• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA PADA APLIKASI SIMANIS DI PT. TELKOM SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA PADA APLIKASI SIMANIS DI PT. TELKOM SEMARANG"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BASIS DATA

PADA APLIKASI SIMANIS

DI PT. TELKOM SEMARANG

Disusun oleh :

Nama

: Ina Martiyas W

NIM

: A11.2006.03183

Program Studi

: Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BASIS DATA

PADA APLIKASI SIMANIS

DI PT. TELKOM SEMARANG

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro

Disusun oleh :

Nama

: Ina Martiyas W

NIM

: A11.2006.03183

Program Studi

: Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012

(3)

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Pelaksana : Ina Martiyas W

NIM : A11.2006.03183

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Perancangan Basis Data Pada Aplikasi Simanis Di PT. Telkom Semarang

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 8 Maret 2012

Menyetujui : Mengetahui :

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Slamet Sudaryanto N, M.Kom Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo

(4)

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Nama Pelaksana : Ina Martiyas W

NIM : A11.2006.03183

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Perancangan Basis Data Pada Aplikasi Simanis Di PT. Telkom Semarang.

Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada sidang tugas akhir tanggal Maret 2012 Menurut pandangan kami, tugas akhir ini

memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Semarang, 8 Maret 2012 Dewan Penguji

Feri Agustina, M.Kom Heribertus Himawan, M.Kom

Anggota 1 Anggota 2

Heru Lestiawan, M.Kom Ketua Penguji

(5)

PERNYATAAN

KEASLIAN TUGAS AKHIR

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Ina Martiyas W NIM : A11.2006.03183

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:

Perancangan Basis Data Pada Aplikasi Simanis Di PT.Telkom Semarang

merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 8 Maret 2012

Yang menyatakan

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Ina Martiyas W NIM : A11.2006.03183

demi mengembangkan ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royali Non-Eksklusif (Non-exlusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Perancangan Basis Data Pada Aplikasi Simanis Di PT. Telkom Semarang beserta perangkat yang diperlukan. Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilimiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 8 Maret 2012

Yang menyatakan

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “PERANCANGAN BASIS DATA PADA APLIKASI SIMANIS DI PT.TELKOM SEMARANG” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr.Ir. Edi Noersasongko,M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo, selaku Dekan Fasilkom.

3. Ayu Pertiwi,S.Kom, M.T, selaku Ka. Progdi Teknik Informatika.

4. Slamet Sudaryanto N, M.Kom, selaku Pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.

6. Direksi dan semua karyawan Telkom Semarang yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan tugas akhir ini hingga terbentuknya sistem aplikasi.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Semarang, 8 Maret 2012

(8)

ABSTRAK

Pada basis data Simanis ditemukan beberapa kelemahan dan permasalahan pada struktur datanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang ulang struktur basis data Simanis. Perancangan basis data hanya berfokus pada tabel tabel transaksi utama yang berkaitan dengan proses bisnis pada aplikasi. Tabel-tabel transaksi tersebut akan terdekomposisi menjadi tabel-tabel master dan tabel transaksi. Perancangan basis data ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu analisa struktur basis data lama, rekayasa ulang basi data, implementasi hasil yang diperoleh dan pemindahan data ke lingkungan DBMS yang baru serta melakukan pengujian terhadap struktur basis data yang baru. Basis data ini akan dibangun menggunakan MySQL sebagai platform sistem basis datanya. Kata Kunci

Basis Data, DBMS, MySQL

xv + 107 halaman; 60 gambar; 16 tabel Daftar acuan : 9 (2003-2011)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... iv

Halaman Pesetujuan Publikasi ... v

Halaman Ucapan Terimakasih ... vi

Halaman Abstrak ... vii

Halaman Daftar Isi ... viii

Halaman Daftar Tabel ... xiii

Halaman Daftar Gambar ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 5

2.2 Konsep Dasar Basis Data ... 6

2.2.1 Pengertian Basis Data ... 6

2.2.2 Manfaat Basis Data ... 7

2.2.3 Operasi Basis Data ... 8

2.3 Sistem Basis Data ... 9

2.4 Abstraksi Data ... 11

2.5 Bahasa Basis Data ... 13

2.6 Struktur Basis Data Keseluruhan ... 14

2.7 Model Entity Relationship ... 16

(10)

2.7.2 Atribut (Atributes/properties) ... 17

2.7.3 Relasi dan Himpunan Relasi ... 17

2.7.4 Kardinalitas / Derajat relasi ... 18

2.7.5 Jenis-Jenis Kunci (Key) ... 19

2.7.6 Diagram Entity Relationship(ER) ... 20

2.8 Model EER( Enhanced Entity Relationship) ... 22

2.8.1 Sub Kelas (Subclass) ... 23

2.8.2 Super Kelas (Super Class)... 23

2.8.3 Spesialisasi (Specialization) ... 23

2.8.4 Generalisasi (Generalization) ... 24

2.8.5 Subclass-Superclass Relationship ... 25

2.8.6 Atribut Inheritance ... 25

2.8.7 Disjoint Constraint ... 25

2.8.6 Non Disjoint Constraint ... 26

2.9 Teknik Normalisasi... 26

2.9.1 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) ... 27

2.9.2 Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form) ... 27

2.9.3 Bentuk Normal Kedua (2NF/First Normal Form) ... 27

2.9.4 Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form) ... 28

2.10 Stored Procedure, triger dan view ... 28

2.10.1 Stored Procedure ... 28

2.10.2 Triger ... 29

2.10.3 View ... 29

2.11 Kamus Data ... 30

2.12 Restrukturisasi ... 32

2.12.1 Restrukturisasi Basis Data ... 32

2.13 Refactoring Basis Data ... 34

2.13.1 Kategori Refactoring Basis Data ... 35

2.13.2 Database Smells ... 36

2.14 MySQL ... 37

(11)

2.14.2 Keistimewaan MySQL ... 38

2.14.3 Perintah Dasar SQL ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.3 Metode Pengembangan Basis Data ... 44

3.4 Metode Restrukturisasi Basis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.2 Analis Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Identifikasi Masalah ... 50

4.2.2 Evaluasi Sistem Basis Data ... 53

4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Sistem... 53

4.3 Pembahasan ... 56

4.3.1 Restrukturisasi Basis Data ... 58

4.4 Perancangan Sistem ... 60

4.5 Perancangan Basis Data ... 62

4.5.1 IdentifikasiEntitas ... 62

4.5.2 Entity Relationship Diagram ... 64

4.5.3 Skema Tabel ... 66

4.5.4 Implementasi ERD Ke Tabel ... 66

4.5.5 Normalisasi ... 67

4.5.6 Relasi Antar Tabel ... 76

4.5.7 kamus Data ... 76

4.5.8 Transformasi Ke Dalam Bentuk Tabel ... 79

4.6 Implementasi Basis Data ... 80

4.6.1 Implementasi Basis Data Ke Lingkungan DBMS ... 81

4.6.2 Migrasi Data ... 88

4.7 Pengujian Basis data ... 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

5.1 Kesimpulan ... 104 5.2 Saran

106[

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Notasi Kamus Data ... 18

Tabel 2.2. Kategori Refactoring Basis Data ... 20

Tabel 4.1. Daftar Tabel Utama Basis Data Simanis ... 47

Tabel 4.2. Deteksi Data Redundan ... 51

Tabel 4.3. Deteksi Banyak Kolom ... 52

Tabel 4.4. Evaluasi Basis Data Keseluruhan ... 53

Tabel 4.5. Daftar Kolom Fungsi Tidak Jelas ... 58

Tabel 4.6. Hasil Restrukturisasi Tabel Lama Ke Tabel Baru ... 60

Tabel 4.7. Atribut Yang Teridentifikasi ... 63

Tabel 4.8. Tabel tsales ... 79

Tabel 4.9. Tabel tinstaler ... 79

Tabel 4.10. Tabel tspeedy ... 79

Tabel 4.11. Tabel torder ... 80

Tabel 4.12. Tabel tarea ... 80

Tabel 4.13. Tabel tsm ... 80

Tabel 5.1. Kesimpulan Hasil Restruktursasi ... 104

(14)

