• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT INFORMASI SAHIVA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) II.1. Sejarah Berdirinya Pusat Informasi Sahiva Di Kampus Universitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT INFORMASI SAHIVA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) II.1. Sejarah Berdirinya Pusat Informasi Sahiva Di Kampus Universitas"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSAT INFORMASI SAHIVA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)

II.1. Sejarah Berdirinya Pusat Informasi Sahiva Di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU).

Nama “warung sahiva” yang sedikit ‘gaul’ diberikan untuk menghindari kesan ‘kaku’, sehingga diharapkan orang dapat mempergunakan wadah ini sebagai tempat yang nyaman dan ramah untuk memperoleh informasi dan konseling, bukan hanya untuk orang-orang yang bermasalah. Pada awalnya merupakan pengembangan dari Badan Konsultasi dan Bimbingan Mahasiswa (BKBM) Universitas Sumatera Utara. Sebagai salah satu dari 10 proyek inovatif yang mendapat bantuan dari UNDP INS/95/005/A/01/99 sebagai pilot project, melalui Komisi Penanggulangan Narkoba Daerah (KPAND) Sumatera Utara. Sahiva mulai melaksanakan kegiatannya bulan Agustus 1998. Sosialisasi Sahiva pertama dilakukan di depan para Pembantu Dekan III se-USU pada 7 Oktober 1998. Tanggal tersebut diperingati sebagai hari berdirinya Sahiva.

Setelah sosialisasi diadakan peluncuran Sahiva di Biro Pusat Administrasi USU (Biro Rektor) di hadapan Senat Guru Besar USU, Dekanat, wakil dari perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Medan, Kepolisian dan Pemerintahan pada April 1999. Peluncuran Sahiva ini juga dihadiri wakil dari UNDP, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, dan Dirjen Dikti Jakarta.

Agustus 1998 Sahiva membuka ‘warung’ pertama kalinnya di lantai II Gedung BKBM USU di Jalan Universitas No. 22. Tetapi sejak tahun 1999 Sahiva

(2)

sudah berdiri sendiri, lepas dari manajemen BKBM. Dan mulai dari 22 April 2000-2005, Sahiva berlokasi di Jalan Perpustakaan No. 1, Kampus USU Medan. Sekarang Sahiva berada di Jalan Universitas No. 22 Kampus USU Medan. Dan hampir 1,5 tahun atau tepatnya tahun 2006 berada di lantai II Gedung BKBM yang merupakan awal ‘warung’ Sahiva. Di bawah naungan UBK (Unit Bantuan Kemanusiaan), yang sama-sama bergerak di bidang sosial. Tetapi semua kegiatan Sahiva di jalankan sendiri karena Sahiva bersifat Mandiri.

II.2. Visi Dan Misi Sahiva • Visi

Sebagai Pusat Informasi dan Konseling HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi, dan Napza.

• Misi

• Melakukan informasi dan layanan mengenai HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi, IMS, dan Napza kepada masyarakat, khususnya mahasiswa. • Melakukan pelatihan, seminr, diskusi, dan penelitian dengan HIV/AIDS,

Kesehatan Reproduksi, dan Napza.

II.3. Tujuan Sahiva

Secara umum tujuan pengembangan warung sahiva di kampus adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak muda tentang Kesehatan Reproduksi, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS, dan Napza terutama cara pencegahan dan penanggulangannya. Secara khusus lembaga ini mengembangkan pola-pola KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) khususnya bagi

(3)

mahasiswa/remaja, melakukan pelatihan-pelatihan, temu-temu diskusi, seminar, lokakarya, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu sebagai pusat informasi, Sahiva juga mengembangkan penelitian dan kajian yang dilakukan sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga/instansi lain.

