• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS BUKU DASAR FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN. Penyusun: Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTITAS BUKU DASAR FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN. Penyusun: Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor:"

Copied!
427
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN

Penyusun:

Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A. 2019

Editor:

1. Kombes Pol Dr. S.M. Handayani, M.Si. 2. AKBP Noffan Widyayoko, S.IK., M.A. 3. AKBP Henny Wuryandari, S.H.

4. Kompol Capt. M.Fajar Romodhon, S. ST., M.Mar. 5. AKP Selly Hermanto, S. ST.

6. IPTU Agung Imam Santoso, S.H., M.H. 7. IPDA Nano Sumarno.

8. Briptu Aries Adi Susanto.

Hanjar Pendidikan Polri

Pendidikan Pembentukan Tamtama Polair

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum Bahan Ajar Pendidikan dan Pembentukan Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2019

(2)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iv

Identitas Buku ... vi

Daftar Isi ... vii

Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 1

HANJAR 1 FUNGSI TEKNIS SABHARA ...2

Pengantar ... 2

Kompetensi Dasar ... 2

Materi Pelajaran ... 2

Metode Pelajaran ... 3

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 3

Kegiatan Pembelajaran ... 4

Tagihan/Tugas ... 5

Lembar Kegiatan ... 5

Bahan Bacaan ... 7

1. Hakikat Fungsi Teknis Sabhara ... 7

2. Pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah ... 11

3. Penjagaan ... 28

4. Pengawalan ... 71

(3)

6. Laporan Polisi ... 157

7. Pelayanan prima dan diskresi kepolisian dalam fungsi sabhara ... 176

Rangkuman ... 180

Latihan ... 185

HANJAR 2 FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS ...186

Pengantar ... 186

Kompetensi Dasar ... 186

Materi Pelajaran ... 186

Metode Pelajaran ... 187

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 187

Kegiatan Pembelajaran ... 188

Tagihan/Tugas ... 189

Lembar Kegiatan ... 189

Bahan Bacaan ... 190

1. Hakikat Fungsi Teknis Lalu Lintas ... 190

2. Pelaksanaan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ... 200

3. Pelayanan prima dan diskresi kepolisian dalam Fungsi Teknis Lalu Lintas ... 224

Rangkuman ... 235

Latihan ... 237

HANJAR 3 FUNGSI TEKNIS INTELIJEN KEAMANAN ... 238

Pengantar ... 238

(4)

Materi Pelajaran ... 239

Metode Pelajaran ... 239

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 240

Kegiatan Pembelajaran ... 240

Tagihan/Tugas ... 241

Lembar Kegiatan ... 241

Bahan Bacaan ... 242

1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Intelijen Keamanan ... 242

2. Sejarah Intelijen Keamanan Polri ... 243

3. Teori Dasar Intelijen ... 246

4. Tugas Pokok, fungsi dan peranan Intelijen Keamanan ... 249

5. Ruang Lingkup Kegiatan Intelijen Keamanan ... 252

6. Siklus intelijen ... 253

7. Pola Operasional Intelijen (STO dan MTO) ... 254

8. Penyelidikan Intelijen Kepolisian ... 255

9. Pengamanan intelijen ... 260

10. Penggalangan intelijen ... 261

11. Produk intelijen Keamanan ... 263

12. Hakikat gangguan Kamtibmas ... 274

Rangkuman ... 278

Latihan ... 282

HANJAR 4 FUNGSI TEKNIS BINMAS ...283

Pengantar ... 283

(5)

Materi Pelajaran ... 283

Metode Pelajaran ... 283

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 285

Kegiatan Pembelajaran ... 285

Tagihan/Tugas ... 286

Lembar Kegiatan ... 286

Bahan Bacaan ... 287

1. Hakikat dan Kegiatan Fungsi Teknis Binmas ... 287

2. Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Bintibmas) ... 294

3. Pembinaan Keamanan Swakarsa (Binkamsa) ... 303

4. Pembinaan Kepolisian Khusus (Bin Polsus) ... 313

5. Pembinaan Kerjasama (Binkerma) ... 318

6. Masyarakat dan Hukum Adat dalam Masyarakat (Antropologi Budaya) ... 322

7. Pelayanan Prima Fungsi Teknis Binmas ... 392

8. Diskresi Kepolisian dalam Fungsi Teknis Binmas ... 397

Rangkuman ... 402

Latihan ... 405

HANJAR 5 FUNGSI TEKNIS RESERSE ...406

Pengantar ... 406

Kompetensi Dasar ... 406

Materi Pelajaran ... 407

Metode Pelajaran ... 407

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 408

(6)

Tagihan/Tugas ... 409

Lembar Kegiatan ... 409

Bahan Bacaan ... 410

1. Tugas Pokok Reserse Polri ... 410

2. Fungsi Reserse ... 410

3. Peranan Reserse dalam Sistem Operasi Polri ... 410

4. Peranan Reserse dalam Sistem Peradilan Pidana ... 410

5. Penyelidikan Reserse ... 411

6. Dasar Hukum Penyelidikan ... 413

7. Syarat-syarat dilakukan Penyelidikan ... 413

8. Pejabat yang berwenang melakukan Penyelidikan ... 415

9. Tujuan Penyelidikan ... 416

10. Sasaran Penyelidikan ... 417

11. Teknik dan taktik Penyelidikan ... 417

Rangkuman ... 418

(7)

HANJAR

DASAR FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN

52

JP (

2340

Menit)

Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat telah menciptakan berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Globalisasi yang saat ini melanda dunia, tidak saja memberikan pengaruh posistif namun juga pengaruh negatif, diantaranya adalah pengaruh terhadap perkembangan kriminalitas yang merupakan konsekwensi logis dari setiap perubahan sosial yang terjadi.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok (tupok) Polri di era reformasi ini, maka diperlukan sitem operasional Polri yang disusun secara terencana, sistematis, dan bersinergi guna terpeliharanya Kamtibmas demi terwujudnya Keamanan dalam Negeri (Kamdagri).

Untuk menjamin kecepatan, ketepatan, dan keakuratan penyampaian data/informasi yang efektif dan efisien yang dipergunakan untuk merumuskan kebijakan dan tindakan nyata maka diperlukan penataan sistem manajemen fungsi teknis Polri yang cepat, tepat, dan akurat. Untuk mewujudkan kemampuan tersebut diatas maka dalam hanjar ini akan diuraikan secara garis besar mengenai dasar fungsi teknis kepolisian dalam bidang Sabhara, Lalu Lintas, Intelijen, Binmas dan Reserse.

Standar Kompetensi

(8)

HANJAR

01

FUNGSI TEKNIS SABHARA

20

JP (

900

Menit)

Pengantar

Dalam hanjar ini dibahas materi tentang hakikat fungsi teknis sabhara, pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah, penjagaan, pengawalan, patroli, laporan polisi, pelayanan prima dan diskresi kepolisian dalam fungsi sabhara.

Tujuan diberikanya materi ini adalah agar peserta didik Memahami dan menerapkan Fungsi Teknis Sabhara.

.

Kompetensi Dasar

Memahami dan menerapkan Fungsi Teknis Sabhara.

Indikator hasil belajar:

1. Menjelaskan hakikat Fungsi Teknis Sabhara;

2. Menjelaskan Pengaturan Kegiatan Masyarakat dan Pemerintah; 3. Mempraktikkan Penjagaan;

4. Menjelaskan Pengawalan; 5. Mempraktikkan Patroli;

6. Mempraktikkan Laporan Polisi;

7. Menjelaskan pelayanan prima dan diskresi kepolisian dalam fungsi sabhara.

Materi Pelajaran

Pokok bahasan:

Fungsi Teknis Sabhara.

Subpokok bahasan:

1. Hakikat Fungsi Teknis Sabhara;

2. Pengaturan Kegiatan Masyarakat dan Pemerintah; 3. Penjagaan;

(9)

4. Pengawalan; 5. Patroli;

6. Laporan Polisi;

7. Pelayanan prima dan diskresi kepolisian dalam fungsi sabhara. .

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang Fungsi Teknis Sabhara.

2. Metode Brainstroming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta tentang materi Fungsi Teknis Sabhara.

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

5. Metode Praktik/driil

Metode ini digunakan untuk mempraktikkan patroli dan laporan polisi.

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/media: a. Whiteboard; b. Flipchart; c. Komputer/laptop; d. LCD dan screen; e. Laser point;

f. Pengeras suara/sound system.

2. Bahan:

a. Kertas; b. Alat tulis.

(10)

3. Sumber Belajar:

a. Perkabaharkam Polri Nomor 1 Tahun 2011 tentang pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah; b. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian

Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penjagaan;

c. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penjagaan Tahanan;

d. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengawalan;

e. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Patroli.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan:

a. Membuka kelas dan memberikan salam; b. Perkenalan;

c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan disampikan dalam proses pembelajaran.