Gambar 2.1. Karakteristik Sistem ... 5

Gambar 2.2. Level Abstraksi Data ... 13

Gambar 2.3. Sistem Basis Data Keseluruhan ... 15

Gambar 2.4. Candidate Key ... 19

Gambar 2.5. Generalisasi Data ... 24

Gambar 2.6. Disjoint Constraint ... 25

Gambar 2.7. Non Disjoint Constraint ... 26

Gambar 4.1. Konteks Diagram Basis Data Simanis Sebelum di Restrukturisasi ... 48

Gambar 4.2. Struktur Fisik Basis data Simanis Sebelum di Restrukturisasi ... 49

Gambar 4.3. Multipurpose Table ... 57

Gambar 4.4. Dekomposisi Tabel Data Master Modem dan Transaksi ... 59

Gambar 4.5. Dekomposisi tabel master speedy ... 59

Gambar 4.6. Dekomposisi tabel master instaler ... 59

Gambar 4.7. Konteks Diagram Basis Data Simanis Setelah di Restrukturisasi ... 60

Gambar 4.8. Data Flow Diagram Level 0 ... 61

Gambar 4.9. Struktur Fisik Basis Data Simanis Setelah Di Restrukturisasi ... 61

Gambar 4.10. ERD Basis Data Simanis Setelah di Restrukturisasi... 65

Gambar 4.11. Relasi Antar Tabel ... 76

Gambar 4.12. Membuat Basis Data simanis ... 82

Gambar 4.13. Membuat Tabel Sales ... 82

Gambar 4.14. Struktur Tabel Sales ... 83

Gambar 4.15. Membuat Tabel Instaler ... 83

Gambar 4.16. Struktur Tabel Instaler ... 84

Gambar 4.17. Membuat Tabel Speedy ... 84

Gambar 4.18. Struktur Tabel Speedy ... 85

Gambar 4.19. Membuat Tabel Order ... 85

(15)

Gambar 4.21. Membuat tabel Area ... 86

Gambar 4.22. Struktur Tabel Area ... 87

Gambar 4.23. Membuat Tabel Stok Modem ... 87

Gambar 4.24. Struktur tabel Stok Modem ... 88

Gambar 4.25. Menu Migration Toolkit Pasa SQL Yog ... 89

Gambar 4.26. Menentukan Basis Data tujuan ... 89

Gambar 4.27. Menentukan ODBC DSN ... 89

Gambar 4.28. Mapping Tabel Dari Sumber Ke Tujuan ... 90

Gambar 4.29. Mapping Tabel Master Instaler ... 90

Gambar 4.30. Mapping Tabel Master Modem ... 90

Gambar 4.31. Mapping Tabel Master Transaksi ... 91

Gambar 4.32. Migrasi Data Selesei ... 91

Gambar 4.33 Input Data Kembar Pada Basi Data Lama ... 93

Gambar 4.34. Input Data Kembat Pada Basi Data Baru ... 93

Gambar 4.35. Isi Tabel Master Instaler Basis Data Lama (Tabel Induk) ... 94

Gambar 4.36. Isi Tabel Transaksi Basis Data Lama... 94

Gambar 4.37. Isi Tabel Master Instaler Setelah proses Update ... 95

Gambar 4.38. Isi Tabel Master Transaksi Setelah proses Update ... 95

Gambar 4.39. Isi Tabel Master Instaler Basis Data Baru (Tabel Induk) ... 95

Gambar 4.40. Isi Tabel Transaksi Basis Data Baru ... 96

Gambar 4.41. Isi Tabel Master Instaler Setelah proses Update ... 96

Gambar 4.42. Isi Tabel Master Transaksi Setelah proses Update ... 97

Gambar 4.43. Isi Tabel Master Modem Pada Basis Data Lama (Tabel Induk) ... 98

Gambar 4.44. Isi Tabel Transaksi Pada Basis Data Lama ... 98

Gambar 4.45. Isi Tabel Master Modem Pada Basis Data Lama (Tabel Induk) Setelah Proses Delete ... 98

Gambar 4.46. Isi Tabel Transaksi Pada Basis Data Lama Setelah Proses Delete ... 99

Gambar 4.47. Isi Tabel Master Modem Pada Basis Data Baru ... 99

(16)

Gambar 4.49. Query Yang Melibatkan 4 Tabel Pada Basis Data Lama ... 101 Gambar 4.50. Keluaran Dari Query Yang Melibatkan 4 Tabel ... 101 Gambar 4.51. Query Melibatkan 4 Tabel Dengan

Garis Kondisi yang Berbeda ... 102 Gambar 4.52. Keluaran Dari Query Yang Melibatkan 4 Tabel ... 102 Gambar 4.53. Query Melibatkan 4 Tabel Pada Basis Data Baru ... 103

(17)

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan pesat teknologi informasi saat ini menimbulkan efek yang sangat luas terhadap segala aspek kehidupan manusia dalam waktu yang cukup singkat. Keunggulan teknologi bahkan dapat menggantikan posisi manusia sebagai alat dalam melakukan sebuah pekerjaan.

Salah satu contoh perkembangan teknologi informasi yaitu pada aktifitas pengolahan data. Aktifitas yang semulanya dikerjakan secara manual, secara perlahan-lahan telah migrasi menjadi secara digital atau komputerisasi dengan menggunakan alat pengolah data yaitu komputer.

Sistem terkomputerisasi biasanya terdiri dari banyak aplikasi yang digunakan untuk penginputan, pengolahan, dan penyimpanan data atau informasi. Aplikasi untuk pengolahan data ini biasanya berbentuk basis data, dimana semua data dan informasi saling berintegrasi satu sama lain.

Salah satu aplikasi yang menggunakan basis data di PT.Telkom Semarang adalah SIMANIS (Sistem Manajemen Instalasi Speedy). SIMANIS adalah sebuah aplikasi atau sistem yang merangkum semua proses awal hingga akhir pemasangan Speedy dan di dalamnya berisi semua data mengenai pasang baru (PSB) Speedy, baik data pelanggan, data instaler, dan data modem serta proses pemasangannya. Fungsi dari aplikasi SIMANIS ini adalah sebagai alat bantu monitoring dan pengendali kegiatan pemasangan PSB Speedy dipelanggan meliputi instalasi kabel rumah dan setting modem ADSL sehingga dapat dilaksanakan sesuai Service Level

Guarantee (SLG) Telkom ke pelanggan Speedy yaitu 3 X 24 jam.

