• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFLEKSI KASUS. Transient Iskemik Attack

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFLEKSI KASUS. Transient Iskemik Attack"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REFLEKSI KASUS

Transient Iskemik Attack

Dosen Pembimbing :

dr. Farida Niken Astari Nugroho Hati, M.Sc, Sp.S

Disusun oleh :

Gilbert Renardi Kusila 15/377938/KU/17646

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN

KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)

DESKRIPSI KASUS IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. M

• Umur : 63 tahun

• Jenis Kelamin : Laki - laki

• Alamat : Sleman • Pekerjaan : Petani • Agama : Islam • Status : Menikah • No CM : xxxxxx • Masuk RS : 6 September 2020 KELUHAN UTAMA

Pasien datang ke IGD RS akibat kelemahan pada ekstremitas kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

ü 1 minggu SMRS mengeluh lemas menggerakkan kaki kanan dan tangan kanan. Keluhan hilang timbul, biasanya muncul di pagi hari. Keluhan berlangsung kurang dari 30 menit. Pelo -, merot -

ü HSMRS mendadak pusing + intensitas berat (FAS 8) seperti tertindih di seluruh area keapa, sulit berbicara +, bicara lambat +, cadel +, kaki dan tangan kanan menjadi sangat sulit digerakkan + , wajah perot + ke sisi kanan

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien mempunyai riwayat hipertensi tidak rutin mengonsumsi amlodipine 5mg • Disangkal : Riwayat keluhan serupa, DM, Penyakit Jantung, keganasan

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluhan serupa dengan pasien. Riwayat hipertensi dan riwayat DM pada keluarga disangkal.

(3)

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

OS sudah menikah, tinggal bersama istri dan 1 orang anak. Merupakan mantan buruh dan sekarang melanjutkan pekerjaan sebagai petani. Merupakan perokok berat sejak usia belasan, sudah mulai mengurangi tetapi masih menjadi social smoker. OS sering mengonsumsi teh dan kopi manis.

ANAMNESIS SISTEM

• Sistem cerebrospinal : Pusing seperti tertimpa beban di seluruh area kepala, sulit berbicara

• Sistem kardiovaskuler : riwayat HT

• Sistem respirasi : tidak ada keluhan

• Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan

• Sistem muskuloskeletal : ekstremitas kanan tidak bisa digerakkan

• Sistem integumentum : Tidak ada keluhan

• Sistem urogenital : Tidak ada keluhan

RESUME ANAMNESIS

OS Laki-laki 63 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat seperti tertindih pada seluruh area kepala, disertai sulit berbicara, wajah perot, dan sulit menggerakkan ekstremitas kanan

DIAGNOSIS SEMENTARA Diagnosis klinis :

Cephalgia akut progresif cum hemiplegia dextra Diagnosis topik :

hemisphere cerebri sinistra Diagnosis etiologis :

(4)

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis

Keadaan umum : baik, gizi baik (BMI 21,32) Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6 Tanda vital :

● Tekanan darah : 140/90 mmHg

● Nadi : 88 kali per menit, reguler

● Pernafasan : 20 kali per menit, reguler

● Temperatur : 36,2 oC

Kepala : Normosefal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), discharge hidung (-) telinga (-/-)

Leher : Limfonodi tidak teraba membesar

Toraks :

● Paru :

• Inspeksi : simetris, warna kulit, luka (-)

• Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan = kiri,

pengembangan dada simetris

• Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

• Auskultasi : vesikuler (+)/(+), suara tambahan (-)/(-) ● Jantung :

● Inspeksi : simetris, warna kulit, luka (-), tidak tampak ictus cordis

● Palpasi : nyeri tekan (-), teraba ictus cordis

● Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal

● Auskultasi : S I-II murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :

• Inspeksi : flat, warna kulit, luka (-), bekas operasi (-) • Auskultasi : bising usus (+) normal

• Perkusi : timpani di seluruh lapang perut

• Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba

membesar

Ekstremitas : edema (-/-), atrofi otot (-/-), akral hangat, wpk <2 detik Status Mental

(5)

Kewaspadaan : Alert

Status Mental :

Tingkah laku umum : Normoaktif Alur pembicaraan : Teratur Perubahan mood : normal

Isi pikiran : realistik

Kemampuan intelektual : baik Status Neurobehaviour :

