EKONOMETRIKA DASAR
Modul 3
Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram atau histogram frekuensi terdiri atas empat persegi
panjang yang memiliki:
Basis (dasar) yang terletak pada sumbu horizontal (sumbu x),
dimana tengahnya terletak pada class mark (tanda kelas) dan panjangnya sama dengan ukuran kelasnya.
Luas yang proporsional dengan kelas frekuensinya
Poligon frekuensi adalah garis yang menghubungkan titik tengah
puncak daripada empat persegi panjang dalam sebuah histogram
Gambar 2.1
10
20
30
40
Distribusi Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif sebuah kelas adalah frekuensi kelas tersebut dibagi
dengan frekuensi total semua kelas yang umumnya dinyatakan
dalam persentase. Contoh: frekuensi relatif kelas 66-68 pada Tabel 2.1 adalah 42/100 = 42%
Jumlah frekuensi relatif adalah 1 atau 100%.
Jika Frekuensi di tabel frekuensi di atas diganti dengan frekuensi
relatifnya, maka tabel tersebut dinamakan distribusi frekuensi
relatif, distribusi presentasi, atau tabel frekuensi relatif.
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Total frekuensi semua nilai yang lebih kecil dari batas atas
dinamakan frekuensi kumulatif.
Contoh: frekuensi kumulatif sampai dengan kelas interval 66-68 di
Tabel 2.1 adalah 5+18+42 = 65. Ini berarti, 65 mahasiswa memiliki berat kurang dari 68.5;
Tabel yang menggambarkan frekuensi kumulatif dinamakan
distribusi frekuensi kumulatif, tabel frekuensi kumulatif atau disingkat distibusi kumulatif dan diberikan pada Tabel 2.2.
Bobot
(kg)
Jumlah mahasiswa
< 59.5
0
< 62.5
5
< 65.5
23
< 68.5
65
< 71.5
92
< 74.5
100
σ𝑗=1𝑛 𝑥𝑗 = 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3+ . . . . +𝑥𝑛
σ𝑗=1𝑛 𝑥𝑗𝑦𝑗 = 𝑥1𝑦1 + 𝑥2𝑦2 . . . . 𝑥𝑛𝑦𝑛
σ𝑗=1𝑛 𝑎𝑥𝑗 = 𝑎 σ𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 = 𝑎𝑥1 + 𝑎𝑥2+ . . . 𝑎𝑥𝑛
Rerata dinamakan a measure of central tendency
Arithmetic mean (atau mean);
Median
Mode
Geometric mean
Harmonic mean
ҧ𝑥 = 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3+ . . . . 𝑥𝑛
𝑛 =
σ𝑗=1𝑛 𝑥𝑗 𝑛
Contoh: arithmetic mean dari 8, 3, 5, 12, 10 adalah: ҧ𝑥 = 8 + 3 + 5 + 12 + 10
5 =
38
5 = 7.6
Arithmetic Mean
Jumlah deviasi dari sederet angka terhadap arithmetic mean-nya sama
dengan NOL;
Contoh: deviasi angka-angka: 8, 3, 5, 12, 10 adalah: 𝑣1 = 8 − 7.6 = 0.4 𝑣2 = 3 − 7.6 = −4.6 𝑣3 = 5 − 7.6 = −2.6 𝑣4 = 12 − 7.6 = 4.4 𝑣5 = 10 − 7.6 = 2.4 Maka 0.4 - 4.6 - 2.6 + 4.4 + 2.4 = 0
Jumlah kuadrat dari 𝑣𝑗 adalah minimum 𝑣1 2 + 𝑣2 2+ . . . + 𝑣𝑘 2 = 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
Median adalah harga tengah (middle value) atau arithmetic mean dari
dua middle values;
Contoh 1:
Himpunan (set): 3, 4, 4, 5, 6, 8, 8, 8, 10 memiliki median 6; Contoh 2:
Himpunan (set): 5, 5, 7, 9, 11, 12, 15, 18 memiliki median ½(9+11) = 10
Mode dari serangkaian angka adalah harga yang frekuensinya paling
tinggi.
