• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR MENURUT AJARAN ISLAM DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA MUSLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR MENURUT AJARAN ISLAM DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA MUSLIM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR MENURUT

AJARAN ISLAM DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA

MUSLIM

Nur IkhsanWibowo1, Kuntarti 2

1. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Jawa Barat, Indonesia

2. Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: x1.ikhsan@gmail,com

ABSTRAK

Kebiasaan sebelum tidur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur. Islam mengajarkan pemeluknya adab tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan potong lintang pada 200 mahasiswa muslim yang dipilih menggunakan simple random sampling. Instrumen untuk menilai kualitas tidur menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner kebiasaan tidur yang dikembangkan peneliti (α croncbach= 0,754). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur pada mahasiswa muslim (p= 0,447; α

0,05). Sebagian besar (53,5%) mahasiswa muslim tidak rutin melakukan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan rerata kualitas tidur mahasiswa muslim tergolong buruk (skor PSQI 7,79 ± 2,515). Penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan cara meningkatkan kualitas tidur pada mahasiswa perlu dilakukan.

Kata kunci: Islam, kebiasaan tidur, kualitas tidur, mahasiswa, The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

Abstract

Sleep habits were one of the factors that affected the quality of sleep. Islam taught followers about manners of sleep. This study aimed to identify the relationship between sleep habits according to guidance of Islam and quality of sleep. The research design used analytical study with cross-sectional approach to 200 muslim students were choosed by simple random sampling. This research used the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and Islamic sleep habits questionnaire (α croncbach= 0,754) developed by the researcher. The results of this study showed that there was no relationship between sleep habits according to the guidance of Islam and the sleep quality of Muslim students (p = 0.447; α 0.05). Most of Muslim students (53.5%) do not routinely sleeping habits according to the guidance of Islam and the average of Muslim students belonging to bad sleep quality (PSQI score of 7.79 ± 2.515). Further research on the factors that affect the quality of sleep and how to improve the quality of sleep on the student needs to be done.

(2)

Pendahuluan

Tidur adalah perubahan status kesadaran ditandai dengan adanya penurunan kesadaran dan berkurangnya kemampuan menanggapi stimulus (Craven & Hirnle, 2009). Potter dan Perry (2006) menyebutkan tidur adalah perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Tidur merupakan suatu aktivitas dimana individu mengalami penurunan fungsi sistem tubuh sehingga kesadaran dan respon terhadap stimulus berkurang. Kebutuhan akan tidur sangat diperlukan bagi individu agar dapat kembali bekerja dan selalu dalam keadaan sehat. Aktivitas tidur sangat erat sekali kaitannya dengan status kesehatan individu. Status kesehatan baik fisiologis maupun psikologis pada seseorang dapat menurun apabila kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi secara optimal.

Kualitas tidur dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sifatnya internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari dalam individu seperti usia, penyakit, keadaan emosional, dan lain-lain sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu seperti suhu, cahaya, suara, dan lain-lain. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas tidur menurut Potter dan Perry (2006) diantaranya usia, penyakit fisik, stres emosional, latihan fisik, medikasi, diet, kebiasaan, dan lingkungan.

Faktor yang sangat mempengaruhi kualitas tidur salah satunya adalah kebiasaan. Kebiasaan menggunakan teknologi pada saat waktu tidur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas tidur. Kebiasaan menggunakan internet secara berlebihan tanpa memperhatikan waktu tidur juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Menurut penelitian Cheng, et al., (2011) menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang kecanduan internet cenderung selalu terjaga sepanjang malam sehingga sering bangun telat waktu dan

