• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT. BINTANG BINAMITRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT. BINTANG BINAMITRA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI

PERSEDIAAN PADA PT. BINTANG

BINAMITRA

YUSWI ASLIM

Jln. Villa Melati Mas B6 No 3 087896400688

yuswiaslim@yahoo.co.id

(2)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Akuntansi dan Keuangan1 Skripsi Sarjana Strata 1 Akuntansi Semester Genap tahun 2012/2013

Audit Operasional Atas Fungsi Persediaan Pada PT. Bintang Binamitra

Yuswi Aslim 1301045904 Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan pada PT. Bintang Binamitra. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah proses pengelolaan fungsi persediaan PT. Bintang Binamitra telah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tidak terjadi hal – hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan.

Dari hasil penelitian terdapat beberapa masalah yang harus diperbaiki oleh PT. Bintang Binamitra, seperti tidak konsistennya tingkat kehalusan pasir yang telah dijual yang mengakibatkan menurunnya loyalitas pembeli kepada perusahaan. Tidak adanya jadwal rutin dalam pelaksanaan perhitungan fisik persedian (stock opname) memberikan dampak bahwa perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti jumlah persediaan yang dimiliki setiap saat. Selain itu pelaksanaa stock opname tidak dilakukan oleh auditor internal sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui apakah pelasanaan stock opname telah berjalan efektif dan efisien, dan ketidakdisplinan karyawan stock yard yang akan berdampak pada pengelolaan persediaan yang tidak berjalan secara efektif dan efisien.

Kata Kunci: PT Bintang Binamitra, Audit operasional, Fungsi persediaan, Pemeriksanaan, Efisiensi, Efektif.

(3)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Akuntansi dan Keuangan1 Skripsi Sarjana Strata 1 Akuntansi Semester Genap tahun 2012/2013

Audit Operasional Atas Fungsi Persediaan Pada PT. Bintang Binamitra

Yuswi Aslim 1301045904 Abstrak

This thesis discusses the operational audits on inventory management functions on the PT. Bintang Binamitra The purpose of this study was to determine whether the process of inventory management functions PT. Bintang Binamitra has run effectively and efficiently as expected by the company to avoid things that could hurt the company deviates.

From the research, there are several problems that must be corrected by the PT. Bintang Binamitra, such as inconsistencies in the level of fineness of sand that have been sold which resulted in a decreased buyer loyalty to the company. The absence of a regular schedule in the implementation of the physical inventory gives the impact that the company can’t determine the exact amount of inventory on hand at all times. In addition to the implementation of the inventory check is not performed by an internal audit so that the company can’t determine whether the implementation of the inventory check has been run effectively and efficiently, and do not discipline the employee stock yard that will have an impact on inventory management that does not run effectively and efficiently.

Keywords: PT Bintang Binamitra, operational audits, inventory functions, Inspection, Efficiency, Effective.

(4)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Laju pertumbuhan properti di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Perusahaan-perusahaan dituntut harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing di pasar (http://www.modern-cikande.co.id/lang_id/news_002.html). Dalam kondisi seperti ini, menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin, dengan demikian perusahaan dapat bertahan dan semakin berkembang.

Ketersediaan jumlah persediaan perusahaan sangat penting karena dapat mempengaruhi stabilitas operasi perusahaan. Untuk Memenuhi permintaan dan kepuasan konsumen, perusahaan harus mampu memiliki stok persediaan yang cukup.

Lokasi penyimpanan persediaan (Stock yard) yang strategis juga akan mendukung penyampaian produk kepada konsumen. Selain itu, penyimpanan persediaan yang tidak tepat juga akan menghadapkan perusahaan pada risiko, yaitu risiko pencurian, terbengkalai, dan lain-lain.

Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan yang baik dan benar atas fungsi persediaan perusahaan dengan harapan kegiatan pelaksanaan operasional persediaan perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien. Semua hal tersebut dapat berjalan dengan baik tergantung pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dan dibutuhkan audit operasional dengan tujuan untuk menilai apakah seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Kemudian hasil audit digunakan sebagai informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan dan tindak lanjut.

Dampak pertumbuhan bisnis properti Indonesia adalah meningkatnya permintaan bahan baku dalam pembangunan properti yaitu pasir. Perusahaan pertambangan sekaligus persediaan pasir seperti PT. Bintang Binamitra diharapkan mampu mengatasi permasalahan dalam pengelolaan persediaan perusahaan agar bertahan dan terus bersaing antar perusahaan sejenis.