Mode mungkin saja tidak ada. Atau jika ada pun mungkin tidak unik. Contoh 1:
Set (Himpunan): 2, 2, 5, 7, 9, 9, 9, 10, 10, 11, 12, 18 memiliki mode 9; Contoh 2:
Himpunan: 3, 5, 8, 10, 12, 15, 16 tidak memiliki mode Contoh 3:
Himpunan: 2, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 7, 7, 7, 9 memiliki dua mode 4 dan 7
(bimodal)
Mode
Root Mean Square (RMS) dari sebuah himpunan angka 𝑥1, 𝑥2, . . . , 𝑥𝑛 didefinisikan dengan: 𝑅𝑀𝑆 = 𝑥2 = σ𝑗=1 𝑛 𝑥 𝑗2 𝑛 = σ 𝑥2 𝑛
Contoh: RMS sebuah Himpunan: 1, 3, 4, 5, 7 adalah:
12 + 32 + 42 + 52 + 72
5 = 20 = 4.47
Tingkat penyebaran data numeris terhadap harga reratanya dinamakan
variation atau dispersion.
Beberapa ukuran dispersi ini adalah:
Range
Mean deviation
Semi-interquartile range
10-90 percentile range, dan
Standard deviation
Contoh:
Range sebuah himpunan 2, 3, 3, 5, 5, 5, 10, 12 adalah: (12-2) = 10.
Kuncinya adalah angka terkecil dan terbesar
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝐷 = σ𝑗=1 𝑛 𝑥 𝑗− ҧ𝑥 𝑛 = σ 𝑥− ҧ𝑥 𝑛 = 𝑥 − ҧ𝑥 dimana
ҧ𝑥 adalah arithemetci mean
𝑥𝑗 − ҧ𝑥 adalah harga absolut deviasi 𝑥𝑗 dari ҧ𝑥
Contoh:
Cari mean deviation dari sebuah himpunan angka 2, 3, 6, 8, 11
Arithmetic mean = ҧ𝑥 = 2+3+6+8+11 5 = 6 Mean deviation (MD)= 2−6 + 3−6 + 6−6 + 8−6 + 11−6 5 = 4+3+0+2+5 5 = 2.8
Jika 𝑥1, 𝑥2, . . . . , 𝑥𝑘 muncul dengan frekuensi 𝑓1, 𝑓2, . . . . , 𝑓𝑘, maka mean deviationnya 𝑀𝐷 = σ𝑗=1 𝑘 𝑓 𝑗 𝑥𝑗 − ҧ𝑥 𝑛 = σ 𝑓 𝑥 − ҧ𝑥 𝑛 Dimana: 𝑛 = 𝑗=1 𝑘 𝑓𝑗
Standard deviation (s) sebuah himpunan 𝑥1, 𝑥2, . . . , 𝑥𝑛 didefinisikan sebagai berikut: 𝑠 = σ𝑗=1 𝑛 𝑥 𝑗 − ҧ𝑥 2 𝑛 Dimana:
ҧ𝑥 adalah arithmetic mean Jadi
s = root mean square deviation
s di sini dinamakan uncorrected standard deviation atau biased standard deviation.
Cukup representative, jika jumlah sampelnya besar
Jika 𝑥1, 𝑥2, . . . . , 𝑥𝑘 muncul dengan frekuensi 𝑓1, 𝑓2, . . . . , 𝑓𝑘, maka standard deviationnya 𝑠 = σ𝑗=1 𝑘 𝑓 𝑗 𝑥𝑗 − ҧ𝑥 2 𝑛 Dimana: 𝑛 = 𝑗=1 𝑘 𝑓𝑗
Variance adalah kuadrat dari standard deviation.