lupa untuk sarapan sebelum masuk kelas. Pengguna internet secara berlebihan seringkali memiliki masalah untuk mengatur waktu karena mempunyai kebiasaan terjaga hingga larut malam sehingga dapat memicu terjadinya kelelahan, insomnia, dan kesulitan dalam hal akademik (Punamaki, et al., 2007; Thomee, et al., 2007; Choi, et al., 2009; Cheung & Wong, 2011 dalam Cheng, et al., 2011). Kebiasaan yang kurang baik dapat berakibat kepada kualitas tidur yang buruk sedangkan kebiasaan yang baik dapat meningkatkan kualitas tidur yang didapat. Kebiasaan-kebiasaan tidur yang bersifat positif sangat bervariasi, salah satu diantaranya dapat berupa aktivitas religius. Negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 penduduk Indonesia yang beragama Islam sebesar 207.176.162 jiwa dan menjadi mayoritas di Indonesia (www.sp2010.bps.go.id). Islam sebagai agama, menuntun umatnya dalam menjalani kehidupan. Dua sumber hukum Islam yang utama dalam menjalani kehidupan tersebut adalah Qur’an dan Hadits. Bagi umat Muslim, mentaati aturan agama Islam hukumnya wajib dengan cara mengikuti dan mengamalkan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidur merupakan sebuah topik yang penting dalam literatur Islam, karena Qur’an dan

Hadits banyak menjelaskan mengenai

macam-macam tidur, pentingnya tidur, dan tata cara tidur yang benar (BaHammam, 2011). Seorang muslim memiliki aturan, adab-adab atau kebiasaan yang biasa dilakukan terkait tidur menurut ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya bagaimana adab- adab yang baik ketika hendak tidur dan bagaimana pola tidur yang baik. Kebiasaan tersebut dapat berupa berdoa, memadamkan lampu atau cahaya sekitar, wudhu dan shalat, posisi tidur miring kanan, tidur diawal malam dan terbangun di awal pagi, tidur siang, dan qiyamullail (shalat di waktu malam).

(3)

Umat Islam mengamalkan kebiasaan-kebiasaan ini untuk mendapatkan ketenangan, kedamaian, dan kualitas tidur yang baik karena yakin Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu. Kebiasaan-kebiasaan religius ini salah satunya sangat berdampak pada kualitas tidur, sebagai contoh pengaruh memadamkan cahaya sekitar atau ruangan gelap pada saat tidur berperan penting dalam menjaga irama sirkadian tubuh (Bahammam, 2011). Posisi tidur miring kanan juga berpengaruh pada kesehatan tubuh karena membuat sistem pencernaan dan sirkulasi darah yang sebagian besar terletak di daerah sebelah kiri bagian tubuh tidak mengalami penekanan (Tumiran, et al., 2010).

Kualitas tidur mahasiswa selalu menjadi topik pembicaraan dan bahan penelitian yang menarik. Baik atau buruknya kualitas tidur mahasiswa bergantung pada usaha mereka sendiri untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan tidur yang baik. Mahasiswa sebagian besar memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Penyebab dari masalah ini diantaranya selalu tidur larut malam, tidur berlebihan di waktu senggang, tuntutan penyelesaian tugas akademik, dan lain-lain. Menurut penelitian Indrawati (2012) menyimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa program sarjana kelas reguler FIK UI mengalami masalah kualitas tidur yang buruk sehingga mahasiswa perlu memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur mereka.

Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kebiasaan religius menurut ajaran Islam dan pengaruhnya terhadap kualitas tidur mahasiswa muslim FIK UI.

Metode

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional. Hubungan korelatif cenderung menunjukkan bahwa suatu variasi dalam variabel diikuti oleh variasi variabel

yang lain, oleh karena itu rancangan penelitian korelasional mengikutsertakan setidaknya dua variabel. Pendekatan cross-sectional dilakukan karena pengumpulan data keseluruhan variabel dilaksanakan pada waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Hasil pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan menunjukkan ada atau tidaknya hubungan kebiasaan tidur yang dilakukan menurut ajaran Islam dan kualitas tidur pada mahasiswa muslim reguler FIK UI.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif reguler FIK UI dengan kriteria:

1. Status akademis aktif

2. Sedang menjalani program pendidikan strata 1 (S1).

3. Beragama Islam

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti adalah stratified random sampling. Stratified random sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara acak (random) berdasarkan strata atau tingkatan tertentu. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel sebesar 197 mahasiswa muslim dari total populasi sebanyak 388 mahasiswa muslim reguler FIK UI. Untuk mengantisipasi terjadinya error pada saat pengumpulan data maka total sampel ditambah 10 % menjadi 217 mahasiswa. Tabel 1 Sebaran Jumlah Sampel

Program &

Angkatan Jumlah Sampel

Sampel Didapat Reguler 2010 98/388 x 217 = 55 55 Reguler 2011 93/388 x 217 = 52 49 Reguler 2012 95/388 x 217 = 53 53 Reguler 2013 102/388 x 217 = 57 43 TOTAL 217 200

(4)

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner penelitian ini disusun dari tiga bagian. Bagian pertama kuesioner berisi tentang data demografi responden. Bagian kedua berisi tentang kebiasaan tidur berkaitan dengan ajaran Islam. Bagian ketiga pada kuesioner berisi instrumen PSQI yang bertanya mengenai kualitas tidur.