. Audit operasional yang akan dilakukan atas pengelolaan sistem persediaan barang adalah proses audit yang memerlukan waktu cukup lama. Dikarenakan persediaan barang dagang PT. Bintang Binamitra, tersebar di beberapa lokasi tempat penyimpanan persediaan (Stock yard).

Dengan melihat pentingnya pengelolaan yang efektif dan efisien pada pengelolaan persediaan pada perusahaan dan masalah yang terdapat dalam PT. Bintang Binamitra, maka penulis akan mengadakan pemeriksaan audit atas fungsi persediaan PT. Bintang Binamitra. Adapun judul yang disusun oleh penulis adalah “AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT. BINTANG BINAMITRA”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya di atas, maka secara garis besar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan pelaksanaan fungsi persediaan telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur fungsi persediaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan ?

2. Apakah pelaksanaan prosedur dan kebijakan atas fungsi persediaan telah berjalan secara efektif, efisiensi dan ekonomis ?

(5)

METODE PENELITIAN

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan yang membutuhkan pengolahan yang lebih lanjut seperti wawancara atau pengisian kuesioner.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam melakukan penelitian, peneliti memperoleh data dengan mengambil refrensi dari buku dan artikel yang terkait dengan masalah penelitian yang dibahas dalam skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan (Field research)

Dalam melakukan penelitian, peneliti memperoleh data dengan meninjau langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian. Cara memperoleh data dan informasi melalui: 1. Wawancara (Interview)

Melakukan wawancara (tanya jawab) langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaan. Dalam wawancara akan disiapkan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan agar dapat memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada bagian proses pengelolaan persediaan yang berjalan pada PT. Bintang Binamitra.

3. Dokumentasi

Melakukan penelitian dengan menelusuri dokumentasi sebagai bukti-bukti yang terkait dengan proses penelitian.

4. Kuesioner

Kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada perusahaan guna mendapatkan informasi yang terkait dengan proses penelitian.

(6)

HASIL DAN BAHASAN

Hasil Penelitian Audit Operasional pada Fungsi Persediaan 1. Ketidaksesuaian jenis pasir yang dikirimkan kepada pembeli.

Kondisi:

Terdapat complain dari konsumen kepada karyawan perusahaan karena kualitas pasir yang dibeli pembeli dari perusahaan tidak sesuai dengan kualitas yang mereka inginkan, contoh complain yang sering diterima oleh perusahaan adalah pembeli komplain akan tingkat kehalusan pasir yang mereka beli belum cukup halus dan masi ada bebatuan dalam pasir tersebut.

Kriteria:

Seharusnya perusahaan mampu menjaga dan mempertahankan kualitas tingkat kehalusan pasir yang akan jual kepada pembeli, karena itu akan berpengaruh akan tingkat kepuasan pembeli akan barang dagang yang perusahaan. Bila perusahaan mampu mempertahankan tingkat kualitas pasir yang akan dijual maka loyalitas dan tingkat kepuasan pembeli terhadap perusahaan akan meningkat dan akan berdampak pada stabiltas pernjualan perusahaan.

Sebab:

Anggapan karyawan perusahaan yang melakukan pengelolaan pasir dengan cepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu. Sedangkan karena pengelolaan yang terburu-buru maka hasil akhir terjadi kesalahan baik dalam proses produksi dan pemuatan pasir tersebut.

Akibat:

Ketidaksesuaian pasir yang dikirimkan perusahaan kepada pembeli berdampak pada: 1. Menurunnya tingkat kepuasaan pembeli akan pasir yang dibeli dari perusahaan. 2. Menurunnya loyalitas pembeli kepada perusahaan.

3. Konsumen berpaling ke perusahaan lain (kompetitor) yang mampu menjual pasir sesuai dengan kualitas yang pembeli tersebut inginkan.

Rekomendasi:

Perusahaan lebih memperketat pengawasan terhadap proses pengelolaan pasir yang dilakukan oleh karyawan. Dengan cara antara lain:

1. Manajemen melakukan pemeriksaan secara teliti pada jenis dan kualitas persediaan barang dagang sebelum siap dikirim ke stock yard pusat.

2. Manjemen melakuakan pemeriksaan apakah pasir yang akan dikirm ke pembeli telah sesuai jenis dan kualitasnya sesuai pesanan pembeli.

