• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS BUKU FUNGSI TEKNIS SABHARA. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTITAS BUKU FUNGSI TEKNIS SABHARA. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor:"

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

FUNGSI TEKNIS SABHARA

Penyusun :

Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A. 2018

Editor:

1. Kombes Pol Dr. S.M Handayani, M.Si. 2. AKBP Noffan Widyayoko, S.IK., M.A. 3. AKBP Henny Wuryandari, S.H.

4. AKBP Agus Rahmad Rifai, S.H., S.Pd., M.Si 5. Pengatur I Paramita Rahmadani, A.Md.

Hanjar Pendidikan Polri

Pendidikan Pembentukan Bintara Polri (Perbatasan)

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Pembentukan Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2018

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

(4)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iv

Identitas Buku ... vi

Daftar Isi ... vii

Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 1

MODUL 1 HAKIKAT FT. SABHARA ... 2

Pengantar ... 2

Kompetensi Dasar ... 2

Materi Pelajaran ... 2

Metode Pembelajaran ... 3

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar ... 3

Kegiatan Pembelajaran ... 4

Tagihan/Tugas ... 5

Lembar Kegiatan ... 5

Bahan Bacaan ... 6

1. Pengertian-Pengertian yang Berkaitan dengan FT. Sabhara ... 6 2. Dasar Hukum FT. Sabhara ... 6

3. Azas FT. Sabhara ... 6

4. Prinsip-prinsip FT. Sabhara ... 7

5. Tugas Pokok FT. Sabhara ... 8

6. Fungsi FT. Sabhara ... 8

(5)

Rangkuman ... 10 Latihan ... 11 MODUL 2 PENGATURAN ... 12 Pengantar ... 12 Kompetensi Dasar ... 12 Materi Pelajaran ... 13 Metode Pembelajaran ... 13

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar ... 13

Kegiatan Pembelajaran ... 14

Tagihan/Tugas ... 15

Lembar Kegiatan ... 15

Bahan Bacaan ... 20

1. Hakikat Pengaturan ... 20

2. Pengaturan Kegiatan Masyarakat ... 23

3. Pengaturan Kegiatan Pemerintah ... 27

4. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan/pengamanan kegiatan Pemilu/Pemilukada ... 29 Rangkuman ... 36 Latihan ... 37 MODUL 3 PENJAGAAN ... 38 Pengantar ... 38 Kompetensi Dasar ... 38 Materi Pelajaran ... 39 Metode Pembelajaran ... 39

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar ... 40

(6)

Tagihan/Tugas ... 41

Lembar Kegiatan ... 41

Bahan Bacaan ... 42

1. Hakikat Penjagaan ... 42

2. Pelaksanaan Tugas Jaga ... 50

3. Tata Cara Pelayanan Terhadap Masyarakat dalam Tugas Penjagaan ... 59 4. Administrasi Penjagaan dan Mengisi Buku Register dan Blanko Laporan Polisi ... 63 5. Prosedur Penjagaan Tahanan ... 70

Rangkuman ... 83 Latihan ... 84 MODUL 4 PENGAWALAN ... 85 Pengantar ... 85 Kompetensi Dasar ... 85 Materi Pelajaran ... 86 Metode Pembelajaran ... 86

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar ... 87

Kegiatan Pembelajaran ... 87

Tagihan/Tugas ... 88

Lembar Kegiatan ... 88

Bahan Bacaan ... 89

1. Hakikat Pengawalan ... 89

2. Tindakan Persiapan Pengawalan Tahanan ... 93

3. Penggeledahan Tahanan ... 97

4. Tata Cara Pengawalan Tahanan ... 101 5. Tata Cara Pengawalan Uang, Barang Berharga dan 104

(7)

Barang Berbahaya ... 6. Pengawalan Orang Dan Pengamanan TKI (Tenaga

Kerja Indonesia) ... 107 Rangkuman ... 114 Latihan ... 115 MODUL 5 PATROLI ... 116 Pengantar ... 116 Kompetensi Dasar ... 116 Materi Pelajaran ... 117 Metode Pembelajaran ... 117

Alat/Media Bahan, dan Sumber Belajar ... 118

Kegiatan Pembelajaran ... 118 Tagihan/Tugas ... 119 Lembar Kegiatan ... 119 Bahan Bacaan ... 120 1. Hakikat Patroli ... 120 2. Administrasi Patroli ... 128

3. Strategi dan Teknik Patroli ... 138

4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Patroli ... 164

5. Pelaksanaan Patroli Perairan Di Wilayah Perbatasan 174 Rangkuman ... 186

(8)

MODUL

FUNGSI TEKNIS SABHARA

104 JP : 4680 menit

Pendahuluan

Dinamika perkembangan situasi masyarakat yang sangat komplek dan kemajuan teknologi yang berkembang cepat maka, Polri dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia Polri yang profesional.

Oleh karena itu Polri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemelihara kamtibmas, harus mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat. Salah satu upaya Polri dalam memberikan rasa aman adalah memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat yang mengutamakan tindakan pencegahan terhadap terjadinya gangguan kamtibmas secara profesional, modern dan terpercaya (PROMOTER).

Dalam upaya pencegahan dan menangani gangguan kamtibmas, fungsi operasional Kepolisian salah satunya adalah fungsi teknis Sabhara. Dalam modul ini membahas materi tentang hakikat Fungsi Teknis (FT.) Sabhara, pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli yang terintergrasi dalam pelaksanaan tugas FT.Sabhara.

Standar Kompetensi

(9)

MODUL

01

HAKIKAT FT. SABHARA

6 JP ( 270 menit)

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi tentang pengertian-pengertian yang berkaitan dengan FT. Sabhara, dasar hukum, azas prinsip-prinsip, tugas pokok, fungsi dan peranan FT. Sabhara.

Tujuan diberikannya materi ini, agar peserta didik memahami Hakikat FT Sabhara.

Kompetensi Dasar

Memahami hakikat FT. Sabhara. Indikator Hasil Belajar :

1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan FT. Sabhara.

2. Menjelaskan dasar hukum FT. Sabhara. 3. Menjelaskan azas FT. Sabhara.

4. Menjelaskan prinsip-prinsip FT. Sabhara. 5. Menjelaskan tugas pokok FT. Sabhara. 6. Menjelaskan fungsi FT.Sabhara.

7. Menjelaskan peranan FT Sabhara.

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :

Hakikat FT Sabhara. Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan FT. Sabhara. 2. Dasar hukum FT. Sabhara.

3. Azas FT. Sabhara.

(10)

5. Tugas pokok Ft. Sabhara. 6. Fungsi FT.Sabhara. 7. Peranan FT Sabhara.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang hakikat FT. Sabhara.

2. Metode Brain Storming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta tentang materi hakikat FT. Sabhara.

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan

Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat : a. Whiteboard. b. Flipchart. c. Komputer/laptop. d. LCD dan screen. e. Laser point.

f. Pengeras suara/sound system.

2. Bahan :

a. Kertas flipchart. b. Alat tulis.

(11)

3. Sumber Belajar

a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP. b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.

c. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.

d. Peraturan Kapolri Nomor 06 Tahun 2017 tentang Organisasi Tata Kerja Tingkat Mabes Polri.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan:

a. Membuka kelas dan memberikan salam. b. Perkenalan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran

2. Tahap inti : 250 menit

a. Pendidik menyampaikan materi hakikat FT. Sabhara.

b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami. c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi

yang disampaikan oleh pendidik.

3. Tahap akhir 10 menit a. Cek Penguatan materi.

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi.

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang disampaikan.

(12)

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil resume materi pelajaran.