Data demografi responden memuat data identitas dan karakteristik yang diperlukan untuk data penelitian. Lembar kuesioner kedua berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kebiasaan tidur menurut ajaran Islam. Kebiasaan tidur tersebut meliputi tidur diawal malam, bangun tidur diawal pagi, berdoa sebelum tidur, membaca Quran, berwudhu sebelum tidur, membersihkan tempat tidur, posisi tidur miring kanan, memadamkan cahaya atau mematikan lampu, Qiyamullail (shalat pada waktu malam hari), dan Qailullah (tidur singkat pada siang hari). Kebiasaan tidur tersebut diukur menggunakan Skala Likert yang terdiri dari pilihan tidak pernah (skor 0), jarang (skor 1), sering (skor 2), dan selalu (skor 3). Hasil skor kemudian dikategorikan kedalam kebiasaan yang dilakukan secara rutin dan tidak rutin. Kebiasaan dilakukan secara rutin apabila rentang nilainya lebih dari atau sama dengan nilai cut of point. Kategori kebiasaan tidak rutin ditetapkan apabila skor kuesioner berada pada rentang nilai kurang dari cut of poin. Skor total kuesioner kebiasaan tidur ini berkisar antara 0 sampai 60 dengan penentuan cut of point berdasarkan nilai mean sebesar 31,12. Kategori rutin melakukan kebiasaan tidur apabila skor total lebih dari atau sama dengan nilai mean (31,12) dan kategori tidak rutin apabila skor total kurang dari nilai mean (31,12). Kuesioner kebiasaan tidur di uji validitas dan reliabilitasnya sehingga didapatkan nilai alpha Cronbach sebesar 0,754.

Lembar kuesioner ketiga berisi tentang instumen The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Instrumen The Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI) digunakan untuk mengukur kualitas tidur individu selama satu bulan terakhir (Buysse, Reynolds, Monk, Berman, & Kupfer, 1989). PSQI memiliki 7 domain diantaranya yaitu penilaian kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari selama satu bulan terakhir. Skor tiap pertanyaan berkisar dari 0 sampai 3 dengan interpretasi skor 0 berarti tidak mengalami gangguan berarti dan skor 3 berarti sering mengalami masalah tidur. Total skor PSQI adalah 21 dengan jumlah 18 pertanyaan. Total skor PSQI jika kurang dari atau sama dengan 5 maka menunjukkan individu memiliki tidur yang baik sedangkan jika total skor lebih dari 5 menunjukkan bahwa individu mengalami tidur yang buruk.

Penelitian ini bertempat di gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan sampel mahasiswa aktif reguler FIK UI beragama Islam. Waktu penelitian berkisar antara bulan April hingga Juni 2014.

Tabel 2 Analisis Univariat pada Variabel Data Penelitian

Variabel Jenis Data Uji Statistik

Usia Numerik Mean, SD, Angkatan Kategorik Proporsi Jenis kelamin Kategorik Proporsi Kebiasaan tidur Kategorik Proporsi

PSQI Numerik Mean, SD

Tabel 3 Analisis Bivariat pada Variabel Data Penelitian

Variabel Jenis Data Uji Statistik

Kebiasaan tidur (Independen) Kategorik Uji t independen Kualitas Tidur (Dependen) Numerik

(5)

Hasil

Tabel 4 Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia Angkatan Karakteristik responden berdasarkan Usia Mean SD Reguler 2010 21,53 (0,604) Reguler 2011 20,43 (0,577) Reguler 2012 19,43 (0,605) Reguler 2013 18,58 (0,587) TOTAL 20,07 (1,246)