3. Manajemen melakukan control secara langsung pada proses pengaadan, penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran persediaan barang dagang agar semua karyawan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan guna menjaga konsistensi kualitas hasil produksi yang akan dijual kepada pembeli.

2. Tidak ada jadwal rutin dan instruksi tertulis dalam pelaksanaan perhitungan fisik persediaan (stock opname).

Kondisi:

Sampai saat ini di perusahaan tidak memiliki jadwal rutin yang disusun oleh perusahaan dalam perhitungan fisik persediaan (Stock Opname) dan tidak ada instruksi tertulis untuk pelasanaan stock opname yang seharusnya dibuat oleh manajemen perusahaan.

Kriteria:

Sebaiknya ada jadwal rutin dalam pengecekan stock opname yang ditentukan oleh manajemen perusahaan. stock opname dilakukan dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan sekali. Setiap perusahaan hendaknya membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname ada dan dijelaskan kepada pelaksanaan stock opname.

Sebab:

Penyebab terjadinya masalah kondisi perusahaan karena tidak ada jadwal rutin dalam proses pengeceken jumlah persediaan barang (stock opname), antara lain:

1. Perusahaan menggangap bahwa informasi jumlah persediaan dalam Stock yard dapat diperoleh dengan cara menelepon ke bagian Stock yard dikarenakan lokasi yang berbeda antara Stock yard dengan kantor.

(7)

2. Perusahaan menggangap karyawan bagian Stock yard memiliki penguasaan fisik atas persediaan karena memahami tata letak dan kondisi persediaan yang ada di Stock yard sehingga pada perhitungan stock opname perusahaan tidak memberikan tugas itu kepada karyawan lain.

3. Perusahaan menggangap pengecekan stock opname dilakukan pada waktu tertentu sehingga perusahaan tidak membuat instruksi dan penjelasan kepada pelaksanaan stock opname. Akibat:

Akibat yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak adanya jadwal rutin dan instruksi tertulis dalam proses pengeceken jumlah persediaan barang (stock opname), antara lain:

1. Perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti jumlah persediaan barang dagang yang dimiliki di stock yard pusat setiap saat.

2. Sering terdapat selisih jumlah antara perhitungan fisik dengan pembukuan jumlah persediaaan.

Rekomendasi:

Sebaiknya perusahaan rutin melaksanaan stock opname dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan sekali sehingga persediaan barang di stock yard dapat terkontrol dengan baik dan Perusahaan hendaknya membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname kemudian dijelaskan kepada pelaksana tentang apa saja yang harus dilakukan dan dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan.

3. Proses pengecekan stock opname masih dilakukan oleh karyawan bagian Stock yard. Kondisi:

Belum adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam pengecekan stock opname. Dimana perhitungan fisik dilakukan oleh karyawan bagian Stock yard. Perusahaan tidak memiliki bagian auditor internal untuk melaksanakan pengecekan stock opname.

Kriteria:

Seharusnya perusahaan memiliki auditor internal yang bertugas melakukan pengecekan stock opname secara rutin dengan tugas mengawasi perhitungan stock opname, yang melakukan stock opname, dan juga yang menyusun ikhtisar hasil perhitungan stock opname dengan karyawan yang memiliki penguasaan secara fisik atas barang dagang.

Sebab:

Tidak adanya internal auditor disebabkan karena perusahaan beranggapan bahwa setiap pengecekan stock opname yang dilakukan oleh setiap karyawan sudah sangat baik dan apabila ada kesalahan hanya perlu dikoreksi dan diperiksa oleh masing-masing atasannya.

Akibat:

Akibat yang disebabkan karena stock opname tidak dilakukan oleh pihak yang independen, adalah Manajemen mengalami kesulitan dalam mengetahui apakah pelaksanaan perhitungan persediaan telah berjalan dengan efektif dan efisiensi.

Rekomendasi:

Tugas perhitungan stock opname yang selama ini dilakukan oleh bagian Stock yard, sebaiknya perusahaan melakukan pengadaan posisi auditor internal yang bertugas untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan melakukan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai setiap kegiatan yang diperiksanya, sehingga setiap kebijakan yang benar-benar ada dapat terkendali.

