• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 144 Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok

menetapkan Peraturan Bupati tentang kebijakan berpedoman pada standar akun

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959

Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang

(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang

Perubahan atas Undang

Daerah (Lembaran Negara Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraaan Negara yang Bersih dan Bebas dari kolusi, Korupsi dan Nepotis

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Negara Nomor 4

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 144 Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada standar akuntansi Pemerintahan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang

Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Nomor 4048);

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraaan Negara yang Bersih dan Bebas dari kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 N

an Lembaran Negara Nomor 3851);

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 144 Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2007 Daerah menyatakan bahwa Bupati kuntansi Pemerintah Daerah dengan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah

tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik

ajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang mor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraaan Negara yang Bersih me (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75,

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Nomor 66, Tambahan Lembaran

(2)

-544-

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2005 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4570);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2005 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4577);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4812);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Badan Pelayanan Umum Daerah;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

20. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE.900/079/BAKD Tanggal 12 Februari 2008 tentang Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah;

22. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE.900/758/BAKD tentang Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.

(3)

-545- MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT BAB 1 KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Definisi Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat.

4. Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

5. Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

6. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional Pemerintah selama satu periode akuntansi.

7. Aktivitas investasi aset non keuangan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset non keuangan lainnya.

8. Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang Pemerintah sehubungan dengan pendanaan deficit atau penggunaan surplus anggaran.

9. Aktivitas non anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan Pemerintah.

10. Appropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Bupati untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

11. Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas pada Bendahara Umum Daerah.

12. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumberdaya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

13. Aset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

(4)

-546-

14. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

15. Aset Tertentu yang memenuhi syarat (Qualifying Aset), selanjutnya disebut Aset Tertentu adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan atau dijual sesuai dengan tujuannya. 16. Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan setelah

dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran.

17. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah badan yang dibentuk Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan umum, mengelola dana masyarakat yang diterima berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, dan tidak termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan.

18. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas diterima atau dibayar.

19. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

20. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh Pemerintah. 21. Biaya Investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam perolehan suatu investasi

misalnya broker, jasa bank, biaya legal dan pungutan lainnya dari pasar modal.

22. Biaya Konversi adalah biaya produksi yang meliputi biaya tenaga kerja langsung dan overhead.

23. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

24. Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang harus ditanggung oleh Pemerintah sehubungan dengan peminjaman dana.

25. Cash Dividen adalah dividen yang diterima dalam bentuk kas/tunai.

26. Daftar Umum Piutang adalah suatu bentuk laporan guna mengetahui posisi piutang dengan melakukan pengelompokan piutang pada periode tertentu.

27. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

28. Debitur adalah pihak yang memiliki hutang atau kewajiban kepada pihak lain.

29. Diskonto adalah jumlah selisih kurang anatar nilai kini kewajiban (present value) dengan nilai jatuh tempo kewajiban (maturity value) karena tingkat bunga nominal lebih rendah dari tingkat bunga efektif.

30. Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh investor dari penyertaan modal.

31. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah.

32. Entitas Akuntansi adalah unit Pemerintah Daerah pengguna anggaran/ pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

33. Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

34. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen, dan royalty, atau manfaat social sehingga dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

35. Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.

(5)

-547-

36. Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. 37. Investasi Non Permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen,

dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

38. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. 39. Investee adalah pihak yang menerima investasi.

40. Investor adalah pihak yang melakukan investasi.

41. Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.

42. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di Bank yang setiap saat dapat digunaakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Daerah.

43. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bendahara Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah.

44. Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entita pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

45. Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki.

46. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.

47. Kerangka Konseptual adalah suatu konstitusi bagi profesi di bidang akuntansi yang menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi.

48. Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya, yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.

49. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumberdaya ekonomi pemerintah.

50. Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti.

51. Kewajiban Kontinjensi adalah kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas.

52. Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja sebagai penggantian biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak.

53. Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai suatu entitas pelaporan konsolidasian.

54. Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan pada saat tanggal pelaporan.

55. Kontrak Konstruksi adalah perikatan yang dilakukan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan penggunaan utama.