Tabel 5 Gambaran karakteristik responden berdasarkan angkatan Angkatan Karakteristik responden berdasarkan Angkatan N % Reguler 2010 55 (27,5%) Reguler 2011 49 (24,5%) Reguler 2012 53 (26,5%) Reguler 2013 43 (21,5%) TOTAL 200 (100%)

Tabel 6 Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Angkatan

Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki N (%) Perempuan N (%) Reguler 2010 2 (3,6%) 53 (96,4%) Reguler 2011 5 (10,2%) 44 (89,8%) Reguler 2012 1 (1,9%) 52 (98,1%) Reguler 2013 5 (11,6%) 38 (88,4%) TOTAL 13 (6,5%) 187 (93,5%)

Responden pada penelitian ini berjumlah 200 mahasiswa muslim program studi sarjana reguler FIK UI yang terdiri atas 55 mahasiswa

muslim angkatan 2010 (27,5%), 49 mahasiswa muslim angkatan 2011 (24,5%), 53 mahasiswa muslim angkatan 2012 (26,5%), dan 43 mahasiswa muslim angkatan 2013 (21,5%). Frekuensi mahasiswa laki-laki sebanyak 13 orang (6,5%) dan mahasiswa perempuan sebanyak 187 orang (93,5%). Rerata umur responden mahasiswa muslim reguler yaitu 20,07 tahun. Gambaran karakteristik responden hasil penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4,5 dan 6.

Gambaran Rerata Skor PSQI Mahasiswa Muslim Reguler

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata total skor PSQI mahasiswa muslim reguler FIK UI sebesar (7,79 ± 2,515). Rerata total skor tertinggi pada mahasiswa muslim reguler angkatan 2013 (8,49 ± 2,472), kemudian angkatan 2012 (7,89 ± 2,284), angkatan 2010 (7,60 ± 2,469), dan terendah angkatan 2011 (7,29 ± 2,761). Hasil pengukuran ini, jika menggunakan ketentuan Buysee (1989) yang mengkategorikan baik-buruknya kualitas tidur menggunakan cut of point 5, maka rerata mahasiswa muslim reguler FIK UI memiliki kualitas tidur buruk. (Tabel 7)

Tabel 7 Gambaran Rerata Skor PSQI Mahasiswa Muslim Program Studi Sarjana Reguler

Angkatan Mean Skor PSQI SD

2010 7,60 2,469

2011 7,29 2,761

2012 7,89 2,284

2013 8,49 2,472

Total 7,79 2,515

Gambaran Kebiasaan Tidur Menurut Ajaran Islam pada Mahasiswa Muslim

Hasil analisis data menunjukkan bahwa mahasiswa muslim yang rutin melakukan

(6)

kebiasaan tidur berjumlah 93 orang (46,5%) dan sebaliknya mahasiswa muslim yang tidak rutin melakukan kebiasaan tidur sebanyak 107 orang (53,5%). Mahasiswa muslim tiap angkatan yang rutin dalam melaksanakan kebiasaan tidur terbanyak ada pada angkatan 2010 (56,4%) dan terendah pada mahasiswa muslim angkatan 2012 (26,4%).

Tabel 8 Gambaran Kebiasaan Tidur Menurut Ajaran Islam pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Reguler FIK UI

Angkatan

Kategori Kebiasaan Tidur Rutin N (%) Tidak Rutin N (%) 2010 31 (56,4) 24 (43,6) 2011 25 (51) 24 (49) 2012 14 (26,4) 39 (73,6) 2013 23 (53,5) 20 (46,5) Total 93 (46,5) 107 (53,5)

Hubungan Antara Kebiasaan Tidur Dan Kualitas Tidur Mahasiswa Muslim

Tabel 9 Hubungan antara Kebiasaan Tidur dan Kualitas Tidur

Kebiasaan tidur Mean Skor PSQI SD p

Rutin

(93 mahasiswa) 7,94 2,475 0,447 Tidak Rutin

(107 mahasiswa) 7,66 2,555

Hasil analisis bivariat menggunakan uji t independen antara kebiasaan tidur didapatkan mahasiswa muslim yang rutin melakukan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam rerata total skor PSQI-nya (7,94 ± 2,475) lebih tinggi dibandingkan yang tidak rutin dalam melaksanakan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam (7,66 ± 2,555). Analisis uji t disimpulkan tidak ada perbedaan rerata terhadap skor PSQI diantara mahasiswa yang

rutin melakukan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dengan yang tidak rutin (p = 0,447; α = 0,05). Dengan kata lain tidak ada hubungan antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur mahasiswa muslim reguler FIK UI (Tabel 9).

