• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL)

DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER

KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

SUGIANTO

NIM.100500038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Kegiatan Praktik Lapang (PKL) di PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

Nama : Sugianto NIM : 100 500 038 Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : ... Pembimbing,

Rudi Djatmiko, S.Hut, MP NIP. 19700915 199512 1 001

Penguji I,

Ir. Rudy Nurhayadi, MP NIP. 19590111 198703 1 002

Penguji II,

Ir. Emi Malaysia, MP NIP. 19650101 199203 2 002

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. M.Fadjeri, MP

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan

praktik kerja lapang ini. Laporan praktik kerja lapang ini dapat tersusun

karena adanya bantuan dari berbagai pihak dan kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Pit Nasuha Adi, selaku Manager PT. Indowana Arga Timber. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian 4. Bapak Ir. M. Fadjri,MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 5. Rudi Djatmiko S.Hut, MP. selaku Dosen pembimbing Praktik Kerja

Lapang yang telah membimbing penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang.

6. Rekan-rekan yang tergabung dalam team PKL di PT.Indowana Arga Timber

7. Para Staf Pengajar, Administrasi dan Teknisi Jurusan Pengelolaan Hutan. 8. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan baik

moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna, namun penulis berharap kiranya laporan ini dapat berguna

bagi semua pihak.

Sugianto

Kampus Sei Keledang, 4 Mei 2013

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESHAN……… i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI………...……… iii

DAFTAR TABEL……….……….……….... iv

DAFTAR GAMBAR………..……… v

BAB I. PENDAHULUAN……….………. 1

A. Latar Belakang……….…… 1

B. Tujuan………... 2

C. Hasil yang Diharapkan……….…….. 3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN……….…….. 4

A. Tinjauan Umum Perusahaan………...……….. 4

B. Manajemen Perusahaan………...……….………. 8

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL……….………... 9

BAB III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG……… 10

A. Pembuatan PetakTebangan……..……….……….…………... 11

B. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)……..……….. 13

C. Penebangan……….………..…….…. 16

D. Pengukuran Kayu Bulat (Log)………...………. 19

E. Penanaman di Areal Tanah Kosong (ATK)..……...……… 22

(5)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN……….…. 28

A. Kesimpulan……….. 28

B. Saran………. 29

DAFTAR PUSTAKA... 30

(6)

DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Halaman

1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser Kalimantan Timur...…... 2. Rekapitulasi Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang

dilaksanakan di PT. Indowana Arga Timber... 3. Jenis Pohon Hasil Praktek Penebangan di PT. Indowana Arga

Timber……….….……….……… 4. .Perhitungan Volume Kayu Bulat Log PT. Indowana Arga

Timber……….……….………..

9

10 18

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

tubuh Utama

Halaman

1. Pengamatan Hama Bibit Meranti dan Pencatatan Data

Pertumbuhan Bibit Meranti... 32

2. Pengangkutan dan Pengecatan Ajir ... 32

3. Membuat Lubang Tanam dan Menanam Bibit ... 33

4. Membuat Takik Rebah, Takik Balas, dan Pembagian Batang... 33

5. Pengikatan Batang dan Penyaradan (Penarikan Batang) ... 34

6. Pemasangan Label Merah dan Kuning Pada Pohon Produksi ... 34

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hutan merupakan lahan yang di dalamnya terdiri dari berbagai tumbuhan

yang membentuk suatu ekosistem dan saling ketergantungan (Spurr, 1992),

mendefinisikan bahwa hutan merupakan sekumpulan pohon-pohon atau tumbuhan berkayu lainnya yang pada kerapatan dan luas tertentu mampu menciptakan iklim setempat serta keadaan ekologis berbeda dengan di luarnya. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan.

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini adalah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan, baik berbentuk kayu

pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar (Dumanauw, 1990).

Sebagai salah satu syarat kelulusan atau kebijakan Mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan kegiantan Praktek Kerja Lapang (PKL). Pembekalan dengan ilmu pengetahuan, teori ilmu-ilmu kehutanan dan juga praktek laboratorium, diperlukan juga pengalaman lapangan agar mampu merumuskan permasalahan yang akan dijumpai di lapangan nanti sehingga

(9)

Mahasiswa Manajemen Hutan mampu memahami beberapa peranan ekosistem hutan dalam aspek produksi, lingkungan, ekonomi dan sosial yang salah satunya adalah dengan Praktek Kerja Lapang (PKL).

Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah suatu rangkaian kegiatan penerapan ilmu pengetahuan secara langsung di lapangan, dimana Mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, analisis dan merumuskan masalah di lapangan yang mencakup seluruh aspek pengelolaan hutan. Praktek Kerja Lapang (PKL) juga sabagai praktek akhir dari program Diploma (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan suatu kegiatan mandiri untuk menerapkan berbagai bekal ilmu yang telah diperoleh.

Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kehutanan, pengelolaan hutan di Indonesia menuntut banyak perubahan dan penyesuaian dalam kebijakan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya hutan yang ada. Oleh karena itu Mahasiswa Manajemen Hutan harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup untuk menjawab tantangan masa depan di kehutanan Indonesia.

B. Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai wadah dalam mengaplikasikan materi-materi ataupun ilmu yang telah di dapatkan di lapangan. Praktek Kerja Lapang (PKL) juga bertujuan memberikan pengalaman secara langsung kepada Mahasiswa mengenai kondisi sesungguhnya di lapangan sehingga Mahasiswa dapat membandingkan antara kondisi ideal pada teori-teori yang ada apakah sesuai atau tidak, kemudian menganalisanya.

