LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
DI PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) ESTATE SENONI
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN
TIMUR
Oleh :
RAHMADANI
NIM : 080500020
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) Estate Senoni, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan selama 1 bulan mulai dari tanggal 17 Maret 2011 sampai dengan tanggal 15 April 2011
Menyetujui,
Pembimbing, Penguji I,
Agustina Murniyati,S.Hut MP Ir. Noorhamsyah, MP
NIP. 19720803 199802 2 001 NIP. 19640523 199703 1 001
Penguji II,
Erna Rositah, S. Hut MP NIP. 19731128 199903 2 001
Mengesahkan
Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT karena berkah dan rahmat-NYA, jualah maka penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) tepat pada waktunya.. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Manajemen Hutan, Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman penulis Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM).
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, maka sebagai penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Pimpinan PT.IHM beserta seluruh staf dan karyawan.
2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
3. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan. 4. Bapak Ir. Fadjeri, MP, selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan. 5. Ibu Agustina Murniyati, S.Hut MP, selaku Dosen Pembimbing.
6. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP, dan Ibu Erna Rositah S.Hut MP, selaku Dosen Penguji.
7. Kepada kedua orang tua yang telah banyak memberikan do’a sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Teman-teman mahasiswa yang telah turut serta membantu menyusun laporan ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, masih ada kekurangan. untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN ... viDAFTAR GAMBAR ... vii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Hasil Yang Diharapkan ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Umum Perusahaan ... 3
B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri ... 6
C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL ... 9
III. HASIL KERJA PRAKTEK LAPANG (PKL) A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. IHM... 10
B. Persemaian (Nursery) ... 11
C. Perencanaan (Planning) ... 14
D. Fire & Safety... 16
E. Tata usaha kayu (TUK) ... 17
F. Lingkungan (Envronment)... 18
G. Penanaman (Plantation) ... 20
H. Pemanenan (Harversting) ... 23
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 26
B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Kelas Kelerengan Areal Kerja PT. IHM ... 4
2. Keadaan Penutupan Lahan Areal Kerja IUPHHK PT. IHM... 5
3. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan HTI dan Tata Waktu ... 8
4. Perincian Waktu Kegiatan dan Lokasi PKL ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Halaman
1. Struktur Organisasi PT. IHM ... 30 2. Peta Compertemen PT. IHM... 31
DAFTAR GAMBAR
Nomor Lampiran Halaman
1. Pencampuran Media Tanam... 32
2. Pengisian Polybag ... 32
3. Penanaman Benih... 32
4. Penyulaman ... 32
5 Pemupukan ... 32
6. Penyiraman ... 32
7 Penyeleksian dan Pengepakan ... 32
8. Penandaan Batas ... 32
9. Monitoring PMA (Audit) ... 33
10. Pengkuran (TUK) ... 33
11. Penanaman ... 33
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan suatu kekayaan alam yang beraneka ragam yang patut dilestarikan, karena hutan mempunyai potensi yang cukup besar dan dapat diperbaharui sehingga perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rangka pembangunan ekonomi nasional guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.
Keterbatasan sumber daya alam khususnya kemampuan sumber daya hutan sebagai penghasil bahan baku hasil hutan berupa kayu semakin menurun, sehingga dikeluarkan kebijakan pembangunan hutan tanaman dengan tujuan menghasilkan bahan baku bagi industri kehutanan.
Pembangunan hutan tanaman industri menerapkan sistem silvikultur intensif, dimulai dari persiapan lahan yang hampir seluruhnya mekanis, penyediaan bibit dengan kualitas terseleksi dan pada kegiatan penanaman dilengkapi dengan pemupukan juga kegiatan pemeliharaan yang bersifat intensif. Dalam pengelolaannya diperlukan tenaga teknis kehutanan.
Politeknik Pertanian Jurusan Pengelolaan Hutan memberikan pendidikan tentang kehutanan baik untuk hutan alam dan hutan tanaman, sehingga mahasiswa dan alumni nantinya mampu memenuhi kebutuhan tenaga teknis tersebut dan dapat mengelola hutan dengan benar. Karena itu Politeknik Pertanian memberikan pendidikan dengan porsi 30% teori dan 70% praktek. Guna memenuhi proporsi tersebut salah satunya dengan melaksakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama satu sampai dua bulan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Hutan Tanaman Industri selama 1 bulan adalah :
1. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja berdasarkan kondisi lapangan sebenarnya.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan konsep serta prinsip manajemen hutan tanaman industri.
3. Setelah praktek di hutan tanaman industri, mahasiswa dapat memahami sikap buruh, karyawan dan manager dalam pengembangan teknik tertentu dan alasan penerapan teknik tersebut.
C. Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Hutan Tanaman Industri adalah agar ilmu yang di dapat mahasiswa selama di kampus dapat diterapkan di lapangan dan mampu menganalisa setiap permasalahan serta dapat memberikan solusinya, sehingga muncul tenaga-tenaga yang terampil dan profesional yang dapat memberikan kontribusi pada bidang kehutanan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Lokasi dan Luas
Anonim (2011), menyatakan areal IUPHHK HTI PT. IHM secara geografis terletak pada 00 23 ’ 04 ” - 10 6 ’ 29 ” LS dan 1160 25 ’ 21” - 1160 52 ’52 ” BT. Termasuk dalam kelompok hutan Sungai Jembayan, Perian dan Sepaku. Merupakan hutan dengan fungsi sebagai hutan produksi tetap (HP). Secara administrasi pemerintahan berada di Propinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanengara dan Panajam Paser Utara, Kecamatan Sepaku, Kota Bangun, Muara Muntai, Sebulu, Tenggarong dan Loa Kulu.
Berdasarkan administrasi kehutanan berada di RPH Sepaku dan Senoni, BKPH Balikpapan dan Tengarong. Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Kehutanan Kabupaten Panajam Paser Utara.
Berdasarkan SK Menhut maka perizinan perusahaan diberikan dengan Nomor 184/KPTS-II/1996, tanggal 23 April 1996 dengan luas areal 161.127 Ha. Adapun kepemilikan sahamnya PT. Kreasi Lestari Pratama sebesar 90 % dan Inhutani I sebesar 10 %.
2. Topografi
Areal kerja PT. IHM memiliki topografi wilayah yang bervariasi dari datar (kelerengan antara 0 – 8 %) sampai dengan terjal (kelerengan di atas 40%), dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kelas Kelerengan Areal Kerja PT.IHM
3. Geologi
Berdasarkan peta geologi lembar Balikpapan, lembar Samarinda dan lembar Long Iram skala 1 : 250.000 (Anonim, 1986), informasi geologi areal PT. IHM terdiri dari formasi Aluvium Undak Terumbu Koral sebesar 2,3 %, Miosin Pulaubalang Beds sebesar 29,1 %, Miosin Balikpapan Beds sebesar 6,15 %. 4. Hidrologi
Sungai-sungai yang mengalir di sekitar areal PT. IHM adalah Sungai Mahakam, Sungai Sepaku, Sungai Pamaluan, Sungai Jembayan, Sungai Kedang dan Sungai Perian. Sungai-sungai tersebut mempunyai pola aliran yang kontinyu sepanjang tahun. Berdasarkan Karakteristik sungai tangkapan DAS dan informasi lainnya, sungai-sungai tersebut bukan merupakan ancaman, sebaliknya sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air.
5. Iklim
Areal PT. IHM sebagai mana juga daerah-daerah lainya di Kalimantan Timur, mempunyai Iklim Tropika Basah dengan batas antara musim hujan dan kemarau yang tidak begitu jelas. Berdasarkan klasifikasi Scmitds dan Ferguson,
Kelas kelerengan
Sektor (Ha) Jumlah
Ha
% Terunen Sepaku Senoni
A ( 0 - 8 % ) B ( 8 – 15 %) C (15 – 25 %) D ( 25 – 40 %) E ( >40 % ) 10.003 22.609 9.123 520 215 6.119 21.296 8.643 2.714 416 32.152 27.848 17.348 1.748 373 48.274 71.753 35.114 4.982 1.004 29,96 44,53 21,79 3,09 0,62 Total : 42.470 39.188 79.469 161.127 100,00
curah hujan dalam PT. IHM termasuk tipe A atau merupakan daerah basah dengan nilai Q antara 0 % dan 14,3 %
Curah hujan rata-rata sebesar 1.998 mm / tahun ,tanpa bulan kering (nilai Q = 0 %) dengan 128 hari hujan . Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan desember yaitu sebesar 244 mm dan terendah sebesar 92 mm jatuh pada bulan Agustus.
6. Data keadaan hutan
Keadaan penutupan lahan areal IUPHHK-HTI PT.IHM berdasarkan hasil penafsiran citra landsat 7 ETM + Band 542 skala 1 ; 100.000 path 166 Row 60 liputan tanggal 28 januari 2009, path 116 Row 61 liputan tanggal 08 april 2009 path 117 Row 60 liputan tanggal 06 januari 2009 dan path 117 Row 61 liputan tanggal 01 januari 2009 sesuai surat Direktorat Inventarisasi dan pemantauan sumberdaya hutan Nomor : S.736/IPSDH-2/2009. Kondisi lahan penutupan lahan secara jelas ditampilkan pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Keadaan Penutupan Lahan Areal Kerja IUPHHK PT. IHM
No. Penutupan lahan Fungsi Hutan Jumlah
(Ha)
Persen (%) HP
1. Hutan Bekas Tebang Rawa 2.134 2.134 1,3
2. Belukar Tua 46.780 46.780 29,0
3. Belukar Muda dan Semak 10.317 10.317 6,4
4. Hutan Tanaman 75.442 75.442 46,8
5. Pertanian Campuran 4.237 4.237 2,6
6. Tanah Terbuka 20.162 20.162 12,5
7. Tertutup Awan 2.055 2.055 1,4
B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri (HTI)
Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas kelestarian, asas manfaat dan asas perusahaan dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur intensif untuk memenuhi bahan baku industri hasil hutan. Unit HTI adalah satu kesatuan perusahaan hutan tanaman di dalam kawasan hutan produksi. (Anonim, 1995)
Ciri-ciri pokok HTI adalah :
1. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis di ikuti dengan penanaman kembali.