II.4. Struktur Kelembagaan II.4.1. Profesi

Sejak tahun 1998 sampai dengan 2004, Sahiva telah beberapa kali mengalami perubahan Sumber Daya Manusia. Awalnya kepengurusan Sahiva terdiri dari beberapa orang yaitu terdiri Koordinator Lembaga (dr. Linda T Maas, MPH), Sekretaris/Bendahara (Filia Dina A, S.Sos) dan Staf Proyek (Gita Kencana, SKM). Berkembangnya program membuat Sahiva mengajak rekan-rekan yang peduli yaitu Yenny Nuraini Lubis, S. Sos (1999-2001) dan Cut Para Widian, SKM (2002-2003) untuk bergabung sebagai staf.

Sampai dengan sekarang, Struktur Kepengurusan warung Sahiva USU yang disahkan dengan SK Rektor USU Nomor 554/J05/SK/KP/2004 adalah sebagai berikut : Penanggungjawab, Direktur Program, Asisten, Manajer Program, Sekretaris/Bendahara, Staf, Bagian Rumah Tangga.

Ujung tombak Sahiva adalah para relawan-relawannya, karena itu untuk menjalankan misinya, Sahiva dibantu oleh relawan-relawan yang mengembangkan bidang-bidang kegiatan. Relawan adalah sebutan untuk semua orang yang mau bergabung, meluangkan waktu dan membantu Sahiva dalam menyebarkan informasi yang sesuai dengan visi dan misi Sahiva.

(4)

Pada dasarnya relawan Sahiva adalah Pendidik Sebaya, tetapi tidak dibatasi hanya kepada orang yang sudah mengikuti Pelatihan Sebaya saja.

1. Relawan Lepas : Yaitu siapa saja yang mau membantu kegiatan-kegiatan Sahiva pada suatu kegiatan tertentu, belum mengikuti Pelatihan Dasar. 2. Relawan Muda : Sudah mengikuti Pelatihan Dasar Pendidikan Sebaya

Sahiva.

3. Relawan Inti : Sudah mengikuti pelatihan pemantapan Sahiva atau sudah bergabung dan aktif mengikuti kegiatan Sahiva sekurangnya enam bulan. Relawan inti yang menunjukkan keaktifannya akan diberi tanda penghargaan berupa vest, topi, dan emblem Sahiva yang diserahkan pada saat tak terduga. Relawan inti juga berhak memperoleh Surat Keterangan sebagai Relawan Inti. Selain penghargaan kepada relawan, Sahiva juga memberikan anugerah penghargaan kepada orang-orang yang dianggap berjasa membantu pengembangan Sahiva dan peduli. Penghargan yang diberikan adalah rompi dan topi yang bertuliskan Sahiva.

Struktur Kepengurusan Relawan Inti warung Sahiva saat ini adalah sebagai berikut : Koordinator Relawan, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara Umum, Bendahara Kegiatan, Bendahara Harian, Koordinator Kegiatan.

II.4.2 Administrasi

II.4.2.1 Sumber Dana Sahiva

Adapun sumber dana warung Sahiva adalah Donatur Tetap, Donatur Lepas, Sponsor, Sumbangan, Kas Sahiva yang berasal dari iuran anggota setiap seminggu sekali dan Fundaraising/ Usaha-usaha Mandiri.

(5)

II.4.2.2 Fasilitas Sahiva

• Memfasilitasi pelatihan dan penyuluhan mengenai HIV/AIDS, Narkoba dan Kesehatan Reproduksi (Kespro).

• Menyediakan wahana konseling dan diskusi tentang kesehatan masyarakat terutama HIV/AIDS, Narkoba dan NAPZA.

• Menyediakan alat-alat penyampaian informasi melalui brosur, Leaflet, Stiker, Poster, CD dan alat-alat peraga lainnya.

• Perputakaan yang berisikan buku-buku mengenai HIV/AIDS, KESPRO dan NAPZA.

II.4.3 Sekretariat

Warung (ungkapan yang sering dipakai relawan Sahiva USU untuk menyebut sekretariat) organisasi Sahiva USU terletak di lingkungan kompleks USU, tepatnya di Jalan Universitas No. 22 Kampus USU Padang Bulan Medan, dengan kode pos 20155.