(10)

C. Hasil yang Diharapkan

Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini Mahasiswa Manajemen Hutan diharapkan mampu melihat dan dapat merasakan secara langsung permasalahan yang dihadapi di lapangan dan juga diharapkan mahasiswa dapat berlatih memberikan alternatif penyelesaiannya secara ilmiah, objektif dan aktif sehingga wawasan dan keterampilan Mahasiswa akan bertambah.

(11)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Indowana Arga Timber adalah Perusahaan Swasta Nasional yang berdiri sejak tahun 1995 dengan berorientasi pada pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam, yang berada diwilayah Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat dengan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan tersebut berdasarkan ijin SK Menhut No. 84 /Kpts-II/1995 Tanggal, 09 Febuari 1995 dengan Luas : 47.800 Ha dan SK Menhut No. 211.Kpts-II/1996 Tanggal, 07 Mei 1996 dengan luas Luas 48.303 Ha.

PT. Indowana Arga Timber terletak di Provinsi Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Paser (Kecamatan Long Kali) dan Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Siluq Ngurai) dengan beralamatkan kantor unit di Pandansari 30-B RT 020/06 Balikpapan Barat, Balikpapan 76131 Kalimantan Timur (0542) 734108.

1. Letak dan Luas

PT. Indowana Arga Timber terletak diwilayah Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat dengan luas areal 48,303 ha. Lokasi Camp terletak di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Siluq Ngurai) desa Kendesiq dengan nama Base Camp Gunra Kendesiq. Dengan mempunyai batas areal kerja yaitu :

a. Areal kerja secara geografis terletak antara 000 55’ 10,24” - 10 14’ 08,73”

(12)

b. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk dalam Kabupaten Paser (Kecamatan Long Kali) dan Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Siluq Ngurai) Provinsi Kalimantan Timur.

c. Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk Dinas Kehutanan

Provinsi Kalimantan Timur.

d. Batas-batas lokasi IUPHHK-HPH PT. Indowana Arga Timber Kabupaten

Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur adalah :

• Sebelah Utara : PT. Sumber Mas

• Sebelah Timur : PT. Balikpapan Forest Industri

• Sebelah Selatan : PT. Telaga Mas

• Sebelah Barat : PT. Timberdana

e. Tata Ruang

Luas pasca tata batas & pengukuran GIS

• Kawasan lindung : 3229,66 ha

• Kawasan Bukan Produksi : 2849,93 ha

• Kawasan Produksi : 41.973,75 ha

• Kawasan Rehabilitasi : 620 ha

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintah IUPHHK PT. Indowana Arga Timber termasuk dalam wilayah Kecamatan Siluq Ngurai, desa Kendesiq dan Bongan (Kab. Kutai Barat) dan Kecamatan Long Kali, desa Lambakan dan Tompok (Kab. Paser) Provinsi Kalimantan Timur.

(13)

2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai yaitu :

a. Visi

Sebagai perusaan yang bergerak dibidang kehutanan, visi PT. Indowana Arga Timber adalah mewujudkan tercapainya pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari berdasarkan Kelestarian Produksi, Kelestarian Ekologi dan Kelestarian Sosial.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi di atas, maka misi PT. Indowana Arga Timber dalam melaksanakan Pengelolaan Hutan Alam Produksi, Lestari adalah sebagai berikut

1. Menjamin pelestarian produksi dan mengoptimalkan fungsi sumberdaya alam dengan membuat perencanaan yang lebih baik, mengembangkan sumberdaya manusia yang professional, sarana dan prasarana yang memadai.

2. Menjamin kelestarian ekologi dengan menjaga dan melindungi sumberdaya alam untuk dipertahankan.

3. Menjamin kelestarian sosial dengan mengembangkan dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui program pembinaan masyarakat desa hutan atau koperasi serta meningkatkan peran masyarakat setempat.

(14)

3. Kondisi Biofisik

a. Fisiografi dan Topografi

Areal kerja perusahaan PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur yaitu :

• Kondisi lahan : Dominan kering

• Tinggi dari permukaan laut : 80-600 m dpl

• Topografi : Datar (0-8%), Landai

(8-15%), Agak curam

(15-25%),

Curam (25-40%),

Sangat Curam (≥40%)

b. Geologi dan Jenis Tanah

Areal IUPHHK PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur di dominasi oleh tanah-tanah tua yaitu kompleks Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Latosol. Di samping itu terdapat juga tanah besar didominasi oleh kompleks Podsolik Merah Kuning, Litosol, Latosol dan juga terdapat Lempung Berpasir.

c. Hidrologi

Areal kerja perusahaan PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur termasuk dalam DAS sungai Bongan, sungai Kelawit, sungai Po, sungai Prikan, sungai Telake dan sungai Lambakan.

(15)

d. Tipe Iklim

Kondisi iklim di areal kerja perusahaan PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut :

• Curah Hujan Sedang 1,395 mm/th bulan Juni tahun 2012 • Curah Hujan Tertinggi 10,910 mm/th September tahun 2012 4. Aksessibilitas

Lokasi PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten

Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur Base Camp Gunra Kendesiq dapat

ditempuh dengan menggunakan angkutan darat (mobil cateran) selama ± 2 jam dari Samarinda sampai ke Balikpapan, kemudian dilanjutkan lagi dengan

menggunakan angkutan air (speed boat) menuju log pond selama ± 1 jam,

setelah itu perjalanan dari log pond ke Base Camp menggunakan mobil

perusahaan selama ± 4 jam, baru tiba di Base Camp Gunra Kendesiq.