Beberapa permasalahan yang timbul setelah aplikasi SIMANIS dipakai adalah :

(18)

1. Pemrosesan datan memakan waktu lama karena basis data masih menggunakan Microsoft Access 2000

2. Utilitas dan kemampuan Microsoft Access 2000 dalam indexing data kurang sehingga mengakibatkan akses data memakan waktu yang cukup lama dan tidak efisien.

3. Akurasi datanya diragukan karena banyaknya data yang bernilai null, terjadinya duplikasi data dan redudansi data. Keadaaan ini mengakibatkan laporan dan informasi yang disajikan menjadi tidak valid.

4. Ada beberapa tabel dan kolom yang sudah tidak terpakai lagi atau diperbaharui, sehingaa timbul kerancuan dan duplikasi data. 5. Microsoft Acces 2000 tidak berjalan dengan baik jika digabungkan

dengan web server oleh bahasa pemrograman.

6. Beban kerja server karena sistem basis data tidak terstruktur dengan baik sehingga mengakibatkan terhambatnya kinerja sistem dan bisnis.

Untuk itu di PT.Telkom Semarang dibutuhkan suatu perancangan ulang basis data yang akan mampu mengatasi permasalahan di atas dan meningkatkan fungsionalitas perangkat lunak.

Berdasarkan analisa diatas, maka pada penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “PERANCANGAN BASIS DATA PADA APLIKASI SIMANIS DI PT. TELKOM SEMARANG”

1.2.Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang diungkap pada latar belakang di atas maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah membangun basis data baru dengan kriteria sebagai berikut:

(19)

1. Perubahan struktur tabel dan kolom tapi tidak menimbulkan masalah seperti tabel yang tidak jelas penggunaannya, kolom yang sudah tdak terpakai lagi, dan lain lain.

2. Perancangan sistem basis data lama ke sistem basis data baru.

3. Mendokumentasikan sistem basis data SIMANIS dengan baik.

4. Merampingkan atau menambahkan fungsi baru ke dalam sistem basis data SIMANIS yang baru agar sesuai dengan proses bisnis yang sedang berjalan di PT.Telkom Semarang. 5. Implementasi struktur basis data baru menggantikan struktur

sistem basis data lama.

1.3.Batasan Masalah

Untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari maksud dan tujuan dari penyusunan tugas akhir ini, maka penulis menitik beratkan pada pengelolaan basis data pada aplikasi SIMANIS di PT. Telkom Semarang. Basis data tersebut akan dibangun kembali dengan menggunakan software MySQL.

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembalikan kenormalan tabel dan membuang kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan yang ada pada sistem basis data yang sedang berjalan.

1.5.Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya:

(20)

a. Bagi Perusahaan

1. Merupakan solusi untuk perusahaan karena perancangan basis data yang disajikan penulis dapat digunakan sebagai pembanding dengan basis data yang ada pada perusahaan. 2. Hasil perancangan basis data SIMANIS dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin sebagai sistem pendukung kegiatan operasional dan distribusi di PT.TELKOM Semarang.

3. Membantu perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

b. Bagi Akademik

1. Sebagai bahan acuan bagi akademik untuk dijadikan tolak ukur pemahaman dan penguasaan tentang teori yang telah diberikan di bangku kuliah.

2. Sebagai bahan referensi yang dapat dipergunakan untuk perbandingan dan kerangka acuan untuk persoalan yang sejenis, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Bagi Penulis

1. Penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. 2. Memberi bekal pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Sistem

Sistem menurutt Jogiyanto HM., MBA., Akt., Ph.D adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Sedangkan pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut: Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik sistem dapat digambarkan pada pemaparan gambar dibawah ini:

Lingkungan Luar interface

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Sumber: Analisis dan Desain, Jogiyanto, (2005)

(22)

2.2. Konsep Dasar Basis Data

2.2.1. Pengertian Basis Data

Basis Data terdiri dari 2 kata yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan (punya relasi). Relasi biasanya ditunjukan dengan kunci (key) dari setiap file yang ada. Dalam satu file terdapat field-field yang sejenis, sama bentuk, sama besar dan sama bentuk yang merupakan kumpulan entitas yang seragam. Satu field terdiri dari field-field yang saling berhubungan dan menunjukan dalam satu pengertian yang lengkap dalam satu field.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting yaitu; bersifat data oriented dan bukan program oriented, dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya, dapat dikembangkan dengan mudah baik isi maupun strukturnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sistem-sietem baru secara mudah.

Prinsip utama basis data adalah pengaturan data yang memiliki tujuan utama yaitu flexibilitas dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Tujuan basis data yang lain diantaranya sebagai efisiensi yang meliputi kecepatan, kapasitas dan ketepatan, menangani data dalam jumlah besar, kebersamaan dalam pemakaian, dan meniadakan duplikasi dan inkonsistensi data.

(23)

2.2.2. Manfaat Basis Data

a. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan / manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah. b. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data maka pengulangan data akan selalu ada. Banyaknya pengulangan ini akan memperbesar ruang penyimpanan ( baik di memori utama maupun memori sekunder ) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi / optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karena dapat dilakukan penekanan jumlah pengulangan data baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean data atau dengan membuat relas-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

c. Keakuratan ( Accuracy )

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan / batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidak akuratan pemasukan / penyimpanan data.

d. Ketersediaan ( Availability )

Pertumbuhan data ( baik dari sisi jumlah maupun jenisnya ) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan besar. Padahal tidak semua data itu digunakan atau dibutuhkan. Karena itu data tersebut dapat dipecah menjadi data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah digunakan, dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif ( menjadi off-line ) baik dengan cara penghapusan atau

(24)

dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti

removable disk atau tape).

e. Kelengkapan ( Completeness )

Lengkap atau tidaknya data yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Didalam sebuah basis data, disamping data, struktur data juga harus disimpan baik yang mendefinisikan objek-objek maupun definisi detail dari tiap objek seperti struktur file tabel atau indeks. f. Keamanan ( Security )

Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat seperti penentuan pemakai yang dapat mengakses basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang dapat dilakukan.

g. Kebersamaan Pemakaian ( Sharability )

Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem / aplikasi saja tetapi seringkali basis data dipakai oleh banyak pemakai dari sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak sistem.

2.2.3. Operasi Basis Data

Pada sebuah disk, basis data dapat diciptakan dan dapat pula dihilangkan. Di dalam sebuah disk, basis data dapat ditempatkan lebih dari satu basis data. Sementara dalam sebuah basis data dapat ditempatkan satu atau lebih file / tabel.

Operasi – operasi dasar yang dapat dilakukan dengan basis data adalah : 1. Pembuatan basis data baru ( create database ).

Berhubungan dengan pembuatan lemari arsip baru. 2. Pengahapusan basis data (drop database).

Berhubungan dengan perusakan lemari arsip sekaligus beserta isinya. 3. Pembuatan file / tabel baru ke suatu basis data ( create table )

(25)

Berhubungan dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.

4. Penghapusan file / tabel dari suatu basis data ( drop table )

Berhubungan dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.