2. Komposisi jenisnya seragam
3. Potensi produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai dengan penerapan sistem silvikultur intensif
4. Pengusahaan HTI adalah pengusahaan hutan dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil hutan, pengolahan sampai pemasarannya.
Adapun Areal dan Lokasi HTI adalah :
1. Kawasan hutan produksi tetap atau kawasan hutan lainnya yang dapat ditetapkan menjadi hutan produksi tetap.
2. Lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar.
3. Hutan produksi yang masih produktif hanya dapat diperuntukkan menjadi areal HTI apabila seluruh hasil penebangannya dimanfaatkan untuk bahan baku industri pulp.
Maksud pembangunan HTI adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan hutan produksi tetap pada areal hutan produksi yang tidak atau kurang produktif. Tujuan HTI secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Menunjang pertumbuhan industri perkayuan dengan penyediaan bahan baku yang diperlukan secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan potensi kawasan hutan produksi utama yang kurang atau tidak produktif.
3. Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar hutan.
Sasaran sistem HTI adalah pada kawasan hutan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan lain yang tidak ditetapkan menjadi hutan produksi tetap, terutama pada lahan kosong, pada alang-alang, dan semak belukar.
Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dalam pelaksanaan HTI maka diterapkan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu pelaksanaan dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan HTI dan Tata Waktu
No Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Perencanaan : Penetapan areal
Pembagian lahan menurut unit lahan Penilaian kesesuaian lahan
Penataan areal Pembukaan wilayah
Pembentukan organisasi dan pengadaan tenaga
Persiapan
Pengadaan benih Pengadaan bibit
Penanaman
Persiapan dan penanaman Pengangkutan bibit Waktu penanaman Pemeliharaan : Pemupukan Pupuk dasar Pupuk lanjutan Penyulaman Pendangiran Penyiangan Singling Pemangkasan cabang Penjarangan Perlindungan Hutan
Pengendalian hama penyakit Pengendalian kebakaran Pengamanan Hutan
Pembinaan masyarakat disekitar hutan Penelitian dan diklat
Evaluasi dan monitoring
Ep-1 s/d Ep-2 Ep-2 Ep-1 Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep- Ep-
Ep+1/4 dan Ep+1/2 Ep+Pm Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+Pm Ep+Pm Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya
Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus
C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. IHM yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011 – 15 April 2011 dengan rincian waktu, kegiatan dan lokasi dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Perincian Waktu, Kegiatan dan Lokasi Praktek Kerja Lapang
NO TANGGAL KEGIATAN LOKASI
1 17-19 Maret Persemaian (Nursery) Pencampuran Media tanam Pengisian polibag
Penanaman benih(sowing) Penyulaman
Pemupukan penyiraman
Seleksi dan Pengepakan
Estate Senoni
2 21-24 Maret Perencanaan (Planning) Survey
Audit
GIS/pemetaan PIMS
Estate Senoni
3. 25- 28Maret Fire & Safety Estate Senoni
4. 1-2 April Tata Usaha Kayu (TUK) Pengukuran dan pengujian
Estate Senoni
5. 4-5 April Environment Estate Senoni
6. 6-7,11-12 April Penanaman (Plantation) PPS (pre-planting spray) Planting (penanaman) Weeding round 1 Penyulaman (Blanking) Weeding round 2 & 3
Pemotongan cabang (Singling) Weeding round 4
Weeding round 5
Estate Senoni
7. 13-14 April Pemanenan (Harvesting) Mikro planning
Tebas /rintis (Underbrushing) Penembangan (Felling)
Pemotongan cabang & ranting (De-limbing) Penarikan/penyaradan (Extraction)
Pengupasan (Debarking ) Pemotongan (Bucking ) Pengumpulan kayu (Stacking) Pengangkutan (Hauling )
Estate Senoni
8. 15 April Persentasi Kantor Pusat
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. IHM
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. IHM dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. IHM
NO Jenis Kegiatan ? 1 Regu Lama Kegiatan Prestasi Kerja Keterangan 1. Persemaian (Nursery)
- Pencampuran m edia 4 orang 1 jam 1 kubik Praktek
- Pengisian polybag 4 orang 3 jam 215 polybag Praktek
- Penanaman benih( Sowing) 4 orang 1 jam 525 benih Praktek