B. Manajemen Perusahaan

Manajemen PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur memiliki struktur organisasi sebagai berikut Manajer Camp Ir. Pit Nasuha Adi, Kabag Pembinaan Tatan Gustama, Kabag Keuangan & Personalia, Mandor Produksi Holili, Kabag Logistik Sukiman, Kaur. PAK & ITSP Rood Survey Nazmi, Kaur Penanaman/Staf Edy Haryono, Kasub Kelola Sosial Laode Sida, dan seksi-seksi lain, untuk lebih jelas dapat dilihat di struktur organisasi PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur Base Camp Gunra.

(16)

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur yang dimulai pada tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan 4 Mei 2013 dengan perincian waktu kegiatan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser Kalimantan Timur

No Jenis Kegiatan Tgl / Bln / Thn Hasil Kegiatan Keterangan

1 Pembuatan Petak Tebangan

07 - 03 - 2013 s/d 09 - 03 - 2013

Jarak Yang Ditempuh Sepanjang 2 Km Praktek 2 ITSP/Cruising 10 - 03 - 2013 s/d 12 - 03 - 2013 Inventarisasi 28 Pohon yaitu :

Pohon yang Dilindungi

Pohon Inti

Peroduksi

Hutan Rimba Campuran

Praktek

3 Penebangan 15 - 03 - 2013 s/d 16 - 03 -2013

Mencapai 4 Pohon yaitu :

1 Kapur

3 Meranti Kuning

Praktek 4 Pengukuran Kayu

Bulat (Log)

17 - 03 - 2013 10 Batang (Log) Praktek 5 Penanaman di Areal Tanah Kosong (ATK) 22 - 03 - 2013 s/d 26 - 03 - 2013 Pembuatan Ajir 100 perhari selam 3 hari 300 Ajir

Penanaman Bibit Meranti 50 & Kapur 50 perhari selama 2 hari 200 bibit Praktek 6 Survey rencana jalan dan pengukuran trase jalan 11 - 04 - 2013 s/d 30 - 04 - 2013 Pengukuran 4 Titik

Dengan Jarak 4 Km Praktek

(17)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Indowana Arga Timber Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur yang dimulai pada tanggal 4 maret 2013 sampai dengan 4 Mei 2013 dengan perincian waktu kegiatan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang Dilaksanakan di PT. Indowana Arga Timber.

No. Jenis Kegiatan Hasil Kegiatan Lokasi

Kegiatan Keterangan

1. Pembuatan Petak

Tebangan

Jarak yang ditempuh sepanjang 2 Km Wilayah Lambakan 3 Hari Praktek 2. ITSP/Cruising Inventarisasi 28 Pohon Hutan Lindung Pohon Inti Produksi Hutan Rimba Campuran Wilayah Lambakan 3 Hari Praktek

3. Penebangan Mencapai 4 Pohon

yaitu :

1 Kapur

3 Meranti Kuning

Wilayah

Lambakan Praktek 2 Hari

4. Pengukuran Kayu

Bulat (Log) 4. Batang (Log) 1 Kapur

3 Meranti Kuning

Wilayah

Lambakan Praktek 1 Hari

5. Penanaman di

Areal Tanah Kosong (ATK)

Pembuatan Ajir 100

perhari selam 3 hari 300 Ajir

Penanaman Bibit

Meranti 50 & Kapur 50 perhari selama 2 hari 200 bibit Wilayah Lambakan 5 Hari Praktek 6. Survey rencana jalan dan pengukuran trase jalan Pengukuran 4 Titik Dengan Jarak 4 Km Wilayah Tompok 20 Hari Praktek

(18)

A. Pembuatan Petak Tebangan 1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pembuatan petak tebangan adalah untuk membatasi setiap petak kerja di dalam Blok RKT.

2. Dasar Teori

Petak tebangan adalah bagian dari blok kerja tahunan yang luasnya telah ditetapkan dengan ditandai tanda-tanda ukur petak tebangan batas permanen.

3. Alat dan Bahan

Kegiatan pembuatan petak tebangan mengunakan alat dan bahan sebagai berikut: 1) Alat: a) Kompas b) Klinometer c) Parang d) GPS 2) Bahan:

a) Peta Kerja Skala 1 : 75.000 b) Tali nilon 20 meter

c) Pita Batas Petak

d) Spidol Permanen (Artline®70)

e) Pulpen (Balpoin)

f) Papan Skiner (Climer)

(19)

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja kegiatan Petak Tebangan adalah sebagai berikut: 1) Persiapan alat dan bahan.

2) Persiapan regu kerja berjumlah 6 orang dengan pembagian kerja yaitu: a) 2 orang perintis jalur

b) 1 orang tukang tancap ajir terus diberi tanda pita batas petak c) 1 orang mengukur jalur batas petak dengan tali nilon 20 meter d) 1 orang kompas dan klinometer

e) 1 orang menulis data di tally sheet untuk data kompas dan

klinometer ataupun batas sungai

3) Menentukan titik ikat dilapangan dengan GPS. 4) Mengukur dan merintis batas petak tebangan.

