuskan untuk mengupas perlunya kelembagaan dan organisasi pengelola di tingkat tapak, karena

Kepala Daerah Mengatur sirkulasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didalam Wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Ujung Pandang sesuai dengan ketentuan

Puji syukur Penulis panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Mulia atas kasih karunia-Nya yang sungguh melimpah yang tidak pernah ada habisnya, sehingga penulis dapat