5. Penambahan / pengisian data baru ke sebuah file / tabel di sebuah basis data ( insert )

Berhubungan dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip. 6. Pengambilan data dari sebuah file / tabel ( retrieve / search )

Berhubungan dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip. 7. Pengubahan data dari sebuah file / tabel ( update )

Berhubungan dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

8. Penghapusan data dari sebuag file / tabel ( delete )

Berhubungan dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedangkan operasi – operasi yang berkaitan dengan isi tabel ( data ) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang karena mewakili aktifitas pengelolaan ( management ) dan pengolahan (

processing ) data dalam basis data.

2.3. Sistem Basis Data

Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan pemakai mengakses dan memanipulasinya. Sistem basis data juga merupakan suatu sistem yang menyusun dan mengelola data perusahaan, sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai. Istilah sistem basis data jelas

(26)

berbeda dengan basis data, sistem basis data merupakan lingkup yang lebih luas dari pada basis data.

a. Perangkat Keras ( Hardware )

Perangkat keras yang terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah : 1. Komputer ( satu untuk sistem stand-alone atau lebih dari satu untuk

sistem jaringan).

2. Memori sekunder yang on-line ( Harddisk ).

3. Memori sekunder yang off-line ( Tape atau Removable Disk ) untuk keperluan backup data.

4. Media / perangkat komunikasi ( untuk sistem jaringan ). b. Sistem Operasi ( Operating System )

Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan / memfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer. Program pengelola basis data hanya dapat aktif jika sistem operasi yang dikehendakinya telah aktif.

c. Basis Data ( Database )

Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat berisi atau memiliki sejumlah objek basis Berisi atau menyimpan data, setiap basis data juga mengandung/menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek-objeknya secara detail). d. Sistem Pengelola Basis Data ( Database Management System/DBMS )

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus/spesifik. Perangkat lunak inilah (DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama-sama, pemaksaaan keakuratan/konsistensi data dan sebagainya.

(27)

Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara berinteraksi terhadap sistem yaitu :

1. Programer Aplikasi

Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data

Manipulating Language (DML) yang disertakan dalam program

yang ditulis dalam bahasa pemograman yang induk. 2. User Mahir

Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. User mahir menyertakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh suatu DBMS.

3. User Umum

Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah ditulis/disediakan sebelumnya.

4. User Khusus

Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konseptual, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus.

g. Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain

Aplikasi (Perangkat Lunak) lain ini bersifat optional sehingga ada tidaknya tergantung pada kebutuhan. DBMS yang digunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data dapat dibuatkan/disediakan program khusus untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data.

2.4. Abstraksi Data

Pada abstraksi data, bayangan mengenai data tidak lagi memperhatikan kondisi sesungguhnya bagaimana suatu data masuk ke data base dan disimpan dalam sektor mana, tetapi menyangkut secara menyeluruh bagaimana data tersebut dapat diabstraksikan. Kegunaan utama dari sistem basis data adalah agar pemakai dapat menyusun suatu pandangan abstraksi dari data tersebut.

(28)

Basis data dapat dipandang dari 2 (dua) sudut pandang, yaitu; sudut pandang pemakai dan sudut pandang perancang basis data. Pandangan terhadap basis data sering disebut sebagai arsitektur basis data dan terbagi dalam level fisik

(physical level), level konseptual (conceptual level), level pandangan pemakai

(view level).

1. Level Fisik (Physical level)

Merupakan level terendah dalam abstraksi data yang menunjukkan bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan. Pada level ini, pemakai melihat data sebagai gabungan dari struktur dana datanya sendiri. Pemakai juga berkompeten dalam mengetahui bagaimana representasi fisik dari penyimpanan/pengorganisasian data. Pada level ini berhubungan dengan data sebagai teks, angka atau bahkan melihatnya sebagai himpunan bit data.

2. Level Konseptual (Conceptual Level)

Merupakan level abstraksi yang lebih rendah dari level logika dan merupakan level abstraksi yang lebih tinggi dari level fisik. Level ini memberikan gambaran tentang data apa (what) yang sebenarnya perlu disimpan dalam database, serta hubungan atau relasi yang terjadi diantara data dari keseluruhan database.

Level ini juga merupakan suatu pandangan perancangan basis data yang berkaitan dengan data apa saja yang perlu disimpan dalam basis data dan penjelasan mengenai hubungan anatar data yang satu dengan data yang lain. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam struktur level fisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai simbol kotak, garis dan hubungan secukupnya.

3. Level Pandangan Pemakai (View Level)

Merupakan level tertinggi dari abstraksi data yang hanya menunjukkan sebagian dari basis data. Banyak pemakai dalam sistem basis data tidak akan terlibat dengan semua data/informasi yang ada/disimpan. Para pemakai umumnya hanya membutuhkan sebagian data/informasi dalam basis data yang kemunculannya di mata pemakai diatur oleh aplikasi

(29)

end-user. Aplikasi ini juga yang mengkonversi data asli menjadi data lojik pada pemakai. Data yang diperlihatkan juga bisa tidak berasal dari hanya sebuah tabel tapi mewakili relasi antar tabel tetapi bagi mewakili relasi antar tabel, tetapi bagi pemakai yang menggunakannya terasa sebagai satu kesatuan data yang kompak.

Gambar 2.2 : Level Abstraksi Data

( Sumber : Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008)

2.5. Bahasa Basis Data

Bahasa basis data adalah suatu cara untuk berinteraksi antara pemakai dengan basis data yang diatur dalam bahasa khusus yang ditetapkan. Bahasa basis data dibagi menjadi 2 (dua), yaitu; Data Definition Language (DDL) dan

Data Manipulation Language (DML).

1. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah struktur atau skema basis data yang menggambarkan/mewakili desain basis data secara keseluruhan yang dispesifikasikan dengan bahasa khusus. Dengan DDL dapat dibuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data.

View 1 View 2 View 3

Level Konseptual

(30)

Kamus data merupakan sustu metadata (superdata) yaitu data yang mendiskripsikan data sesungguhnya. Kamus data akan selalu diakses dala suatu operasi basis data sebelum suatu file data yag sesungguhnya diakses.

2. Data Manipulation Language (DML)

Merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa :

a. Penyisipan/penambahan data baru ke suatu basis data. b. Penghapusan data dari suatu basis data.

c. Pengubahan data di suatu basis data.

DML merupakan bahsa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data. Ada 2 jenis DML yaitu :

a. Prosedural yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.

b. Non prosedural yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.

2.6. Struktur Basis Data Secara Keseluruhan

Sebuah DBMS terbagi atas modul-modul yang masing-masing memiliki tanggung jawab dalam membentuk struktur sistem keseluruhan. Sebuah DBMS umumnya memiliki sejumlah komponen fungsional seperti:

1. File Manager

Yang akan mengelola alokasi ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk merepresentasikan informasi yang tersimpan dalam disk.

File manager dalam DBMS lebih difokuskan pada efisiensi dan efektifitas

penyimpanan.

2. Database Manager

Yang menyediakan inteface antara data low-level yang ada di basis data dengan program aplikasi dan query yang diberikan ke sistem.

(31)

3. Query Processor

Yang menterjemahkan perintah-perintah dalam query language ke perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager. Disamping itu query processor akan mentransformasikan permintaaan pemakai ke bentuk yang lebih efisien sehingga query menjadi lebih efektif.