Lembar Kegiatan

(13)

Bahan Bacaan

HAKIKAT FT. SABHARA

1. Pengertian-Pengertian yang Berkaitan dengan FT. Sabhara.

a. Sabhara merupakan singkatan dari samapta bhayangkara yang berarti fungsi kepolisian yang harus selalu siap siaga untuk mencegah supaya tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Sabhara merupakan salah satu fungsi operasional kepolisian yang di beri tugas dan wewenang bersifat preventif.

b. Fungsi teknis Sabhara adalah sekelompok pekerjaan, kegiatan, usaha yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus Sabhara Polri dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok Polri (terutama tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya preventif).

c. Preventif (pencegahan) adalah segala usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terhadap kemungkinan yang akan terjadi baik ancaman maupun gangguan kamtibmas.

2. Dasar Hukum FT. Sabhara

a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP. b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.

c. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.

d. Peraturan Kapolri Nomor 06 Tahun 2017 tentang Organisasi Tata Kerja Tingkat Mabes Polri.

3. Azas FT. Sabhara

a. Azas legalitas, yaitu setiap kebijakan dan tindakan kepolisian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

b. Azas kewajiban (Plicht Matigheid Beginsel) yaitu azas yang menunjuk kepada “Kewajiban Umum” Kepolisian untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan menempatkan kepentingan umum sebagai dasar bertindak. c. Azas preventif yaitu adalah tolak ukur keberhasilan kepolisian

tidak hanya didasarkan pada intensitas tindakan penegakkan hukum dan jumlah perkara pidana yang diselesaikan.

(14)

d. Azas partisipasi, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam tugas-tugas kepolisian berkaitan dengan tangkal, cegah, penegakkan hukum terbatas sesuai dengan undang -undang.

e. Azas subsidiaritas, yaitu azas memberikan peluang kepada Polri untuk mengambil prakarsa dan tindakan pertama dalam pelayanan masyarakat pada saat penanggung jawab teknisnya belum ada.

f. Asas pencegahan adalah suatu sikap atau pandangan yang dilandasi pemikiran bahwa pencegahan lebih baik dari pada pemberantasan.

g. Asas Offensif adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu proaktif.

h. Asas waspada adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

i. Asas kepekaan adalah suatu sikap dalam pelaksanaan tugas operasional FT Sabhara yang selalu tanggap untuk menghadapi gejala dan memiliki inisiatif bertindak dalam memecahkan masalah yang dihadapi sebagai wujud Quick

Respont (ketanggapsegeraan).

4. Prinsip-prinsip FT. Sabhara

a. Mengutamakan pencegahan yaitu suatu sikap dan pandangan yang dilandasi pemikiran bahwa pencegahan lebih baik dari pada pemberantasan/penindakkan.

b. Proaktif yaitu pelaksanakan tugas operasional Polri tidak menunggu sasaran yang akan dihadapi, akan tetapi secara aktif berusaha untuk menemukan permasalahan yang akan dijadikan sasaran tugas.

c. Kenyal yaitu pelaksanaan tugas dilapangan harus luwes, mampu mengidentifikasi dan mengadaptasi setiap gejala dan masalah yang berkembang dalam masyarakat.

d. Menjunjung tinggi HAM dan tidak diskriminatif yaitu setiap anggota Polri wajib menghormati dan menjunjung tinggi HAM dan perlakuan yang sama kepada setiap orang yang dilayani. e. Kerahasiaan yaitu segala sesuatu yang menurut sifatnya atau

menurut perintah pimpinan harus dirahasiakan.

f. Integratif yaitu melibatkan beberapa fungsi kepolisian dan unsur-unsur diluar Polri yang dilandasi sikap saling memahami peran masing-masing.

g. Proporsional yaitu segala upaya dan tindakan yang diambil harus seimbang dengan tugas, sasaran dan target operasi.

(15)

h. Efektif dan efisien yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara hasil yang akan dicapai dengan upaya, sarana dan anggaran yang digunakan.

i. Transparansi yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan secara jelas dan terbuka.

j. Akuntabilitas yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan harus dipertanggung jawabkan.

5. Tugas Pokok FT. Sabhara.

Tugas pokok Sabhara adalah melaksanakan fungsi Kepolisian tugas preventif terhadap pelanggaran hukum atau gangguan Kamtibmas dengan kegiatan penjagaan, pengawalan dan patroli dengan sasaran pokoknya adalah:

a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

b. Meniadakan unsur kesempatan atau peluang bagi anggota masyarakat yang berniat melakukan pelanggaran hukum. c. Melaksanakan tindakan represif tahap awal serta bentuk

gangguan Kamtibmas.

d. Melaksanakan penegakan hukum terbatas (Gakkumtas) Contoh : Tipiring.

e. Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas opsnal Kepolisian.

f. Melaksanakan Search And Resque (SAR) terbatas.

6. Fungsi FT. Sabhara

Fungsi Sabhara merupakan sebagian fungsi Kepolisian yang diberi tugas dan wewenang bersifat preventif yang memerlukan keterampilan kemampuan khusus yang telah dikembangkan guna menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Adapun perumusan dan perkembangan kegiatan fungsi Sabhara saat ini meliputi pelaksanaan Polisi tugas umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Patroli, Pengawalan, SAR Terbatas, Negosiasi, Yan Dalmas, Tipiring, TPTKP, Pemberian bantuan/dukungan Satwa untuk kepentingan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan penertiban masyarakat/penegakan hukum secara terbatas.

(16)

7. Peranan FT. Sabhara

a. Tingkat Mabes Polri:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara di satuan kewilayahan.

2) Melaksanakan pengendalian dan supervisi. 3) Merumuskan Juklak/Juknis fungsi teknis Sabhara.

4) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan bila diperlukan.

5) Turut serta dalam kegiatan pengamanan pada

Event Nasional dan Internasional.

6) Melaksanakan tugas operasional antar Polda. b. Tingkat Polda:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara satuan kewilayahan/Polres.

2) Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara tingkat Polres.

3) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan/Polres. 4) Melaksanakan pengendalian dan Supervisi.

c. Tingkat Polres:

1) Memberikan pembinaan teknis kepada fungsi Sabhara satuan kewilayahan/Polsek.

2) Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara tingkat Polres dan Polsek.

3) Memberikan Back-Up operasional kewilayahan Polsek. d. Tingkat Polsek:

Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional fungsi Sabhara ditingkat Polsek sampai Pos Pol dengan melaksanakan Patroli yang mengemban Multi Fungsi.

Dalam pelaksanaannya fungsi Gasum dan Hartibum diperankan oleh:

1) Internal Kepolisian : meliputi seluruh jajaran Polri di samping Sabhara meliputi Ka SPK, Satuan Pengamanan dan Protokol Detasemen Mabes, Obyek Khusus dan Biro Operasional (Ro Ops) tingkat Polda, Bag Ops tingkat Polwil/Polres dan seluruh petugas jaga markas di seluruh satuan Kepolisian.

2) Eksternal Polri diperankan oleh Pam Swakarsa (Satpol PP, Satpam, Polsus).

(17)

e. Peran operasional fungsi teknis Sabhara. 1) Turjawali. a) Pengaturan b) Penjagaan c) Pengawalan d) Patroli 2) TPTKP. 3) Dalmas. 4) Tipiring. 5) Negosiasi. 6) Bantuan SAR.

Rangkuman

1. Sabhara merupakan singkatan dari samapta bhayangkara yang berarti fungsi kepolisian yang harus selalu siap siaga untuk mencegah supaya tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

2. Azas FT. Sabhara adalah: a. Azas Legalitas. b. Azas Kewajiban. c. Azas Preventif. d. Azas Partisipasi. e. Azas Subsidiaritas. f. Asas pencegahan. g. Asas Offensif. h. Asas Waspada. i. Asas Kepekaan.

3. Prinsip-prinsip FT. Sabhara adalah: a. Mengutamakan pencegahan. b. Proaktif.

c. Kenyal.

d. Menjunjung tinggi HAM dan tidak diskriminatif e. Kerahasiaan.

f. Integratif. g. Proporsional. h. Efektif dan efisien. i. Transparansi. j. Akuntabilitas.