- Penyulaman 4 orang 1 jam 53 benih Praktek
- Pemupukan dan Penyiraman 4 orang 2 jam 25 Bedeng Praktek
- Penyeleksian Bibit 4 orang 1jam 14 Pack Praktek
2. Perencanaan (Planning)
- Survey 4 orang 1 Hari - Observasi
- Audit 4 orang 2 Hari - Observasi
- GIS (Pemetaan) 4 orang 1 Hari - Materi
3. Fire & Safety 4 orang 2 Hari - Observasi 4. Tata Usaha Kayu (TUK)
- Pengukuran pada Dispetcer
sector
2 orang 1 Hari 108 kubik praktek
- Pengukuran pada Logpond 2 orang 1 Hari 60 kubik praktek
5 Lingkungan (Environment) 4 orang 2 Hari - Materi
6. Penanaman (Plantation)
- PPS (Penyemprotan Sebelum
Penebangan)
4 orang 1 hari Observasi
- Penanaman 4 orang 1 hari Observasi
- Penyemprotan (Weeding Round)
1 sampai 5
4 orang 1 hari
- Penyulaman (Blanking) 4 orang 2 jam 105 Bibit praktek
- Pemotongan cabang (Singling) 4 orang 30 menit - Observasi 7. Pemanenan (Harvesting)
-Perencanaan kecil (Mikro
planning)
4 orang 1 jam Observasi
- Tebas/rintis (Underbrusing) 4 orang 2 jam - Observasi
- Penebangan( Felling) 4 orang 2 jam - Observasi
- Pemotongan cabang (Delimbing) 4 orang 1 jam - Observasi
- Pemotongan (Bucking) 4 orang 2 jam - Observasi
- Pengupasan kulit (Debarking) 4 orang 2 jam - Observasi
- Pengumpulan kayu (Staking) 4 orang 2 jam - Observasi
- Penarikan kayu ke TPN (Extraction)
B. Persemaian (Nursery)
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan persemaian yaitu untuk memperoleh bibit yang bermutu tinggi dalam jumlah dan tata waktu yang tepat, serta untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon/kayu yang sesuai dengan kondisi tempat tumbuh, degan menggunakan bibit yang berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang di kehendaki
2. Dasar Teori
Persemaian adalah suatu tempat untuk pengadaan bibit yang, meliputi kegiatan percampuran media, pengisian polybag, menanam benih (sowing), penyulaman, penyiraman , pemupukan dan bibit siap tanam
3. Alat dan Bahan
a. Pencampuran media tanam
1. Alat : Sekop, cangkul, bak takaran pencampur media, dan arco.
2. Bahan : Gambut yang sudah diberi dolomit 2 minggu sebelumnya, sekam padi yang sudah disangrai, pupuk NPK, reprospat, dan Kristal.
b. Pengisian polybag
1. Alat : Corong yang buatan khusus dari seng. 2. Bahan : Media tanam
c. Menanam benih 1. Alat : Stik tugal
2. Bahan : Benih Akasia mangium dan media tanam di polybag d. Penyulaman
1. Alat : Stik sulam
e. Penyiraman 1. Alat : Selang 2. Bahan : Air f. Pemupukan
1. Alat : Alat siram
2. Bahan : Pupuk NPK, dan klipos g. Peyeleksian
1. Alat : Plastik pengepak
2. Bahan : Bibit akasia mangium 4. Prosedur kerja
a. Pencampuran Media tanam
- Mencampuran media tanam yang berupa gambut 70% /m3 pupuk (NPK 3 kg/m3, reprospat 3 kg/m3 dan kristal 3 kg/m3) dan sekam padi 30% /m3 sampai rata
- Memasukan media tanam dalam bak-bak tempat media tanam untuk dibawa ke tempat pengisian polybag.
b. Pengisian polybag
- Mengisi media tanam ke dalam polybag dengan cara mengocok menggunakan corong khusus untuk pengisian polybag. Cara ini di gunakan, agar media tanam yang dimasukkan ke dalam polybag padat. - Meletakkan polybag yang sudah terisi media tanam dalam bedeng berupa
petak-petak yang terbuat dari kawat.
- Menyiram polybag dalam bedeng yang telah berisi media tanam. c. Penanaman benih (sowing)
- Membuat lubang menggunakan stik tugal kemudian memasukkan benih, dan menutupnya kembali. Cara ini biasa di sebut dengan sowing.
- Melakukan penyiraman kembali pada media tanam yang ada di dalam polybag
d. Penyulaman tanaman
- Mencabut anakan bibit yang dipilih pada tanaman yang tumbuh lebih dari satu dengan menusuk tanah menggunakan stik sulam untuk dipindahkan ke polybag yang tanamannya kosong atau mati.
- Memasukan anakan bibit dan menutup tanahnya kembali. Kegiatan ini dilakukan pada 1-2 minggu setelah sowing.
e. Penyiraman
- Menyiapkan selang dan mesin pompa untuk mengalirkan air. - Penyiraman tanaman 1-2 kali sehari, tergantung kondisi cuaca. f. Pemupukan
- Melarutkan pupuk kalipos dengan air untuk pertumbuhan daun. - Melarutkan pupuk NPK dengan air untuk pertumbuhan batang. - Menyiram tanaman dengan pupuk yang sudah dilarutkan dalam air - Penyiraman pupuk kalipos dilakukan 2 kali dalam seminggu. - Penyiraman NPK dilakukan seminggu sekali.