2. Tahap inti : 1330 menit

a. Pendidik menyampaikan materi Fungsi Teknis Sabhara; b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting,

bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami; c. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah

disampaikan;

d. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami;

e. Peserta didik bertanya kepada peserta didik pada materi yang belum dipahami;

f. Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk mempraktikkan penjagaan, Patroli, Laporan Polisi (LP) dan memfasilitasi jalanya praktik;

(11)

h. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan kepada peserta didik.

3. Tahap akhir : 10 menit

a. Cek penguatan materi

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang disampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume.

Tagihan / Tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil resume materi pelajaran.

Lembar Kegiatan

1. Peserta didik membuat resume materi yang telah disampaikan; 2. Peserta didik mempraktikkan penjagaan:

a. Serah terima tugas jaga.

b. Tata cara pelayanan terhadap masyarakat dalam tugas penjagaan.

c. Cara mengisi buku register dan blanko laporan polisi. d. Prosedur penjagaan tahanan.

3. Peserta didik mempraktikkan Patroli:

SKENARIO

Pada hari senin petugas patroli menerima surat perintah untuk melaksanakan patroli dengan sasaran patroli yang akan dilaksanakan pada pemukiman penduduk, di pasar tradisional, objek vital dan tempat-tempat rawan gangguan kamtibmas

(12)

diwilayah hukum satuan masing-masing.

a. Peserta didik mempraktikkan tahap persiapan

b. Peserta didik mempraktikkan tahap pelaksanaan patroli sesuai dengan bentuk patroli:

1) Jalan kaki; 2) Bersepeda;

3) Kendaraan bermotor roda dua; 4) Bermotor roda empat.

c. Peserta didik mempraktikkan cara mengisi blanko administrasi Patroli

d. Peserta didik mempraktikkan teknik pelaksanaan dan tatacara bertindak dalam Patroli.

e. Peserta didik mempraktikkan pelaksanaan Patroli 4. Peserta didik mempraktikkan pembatan Laporan Polisi (LP):

a. Format laporan polisi model A; b. Format laporan polisi model B,B1;

(13)

Bahan Bacaan

FUNGSI TEKNIS SABHARA

1. Hakikat Fungsi Teknis Sabhara

a. Pengertian-pengertian yang Berkaitan dengan Fungsi Teknis Sabhara

1) Sabhara merupakan singkatan dari samapta bhayangkara yang berarti fungsi kepolisian yang harus selalu siap siaga untuk mencegah supaya tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Sabhara merupakan salah satu fungsi operasional kepolisian yang di beri tugas dan wewenang bersifat preventif;

2) Fungsi teknis Sabhara adalah sekelompok pekerjaan, kegiatan, usaha yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus Sabhara Polri dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok Polri (terutama tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya preventif);

3) Preventif (pencegahan) adalah segala usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terhadap kemungkinan yang akan terjadi baik ancaman maupun gangguan kamtibmas.

b. Dasar Hukum Fungsi Teknis Sabhara

1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP. 2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. 3) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara RI.

4) Peraturan Kapolri Nomor 06 Tahun 2017 tentang Organisasi Tata Kerja Tingkat Mabes Polri.

c. Azas Fungsi Teknis Sabhara

1) Azas legalitas, yaitu setiap kebijakan dan tindakan kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

2) Azas kewajiban (Plicht Matigheid Beginsel) yaitu azas yang menunjuk kepada “Kewajiban Umum” Kepolisian untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan

(14)

menempatkan kepentingan umum sebagai dasar bertindak; 3) Azas preventif yaitu adalah tolak ukur keberhasilan

kepolisian tidak hanya didasarkan pada intensitas tindakan penegakkan hukum dan jumlah perkara pidana yang diselesaikan;

4) Azas partisipasi, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam tugas-tugas kepolisian berkaitan dengan tangkal, cegah, penegakkan hukum terbatas sesuai dengan undang-undang; 5) Azas subsidiaritas, yaitu azas memberikan peluang kepada Polri untuk mengambil prakarsa dan tindakan pertama dalam pelayanan masyarakat pada saat penanggung jawab teknisnya belum ada;

6) Asas pencegahan adalah suatu sikap atau pandangan yang dilandasi pemikiran bahwa pencegahan lebih baik dari pada pemberantasan;

7) Asas Offensif adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu proaktif;

8) Asas waspada adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi;

9) Asas kepekaan adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu tanggap untuk menghadapi gejala dan memiliki inisiatif bertindak dalam memecahkan masalah yang dihadapi sebagai wujud Quick Respont (ketanggapsegeraan).

d. Prinsip-prinsip Fungsi Teknis Sabhara

1) Mengutamakan pencegahan yaitu suatu sikap dan pandangan yang dilandasi pemikiran bahwa pencegahan lebih baik dari pada pemberantasan/penindakkan;

2) Proaktif yaitu pelaksanakan tugas operasional Polri tidak menunggu sasaran yang akan dihadapi, akan tetapi secara aktif berusaha untuk menemukan permasalahan yang akan dijadikan sasaran tugas;

3) Kenyal yaitu pelaksanaan tugas dilapangan harus luwes, mampu mengidentifikasi dan mengadaptasi setiap gejala dan masalah yang berkembang dalam masyarakat;

4) Menjunjung tinggi HAM dan tidak diskriminatif yaitu setiap anggota Polri wajib menghormati dan menjunjung tinggi HAM dan perlakuan yang sama kepada setiap orang yang dilayani;

(15)

atau menurut perintah pimpinan harus dirahasiakan;

6) Integratif yaitu melibatkan beberapa fungsi kepolisian dan unsur-unsur diluar Polri yang dilandasi sikap saling memahami peran masing-masing;

7) Proporsional yaitu segala upaya dan tindakan yang diambil harus seimbang dengan tugas, sasaran dan target operasi; 8) Efektif dan efisien yaitu segala upaya dan tindakan yang

dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara hasil yang akan dicapai dengan upaya, sarana dan anggaran yang digunakan;

9) Transparansi yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan secara jelas dan terbuka;

10) Akuntabilitas yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan harus dipertanggung jawabkan.

e. Tugas pokok Fungsi Teknis Sabhara

Tugas pokok Sabhara adalah melaksanakan fungsi Kepolisian tugas preventif terhadap pelanggaran hukum atau gangguan Kamtibmas dengan kegiatan penjagaan, pengawalan dan patroli dengan sasaran pokoknya adalah:

1) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat;

2) Meniadakan unsur kesempatan atau peluang bagi anggota masyarakat yang berniat melakukan pelanggaran hukum; 3) Melaksanakan tindakan represif tahap awal serta bentuk

gangguan Kamtibmas;

4) Melaksanakan penegakan hukum terbatas (Gakkumtas) Contoh: Tipiring;

5) Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas opsnal Kepolisian;

6) Melaksanakan Search And Resque (SAR) terbatas. f. Fungsi Teknis Sabhara

Fungsi Sabhara merupakan sebagian fungsi Kepolisian yang diberi tugas dan wewenang bersifat preventif yang memerlukan keterampilan kemampuan khusus yang telah dikembangkan guna menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Adapun perumusan dan perkembangan kegiatan fungsi Sabhara saat ini meliputi pelaksanaan Polisi tugas umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan Pengaturan,

(16)

Penjagaan, Patroli, Pengawalan, SAR Terbatas, Negosiasi, Yan Dalmas, Tipiring, TPTKP, Pemberian bantuan/dukungan Satwa untuk kepentingan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan penertiban masyarakat/penegakan hukum secara terbatas.

g. Peranan Fungsi Teknis Sabhara a. Tingkat Mabes Polri:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara di satuan kewilayahan;

2) Melaksanakan pengendalian dan supervisi; 3) Merumuskan Juklak/Juknis fungsi teknis Sabhara; 4) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan bila

diperlukan;

5) Turut serta dalam kegiatan pengamanan pada

Event Nasional dan Internasional;

6) Melaksanakan tugas operasional antar Polda. b. Tingkat Polda:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara satuan kewilayahan/Polres;

2) Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara tingkat Polres;

3) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan/Polres; 4) Melaksanakan pengendalian dan Supervisi.

c. Tingkat Polres:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara satuan kewilayahan/Polsek;

2) Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara tingkat Polres dan Polsek;

3) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan Polsek. d. Tingkat Polsek:

Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara ditingkat Polsek sampai Pos Pol dengan melaksanakan Patroli yang mengemban Multi Fungsi. Dalam pelaksanaannya fungsi Gasum dan Hartibum

(17)

diperankan oleh:

1) Internal Kepolisian: meliputi seluruh jajaran Polri di samping Sabhara meliputi Ka SPK, Satuan Pengamanan dan Protokol Detasemen Mabes, Obyek Khusus dan Biro Operasional (Ro Ops) tingkat Polda, Bag Ops tingkat Polwil/Polres dan seluruh petugas jaga markas di seluruh satuan Kepolisian;

2) Eksternal Polri diperankan oleh Pam Swakarsa (Satpol PP, Satpam, Polsus).

e. Peran operasional fungsi teknis Sabhara. 1) Turjawali: a) Pengaturan; b) Penjagaan; c) Pengawalan; d) Patroli. 2) TPTKP; 3) Dalmas; 4) Tipiring; 5) Negosiasi; 6) Bantuan SAR.

2. Pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah

a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Pengaturan 1) Pengaturan adalah suatu kegiatan kepolisian dalam

rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya Kamtibmas, bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan/aktifitas dengan tertib dan lancar;

2) Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu;

3) Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh tejaminnya keamanan, ketertiban, dan

(18)

tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. b. Tujuan Pengaturan

Tugas pokok polri adalah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu memelihara kamtibmas, penegak hukum, pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya kamtibmas, bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan dengan tertib dan lancar. Untuk itu, perlu pengaturan kegiatan kepolisian. Dengan demikian tujuan dari pada pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah adalah agar seluruh kegiatan kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel, dan professional.

Pengaturan bertujuan agar seluruh kegiatan Kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana secara efektif dan efisien sehingga kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancar

c. Fungsi Pengaturan

Pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan yang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

d. Bentuk-Bentuk Pengaturan

Bentuk-bentuk pengaturan terdiri dari: 1) Pengaturan Internal Kepolisian.

Pengaturan Internal Kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berkaitan langsung dengan kegiatan ke dalam dan administrasi organisasi antara lain meliputi:

a) Pengaturan penjagaan;

(19)

c) Pengaturan pengamanan tahanan; d) Pengaturan dokumen.

2) Pengaturan Eksternal Kepolisian.

Pengaturan Eksternal Kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berhubungan dengan semua aktifitas pemerintah dan masyarakat yang berdampak terhadap terganggunya ketertiban umum.

e. Kewajiban dan Larangan Petugas Pengaturan

1) Kewajiban bagi petugas pengaturan antara lain meliputi: a) Berpenampilan dan bersikap ramah, tanggap, tegas dan peduli, etis, humanis, tidak sewenang-wenang;

b) Bersikap responsif terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekelilingnya;

c) Menjaga keamanan diri pada saat melaksankan tugas;

d) Menguasai dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Larangan bagi petugas pengaturan antara lain:

a) Menerima segala bentuk imbalan/pemberian yang diduga berhubungan dengan pelaksanaan tugas; b) Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan

kehormatan diri, orang lain dan kesatuan;

c) Melakukan perbuatan yang dapat mengurangi sikap kewaspadaan.

f. Wewenang Petugas Pengaturan

Wewenang Petugas Pengaturan meliputi:

1) Memeriksa persyaratan perizinan kegiatan masyarakat yang memerlukan pengamanan serta berdampak terjadi gangguan Kamtibmas;

2) Berhak menghentikan dan menindak secara hukum kegiatan masarakat yang tidak mempunyai izin dan atau izinnya tidak sesuai dengan pelaksanaannya;

3) Berhak menolak apabila tidak sesuai perizinan untuk melakukan kegiatan yang berdasarkan penilaian

(20)

kepolisian akan berdampak terjadinya gangguan Kabtibmas yang tidak bisa dilakuakan dengan tindakan pengaturan dikarenakan kekuatan pengamanan yang tidak memadai, lokasi kegiatan rawan terjadi gangguan Kamtibmas;

4) Petugas pengaturan internal kepolisian sesuai dengan Tupoksi masing-masing fungsi sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku di Polri baik untuk tingkat Mabes Polri sampai tingkat kewilayahan.

g. Pengendalian Pengaturan.

Pengendalian Pengaturan diatur sebagi berikut:

1) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian, pengendalian untuk tingkat Mabes Polri di bawah kendali Korsabhara Baharkam Polri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendalai Kasatwil/Pejabat yang ditunjuk oleh Kasatwil;

2) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian dan instansi terkait pengendalian untuk tingkat Mabes di bawah kendali Sops Kapolri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendali Kasatwil/Pejabat yang ditunjuk oleh Kasatwil;

3) Pengaturan fungsi Sabhara pengendalian untuk tingkat Mabes Polri dibawah kendali Korsabhara Baharkam Polri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendali pejabat Sabhara setempat atau pejabat yang ditunjuk.

h. Pengaturan Kegiatan Masyarakat 1) Pengertian Kegiatan Masyarakat

Kegiatan masyarakat adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai suatu tujuan. Contoh kegiatan masyarakat antara lain:

a) Pesta pernikahan;

b) Perlombaan antar warga; c) Pertandingan sepak bola; d) Ibadah keagaamaan; e) Pesta adat;

(21)

2) Sasaran Pengaturan Kegiatan Masyarakat

a) Sasaran Pengaturan terhadap orang antara lain meliputi:

(1) Orang gila; (2) Orang mabuk;

(3) Pengungsi/imigran gelap;

(4) Orang berkelahi/tawuran masal.

b) Sasaran Pengaturan terhadap tempat antara lain meliputi:

(1) Pusat pembelajaan/niaga; (2) Terminal;

(3) Tempat-tempat hiburan/wisata; (4) Lokasi bencana alam;

(5) Tempat Kejadian Perkara (TKP).

c) Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan masyarakat antara lain meliputi:

(1) Pesta adat; (2) Pesta olah raga; (3) Konser/hiburan;

(4) Penyampaian pendapat dimuka umum.

d) Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang antara lain

Lalu Lintas hewan antara kota/provinsi/negara 3) Obyek Pengaturan Kegiatan Masyarakat

Objek pengaturan pada kegiatan masyarakat meliputi: 1) Orang

Objek pengaturan orang adalah seluruh masyarakat utamanya yang melaksanakan kegiatan yang memerlukan adanya pengaturan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Contohnya: orang gila, orang mabuk, pengungsi/imigran gelap dan orang

(22)

berkelahi/tawuran massal. 2) Tempat

Objek pengaturan Tempat adalah tempat kegiatan masyarakat baik yang bersifat rutin maupun insidentil yang memerlukan kehadiran untuk melaksanakan pengaturan. Tempat contohnya: pusat pembelanjaan/niaga, terminal, tempat-tempat hiburan, pengaturan lalu lintas, lokasi bencana alam. dan tempat kejadian perkara (TKP).

3) Kegiatan

Objek pengaturan kegiatan adalah semua kegiatan masyarakat dan pemerintah yang menurut penilaian Polri apabila tidak dilaksanakan pengaturan akan dapat mengganggu ketertiban umum dan bahkan membahayakan bagi jiwa, raga dan harta benda. Kegiatan masyarakat dan pemerintah contohnya : pesta adat raga, konser/hiburan, penyampaian pendapat dimuka umum. dan kegiatan upacara.

4) Hewan/barang

Objek pengaturan Hewan/barang adalah mengatur semua lalu lintas hewan/barang termasuk wabah penyakit hewan serta barang barang berbahaya. Hewan/barang contohnya lalu hewan antar kota/provinsi/negara.

i. Langkah-langkah Pelaksanaan Pengaturan Kegiatan Masyarakat

1) Persiapan

Sebelum pelaksanaan kegiatan pengaturan pimpinan kesatuan atau pimpinan lapangan melakukan kegiatan persiapan meliputi:

a) Mengecek perizinan apabila kegiatan masyarakat tersebut memerlukan persyaratan perizina;

b) Menyiapkan sprin pelaksanaan tugas;

(23)

melaksanakan tugas pengaturan;

d) Menentukan pola/strategi bentuk kegiatan pengaturan yang akan dilaksanakan;

e) Menyiapkan kekuatan petugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan;

f) Melaksanakan AAP kepada petugas yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Pengaturan dilaksanakan oleh satu atau lebih dari fungsi kepolisian dapat dilakukan d e n g a n melibatkan instansi terkait lainnya yang diatur sebagai berikut: a) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian di

mana kepolisian pimpinan dan kendali di bawah Kasatwil atau Perwira yang ditunjuk oleh Kasatwil, jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi;

b) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian dan instansi terkait di mana pengaturan dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi kepolisian dan dibantu oleh unsur-unsur pengamanan swakarsa, pimpinan dan kendali di bawah Polri dengan jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi;

c) Pengaturan yang hanya dilaksanakan oleh fungsi Sabhara merupakan kegiatan pengaturan yang dilakukan, dipimpin dan dikendalikan oleh anggota Sabhara Polri dengan jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi.