4. DML Precompiler

Yang mengkonversi perintah DML yang ditambahkan dalam sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam bahasa induk.

Precompiler ini akan berinteraksi dengan query processor.

5. DDL Compiler

Yang mengkonversi perintah-perintah DDL ke dalam sekumpulan tabel yang mengandung metadata. Tabel-table ini kemudian disimpan dala kamus data.

Gambar 2.3 : Struktur Sistem Basis Data Keseluruhan

Program Aplikasi System Calls Query Skema Basis data Kode Objek Program Aplikasi DML precompiler Query Processor DDL Compiler Database Manager FileManager File Data Kamus Data

(32)

( Sumber :Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual.Graha Ilmu. Yogyakarta.2008)

2.7. Model Entity-Relationship

Model Entity-Relationship adalah model data konseptual tingkat tinggi untuk perancangan basis data. Model data konseptual adalah himpunan konsep yang mendeskripsikan struktur basis data, transaksi pengambilan dan pembaruan basis data. Model ER adalah data konseptual tak tergantung DBMS dan platform perangkat keras tertentu. Model ER dikemukakan oleh Chen [1976]. Sejak itu, telah memperoleh banyak perhatian dan perluasan. Model ER adalah persepsi terhadap dunia nyata sebagai terdiri objek-objek dasar yang disebut entitas dan keterhubungan (relationship) antar entitas-entitas itu. Konsep paling dasar di model ER adalah entitas-entitas, relationship dan atribut.

Komponen-komponen utama model ER:

a. Entitas (entity), Entitas memodelkan objek-objek yang berada di perusahaan/lingkungan.

b. Relationship. Relationship memodelkan koneksi/hubungan di antara entitas-entitas.

c. Atribut-atribut (properi-properti), memodelkan properti-properti dari entitas dan relationship.

d. Konstrain-konstrain (batasan-batasan) integritas, konstrain-konstrain ketentuan validitas.

2.7.1. Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entitas Sets)

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sebuah kursi yang kita duduki, seseorang yang menjadi pegawai di sebuah perusahaan

(33)

dan sebuah mobil yang melintas di depan kita adalah entitas. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas (entity sets). Sederhananya, entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang himpunan entitas menunjuk pada rumpun (family) dari individu tersebut. Seorang pasien, misalnya akan dimasukkan dalam himpunan entitas pasien. Sedang seorang dokter akan ditempatkan dalam himpunan entitas dokter. Dalam berbagai pembahasan/literature, penyebutan himpunan entitas (yang kurang praktis) ini seringkali digantikan dengan sebutan entitas saja. Karena itu sering ditemui, penggunaan istilah entitas (entity) di sebuah literature sebenarnya menunjuk pada himpunan entitas.

 Kunci Entitas

Sebagaimana model relasional, adalah penting dan berguna untuk memasukkan kunci yang diasosiasikan dengan himpunan entitas. Kunci pada himpunan entitas S, adalah himpunan atribut A. Sehingga tidak ada dua entitas di S yang mempunyai nilai sama untuk tiap atribut di A dan tidak ada subset di A yang dapat menjadi kunci di S, dengan demikian kunci mempunyai property minimal.

2.7.2. Atribut (Atributes/Properties)

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut. Penentuan / pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model ER. Contoh : nim, nama, alamat, kode.

2.7.3. Relasi dan Himpunan Relasi

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

(34)

nim = „980001‟ dan nama_mhs = „Ali Akbar‟ (yang ada di himpunan entitas Mahasiswa)

mempunyai relasi dengan entitas sebuah mata kuliah dengan kode_kul=‟IF-110‟ dan nama_kul=‟Struktur Data‟.

Relasi diantara kedua entitas tadi mengandung arti bahwa mahasiswa tersebut sedang mengambil/mempelajari mata kuliah tersebut di sebuah perguruan tinggi yang ditinjau.Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpuan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationship sets). Sebagaimana istilah himpunan entitas yang banyak sekali disingkat menjadi entitas, istilah himpunan relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah relasi saja.

2.7.4. Kardinalitas/Derajat Relasi

Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.

Kardinalitas di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :

a. Satu ke satu (One to One),

setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke Banyak (one to many),

setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya,

(35)

dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One)

setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many)

setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

2.7.5. Jenis-Jenis Kunci (Key)

a. Candidat Key

Sebuah attribute atau lebih yang secara unit mengidentifikasi sebuat record, disebut candidate key. Attribute ini mempunyai nilai yang unik pada hampir setiap recordnya. Fungsi dari candidate key ini adalah sebagai calon primary key.

Contoh candidate-key :

ID_Cus Name NoOfPay Amount

112233 Tim 890 9000

112231 Kate 891 8000

112241 Tyson 895 10000 Candidate Key

(36)

Gambar 2.4 : Candidate Key

( Sumber : Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008)

a. Primary Key

Salah satu atrribut dari candidat key dapat dipilih menjadi primary key dengan 3 kriteria sbb :

1. Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan 2. Key tersebut lebih sederhana

3. Key tersebut cukup uniqe b. Foreign Key

Jika sebuah primary key terhubungan ke table/entity lain, maka keberadaan primary key pada entity tersebut di sebut sebagai foreign key. Misal : Primary Key KodeDosen dari entity Dosen digunakan juga pada field entity KRS, maka keberadaan field KodeDosen pada entity KRS disebut sebagai foreign key.

c. Alternate Key

Setiap atribut dari candidate key yang tidak terpilih sebagai primary key akan dinamakan alternate key. Pada contoh sebelumnya bila untuk primary key dipilih ID_Cus maka alternate key nya adalah No.of Pay

2.7.6. Diagram Entity Relationship(ER)

Penggambaran Model ER secara sistematis dilakukan melalui diagram ER. Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram ER yang dapat digunakan adalah:

a. Persegi panjang, menyatakan Himpunan Entitas.

b. Lingkaran/Elips, menyatakan atribut (Atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi).

(37)

d. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan atributnya.

e. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi one to one, 1 dan N untuk relasi one to many atau N dan N untuk relasi many to many).

Tahap Pembuatan Diagram ER

Diagram ER selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok Tahapan yang biasa ditempuh di dalam pembuatan diagram ER, yaitu :

a. Tahap pembuatan Diagram ER awal (preliminary design). Yaitu : 1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh entity yang terlibat

dalam sistem database tersebut.

2. Menentukan attribute-attribute atau field dari masing-masing entity beserta kunci (key)-nya.

3. Menentukan attribute dari suatu entitas sangat menentukan baik atau tidaknya sistem database yang dirancang, karena attribute ini sangat menentukan nantinya dalam proses relasi. Attribute

merupakan ciri khas yang melekat pada suatu entity, misalnya attribute pada mahasiswa dapat berupa nobp, nama, tempat lahir, tanggal lahir, alamat, nama orang tua, pekerjaan orang tua dan lain-lain. Dari sekian banyak kemungkinan attribute yang ada pada entity mahasiswa, kita dapat menggunakan hanya yang perlu saja.