- Setelah di siram pupuk, dilakukan pengompresan berupa penyiraman air. g. Penyeleksian
- Menyeleksi bibit berdasarkan tinggi bibit tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada umur tanaman 10-12 minggu.
- Bibit yang dipilih dengan ukuran 20- 25 cm yang memiliki minimal 3 helai daun tunggal.
- Bibit yang telah di seleksi dikumpulkan dalam sebuah tempat plastik (pak). Dalam 1 pak terdapat 55 bibit.
5. Pembahasan
Jam kerja per hari pada saat praktek tidak sama dengan pekerja murni di perusahaan. Peserta praktek rata-ratanya hanya 2 jam/hari, sedangkan karyawan perusahaan selama 8 jam/ hari.
C. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan perencanaan yaitu agar dapat mengetahui pengaturan lahan/tata ruang yang telah disusun dalam penyusunan rencana PT. IHM serta dapat memantau dan menilai kualitas kegiatan operasional perusahaan.
2. Dasar Teori
Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lahan/tata ruang dalam suatu perusahaan. Kegiatannya mencakup penataan areal tanaman, penataan areal konservasi serta pembuatan pal batas.
Selain itu, kegiatan perencanaan juga memantau dan menilai kegiatan operasional, apakah sudah sesuai dengan Standar operasional prosedur yang berlaku di perusahaan.
3. Alat dan Bahan
a. Alat : Alat tulis, GPS, parang, kompas, klinometer, stik ukur tinggi, dan meteran.
4. Prosedur Kerja a. Membuat pal batas.
- Untuk batas compartement digunakan cat warna kuning, untuk areal konservasi cat warna merah,untuk jalan cabang atau jalan yang di peruntukkan untuk kegiatan harvesting digunakan cat warna biru dan cat warna putih untuk batas konsesi perusahaan. Kegiatan ini di sebut redesign compartement.
b. Pengukuran areal dengan menggunakan GPS dilakukan langsung di lapangan dengan cara mengelilingi areal.
c. Mengukur kayu yang masih memiliki nilai ekonomis yang tersisa dalam suatu compartement yang nantinya akan mengurangi luasan tanam. Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan pemanenan (Harvesting)
d. Menilai kegiatan operasional pemanenan, apakah dilakukan sesuai dengan standar operasional yang berlaku.
e. Menilai kegiatan penanaman (Plantation) mulai dari persiapan lahan sampai pemeliharaan.
f. Mengecek tanaman pada umur 6 dan 12 bulan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah tanaman per hektar (Stocking).
5. Pembahasan
Perusahaan dalam hal pendataan, survey, audit dan pemetaan telah memiliki peralatan yang cukup memadai, seperti adanya GPS (Garmin dan Trimbel ) dan teknologi GIS dan juga PIMS (Plantation Information Management System)
D. Fire and Safety
1. Tujan
Tujuan dari kegiatan Fire & Safety adalah untuk mencegah bahaya kebakaran serta keselamatan kerja setiap karyawan di PT. IHM.
2. Dasar Teori
Fire & Safety adalah suatu kegiatan yang meliputi kesehatan dan keselamatan kerja (3K). Kegiatan yang dilakukan adalah seperti induction/pengarahan, patroli (berdasarkan tingkat bahaya kebakaran), pemeriksaan alat dan brefing/safety talk.
3. Alat dan Bahan
a. Alat : Alat Pemadam Kebakaran (Mesin kompa,truck tangki,selang), alat ukur curah hujan, dan alat tulis
b. Bahan : Air, bahan bakar, oli, dan materi 4. Prosedur Kerja
a. Dilakukan pengarahan mengenai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran hutan.
b. Menentukan tingkat bahaya kebakaran dengan cara mengukur curah hujan, suhu dan kelembaban. Pada saat cuaca ekstrim akan sering diadakan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan bahaya kebakaran.
c. Dilakukan pemeriksaan alat 2 minggu sekali untuk melihat kondisi alat
d. Safety Talk diadakan pada saat rapat mingguan sebagai kepedulian kepada seluruh karyawan mengenai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran.
Perusahaan peduli atau memperhatikan keselamatan hutannya dari bahaya kebakaran yang dibuktikan dengan tersedianya peralatan penanggulangan kebakaran hutan.
E. Tata Usaha Kayu (TUK)
1. Tujuan Tata usaha kayu
Tujuan dari kegiatan ini adalah suatu proses pengaturan alur fisik kayu agar terdokumentasi sehingga memudahkan perusahaan dalam memonitor kegiatan serta mengetahui jumlah fisik volume yang telah diproduksi mulai dari TPN hingga ke TPK.