Perasaan hati : eutimik

Orientasi : baik

Kecerdasan : baik

Atensi : baik

Kemampuan berbahasa : baik

Memori : baik

Status Neurologis

• Kesadaran : CM, GCS E4 V5 M6

• Kepala : pupil isokor ∅ 3 mm, RC +/+, RK +/+

DEP (+), nystagmus H -/-, V -/-, R -/-

• Leher : kaku kuduk (-)

• Nn Cranialis : Paresis n. VII, XI, XII Dextra. Suspek defisit sensoris n.VIII Dextra Ekstremitas :

Sensibilitas : dbn

Vegetasi : dbn

Resume Pemeriksaan

¢ KU baik, gizi baik (BMI : 21.32), CM GCS E4V5M6

¢ Tanda vital : stabil

¢ Status generalis dan neurobehavior : dbn

¢ Status neurologis : — Pupil isokor 3 mm/3mm — RK +/+, RC +/+ GERAK AN KEKUATAN REFLEKS FISIOLO GIS REFLEKS PATOLO GIS

KLONUS TROFI TONUS

T B 4 5 +3 +2 (-) (-) (-) (-) Eu Eu N N

(6)

— Rigiditas leher +, kaku kuduk -

— Paresis n. VII, XI, XII Dextra. Suspek defisit sensoris n.VIII Dextra

— Limited right extremity movements

— Refleks patologis ekstremitas bawah +/-

¢ Pemeriksaan penunjang :

Laboratorium:

LDL 170, Total Kolesterol 253, GDS 107, AL 7.800 AE 4.9, AT 249.000, Hb 13.5

• CT Scan : tampakan lesi hipodense pada area frontotemporal sinistra

DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis klinis : hemiplegia dextra membaik Diagnosis topik : lobus frontrotemporal sinistra Diagnosis etiologis : stroke infark

TATA LAKSANA

• IVFD NaCl 0.9% 16 tpm

• Aspirin Tab 80 mg/6 jam

• Clopidogrel 75 mg/12 jam

• Inj. Omeprazole 1A/12 jam

• Syr Sucralfat 2 TT/12jam

• Simvastatin 10 mg/24 jam

PLANNING

Fisioterapi, kontrol rutin

PROGNOSIS

Death : bonam

Disease : dubia ad bonam Disability : dubia ad bonam Discomfort : dubia ad bonam Dissatisfaction : dubia ad bonam Distitution : dubia ad bonam

(7)

DISKUSI

Transient Ischemic Attack DEFINISI

Transient Ischemic Attack :

• Old definition : gejala neurologis fokal yang berlangsung < 24 jam

• New definition : munculnya gejala neurologis secara sementara tanpa bukti infark akut (AHA/ASA, 2009) sebagai suatu sindrom.

ETIOLOGI

Embolic TIA : obstruksi plak berasal dari extracranial dan biasanya berukuran besar dan mengenai arteri mayor. Embolic TIA masuk ke TIA long duration yaitu TIA yg > 60 menit gejala. Embollc TIA berkaitan erat dengan penyakit jantung. TIA yg lain umumnya <60 menit, bahkan seringkali masuk RS sudah tanpa gejalanya.

Lacunar small vessel TIA : stenosis pada arteri kecil cabang dari a. cerebral media, a.basilar, a.vertebral, circulus Wilisi

Low flow TIA : stenosis di carotid shipon atau di area pertemuan antar arteri (junction)

PATOFISIOLOGI

• Necrotik : depolarisasi terlalu lama menyebabkan pelepasan glutamat dan influx kalsium. Necrotic mechanism : anaerob à atp yg masuk dikit à Na K ATP ase kurang aktif à Na banyak di dalam sel à prolong depolarisasi à kanal Ca terus teraktifasi à Ca nya masuk sel terus à gabisa repolarisasi à glutamat dilepas di post sinap à semakin rangsang Ca influx à overeksitasi sel à aktivasi protease à mati

(8)

DIAGNOSIS NICE 2019

• CT scan tidak rutin dilakukan pada pasien curiga TIA kecuali terdapat kecurigaan secara klinis bahwa diagnosis alternatif dapat ditegakkan via CT scan. Misal melalui Siriraj Skor untuk mengetahui risiko stroke pendarahan. AHA/ASA 2019 : pasien TIA tetap rutin mendapatkan CT Scan. Aspirin diberikan bila hasil CT menunjukkan causa TIA dan pasien tidak dilakukan rTPA

• TIA dapat ditegakkan via FAST dan ROSIER sebelum pasien masuk IGD.