Jika s = standard deviation Maka s2 = variance
Untuk memperoleh unbiased variance atau unbiased standard deviation,
digunakan rumus: 𝑠2 = 1 𝑛 − 𝑢 𝑗=1 𝑛 𝑥𝑗 − ҧ𝑥 2 Dimana: n-u = r
𝑟 = (𝑛 − 𝑢), redundancy (kelebihan pengamatan); 𝑢 = jumlah pengamatan minimum yang diperlukan
Standard Deviation 𝑠 = σ𝑗=1
𝑛 𝑥
𝑗− ҧ𝑥 2
𝑛 dimana ҧ𝑥 adalah rerata atau
arithmetic mean.
Untuk normal distribution, dapat dibuktikan bahwa
a) 68.27% kasus pengukuran akan masuk di antara ҧ𝑥 − 𝑠 dan ҧ𝑥 + 𝑠; b) 95.45% kasus pengukuran akan masuk di antara ҧ𝑥 − 2𝑠 dan ҧ𝑥 + 2𝑠; c) 99.78% kasus pengukuran akan masuk di antara ҧ𝑥 − 3𝑠 dan ҧ𝑥 + 3𝑠.
Hitunglah mean deviation (MD) dari Himpunan berikut: a) 12, 6, 7, 3, 15, 10, 18, 5 b) 9, 3, 8, 8, 9, 8, 9, 18
CONTOH 4.3
Penyelesaian a) Arithmetic mean ҧ𝑥 = 12 + 6 + 7 + 3 + 15 + 10 + 18 + 5 8 = 76 8 = 9.5 𝑀𝐷 = σ 𝑥𝑖 − ҧ𝑥 8 = 12 − 9.5 + 6 − 9.5 + 7 − 9.5 + 3 − 9.5 + 15 − 9.5 + 10 = 9.5 + 18 − 9.5 + 5 − 9.5 8 = 2.5 + 3.5 + 2.5 + 6.5 + 5.5 + 0.5 + 8.5 + 4.5 8 = 4.25 Definisi klasik probabilitas: Misal, sebuah peristiwa E dapat terjadi
dalam h kali dari total n kali yang memiliki kemungkinan yang sama.
Maka probabilitas kemunculan peristiwa ini dinamakan sukses
didefinisikan:
𝑝 = 𝑃𝑟 𝐸 = ℎ 𝑛
Probabilitas kegagalan (failure) nya adalah:
𝑞 = 𝑃𝑟 𝑛𝑜𝑡 𝐸 = 𝑛−ℎ
𝑛 = 1 − ℎ
𝑛 = 1 − 𝑝 = 1 − 𝑃𝑟 𝐸
Jadi 𝑝 + 𝑞 = 1, atau 𝑃𝑟 𝐸 + 𝑃𝑟 𝑛𝑜𝑡 𝐸 = 1 Peristiwa “not E” sering disebut juga: ത𝐸
Misal E adalah peristiwa yang dapat menghasilkan angka 3 dan 4
dalam satu lemparan dadu.
Ada enam kemungkinan hasil lemparan dadu, yaitu: angka 1, 2, 3,
4, 5, atau 6 (jika dadu-nya tidak bias, maka ke enam angka di atas memiliki peluang sama);
Karena E dapat muncul dalam dua di antara enam persitiwa,
maka:
𝑝 = Pr 𝐸 = 2 6 =
1 3
Dan probabilitas tidak memperoleh angka 3 atau 4 (yaitu
memperoleh angka 1, 2, 5, atau 6):
𝑞 = Pr ෨𝐸 = 1 − 1 3 =
2 3
Contoh:
Probabilitas sebuah peristiwa adalah antara 0 dan 1;
Jika peristiwanya tidak dapat muncul, maka probabilitasnya = 0; Jika peristiwanya harus muncul, atau kemunculannya pasti, maka
probabilitasnya = 1
Ingat:
Definisi yang lebih baik adalah menggunakan istilah frekuensi relatif
dari terjadinya peristiwa jika jumlah pengamatannya cukup besar.