5) Memberikan penandaan pada rintisan batas petak tebangan. 5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai dalam kegiatan pembuatan petak tebangan telah diperoleh data-data hasil pengukuran dilapangan

a) Dari titik ikat ke ujung petak = 1 km

b) Dari arah Utara ke arah Selatan = 1 km

c) Dari Timur ke Barat = 1 km

6. Pembahasan

Dari hasil pembuatan kegiatan Petak Tebangan yang dilakukan di blok RKT 2013 maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembuatan Petak Tebangan dikakukan dari arah Utara ke Selatan sejauh (1 km) dan dari arah Timur ke Barat yaitu (1 km) dengan memberi tanda pada rintisan dengan ajir yang ditancapkan lalu diberi tanda pita batas petak. Kegiatan pembuatan

(20)

petak tebangan ini kami langsung praktek di blok dan petak tebangan yang sudah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

B. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) adalah sebagai berikut:

a) Memperoleh data penyebaran pohon yang akan ditebang, yang meliputi komposisi jenis, jumlah dan volume pohon guna untuk menetapkan target produksi tahunan pada blok kerja tahunan yang bersangkutan, arah trase jalan, jumlah dan kapasitas tenaga kerja yang harus diselesaikan.

b) Memperoleh data jumlah dan komposisi pohon yang ada. Khususnya untuk pohon inti dan pohon yang dilindungi untuk merencanakan jumlah dan komposisi pohon yang akan ditinggal di lapangan untuk dipelihara sampai rotasi tebangan berikutnya.

2. Dasar Teori

Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebagan (ITSP)/Timber Cruising

adalah suatu kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk mengetahui data potensi pohon panen, pohon dilindungi, pohon inti dan data medan kerja (jurang, sungai dan kawasan dilindungi). Ruang lingkup penerapan prosedur ini meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan yang dilaksanakan oleh perusahaan mulai dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan lapangan, kegiatan pemeriksaan lapangan dan pelaporan (Anonim, 1993b).

(21)

3. Alat dan Bahan

Kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) mengunakan alat dan bahan sebagai berikut:

1) Alat: a) Kompas b) GPS c) Parang d) Staples + isi e) Klinometer 2) Bahan:

a) Peta Kerja Skala 1 : 75.000

b) Tally Sheet data ukur pohon dan data ukur lapangan ITSP c) Tali nilon 20 meter

d) Spidol Permanen (Artline®70)

e) Pulpen (Balpoin)

f) Label Pohon (warna merah dan warna kuning) 4. Prosedur Kerja

Prosedur kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penbangan adalah sabai berikut:

1) Persiapan alat dan bahan.

2) Persiapan regu kerja pelaksanaan ITSP berjumlah 8 orang dengan pembagian sebagai berikut:

a) 1 orang ketua regu

b) 2 orang pencatat data survei pohon c) 2 orang pemasang label pohon

(22)

d) 2 orang mengenal nama jenis-jenis pohon e) 1 orang tukang cat

3) Titik awal pembuatan jalur dimulai dari sebelah utara ke selatan yang berdasarkan pada hasil PAK.

4) Penomoran awal PU dimulai dari angka 1 (satu) arah utara ke selatan hingga akhir jalur pertama secara sistematik menyambung pada jalur berikutnya.

5) Pembuatan jalur jalan dirintis dengan parang dan dipasang Pita Ukur (PU) berwarna oranye.

6) Pemberian label pohon sesuai dengan kelompok, yaitu kelompok pohon dilindungi, rimba campuran dan pohon inti dipasang label warna kuning, sedangkan kelompok pohon siap tebang atau produksi dipasang label warna merah.

7) Pengumpulan dan pencatatan data topografi dan pohon dilakukan di masing-masing PU secara sistematis mengikuti arah jalur-jalur inventarisasi.

5. Hasil yang Dicapai

Kegiatan Invetarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) ini bisa dilakukan hanya 1 jalur dengan panjang 1 Km dan jumlah yang dikerjakan sebanyak 2 PU yang mencakupi dari jumlah keseluruhannya 50 PU, setiap PU ini memiliki luas 20 m x 20 m. Hasil dari kegiatan Invetarisasi Tegakan Sebelum Penebangan yang dapat dilakukan menginventarisasi pohon sebanyak ± 28 pohon dalam 1 (satu) hari yaitu sebanyak 2 PU. Terdapat jenis pohon yang dilindungi yaitu Banggeris, Ulin, Duku Hutan, Langsat Hutan, Durian Hutan dan Manggis Hutan yang dipasang label warna kuning.

(23)

Untuk Pohon (inti) yaitu Meranti Kuning diameter 20 kebawah, Meranti Merah diameter 35 kebawah, Meranti Putih diameter 49 kebawah, untuk tebangan berikutnya yang diberi label berwarna kuning yang belum siap di produksi.

Sedangkan pohon yang siap ditebang untuk diproduksi yaitu Meranti Merah, Meranti Kuning dan Meranti Putih dengan diameter 60 keatas dipasang label warna merah.

Sedangkan pohon rimba campuran yaitu Kacang, Keranji, Jambu, Terap, Arang, Dut, Kayu Bugis, Kayu Pisang, Nyatoh, Banitan, Matoa, Kayu Landak, Markunyit, Benuang, Sungkai, yang dipasang label ber warna kuning.

6. Pembahasan

Dari hasil kegiatan pengumpulan data Invetarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) dalam blok dan petak tebangan dapat di ketahui ragam jenis pohon yang ada didalam blok dan petak tebangan tersebut.