• Pemberian Aspirin 300 mg per hari dapat sesegera mungkin dilakukan termasuk pada pasien curiga TIA tanpa melalui stratifikasi risiko seperti skoring ABCD2. Pemberian aspirin harus diberikan pdi IGD atau unit stroke bukan di sembarang tempat

• Seluruh pasien yang datang dengan TIA wajib mendapatkan pengawasan minimal 24 jam

• Amarenco et al (2012) : Pasien tetap dilaksanakan CT Scan, tetapi tidak semua pasien TIA memerlukan rawat inap bila hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan tidak ditemukan hasil kelainan klinis yang bermakna. Namun, pasien tetap diedukasi untuk melakukan kontrol rawat jalan dalam 24-72 jam post-gejala atau kembali ke IGD bila kembali muncul gejala.

Acute Non Disabling Stroke : Fischer et al (2010) : Pasien dengan gejala stroke (FAST) yang memiliki skor NIHSS rendah (AHA/ASA : < 4) tanpa adanya :

- Hemianopia komplit (NIHSS > 1) - Aphasia berat (NIHSS >1)

- Kehilangan fungsi visual atau sensori (NIHSS >0) - Kelemahan untuk melawan gravitasi (NIHSS >1) - Ketidakmampuan untuk berjalan

- Defisit neurologis lain yang berisiko menimbulkan difabilitas ataupun mengancam jiwa pasien.

(9)

TATA LAKSANA

(10)

AHA/ASA 2019

• Selalu sediaan O2 untuk memastikan SpO2 > 94%

• Statin rutin diberikan selama 4-12 minggu kemudian dilakukan evaluasi kadar LDL

• Pemberian aspirin 300mg per hari dapat diberikan dalam 24 jam setelah muncul gejala, namun harus ditunda hingga >24 jam pada pasien yang diterapi rTPA. Pemberian aspirin dalam 90 menit post-alteplase meningkatkan risiko pendarahan intracranial secara signifikan

• Pada pasien dengan minor stroke, kombinasi aspirin+klopidogrel diberikan selama 21 hari untuk mengurangi risiko rekurensi

• Penggunaan antikoagulan tidak direkomendasikan NICE 2019

• O2 hanya diberikan bila SpO2 < 95%

• Statin tidak rutin diberikan

• Pemberian aspirin 300 mg setelah muncul gejala sesegera mungkin setelah mengeksklusi pendarahan intracranial dengan imaging. Aspirin dilanjutkan selama 14 hari. Tidak dijelaskan mengenai pemberian aspirin pada pasien rTPA

• Pasien iskemik stroke dengan AF, katup artifisial, DVT à tetap dengan aspirin 2 minggu baru pikirkan pemberian antikoagulan. Kecuali pasien stroke hemoragik dengan DVT/PE antikoagulan menjadi pilihan

REFERENSI

Natioanl Institue for Health Care Excellence. 2019. Stroke and transient ischaemic attack in over 16s: diagnosis and initial management.

Advanced Cardiac Life Support : Stroke Algorithm in Emergency Unit

Powers WJ, et al. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: 2019 Update to the 2018 Guidelines for the Early Management of Acute Ischemic Stroke A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. DOI: 10.1161/STR.0000000000000211

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabung kedua waktu yang diperlukan untuk menghilangkan warna bir u lebih lama dari tabung pertama, hal ini disebabkan adanya inhibitor malonat yang menempel pada sisi aktif

Proses belajar mengajar di kelas yang melibatkan guru dan siswa dengan menggunakan media pembelajaran, secara umum dapat memberi- kan pengaruh psikologis yang sangat

Melalui penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, hasil pengamatan aktifitas dan hasil belajar, bahwa upaya dalam meningkatkan hasil belajar

Terapkan maintenance untuk sistem yang terpisah secara bergantian dan reguler (pemisahan tergantung dari kebijakan perusahaan, misalnya maintenance untuk sistem listrik perangkat

Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur  lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah lima tahun atau lebih karena

Persiapan Organis &amp; Kantoria yang bertugas hari Minggu dilaksanakan setiap hari Sabtu Pukul 18.00 wib di Gereja Jl. Atas perhatian dan kehadirannya

Defisit motorik yang lebih jelas pada lengan (daripada tungkai) dapat dijelaskan akibat rusaknya sel motorik di kornu anterior medulla spinalis segmen servikal atau

informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai