• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Interior SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surabaya Sebagai Sarana Pendidikan Dan Terapi Berkonsep Green Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Interior SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surabaya Sebagai Sarana Pendidikan Dan Terapi Berkonsep Green Design"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak-Di jaman yang maju ini kebutuhan akan pemenuhan pendidikan amatlah penting. Pendidikan merupakan salah satu pembentuk pilar tegaknya suatu bangsa. Pendidikan juga meruapakan suatu hak yang dapat dimiliki oleh semua orang, ini jelas telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa ”Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, tidak terkecuali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Oleh karena itu perlu adanya sekolah yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas.

Yayasan Pembinaan Anak Cacat adalah usaha nirlaba yang bergerak dalam dunia pendidikan dan terapi bagi anak yang mengalami cacat fisik maupun psikis. Yayasan ini hadir dengan memperhatikan kebutuhan penggunanya yang memang memiliki kebutuhan khusus berupa sarana pendidikan yakni sekolah dan pelayanan kesehatan seperti pelayanan terapi.

Metode pengumpulan data yang digunakan, menggunakan dua metode yakni: primer dan sekunder, dimana primer dilakukan dengan melakukan observasi ke lapangan, wawancara pada narasumber dan juga kuisioner. Sedangkan dari segi sekunder melalui studi pustaka berupa studi literatur. Setelah itu data-data yang diperoleh dari dua metode tersebut akan diolah menggunakan penghitungan data statistika dengan cara analisa deskriptif.

Hasil yang diharapkan dari desain interior ini adalah desain interior SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surabaya sebagai sarana pendidikan dan terapi yang dapat meningkatkan kualitas dari penggunanya.

Kata Kunci— Disabilitas, Green Design, Pendidikan, Terapi, Yayasan Pendidikan Anak Cacat

I. PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

rogram studi Desain Interior adalah salah satu bidang studi keilmuan yang diasarkan pada ilmu desain. Bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Ada tiga hal utama yang menjadi kajian dalam desain interior, yaitu ruang, alat dan manusia penggunanya.

Dalam mempelajari desain interior diperlukan penguasaan sejumlah pengetahuan yang terkait dengan aspek kebutuhan manusia di dalam ruang sebagai makluk individual

maupun sosial. Pengetahuan yang dimaksud mencakup : sejarah desain, psikologi, sosiologi, ergonomi, konstruksi bangunan, fisika teknik, metodologi dan estetika. Selain pemahaman terhadap pengetahuan yang mendukung diperlukan juga penguasaan keterampilan dalam proses perancangan desain interior antara lain kemampuan membuat program, kemampuan membuat presentasi desain, kemampuan komunikasi dan sebagainya. Oleh karena perkembangannya kebutuhan akan penerapan interior sangatlah penting. Saat ini bangunan-bangunan khususnya bangunan yang bersifat publik untutk menerapkan interior yang menyesuaikan kebutuhan. Tidak terkecuali Yayasan Pembinaan Anak Cacat.

Penerapan konsep yang ditekankan pada YPAc adalah Green design. Dimana green design disini mengarah pada konsep desain yang ramah untuk kaum disabilitas yang murupakan mayoritas pengguna pada YPAC.

Ini dirasa sangat sesuai karena bangunan publik sudah semestinya efisien dan ramah terhadap lingkungan karena usia pemakaian yang tentunya cukup lama. Sehingga penerapan green design pada yayasan pembinaan anak cacat dirasa telah sesuai.

A. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari desain interior YPAC ini adalah:

1. Mepertegas citra Yayasan Pembinaan Anak Cacat sebagai wadah sarana pendidikan dan terapi yang bagi ABK.

2. Menciptakan interior kelas dan ruang terapi yang kondusif sesuai kebutuhan anak berkebutuhan khusus tersebut namun tetap menimbulkan kesan nyaman dalam segala aspek, mulai dari segi ergonomi, fisik, visual sehingga dapat merangsang psikologi pengguna dalam minat belajar di dalam kelas maupun ruang terapi dan tetap aman bagi pengguna yang memang memiliki kebutuhan khusus.