3) Koordinasi

Koordinasi pengaturan dilaksanakan sebagai berikut: a) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian

dan instansi terkait melaksanakan koordinasi, untuk internal fungsi kepolisian dilakukan melalui

(24)

para pimpinan antar fungsi yang langsung terlibat di lapangan sedangkan dengan instansi terkait dilaksanakan oleh pimpinan operasi dengan para pimpinan masing-masing instansi terkait yang terlibat;

b) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian koordinasi dilakukan melalui para pimpinan antar fungsi yang langsung terlibat di lapangan.

4) Pengakhiran

Konsolidasi dilakukan oleh para petugas pengaturan dalam rangka mengakhiri kegiatan dengan melakukan pengecekan kekuatan personel dan peralatan.

a) Konsolidasi dilakukan dengan apel dipimpin oleh pangkat tertinggi (senior);

b) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pengaturan secara lisan dan tertulis kepada atasan langsung atau kepada yang memberi tugas.

j. Pengaturan Kegiatan Pemerintah 1) Pengertian Kegiatan Pemerintah

Kegiatan Pemerintah adalah segala bentuk kegiatan rutin/insidental yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sesuai dengan norma yang telah ditentukan dalam mencapai suatu tujuan.

Contoh kegiatan pemerintah antara lain : a) Pilkada;

b) Pesta olahraga;

c) Event Nasional/International; d) Kegiatan upacara;

e) Pendistribusian logistic.

2) Sasaran Pengaturan Kegiatan Pemerintah

a) Sasaran Pengaturan terhadap orang antara lain meliputi:

(25)

(2) Orang Asing.

b) Sasaran Pengaturan terhadap tempat antara lain meliputi:

(1) Perkantoran/obyek vital; (2) Lalu lintas;

(3) Tempat Kejadian Perkara (TKP); (4) Tempat sidang.

c) Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan pemerintah antara lain meliputi:

(1) Pesta olah raga. (2) Kegiatan upacara. (3) Pilkada .

(4) Pawai HUT Kemerdekaan. (5) Pendistribusian logistik.

d) Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang antara lain

(1) Lalu Lintas hewan antara kota/provinsi/negara;

(2) Lalu lintas daging dan produk hewan lainnya antara kota/provinsi/negara;

(3) Wabah penyakit menular; (4) Barang berbahaya.

3) Obyek Pengaturan Kegiatan Pemerintah.

Objek pengaturan pada kegiatan Pemerintah meliputi: a) Orang

Objek pengaturan orang adalah seluruh masyarakat utamanya yang melaksanakan kegiatan yang memerlukan adanya pengaturan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. contohnya pejabat , delegasi dan orang asing b) Tempat

Objek pengaturan Tempat adalah tempat kegiatan masyarakat baik yang bersifat rutin maupun

(26)

insidentil yang memerlukan kehadiran petugas Polisi untuk melaksanakan pengaturan. contohnya: perkantoran, obyek vital, pengaturan lalu lintas.

c) Kegiatan

Objek pengaturan kegiatan adalah semua kegiatan masyarakat dan pemerintah yang menurut penilaian Polri apabila tidak dilaksanakan pengaturan akan dapat mengganggu ketertiban umum dan bahkan membahayakan bagi jiwa, raga dan harta benda. contohnya pesta olah raga, Kegiatan upacara, pawai dan Pilkada.

d) Hewan/barang

Objek pengaturan Hewan/barang adalah mengatur semua lalu lintas hewan/barang termasuk wabah penyakit hewan serta barangbarang berbahaya. Hewan/barang sebagaimana dimaksud meliputi: lalu hewan antar kota/provinsi/negara, lalu lintas daging dan produk hewan lainnya antar kota/provinsi/negara, wabah penyakit menular. dan barang berbahaya.

k. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan Pemerintah

Untuk langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan pemerintah sama dengan pelaksanaan pengaturan kegiatan masyarakat namun Pada pelaksanan kegiatan pemerintah koordinasi lebih intensif dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal agar pelaksanaan pengaturan pada kegiatan pemerintah sesuai rencana dengan jadwal yang ditentukan.

l. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan/pengamanan kegiatan Pemilu/Pemilukada

1) Pengamanan Tempat Pemungutan Suara

Adalah tindakan Kepolisian yang dilaksanakan oleh setiap anggota Sabhara dan atau pengemban fungsi Sabhara Polri dalam rangka pengamanan di tempat pemungutan suara dengan pola pengamanan berdasarkan klasifikasi kerawanan tempat pemungutan suara, yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara penjagaan tetap dan atau bergerak melalui patroli jalan

(27)

kaki, patroli bersepeda, patroli dengan berkendara motor roda dua atau roda empat untuk menyambangi tempat pemungutan suara yang telah ditentukan.

2) Kewajiban anggota pengamanan TPS

a) 1 (satu) hari sebelumnya sudah berada di lokasi TPS;

b) Bawa kelengkapan perorangan: tongkat “T”, borgol dan sarana komunikasi;

c) Melaporkan kedatangannya ke Kapolsek, selanjutnya koordinasi dengan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), tokoh masyarakat dan petugas pengamanan lainnya;

d) Mempelajari dan mengenali karakteristik kerawanan daerah termasuk potensi kerawanan pada saat pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS);

e) Dilarang meninggalkan obyek pengamanan dan atau tempat pemungutan suara (TPS) sebelum adanya perintah pergeseran pasukan;

f) Melaporkan setiap perkembangan situasi terkini ke Pimpinan.

3) Potensi Kerawanan Saat Pemungutan dan Penghitungan Suara Di TPS

a) Intimidasi, menyuap dan tindak kekerasan terhadap Penyelenggara Pemilu di TPS, Saksi dan Pemilih;

b) Penggelembungan suara;

c) Manipulasi suara dengan menukar formulir C1; d) Pemalsuan identitas;

e) Mencoblos surat suara sisa;

f) Menghalangi Pengawas dan Saksi mendapatkan formulir C1;

g) Masih adanya alat peraga terpasang disekitar TPS;

h) Kartu Pemilih/Undangan tidak tersampaikan kepada Pemilih;

(28)

i) Adanya jual beli Kartu Pemilih/Undangan;

j) Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak transparan mengumumkan sisa Kartu Pemilih/Undangan yang terbagikan;

k) Jumlah Pemilih lebih banyak daripada jumlah penduduk;

l) Saksi/petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), salah dalam penulisan perolehan calon legislatif (Caleg) atau Parpol;

m) Hasil penghitungan suara tidak diawasi secara ketat oleh Saksi, Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) dan masyarakat saat disegel dan langsung dibawa ke Panitia Pemungutan Suara (PPS); n) Berita Acara C1 untuk Panitia Pemungutan Suara

(PPS) berada di luar kotak suara;

o) C2 Plano Besar (induk C1) dan Ba-c1 tidak dimasukkan kedalam kotak dan tidak disegel (wajib disegel).

4) Sasaran Pengamanan a) Orang

(1) Penyelenggara Pemilu : Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Pengawas Pemilu Lapangan, Saksi dari partai politik peserta Pemilu;

(2) Calon anggota DPR, DPD, DPRD, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden beserta keluarga;

(3) Masyarakat yang memiliki hak pilih; (4) Masyarakat di sekitar TPS;

(5) Orang dan atau kelompok yang akan mengganggu, mengacaukan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS;

(6) Pengamat dan atau Pemantau Pemilu. b) Benda atau barang

(29)

suara, bilik suara, tinta, meja, kursi, pembatas TPS dan kelengkapan lainnya; (2) Tas dan atau barang bawaan Pemilih;

(3) Alat peraga: poster, spanduk, leaflet, banner, kaos, baliho dsb, alat peraga tsb tidak diperbolehkan di TPS karena dapat mempengaruhi Pemilih untuk memilih peserta Pemilu tertentu.

c) Lokasi atau tempat

(1) Area di dalam kawasan TPS; (2) Area di luar kawasan TPS. d) Kegiatan

(1) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memperlihatkan keabsahan kotak suara berikut surat suara dan kelengkapan lainnya;

(2) Antrian para Pemilih; (3) Pemungutan suara di TPS;

(4) Penghitungan suara di TPS oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS); (5) Pengumuman hasil penghitungan suara di

TPS oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS);

(6) Penyampaian hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan di TPS kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS); (7) Penyimpanan dan penyegelan rekapitulasi

hasil penghitungan suara ke kotak suara. 5) Persiapan Pengamanan TPS

Pimpinan kesatuan dan atau Pimpinan lapangan agar melakukan langkah-langkah persiapan :

a) Menyiapkan kekuatan yang akan ditugaskan serta sarana dan prasarana yang akan digunakan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap kondisinya;

(30)

pengamanan TPS dan menyiapkan surat perintah tugasnya serta melakukan peningkatan kemampuan terhadap anggota dimaksud melalui pelatihan beladiri Polri dan simulasi Pam TPS dan pelatihan kemampuan lainnya;

c) Memetakan karakteristik kerawanan daerah dan menentukan cara bertindak;

d) Menentukan titik kumpul, route berangkat dan route kembali yang terdekat dan aman;

e) Melaksanakan Acara Arahan Pimpinan dengan esensi: potensi kerawanan, rencana kegiatan pengamanan, cara bertindak, konsignes, rencana kontinjensi serta instruksi dan koordinasi;

f) Menyalurkan dukungan anggaran pengamanan kepada anggota yang melaksanakan tugas pengamanan TPS.