Pembahasan

Jumlah responden lebih banyak perempuan dikarenakan menurut data kemahasiswaan FIK UI bahwa mayoritas yang menjadi mahasiswa di fakultas ilmu keperawatan adalah mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan. Karakteristik responden dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria (2013) mengenai kualitas tidur dan hubungannya dengan daya ingat pada mahasiswa FIK UI dengan mayoritas responden adalah mahasiswa perempuan ketimbang mahasiswa laki-laki. Rentang usia mahasiswa muslim reguler FIK UI pada penelitian ini termasuk dalam tahap tumbuh kembang dewasa muda. Kebutuhan tidur dewasa muda seringkali tidak terpenuhi dengan optimal dikarenakan gaya hidup dan kebiasaan individu tersebut. Gaya hidup dan kebiasaan dapat mempengaruhi pola tidur pada dewasa muda sehingga menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan tidurnya (Sue dan Patricia, 2011).

Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa semua angkatan di FIK UI meliputi mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Rata-rata skor PSQI tertinggi ada pada mahasiswa muslim reguler angkatan 2013 yang berarti bahwa diantara semua angkatan yang paling tinggi skor PSQI dan paling buruk kualitas tidurnya adalah mahasiswa angkatan 2013. Skor PSQI tertinggi mahasiswa angkatan 2013 disebabkan karena angkatan 2013 merupakan angkatan mahasiswa baru peralihan dari SMA yang belum terbiasa mengikuti jam dan model pendidikan di perguruan tinggi yang lebih dinamis beserta tugas individu yang harus dikerjakan setiap harinya. Alasan lain kenapa

(7)

sebagian besar mahasiswa reguler angkatan 2013 memiliki kualitas tidur yang buruk bisa disebabkan oleh padatnya jadwal akademik dan beberapa mata kuliah terpadu lintas jurusan kesehatan yang mengharuskan mahasiswa reguler FIK untuk dapat menyesuaikan jadwal dengan mahasiswa reguler jurusan lain untuk dapat menyelesaikan tugas kuliah bersama. Perbedaan rata-rata skor PSQI antara mahasiswa reguler angkatan 2011 dan 2013 dengan rata-rata skor terendah pada mahasiswa reguler angkatan 2011 dapat disebabkan karena kurikulum akademik mahasiswa angkatan 2011 berbeda dengan mahasiswa angkatan 2013 dan mahasiswa angkatan 2011 sudah terbiasa menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah mahasiswa muslim yang rutin melaksanakan kebiasaan tidur mulai dari angkatan 2012 sampai angkatan 2010. Rutin dalam menjalankan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam bisa disebabkan karena mahasiswa tersebut sudah terbiasa melakukannya dan sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan. Kebiasaan sebelum tidur dan kebiasaan tidur sangat mempengaruhi pola dan kualitas tidur seseorang. Kebiasaan tidur individu yang efektif dapat menurunkan waktu terbangun seseorang di sela tidurnya (Craven & Hirnle, 2000). Perspektif lain kenapa mahasiswa muslim rutin dalam melaksanakan kebiasaan tidur ini karena menganggapnya sebagai suatu ketentuan atau ibadah yang harus dilakukan dan berharap mendapatkan berkah atau manfaat dari Allah SWT terhadap apa yang sudah dilakukan. Kepercayaan lain yang diyakini oleh umat Islam yaitu sebelum mulai tidur maka diawali dulu dengan berdoa agar terlindung dari gangguan makhluk jahat. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor PSQI antara mahasiswa yang rutin maupun mahasiswa yang tidak rutin dalam melaksanakan