Contoh:
Jika 1000 lemparan koin menghasilkan 529 heads, maka
frekuensi heads = 529/1000 = 0.529;
Jika 1000 lemparan berikut menghasilkan 493 heads, frekuensi
relatif untuk total 2000 lemparan adalah: (529+493)/2000 = 0.511;
Menurut definisi statistik, dengan melanjutkan lemparan2
tersebut, akhirnya akan mendekati pada sebuah angka yang dinamakan probabilitas diperolehnya satu head dalam satu
lemparan koin;
Saat ini kita sudah memperoleh angka 0.511 yang mendekati
angka teoretis 0.5.
Statistik sukar didefinisikan secara matematik karena
batas angka yang sebenarnya mungkin tidak pernah ada
Teori probabilitas modern dibangun berdasarkan kaidah
axiomatik.
Jadi, probabilitas sebetulnya merupakan konsep yang
tidak dapat didefinisikan
Mirip dengan titik dan garis yang juga tidak dapat
E1 dan E2 adalah dua peristiwa
Probabilitas E2 terjadi Karena E1 sudah terjadi dinyatakan dengan: 𝑃𝑟 𝐸2 𝐸1 dinamakan probabilitas kondisional E2 karena E1 telah
terjadi.
Jika kejadian atas ketidakmunculan 𝐸1 tidak mengakibatkan probabilitas terjadinya peristiwa 𝐸2, maka:
𝑃𝑟 𝐸2 𝐸1 = 𝑃𝑟 𝐸2 atau dikatakan: E2 dan E1 adalah peristiwa yang independen. Jika tidak, maka keduanya adalah peristiwa yang
dependen (saling tergantung, tidak bebas).
Jika kita namakan E1E2 adalah peristiwa dimana “kedua dan
terjadi”, ini dinamakan compound event dan dinyatakan dengan: 𝑃𝑟 𝐸1𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 𝑃𝑟 𝐸2 𝐸1
Untuk independent events:
Misal E1 adalah peristiwa “head dalam lemparan ke 5”, dan E2
adalah peristiwa “head dalam lemparan ke 6”.
𝐸1dan 𝐸2 adalah independent events (peristiwa bebas, tidak saling tergantung).
Maka probabilitas didapatkannya head pada lemparan ke lima
dan ke enam dinyatakan dengan:
𝑃𝑟 𝐸1𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 𝑃𝑟 𝐸2 = 1 2 1 2 = 1 4
Contoh 1
Jika probabilitas A dapat hidup selama 20 tahun lagi adalah 0.7
dan probabilitas B untuk hidup 20 tahun lagi adalah 0.5, maka probabilitas keduanya dapat hidup 20 tahun lagi adalah:
(0.7)(0.5)=0.35
Contoh 2
Sebuah kotak berisi 3 bola putih dan 2 bola hitam. Misal E1 adalah
peristiwa “bola yang diambil pertama berwarna hitam”, dan E2 adalah peristiwa “bola kedua yang diambil berwarna hitam”. Dimana, setelah bola diambil dari kotak tidak dimasukkan bola pengganti. Dengan demikian 𝐸1 dan 𝐸2 adalah independent events.
Maka probabilitas bola pertama yang diambil adalah bola hitam: 𝑃𝑟 𝐸1 = 2
3 + 2 = 2 5
Dengan demikian, probabilitas kedua bola yang diambil berwarna
hitam adalah: 𝑃𝑟 𝐸1𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 𝑃𝑟 𝐸2 𝐸1 = 2 5 1 4 = 1 10
Contoh 3
Dua atau lebih peristiwa dikatakan sama2 eksklusif jika kemunculan
salah satunya menghilangkan kemunculan yang lain.