6) Pelaksanaan Pengamanan TPS Aman

a) Klasifikasi kerawanan TPS dan pola pengamanan Klasifikasi kerawanan TPS terdiri dari TPS aman, rawan I dan TPS rawan II, pola pengamanan yang diterapkan adalah “sistem strong point” melalui penjagaan tetap berkekuatan paling sedikit 2 (dua) orang dan atau penggelaran patroli berkendara motor roda dua berkekuatan paling sedikit 2 (dua) orang dan atau roda empat berkekuatan paling sedikit 4 (empat) orang.

b) Cara Bertindak

(1) Kericuhan saat mengantri

(a) Melerai para pihak yang terlibat kericuhan;

(b) Menghimbau Pemilih mengantri dengan tertib sesuai urutan kedatangan;

(c) Mengkoordinasikan KPPS agar para Pemilih dapat tertib di TPS;

(d) Terhadap pelaku yang tertangkap tangan, dilakukan penangkapan, penggeledahan, lanjut pelaku dan BB diserahkan ke Polsek terdekat;

(31)

perkembangan situasi terkini;

(2) Pengrusakan TPS, kotak suara, surat suara dan lainnya

(a) Mengecek kasus yg telah terjadi dan melakukan TPTKP;

(b) Tangkap dan geledah pelaku, serahkan pelaku serta BB ke Polsek terdekat; (c) Mencatat identitas dan keterangan para

Saksi;

(d) Bersama unsur pengamanan lainnya mengamankan TPS;

(e) Melapor ke Pimpinan mengenai perkembangan situasi terkini.

(3) Unjuk rasa

(a) Segera melaporkan ke Pimpinan dengan sarana komunikasi yg ada; (b) Negosiasi dengan pimpinan pengunjuk

rasa dan atau Korlap;

(c) Menghimbau pengunjuk rasa agar tidak masuk TPS;

(d) Menghubungi Polsek dan atau Polres untuk penambahan perkuatan;

(e) Bersama unsur Pam lainnya mengamankan TPS.

(4) Seseorang atau kelompok orang yang tidak berkepentingan akan masuk TPS

(a) Melarang agar tidak memasuki TPS; (b) Melakukan tindakan Kepolisian dengan

utamakan pencegahan sehingga dapat meminimalisir permasalahan;

(c) Melaporkan ke Pimpinan mengenai perkembangan situasi terkini.

(5) Tidak puas atas hasil penghitungan suara (a) Memberikan peringatan ke pelaku

(32)

(b) Negosiasi dengan pelaku;

(c) Menindak tegas pelaku berdasarkan ketentuan hukum, dengan catatan apabila kekuatan mencukupi, apabila tidak mencukupi segera minta bantuan perkuatan;

(d) Menyerahkan pelaku dan barang bukti ke Polsek terdekat;

(e) Melaporkan ke Pimpinan melalui sarana komunikasi yang ada.

(6) Pengrusakan TPS, kotak suara, surat suara dan perlengkapan lainnya

(a) Menangkap dan menggeledah pelaku; (b) Mencatat dan menyita barang bukti; (c) Menyerahkan pelaku dan barang bukti

ke Polsek terdekat;

(d) Mencatat identitas saksi dan keterangannya;

(e) Mengamankan kawasan TPS dan area sekitarnya;

(f) Melaporkan ke Pimpinan dengan sarana komunikasi yang ada.

(7) Protes dan atau unjuk rasa

(a) Melakukan pembatasan terhadap pengunjuk rasa agar tidak dapat memasuki area di dalam kawasan TPS; (b) Negosiasi dengan pimpinan pengunjuk

rasa;

(c) Menghubungi Polsek dan atau Polres minta bantuan perkuatan;

(d) Mendokumentasikan dinamika unjuk rasa;

(e) Melaporkan ke Pimpinan dengan sarana komunikasi yang ada.

7) Pengakhiran Pengamanan TPS

a) Pimpinan lapangan dan atau Kapolsek dalam pengakhiran pengamanan melalui konsolidasi

(33)

dengan kegiatan pengecekan kekuatan personel dan peralatan;

b) Dalam pelaksanaan konsolidasi, disampaikan evaluasi dan koreksi terhadap cara bertindak yang tidak sesuai dengan prosedur;

c) Selesai pelaksanaan tugas pengamanan TPS, anggota kembali ke Polsek dengan tertib, selanjutnya melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya.

8) Koordinasi dan Pengendalian

a) Pimpinan Kesatuan atau Pimpinan Lapangan saat pengerahan kekuatan agar mengkoordinasikannya dengan pihak berkompeten, meliputi: satuan fungsi, Instansi terkait dan Pemerintah Daerah setempat serta para pihak yang berkepentingan; b) Pimpinan sesuai tingkatan agar melakukan

pengawasan dan pengendalian dilapangan guna mencapai hasil yang maksimal;

c) Pimpinan Kesatuan atau Pimpinan Lapangan sesaat setelah selesai penugasan, agar segera melaporkan secara tertulis dan berjenjang mengenai hasil pelaksanaan tugasnya

(34)

3. Penjagaan

a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Penjagaan 1) Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan

oleh anggota Polri yang bersifat preventif dengan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan harta benda untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan negara; 2) Penjagaan Markas atau perkantoran adalah suatu

kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk menjaga keamanan Markas atau perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya;

3) Penjagaan tahanan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap tahanan dalam pelaksanaan proses hukum;

4) Penjagaan obyek tertentu lainnya adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk memberikan keamanan terhadap obyek tertentu lainnya.

b. Tugas Penjagaan

Tugas Penjagaan adalah:

1) Mencegah atau menangkal segala bentuk tindak kejahatan atau pelanggaran di daerah tanggung jawabnya masing-masing, baik bersifat pos tetap, pos sementara dan pos bergerak (Mobile);

2) Memberikan pelayanan, antara lain menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat;

3) Monitor secara aktif setiap saat segala bentuk gangguan kamtibmas yang terjadi pada seluruh jajaran Polri di wilayahnya;

4) Sampaikan secara cepat dan tepat setiap kejadian segala bentuk kejadian atau gangguan kamtibmas yang terjadi di wilayahnya kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lanjut.

c. Fungsi Penjagaan

Fungsi Penjagaan adalah salah satu tugas pokok Kepolisian yang bersifat preventif untuk memberikan pengamanan, pelayanan, perlindungan serta memelihara keselamatan

(35)

orang, harta benda atas kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.

d. Peranan Penjagaan

Sebagai pintu gerbang pertama memberikan pelayanan Kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk:

1) Penerimaan dan penanganan pertama laporan atau pengaduan;

2) Pelayanan permintaan bantuan atau pertolongan Kepolisian;

3) Penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti;

4) Penyelesaian perkara ringan atau perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum dan peraturan atau kebijakan dalam organisasi Polri.

e. Bentuk Pos Penjagaan 1) Pos Tetap

Adalah penjagaan yang dilaksankan secara terus menerus ditempat-tempat tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan utama tentang keamanan yang dikehendaki, yaitu kehadiran Polri selalu ada. Bentuk-bentuk penjagaan tetap dapat dilakukan di tempat-tempat tertentu yaitu:

a) Penjagaan Markas/Kesatrian

Penjagaan Markas/Kesatrian yaitu penjagaan yang dilaksanakan mulai dari Markas Besar sampai dengan Polsek/Ta, dimana Kesatuan Polri bertempat tinggal secara bersama-sama (Kesatrian).Penjagaan ini harus selalu ada, guna terwujudnya keamanan dalam lingkungan itu sendiri maupun untuk menumbuhkan situasi kamtibmas.

b) Penjagaan Tahanan

Penjagaan Tahanan adalah penjagaan terhadap orang yang melakukan tindak pidana atau melanggar hukum lainnya, maka dalam proses penyidikan perlu dilakukan penahanan

(36)

sebagaimana dijelaskan dalam KUHAP Pasal 20 tentang Penahanan.

c) Penjagaan di perbatasan

Penjagaan di perbatasan adalah penjagaan yang letaknya pada perbatasan wilayah antar negara dengan negara yang pada hakikatnya mencegah timbulnya imigrasi gelap dan penyelundupan. d) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan tugas penjagaan tetap. misalnya pada Markas Komando:

(1) Melayani laporan dan pengaduan dari masyarakat tanpa pamrih dan tidak diskriminatif. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan mencatat dengan cermat yang disampaikan oleh pelapor atau pengadu. Berbicara dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti serta tidak bersikap dan berkata yang dapat merendahkan harkat dan martabat manusia; (2) Jika bertugas di Pos Depan, awasi dan

perhatikan keadaan sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan;

(3) Sekali-kali dapat berjalan sekitar (kanan dan kiri) penjagaan dan jika bersenjata senapan dibawa dengan sikap depan senjata;

(4) Di dalam ruang jaga, duduklah dengan sopan dan sikap tidak terpaksa. Pakaian tidak boleh dilepas, topi ditempatkan pada kapstok, pandangan menjangkau sekeliling penjagaan;

(5) Cepat dan tanggap (pro-aktif dan reaktif) terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitar pos penjagaan;

(6) Tidak boleh mengganggu orang lain, terutama wanita yang sedang berjalan dan barang milik orang lain yang ada disekeliling atau di sekitar penjagaan;

(7) Menjaga kebersihan tempat penjagaan dan menjaga kerapian sikap tampang petugas; (8) Tidak dibenarkan sama sekali meninggalkan

(37)

kosong. Waktu istirahat diatur sesuai dengan peraturan yang ada.