Bersebelahan dengan MENWA (Resimen Mahasiswa), di sebelah kiri Asrama Puteri dan di depan gedung Sahiva terdapat bangunan gedung Fakultas Sastra. Bangunan warung Sahiva USU terlihat nyaman dan asri. Sekeliling bangunan ada pepohonan dan bunga-bunga yang membuat warung sahiva terlihat asri dan nyaman.

Bangunan warung Sahiva terdiri dari dua lantai, lantai satu terdapat lima ruangan yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Kelima ruangan tersebut adalah ruang rapat, ruang tamu, ruang manajer Sahiva, kamar mandi dan dapur. Lantai dua terdapat lima ruangan yang masing-masing memiliki fungsinya

(6)

sendiri-sendiri. Kelima ruangan tersebut adalah di sebelah kanan terdapat kamar mandi dan ruang rapat. Disebelah kiri terdapat ruang lesehan sahiva, ruangan khusus untuk menyimpan arsip-arsip Sahiva dan ruangan pelatihan.

Bagi beberapa anggota, warung Sahiva merupakan rumah mereka dimana mereka menggunakan warung Sahiva sebagai tempat berkumpul untuk berdiskusi dan tempat beristirahat bagi mereka. Ruang lesehan yang hanya selebar 4 x 4 meter, yang di penuhi lemari-lemari yang berisikan buku-buka, foto-foto relawan dan poster-poster atau gambar-gambar mengenai HIV/AIDS di dinding, dan satu buah televisi dijadikan para relawan sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi.

Sore hari selepas segala aktifitas kuliah berakhir, disitulah waktu berkumpulnya anggota di warung. Baik didalam gedung maupun di halaman, para anggota berkumpul dengan berbagai aktifitas yang dilakukan. Diskusi, rapat, membaca, nonton televisi hingga bergosip membicarakan hal-hal yang berkembang saat ini merupakan aktifitas yang bisa dilihat saat itu.

Dan bila malam semakin larut atau tidak ada lagi kegiatan dan aktifitas yang dilakukan lagi di warung, barulah mereka pulang ke rumah dan kos-kosan.

II.5. Ruang Lingkup Program II.5.1 Bidang Penelitian

II.5.1.1 Pelatihan Pendidikan Sebaya (Peer Educator)

Dalam pelatihan ini mengadakan kegiatan pelatihan selama 2 hari bagi relawan baru, dimana relawan baru itu maksimal sebanyak 25 orang. Adapun pelatihan yang diberikan adalah pelatihan dasar dan materi-materi dasar.

(7)

Adapun materi-materi yang di berikan saat pelatihan adalah sebagai berikut :

• Hari pertama, materi yang diberikan adalah : • Dinamika kelompok

• Kesehatan reproduksi (Kespro), Infeksi Menular Seksual (IMS) • HIV/AIDS

• Wild Five

• Hari kedua, materi yang diberikan adalah :

• Narkotika, Psikotropika, and Zat Adiktif (NAPZA) • Pendidikan Sebaya

• Perubahan Perilaku : Moral dan Agama • Komunikasi, Informasi dan Edukasi

Adapun kegiatan pelatihan ini diadakan dari pukul 08.00 sampai 17.00 wib atau mengikuti keadaan di lapangan. Dan dalam kegiatan ini juga di adakan GAMES seperti permainan atau perlombaan yang di buat oleh anggota itu sendiri, agar para relawan baru merasakan penyegaran dan dapat membuat pelatihan tersebut dapat lebih mudah di mengerti karena di lakukan dengan cara pendekatan pendidikan sebaya.

II.5.1.2 Pelatihan Pemantapan Relawan

Kegiatan pelatihan ini biasanya diadakan diluar lokasi Sahiva, sering diadakan dluar kota seperti; Sibolangit. Dalam pemantapan relawan Sahiva memanggil pemateri dari luar Sahiva yang mengetahui tentang HIV/AIDS maupun materi yang ingin dibahas dan didiskusikan dan dari dalam Sahiva itu

(8)

sendiri seperti senior-senior Sahiva. Pemantapan relawan itu dilakukan setelah 3 bulan pelatihan pendidikan sebaya atau bisa di katakan relawan aktif selama kurang lebih 3 bulan maka relawan dapat mengikuti pelatihan pemantapan relawan tersebut.