Jadi, jika E1 dan E2 adalah peristiwa yang sama2 eksklusif, maka:
𝑃𝑟 𝐸1𝐸2 = 0
Jika E1 dan E2 dinamakan sebagai peristiwa “salah satu dari E1 atau
E2 terjadi”, maka:
𝑃𝑟 𝐸1 + 𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 + 𝑃𝑟 𝐸2 − 𝑃𝑟 𝐸1𝐸2
Probabilitas sama-sama exklusif
Jadi, untuk peristiwa yang sama2 eksklusif:
𝑃𝑟 𝐸1 + 𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 + 𝑃𝑟 𝐸2
Secara umum: Jika E1, E2, . . . , En adalah n peristiwa yang sama2
eksklusif yang memiliki probabilitas p1, p2, . . . . , pn, maka
probabilitas kemunculan salah satu dari E1, E2, . . . En, adalah: p1 + p2 + . . . . + pn
Jika 𝐴1 adalah peristiwa “penarikan satu ace dari setumpuk kartu” dan 𝐴2 adalah persitiwa “penarikan sebuah king”, maka:
𝑃𝑟 𝐴1 = 4 52 = 1 13 dan 𝑃𝑟 𝐴2 = 4 52 = 1 13
Probabilitas penarikan yang menghasilkan satu ace atau king
adalah: 𝑃𝑟 𝐸1 + 𝐸2 = 𝑃𝑟 𝐸1 + 𝑃𝑟 𝐸2 = 1 13 + 1 13 = 2 13
Karena kedua ace dan king tidak dapat diambil melalui satu tarikan, maka keduanya adalah mutually independent events.
Sepasang dadu dilemparkan dimana x adalah jumlah dari kedua
hasil lemparan sepasang dadu tsb.
Misalnya: probabilitas memperoleh jumlah 5 dari lemparan
sepasang dadu adalah 4/36 = 1/9. Artinya, dalam 900 lemparan kita harapkan 100 di antara lemparan akan menghasilkan jumlah 5;
Perhatikan bahwa ini analog dengan dengan relative frequensy
distribution dengan relative frequency nya diganti dengan
probabilitas;
Distribusi Probabilitas yang Diskrit
X 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jadi, distribusi probabilitas sebetulnya adalah bentuk ideal
(teoretis) dari relative frequency distribution jika jumlah pengamatannya dibuat sangat besar;
Dengan kata lain, probability distribution adalah merupakan
distribusi untuk population (seluruh populasi), sedangkan relative
frequency distribution adalah distribusi untuk sampel yang diambil
dari populasi;
Probability distribution dapat digambarkan secara grafis dengan
memplot p(x) terhadap x;
Dengan mengakumulasikan probabilitas, kita memperoleh
cumulative probability distribution yang juga analog dengan cumulative relative frequency distribution.
0. 03 0. 06 0. 08 0. 11 0. 14 0. 17 0. 14 0. 11 0. 08 0. 06 0. 03 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PROB ABIL ITAS
JUMLAH HASIL LEMPARAN SEPASANG DADU P(X)
Jika p adalah probabilitas bahwa seseorang akan menerima uang
sebesar S, maka ekspektasinya (expectation) didefinisikan sebagai
pS;
Contoh:
Jika probabilitas seseorang memenangi hadiah US$ 10 adalah
1/5, maka ekspektasinya adalah 1/5(US10) = US$ 2
Konsep expektasi ini dapat dikembangkan. Jika x adalah sebuah
discrete random variable dengan harga2 nya x1, x2, . . . , xk dan memiliki probabilitas p1, p2, . . . , pk, dimana p1+p2+ . . . +pk = 1, maka ekpektasi matematik x adalah:
𝐸 𝑥 = 𝑝1𝑥1 + 𝑝2𝑥2+ . . . + 𝑝𝑘𝑥𝑘 = σ𝑗=1𝑘 𝑝𝑗𝑥𝑗
Jika probabilitas pj di atas diganti dengan relative frequencies 𝑓𝑗/𝑁 dimana 𝑁 = σ 𝑓𝑗, expektasinya bertambah kecil menjadi σ 𝑓𝑥 /𝑁 yang merupakan arithmetic mean ҧ𝑥 dari sebuah sampel berukuran
N dimana x1, x2, . . . , xk muncul dengan relative probabilities di
atas. Jika N bertambah besar terus, maka relative frequencies fj/N
akan mendekati harga probabilitas pj;
Ini berujung pada suatu interpretasi bahwa E(x) adalah merupakan
harga rerata (mean) dari sebuah populasi dari mana sampel tersebut diambil.