3. Menciptakan optimasi penataan furniture dan zoning dalam ruangan yang ada didalam YPAC sehingga mampu memberikan kenyamanan dalam hal sirkulasi yang sangat dibutuhkan bagi pengguna YPAC.

Desain Interior SLB-D Yayasan Pembinaan

Anak Cacat Surabaya Sebagai Sarana

Pendidikan Dan Terapi Berkonsep Green

Design

Ayu Panji Wilda Kusuma dan Ir. Budiono, MSn

Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: budiono@interior.its.ac.id

(2)

Dari usulan diatas diharapkan memberikan beberapa manfaat seperti berikut:

1. Dengan penerapan konsep dalam interior diharapkan dapat menjadi pencitraan baru bagi Yayasan Pembinaan Anak Cacat, sehingga image baru ini dapat menjadi wajah baru bagi YPAC sehingga tidak terkesan kaku seperti yang terjadi saat ini.

2. Diharapkan nantinya desain yang diterapkan pada tiap kelas maupun ruang terapi yang ada di dalam YPAC lebih membangkitkan minat dan semangat belajar bagi siswa-siswinya namun tetap memperhatikan kebutuhan aktivitas penggunanya yang khusus dan juga tetap nyaman dari aspek ergonomi, fisik, visual dan juga tetap memberikan rasa aman.

3. Penataan furniture dan zoning yang baik dan sesuai dengan kebutuhan aktivitas pengguna di tiap ruang kelas maupun terapi akan berdampak pada kenyamanan sirkulasi nantinya. Karena penggunanaya yang memiliki kebutuhan khusus maka diperlukan penanganann khusus.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menciptakan pencitraan pada tiap ruangan yang ada pada YPAC.

2. Bagaimana menampilkan desain Interior yang juga fokus akan ergonomi dari furniture dan kondisi lingkungan yang ada pada tiap ruangan.

3. Bagaimana menciptakan sistem sirkulasi dan zoning yang ada pada Yayasan pembinaan Anak Cacat sehingga tidak mengganggu aktivitas yang beragam. C. Batasan Masalah

1. Perubahan dinding dimungkinkan terjadi namun tidak mengubah sturktur yang sudah ada.

2. Desain Interior lebih difokuskan pada ergonomi dari furniture dan kondisi lingkungan yang ada pada tiap ruangan.

3. Pengelolaan zoning yang tetap sehingga dapat memberikana kenyaman pengguna didalamnya yang memiliki aktivitas dan kebutuhan yang cukup beragam. I. URAIAN PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Dalam tahap pengumpulan data terbagi menjadi dua bagian yakni:

1. Data Primer

Metode ini biasanya dilakukan secara langsung oleh pihak yang bersangkutan. Dalam tahap pengumpulan data primer ini dilakukan beberapa metode seperti berikut:

1. Studi Lapangan / eksisting

Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan berupa pengamatan secara langsung, pencatatan informasi yang diperlukan seperti kegiatan belajar mengajar begitu juga kegiatan terapi yang ada pada YPAC. Dan yang terakhir melihat kondisi langsung interior dari YPAC Semolowaru, Surabaya.

2. Sedangkan untuk tahapan wawancara, telah dilakukan wawancara terhadap beberapa nara sumber yakni:

1. Ibu Dra. Endang Setyowati selaku pengurus dan guru di YPAC Surabaya

2. Ibu Ninik Hudahawannti, S.Pd. selaku guru kelas III SMPLB

3. Untuk Kuisioner, telah dibagikan lembar kuisioner kepada wali murid atau wali dari pasien serta beberapa karyawan YPAC.

2. Data Sekunder

Data ini biasanya didapat secara tidak langsung, biasanya didapat dengan melalui studi pustaka seperti data-data yang ada pada internet dan informasi dari buku bacaan yang mendukung laporan.

B. Metode Analisa data

Dalam tahapan analisa di dalam Ressearch Approach yang diambil adalah pendekatan deskriptif dimana pendekatan tersebut dilakukan dengan cara menguraikan (menjelaskan) karakteristik yang ada pada YPAC serta kegiatan dan aktivitas yang menyangkut pada variabel penelitian. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengolah data menggunakan metode induktif , yaitu dengan cara mengumpulkan semua data yang bersangkutan dengan YPAC kemudian dianalisis berdasarkan literatur dan kemudian diambil kesimpulannya. Selain itu analisis data juga dapat menggunakan metode deduktif dan komparatif.