4. Persediaan barang dagang (muatan) tidak diasuransikan. Kondisi:

Perusahaan tidak mengasuransikan persediaan barang dagang (muatan) yang mereka kirim. Perusahaan merasa lebih baik melakukan penundaan pengiriman persediaan barang dagang saat kondisi cuaca buruk sehingga perusahaan tidak perlu mengkhawatirkan kondisi persediaan barang dagang yang mereka miliki karena tingkat nilai dan volume yang tinggi. Kriteria:

Seharusnya perusahaan mengasuransikan muatan barang dagang yang mereka miliki karena persediaan yang mereka miliki memiliki tingkat volume dan nilai yang cukup besar dan proses pengiriman persediaan barang dagang dari daerah ke pusat rutin dilakukan 1x seminggu. Sebab:

Perusahaan memilih tidak melakukan pengiriman barang pada saat cuaca buruk dengan alasan perusahaan tidak ingin mengambil resiko atas persediaan yang mereka miliki karena tingkat volume dan nilai persediaan yang tinggi.

(8)

Akibat:

Akibat perusahaan tidak mengasuransikan persediaan saat proses transportasi pengiriman dari stock yard daerah ke stock yard pusat adalah pada saat cuca buruk perusahaan tidak mau mengambil resiko atas persediaan mereka dan melakukan penundaan pengiriman persediaan barang dagang yang berdampak pada menipisnya ketersediaan barang dagang perusahaan di stock yard pusat sehingga perusahaan tidak mampu memaksimalkan pemenuhan permintaan besar konsumen pada saat itu .

Rekomendasi:

Perusahaan sebaiknya mengasuransikan (saat kondisi cuaca buruk) persediaan barang dagang yang dimilikinya dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup dengan menggunakan asuransi muatan barang dagangan (asuransi jasindo, asuransi raya, asuransi maritim, dll) sehingga perusahaan tidak perlu khawatir untuk terus melakukan pengiriman barang secara rutin walau kondisi cuaca kurang baik, karena kerugian yang terjadi akibat kehilangan persediaan barang dagangan saat proses pengiriman ditangguhkan kepada pihak asuransi.

5. Ketidakdisiplinan karyawan stock yard daerah. Kondisi:

Ketidakdisplinan karyawan perusahaan PT. Bintang Binamitra disaat proses pengelolaan terjadi dimana jumlah karyawan yang seharusnya bekerja di bagian pengelolaan pasir perusahaan sejumlah 10 karyawan, akan tetapi dalam melakukan proses pengelolaan hanya 7 karyawan yang berkerja, sedangkan sisa karyawan lainnya tidak terlihat di tempat produksi persediaan barang dagang. Oleh karena ketidakdisplinan karyawan tersebut maka akan bedampak pada proses pengelolaan persediaan barang dagang memakan waktu lebih lama dari biasanya, contohmya: proses pemuatan ke kapal dengan jumlah pasir sekitar 1200 m3 yang biasanya dapat diselesaikan dalam waktu 2 hari (20 jam), karena ketidakhadiran 3 karyawan maka pemuatan memakan waktu lebih lama menjadi 3 hari (26jam atau lebih).

Kriteria :

Seharusnya semua karyawan yang berkerja mampu melaksanakan kewajiban mereka dengan jelas dan tepat. Semua proses pengelolaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan dan perusahaan seharusnya memiliki prosedur operasional standar mengenai pengelolaan persediaan barang dagang sebagai pengendalian internal perusahaan jika terjadi kesalahan dalam operasional.

Sebab:

Lemahnya motivasi yang dimiliki karyawan sehingga merubah kinerja produktivitas karyawan tersebut dan Perusahaan belom menerapkan sistem reward and punishment kepada karyawan. Perusahaan hanya akan melakukan pemotongan gaji kepada karyawan yang tidak hadir tanpa alasan yang dapat diterima perusahaaan.

Akibat :

Akibat ketidakdisplinan karyawan maka dampak yang akan terjadi diantara lain:

1. Hasil produksi perusahaan berupa pasir tidak konsisten tingkat kehalusannya dengan yang telah ditentukan perusahaan.

2. Proses pengelolaan persediaan memakan waktu lebih lama dari biasanya.

3. Terjadinya complain dari pembeli yang tidak puas akan barang persediaan yang dijual oleh perusahaan. Karena menurunnya tingkat kualitas persediaan barang dagang sehingga menyebabkan menurunnya loyalitas konsumen kepada perusahaan.