4. Setelah menentukan attributenya selanjutnya adalah menentukan field kunci. Field kunci adalah penanda attribute tersebut

sehingga bisa digunakan untuk relasi nantinya dan field kunci ini harus bersifat unik. Misalnya pada entity mahasiswa, attribute nobp bisa dijadikan field kunci, karena bersifat unik dan tidak ada mahasiswa yang mempunyai nobp sama.

(38)

5. Mengidentifkasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan-himpunan entity yang ada beserta kunci tamu (foreign key)- nya.

6. Setelah menentukan entity dan attribute beserta field kuncinya, maka selanjutnya adalah menentukan entity yang terbentuk akibat adanya relasi antar entity. Misalnya antara entity

mahasiswa dengan entity dosen, terjadi suatu hubungan proses mengajar, maka proses mengajar ini merupakan entity baru. Entity mengajar ini harus kita tentukan juga attribute yang melekat padanya beserta kunci tamu (foreign key). Kunci tamu adalah field kunci utama pada tabel lain, dan field tersebut digunakan juga pada tabel yang satu lagi. Misalnya nobp adalah field kunci dari entity mahasiswa, pada entity mengajar terdapat juga attribute NoBP, maka keberadaan attribute nobp pada entity mengajar disebut sebagai kunci tamu. Proses menentukan

hubungan antar entity juga sangat menentukan kualitas system database yang dirancang.

7. Menentukan derajat relasi untuk setiap himpunan relasi. Setelah semua entity dan attribute yang dibutuhkan terbentuk, maka selanjutnya adalah menentukan derajat relasi antar entity tersebut, apakah satu kesatu, satu ke banyak atau sebaliknya, atau banyak ke banyak. Berhati-hatilah dalam menentukan derajat relasi ini, karena nantinya akan berhubungan dengan proses query terhadap data.

8. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key).

b. Tahap optimasi Diagram ER (final design).

(39)

Model EER berisikan seluruh konsep model ER ditambah konsep-konsep dari subclass dan superclass, dan konsep-konsep-konsep-konsep yang berhubungan yaitu specialization dan generalization. Konsep lainnya yang termasuk dalam model EER yaitu Category.

Konsep-konsepnya :  Subclass  Superclass  Generalization  Specialization  Specialization Hierarchy  Specialization lattice  Attribute Inheritance  Shared Subclass  Categorization 2.8.1. Sub-Kelas (Subclass)

Subset dari suatu entitas yang dikelompokkan dalam pengertian tertentu yang perlu disajikan secara eksplisit.

Contoh : Entitas PEGAWAI mempunyai beberapa subclass seperti SEKRETARIS, TEKNISI, AHLI

2.8.2. Super-Kelas (Superclass)

Entitas yang merupakan induk dari subclass-subclassnya.

Contoh : Subclass SEKRETARIS, TEKNISI, SALES mempunyai

superclass PEGAWAI

2.8.3. Spesialisasi (Spesialiazation)

Specialization adalah proses pendefinisian suatu himpunan

(40)

specialization. Himpunan subclass tsb membentuk specialization yang telah didefinisikan berdasarkan beberapa sifat/karakteristik yang istimewa dari suatu entitas pada suatu superclass yang menggambarkan perbedaan yang jelas antara entitas tsb atau pemecahan entitas menjadi subclass-subclass beserta atribut-atributnya.

Contoh : himpunan subclass {SEKRETARIS , TEKNISI, SALES} adalah specialization dari superclass entitas PEGAWAI dimana perbedaan antara entitas PEGAWAI berdasarkan pada jenis pekerjaan dari tiap-tiap entitas.

Kita dapat mempunyai beberapa specialization dari jenis entitas yang sama berdasarkan perbedaan karakteristik yang istimewa.

Contoh :

Specialization dari entitas PEGAWAI dapat menghasilkan himpunan subclass {GAJI PEGAWAI, PEGAWAI HONORER}, pada specialization ini perbedaan entitas PEGAWAI berdasarkan metode pembayarannya. Jenis Spesialisasi : – Disjoint Total, – Disjoint Partial, – Overlapping Total – Overlapping Partial. 2.8.4. Generalisasi (Generalization)

Proses penggabungan subclass-subclass menjadi suatu entitas yang lebih umum.Contoh : Generalisasi dari MOBIL dan TRUK menjadi KENDARAAN

(41)

Gambar 2.5 : Generalisasi Data

( Sumber : Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008)

2.8.5. Subclass -Superclass Relationship

Relationship yang menghubungkan subclass dan superclassnya. Bila suatu entity yang merupakan anggota dari suatu subclass, maka ia juga merupakan anggota dari superclassnya. Bila suatu entity merupakan anggota dari suatu superclass maka ia belum tentu merupakan anggota dari suatu subclass.

2.8.6. Attribute Inheritance

Merupakan pewarisan atribut dari superclassnya. Entity yang merupakan anggota dari subclass mewarisi semua atribut dari entity superclassnya.

2.8.7. Disjoint Constraint

Constraint yang menerangkan bahwa subclass-subclass dari spesialisasi saling disjoint, artinya entity merupakan anggota dari salah satu subclass. Disjoint Constraint direpresentasikan dengan lambang “d” yang berarti disjoint.

Contoh : entity dari spesialisasi tipe pekerjaan dari PEGAWAI merupakan anggota dari subclass PEGAWAI TETAP atau PEGAWAI HONORER

(42)

Gambar 2.5 : Disjoint Constraint

( Sumber : Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008)

2.8.8. Non-Disjoint Constraint

a. Constraint yang menerangkan bahwa subclass-subclass dari spesialisasi tidak saling disjoint, artinya entity mungkin anggota lebih dari satu subclass.

b. Non-Disjoint digambarkan dengan lambang “o” yang berarti overlapping.

Contoh : entity dari spesialisasi tipe barang merupakan anggota dari subclass BARANG PABRIK juga anggota dari subclass BARANG TERJUAL

Gambar 2.6 : Non Disjoint Constraint

( Sumber : Yakub. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008)

2.9. Teknik Normalisasi

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya.

(43)

Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, apakah terdapat kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/delete, mengubah/update, membaca/retrieve pada suatu database. Jika terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi tersebut dipecahkan menjadi beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belum mendapatkan hasil yang optimal.

2.9.1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, data dapat tidak lengkap atau terrduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2.9.2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri setiap data dibentuk dalam file-file (file datar/rata), data dibentuk dalam suatu field demi satu field

dan nilai dari field-field berupa atomic value. Atomic value adalah suatu zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya dan jika dipecah lagi maka tidak akan memiliki sifat induknya. Tidak ada set atribut yang berulang-berulang atau atribut bernilai ganda. Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga mempunyai arti lain.

2.9.3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Attribut bukan kunci dan haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama/primary key,

(44)

sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili attribut

lain yang menjadi anggotanya.

2.9.4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua attribut bukan primer tidak mempunyai hubungan yang transitif atau dengan kata lain setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key

secara menyeluruh.

2.10.Stored Procedure,Trigger Dan View

2.10.1.Stored Procedure

Stored Procedure adalah program yang disimpan dalam data base seperti halnya data. Hal ini sebenanya cukup tidak umum, karena kita mengharapkan yang disimpan dalam data base adalah data bukan nya program.