kebiasaan tidur walaupun perbedaannya tidak terlalu mencolok. Perbedaan rata-rata skor PSQI tersebut juga mengindikasikan rata-rata kualitas tidur yang dimiliki oleh mahasiswa muslim yang rutin kurang baik apabila dibandingkan dengan mahasiswa muslim yang tidak rutin melakukan kebiasaan tersebut. Kurang baiknya kualitas tidur yang dialami belum tentu berkaitan langsung dengan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam yang dilakukan karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seorang mahasiswa. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Bahammam., dkk (2011) kepada dua kelompok responden muslim yang kembali tidur dan tidak tidur setelah mengerjakan shalat shubuh yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap dua kelompok tersebut baik mengenai efisiensi tidur, distribusi tahapan tidur, dan rasa mengantuk berlebihan di siang hari.

Penentuan ada tidaknya hubungan antara variabel kebiasaan tidur dan kualitas tidur didapatkan hasil p value sebesar 0,447 (p <

alpha (0,05)). Hasil penelitian ini

menunjukkan tidak adanya hubungan antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur mahasiswa muslim reguler. Hasil penelitian ini apabila ditelaah lebih dalam lagi menunjukkan fenomena yang seharusnya berbeda dari yang sudah dijelaskan pada teori yang berlaku karena pada teori dan sumber tinjauan pustaka dijelaskan bahwa kebiasaan tidur ini dapat mempengaruhi kualitas tidur menjadi lebih baik. Faktor kebiasaan tidur yang baik atau positif akan mempengaruhi kualitas tidur seseorang menjadi lebih baik. Kebiasaan menurut ajaran Islam salah satunya yang dapat berdampak pada kualitas tidur adalah pengaruh memadamkan cahaya sekitar sehingga menstimulus pusat otak untuk mulai tidur (Bahammam, 2011).

Penelitian terkait yang sejalan dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Yang (2008) dengan hasil penelitian yaitu tidak ada

(8)

hubungan yang berarti antara kualitas tidur terhadap aktivitas spiritual dan religius. Tidak adanya hubungan antar dua variabel mungkin juga terjadi karena disebabkan perbedaan karakteristik responden dalam melakukan kebiasaan tidur menurut ajaran Islam sehingga mungkin hasilnya kurang representatif dan kualitas tidur responden yang memang dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti kebiasaan, konsumsi makanan dan minuman, stress, penyakit dan lingkungan. Hasil uji hubungan pada penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur akan tetapi hasil tersebut berbeda dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Emma, dkk (2009) yang melaporkan bahwa adanya peningkatan kualitas tidur yang lebih baik berhubungan dengan aktivitas berdoa. Hasil penelitian lainnya yang juga berbeda dari hasil pada penelitian ini dilakukan oleh BaHammam (2010) yang menunjukkan adanya perubahan dalam irama sirkadian tubuh seiring dengan aktivitas berdoa dan beribadah pada waktu malam hari.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu mayoritas mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 187 orang (93,5%) sedangkan sisanya mahasiswa laki-laki sebanyak 13 orang (6,5%). Rerata umur mahasiswa yaitu 20,07 tahun. Proporsi mahasiswa tiap angkatan terdiri dari 55 mahasiswa angkatan 2010 (27,5%), 49 mahasiswa angkatan 2011 (24,5%), 53 mahasiswa angkatan 2012 (26,5%), dan 43 mahasiswa angkatan 2013 (21,5%). Gambaran kebiasaan tidur menurut ajaran Islam menunjukkan bahwa sebanyak 93 orang mahasiswa tergolong rutin dalam melaksanakan kebiasaan tidur (46,5%) dan sisanya sebanyak 107 mahasiswa tergolong tidak rutin (53,5%). Rata-rata skor PSQI

mahasiswa muslim reguler FIK UI sebesar 7,79 yang berarti apabila skor PSQI lebih dari 5 mengindikasikan bahwa kualitas tidur mahasiswa muslim reguler FIK UI buruk.. Hasil uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan tidur menurut ajaran Islam dan kualitas tidur mahasiswa muslim reguler FIK UI didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Referensi

BaHammam, A, Alrajeh, M., Albabtain, M., BaHammam, S., Sharif, M. (2010). Circadian Pattern of Sleep, Energy Expenditure, and Body Temperature of Young Healthy Men During The