Sedangkan untuk metode deduktif sendiri merupakan suatu metode yang mengelola dan juga menganalisa data-data yang bersifat umum dari SLB-D YPAC, untuk kemudian dianalisa menjadi data-data yang bersifat lebih khusus dengan cara menjabarkan kebutuhan dan desain terapan di tiap ruangan. Dan untuk metode komparatif merupaka metode penggabungan data kemudian data-data tersebut dibentuk untuk menjadi judul desain.

C. Metode desain

(3)

II. KONSEP DESAIN A. Konsep Makro

Konsep yang akan diterapkan pada Yayasan Pembinaan Anak Cacat adalah “Green Design”. Green Design” yang nantinya akan diusung pada YPAC ini adalah sebuah gerakan yang mengarah pada kata “ramah” terhadap lingkungan. Dalam hal ini “Green Design” dalam dunia Interior maupun arsitektural dapat dikaitak pada desain yang ramah terhadap manusia selaku pengguna utamanya. Konsep ramah tersebut dapat tertuang pada :

1. Desain ramah terhadap anak kecil

2. Desain ramah terhadap orang yang sudah lanjut usia, dan yang terakhir adalah

3. Desain yang ramah terhadap masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik atau kaum disabilitas

Namun disini akan diterapkan konsep green design untuk tipe ke 3 yakni “Green design untuk orang berkebutuhan khusus” --Cacat Fisik—

Selain itu Green Design akan dikombinasikan dengan konsep “Homey”. Konsep homey sendiri dipilih karena untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna ABK. Karena diketahui bersama bahwa ABK mengalami kesulitan dalam nyaman pada suatu tempat asing selain rumahnya. Gejala psikologis ini sering muncul, oleh karena itu dengan menghadirkan konsep homey diharpakan dapat membantu membuat ABK betah dan nyaman ketika sedang berada di YPAC.

Prinsip yang nantinya akan diterapkan dalam konsep desain YPAC Semolowaru, Surabaya adalah prinsip yang memiliki tiga (3) poin seperti berikut:

1. Akses

2. Space (Jarak), dan 3. Keamanan (Safety)

Gambar 2.Target dari Konsep Desain

B. Konsep Mikro

Gambar 3.Konsep Mikro

I. Konsep Bentukan

Bentukan Yang diharpakan hadir dalam Desain Interior YPAC adalah bentukan dengan tema “Green Design” yang memiliki tujuan ramah terhadap pengguna disabilitas, namun juga dibalut dengan kesan “homey” agar pengguna tetap merasa aman dan nyaman.

Selain itu bentukan yang nantinya diterapkan pada YPAC adalah bentukan yang memberikan identitas atau pencitraan sekaligus kenyamanan penggunanya, dengan poin-poin seperti berikut:

 Pada bentukan elemen interior ini sebisa mungkin aman bagi penggunanya khususnya bentukan dinding terdapat bukaan sehingga cahaya dapat dengan mudah masuk kedalam ruangan. Selain itu “Matahari” sangat berguna untuk rangsangan kulit bagi anak berkebutuhan khusus.

 Elemen Interior dan furniture tidak terlalu ramai dengan ornamen karena memang lebih menekan kesan ramai. Karena semakin banyak ornamen maka dipercaya semakin agresif pula murid-murid yang ada di ruangan tersebut.

 Karena Tuna daksa disini lebih difokuskan pada cacat pada kaki maka, mobilitas adalah hal yang paling susah untuk dilakukan. Dan ini sangat erat kaitannya dengan jenis lantai. Maka Meminimalisir perbedaan level setiap ruangan. Dan memilih bahan lantai yang tidak terlalu licin.

Dalam hal kaitannya dengan elemen interior yakni Dinding, Lantai dan plafon begitupula furniture dan elemen interiornya perlu berkiblat pada studi ergonomi yang sangat perlu diperhatikan dalam mendesain YPAC ini. Adapun hal-hal tersebut yang paling utama mengenai keberadaan RAMP dan Handrail yang menjadi hal penting di dalam bangunan.