Rekomendasi:

Perusahaan harus menerapkan sistem reward dan punishment kepada karyawan yang memiliki prestasi dan bermasalah. Contoh reward(penghargaan) yang dapat diberikan antara lain:

1. Memberikan bonus berupa uang atau benda lainnya kepada karyawan atas meningkatnya kinerja dan produktivitas yang telah dilakukan.

2. Mempromosikan karyawan yang berprestasi tinggi dan banyak menyumbangkan keuntungan bagi perusahaan.

3. Memperpanjang kontrak kerja kepada karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi. Dengan diberikannya penghargaan kepada karyawan yang berprestasi maka hal tersebut dapat memicu semangat dan motivasi karyawan perusahaan dalam menjalankan kewajiban mereka. Sebaliknya perusahaan dapat memberikan punishment(hukuman) kepada karyawan yang bermasalah dalam bekerja, antara lain:

1. Memberlakukan denda misalkan pemotongan jatah uang makan kepada karyawan yang terlambat hadir dalam berkerja

2. Melakukan pemotongan gaji kepada karyawan yang bolos kerja tanpa alasan yang jelas. 3. Memberikan surat peringatan kepada karyawan yang bermasalah dalam bekerja.

(9)

Dengan diberikan hukuman kepada karyawan yang bermasalah diharapkan menimbulkan efek jera kepada karyawan yang bermasalah dan memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan.

(10)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Setelah melakukan audit operasional terhadap PT. Bintang Binamitra, diketahui bahwa pelaksanaan kebijakan dan prosedur perusahaan terhadap fungsi persedian sudah cukup baik, hanya terdapat beberapa kelemahan yang mengurangi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Kemudian dari hasil audit atas fungsi persediaan PT. Bintang Binamitra ditemukan kekuatan dan kelemahan, kekuatan pada fungsi persediaan PT. Bintang Binamitra, antara lain:

1. Terdapat pembagian fungsi dan wewenang yang tegas antara bagian Stock yard dengan bagian penjualan, pembelian, administrasi, keuangan, dan pengiriman.

2. Persediaan barang dagang aman karena diawasi oleh petugas atau penjaga. 3. Terdapat pos penjagaan yang berfungsi mengawasi arus keluar masuk barang.

4. Setiap terjadinya keluar dan masuk barang dagang harus berdasarkan dokumen tertulis atau sejenisnya yang telah disetujui oleh managemen perusahaan.

5. Semua kegiatan dalam Stock yard persediaan telah diotorisasi dengan semestinya oleh pihak yang berwenang sehingga dapat bejalan efektif dan efisien.

6. Proses pengiriman barang dilakukan dengan tepat waktu sesuai dengan pesanan pelanggan. 7. Dalam pengiriman barang selalu disertai dengan surah perintah jalan bernomor urut cetak. 8. Semua barang dikirim berdasarkan pesanan pelanggan.

Sedangkan kelemahan-kelemahan pada fungsi persedian PT. Bintang Binamitra. antara lain: 1. Ketidaksesuaian jenis pasir yang telah dijual perusahaan.

2. Tidak ada jadwal rutin dalam proses pengeceken jumlah persediaan barang (stock opname). 3. Proses pengecekan stock opname masih dikakukan oleh karyawan bagian Stock yard. 4. Persediaan barang dagang tidak diasuransikan.

5. Ketidakdisiplinan karyawan stock yard darerah perusahaaan.

Berdasarkan audit operasional pada PT.Bintang Binamitra dapat disimpulkan bahwa kebijakan dan prosedur atas fungsi persediaan barang dagang perusahaan sudah dijalankan cukup efektif, efisiensi dan ekonomis akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang harus diperbaiki karena bila terus dibiarkan akan mengakibatkan kerugiaan terhadap perusahaan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan mengenai hasil temuan-temuan yang sudah didapat dari hasil audit operasional pada PT. Bintang Binamitra, masih terdapat beberapa kelemahan atas fungsi persediaan yang dimiliki perusahaan, maka diberikan saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi operasional perusahaan. Adapun beberapa saran perbaikan yang dipertimbangkan perusahaan sebagai berikut:

1. Perusahaan lebih memperketat pengawasan terhadap proses pengelolaan pasir yang dilakukan oleh karyawan, dengan cara manajemen melakukan pemeriksaan secara teliti pada jenis dan kualitas persediaan barang dagang sebelum siap dikirim ke stock yard pusat, melakuakan pemeriksaan apakah pasir yang akan dikirim ke pembeli telah sesuai jenis dan kualitasnya sesuai pesanan pembeli dan manajemen lebih sering melakukan control secara langsung pada proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran persediaan barang dagang.