Intermittent Fasting on Ramadan. Appetite, 54 (2010), 426- 429. doi:

10.1016/j.appet.2010.01.011

BaHammam, A, Alrajeh, Sharif, M, M., Spence, D, W., Perumai. (2011). Sleep Architecture of Consolidated and Split Sleep due to the Dawn (Fajr) Prayer among Muslims and Its Impact on Daytime Sleepiness. Annals of Thoracic Medicine, Vol. 7, Issue 1, 36-40. doi: 10.4103/1817-1737.91560

BaHammam, A. (2011). Sleep from An Islamic Perspective. Annals of Thoracic Medicine, Vol. 6, Issue 4, 187- 193. doi: 10.4103/1817-1737.84771

Buysse D. J., Reynolds C. F., Monk T. H., Berman S. R., & Kupfer D. J., (1989). The

Pittsburgh Sleep Quality Index: A new instrument for psychiatric

Cheng, S. H., Shih, C. C., Lee, I. H., Hou, Y. W., Chen, K. C., Chen, K. T., Yang, Y. K., &

(9)

Yang, Y. C. (2011). A Study On The Sleep Quality Of Incoming University Students.

Psychiatry Research, 197(2012), 270-274. doi:10.1016/j.psychres.2011.08.011

Craven, R. F., & Hirnle, C. J. (2000). Fundamental of Nursing: Human Health and Function. 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Data Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010. (2013, Desember 22). Retrieved from http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel? tid=321&wid=0

Indrawati, Nova. (2012). Perbandingan Kualitas Tidur Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM pada Mahasiswa Reguler FIK UI. Skripsi program studi Ilmu Keperawatan UI, Depok

Naibaho, Maria. L.A., (2013). Hubungan Kualitas Tidur dan Daya Ingat pada Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi program studi Ilmu Keperawatan UI, Depok Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Vol.2. Edisi 4. Jakarta: EGC. Sue, C. D., & Patricia, K. L. (2011). Fundamental

of Nursing: Standards And Practice. 4th ed. New York: Delmar Cengage Learning. Tumiran, M. A., Saat, R. M., Rahman, N. N. A., &

Adli D. S. H. (2010). Sleep from Neuroscience and Islamic

Perspectives:Comprehension and Practice of Muslims with Science Background in Malaysian Education System. Procedia

Social and Behavioral Sciences 9, 560- 564. doi: 10.1016/j.sbspro.2010.12.197

Gambar

Tabel 2 Analisis Univariat pada Variabel Data Penelitian
Tabel 4 Gambaran karakteristik responden   berdasarkan usia  Angkatan  Karakteristik  responden berdasarkan Usia  Mean   SD  Reguler 2010  21,53   (0,604)  Reguler 2011  20,43   (0,577)  Reguler 2012  19,43   (0,605)  Reguler 2013  18,58   (0,587)  TOTAL

Referensi

Dokumen terkait

“Dalam Menggunakan sistem evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran guru di MTs Miftahul Anwar Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah apakah sering menggunakan Pre

Hasil penenlitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan

Dengan adanya peraturan perusahaan mengenai kompensasi yang diberikan untuk seluruh pekerja khususnya wanita hamil dan melahirkan, perusahaan sudah baik dalam

UWES AL QORONI: Pengaruh Latihan Rope Jump Dengan Metode Interval Training Terhadap Daya Tahan Otot Tungkai Pada pemain CLUB SEPAK BOLA JOYO FC KOTA KEDIRI.. Daya tahan

d) Latihlah tim untuk menciptakan ukurannya sendiri.. y Serikat‐pekerja adalah suatu sasaran bagi karyawan untuk bertindak kolektif guna melindungi dan memperjuangkan bertindak

Media Printika, (2) Mengetahui efektivitas program-program dan aktivitas-aktivitas terkait dengan fungsi SDM pada CV. Objek penelitian ini adalah aktivitas fungsi

Analisis data dilakukan dengan Regresi Logistik dengan bantuan software statistik SPSS untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang paling dominan yang menjadi

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pemilah uang berdasarkan nilai pecahan pada Koperasi Serba Usaha(KSU), Lembaga Keuangan Mikro(LKM), bank