(18)

4. Tugas pokok Sabhara adalah melaksanakan fungsi Kepolisian tugas preventif terhadap pelanggaran hukum atau gangguan Kamtibmas dengan kegiatan penjagaan, pengawalan dan patroli. 5. Peran FT. Sabhara adalah:

a. Tingkat Mabes Polri b. Tingkat Polda. c. Tingkat Polres. d. Tingkat Polsek .

Latihan

1. Jelaskan Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan FT. Sabhara !

2. Jelaskan dasar hukum FT. Sabhara ! 3. Jelaskan azas FT. Sabhara !

4. Jelaskan prinsip-prinsip FT. Sabhara ! 5. Jelaskan tugas pokok FT. Sabhara ! 6. Jelaskan fungsi FT.Sabhara !

(19)

MODUL

02

PENGATURAN

20 JP (900 menit)

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi hakikat pengaturan, pengaturan kegiatan masyarakat, pengaturan kegiatan pemerintah.

Tujuan diberikannya materi ini, agar peserta didik memahami dan terampil menerapkan pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Kompetensi Dasar

Memahami dan terampil menerapkan pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Indikator Hasil Belajar :

1. Menjelaskan hakikat pengaturan.

2. Menjelaskan pengaturan kegiatan masyarakat. 3. Menjelaskan pengaturan kegiatan pemerintah. 4. Mempraktikkan pengaturan kegiatan masyarakat.

5. Memberikan contoh diskresi dalam tugas pengaturan kegiatan masyarakat.

6. Mempraktikkan pengaturan kegiatan pemerintah.

7. Mempraktikkan langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan Pemilu/Pilkada.

8. Memberikan contoh diskresi dalam tugas pengaturan kegiatan pemerintah.

(20)

13 FUNGSI TEKNIS SABHARA

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :

Pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah. Sub Pokok Bahasan :

1. Hakikat pengaturan.

2. Pengaturan kegiatan masyarakat. 3. Pengaturan kegiatan pemerintah.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

2. Metode Brain Storming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta tentang materi hakikat pengaturan.

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

5. Metode Simulasi

Metode ini digunakan untuk mensimulasikan materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Alat/media, Bahan Dan Sumber Belajar

1. Alat/media: a. Whiteboard. b. Flipchart. c. Komputer/laptop. d. LCD dan screen. e. Laser point.

(21)

2. Bahan:

a. Kertas Flipchart . b. Alat tulis.

3. Sumber Belajar:

Perkabaharkam Polri Nomor 1 Tahun 2011 tentang pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan apersepsi:

a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi materi sebelumnya.

b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Tahap Inti : 880 menit

a. Pendidik menyampaikan materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami. c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi

yang disampaikan oleh pendidik.

d. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok untuk mensimulasikan skenario tentang materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah.

e. Peserta didik mensimulasikan materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai instruksi pendidik.

f. Setelah semua kelompok selesai mensimulasikan skenario, pendidik dan peserta didik bersama-sama mendiskusikan hasil simulasi.

3. Tahap Akhir : 10 menit a. Cek Penguatan materi.

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

(22)

15 FUNGSI TEKNIS SABHARA b. Cek penguasaan materi.

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang di sampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil resume materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah

Lembar Kegiatan

1. Peserta didik mensimulasikan :

a. Kelompok 1 pengaturan kegiatan pernikahan

b. Kelompok 2 pengaturan kegiatan ziarah dan pasar malam c. Kelompok 3 pengaturan kegiatan pertandingan sepak bola d. Kelompok 4 pengaturan kegiatan kirab HUT kemerdekaan RI e. Kelompok 5 pengaturan kegiatan Pemilu/Pilkada

2. Peserta didik meresume materi pengaturan kegiatan masyarakat dan pemerintah

SKENARIO I

PENGATURAN KEGIATAN PERNIKAHAN

Keluarga Atmo, pada hari sabtu tanggal 30 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB mengadakan acara pernikahan. Walaupun keluarga Atmo adalah keluarga yang sedang-sedang saja dalam perekonomiannya, namun pak Atmo bersikeras untuk memberikan pesta yang terbaik untuk sang anak kesayangan yang di persunting oleh pemuda kampung sebelah.

Rumah keluarga Atmo berada di persimpangan jalan, lebih tepatnya ada di posisi Jl. Berlian. Perempatan tersebut merupakan jalan utama perumahan tersebut. Akses jalan tersebut bahkan di lalui oleh

(23)

angkutan kota, sehingga bisa di bayangkan betapa sibuknya lalu lintas di depan rumah keluarga pak Atmo itu.

Karena berbagai keterbatasan, keluarga Atmo mengadakan pesta pernikahan tersebut di rumah. Untuk menambah meriah suasana, pesta tersebut dimeriahkan pula oleh organ tunggal.

Pak Atmo, melaporkan perihal kegiatan tersebut ke RT/RW setempat, bahwa acara pernikahan putrinya akan menutup jalan berlian, dan dapat mengganggu masyarakat lainnya.

TUGAS !

1. Apa tugas peserta didik dalam kegiatan tersebut !

2. Jelaskan langkah-langkah peserta didik dalam menghadapi kegiatan tersebut !

SKENARIO II

PENGATURAN KEGIATAN ZIARAH DAN PASAR MALAM

Di daerah Temanggung, tepatnya di Kedu, setiap menjelang bulan Ramadan, sering di adakan acara pasar malam. Di dekat areal pasar malam tersebut, juga ada pemakaman yang di keramatkan oleh masyarakat sekitar. Tepat ketika pasar malam tersebut di mulai, banyak sekali masyarakat setempat yang sangat antusias menyambut diadakannya pasar malam tersebut. Namun selain untuk berkunjung ke pasar malam tersebut, banyak warga masyarakat juga ingin berziarah ke areal pemakaman yang dikeramatkan tersebut.

RUMAH ATMO

JALAN BERLIAN

PASAR

JALAN BLACK OPAL

JALAN JAMRUD

JALAN INTAN

PUSKESMAS RIDHO ILAHI

(24)

17 FUNGSI TEKNIS SABHARA Dari gambar di atas bisa di lihat, bahwa di area seputar pasar malam dan area pemakaman juga terdapat dua perkampungan warga lainnya, hanya terdapat satu akses jalan yang melewati area pasar malam tersebut.

TUGAS !

1. Apa tugas anggota Polisi dalam kegiatan tersebut !

2. Jelaskan langkah-langkah anggota Polisi dalam menghadapi kegiatan tersebut !

SKENARIO III

PENGATURAN KEGIATAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA

Dua klub sepakbola terkenal di suatu kecamatan, yaitu PS.Sudimara Timur dan Joglo United akan bertemu dalam pertandingan akbar guna memperebutkan Kapolres Cup yang akan di diselenggarakan di stadion Galapuri pada hari sabtu tanggal 26 Juni 2017 pukul 15.00 WIB. Berikut adalah denah stadion galapuri :

GAPURA GAPURA

JALAN RAYA UTAMA

DESA I

DESA II

AREA PASAR MALAM

MAKAM KERAMAT

(25)

Suporter kedua kesebelasan terkenal anarkis dan tidak pernah akur (musuh bebuyutan), dan pada pertandingan ini adalah untuk kesekian kalinya kedua kesebalasan berikut suporternya bertemu. TUGAS !

1. Bagaimana cara pelaksanaan pengamanan dalam pertandingan sepak bola ini !

2. Jabarkan tugas pengaturan yang dilakukan !

SKENARIO IV

PENGATURAN KEGIATAN KIRAB HUT KEMERDEKAAN RI

Sekolah SMP Negeri 589 Jakarta, mengadakan acara kirab yang di ikuti oleh seluruh siswa. Kirab ini di adakan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73. Kirab ini di mulai dari halaman sekolah dan berakhir di Lapangan Sepakbola dekat kecamatan. Jarak antara SMP 589 dengan Lapangan Sepakbola Kecamatan adalah sejauh ± 3 KM. Kirab tersebut akan melewati ruas jalan yang ramai kendaraan dan dipastikan akan mengganggu arus lalu lintas pada umumnya. Pihak sekolah meminta bantuan kepada pihak Kepolisian dalam pelaksanaan kirab tersebut ke Polres terdekat.

TUGAS !

1. Apa tugas peserta didik dalam kegiatan tersebut !

2. Jelaskan langkah-langkah peserta didik dalam menghadapi kegiatan tersebut !

JALAN H.MENCONG

JALAN POJOK

PERUMAHAN WARGA PERUMAHAN

WARGA GERBANG 1 GERBANG 2 TICKETING

(26)

19 FUNGSI TEKNIS SABHARA

SKENARIO V

PENGATURAN KEGIATAN PEMILU/PILKADA

Setiap Daerah di Indonesia mempunyai Pemimpin diantaranya adalah Gubernur, Bupati dan wali kota. Nah untuk memilih pemimpin tersebut maka pemerintah pusat melaksanakan pemilihan langsung yang dilakukan oleh rakyat dalam satu daerah. Pemilihan ini biasa disebut sebagai PILKADA.

Pemilihan kepala daerah atau yang biasa disebut PILKADA atau Pemilukada dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang antara lain Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta Wali kota dan wakil wali kota untuk kota.

Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota. Sedangkan Khusus untuk daerah Aceh, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh). TUGAS !

Tugas Kepolisian (pengaturan) pada saat kampanye, masa tenang, hari pencoblosan dan penghitungan suara !

Catatan:

PENDIDIK AGAR MENGEMBANGKAN SKENARIO SESUAI KARAKTERISTIK DAERAH MASING-MASING

(27)

Bahan Bacaan

PENGATURAN

1. Hakikat Pengaturan

a. Pengertian-Pengertian yang Berkaitan dengan Pengaturan. 1) Pengaturan adalah suatu kegiatan kepolisian dalam

rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya Kamtibmas, bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan/aktifitas dengan tertib dan lancar.

2) Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.

3) Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh tejaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

b. Tujuan Pengaturan

Tugas pokok polri adalah sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu memelihara kamtibmas, penegak hukum, pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya kamtibmas, bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan dengan tertib dan lancar. Untuk itu, perlu pengaturan kegiatan kepolisian. Dengan demikian tujuan dari pada pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah adalah agar seluruh kegiatan kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel, dan professional.

(28)

21 FUNGSI TEKNIS SABHARA Pengaturan bertujuan agar seluruh kegiatan Kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana secara efektif dan efisien sehingga kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancar

c. Fungsi Pengaturan

Pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan yang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

d. Bentuk-Bentuk Pengaturan.

Bentuk-bentuk pengaturan terdiri dari : 1) Pengaturan Internal Kepolisian.

Pengaturan Internal Kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berkaitan langsung dengan kegiatan ke dalam dan administrasi organisasi antara lain meliputi :

a) Pengaturan penjagaan.

b) Pengaturan pengamanan markas. c) Pengaturan pengamanan tahanan. d) Pengaturan dokumen.

2) Pengaturan Eksternal Kepolisian.

Pengaturan Eksternal Kepolisian adalah semua kegiatan pengaturan yang berhubungan dengan semua aktifitas pemerintah dan masyarakat yang berdampak terhadap terganggunya ketertiban umum.

e. Kewajiban dan Larangan Petugas Pengaturan.

1) Kewajiban bagi petugas pengaturan antara lain meliputi: a) Berpenampilan dan bersikap ramah, tanggap, tegas dan peduli, etis, humanis, tidak sewenang – wenang.

b) Bersikap responsif terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekelilingnya.

c) Menjaga keamanan diri pada saat melaksankan tugas

d) Menguasai dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(29)

2) Larangan bagi petugas pengaturan antara lain :

a) Menerima segala bentuk imbalan/pemberian yang diduga berhubungan dengan pelaksanaan tugas b) Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan

kehormatan diri, orang lain dan kesatuan

c) Melakukan perbuatan yang dapat mengurangi sikap kewaspadaan.

f. Wewenang Petugas Pengaturan.

Wewenang Petugas Pengaturan meliputi:

1) Memeriksa persyaratan perizinan kegiatan masyarakat yang memerlukan pengamanan serta berdampak terjadi gangguan Kamtibmas.

2) Berhak menghentikan dan menindak secara hukum kegiatan masarakat yang tidak mempunyai izin dan atau izinnya tidak sesuai dengan pelaksanaannya. 3) Berhak menolak apabila tidak sesuai perizinan untuk

melakukan kegiatan yang berdasarkan penilaian kepolisian akan berdampak terjadinya gangguan Kabtibmas yang tidak bisa dilakuakan dengan tindakan pengaturan dikarenakan kekuatan pengamanan yang tidak memadai, lokasi kegiatan rawan terjadi gangguan Kamtibmas.

4) Petugas pengaturan internal kepolisian sesuai dengan Tupoksi masing-masing fungsi sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku di Polri baik untuk tingkat Mabes Polri sampai tingkat kewilayahan.

g. Pengendalian Pengaturan.

Pengendalian Pengaturan diatur sebagi berikut :

1) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian, pengendalian untuk tingkat Mabes Polri di bawah kendali Korsabhara Baharkam Polri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendalai Kasatwil/Pejabat yang ditunjuk oleh Kasatwil.

2) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian dan instansi terkait pengendalian untuk tingkat Mabes di bawah kendali Sops Kapolri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendali Kasatwil/Pejabat yang ditunjuk oleh Kasatwil.

(30)

23 FUNGSI TEKNIS SABHARA Pengaturan fungsi Sabhara pengendalian untuk tingkat Mabes Polri dibawah kendali Korsabhara Baharkam Polri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan di bawah kendali pejabat Sabhara setempat atau pejabat yang ditunjuk.

2. Pengaturan Kegiatan Masyarakat

a. Pengertian Kegiatan Masyarakat.

Kegiatan masyarakat adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai suatu tujuan.

Contoh kegiatan masyarakat antara lain : 1) Pesta pernikahan.

2) Perlombaan antar warga. 3) Pertandingan sepak bola. 4) Ibadah keagaamaan. 5) Pesta adat.

6) Hiburan.

b. Sasaran Pengaturan Kegiatan Masyarakat

1) Sasaran Pengaturan terhadap orang antara lain meliputi:

a) Orang gila. b) Orang mabuk.

c) Pengungsi/imigran gelap.

d) Orang berkelahi/tawuran masal.

2) Sasaran Pengaturan terhadap tempat antara lain meliputi:

a) Pusat pembelajaan/niaga. b) Terminal.

c) Tempat-tempat hiburan/wisata. d) Lokasi bencana alam.

e) Tempat Kejadian Perkara (TKP).

3) Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan masyarakat antara lain meliputi :

a) Pesta adat. b) Pesta olah raga. c) Konser / hiburan.

(31)

4) Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang antara lain Lalu Lintas hewan antara kota/provinsi/negara

c. Obyek Pengaturan Kegiatan Masyarakat

Objek pengaturan pada kegiatan masyarakat meliputi : 1) Orang.

Objek pengaturan orang adalah seluruh masyarakat utamanya yang melaksanakan kegiatan yang memerlukan adanya pengaturan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Contohnya: orang gila, orang mabuk, pengungsi/imigran gelap dan orang berkelahi/tawuran massal.

2) Tempat.

Objek pengaturan Tempat adalah tempat kegiatan masyarakat baik yang bersifat rutin maupun insidentil yang memerlukan kehadiran untuk melaksanakan pengaturan. Tempat contohnya: pusat pembelanjaan/niaga, terminal, tempat-tempat hiburan, pengaturan lalu lintas, lokasi bencana alam. dan tempat kejadian perkara (TKP).