Gambar 4. RAMP yang dianjurkan

Dalam mendesain sebuah ramp harus diperhatikan beberapa elemen, mulai dari handrail yakni pegangan yang ada di samping kanan kiri, hingga kemiringannya. Perlu diketahui bahwa kemiriangan dari RAMP tidak boleh lebih dari 7 derajat. Dan juga setiap 900 cm atau 9 meter dari panjang ramp tersebut perlu adanya tempat untuk istirahat.

Selain itu ABK tidak akan lepas dengan Handrail atau Pegangan berupa logam atau kayu yang digunakan dalam membantu mobilitasnya, tentu saja perlu adanya studi agar

(4)

fasilitas tersebut dapat bekerja secara optimal. Kementrian Pekerjaan Umum bergabung dengan Dinas Kesehatan telah melakukan studi dan riset dan didapat model Handrail yang pas untuk pengguna disabilitas. Adapun bentukan modelnya adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Gambar Kiri adalah Handrail yang Dianjurkan sedangkan Kanan merupakan Handrail yang tidak Dianjurkan

II. Konsep Warna

Dalam penerapan warna di dalam desain Yayasan Pembinaan Anak Cacat, diterapkan dua hal yakni menurut fungsi sebagai identitas dan juga ada fungsi yang diperuntukkan sebagai fungsi teknis psikologis. Lebih jelasnya ada baiknya melihat bagan dibawah ini:

Gambar 6. Tabel Konsep Warna

A. Warna Dalam Hal mempengaruhi Suasana Psikologis Warna dapat menenangkan, menentaramkan dan membuat kita santai, mereka dapat membangkitkan energi, membuat kita aktif dan menyegarkan. Warna-warni dapat menyembuhkan, menambah semangat, memulihkan dan menyeimbangkan. Warna-warni bicara kepada mereka yang siap mendengarkan

Oleh karena itu dipilih warna seperti :

Pada ruang kelas karena dibutuhkan suasana yang dapat memberi kesan menenangkan, damai, dan menghapus stress tentunya dengan penggunaan warna biru dan hijau yang tepat dan tidak berlebihan.

Gambar 7. Skema Warna yang Dianjurkan Untuk

Ruang Kelas dan terapi

B. Warna Dalam Hal Identitas

Konsep warna berdasarkan visi YPAC yakni dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan pada anak didik yang sangat diharapkan akan tumbuh menjadi generasi penerus yang tangguh beriman, bertaqwa dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diuaraikan dengan warna-warna dibawah ini :

Gambar 8. Skema Identitas Warna YPAC

III. DESAIN AKHIR

A. Ruang Kelas

Ruang Kelas Besar adalah ruang yang diperuntukkan bagi siswa kelas tingkat dasar. Biasanya kelas tersebut terdiri dari dua tingkatan yakni untuk kelas satu dan dua. Pengelompokan ini karena memiliki beberpa alasan, yakni sebagai berikut:

1. Jumlah siswa yang relatif sedikit sehingga jika terdapat tingkatan yang tidak terlalu berbeda jauh dapat menggunakan ruang besar.

2. Menumbuhkan sikap saling menerima satu sama lain, dikarenakan sifat dasar ABK yang cenderung tertutup. Adapun gambar dari denah furniture serta konfigurasi tatanan mejanya pada ruang terpilih satu adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Denah Furniture dan Konfigurasi Bangku Pada Ruang Kelas Besar

Dapat dilihat diatas adalah kondisi denah furniture yang ada pada kelas besar di SLB-D YPAC Surabaya. Sedangkan dibawah ini adalah ilustrasi dari desain interior untuk kelas besar yang ada pada Yayasan Pembinaan Anak Cacat Semolowari, Surabaya.

Ilustrasi yang dihadirkan mengacu pada konsep dari yang diusung oleh YPAC Semolowaru, Surabaya. Yakni Green Design yang dipadu dengan suasana homey agar

(5)

bentukan dan susana yang dihasilkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya.