56. Kontraktor adalah suatu entitas yang mengadakan kontrak untuk membangun aset atau memberikan jasa konstruksi untuk kepentingan entitas lain sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak konstruksi.

57. Koreksi adalah tindakan pembentulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.

(6)

-548-

59. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.

60. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporan keuangan tahunan.

61. Mata uang pelaporan adalah mata uang rupiah yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.

62. Manfaat sosial adalah manfaat yang tidak dapat diukur langsung dengan satuan mata uang namun berpengaruh pada peningkatan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat luas maupun golongan masyarakat tertentu.

63. Masa manfaat adalah periode suatu aset diharapkan dapat digunakan untuk aktivitas Pemerintahan dan/atau pelayanan publik.

64. Materialitas adalah suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna yang dibuat atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada hakikat atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari keadaan khusus di mana kekurangan atau salah saji terjadi.

65. Metode biaya adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai investasi berdasarkan harga perolehan. 66. Metode ekuitas adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai investasi awal berdasarkan harga

perolehan. Nilai invstasi tersebut kemudian disesuaikan dengan perubahan bagian investor atas kekayaan bersih/ ekuitas dari badan usaha penerima investasi (investee) yang terjadi setelah perolehan awal investasi.

67. Metode FIFO (First In First Out) adalah metode perhitungan harga pokok persediaan dengan cara menentukan nilai persediaan berdasarkan persediaan yang pertama kali keluar.

68. Net Realizable Value adalah nilai bersih yang dapat direalisasikan dari piutang daerah.

69. Nilsi historis adalah jumlah kas atau ekuivalen kas yang dibayarkan/dikeluarkan atau nilai wajar berdasarkan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan suatu aset investasi pada saat perolehannya. 70. Nilai nominal adalah nilai yang tertera dalam surat berharga seperti nilai yang tertera dalam lembar saham

dan obligasi.

71. Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar yang aktif antara pihak-pihak yang independen.

72. Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.

73. Nilai tercatat (carrying amount) aset adalah nilai buku aset, yang dihitung dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

74. Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

75. Obligasi adalah jenis surat berharga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dengan ketentuan bahwa pemegangnya akan memperoleh bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

76. Off balance sheet adalah pos atau akun yang dilaporkan diluar neraca.

77. Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Rekening Kas Umum Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

78. Pemberi kerja adalah entitas yang mengadakan kontrak konstruksi dengan pihak ketiga untuk membangun atau memberikan jasa konstruksi.

79. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penanganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

(7)

-549-

80. Pembiayaan kembali adalah mengganti utang lama termasuk tunggakan dengan utang baru.

81. Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah.

82. Pendapatan transfer adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.

83. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah. 84. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah.

85. Pengakuan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.

86. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan.

87. Penjadwalan ulang atau modifikasi persyaratan utang yaitu mengubah persyaratan dan kondisi kontrak perjanjian yang ada. Penjadwalan utang dapat berbentuk perubahan jadwal pembayaran, penambahan masa tenggang, atau menjadwalkan kembali rencana pembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo dan/atau tertunggak.

88. Periode akuntansi adalah periode pertanggungjawaban keuangan entitas pelaporan yang periodenya sama dengan periode tahun anggaran.

89. Perhitungan pihak ketiga, selanjutnya disebut PFK, merupakan utang pemerintah kepada pihak lain yang disebabkan kedudukan pemerintah sebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan Taperum.

90. Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali, atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

91. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

92. Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya.

93. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

94. Piutang tak tertagih adalah jumlah piutang yang tidak dapat ditagih karena kondisi tertentu.

95 Piutang transfer adalah hak suatu entitas pelaporan untuk menerima pembayaran dari entitas pelaporan lain sebagai akibat peraturan perundang-undangan.

96. Premium adalah jumlah selisih lebih antara nilai kini kewajiban (present value) dengan nilai jatuh tempo kewajiban (maturity value) karena tingkat bunga nominal lebih tinggi dari tingkat bunga efektif.

97. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan. 98. Rekening Kas Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk

menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

99. Reklasifikasi masuk adalah transaksi barang milik daerah yang sebelumnya telah dicatat dengan penggolongan dan kodifikasi barang milik daerah yang lain.

(8)

-550-

100. Renovasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak atau mengganti yang baik dengan maksud meningkatkan kualitas atau kapasitas.

101. Restorasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsitekturnya.

102. Restrukturisasi utang adalah kesepakatan antara kreditur dan debitur untuk memodifikasi syarat-syarat perjanjian utang dengan atau tanpa pengurangan jumlah utang.

103. Retensi adalah jumlah termin (progress billing) yang belum dibayar oleh hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran kontrak tersebut.

104. Revaluasi adalah penilaian kembali aset tetap yang berdampak pada kenaikan/penurunan ekuitas dana investasi.

105. Royalty adalah imbalan sehubungan dengan penggunaan hak atas harta tidak berwujud, hak atas harta berwujud dan informasi.

106. Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari resiko perubahan nilai yang signifikan.

107. Sertifikat utang pemerintah adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang oleh pemerintah yang dapat diperjualbelikan dan mempunyai nilai pelunasan pada saat diterbitkan, misalnya Surat Utang Negara (SUN).

108. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran pokok utang dan bunganya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

109.Stock dividen adalah dividen yang diterima dalam bentuk saham.

110. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dengan pengeluaran APBD selama satu periode pelaporan.

111. Standar Akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar kerangka konseptual oleh badan penyusun standar untuk diberlakukan dalam lingkungan/daerah dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah tersebut.

112. Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. 113. Tanggal pelaporan adalah tanggal hari terakhir dari suatu periode pelaporan.

114. Termin (progress billing) adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi kerja.

115. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

116. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari suatu entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lainnya termasuk pengeluaran dana untuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

117. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lainnya termasuk pengeluaran untuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

118. Tunggakan adalah jumlah kewajiban terutang karena ketidakmampuan entitas membayar pokok utang dan/atau bunganya sesuai jadwal.

119. Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundang-undangan.

120. Uang muka kerja adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka kontrak konstruksi.

(9)

-551- Bagian Kedua Ruang Lingkup

Pasal 2

Kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat diterapkan di lingkup pemerintah daerah Kotawaringin Barat dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Bagian Ketiga

Azas Umum Kebijakan Akuntansi Pasal 3

1. Kejelasan tujuan

Penyusunan kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki tujuan yang jelas yaitu sebagai pedoman untuk menyajikan dan menyusun laporan keuangan dalam rangka memecahkan permasalahan keuangan yang tidak terdapat dalam standar akuntansi pemerintahan atau peraturan lainnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat

Kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, PPKD dan SKPD dalam menyelenggarakan pelaporan keuangan.

3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan

Materi dalam kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat disesuaikan dengan kepentingan, situasi dan kondisi yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Koyawaringin Barat.

4. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan

Dalam menyelenggarakan pelaporan keuangan, kebijakan akuntansi ini merupakan pedoman untuk menghasilkan informasi keuangan yang memenuhi unsur kualitatif suatu informasi.

5. Kejelasan Rumusan

Penyajian dan penyusunan laporan keuangan harus memenuhi ketentuan standar akuntansi pemerintah yang disusun oleh ikatan Akuntan, begitu pula dengan perumusan kebijakan akuntansi tidak terlepas dari standar akuntansi pemerintahan yang sekurang-kurangnya memuat definisi, pengakuan, pengukuran dan pelaporan setiap akun dan prinsip-prinsip penyajian dan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabuapaten Kotawaringin Barat.

6. Keterbukaan

Dengan adanya kebijakan akuntansi pada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat yang membentuk suatu laporan keuangan untuk tujuan umum akan sangat membantu pembaca laporan keuangan yaitu masyarakat, khususnya pengguna untuk dapat memahami informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan.

(10)

-552- BAB II

SISTEMATIKA KEBIJAKAN AKUNTANSI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Pasal 4

(1) Sistematika kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Memuat uraian mengenai latar belakang dan tujuan penyusunan pedoman kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

BAB II : KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KOTAWARINGIN BARAT.

Memuat uraian mengenai konstitusi yang menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi.

BAB III : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Memuat uraian mengenai struktur dan isi laporan keuangan.

BAB IV : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Memuat uraian mengenai bagaimana format penyajian, klasifikasi dan struktur laporan realisasi anggaran.

BAB V : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG NERACA

Memuat uraian mengenai bagaimana format laporan, klasifikasi dan struktur neraca. BAB VI : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG LAPORAN ARUS KAS

Memuat uraian mengenai bagaimana format penyajian, Kalsifikasi dan struktur laporan arus kas.

BAB VII : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Memuat uraian mengenai penjelasan secara rinici setiap pos-pos dalam laporan keuangan serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat kesalahan atau perubahan kebijakan.

Bab VIII : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG AKUNTANSI PENDAPATAN

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan.

BAB IX : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG AKUNTANSI BELANJA

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran dan pengungkapan belanja. BAB X : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG AKUNTANSI PEMBIAYAAN

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan.

BAB XI : KEBIJAKAN AKUNTANSI TENTANG AKUNTANSI ASET

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan,pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset secara umum.

(11)

-553- BAB XII : AKUNTANSI PIUTANG

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan piutang.

BAB XIII : AKUNTANSI DANA BERGULIR

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dana bergulir.

BAB XIV : AKUNTANSI PERSEDIAAN

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan persediaan.

BAB XV : AKUNTANSI INVESTASI

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan investasi.

BAB XVI : AKUNTANSI ASET TETAP

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset tetap.

BAB XVII : AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan konstruksi dalam pengerjaan.

BAB XVIII: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan kewajiban.

BAB XIX : AKUNTANSI EKUITAS DANA

Memuat uraian mengenai bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan ekuitas dana.

BAB XX : KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PERISTIWA LUAR BIASA Memuat uraian mengenai bagaimana perlakuan akuntansi terhadap koreksi kesalahan,

perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa. BAB XXI : LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Memuat uraian tentang penggabungan laporan keuangan PPKD dengan SKPD di Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

(2) Isi dan uraian kebijakan akuntansi sebagaimana dimaksud ayat (1), tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB III PENUTUP

Pasal 5

(1) Kebijakan akuntansi pemerintah ini, disusun sebagai operasional dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

(12)

-554-

(2) Kebijakan akuntansi ini akan menjadi pedoman dalam pertanggungjawaban keuangan untuk tertib administrasi yang dinamis, secara berkesinambungan akan diselenggarakan suatu forum yang menghasilkan suatu kesepakatan untuk merubah kebijakan akuntansi sesuai kebutuhan atau jika terdapat perubahan-perubahan yang mendasar dari perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur tersendiri.

Pasal 7 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Ditetapkan di Pangkalan bun, pada tanggal 6 Desember 2010

Pj. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Ttd.

AGUSTIN TERAS NARANG Diundangkan di Pangkalan Bun,

pada tanggal 6 Desember 2010

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Ttd.

Drs. A. RIDUANSYAH, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19551010 197901 1 004

Referensi

Dokumen terkait

Dalam PP 24/1997 pada Pasal 32 ayat 2 dinyatakan bahwa: Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang

 jelek, jenis jenis kelam kelamin in laki-laki laki-laki atau atau perempua perempuan, n, tempat tempat tinggal didesa atau dikota dan lain-lain, maka metode tinggal

Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 139, Tambahan

Dari hasil analisis SWOT, bebe- rapa diantaranya yang merupakan faktor krusial/kritis adalah suku bunga kredit relatif tinggi untuk sektor kre- dit karyawan dan kredit

Target pertumbuhan kinerja tersebut sejalan dengan target kontrak baru yang dipatok perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ACST ini sebesar Rp 4,5

Daya paling besar diperoleh dari motor bensin 4 langkah dengan penggunaan koil yang memiliki panjang kabel busi 25 % dari panjang kabel busi mula mula yaitu 8,0 Hp pada 7750

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suhaeni (2016) yang mengemukakan bahwa cara yang digunakan siwa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan tinggi dalam

(lima) berdasarkan besaran tertentu dan setiap kelompok diberikan nilai skor dengan anggapan bahwa nilai skor terkecil 1 (satu) untuk daerah dengan curah hujan kecil