Dengan adanya Store Procedure, maka program SQL yang telah kita buat :

dapat digunakan kapanpun

lebih cepat dan efisien karena bersifat Server Side mudah dibuat dan dirawat karena kecil tapi „Power Full‟ Pembuatan Strore Procedure

Syntax :

CREATE PROCEDURE nama_procedure

[@Parameter1 tipe_data_parameter1,……….., [@ParameterN tipe_data_parameterN]

(45)

AS

SQL atau TSQL statement

2.10.2.Trigger

Trigger berfungsi untuk menyisipkan suatu fungsi pada saat suatu record di-INSERT, UPDATE, atau DELETE.

Syntax:

CREATE TRIGGER name { BEFORE | AFTER } { event [OR ...] } ON table FOR EACH { ROW | STATEMENT }

EXECUTE PROCEDURE func ( arguments )

2.10.3.View

View adalah tabel yang dibangun dari satu atau beberapa tabel yang sudah ada. Secara fisik VIEW tidak menyimpan data tabel, melainkan hanya menyimpan referensi/pointer ke record pada tabel-tabel yang berkaitan. Disebut juga “virtual table”. Dapat dibuat, diubah dan dihapus dengan menggunakan Enterprise Manager atau Query Analyzer. 1. Kegunaan View :

 Memfokuskan data tertentu  Meyederhanakan manipulasi data

 Data disesuaikan dengan kebutuhan user  Export dan Import data

 Mengkombinasikan data yang terpartisi 2. Membuat View

Batasan-batasan dalam pembuatan view:

 Tidak dapat memakai Rule atau definisi Default

 Tidak dapat memakai trigger AFTER, hanya dapat menggunakan trigger INSTEAD OF

(46)

 Tidak dapat menggunakan kata kunci ORDER BY, COMPUTE, COMPUTE BY atau INTO

 Tidak dapat menggunakan definisi Index Full-Text

Struktur:

CREATE VIEW NamaView (Kolom1, kolom2) AS

SELECT Kolom_1, Kolom_2 FROM NamaTabel

WHERE Kondisi

Contoh:

CREATE VIEW Pengarang (NamaDepan, NamaBelakang) AS

SELECT au_fname, au_lname FROM authors

3. Mengubah View Contoh:

ALTER VIEW Pengarang (NamaDepan, NamaBelakang, Telepon) AS

SELECT au_fname, au_lname, phone FROM authors

4. Menghapus View Contoh :

DROP VIEW Pengarang

2.11.Kamus Data

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data strore.

(47)

Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dan database.

Pembentukan kamus data didasarkan atas alur data yang terdapat pada DFD. Alur data pada DFD ini bersifat global, dalam arti hanya menunjukan nama alur datanya tanpa menunjukan struktur dari alur data itu. Untuk menunjukan struktur dari alur data secara terinci maka dibentuklah kamus data yang didasarkan pada alur data di dalam DFD.

Kamus data mendefinisikan data elemen dengan cara : Menguraikan arti dari alur data dan data store dalam DFD

Menguraikan komposisi paket data pada alur data ke dalam alur yang lebih

elementary (kecil) contoh : alamat langganan yang terdiri dari nama jalan,

kota dan kode pos.

Menguraikan komposisi paket data dalam data store.

Menspesifikasikan nilai dan unit informasi dalam alur data dan data store. Menguraikan hubungan yang terinci antara data strore dalam suatu entity

relationship diagram (ERD).

Tabel 2.1. Notasi Kamus Data

Notasi Deskripsi

= terdiri dari, terbentuk dari, sama dengan

+ dan

( ) Optional

{ } iterasi/ pengulangan, misal : 1 { ... } 10

(48)

* * komentar

@ identifier suatu data store

| pemisah dalam bentuk [ ]

Alias nama lain untuk suatu data

2.12.Restrkturisasi

Restrukturisasi adalah proses modifikasi terhadap source code dan atau data agar terjadi peningkatan fungsionalitas di masa yang akan datang(Sommerville,2005). Jenis-jenis restukturisasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Restrukturisasi dokumen, yaitu melakukan perubahan struktur dokumen yang ada dengan beberapa alasan, antara lain pemutakhiran dokumen. 2. Restrukturisasi Kode, yaitu melakukan perubahan terhadap struktur kode

program perangkat lunak untuk meningkatkan fungsionalitasnya dan menghasilkan kode yag berkualitas tinggi.

3. Restrukturisasi Basis data, yaitu melakukan perubahan terhadap struktur data perangkat lunak untuk meningkatkan fungsionalitasnya.

2.12.1.Restrukturisasi Basi Data

Tujuan utama dari restrukturisasi basis data adalah melakukan struktur ulang terhadap basis data guna mendapatkan lingkungan data yang teratur dan tersusun dengan baik. Proses ini melibatkan analisa dan reorganisasi terhadap struktur data (nilai-nilai data), bisa merupakan bagian dari proses perpindahan dari sistem file-based ke sebuah lingkungna DBMS, atau perubahan dari DBMS satu ke DBMS lainnya.

Pendekatan yang dapat dilakukan untuk melakukan restrukturisasi data, antara lain :

1.Data Cleanup, yaitu melakukan penghapusan duplikasi data dan data

(49)

2.Data Extension, yaitu terhubung direkayasa ulang untuk menghilangkan kelemahan/batasan yang ada di proses data. Hal ini membutuhkan perubahan terhadap program untuk menambah panjang field-nya, mengubah batas atas dalam tabel dan lain-lain.

3.Data Migration, yaitu memindahkan data ke dalam DBMS dengan

struktur yang lebih baik. Data sebelumnya yang disimpan di dokumen terpisah atau diatur pada DBMS lama

Berbagai permasalahan yang terjadi sebelum melakukan restrukturisasi data, antara lain :

1. End-Users menghendaki data berada pada tampilan desktop mereka

dibandingkan didalam sistem file.

2. Sistem harus memproses data lebih jau dari perkiraan sebelumnya oleh perancang mereka.

3. Tempat penyimpanan data berada di tempat yang berlainan dan dengan format yang berbeda, bahkan data dapat tersimpan disistem yang berbeda. Kemungkinan Data redundan menjadi sangat besar. 4. Penamaan data yang sulit dipahami. Data yang sama mungkin

memiliki nama yang berbda di program yang berlainan.

5. Panjang field; panjang field yang sama mungkin akan berbeda pada program.

6. Susunan baris mempresentasikan entitas yang sama ditulis dengan program yang berbeda.

7. Hard-coded literals

8. Minimnya kamus data yang dimiliki

Strategi untuk melakukan restrukturisasi data yaitu :

1. Schema Conversion; translasi dari skema sistem yang ada ke dalam

skema yang sama dengan sebuah sistem berteknologi batu. Database

Re-Engineering (DBRE) dilengkapi dengan database design yang

baru.

2. Data Cobversion; migrasi data dari sistem lama ke sistem yang baru

(50)

3. Program modification; melakukan perubahan terhadap program sehingga program mampu mengakses basis data yang baru sebagai pengganti sistem yang lama. Meningkatkan fungsionalitas, kualitas kode program, mengubah bahasa pemrograman dan tidak mengubah antarmuka pengguna. Mengurangi proses yang kompleks berdasarkan konversi skema.