2. Dasar Teori
Tata Usaha Kayu (TUK) adalah suatu kegiatan pengujian dan pengukuran volume kayu pada Dispetcer sector dan Logpond.
3. Alat dan Bahan
a. Alat : Alat tulis, kalkulator, stik pengukur, alat pelindung diri (helmet & sepatu safety )
b. Bahan : muatan log dalam truck. 4. Prosedur Kerja
a. Pengukuran dispetcer sector
- Pengukuran tinggi rata-rata muatan log dalam truck dengan stik ukur - Mengalikan dengan panjang kayu & lebar bak truck (buku tabel) baru
didapatkan staple meter (SM).
- Setelah itu, dikonversikan barulah dapat hasil kubikasi kayu atau volume kayu.
b. Pengukuran di log pond
- Prosedur kerja sama dengan di dispetcer sector
- Final nilai kubikasi yang diambil oleh perusahaan adalah pengukuran di log pond sedangkan di dispetcer sector hanya sebagai pembanding. c. Pengukuran volume kayu dengan cara staple meter :
Rumusya :
TR X P X L = SM ? SM X KONVERSI = Volume Keterangan :
TR = Tinggi rata-rata Konversi : P = Panjang -Bak Tertutup = 0,5261 L = Lebar Bak -Bak Terbuka = 0,5801 SM = Stapel Meter
5. Pembahasan
Dalam kegiatan ini yang dilakukan yaitu mengukur volume kayu pada dispecter sector dan log pond.
Rangkaian Teknis Tata Usaha Kayu pada perusahaan telah memenuhi standar yang berlaku, dibuktikan dengan urutan pekerjaan atau perhitungan yang sesuai dan penggunaan peralatan yang memadai.
F. Lingkungan (Environment)
1. Tujuan
Adalah untuk menjaga kawasan yang dilindungi dan menjaga keaslian vegetasi dan satwa serta lingkungan di sekitar.
2. Dasar teori
Environment atau lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita (komponen biotik dan abiotik) yang saling berinteraksi.
3. Alat dan bahan
a. Alat : Alat tulis, meteran, GPS, dan parang. b. Bahan : Tanah, air dan tegakan pohon. 4. Prosedur kerja
a. Pemantauan kawasan lindung
- Pembuatan plot sebanyak 1% dari luasan KKPN (kawasan kelestarian plasma nutfah), revarian zona (sepadan sungai), dan ASDG
- Menginventarisasi tingkatan semai dengan ukuran 2 x 2 m, pancang 5 x 5 m, tiang 10 x 10 m, pohon 20 x 20 m, komposisi vegetasi dan perkembangan riap.
- Menginventarisasi jenis satwa yang ada di habitat aslinya. b. Pemantauan lingkungan
a) Erosi
- Mengukur tanah yang tererosi dengan metode tongkat yaitu dengan cara menancapkan tongkat (patok ukur) dengan satuan cm
b) Kualitas dan debit air
- Mengukur kualitas dan debit air pada inlet dan outlet sungai dengan cara mengukur kedalaman sungai, penampang sungai dan debit air
c) Top soil
- Mengambil sempel tanah dan membuat lubang 60 cm - Mengukur ketebalan top soil dan kepadatan tanah 5. Pembahasan
Pada kegiatan Environment, tidak melakukan kegiatan fisik, hanya dilakukan melaui penyampaian materi oleh perusahaan,meluputi pemantauan kawasan lindung, dan lingkungan.
Dalam kegiatan Pemantauan kawasan lindung harus di perhatikan batas-batas areal tanaman dengan areal konservasi sehingga dapat di lakukan pemantauan dengan baik.
G. Penanaman (Plantation)
1. Tujuan
Adalah tujuan untuk menyediakan bahan baku pabrik yang berkesinambungan menghasilkan panen kayu (serat) yang bermutu tinggi dengan kuantitas yang mencukupi kebutuhan.
2. Dasar teori
Penanaman adalah suatu kegiatan untuk bibit di arel yang kosong atau di areal yang ditetapkan untuk kegiatan penanaman.
3. Alat dan bahan
a. PPS (pre planting spray)
1. Alat : Alat penyemprot (solo) dan APD (alat pelindung diri) masker, sepatu bot, sarung tangan dan topi.
2. Bahan : Herbisida (racun) Metil, Gilposat, dan paraguat b. Penanaman Planting )
1. Alat : Dodos, tempat dan takaran pupuk, kompas, tali ajir, seling dan APD (alat pelindung diri)
2. Bahan : Bibit, pupuk TSP, KCL dan ZA c. Penyemprotan 1 sampai 5 (Weeding Round)
1. Alat penyemprot (solo) dan APD (alat pelindung diri) 2. Bahan : Herbisida (racun)
d. Peyulaman(Blanking)
1. Alat : Dodos dan takaran pupuk 2. Bahan : Bibit, pupuk TSP dan KCL e. Pemotongan cabang (Singling)
1. Alat : Gunting dan Gergaji singling
2. Bahan : batang akasia mangium yang di singling 4. Prosedur kerja
a. PPS (pre planting spray)
Adalah kegiatan penyemprotan gulma pada compartement setelah penyerahan handing over area. Kegiatan ini dilakukan 2 minggu sebelum penanaman.
b. Penanaman (Planting)
Adalah kegiatan penanaman bibit dalam suatu compartement yang sudah dilakukan PPS sebelumnya.