II.5.1.3 Pelatihan Training of Trainer (TOT)

Dalam pelatihan ini diadakan pedalaman materi, diskusi, kelompok kecil, cara penyampaian dan membahas suatu hal-hal yang sedang berkembang mengenai HIV/AIDS, Kespro dan IMS (Infeksi Menular Seksual). Pelatihan tersebut dilakukan selama satu bulan. Dan yang menjadi training of trainer adalah dua angkatan di atas dari angkatan yang ada sekarang.

II.5.1.4 Pelatihan Dasar Konseling

Dalam pelatihan ini diadakan pedalaman pelatihan dasar konseling dengan memanggil mitra-mitra Sahiva dan dari KPA ataupun dari LSM-nya langsung. Memberikan pelayanan di bidang konseling berkaitan dengan isyu HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi (KESPRO) dan NAPZA kepada para relawan yang mengikuti pelatihan dasar konseling.

Sampai dengan Februari 2008, Sahiva sudah melakukan Pelatihan Pendidikan Sebaya Relawan Sahiva sebanyak 22 angkatan. Pelatihan untuk relawan dilakukan dengan bantuan dari UNDP (4 angkatan), STARH (Sustainable Technical Assistance for Reproduktive Health and Family Planning) sebanyak 4 angkatan, dan swadana peserta pelatihan.

(9)

Kerjasama dalam melakukan pelatihan untuk lembaga tertentu juga dilakukan Sahiva, antara lain:

• Pelatihan Pendidikan Sebaya untuk Relawan lathiva IAIN Sumatera Utara • Pelatihan Kader Pendidikan Sebaya untuk Putra-Putri Polri (POLDASU) • Pelatihan Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS Untuk Siswa SLTA,

Mahasiswa, dan Guru SLTA (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional)

• Pelatihan Pendidik Sebaya Korps. Sukarela Palang Merah Indonesia-KPAND SU

• Pelatihan Pendidikan Sebaya Untuk Siswa/Siswi SMU Plus Sipirok (Komisi Penanggulangan AIDS dan penyalahgunaan Narkoba Daerah Sumatera Utara)

• Pelatihan Pendidik Sebaya Untuk Remaja Kelompok Agama (2 angkatan STARH)

• Pelatihan Pendidik Sebaya Untuk Santri/Santriah Pesantren Darul Arafah • Pelatihan Pendidik Sebaya Untuk Remaja Gereja Mitra kerja dari United

Evangical Mission Asia (UEM Asia)

• Pelatihan Pendidik Sebaya dengan remaja dari Yayasan Pandita Sabha Budha Dharma Indonesia daerah Sumut.

Selain mengkemas pelatihan secara khusus, Sahiva juga sering diundang lembaga ataupun institusi lain untuk menjadi pembicara, narasumber, fasilitator, baik di dalam Kota Medan maupun kabupaten lain di Sumatera Utara.

Ini dikarenakan kepercayaan yang demikian besar terhadap Sumber Daya Manusia terlatih yang dimiliki Sahiva. Meskipun demikian Sahiva terus berupaya

(10)

untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM-nya dengan mengikutsertakan dalam pelatihan di dalam dan luar negri.

Termasuk dalam bidang pelatihan adalah melaksanakan diskusi-diskusi untuk remaja, dengan pembahasan yang bervariasi pada setiap minggunya.