Gambar 10. Ilustrasi Ruang Kelas Besar

Berkiblat pada konsep yakni green design yang memiliki arti ramah pada individu disabilitas. Maka disekeliling ruangan terdapat “handrail” yang berfungsi sebagai pembantu alat jalan dan juga sebagai pegangan bagi ABK. Desain handrail sendiri sudah mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh menteri pekerjaan umum yang berkolaborasi dengan dinas kesehatan. Sehingga didapat handrail yang ergonomi bagi pengguna disabilitas. Handrail menggunakan material Alumunium yang dilapisi dengan HPL dan untuk meberi ornamen dibubuhkan warna seperti merah marun di pelipit handrail.

Untuk elemen estetis dapat dilihat bahwa terdapat bentukan pohon berwarna putih. Tema pohon digunakan sebagai icon dari tema green design yang biasanya identik dengan gambar pohon. Dimana pohon tersebut memiliki arti bahwa pohon sumber kehidupan, dan visi-misi dari YPAC sendiri adalah memunculkan generasi disabilitas yang juga dapat berkontribusi pada lingkungan sekitar.

B. Ruang Fisioterapi

Ruang Fisioterapi adalah ruang yang memiliki aktivitas yng cukup tinggi dibandingkan dengan ruang terapi lainya. Karena pada ruangan tersebut terdapat beberapa aktivitas yang berbeda. Yakni sebagi berikut:

1. Tempat latihan berjalan menggunakan halang rintang 2. Berlatih berjalan cepat dengan treatmil

3. Pelemasan otot-otot kaki dengan senam lantai 4. Latih keseimbangan menggunakan bola-bola teraphy

Adapun denah furniture dari ruang fisioterapy adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Denah Furniture Ruang Fisioterpy

Gambar 11. Ilustrasi Ruang Fisioterapi

Terlihat gambar diatas adalah kelanjutan dari desain yang ada pada ruang kelas besar. Dapat dilihat dari elemen esteteis yang berada pada dinding yakni berupa pohon. Ini memang didesain sedemikian rupa agar tiap ruangan saling berkaitan. Karena walau berbeda aktivitas. Ruangan-ruangan ini berada pada gedung yang sama yakni Yayasan Pembinaan Anak Cacat, Semolowaru-Surabaya. Sehingga bentukan satu sama lainnya dibentuk dengan serupa agar tetap menyatu.

Gambar 12. Ilustrasi Sisi Berbeda dari Ruang Fisioterapi

Dari dua gambar diatas terlihat pada area latih jalan halang rintang dan area keseimbangan terdapat karpet dan elemen estetis berupa pagar berwarna kuning di sekeliling dinding. Pagar tersebut sebenarnya adalah HPL yang dilapisi dengan spons lalu untuk bagian terluarnya dilapisi dengan kain oskar berwarna kuning dengan tone yang sedikit menyala. Gunanya adalah untuk memberikan pengamanan ketika pasien sedang beraktifitas di lantai yang tentu saja juga terlapisi dengan karpet spons. Sehingga walau berfungsi sebagai elemen estetis juga tetap mengedepankan sisi keamanan yang menjadi konsep utama YPAC yakni green sedign. Konsep akan ramah pada kaum disabilitas.

C. Area Lobby

Tentu saja yang menjadi poin utama dari mendesain sebuah lobby adalah menampakkan kesan dari YPAC itu sendiri. Atau biasanya dikenal dengan mengedepankan pencitraan dari YPAC kedalam desain lobby tersebut.

Konsep yang diusung adalah Green Design dengan susasana Homey. Maka tentu saja keduanya harus muncul dari desain yang diterapkan pada area Lobby ini. Sebelum

(6)

membahas ilustrasi dari area lobby, ada baiknya untuk melihat denah furniture dari area lobby seperti berikut ini.

Gambar 13. Denah Furniture Area Lobby SLB-D YPAC

Sedangkan dibawah ini adalah ilustrasi dari area lobby yang ada pada sekolah luar biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat.

Gambar 14. Ilustrasi Area Lobby YPAC

Pada area ini terlihat jelas bahwa konsep green design dirasakan didalamnya. Dengan mengusung konsep Akses-keamanan-dan jarak yang mana telah nampak didalam desain. Yang dikatakan akses adala dengan menggunakan lantai yang minim perbedaan level memberikan akses lebih bagi pengguna disabilitas yang menggunakan kursi roda. Sedangkan meminimalisir ornamen di bagian seperti lobby memebrtikan kesan space bagi ABK dan tentunya dengan adanya handrail disepanjang bangunan memberikan kesan nyaman bagi ABK. Ini yang ingin dicapai dari desain YPAC yang menganut konsep Green design ini. Ramah-akan kebutuhan bagi kaum disabilitas.