2) Pos Sementara

a) Pos sementara adalah penjagaan yang diadakan dalam rangka menghadapi beban peningkatan tugas insidentil dalam pelaksanaan tugas jaga pada Pos Tetap (untuk jangka waktu tertentu); b) Pelaksanaan tugas penjagaan yang berbentuk Pos

Sementara ini dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap penting misalnya:

(1) Penjagaan Proyek Vital/Instansi, antara lain Bank Pemerintah dan Swasta, TVRI dan RRI, Kantor Pos dan Giro;

(2) Penjagaan pada rumah-rumah VIP, seperti juga tempat kediaman Kapolda atau tempat penginapan Kapolri pada waktu kunjungan ke daerah. Inilah antara lain yang dimaksud penjagaan pada rumah-rumah VIP;

(3) Penjagaan di Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api pada waktu kegiatan penumpang akan berangkat dan tiba.

c) Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada Pos Sementara:

(1) Tugas di Pos Sementara dapat dilakukan dengan duduk dan sekali-kali harus berjalan di sekelilingnya;

(2) Karena kekuatan petugas jaga di Pos Sementara terbatas (2 atau 3 orang), maka tidak diadakan pos berdiri;

(3) Petugas jaga harus dapat mengawasi keadaan sekitar tempat melaksanakan tugas jaga;

(4) Sekali-kali secara bergiliran mengadakan perondaan, misalnya memeriksa pintu-pintu dan sebagainya;

(5) Cepat dan tanggap terhadap segala sesuatu yang terjadi dan segera mengambil tindakan. 3) Pos Bergerak (mobile)

(38)

Pos bergerak (mobile) adalah pos polisi yang sifatnya bepindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat. 4) Pos Tambahan

a) Pengertian pos tambahan

Pos Tambahan adalah penjagaan yang dilakukan berdasarkan kepentingan daerah yang memerlukan hadirnya Polri atau daerah yang memerlukan pengawasan.

b) Beberapa tempat yang termasuk memerlukan Pos Tambahan, yaitu:

(1) Pasar-pasar;

(2) Jam-jam masuk dan keluar murid sekolah; (3) Pertandingan-pertandingan olah raga; (4) Tempat-tempat Hiburan;

(5) Perayaan-perayaan;

(6) Pesta-pesta dan sebagainya.

5) Sikap-sikap petugas pada pos tambahan adalah sebagai berikut:

a) Tidak boleh dilakukan dengan Duduk, tetapi dilakukan dengan berdiri dan penuh waspada; b) Selalu waspada mengawasi dan mengendalikan

keadaan di sekitar penjagaan;

c) Berjalan kekanan dan ke kiri lebih kurang 5 meter; d) Cepat dan tanggap terhadap sesuatu yang terjadi

di sekitar pos;

e) Tidak boleh berdiri di tempat yang tersembunyi atau sengaja berlindung;

f) Lamanya bertugas di Pos Tambahan tidak boleh lebih dari 2 jam atau paling lama 3 jam.

f. Konfigurasi Peralatan Penjagaan 1) Perlengkapan Pos

a) Pos penjagaan (sesuai spesifikasi teknis); b) Perangkat CCTV;

(39)

c) Peralatan kantor (meja, kursi, tempat tidur, komputer/laptop);

d) Sabhara Kit. 2) Perlengkapan Satuan

a) Ranmor R2 : 1 unit; b) Ranmor R4 angkut personel : 1 unit; c) Ranmor R4 angkut tahanan : 1 unit; d) Alkom berikut perangkatnya : 1 unit; e) Pesawat Telepon : 1 unit; f) Megaphone : 1 unit; g) Kamera Video : 1 unit; h) Camera digital : 1 unit; i) Pesawat televisi : 1 unit. 3) Perlengkapan Perorangan

a) Pakaian PDL Sabhara;

b) Sabuk besar Sabhara timang Tri Brata; c) Selempang Sabhara; d) Baret; e) Jas Hujan; f) Tongkat ”T”; g) Borgor; h) Senter. 4) Persenjataan

a) Revolver (untuk Danru);

b) Senjata api laras panjang V2 Sabhara.

5) Jumlah Personel

Penjagaan menggunakan sistem 3 (tiga) giliran jaga (Ploeg/ shief) dengan kekuatan:

a) 1 orang Danru; b) 9 orang Anggota.

(40)

dengan kekuatan personel yang ada di Satwil. 6) Administrasi

a) Kelengkapan/alat/fasilitas ruangan penjagaan: (1) Papan nama piket/jaga;

(2) Meja dan kursi serta mesin ketik; (3) Rak senjata api;

(4) Bangku panjang (bila tidak ada ruang tunggu);

(5) Kapstok topi/tempat topi; (6) Jam dinding;

(7) Papan tulis gantungan/papan pengumuman; (8) Rak PPPK;

(9) Cermin persegi panjang (dengan tulisan sudah rapihkah anda);

(10) Teks Pancasila, Tri Brata dan Catur Prasetya (cetakan sederhana);

(11) Alat pemadam kebakaran; (12) Pesawat telepon;

(13) Almari tanam (untuk barang titipan, dll); (14) Papan daftar penjagaan;

(15) Tempat sampah;

(16) Tempat abu rokok/asbak; (17) Lampu senter;

(18) Lampu penerangan;

(19) Borgol (kebanyakan anggota tidak memiliki); (20) Kalender;

(21) Lonceng.

b) Buku-buku yang ada dipenjagaan (1) Buku daftar jaga dan mutasi; (2) Buku rgistrasi laporan polisi; (3) Buku registrasi tahanan; (4) Buku barang milik tahanan; (5) Buku registrasi barang bukti; (6) Buku registrasi barang temuan;

(41)

(7) Buku registrasi pencarian orang dan barang; (8) Buku registrasi permintaan Visum et

Repertum;

(9) Buku kontrol tahanan; (10) Buku berobat tahanan; (11) Buku tamu;

(12) Buku kunjungan pejabat; (13) Buku registrasi patroli;

(14) Buku registrasi penerimaan dan pengiriman berita telepon;

(15) Buku registrasi bencana alam dan kebakaran;

(16) Buku kecelakaan lalu lintas (untuk tingkat sektor);

(17) Buku barang inventaris penjagaan;

(18) Papan daftar jaga dan papan daftar tahanan. g. Tujuan dan sasaran Penjagaan

1) Tujuan

Menjaga keamanan terhadap kemungkinan timbulnya kriminalitas, mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas, memberikan perlindungan, pengayoman, dan rasa aman serta rasa tenteram.

2) Sasaran

a) Penjagaan Markas

(1) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personel Polri dan tamu;

(2) Keamanan materiil markas; (3) Keamanan informasi;

(4) Ketertiban dan kelancaran kegiatan dinas di markas.

b) Penjagaan Tahanan (1) Jumlah tahanan; (2) Keselamatan tahanan;

(42)

(3) Ketertiban dan keberhasilan ruang tahanan; (4) Keamanan barang milik tahanan.

c) Penjagaan obyek tertentu lainnya

(1) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personel dari obyek yang dijaga;

(2) Keamanan materil obyek;

(3) Ketertiban dan kelancaran kegiatan obyek yang dijaga.

h. Serah Terima Tugas Jaga

1) Susunan/pembagian Tugas Jaga.