C. Penebangan

1. Tujuan Kegiatan

Penebangan merupakan proses mengubah pohon berdiri menjadi kayu bulat yang dapat diangkut keluar hutan untuk dimanfaatkan. Penebangan dilakukan dengan menggunakan empat prinsip yaitu meminimalkan kecelakaan, meminimalkan kerugian dan kerusakan pohon, memaksimalkan nilai produk kayu bulat dari tiap pohon.

Kegiatan penebangan adalah kegiatan memproduksi kayu bulat dari blok dan petak RKT yang sudah di Invetarisasi Tegakan Sebelum

(24)

Penebangan (ITSP) dan sudah keluar surat ijin RKT-PWH pembukaan lahan.

2. Dasar Teori

Penebangan merupakan kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditetapkan. Penebangan juga merupakan awal kegiatan pemanenan, meliputi tindakan atau pekerjaan yang diperlukan untuk memotong pohon dari tunggaknya secara aman dan efisien. Kegiatan penebangan tanpa diragukan adalah salah satu kegiatan yang paling

menentukan dalam hubungannya dengan dampak terhadap hutan (Anonim,

1993a).

3. Alat dan Bahan

Kegiatan Penebangan mengunakan alat dan bahan sebagai berikut: a) Alat: 1) Chainsaw 2) Traktor 3) Parang 4) Kunci b) Bahan: 1) Minyak Bensin 2) Oli Kotor 3) Solar 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam kegiatan penebangan sebagai berikut: a) Persiapan alat dan bahan

(25)

b) Persiapan regu kerja dalam kegiatan penebangan

c) Jumlah 1 regu ada 4 orang penebangan yaitu sebagai berikut:

1) 1 orang penebang dengan chainsaw

2) 1 orang pembantu chainsaw untuk merintis

3) 1 orang penarik kayu dengan traktor

4) 1 orang memasang kabel choker/hook pada log

5. Hasil yang Dicapai

Dalam satu regu penebang mampu menebang 4 pohon dalam 1 (satu) hari. Data pohon hasil kegiatan penebangan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Jenis Pohon Hasil Praktek Penebangan di PT. Indowana Arga Timber

No Jenis Kayu Jumlah Diameter Panjang

Batang Pangkal Ujung 1 2 3 4 Kapur Meranti Kuning Meranti Kuning Meranti Kuning 1 1 1 1 97,9 cm 77 cm 73 cm 73 cm 90,5 cm 70 cm 70 cm 68 cm 17,8 m 10 m 17,90 m 17 m 6. Pembahasan

Sebelum menebang disekitar pohon terlebih dahulu harus dibersihkan untuk jalur penyelamatan diri pada saat akan melaksanakan penebangan.

Menentukan arah rebah pohon dan kemudian membuat takik rebah dan takik balas. Takik balas dan takik rebah tersebut harus dapat menjamin keselamatan batang dan mengurangi resiko cacat batang. Setelah pohon rebah, batang pohon terlebih dahulu diukur dan kemudian dipotong menjadi

dua bagian jika terlalu panjang. Pembagian batang dilakukan oleh seorang

(26)

kayu pada hutan alam dilakukan dengan menggunakan batas diameter dimana pohon-pohon yang boleh ditebang adalah pohon-pohon dengan diameter sama atau lebih besar dari 50 cm untuk hutan produksi tetap dan diatas 60 cm untuk hutan produksi terbatas.

Sedangkan untuk hutan tanaman, penebangan dilakukan berdasarkan ketentuan perusahaan yang disesuaikan dengan peruntukkan kayunya. Karena hutan produksi terbatas sesuai SOP perusahan. Dalam

penebangan ini kami langsung melihat seorang oprator chainsaw dapat

menebang hanya 4 pohon, karna medan penebangan sangat curam. D. Pengukuran Kayu Bulat (Log)

1. Tujuan Kegiatan

Maksud dilakukan pengukuran kayu bulat rimba adalah untuk menentukan ukuran panjang, diameter dan cacat yang mereduksi, sebagai dasar untuk menetapkan isi (volume) atau berat kayu bulat rimba.

Tujuan dilakukan pengukuran kayu bulat rimba adalah agar diperoleh keseragaman bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam tata cara menentukan ukuran panjang, diameter, cacat yang mereduksi dan menetapkan isi (volume) atau berat kayu bulat rimba.

2. Dasar Teori

Pengukuran kayu log di ambil dari Metoda Pengukuran Kayu Bulat Rimba Indonesia (KBRI).

(27)

dp = !"#!$

$ du=

!%#!& $

Keterangan:

− d adalah diameter kayu bulat rimba

− p adalah panjang kayu bulat

− d1 adalah garis tengah terpendek pada Bu

− d2 adalah garis tengah terpanjang pada Bu

− d3 adalah garis tengah terpendek pada Bp

− d4 adalah garis tengah terpanjang pada Bp

− du adalah diameter ujung

− dp adalah diameter pangkal

3. Alat dan Bahan

Kegiatan pengukuran kayu bulat (log) mengunakan alat dan bahan sebagai berikut:

a) Alat:

1) Meteran panjang 25 meter 2) Meteran panjang 5 meter 3) Palu/Tukul

b) Bahan: 1) Paku “S”

2) Spidol Permanen (Artline®70)

3) Label plastik bening 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam kegiatan pengukuran kayu bulat (log) yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui jenis dan nama pohon yang akan diukur

(28)

c. Mengukur panjang batang (log) dengan meteran 25 meter

d. Mengukur diameter pangkal, ujung batang (log) dengan meteran 5 meter

e. Keseluruhan data yang telah didapat dari pengukuran di atas digunakan untuk menghitung isi kayu bulat (log)

f. Mengisi data kayu bulat (log) pada tabel volume kayu bulat (log)

g. Menuliskan data hasil pengukuran pada label yang telah dipasang pada pangkal dan ujung batang (log) dengan menggunakan spidol permanen pada label warna bening.