- Cara kerja : Buat ajir atau pancang kepala dengan arah Timur Barat sehingga barisan tanaman menjadi Utara Selatan.
- Menentukan jarak tanam (3 x 2 m)
- Membuat lubang tanam dengan ukuran 20 x 20 cm dengan menggunakan dodos
- Memasukkan pupuk TSP pada lubang tanam sebanyak 60gram pada saat penggalian tanah.
- Perhatikan kedalaman lubang tanam, lalu bibit ditanam.
- Selain TSP,pada saat tanam juga di aplikasikan pupuk KCL 40 gram dan ZA (ex-belukar) 30 gram yang dimasukkan di dalam lubang kupingan kiri dan kanan.
c. Penyemprotan 1 sampai 5 (Weeding Round)
Adalah kegiatan penyemprotan yang bertujuan untuk memberantas gulma yang ada disekitar tanaman sesuai dengan tata waktunya.
- Weeding round I (1 bulan setelah tanam) - Weeding round II (3 bulan setelah tanam) - Weeding round III (6 bulan setelah tanam) - Weeding round IV (10 bulan setelah tanam) - Weeding round V (14 bulan setelah tanam)
- Sebelum dilakukan penyemprotan, terlebih dahulu diadakan penilaiain kondisi gulma yang ada di areal tanaman agar dapat ditentukan jenis herbisida (racun) yang digunakan.
- Setiap anggota penyemprot harus membawa parang untuk mengantisipasi bila hujan,sehingga pekerjaan bisa di alihkan kepada slashing weeding pada areal yang kondisi gulma nya sudah sangat tebal/lebat.
d. Penyulaman (Blanking)
Adalah suatu kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati dan mengisi titik tanam yang kosong dengan tujuan supaya stocking dan survival tanaman sesuai dengan yang diharapkan perusahaan
- Peyulaman di lakukan pada tanaman berumur 1 bulan.
- Penyisipan atau penyulaman harus menggunakan tanaman sejenis dan nomor seedlot yang sama, bibit yang dipakai,umur dan ukurannya harus lebih besar dari bibit yang ditanam sebelumnya supaya bibit sisipan bisa mengejar tanaman sebelumnya.
- Untuk tanaman yang mati/kosong, selain diganti dengan tanaman baru juga harus dipupuk lagi dengan pupuk TSP 60 gram. Dan pupuk KCL 40 gram
e. Pemotongan cabang (Singling)
- Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memotong cabang yang potensial bisa menyaingi batang utama sehingga pertumbuhan batang utama diharapkan bisa optimal.
Kriteria Singling
- Singling dilakukan pada umur tanaman 6 bulan
- Singling dilakukan pada tanaman dengan tinggi rata-rata 1,5 - 2,5 meter - Tanaman yang terserang oleh hama dan penyakit tidak boleh di singling
dan kegiatannya ditunda sampai tanaman tersebut pulih kembali
- Kalau tidak ada cabang yang menyaingi batang utama,tanaman tersebut tidak di singling
- Pelaksanaan singling maksimum dilaksanakan dalam 2 minggu 5. Pembahasan
Dalam kegiatan penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu cara penanaman, waktu penanaman, serta ketepatan dosis baik pada saat pemberian pupuk maupun pada saat weeding round ( penyemprotan gulma ). H. Pemanenan (Harvesting)
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pemanena yaitu untuk memanen hasil hutan dari investasi tanaman (Acacia mangium) selama 5 tahun berupa kayu sesuai dengan standar yang berlaku dan nanti nya akan diproduksi di pabrik, serta untuk mempersiapkan lahan buat kegiatan penanaman kembali.
2. Dasar Teori
Harvesting adalah suatu kegiatan pemanenan yang dimulai dari kegiatan mikro planning (perencanaan dalam kegiatan harvesting) yang mencakup
pembatasan areal penebangan dan pembuatan jalan untuk operasional harvesting sampai dengan kegiatan penebangan, kemudian penyaradan kayu dan pengangkutan kayu ke log pond.
3. Alat dan Bahan
a. Alat : Chain saw, Alat berat (excavator grapel ,skidder/dozer dan debarker) APD (Alat pelindung diri) sepatu safety, helemet
b. Bahan : Bahan bakar minyak, dan oli. 4. Prosedur Kerja
a. Menetapkan batas areal penebangan serta membuat spur road atau jalan cabang untuk kegiatan operasional harvesting. (micro planning)
b. Membersihkan areal yang akan ditebang yaitu dengan menebas gulma dan anakan kayu dengan tujuan agar pangkal pohon yang akan di tebang terlihat jelas.(Underbrusing)
c. Kegiatan penebangan (Felling) yang di lakukan oleh operator chain saw. Sebelum menebang harus memperhatikan kondisi pohon yang akan ditebang atau menentukan arah rebah terlebih dahulu. Tidak menebang pohon yang termasuk dalam area konservasi. Tinggi tunggul tidak lebih dari 10 cm dari permukaan tanah, serta melakukan penebangan terarah menggunakan takik rebah dan takik balas.
d. Setelah pohon ditebang lakukan pemotongan cabang dan ranting (Delimbing) e. Penarikan/penyaradan kayu ke TPN dengan alat berat (skidder) disebut
(Ectraction)
f. Pengupasan kulit pohon,kecuali pohon yang kering dan mati (Debarking) g. Pemotongan pohon menjadi beberapa batang (4 meter) disebut (Bucking)
h. Mengumpulkan atau menyusun kayu yang sudah dipotong menjadi beberapa batang di TPN (Stacking)
i. Pengangkutan kayu ke Log Pond dengan truck.(haolling) 5. Pembahasan
Dalam kegitan pemanenan yang dilakukan yaitu mikro planning, pembersihan arel penebangan, pemotongan cabang dan ranting, penyaradan, pengupasan, pemotongan kayu, pengumpulan kayu dan pengankutan. Semua dilakukan secara observasi.
Kegiatan pemanenan ini mulai dari mikro planning sampai dengan pengangkutan kayu sudah dilakukan dengan cukup baik dengan cara mekanis atau menggunakan alat-alat berat seperti excavator grapel, skidder/ dozer dan debarker untuk memudahkan kegiatan operasional. Namun ada hal yang perlu di perhatikan yaitu penggunaan APD (alat pelindung diri) bagi setiap pekerja untuk menjamin keselamatan kerjanya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam hasil kegiatan dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapang yang di lakukan di lapangan meliputi kegiatan Persemaian, penanaman, Perencanaan, Fire & Safety, Tata Usaha Kayu, Envronment , dan Pemanenan.
2. Media tanam yang digunakan cukup bervariasi yaitu telah menggunakan gambut dan sekam padi, demikian halnya dengan pemupukan telah cukup lengkap jenis yang digunakan yaitu NPK, reprospat, dan kristal. Untuk penyiraman bibit masih tradisional yaitu menggunakan selang.
3. Perawatan bibit yang tepat di persemaiaan akan mempengaruhi pertumbuhan bibit di lapangan.
4. Bidang perencanaan juga sudah cukup maju dengan telah menggunakan teknologi GIS, dan PIMS serta menggunakan GPS.
5. kegiatan penanaman telah dilaksanakan sesuai prosedur yang benar, baik cara penanaman, ketepatan waktu tanam dan ketepatan dosis pupuk.
6. Dalam pengamanan hutan dari bahaya kebakaran telah cukup bagus yaitu dengan dilengkapi sarana penanggulangan kebakaran dengan segala perlengkapannya.
7. Dalam bidang tata usaha kayu telah memadai rangkaiannya yang dilengkapi dengan urutan kerja dan peralatan yang sesuai.
8. Kegiatan pemanenan sudah maksimal dengan menggunakan alat mekanis dan hasil pemanenannya pun lebih cepat.
B. Saran
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan diareal PT.ITCI Hutani Manunggal maka di sarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Lebih mengoptimalkan fasilitas yang tersedia (menggunakan Nozel pada ujung selang pada saat kegiatan penyiraman di persemaian) agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.
2. Dilaksanakan pengawasan, dalam perawatan bibit di persemaiaan untuk menghasilkan bibit dan kegiatan operasional penanaman perlu di tingkatkan. 3. Agar dilakukan Sosialisasi yang lebih intensif oleh fire & safety department
mengenai bahaya kebakaran dan kecelakaan kerja kepada para karyawan untuk meningkatkan kesadaran para karyawan/pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986. Pusat Penelitian dan pengembangan Geologi
Anonim, 1995. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembuatan Tanaman Industri, di terbitkan oleh Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan Jakarta.
Manager Camp Estate Senoni
Planning Dept
Askep Nursery Dept Askep Plantation Dept Askep Harvesting Dept Askep Common Service Dept Askep
Administrasi
Lampiran 3. Foto-foto (1) Kegiatan PKL di PT. IHM
Gambar 1.Pencampuran Media Tanam Gambar 2.Pengisian Polybag
Gambar 3. Penanaman Benih Gambar 4. Penyulaman
Gambar 5. Pemupukan Gambar 6. Penyiraman
Lampiran 4. Foto-foto (2) Kegiatan PKL di PT. IHM
Gambar 9. Monitoring PMA (Audit)
Gambar 10 Pengukuran (TUK )
Gambar 11.Penanaman