Tugas jaga atau penjagaan pada umumnya dilakukan secara bergilir oleh regu-regu yang saling berganti secara teratur selama waktu yang telah ditentukan menurut suatu keadaan (misalnya : keadaan personel, situasi keadaan setempat, dan lain-lain). Pembagian regu-regu untuk pelaksanaan tugas jaga selama 24 jam secara terus menerus, disebut : “SUSUNAN FORMASI TUGAS JAGA”, terdiri dari: a) Susunan 2 regu dalam 1 Bagian;

b) Susunan 3 Regu dalam 2 Bagian; c) Susunan 4 Regu dalam 3 Bagian; d) Susunan 5 Regu dalam 4 Bagian; e) Susunan Regu Cadangan.

Pelaksanaan pembagian Regu Tugas Jaga menurut sistem tersebut di atas, sebagai berikut:

a) Susunan 2 Regu dalam 1 Bagian

Yang dimaksud dengan 2 Regu dalam 1 Bagian, adalah bahwa masing-masing regu melaksanakan tugas selama 24 jam (dari jam 06.00 s/d 06.00 esok harinya), sehingga masing-masing regu beristirahat selama 24 jam. Pembagian tugas jaga seperti tersebut di atas, jarang sekali dilakukan, kecuali jika keadaan sangat terpaksa karena keterbatasan jumlah personel , Pos Sementara

(43)

yang jauh dari Mako, dll.

b) Susunan 3 Regu dalam 2 Bagian

Yang dimaksud dengan 3 Regu dalam 2 Bagian, adalah bahwa mereka yang diberi tugas jaga dibagi dalam 2 Bagian (regu/kelompok) dan masing-masing bagian/regu melaksanakan tugasnya selama 12 jam, sedang 1 regu/ kelompok sebagai Cadangan. Adapun pengaturannya, sebagai berikut:

(1) Tugas Jaga Siang Hari-jam 06.00 s/d 18.00; (2) Tugas Jaga Malam Hari-jam 18.00 s/d 06.00; (3) Regu/Kelompok Cadangan, masuk tugas

jaga pagi harinya.

Demikian seterusnya, sehingga masing-masing Regu/ Kelompok mendapatkan istirahat selama 24 jam.

c) Susunan 4 Regu dalam 3 Bagian

Yang dimaksud dengan 4 Regu 3 Bagian, adalah bahwa mereka yang diberi tugas jaga dibagi dalam tiga bagian/ regu/kelompok dan masing-masing bagian/regu/kelompok melaksanakan tugasnya selama 8 jam. Sedang satu regu /kelompok sebagai Cadangan untuk melaksanakan kegiatan lain, misalnya perondaan, pos tambahan dan penjagaan khusus dan sebagainya. Contoh:

(1) Tugas Jaga Pagi-jam 06.00 s/d 14.00 (Regu A);

(2) Tugas Jaga Siang-jam 14.00 s/d 22.00 (Regu B);

(3) Tugas Jaga Malam-jam 22.00 s/d 06.00 esok harinya (Regu C).

Regu Cadangan, dapat melaksanakan tugas-tugas lain menurut kebutuhan. Demikian seterusnya, sehingga masing-masing regu mendapat giliran sebagai Regu Cadangan.

Susunan pembagian tugas jaga seperti di atas adalah yang paling baik dan efektif terutama di kota-kota yang memerlukan pelayanan Polri setiap

(44)

saat. Di dalam susunan tugas jaga ini, apabila Regu Cadangan dihilangkan, maka menjadi susunan 3 Regu dalam 3 Bagian dan pelaksanaan tugasnya seperti di atas . hanya cadangan yang dihilangkan dan susunan sistem ini berlaku pada umumnya di Polres / Polsek/Polsekta.

d) Susunan 5 Regu dalam 4 Bagian

Yang dimaksud dengan 5 Regu dalam 4 Bagian, adalah tugas jaga dibagi dalam 4 bagian (regu) yang masing-masing bagian (regu) melaksanakan tugasnya selama 6 jam. Sedang regu/kelompok sebagai Cadangan untuk melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan menurut kebutuhan. Contoh: (1) Tugas Jaga Pagi - jam 06.00 s/d 12.00 (Regu

A);

(2) Tugas Jaga Siang - jam 12.00 s/d 18.00 (Regu B);

(3) Tugas Jaga Petang - jam 18.00 s/d 24.00 (Regu C);

(4) Tugas Jaga Malam - jam 24 s/d 06.00 pagi harinya (Regu D);

(5) Sebagai Cadangan dapat melaksanakan tugas lain menurut kebutuhan.

Demikian seterusnya, sehingga masing-masing regu/kelompok mendapat giliran sebagai Regu Cadangan (Istirahat).

Susunan dan pembagian tugas jaga semacam ini sudah jarang sekali dilaksanakan, karena disamping memerlukan kesiapan juga mengingat perbandingan antara jumlah personil Polri yang terbatas dengan cakupan wilayah tugasnya.

e) Susunan Regu Cadangan

Yang dimaksud dengan Regu Cadangan disini adalah tidak terikat dalam pembagian tugas jaga seperti tersebut di atas, melainkan masing-masing petugas melaksanakan tugasnya pada pos-pos tertentu (misalnya pos lalu lintas) selama waktu yang ditentukan, yaitu paling lama 2 jam terus menerus. Demikian seterusnya, sehingga masing-masing regu/kelompok mendapat giliran sebagai

(45)

Regu Cadangan (dapat beristirahat). Pembagian tugas jaga ini sangat tepat dipergunakan untuk pos-pos tambahan lalu lintas, karena tugas-tugas tergantung pada situasi dan kondisi lalu-lintas. 2) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan oleh Setiap Petugas

Jaga Pada Waktu Serah Terima Penjagaan.

a) Usahakan ½ (setengah) jam sebelum serah terima penjagaan dimulai sudah harus siap di ruang/tempat penjagaan;

b) Apabila anggota regu/regu/kelompok yang akan mengganti telah lengkap, jangan sekali-kali masuk ke dalam ruang jaga, dengan maksud agar petugas jaga lama dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tertib;

c) Kepala regu yang baru segera mengumpulkan anggotanya dan mengadakan apel serta meneliti perlengkapan serta sikap tampang masing-masing anggotanya;

d) Penggantian pos-pos berdiri (depan dan belakang) dilakukan sebelum pelaksanaan acara serah terima penjagaan oleh petugas jaga baru dan 1 (satu) orang petugas jaga lama sebagai pengantar;

e) Acara pengibaran dan penurunan bendera Sang Merah Putih dilakukan petugas jaga lama pada saat itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku , yaitu mulai jam 06.00 WIB untuk mengibarkan dan jam 18.00 WIB untuk menurunkan serta tidak perlu menunggu acara serah terima tugas penjagaan; f) Acara serah terima penjagaan dilakukan tepat

pada waktu yang telah ditentukan;

g) Acara serah terima tugas penjagaan dilakukan di depan ruang jaga dan disaksikan oleh Komandan Kesatuan (Kapolsek/Ka SPK/Pa Siaga). Khusus untuk penjagaan di Lemdik, acara serah terima tugas penjagaan disaksikan oleh Instruktur yang bersangkutan atau instruktur yang ditunjuk.

(46)

3) Pelaksanaan Acara Serah Terima Tugas Penjagaan dilaksanakan

a) Kepala Jaga Lama beserta anggota dan Kepala Jaga Baru beserta anggotanya masing-masing membentuk barisan bersaf dan saling berhadapan (Petugas jaga lama membelakangi penjagaan dan Petugas Jaga baru menghadap penjagaan);

b) Setelah masing-masing regu/regu/kelompok disiapkan, maka Kapolsek/Ka SPK mengambil tempat di sebelah kanan agak ke tengah dari Ka Jaga Lama, kemudian Ka Jaga Lama memberikan aba-aba “Kepada Kapolsek/Ka SPK: Hormat …. Gerak”. Dan setelah dibalas “Tegak Gerak”;

c) Selesai penghormatan kedua Ka Jaga maju, Ka Jaga lama berada di kanan dan Ka jaga baru berada di kiri, selanjutnya Ka Jaga Lama memberi aba-aba ”luruskan”-”Lurus” kemudian melapor: “Lapor Acara Serah Terima Tugas Penjagaan Siap di Mulai”, lalu Kapolsek/Ka SPK memberi perintah ”Lanjutkan” dan diulangi oleh Ka jaga baru lalu diberi aba-aba Ka jaga lama ”Balik kanan gerak” dan menuju tempat semula;

d) Penghormatan antar Regu Jaga:

(1) Ka Jaga Lama memberikan aba-aba: “Kepada Petugas Jaga Baru” dan Ka Jaga Baru memberikan aba-aba: “Kapada Petugas Jaga Lama” HORMAT GERAK” dan “TEGAK GERAK” (diucapkan bersama-sama antara Komandan Jaga Lama dan Baru);

(47)

serong kiri, melaksanakan serah terima penjagaan dengan didahului ucapan “DENGAN INI TUGAS JAGA LAMA DISERAHKAN KEPADA PETUGAS JAGA BARU DALAM KEADAAN AMAN”;

(3) Ka Jaga Baru menjawab “DENGAN INI TUGAS JAGA DITERIMA DALAM KEADAAN AMAN” kemudian Ka Jaga Lama dan Ka Jaga Baru kembali;

(4) Pasukan diistirahatkan Ka jaga lama dan Ka jaga baru menuju ke penjagaan dan menandatangani buku mutasi;

(5) Penghormatan antar regu dipimpin oleh Ka jaga baru;

(6) Ka Jaga Lama dan Baru menghadap Ka SPK/Kapolsek dengan kedudukan Ka jaga baru di sebelah kanan dan Ka jaga lama sebelah kiri, Ka jaga baru memberi aba-aba ”luruskan”–”Lurus” dan melapor: “LAPOR ACARA SERAH TERIMA PENJAGAAN TELAH DILAKSANAKAN LAPORAN SELESAI”, kemudian kembali ke tempat; (7) Ka SPK memberikan Pengarahan/AAP; (8) Penghormatan kepada Ka SPK dipimpin oleh

Ka Jaga Baru;

(9) Selanjutnya dibubarkan untuk check inventaris dan tanda tangan buku mutasi. Catatan:

a) Acara serah terima tugas jaga bila bersenjata api bahu, penghormatan antar regu/Pok jaga disesuaikan;

b) Jajar Kehormatan (Jarmat) diberikan kepada Presiden/ Wakil Presiden/Para Diplomat Asing dan dilaksanakan oleh pasukan yang dipimpin oleh seorang Perwira;

c) Jajar Hormat (Jarmat), diberlakukan pada KAPOLRI, PATI dan PARA KAPOLDA dilaksanakan oleh pasukan/regu yang dipimpin oleh seorang Perwira;

d) Waka Jaga Lama dan Baru berada di ruang penjagaan dengan kegiatan mengecek

(48)

barang-barang inventaris yang disesuaikan dengan Buku Register Inventaris Penjagaan, menerima/meminta informasi, memperhatikan petunjuk dan perintah pimpinan.

4) Pergantian POS Berdiri:

a) Pergantian Pos berdiri harus diantar oleh anggota jaga;

b) Sebelum melaksanakan pengantaran pergantian pos berdiri laporan kepada Dan Jaga “LAPOR PENGANTARAN POS BERDIRI SIAP” Dan Jaga menjawab “laksanakan” diulangi “laksanakan” sebelum laporan didahului penghormatan;

c) Pergantian antar petugas pos berdiri didahului dengan penghormatan dengan hormat senjata bunyi laporan”POS SAYA SERAHKAN DALAM KEADAAN AMAN” dijawab “POS SAYA TERIMA DALAM KEADAAN AMAN”;

d) Bunyi Laporan petugas pengantar pos berdiri setelah selesai pengantaran “PENGANTARAN POS BERDIRI TELAH DILAKSANAKAN DALAM KEADAAN AMAN LAPORAN SELESAI” dijawab ‘’LANJUTKAN” kemudian diulangi dan penghormatan.

5) Tahap Persiapan Tugas Penjagaan

a) Setengah jam sebelum dimulai giliran tugas jaga, Ka Jaga, Waka Jaga dan Anggota Jaga sudah harus siap di penjagaan;

b) Pemeriksaan (checking) kerapihan dan kebersihan termasuk sikap tampang dan kelengkapan perorangan di bawah pimpinan Ka Jaga, antara lain pemeriksaan rambut, kumis dan kerapihan pakaian termasuk Kaporlap anggota jaga;

c) Waka Jaga Lama dan Baru melakukan pemeriksaan (checking) perlengkapan atau peralatan penjagaan meliputi: tongkat Polri, pluit, senter (untuk malam hari) senjata api, Alkom, Ranmor patroli dan inventaris lainnya serta kelengkapan administrasi penjagaan yang diperlukan;

(49)

petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah dari Pimpinan;

e) Melaporkan kepada Ka SPK, Kapolsek, Pa Piket atau Ba SPK dan dilanjutkan dengan serah terima penjagaan sesuai prosedur;

f) Menerima pengarahan, penekanan tugas (APP) penjagaan dari Ka SPK atau Ka Polsek atau Pamapta atau Pa Siaga.

6) Tahap Kegiatan dalam Pelaksanaan Tugas Jaga. Pada prinsipnya penjagaan Markas/Kesatrian di bawah tanggungjawab Ka Jaga. Kegiatan-kegiatan penjagaan Markas/Kesatrian antara lain:

a) Membuat jadwal tugas-tugas penjagaan sesuai sasaran yang ditentukan oleh Pa Piket atau Pamapta atau Bamapta;

b) Melaksanakan dinas jaga sesuai jadwal tugas penjagaan termasuk penugasan anggota jaga untuk menaikkan atau menurunkan Bendera Merah Putih pada pukul 06.00 dan 18.00;

c) Memukul lonceng setiap jam, selama 24 (dua puluh empat) jam dan ditulis di dalam Buku Mutasi Penjagaan dengan tinta merah;

d) Dalam pelaksanaan tugas jaga , petugas jaga markas harus memperhatikan dan meneliti secara khusus hal-hal sebagai berikut:

(1) Buku-buku dan formulir/blanko yang harus ada di penjagaa;

(2) Isi kotak PPPK/PPGD dan alat pemadam kebakaran;

(3) Papan pengumuman, turunan/petikan dan peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi/order-order dinas, termasuk konsignes;

(4) Kebersihan dan ketertiban ruang jaga, ruang tahanan dan kamar mandi/WC;

(5) Dalam hal pengamanan senjata api beserta amunisi yang tidak digunakan, agar senjata api dikondisikan dalam keadaan kosong dan disimpan dalam lemari yang terkunci tetapi mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu

(50)

diperlukan;

(6) Menjaga dan memelihara barang-barang inventaris yang dipertanggung-jawabkan pada penjagaan, seperti kebersihan senjata api, kebersihan dan kerapihan Buku-buku Administrasi Penjagaan;

(7) Perhatikan ketentuan cara menerima dan mengirim berita telephone;

(8) Selama melaksanakan tugas penjagaan maupun sedang dalam istirahat agar tetap memperhatikan ketentuan penghormatan polisi;

(9) Ka Jaga melarang anggota jaga lama untuk meninggalkan penjagaan, apabila anggota jaga baru terlambat datang;

(10) Dalam hal Ka Jaga tidak hadir atau berhalangan tanggungjawab penjagaan ada pada Wakil Ka jaga;

(11) Keamanan dan ketertiban dalam Markas/ Kesatrian menjadi tanggung-jawab Ka Jaga dan anggota.

e) Menjaga, memelihara dan mengawasi serta mengatur keluar masuknya Barang Bukti, Barang Titipan dan Barang Temuan yang dipertanggungjawabkan penjagaannya kepada Ka Jaga dan anggotanya, agar tetap utuh dan tidak rusak;

f) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan bantuan, pertolongan dan informasi tanpa diskriminasi;

g) Mencatat di Buku Mutasi tentang kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan dan di daerah tanggungjawabnya dan menindak lanjuti;

h) Melaksanakan pengawasan terhadap situasi Markas/Kesatrian dan sekitarnya serta mengambil tindakan yang diperlukan bila terjadi sesuatu; i) Mengatur ketertiban yang ada di lingkungan

Markas/Kesatrian;

j) Melaksanakan pengawasan, pengamatan dan pengecekan dilingkungan Markas dengan cara memeriksa kunci pengaman pintu-pintu kantor

Referensi

Dokumen terkait

1) Dilengkapi dengan wrang-wrang penuh pada setiap gading di bawah kamar mesin, kursi ketel, dinding- dinding kedap air dan di daerah yang perlu dilindungi. 3)

yang diberikan kepada tersangka dan turunannya kepada keluarga tersangka. Hal ini di beritahukan kepada JPU dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan

4/Prp/1960 yang disertai oleh koordinat-koordinat daRI titik-titik pangkal gaRIs pangkal kepulauan Indonesia yang menjamin kesatuan wilayah nusantara (darat, laut,

(4) Jumlah, letak dan jenis-jenis alat pemadam kebakaran dan alat pengendali kerusakan di dlam kamar mesin bersama dengan peng gunaannya dan berbagai kecermatan

PERMESINAN BANTU 10 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA POLAIR Bagian-bagian Oil Water Separator (OWL). Berfungsi sebagai tabung pemisah antara air got dan minyak / kotoran

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut UUD, dan dapat pula tidak tertulis. UUD menempati tata urutan peraturan perundang- undangan tertinggi dalam

a. Pengecekan terhadap objek yang akan dikawal meliputi jumlah orang dan barang yang dibawa. Pembagian tugas dan mengatur posisi siapa yang berada di depan, di samping,

Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan Pengertian skala, Cara mengukur jarak pada peta,