5. Hasil yang Dicapai

Tabel 4. Perhitungan Volume Kayu Bulat Log PT. Indowana Arga Timber

No Jenis Kayu Jumlah Diameter Panjang

Batang Volume Kayu Pangkal Ujung 1 2 3 4 Kapur MerantiKuning Meranti Kuning Meranti Kuning 1 1 1 1 97,8 cm 77 cm 73 cm 73 cm 90,2 cm 70 cm 70 cm 68 cm 17,8 m 10 m 17,90 m 17 m 12,35 M3 4,18 M3 7,08 M3 6,54 M3 Jumlah Pohon 4 Pehitungan Voleme: Contoh Rumus L : Panjang Batang Dp : Diameter Pangkal Du : Diameter Ujung DR : Diameter Rata-rata 0,7854 : ¼ л = ¼ x 3,1416 V = (DR2 x L) x 0,7854

Jawaban No. 1 Tabel Diatas :

L : 17,8 m

Dp : 97,9 cm

(29)

• Hasil : DR = Dp : 97,8 cm + Du : 90,2 cm = "'',$&() = 94 cm 942 = '.'%*() "+.+++ = (0,8836 x 17,8 m) x 0,7854 = 15,72808 x 0,7854 = 12,35283403 M3 V = 12,35 M3 6. Pembahasan

Dari hasil pengukuran kayu log ternyata dari ke 4 (empat) batang yang di ukur, pohon yang terbesar adalah pohon Kapur dengan diameter 97,8 cm dan panjang 17,8 meter. Ternyata dari hasil pengukuran kayu log dengan memakai rumusan KBRI lebih baik hasil kubikasinya lebih banyak.

E. Penanaman di Areal Tanah Kosong (ATK)

1. Tujuan Kegiatan

Kegiatan penanaman bertujuan untuk menggantikan pohon yang sudah ditebang dengan jenis yang sama agar tetap ada.

2. Dasar Teori

Penanaman di areal blok dan petak bekas tebangan bertujuan untuk menggantikan pohon yang sudah ditebang dengan jenis bibit pohon yang sama, khusus untuk jenis bibit yang ditanam adalah bibit Meranti dan Kapur, kegiatan penanaman dilaksanakan disebelah kanan dan kiri badan jalan, kegiatan ini juga disebut konservasi tanah dan air.

3. Alat dan Bahan

Kegiatan penanaman di Areal Tanah Kosong (ATK) mengunakan alat dan bahan sebagai berikut:

a) Alat:

(30)

2) Parang 3) Cangkul 4) Linggis b) Bahan:

1) Tali nilon 20 meter

2) Bibit yang sudah siap ditanam 3) Ajir

4. Prosedur Kerja

Kegiatan penanaman bibit pada areal tanah yang kosong adalah sebagai berikut:

a) Mempersiapkan alat dan bahan

b) Membuat ajir dari anakan pohon sekitar lokasi penanaman c) Panjang ajir 1,5 meter

d) Mengecat ajir dengan cat warna merah pada ujung ajir

e) Mengukur jarak antara ajir dengan jarak tanam 5 m x 5 m dan 3 m x 3 m f) Memasang ajir pada jarak yang telah ditentukan

g) Membuat lubang tanam dengan menggunakan cangkul atau lingis dengan lebar lubang tanam 30 cm dan kedalaman 30 cm

h) Mengangkut bibit dari mobil ke areal penanaman

i) Mengeluarkan bibit dari polybag lalu ditanam pada lubang tanam yang

telah di buat dan di tutup kembali

j) Setelah bibit ditanam, polybag yang telah dibuka diletakan di atas ajir

(31)

5. Hasil yang Dicapai

Kemampuan 1 (satu) orang membuat ajir dalam 1 (satu) hari 100 ajir, dan kemampuan 1 (satu) orang menanam bibit 100 bibit perhari.

6. Pembahasan

Sebelum penanaman menyiapkan anggota tim untuk melaksankan kegiatan penanaman di lapangan, mengajak anggota tim mencari ajir

Ajir di potong dengan ukuran 1,5 meter 1 (satu) orang bisa membuat ajir kurang lebih 100 ajir perhari, setelah ajir terkumpul, ajir di cat dengan berwarna cat merah kemudian di jemur, setelah kering ajir di kumpulkan dan kemudian diikat. Saat mobil pembawa bibit datang ajir dibawa kemobil di angkut menuju areal penanaman, kemudian kegiatan penanaman dikerjakan bersama anggota tim penanam, satelah itu membuat jarak ukur penanaman 3 m x 3 m dan 5 m x 5 m dengan tali nilon dan membuat lubang tanam dengan cangkul atau linggis dengan kedalaman lubang tanam 30 cm dan

lebar lubang tanam 30 cm, saat penanaman polybag bibit dibuka untuk

menanam bibit tersebut pada lubang tanam yang sudah tersedia, kemudian ditutup kembali agar bibit yang tanam bisa tumbuh secara optimal, kemudian

sesudah menanam bibit polybag bekas bibit ditaruh di atas ajir untuk

membuktikan bahwa penanaman sudah dikerjakan.