II.5.2. Bidang Pemasaran Sosial

Untuk percepatan penyebaran informasi di kelompok yang lebih luas, Sahiva melakukan kegiatan-kegiatan :

• Pengembangan homepage Sahiva di http:/

• Penyebaran informasi melalui radio, Mei 1999 sampai dengan Juli 2003 secara rutin Sahiva ikut dalam talk show di Radio KISS FM Medan dalam Forkesting Interaktif

• Expo Sahiva, yaitu suatu acara yang memadukan pementasan musik, parody, perlombaan (cheer leaders, karikatur), pameran yang dimaksudkan untuk menjadi ajang kreatifitas anak muda, hiburan, dan penuh informasi (1998, 1999)

Ikut membuka stand/meja informasi di setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga lain, baik institusi pemerintahan maupun di luar kampus. Secara rutin menggelar lesehan/tikar informasi di dalam kampus.

Ikut dalam kompetisi pembuatan video cerita pendek yang diselenggarakan oleh Malaysia Video Award On AIDS yang mengangkat pentingnya informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan peran pendamping Odha. Dalam hal ini, Sahiva dengan Finally I Got The Answer berhasil meraih penghargaan Special mention dalam Kategori Amatir (tahun 1999).

(11)

Selalu berpartisipasi dalam agenda dunia memperingati Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember dan Malam Renungan AIDS tiap tahunnya untuk menggugah kepedulian masyarakat umumnya, dan anak muda/remaja khususnya.

II.5.3 Bidang Administrasi Relawan dan Dokumentasi

Sahiva sangat menghargai relawan-relawannya sebagai ujung tombak. Upaya untuk ‘menjaring’ relawan dan mempertahankan relawan terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan mendorong relawan agar mengorganisasikan diri dalam sebuah ikatan. Atas inisiatif relawan, dan selanjutnya memiliki dan mangatur kas relawan, serta mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan relawan, seperti biodata, buku ‘curhat’, rekapitulasi relawan, daftar piket, dan sebagainya.

II.5.4 Bidang Konseling

Memberikan pelayanan di bidang konseling berkaitan dengan isyu HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi dan Napza. Dalam memberikan layanan konseling, jika perlu Sahiva akan melakukan rujukan ke lembaga/pihak lain. Untuk itu Sahiva sudah memiliki jaringan kerja sama dengan lembaga/instansi peduli AIDS dan Narkoba lainnya, seperti LSM JKM, PKBI-Sumatera Utara, PIKIR-PKPA, Galatea, RS. Adam Malik, Laboratorium Kesehatan Daerah, dan sebagainya.

(12)

II.5.5 Bidang Penelitian dan Pengembangan

Sebagai Pusat Informasi, Sahiva melakukan survey awal tentang tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa USU terdapat HIV/AIDS pada tahun 1998.

Survey sederhana mengenai perilaku seks Mahasiswa USU pada Hari AIDS Sedunia tahun 2000.

Dalam penelitian dan pengembangan, tahun 2001 Sahiva mendapat kepercayaan dari Save The Children US untuk melakukan Base Line Survey, terhadap 500 anak jalanan di Kota Medan, terutama berkaitan dengan perilaku kesehatan mereka.

Base Line Survey tentang perilaku yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja pada April 2004, bekerja sama dengan STARH.

II.6 Pendekatan Pendidikan Sebaya II.6.1 Pengertian Pendidikan Sebaya

Pendidikan sebaya adalah suatu proses komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh dan untuk kalangan yang sebaya yaitu kalangan satu kelompok. Ini dapat berarti satu kelompok sebaya pelajar, kelompok mahasiswa, sesame rekan kerja, sesame profesi, jenis kelamin.

Kegiatan sebaya dipandang sangat efektif dalam rangka KIE penanggulangan HIV/AIDS, karena penjelasan yang diberikan oleh seseorang dari kalangannya sendiri akan mudah dipahami.

(13)

1. Pendidikan sebaya dapat menyampaikan pesan-pesan sensitif di dalamnya.

2. Pendidikan sebaya merupakan peran serta masyarakat dalam dukungan dan melengkapi program lain yang berkaitan dengan strategi masyarakat lainnya.