3) Kegiatan.

Objek pengaturan kegiatan adalah semua kegiatan masyarakat dan pemerintah yang menurut penilaian Polri apabila tidak dilaksanakan pengaturan akan dapat mengganggu ketertiban umum dan bahkan membahayakan bagi jiwa, raga dan harta benda. Kegiatan masyarakat dan pemerintah contohnya : pesta adat raga, konser/hiburan, penyampaian pendapat dimuka umum. dan kegiatan upacara.

4) Hewan/barang.

Objek pengaturan Hewan/barang adalah mengatur semua lalu lintas hewan/barang termasuk wabah penyakit hewan serta barang barang berbahaya. Hewan/barang contohnya lalu hewan antar kota/provinsi/negara.

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Pengaturan Kegiatan Masyarakat

1) Persiapan

Sebelum pelaksanaan kegiatan pengaturan pimpinan kesatuan atau pimpinan lapangan melakukan kegiatan persiapan meliputi:

(32)

25 FUNGSI TEKNIS SABHARA a) Mengecek perizinan apabila kegiatan

masyarakat tersebut memerlukan persyaratan perizinan.

b) Menyiapkan sprin pelaksanaan tugas.

c) Mengecek perlengkapan anggota yang akan melaksanakan tugas pengaturan.

d) Menentukan pola/strategi bentuk kegiatan pengaturan yang akan dilaksanakan.

e) Menyiapkan kekuatan petugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

f) Melaksanakan AAP kepada petugas yang telah disiapkan.

2) Pelaksanaan

Pengaturan dilaksanakan oleh satu atau lebih dari fungsi kepolisian dapat dilakukan d e n g a n melibatkan instansi terkait lainnya yang diatur sebagai berikut:

a) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian di mana kepolisian pimpinan dan kendali di bawah Kasatwil atau Perwira yang ditunjuk oleh Kasatwil, jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi.

b) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian dan instansi terkait di mana pengaturan dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi kepolisian dan dibantu oleh unsur-unsur pengamanan swakarsa, pimpinan dan kendali di bawah Polri dengan jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi.

c) Pengaturan yang hanya dilaksanakan oleh fungsi Sabhara merupakan kegiatan pengaturan yang dilakukan, dipimpin dan dikendalikan oleh anggota Sabhara Polri dengan jumlah kekuatan dan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan atau perkembangan situasi dan kondisi berkaitan dengan ancaman gangguan Kamtibmas yang dihadapi.

(33)

3) Koordinasi

Koordinasi pengaturan dilaksanakan sebagai berikut: a) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian

dan instansi terkait melaksanakan koordinasi, untuk internal fungsi kepolisian dilakukan melalui para pimpinan antar fungsi yang langsung terlibat di lapangan sedangkan dengan instansi terkait dilaksanakan oleh pimpinan operasi dengan para pimpinan masing-masing instansi terkait yang terlibat.

b) Pengaturan terpadu antar fungsi kepolisian koordinasi dilakukan melalui para pimpinan antar fungsi yang langsung terlibat di lapangan.

4) Pengakhiran

Konsolidasi dilakukan oleh para petugas pengaturan dalam rangka mengakhiri kegiatan dengan melakukan pengecekan kekuatan personel dan peralatan.

a) Konsolidasi dilakukan dengan apel dipimpin oleh pangkat tertinggi (senior).

b) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pengaturan secara lisan dan tertulis kepada atasan langsung atau kepada yang memberi tugas.

e. Contoh Diskresi dalam Pelaksanaan Tugas Pengaturan Kegiatan Masyarakat

1) Menjelang puasa bulan Ramadhan sering terjadi kepadatan pasar yang luar biasa ramai sehingga petugas menutup beberapa ruas jalan, untuk menghindari kepadatan/kemacetan disetiap ruas jalan, maka petugas dapat buka tutup salah satu ruas jalan untuk difungsikan sebagai sarana berjualan masyarakat, sehingga tidak menggangu ruas jalan lain disekitar pasar.

2) Pada pelaksanaan sholat idul fitri dikarenakan banyak jamaah yang tidak mendapat tempat di dalam masjid terpaksa melaksanakan sholat di halaman masjid bahkan sampai ke jalan-jalan oleh karena itu Polisi melakukan tindakan diskresi dengan menutup jalan umum yang berdekatan dengan masjid dan mengalihkan arus jalan hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas.

(34)

27 FUNGSI TEKNIS SABHARA 3) Pada saat petugas sedang melaksanakan tugas

pengaturan kegiatan masyarakat di suatu tempat/lampu merah, tiba-tiba muncul ambulance yang membawa orang sakit petugas tersebut dapat melakukan tindakaan diskresi dengan menghentikan kendaraan lain dengan memberi prioritas kepada ambulance yang akan lewat hal tersebut dilakukan agar ambulance sampai pada tujuan dengan cepat.

3. Pengaturan Kegiatan Pemerintah

a. Pengertian Kegiatan Pemerintah

Kegiatan Pemerintah adalah segala bentuk kegiatan rutin/insidental yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sesuai dengan norma yang telah ditentukan dalam mencapai suatu tujuan.

Contoh kegiatan pemerintah antara lain : 1) Pilkada

2) Pesta olahraga

3) Event Nasional/International 4) Kegiatan upacara

5) Pendistribusian logistik

b. Sasaran Pengaturan Kegiatan Pemerintah

1) Sasaran Pengaturan terhadap orang antara lain meliputi:

a) Pejabat VIP. b) Orang Asing.

2) Sasaran Pengaturan terhadap tempat antara lain meliputi:

a) Perkantoran/obyek vital. b) Lalu lintas.

c) Tempat Kejadian Perkara (TKP). d) Tempat sidang.

3) Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan pemerintah antara lain meliputi:

a) Pesta olah raga. b) Kegiatan upacara. c) Pilkada.

(35)

d) Pawai HUT Kemerdekaan. e) Pendistribusian logistik.

4) Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang antara lain a) Lalu Lintas hewan antara kota/provinsi/negara. b) Lalu lintas daging dan produk hewan lainnya

antara kota/provinsi/negara. c) Wabah penyakit menular. d) Barang berbahaya.

c. Obyek Pengaturan Kegiatan Pemerintah.

Objek pengaturan pada kegiatan Pemerintah meliputi : 1) Orang.

Objek pengaturan orang adalah seluruh masyarakat utamanya yang melaksanakan kegiatan yang memerlukan adanya pengaturan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. contohnya pejabat , delegasi dan orang asing

2) Tempat.

Objek pengaturan Tempat adalah tempat kegiatan masyarakat baik yang bersifat rutin maupun insidentil yang memerlukan kehadiran petugas Polisi untuk melaksanakan pengaturan. contohnya: perkantoran, obyek vital, pengaturan lalu lintas.

3) Kegiatan.

Objek pengaturan kegiatan adalah semua kegiatan masyarakat dan pemerintah yang menurut penilaian Polri apabila tidak dilaksanakan pengaturan akan dapat mengganggu ketertiban umum dan bahkan membahayakan bagi jiwa, raga dan harta benda. contohnya Pesta olah raga, Kegiatan upacara, pawai dan Pilkada

4) Hewan/barang.

Objek pengaturan Hewan/barang adalah mengatur semua lalu lintas hewan/barang termasuk wabah penyakit hewan serta barangbarang berbahaya. Hewan/barang sebagaimana dimaksud meliputi: lalu hewan antar kota/provinsi/negara, lalu lintas daging dan produk hewan lainnya antar kota/provinsi/negara, wabah penyakit menular. dan barang berbahaya.

(36)

29 FUNGSI TEKNIS SABHARA d. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan

Pemerintah

Untuk langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan pemerintah sama dengan pelaksanaan pengaturan kegiatan masyarakat namun Pada pelaksanan kegiatan pemerintah koordinasi lebih intensif dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal agar pelaksanaan pengaturan pada kegiatan pemerintah sesuai rencana dengan jadwal yang ditentukan.

e. Contoh diskresi dalam pelaksanaan tugas pengaturan kegiatan Pemerintah

1) Pelaksanaan Kirab kemerdekaan/pawai dalam rangka HUT Kemerdekaan RI

Pada pelaksanaan Kirab kemerdekaan/pawai dalam rangka HUT Kemerdekaan RI petugas dapat melakukan tindakan diskresi dengan menutup jalan, membuat jalur yang berlawanan arah menjadi satu arah dan mengalihkan ke jalur lain, hal tersebut dilakukan agar pelaksanaan kegiatan masyarakat yang lain (pengguna jalan) menjadi lancar.

2) Pelaksanaan Pesta olahraga

Dalam rangka peringatan kemerdekaan HUT RI mengadakan pesta olahraga, petugas dapat menerapkan pengaturan arus lalu-lintas dengan sistem contra flow hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas.

3) Kegiatan Sidang di Pengadilan

Sering terjadinya keributan sidang yang dilakukan dipengadilan sehingga petugas Kepolisian melakukan tindakan diskresi dengan mengalihkan tempat sidang dari pengadilan satu ke tempat yang lain (instansi lain) yang dinilai aman dari pengunjuk rasa agar pelaksanan sidang menjadi lancar dan menghindari dari keributan.

4. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan/pengamanan kegiatan Pemilu/Pemilukada

a. Pengamanan Tempat Pemungutan Suara

Adalah tindakan Kepolisian yang dilaksanakan oleh setiap anggota Sabhara dan atau pengemban fungsi Sabhara Polri dalam rangka pengamanan di tempat pemungutan suara dengan pola pengamanan berdasarkan klasifikasi kerawanan tempat pemungutan suara, yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara penjagaan tetap dan atau bergerak melalui

(37)

patroli jalan kaki, patroli bersepeda, patroli dengan berkendara motor roda dua atau roda empat untuk menyambangi tempat pemungutan suara yang telah ditentukan.

b. Kewajiban anggota pengamanan TPS

1) 1 (satu) hari sebelumnya sudah berada di lokasi TPS. 2) Bawa kelengkapan perorangan : tongkat “T”, borgol dan

sarana komunikasi.

3) Melaporkan kedatangannya ke Kapolsek, selanjutnya koordinasi dengan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), tokoh masyarakat dan petugas pengamanan lainnya.

4) Mempelajari dan mengenali karakteristik kerawanan daerah, termasuk potensi kerawanan pada saat pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS).

5) Dilarang meninggalkan obyek pengamanan dan atau tempat pemungutan suara (TPS) sebelum adanya perintah pergeseran pasukan.

6) Melaporkan setiap perkembangan situasi terkini ke Pimpinan.

c. Potensi Kerawanan Saat Pemungutan dan Penghitungan Suara Di TPS

1) Intimidasi, menyuap dan tindak kekerasan terhadap Penyelenggara Pemilu di TPS, Saksi dan Pemilih.

2) Penggelembungan suara.

3) Manipulasi suara dengan menukar formulir C1. 4) Pemalsuan identitas.

5) Mencoblos surat suara sisa.

6) Menghalangi Pengawas dan Saksi mendapatkan formulir C1.

7) Masih adanya alat peraga terpasang disekitar TPS. 8) Kartu Pemilih/Undangan tidak tersampaikan kepada

Pemilih.

9) Adanya jual beli Kartu Pemilih/Undangan.

10) Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak transparan mengumumkan sisa Kartu Pemilih/Undangan yang terbagikan.

11) Jumlah Pemilih lebih banyak daripada jumlah penduduk.

(38)

31 FUNGSI TEKNIS SABHARA 12) Saksi/petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara (KPPS), salah dalam penulisan perolehan calon legislatif (Caleg) atau Parpol.

13) Hasil penghitungan suara tidak diawasi secara ketat oleh Saksi, Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) dan masyarakat saat disegel dan langsung dibawa ke Panitia Pemungutan Suara (PPS).

14) Berita Acara C1 untuk Panitia Pemungutan Suara (PPS) berada di luar kotak suara.

15) C2 Plano Besar (induk C1) dan Ba-c1 tidak dimasukkan kedalam kotak dan tidak disegel (wajib disegel).

d. Sasaran Pengamanan 1) Orang

a) Penyelenggara Pemilu : Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Pengawas Pemilu Lapangan, Saksi dari partai politik peserta Pemilu.

b) Calon anggota DPR, DPD, DPRD, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden beserta keluarga.

c) Masyarakat yang memiliki hak pilih. d) Masyarakat di sekitar TPS.

e) Orang dan atau kelompok yang akan mengganggu, mengacaukan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

f) Pengamat dan atau Pemantau Pemilu. 2) Benda atau barang

a) Sarana prasarana Pemilu : kotak suara, surat suara, bilik suara, tinta, meja, kursi, pembatas TPS dan kelengkapan lainnya.

b) Tas dan atau barang bawaan Pemilih.

c) Alat peraga : poster, spanduk, leaflet, banner, kaos, baliho dsb, alat peraga tsb tidak diperbolehkan di TPS karena dapat mempengaruhi Pemilih untuk memilih peserta Pemilu tertentu.

3) Lokasi atau tempat

a) Area di dalam kawasan TPS. b) Area di luar kawasan TPS.

(39)

4) Kegiatan

a) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memperlihatkan keabsahan kotak suara berikut surat suara dan kelengkapan lainnya

b) Antrian para Pemilih. c) Pemungutan suara di TPS.

d) Penghitungan suara di TPS oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

e) Pengumuman hasil penghitungan suara di TPS oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

f) Penyampaian hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan di TPS kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

g) Penyimpanan dan penyegelan rekapitulasi hasil penghitungan suara ke kotak suara.

e. Persiapan Pengamanan TPS

Pimpinan kesatuan dan atau Pimpinan lapangan agar melakukan langkah-langkah persiapan :

1) Menyiapkan kekuatan yang akan ditugaskan serta sarana dan prasarana yang akan digunakan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap kondisinya. 2) menentukan anggota yang akan dilibatkan didalam pengamanan TPS dan menyiapkan surat perintah tugasnya serta melakukan peningkatan kemampuan terhadap anggota dimaksud melalui pelatihan beladiri Polri dan simulasi Pam TPS dan pelatihan kemampuan lainnya.

3) Memetakan karakteristik kerawanan daerah dan menentukan cara bertindak.

4) Menentukan titik kumpul, route berangkat dan route kembali yang terdekat dan aman.

5) Melaksanakan Acara Arahan Pimpinan dengan esensi: potensi kerawanan, rencana kegiatan pengamanan, cara bertindak, konsignes, rencana kontinjensi serta instruksi dan koordinasi.

6) Menyalurkan dukungan anggaran pengamanan kepada anggota yang melaksanakan tugas pengamanan TPS.

(40)

33 FUNGSI TEKNIS SABHARA f. Pelaksanaan Pengamanan TPS Aman

1) Klasifikasi kerawanan TPS dan pola pengamanan

Klasifikasi kerawanan TPS terdiri dari TPS aman, rawan I dan TPS rawan II, pola pengamanan yang diterapkan adalah “sistem strong point” melalui penjagaan tetap berkekuatan paling sedikit 2 (dua) orang dan atau penggelaran patroli berkendara motor roda dua berkekuatan paling sedikit 2 (dua) orang dan atau roda empat berkekuatan paling sedikit 4 (empat) orang. 2) Cara Bertindak

a) Kericuhan saat mengantri

(1) Melerai para pihak yang terlibat kericuhan. (2) Menghimbau Pemilih mengantri dengan tertib

sesuai urutan kedatangan.

(3) Mengkoordinasikan KPPS agar para Pemilih dapat tertib di TPS.

(4) Terhadap pelaku yang tertangkap tangan, dilakukan penangkapan, penggeledahan, lanjut pelaku dan BB diserahkan ke Polsek terdekat.

(5) Melapor ke Pimpinan mengenai perkembangan situasi terkini.

b) Pengrusakan TPS, kotak suara, surat suara dan lainnya

(1) Mengecek kasus yg telah terjadi dan melakukan TPTKP.

(2) Tangkap dan geledah pelaku, serahkan pelaku serta BB ke Polsek terdekat.

(3) Mencatat identitas dan keterangan para Saksi.

(4) Bersama unsur pengamanan lainnya mengamankan TPS.

(5) Melapor ke Pimpinan mengenai perkembangan situasi terkini

c) Unjuk rasa

(1) Segera melaporkan ke Pimpinan dengan sarana komunikasi yg ada.

(2) Negosiasi dengan pimpinan pengunjuk rasa dan atau Korlap.

(3) Menghimbau pengunjuk rasa agar tidak masuk TPS.

(41)

(4) Menghubungi Polsek dan atau Polres untuk penambahan perkuatan.

(5) Bersama unsur Pam lainnya mengamankan TPS.

d) Seseorang atau kelompok orang yang tidak berkepentingan akan masuk TPS

(1) Melarang agar tidak memasuki TPS.

(2) Melakukan tindakan Kepolisian dengan utamakan pencegahan sehingga dapat meminimalisir permasalahan.

(3) Melaporkan ke Pimpinan mengenai perkembangan situasi terkini.

e) Tidak puas atas hasil penghitungan suara

(1) Memberikan peringatan ke pelaku agar berlaku tertib.

(2) Negosiasi dengan pelaku.

(3) Menindak tegas pelaku berdasarkan ketentuan hukum, dengan catatan apabila kekuatan mencukupi, apabila tidak mencukupi segera minta bantuan perkuatan. (4) Menyerahkan pelaku dan barang bukti ke

Polsek terdekat.

(5) Melaporkan ke Pimpinan melalui sarana komunikasi yang ada.

f) Pengrusakan TPS, kotak suara, surat suara dan perlengkapan lainnya

(1) Menangkap dan menggeledah pelaku. (2) Mencatat dan menyita barang bukti.

(3) Menyerahkan pelaku dan barang bukti ke Polsek terdekat.

(4) Mencatat identitas saksi dan keterangannya. (5) Mengamankan kawasan TPS dan area

sekitarnya.

(6) Melaporkan ke Pimpinan dengan sarana komunikasi yang ada.

g) Protes dan atau unjuk rasa

(1) Melakukan pembatasan terhadap pengunjuk rasa agar tidak dapat memasuki area di dalam kawasan TPS.

(42)

35 FUNGSI TEKNIS SABHARA (3) Menghubungi Polsek dan atau Polres minta

bantuan perkuatan.

(4) Mendokumentasikan dinamika unjuk rasa. (5) Melaporkan ke Pimpinan dengan sarana

komunikasi yang ada. g. Pengakhiran Pengamanan TPS

1) Pimpinan lapangan dan atau Kapolsek dalam pengakhiran pengamanan melalui konsolidasi dengan kegiatan pengecekan kekuatan personel dan peralatan. 2) Dalam pelaksanaan konsolidasi, disampaikan evaluasi

dan koreksi terhadap cara bertindak yang tidak sesuai dengan prosedur.

3) Selesai pelaksanaan tugas pengamanan TPS, anggota kembali ke Polsek dengan tertib, selanjutnya melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya.

h. Koordinasi dan Pengendalian

1) Pimpinan Kesatuan atau Pimpinan Lapangan saat pengerahan kekuatan agar mengkoordinasikannya dengan pihak berkompeten, meliputi : satuan fungsi, Instansi terkait dan Pemerintah Daerah setempat serta para pihak yang berkepentingan.

2) Pimpinan sesuai tingkatan agar melakukan pengawasan dan pengendalian dilapangan guna mencapai hasil yang maksimal.

3) Pimpinan Kesatuan atau Pimpinan Lapangan sesaat setelah selesai penugasan, agar segera melaporkan secara tertulis dan berjenjang mengenai hasil pelaksanaan tugasnya

(43)

Rangkuman

1. Pengaturan adalah suatu kegiatan kepolisian dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya Kamtibmas, bebas dari rasa kekhawatiran sehingga masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan/aktifitas dengan tertib dan lancar.

2. Tujuan dari pada pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah adalah agar seluruh kegiatan kepolisian dalam rangka memelihara kamtibmas dapat terlaksana dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel, dan professional.

3. Pengaturan kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan yang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

4. Bentuk-bentuk pengaturan terdiri dari : a. Pengaturan Internal Kepolisian. b. Pengaturan Eksternal Kepolisian.

5. Kegiatan masyarakat adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai suatu tujuan.

(44)

37 FUNGSI TEKNIS SABHARA 6. Sasaran Pengaturan Kegiatan Masyarakat

a. Sasaran Pengaturan terhadap orang. b. Sasaran Pengaturan terhadap tempat.

c. Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan masyarakat. d. Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang.

7. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan masyarakat meliputi:

a. Persiapan. b. Pelaksanaan. c. Koordinasi. d. Pengakhiran.

8. Kegiatan pemerintah adalah segala bentuk kegiatan rutin/insidental yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sesuai dengan norma yang telah ditentukan dalam mencapai suatu tujuan.

9. Sasaran pengaturan kegiatan pemerintah meliputi: a. Sasaran Pengaturan terhadap orang.

b. Sasaran Pengaturan terhadap tempat .

c. Sasaran Pengaturan terhadap kegiatan pemerintah. d. Sasaran pengaturan terhadap hewan/barang.

10. Langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan Pemerintah Untuk langkah-langkah pelaksanaan pengaturan kegiatan pemerintah sama dengan pelaksanaan pengaturan kegiatan masyarakat namun pada pelaksanan kegiatan pemerintah koordinasi lebih intensif dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal agar pelaksanaan pengaturan pada kegiatan pemerintah sesuai rencana dengan jadwal yang ditentukan.

Latihan

1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan pengaturan !

2. Jelaskan tujuan pengaturan ! 3. Jelaskan fungsi pengaturan !

4. Jelaskan bentuk-bentuk pengaturan !

5. Jelaskan kewajiban dan larangan petugas pengaturan ! 6. Jelaskan wewenang petugas pengaturan !

(45)

MODUL

03

PENJAGAAN

24 JP (1080 menit)

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi tentang hakikat penjagaan, pelaksanaan tugas jaga, tata cara pelayanan terhadap masyarakat dalam tugas penjagaan, administrasi penjagaan dan mengisi buku register dan blanko laporan polisi, prosedur penjagaan tahanan.

Tujuan diberikannya materi ini, agar peserta didik mampu memahami dan menerapkan penjagaan.

Kompetensi Dasar

Memahami dan menerapkan penjagaan.

Indikator Hasil Belajar :

1. Menjelaskan Hakikat Penjagaan

2. Menjelaskan Pelaksanaan Tugas Jaga

3. Menjelaskan Tata Cara Pelayanan Terhadap Masyarakat dalam Tugas Penjagaan

4. Menjelaskan Administrasi Penjagaan dan Mengisi Buku Register dan Blanko Laporan Polisi

5. Menjelaskan Prosedur Penjagaan Tahanan 6. Mempraktikkan serah terima tugas jaga

7. Mempraktikkan tata cara pelayanan terhadap masyarakat dalam tugas penjagaan

8. Mempraktikkan cara mengisi buku register dan blanko laporan polisi

(46)

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :

Penjagaan.