2. Sebaiknya perlaksanaan stock opname perusahaan dilaksanakan rutin dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan sekali dan perusahaan hendaknya membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana tentang apa saja yang harus dilakukan dan dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan.

3. Perusahaan mulai melakukan pembagian tugas perhitungan stock opname yang selama ini dilakukan oleh bagian Stock yard, sebaiknya perusahaan melakukan pengaadan posisi auditor internal yang bertugas untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan melakukan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai setiap kegiatan yang diperiksanya, sehingga setiap kebijakan yang benar-benar ada dapat terkendali.

4. Perusahaan sebaiknya mengasuransikan persediaan barang dagang yang dimilikinya dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup dengan menggunakan asuransi muatan barang dagangan (asuransi jasindo, asuransiraya, asuransi maritim, dll). Perusahaan tak perlu khawatir apabila melakukan pengiriman pasir dari daerah ke pusat pada saat cuaca buruk karena sudah melakukan pengalihan resiko kepada perusahaan asuransi tersebut.

(11)

5. Perusahaan harus menerapkan sistem reward and punishment kepada karyawan yang memiliki prestasi dan bermasalah, contoh reward (penghargaan) yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi, produktivitas dan memiliki motivasi tinggi adalah pemberian bonus, kenaikan gaji, dan promosi. Sedang punishment (hukuman) yang diberikan kepada karyawan bermasalah adalah pemotongan gaji, denda dan pemberian surat peringatan. Dengan diberikannya reward kepada karyawan yang berprestasi maka hal tersebut dapat memicu semangat karyawan perusahaan dalam menjalankan kewajiban mereka. Sebaliknya perusahaan dapat memberikan punishment kepada karyawan yang bermasalah dalam bekerja sehingga diharapkan menimbulkan efek jera kepada karyawan yang bermasalah tersebut.

(12)

REFERENSI

Agoes, Sukrisno (2008). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, (2010), Auditing and Assurance Services, 14th Edition, John Wiley & Sons inc., New York.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. (2008). Auditing Dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Edisi 12. (Alih bahasa Herman Wibowo). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat. Boynton, C. William, Johnson, N. Raymond (2006). Modern Auditing. Penerbit: John Wiley & Sons,

Inc.

Carter, W. K. & Usry, M. F. Alih bahasa oleh Krista (2006). Akuntansi Biaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Gondodiyoto, Sanyoto. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi. (2008) Sistem Akuntansi . Jakarta : Salemba Empat.

Rangkuti, F. (2007) Manajemen Persediaan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada

Suhayati, Ely dan Siti Kurnia Rahayu. (2010). AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Suhayati, Ely dan Sri Dewi Anggadini. (2008). Pengantar Akuntansi II. Bandung : UNIKOM. Tunggal, A.W. (2008). Dasar-Dasar Audit Operasional. (edisi revisi). Jakarta: Penerbit Harvarindo.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal menggunakan metode Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode

Teknik pembahasan pada modul kali ini akan membahas seputar permasalahan yang sering terjadi pada dunia reparasi ponsel dikalangan para teknisi yang akan atau

Sedangkan faktor internal yang menjadi kekuatan bagi Kedai Bibi yaitu kualitas produk yang baik, harga produk yang rendah, pelayanan yang diberikan baik, fasilitas yang lengkap

Dan daya hambat terbesar adalah pada isolat BS 05, dan sekaligus memiliki konsistensi yang baik, baik pada isolat RS.1 sebesar ( 77,3 %) maupun pada isolat RS.2 yaitu sebesar

Peserta diwajibkan untuk hadir 30 (tiga puluh) menit sebelum pelaksanaan wawancara untuk proses administrasi. Peserta diwajibkan membawa kartu tanda peserta dan kartu identitas

Gubal adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau

Tujuan-tujuan yang terlihat dari peran yang dilakukan oleh Public Relations yaitu membuat citra perusahaan menjadi baik atau positif, pada wawancara dengan

Tujuan dari metode teknometrik adalah untuk mencari nilai tingkat kecanggihan dari komponen teknologi dan Koefisien Kontribusi Teknologi (TCC) dengan langkah-