F. Survey Rencana Jalan dan Pengukuran Trase Jalan

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan survei rencana jalan dan pengukuran trase jalan adalah sebagai berikut:

a) Untuk menentukan arah jalan induk, jalan cabang dan jalan sarad pada suatu areal RKT baru.

(32)

b) Untuk meminimalisir tingkat kerusakan lingkungan pada saat melakukan kegiatan pengangkutan PWH.

2. Dasar Teori

Pembuatan terase jalan adalah kegiatan penandaan di lapangan sebagai trayek jalan angkutan dan pengukuran untuk mendapatkan data rencana panjang jalan, keterangan, azimuth atau arah serta data pohon yang terkena jaringan. Trase jalan angkutan adalah trayek jalan angkutan yang telah diberi tanda-tanda di lapangan yang menjadi dasar untuk pembutan jalan angkutan.

Pada pembuatan trase jalan ini, jalan diukur dari stasiun ke stasiun dengan mengukur jarak dan kelerengan, hal ini berfungsi untuk menentukan tingkat kelerengan jalan yang dapat mendukung kemudahan kegiatan pengangkutan serta dapat digunakan sebagai acuan meminimalkan besarnya pembiayaan pembuatan dan pemeliharaan jalan serta jembatan. Kemudian data dari hasil pengukuran trase jalan ini di pindahkan ke peta

RKT yang telah ada (Anonim, 1993).

3. Alat dan Bahan

Kegiatan survey rencana jalan dan pengukuran trase jalan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:

a) Alat:

1) Peta kerja Penataan Areal Kerja (PAK) Skala 1 : 50.0000 2) GPS

3) Kompas 4) Klinometer

(33)

b) Bahan:

1) Tali nilon 20 meter

2) Tally sheet data ukur lapangan 3) Cat warna biru + kuas

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan survei rencana jalan dan pengukuran trase jalan yaitu meliputi:

1) Persiapan pembuatan trase jalan, menentukan titik ikat trase di peta untuk menentukan titik awal trase jalan angkutan, lengkap dengan rencana trase angkutan berdasarkan peta kerja yang ada serta potensi tegakan dan data survei tofografi.

2) Persiapan regu kerja pelaksana pembuatan trase jalan sebanyak 8 orang dengan pembagian kerja sebagai berikut:

a) 1 orang ketua regu + pemegang GPS b) 1 orang kompas

c) 1 orang pencatat data trase jalan di buku tally sheet

d) 2 orang perintis jalur e) 1 orang pemegang tali off f) 1 orang tukang cat g) 1 orang pembantu umum

3) Persiapan perlengkapan pembuatan trase jalan.

4) Penetapan trase jalan dari survei orientasi alternatif di lapangan yaitu dengan mempertimbangkan jarak terpendek, punggung bukit tidak ada jembatan dan lain-lain.

(34)

5) Melakukan pengukuran untuk mengetahui jarak lapangan antara titik 20 meter dan kelerengan serta memberi cat berwarna biru pada trayek.

6) Pencatatan data lapangan sesuai dengan form tally sheet.

7) Dalam pelaksanaan pembuatan trase jalan, regu kerja memperhatikan timbulnya dampak terhadap lingkungan yaitu

a) Trase jalan di upayakan menghindari lokasi koridor satwa, sarang atau kantong satwa dan jenis-jenis pohon yang dilindungi.

b) Berupaya menghindari trase jalan yang terkena dareah topografi berat.

5. Hasil yang Dicapai

Dari kegiatan survei rencana trase jalan di peroleh hasil pengukuran trase jalan untuk rencana RKT tahun yang akan datang 2013/2014.

6. Pembahasan

Dari hasil pengukuran di peroleh data-data yang dapat digunakan untuk pembukaan RKT baru dalam pembuatan jalan induk, jalan cabang, jalan sarad dan TPn serta batas blok petak RKT di tandai cat berwarna kuning.

Kegiatan survei rencana jalan dan pengukuran trase jalan yang dilakukan selama PKL, keseluruhannya tidak jauh berbeda dengan teori dan praktek yang telah dipelajari selama kuliah sehingga tidak dijumpai kesulitan dalam mengerjakannnya selama di lapangan.

(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan PKL yang dilakukan di PT. Indowana Arga Timber lebih mengarah pada bidang perencanaan pengelolaan hutan yang lestari seperti: pemeliharaan batas areal IUPHHK, ITSP, penebangan, penanaman dan survei rencana trase jalan untuk RKT yang baru.

2. Pemanenan hasil hutan PT. Indowana Arga Timber lebih mengarah pada pengelolaan hutan lestari seperti menebang pohon peroduksi berdiameter 60 ke atas karena hutan produksi terbatas dan menerapkan sistem silvikultur TPTI.

3. Dalam kegiatan IUPHHK semua kegiatan dilakukan di lapangan terkecuali pada saat cuaca hujan.

4. Pada saat melakukan kegiatan pemanenan, kayu dipotong dengan panjang

maksimal 16 m dan minimal 10 m, dan sesuai dengan unit loging traler untuk

memuat kayu log.

5. Kegiatan yang dilakukan pada bidang Tata Usaha Kayu (TUK) di PT. Indowana Arga Timber ini adalah pengukuran batang kayu (log).

(36)

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya pengawasan terhadap pekerja terutama dalam kegiatan dilapangan agar data yang diperoleh lebih akurat dalam mendata kayu (ITSP).

2. Diharapkan agar semua persediaan perlengkapan safety yang digunakan

oleh para pekerja harus sesuai dengan Standar Operasional Pekerja (SOP), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh para semua pekerja.