Sub Pokok Bahasan : 1. Hakikat Penjagaan

2. Pelaksanaan Tugas Jaga

3. Tata Cara Pelayanan Terhadap Masyarakat dalam Tugas Penjagaan

4. Administrasi Penjagaan dan Mengisi Buku Register dan Blanko Laporan Polisi

5. Prosedur Penjagaan Tahanan

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang penjagaan.

2. Metode Brain Storming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta tentang materi penjagaan.

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan

5. Metode praktik /drill

(47)

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/Media a. Whiteboard. b. Papan Flipchart. c. Komputer/laptop. d. LCD dan screen. e. Laser point.

f. Pengeras suara/sound system 2. Bahan

a. Kertas flipchart. b. Alat tulis.

3. Sumber Belajar :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

b. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penjagaan.

c. Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penjagaan Tahanan

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan apersepsi:

a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi materi sebelumnya.

b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Tahap Inti : 1060 menit

a. Pendidik menyampaikan materi penjagaan.

b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.

(48)

c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi yang disampaikan oleh pendidik.

d. Pendidik memberikan contoh pelaksanaan penjagaan. e. Peserta didik mempraktikkan penjagaan.

f. Pendidik membimbing, mengawasi dan memfasilitasi pelaksanaan praktik

g. Pendidik menyimpulkan hasil praktik

3. Tahap akhir : 10 menit a. Cek Penguatan materi.

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi.

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang di sampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume.

Tagihan / Tugas

1. Peserta didik mengumpulkan hasil resume materi penjagaan. 2. Peserta didik mengumpulkan hasil isian buku register penjagaan

dan blangko laporan polisi yang telah di isi.

Lembar Kegiatan

1. Peserta didik meresume materi penjagaan. 2. Peserta didik mempraktikkan :

a. Serah terima tugas jaga.

b. Tata cara pelayanan terhadap masyarakat dalam tugas penjagaan.

c. Cara mengisi buku register dan blanko laporan polisi. d. Prosedur penjagaan tahanan.

(49)

Bahan Bacaan

PENJAGAAN

1. Hakikat Penjagaan

a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Penjagaan.

1) Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri yang bersifat preventif dengan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan harta benda untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.

2) Penjagaan Markas atau perkantoran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk menjaga keamanan Markas atau perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Penjagaan tahanan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap tahanan dalam pelaksanaan proses hukum.

4) Penjagaan obyek tertentu lainnya adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk memberikan keamanan terhadap obyek tertentu lainnya.

b. Tugas Penjagaan.

Tugas Penjagaan adalah :

1) Mencegah atau menangkal segala bentuk tindak kejahatan atau pelanggaran di daerah tanggung jawabnya masing-masing, baik bersifat pos tetap, pos sementara dan pos bergerak (Mobile).

2) Memberikan pelayanan, antara lain menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat.

3) Monitor secara aktif setiap saat segala bentuk gangguan kamtibmas yang terjadi pada seluruh jajaran Polri di wilayahnya.

4) Sampaikan secara cepat dan tepat setiap kejadian segala bentuk kejadian atau gangguan kamtibmas yang terjadi di wilayahnya kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lanjut.

(50)

c. Fungsi Penjagaan.

Fungsi Penjagaan adalah salah satu tugas pokok Kepolisian yang bersifat preventif untuk memberikan pengamanan, pelayanan, perlindungan serta memelihara keselamatan orang, harta benda atas kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.

d. Peranan Penjagaan.

Sebagai pintu gerbang pertama memberikan pelayanan Kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk:

1) Penerimaan dan penanganan pertama laporan atau pengaduan.

2) Pelayanan permintaan bantuan atau pertolongan Kepolisian.

3) Penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti.

4) Penyelesaian perkara ringan atau perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum dan peraturan atau kebijakan dalam organisasi Polri.

e. Bentuk Pos Penjagaan. 1) Pos Tetap.

Adalah penjagaan yang dilaksankan secara terus menerus ditempat-tempat tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan utama tentang keamanan yang dikehendaki, yaitu kehadiran Polri selalu ada. Bentuk-bentuk penjagaan tetap dapat dilakukan di tempat-tempat tertentu yaitu :

a) Penjagaan Markas/Kesatrian.

Penjagaan Markas/Kesatrian yaitu penjagaan yang dilaksanakan mulai dari Markas Besar sampai dengan Polsek/Ta, dimana Kesatuan Polri bertempat tinggal secara bersama-sama (Kesatrian).Penjagaan ini harus selalu ada, guna terwujudnya keamanan dalam lingkungan itu sendiri maupun untuk menumbuhkan situasi kamtibmas.

b) Penjagaan Tahanan.

Penjagaan Tahanan adalah penjagaan terhadap orang yang melakukan tindak pidana atau melanggar hukum lainnya, maka dalam proses

(51)

penyidikan perlu dilakukan penahanan sebagaimana dijelaskan dalam KUHAP Pasal 20 tentang Penahanan.

c) Penjagaan di perbatasan.

Penjagaan di perbatasan adalah penjagaan yang letaknya pada perbatasan wilayah antar negara dengan negara yang pada hakikatnya mencegah timbulnya imigrasi gelap dan penyelundupan. d) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan tugas penjagaan tetap. misalnya pada Markas Komando:

(1) Melayani laporan dan pengaduan dari masyarakat tanpa pamrih dan tidak diskriminatif. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan mencatat dengan cermat yang disampaikan oleh pelapor atau pengadu. Berbicara dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti serta tidak bersikap dan berkata yang dapat merendahkan harkat dan martabat manusia. (2) Jika bertugas di Pos Depan, awasi dan

perhatikan keadaan sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan.

(3) Sekali-kali dapat berjalan sekitar (kanan dan kiri) penjagaan dan jika bersenjata senapan dibawa dengan sikap depan senjata.

(4) Di dalam ruang jaga, duduklah dengan sopan dan sikap tidak terpaksa. Pakaian tidak boleh dilepas, topi ditempatkan pada kapstok, pandangan menjangkau sekeliling penjagaan.

(5) Cepat dan tanggap (pro-aktif dan reaktif) terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitar pos penjagaan.

(6) Tidak boleh mengganggu orang lain, terutama wanita yang sedang berjalan dan barang milik orang lain yang ada disekeliling atau di sekitar penjagaan.

(7) Menjaga kebersihan tempat penjagaan dan menjaga kerapian sikap tampang petugas. (8) Tidak dibenarkan sama sekali meninggalkan

tempat penjagaan atau penjagaan dibiarkan kosong. Waktu istirahat diatur sesuai dengan peraturan yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

yang diberikan kepada tersangka dan turunannya kepada keluarga tersangka. Hal ini di beritahukan kepada JPU dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan

3) Pasal 40 ayat (1) undang-undang nomor 15 Tahun 2002 (undang-undang tindak pidana pencucian uang) menyatakan bahwa setiap orang yang melaporkan terjadinya

1) Kepala Kesatuan selaku atasan dan/atau sebagai Kepala Satuan Kerja berwenang mengerahkan dan membuat keputusan sehubungan dengan penggunaan kekuatan personel yang

(4) Jumlah, letak dan jenis-jenis alat pemadam kebakaran dan alat pengendali kerusakan di dlam kamar mesin bersama dengan peng gunaannya dan berbagai kecermatan

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut UUD, dan dapat pula tidak tertulis. UUD menempati tata urutan peraturan perundang- undangan tertinggi dalam

a. Pengecekan terhadap objek yang akan dikawal meliputi jumlah orang dan barang yang dibawa. Pembagian tugas dan mengatur posisi siapa yang berada di depan, di samping,

a) Kapal yang tidak terkendalikan. b) Kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas. 4) Setiap kapal, selain daripada kapal yang tidak terkendalikan atau kapal yang

Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan Pengertian skala, Cara mengukur jarak pada peta,