3. Kelompok target lebih merasa nyaman berdiskusi dengan sebaya mengenai masalah mereka seperti seksualitas.

4. Pendidikan sebaya memberikan pelayanan besar yang efektif dengan biaya sedikit.

II.6.2 Kriteria Pendidikan Sebaya

Pendidikan sebaya adalah orang yang dipilih karena mempunyai sifat kepemimpinan dalam membantu orang lain.

Pemilihan pendidikan sebaya menuntut sejumlah persyaratan sebagai berikut :

1. Harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan mampu mempengaruhi teman sebaya.

2. Harus mempunyai hubungan pribadi yang baik serta mempunyai kemampuan mendengarkan orang lain.

3. Harus mempunyai latar belakang budaya yang sama dengan kelompoknya (termasuk usia, jenis kelamin, tingkat sosial).

4. Harus dapat diterima dan dihargai oleh kelompok yang menjadi sasaran pendidikan sebaya.

(14)

6. Harus dapat menunjukkan sikap yang menghargai serta menghargai orang-orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

7. Harus mempunyai rasa percaya diri sendiri menunjukkan sikap kepemimpinan.

8. Harus mampu melakukan pendidikan sebaya dan melakukan tes kognitif pada akhir penelitian.

9. Harus mempunyai waktu dan sumber daya untuk diabadikan dalam tugas ini.

II.6.3 Tugas dan Peranan Pendidikan Sebaya

1. Mengadakan diskusi informal dalam kelompok kecil tentang HIV/AIDS.

2. Mengorganisir dan mengadakan diskusi kelompok secara formal tentang HIV/AIDS.

3. Mengajarkan teman sebaya tentang kesehatan reproduksi, pendektisian dan pengobatan terhadap penyakit menular seksual.

4. Mengorganisir pertemuan mengenai masalah pendidikan (untuk dibicarakan oleh orang lain).

5. Mengikuti kegiatan hari AIDS sedunia dan kegiatan nasional dibidang penanggulangan AIDS lainnya.

6. Mengadakan pertemuan secara teratur. 7. Mendistribusikan materi pendidikan.

8. Memamerkan poster dan materi pendidikan lainnya. 9. Mengadakan pertukaran video dan sejenisnya.

(15)

10. Merancang dan mengembangkan materi untuk kegiatan pendidikan. 11. Mengadakan drama, operet dan sejenisnya.

12. Mengorganisir kegiatan olahraga.

Kegiatan pendidikan sebaya dapat dilakukan dimana saja, kapan saja asalkan berada dalam lingkungan yang kondusif. Pada prinsipnya ada kesepakatan antara pendidik sebaya dengan teman sebaya untuk mengadakan suatu diskusi penyampaian informasi yang diharapkan. Tempat kegiatan ini dapat dilakukan dikantin, di halaman kampus, tempat lain dimana memungkinkan adanya tukar informasi dalam rangka pendidikan sebaya.

Sahiva memberi pemahaman dengan metode pendidikan sebaya (Peer Education Methode) yaitu dengan cara pendekatan dan penyampaian langsung pada kelompok sasaran karena metode ini dirasa lebih efektif dan tepat sasaran.

II.7 Media KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi)

KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi) penangulangan HIV/AIDS dan Narkoba adalah rangkaian proses yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan sistematis, terencana dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap positif terhadap HIV/AIDS dan Narkoba dengan memperhitungkan factor sosial, budaya dan agama. Dengan kata lain bahwa KIE – penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba adalah kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang HIV/AIDS agar relawan dapat mengembangkan dirinya sendiri serta orang lain dalam mencegah penularan HIV/AIDS dan bahaya penyalahgunaan Narkoba.

(16)

Informasi dan pendidikan yang efektif untuk program pencegahan HIV tidak hanya tergantung pada mengembangkan pesan yang jelas dan berarti tetapi juga dapat meyakinkan bahwa pesan itu di dengar. Bagaimana kita menyampaikan pesan tergantung audien yang ingin kita pilih. Cara ini dapat melalui mass media (radio, televisi, koran), brosur atau poster, teater, musik dan sebagainya.