Gambar 15. Ilustrasi yang diambil dari Sisi taman Untuk Area Lobby YPAC

IV. KESIMPULAN

1. Dalam desain interior sekoah berkebutuhan khusus seperti YPAC ini, diperlukan penangannan khusus seperti kajian mengenai ergonomi yang diterapkan pada segala aspek elemen interior.

2. Selain itu dengan meningkatnya yayasan yang bergerak seperti YPAC ini diharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk masyarakat indoensia yang termasuk dalam klasifikasi ABK.

3. Penanganan khusus itu diberikan solusi-solusi agar pengguna sekolah maupun tempat terapi bagi ABK dapat memberikan pelayanan optimal demi kelangsungan aktivitas ABK yang memang dituntut untuk dapat bergerak bebas walau mobilitas mereka sedikit berbeda dengan individu normal lainnya. 4. Sehingga untuk menjawab permasalahan diberikan

solusi dengan menggunakan konsep desain berupa green design yang dalam hal ini mengarah akan bentukan maupun suasana yang “ramah” bagi pengguna disabilitas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimaksih pada Allah SWT atas segala kemudahan yang selalu diberikan pada penulis, begitu juga pada kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan moril maupun material. Juga pada pihak YPAC Semolowaru-Surabaya yang telah memfasilitasi dan memberikan izin dalam melakukan observasi langsung. Dan yang terakhir untuk teman-teman Interior angkatan 2010 untuk pertemanan yang indah selama empat tahun ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] Ching, Francis D.K. 2002. Architectue, Space and Order. New York. New York: Maxmillan Publishing Company. [2] Ching, Francis D.K . 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta :

Erlangga

[3] Kosasih, E, (2012),Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, Bandung: YRAMA WIDYA

[4] Yeang, Ken, (1998), The Green Skyscraper, London : Prestel [5] Lenchner, Norbert, (2007), Heating, Cooling, Lighting

Metode desain untuk Arsitektur, Jakarta: Rajagrafindo Persada

[6] Szokolay. Steven, (2004). Introduction to Architectural Science:The Basic of Sustainable Design. Massachusetts: Architectural Press

[7] Blog pendidikan, Pengertian dan karakteristik Tuna Daksa. http://beredukasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan karekteristik-tuna-daksa.html. Diakses pada tanggal 23 Juli 2014

[8] Mimin Casmini, Pendidikan Bagi Anak Tuna Daksa. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIAS A/195403101988032MIMIN_CASMINI/Pend._Bagi_ATD.p df. Diakses pada tanggal 23 Juli 2014

[9] Serba serbi muda ceria, ABK Tuna Daksa.

http://iduladhamudaceria.blogspot.com/p/tunadaksa-adalah-anak-yang-mengalami.html. Diakses pada tanggal 23 Juli 2014

Referensi

Dokumen terkait

Kampung Wisata Adat Batak Toba akan menghadirkan kampung asli Batak Toba dengan bangunan primitif dan bangunan yang mengkinikan arsitektur Nusantara sesuai dengan

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental Laboratorium yang akan menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sesewanua

Dalam konsep pengembangan kurikulum terpadu perlu menghilangkan dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum dan memadukannya menjadi kurikulum terintegrasi; 4 Menggambarkan

Rumusan masalah ada;ah: “Apakah penerapkan model pembelajaran kooperatif pada pelajaran geografi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Ш semester genap SMP

Berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, belum ada penelitian yang berkaitan dengan aplikasi teknologi e-book sebagai salah satu sumber belajar

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang agung untuk menghasilkan pektin yang akan digunakan dalam bidang farmasi serta mengetahui pengaruh penggunaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hubungan rotasi Kantor Akuntan Publik, rotasi Partner Auditor, yang dikontrol dengan variabel Spesialisasi

Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan kontrol, jika dilihat dari rata-rata ketebalan epidermis kelompok perlakuan getah jarak