3. Pada saat kegiatan penebangan sebaiknya menggunakan alat keselamatan

kerja (safety) yang lebih lengkap.

4. Pada saat melakukan pengukuran disarankan penyusunan log lebih rapi agar kegiatan pengukuran lebih leluasa dan untuk menghemat waktu dalam bekerja.

5. Pada saat pemberian identitas log diharapkan penyusunan log lebih rapi agar pemasangan karpet lebih mudah dilakukan.

6. Pada saat penanaman bibit diblok dan petak bekas tebangan sebaiknya dilakukan penyulaman untuk menggantikan tanaman yang telah mati dan sebaiknya diberi tanda ajir yang berbeda dengan bibit yang tidak akan dilakukan penyulaman kembali.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993a. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No.151/Kpts/IV-BPHH/1993 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia (Revisi). Ditjen Pengusahaan Hutan, Jakarta.

Anonim. 1993b. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Anonim. 1993c. Angkutan Jalan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun…Republik Indonesia No 43 Tahun 1993,Jakarta…Bappeda

kabupaten Aceh Besar,2009,Rencana Tata Ruang Wilayah.

Digilib.its.ac.id/…/ITS-Master-18941-Bibilography.pdf Translate this page Anonim. 2012. Paktek Kerja Lapang Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Samarinda

Dumanauw, J. F. 1990. Mengenal Kayu. Kansius Yogyakarta.Jls A 5908. Diunduh -18- Juni – 2013.

Mustaqim, 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda.

Spurr, S.H. & Burton, V.B. (1992). Forest Ecology. Krieger Publishing Company Malabar, Florida.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman di Hutan Tanaman Industri. Viva region Kaltim, Samarinda. Samarinda

Tanduk M. 2006. Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub. Unit Tanah Grogot. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda

(38)

Kaur. PAK & ITSP Rood Survey

M. Nasmi Ir. Pit Nasuha Adi Kabag Perencanaan &

Humas

Anggota Mek. Traktor 6 Orang Chip Mek. Traktor Badris Abi Nurhadi Anggota Mek. Logging

10 Orang Chip Mek. Logging

Masrur Sanusi Staf Logistik Lesman Teng Kairul Anam Moh Hasidah Sukiman Kabag Loistik Sukiman Kabag Logistik Kaur Scaller Sudirman Mustafa A.B .Arifin Busman Kabag Log Pond

Mulyanto Sultan Bambang Adiguna Joko Iswoyo Mandor Blok Chilwan Holili Mandor Produksi Anggota TPTI 10 Orang Kasir Siti Muslimah Pengadaan Bibit Indah Rianto Kaur Penanaman/Staf Edy Haryono Tatan Gustama Kabag Pembinaan Paramedis Wardiyono Staf Kantin Halimah M. Aris Kaur Bag. Kantin

Syahbudin Staf Pembukuan Peni Eka Susanti

Gumono Kabag Keuangan &

Personalia Ir. Pit Nasuha Adi

Manager Camp Kasub ITSP Syahril Staf Perencanaan Normansyah Anggota Survey 15 orang Kasub Kelola Sosial

Laode Sida Kasub ITSP

Petrus

(39)

Dokumentasi Kegiatan Selama PKL

Gambar 1. Pengamatan Hama Bibit Meranti dan Pencatatan Data Pertumbuhan

Bibit Meranti.

(40)

Gamabar 3. Membuat Lubang Tanam dan Menanam Bibit

Gambar 4. Membuat Takik Rebah, Takik Balas, dan Pembagian Batang

(41)

Gambar 5. Pengikatan Batang dan Penyaradan (Penarikan Batang)

Gambar 6. Pemasangan Label Merah dan Label Kuning Pada Pohon Produksi

Gambar

Tabel 1.  Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Indowana Arga  Timber Kabupaten Paser Kalimantan Timur
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang  Dilaksanakan di PT
Gambar  Pengukuran Batang Log
Tabel 4. Perhitungan Volume Kayu Bulat Log PT. Indowana Arga Timber   No Jenis  Kayu Jumlah Diameter  Panjang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kontribusi IUPHHK- HA PT Ratah Timber terhadap Pembangunan Daerah Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai

Dibidang teknis HTI menerapkan sistem intensifikasi dengan persiapan lahan yang hampir seluruhnya mekanis dan pada kegiatan penananman dilengkapi dengan pemupukan dan

: Izin pemanfaatan hasil hutan kayu pada penggunaan kawasan hutan negara untuk kegiatan non- kehutanan yang tidak mengubah status hutan.. : Pelaku usaha

1) Peraturan-peraturan yang berkaitan antara kegiatan pertambangan batubara PT. Sinar Kumala Naga dengan pertambangan umum, yang dijadikan acuan adalah:.. a) Undang-Undang Nomor

Tujuan dari kegiatan pemanena yaitu untuk memanen hasil hutan dari investasi tanaman (Acacia mangium) selama 5 tahun berupa kayu sesuai dengan standar yang berlaku dan nanti

Hasil yang dicapai dalam proses ini adalah cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler dan inti akan di pasarkan dengan hasil yang diinginkan tercapainya mutu yang sesuai

Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya melihat di dalam perguruan tinggi

Titi panen jembatan yang terbuat dari papan kayu tebal > 5 cm dengan kontruksi yang sangat sederhana pada parit yang memotong pasar rintis. Titi panen merupakan salah satu