Terdapat dua jeni proses konversi skema pada legacy system, yaitu: 1. transformasi source physical schema (SPS) ke target physical

schema (TPS)

2. transformasi SPS ke conceptual system (CS).

Pada tahapan Data Conversion atau Data Migration, dilakukan konversi terhadap format data, bukan terhadap isinya. Konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat lunak yang disebut

Converter, atau Extract-Transform-Load processor, dengan

mentransformasi data dari sumber ke dalam format yang telah ditentukan di skema tujuan. Converter tersebut memiliki tiga fungsi utama, yang pertama harus dapat mengekstrasi sumber data, kemudia mengubahnya sesuai dengan struktur data skema tujuan, dan terakhir dapat menuliskan

legacy data ke skema tujuan.

Adapun metodologi yang digunakan untuk melakukan data migration yaitu :

1. Target Physical Schema (TPS) harus telah diimplementasikan di DBMS baru.

2. Pemetaan antara SPS dan TPS harus ditentukan sebagai sebuah barisan terurut dari transformasi skema berdasarkan satu dari dua strategi di atas.

3. Pemetaan tersebut harus diimplementasikan ke dalam converter

untuk mentraslasi data di legacy system sesuai dengan format yang ada di TPS.

(51)

2.13.Refactoring Basis Data

Refactoring basis data adalah perubahan sederhana pada skema basis data untuk meningkatkan desain dalam mempertahankan segi perilaku maupun informasi dalam kode semantic, dengan kata lain tidak menambahkan fungsionalitas baru atau memperlebar fungsionalitas yang ada, tidak juga menambahkan data atau mengubah makna data (Ambler dan sadalge,2006).

2.13.1. Kategori Refactorin Basis Data

Terdapat beberapa kategori dalam refactoring basis data seperti yang terlihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Kategori refactoring basis data

Kategori Refactoring Basis Data

Deskripsi Contoh

Struktural Sebuah perubahan terhadap definisi satu atau lebih tabel atau view

Memindahkan sebuah kolom dari satu tabel ke tabel lain atau membagi kolom yang memiliki banyak tujuan ke dalam beberapa kolom yang terpisah, datu dari setiap tujuan

Kualitas data Sebuah perubahan yang meninngkatkan kualitas informasi yang terkandung didalam basis data

Membuat kolom yang non-nullable untuk memastikan kolom selalu bernilai atau menetapkan format umum untuk memastikan konsistensi Intergritas referensial Sebuah perubahan yang

memastikan bahwa baris yang memiliki referensi

Menambahkan sebuahb trigger untuk

(52)

didalam tabel lain dan yang memastikan bahwa sebuah baris yang tidak berguna lagi dihapus secara benar

penghaousan di antara dua entitas, kode yang tadinya diimplementasikan di luar basis data

Kategori Refactoring Basis Data

Deskripsi Contoh

Arsitektural Sebuah perubahan yang meningkatkan proses secara menyeluruh di dalam program eksternal yang berinteraksi dengan sebuah basis data

Menukar sebuah operasi java yang ada di dalam shared code library dengan store procedure di dalam basis data. Buat agar store procedure itu mudah dibaca oleh aplikasi non java Metode Sebuah perubahan terhadap

metode untuk

meningkatkan kualitasnya. banyak refactoring kode dapat diaplikasikan ke metode basis data.

Mengubah nama store procedure agar mudah dimengerti

Transformasi non refactoring

Sebuah perubahan skema ke skema basis data yang mengubah semantic di dalamnya.

Menambahkan kolom baru ke tabel yang ada

2.13.2.Database Smells

Fowler (1970,dalam scott dan pramond,2006) memperkenalkan konsep

code smells”, sebuah strategi umuk untuk mencari masalah yang ada di

dalam kode, sehingga muncul kebutuhan untuk refactoring. Serupa dengan itu, terdapat ”database smells” yang juga muncul kebutuhan serupa. Smells

(53)

1. Multipurpose column; yaitu satu kolom yang nilainya difungsikan untuk beberapa tujuan.

2. Multipurpose table; sama dengan Multipurpose column, tapi ini terjadi

pada table.

3. Redundant data; beberapa kolom yang menyimpan informasi pada satu

table, ternyata informasi itu ada juga ditabel lain.

4. Table with too many column; terdapat banyak kolom yang ada di satu

table, sehingga menyulitkan dalam pengaksesan table tersebut.

5. Table with too many rows; terdapat banyak baris atau record yang ada

dalam satu table, hal ini berakibat pada masalah perfomansi data tersebut.

6. Smart column; yaitu sebuah kolom yang menyimpan beberapa informasi.

Misalnya satu kolom yang menyimpan ID mahasiswa, dimana ID mahasiswa tersebut menyimpan informasi mengenai fakultas, jurusan serta nomor urutnya, parsing harus dilakukan terlebih dahulu sebelum informasi tersebut digunakan.

7. Fear of change; ketakutan pada perubahan skema basis data karena takut

memecahkan masalah-masalah tertentu pada saat ingin melakukan pemeliharaan sistem.

2.14.MySQL

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS)

yang diditribusikan secara gratis dibawak licensi GPL (General Public License).

MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam

database sejak lama yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah

sebuah konsep pengoperasian database terutama untuk pemilihan/seleksi dan pemasukan data yng memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah dan secara otomatis.

Gambar

Gambar 2.6 : Non Disjoint Constraint
Tabel 2.1. Notasi Kamus Data
Tabel 4.1 Daftar tabel utama di Simanis  No.  Nama Tabel  Jumlah
Gambar 4.1 : Konteks Diagram Basis Data Simanis Sebelum di  Restrukturisasi  psb   urut   datel   no_speedy   nospeedy   nm_plg   alamat   no_telp   pkt_lyn   sales   merk_mdm   tgl_trpsg   print_pass   order_wo   wkt_kring   jam_kring   uji_fungsi   usage
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan hubungan kerjasama dari berbagai lembaga yang berkaitan dengan upaya pemasaran produk kerajinan tenun ikat Dayak, Strategi ini bermanfaat untuk

Di tahun 2020 Otoritas Jasa Keuangan telah memberikan relaksasi kepada Perusahaan Pembiayaan dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 58/POJK.05/2020

37 Wawancara pada tanggal 12 September 2016 pukul 11.00 WIB dengan pangeran Rintoisworo dan pangeran Jatiningrat(keduanya adalah putra Sultan Hamengku Buwono VIII

Keuntungan dari bakteri ini adalah memiliki protein yang dapat bekerja pada kondisi lingkungan dengan suhu tinggi dimana protein/ enzim lain dapat mengalami denaturasi.. Salah

Setelah tahun 1997 sampai tahun 2008, dalang Ida Bagus Sudiksa mementaskan Wayang Calonarang dengan lakon “Ngeseng Bingin” (Bahula Duta), dengan musik iringan

Karena penyelesaian operasi masukanlkeluaran bagi proses blocked mungkin tak pernah terjadi atau dalam waktu tak terdefinisikan sehingga lebih baik di-suspend agar sumber

Segala puji hanya bagi ALLAH SWT yang telah member petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “ Hubungan Riwayat

Unsur-unsur internal pembentuk wacana adalah unsur-unsur yang membangun wacana dari dalam wacana tersebut atau biasa disebut dengan unsur intralinguistik