Secara umum media KIE dikelompokkan dalam media elektronik, media grafika, media luar ruangan dan media tradisional. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Beberapa jenis media yang mempunyai daya ungkit paling bermakna untuk melaksanakan KIE ialah:

1. Televisi

Mempunyai jangkauan yang luas atau dapat masuk ke semua tatanan, khususnya di rumah-rumah. Kelemahannya : pesan terlalu umum, tidak menjamin pada peningkatan perilaku. Perlu ditindaklanjuti dengan penyuluhan/media lain.

2. Radio

Seperti TV juga dapat menjangkau banyak pihak dan ada yang sudah membuka dialog langsung dengan pendengar. Kelemahan : pesan-pesan juga teralalu umum, kurang menjamin peningkatan perilaku yang bertanggung jawab. Untuk itu, juga perlu tindak lanjut dan atau dibarengi dengan cara penyuluhan lain.

3. Poster

Dapat dipasang di berbagai tempat yang strategis dan sering dapat merangsang orang untuk berfikir/merenung tentang pesan poster

(17)

tersebut. Kelemahannya : pesan-pesannya juga terlalu umum, perlu diikuti dengan cara penyuluhan lain.

4. Leaflet

Dapat memberikan informasi yang relative cukup jelas tetapi ringkas dan dapat dibawa kemana-mana. Kelemahannya : informasi terbatas, untuk itu perlu diberikan alamat rujukan dan dibarengi dengan cara-cara penyuluhan lain.

5. Media Lainnya

Masih banyak media lain seperti film layer lebar, sinetron, surat kabar, media luar ruang, media tradisional dan lain-lain yang masing-masing tentu ada kelebihan dan kekurangan.

Memproduksi media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) berupa baju kaos, brosur, leaflet, poster, gantungan kunci, pembatas buku, kartu pos, stiker, pin, blok notes, newsletter, dan lain-lain.

Produk KIE ini berisikan informasi dan pesan-pesan singkat yang dikemas secara menarik dan sesuai dengan keinginan remaja.

Dalam memproduksikan media KIE, Sahiva sudah pernah melakukan kerja sama dengan :

• UNDP : brosur, stiker, pin, poster, buku notes • UNAIDS : brosur HIV/AIDS, brosur Napza

• Poldasu : kartu pos Narkoba, stiker, poster, brosur Narkoba • Poltabes Medan : kartu pos Kesehatan Reproduksi

• KPAND : kartu pos Narkoba, buklet, brosur, stiker, kipas, modul pelatihan • KISS FM : pembatas buku, T-Shirt, kartu pos kespro

(18)

• STARH : T-Shirt, pembatas buku, buklet, stiker • Restu Printing dan Crispo Printing : brosur

Referensi

Dokumen terkait

Dinas kab/kota yang mengkoordinir pengajuan NISN melampirkan surat keterangan pengajuan NISN yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan setempat dan distempel (hasil scan

Dengan menggunakan Turbo Pascal 7.0 penulis membuat program aplikasi permainan game blok yang diharapkan dapat mengisi waktu luang serta melatih logika para pengguna komputer

SOPP POS merupakan layanan payment point yang berbasis elektronik yang disiapkan untuk dapat melayani transaksi Pembayaran tagihan, Penerimaan setoran, Penarikan tunai,

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak, karena cara yang dilakukan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara menyimak teks atau secara tertulis, metode simak

[r]

“If this news doesn’t get delivered soon,” Vara said, and Cyrus could hear the tension bleeding through her voice, “I am going to turn this blade around and begin hacking my

1) Pendidikan agama lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif semata-mata serta amalan-amalan ibadah praktis, 2)

Gambar 4.16 Grafik pertambahan panjang ( Δ L) logam besi terhadap selisih perubahan temperatur ( Δ T) logam besi tuang 100 mm.. plot grafik pertambahan panjang ( ∆ L) logam