Jika m adalah rerata dari sebuah sampel (sample mean) maka
Jika kita memilih sampel dengan ukuran N secara acak dari
sebuah populasi (artinya: kita anggap bahwa semua sampel
memiliki probabilitas yang sama), maka dapat dibuktikan bahwa
harga harapan (expected value) dari sample mean m adalah merupakan population mean 𝝁.
Namun, ini tidak berlaku bahwa expected value yang dihasilkan
dari sebuah sampel juga merupakan population quantity-nya;
Misalnya, expected value dari sebuah sample variance adalah
bukan merupakan population veariance-nya. Tapi adalah (n-1)/n
kali variance-nya. Itulah sebabnya, ahli statistik memilih sample
variance sama sengan variance dikalikan dengan n/(n-1).
Jika 𝑝 adalah probabilitas peristiwa yang akan terjadi untuk percobaan tunggal, dan 𝑞 = 1 − 𝑝 adalah probabilitas jika gagal, maka probabilitas suatu peristiwa akan terjadi 𝑥 kali dalam 𝑛 percobaan dinyatakan
dengan: 𝑓 𝑥 = 𝑛
𝑥 𝑝𝑥𝑞𝑛−𝑥 =
𝑛!
𝑥! 𝑛−𝑥 ! 𝑝
𝑥𝑞𝑛−𝑥 sering ditulis dalam bentuk lain
𝑝 𝑥 = 𝐶𝑥𝑛𝑝𝑥𝑞𝑛−𝑥 = 𝑛!
𝑥! 𝑛−𝑥 ! 𝑝
𝑥𝑞𝑛−𝑥
Contoh:
Probabilitas untuk memperoleh dua heads dalam 6 lemparan koin: 𝐶26 0.5 20.756−2 = 6!
2! 6 − 2 ! 0.5
20.756−2 = 15
64
2.2 Distribusi Binomial
Pengobatan leukemia tertentu memiliki 25% probabilitas dapat
menyembuhkan total.
Jika 40 orang pasien dipilih secara acak dan diberi pengobatan,
berapakah probabilitas minimal 15 orang dapat disembuhkan?
Misal 𝑥 = jumlah keberhasilan dalam 40 percobaan.Dengan demikian,
kita memerlukan 𝑃 𝑥 > 15 untuk 𝑝 = 0.25;
𝑓 𝑥 = 𝑛 𝑥 𝑝𝑥𝑞𝑛−𝑥 = 𝑛! 𝑥! 𝑛−𝑥 ! 𝑝 𝑥𝑞𝑛−𝑥 Ditulis juga: 𝑝 𝑥 = 𝐶𝑥𝑛𝑝𝑥𝑞𝑛−𝑥 = 𝑛! 𝑥! 𝑛−𝑥 ! 𝑝 𝑥𝑞𝑛−𝑥 Dimana: 𝑞 = 1 − 𝑝; 𝑛! = 𝑛 𝑛 − 1 𝑛 − 2 … .0! (0! 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 = 1) 𝑓 𝑥 = 40 15 (0.25) 15(0.75)40−15= 40! 15! 40−15 ! (0.25) 15(0.75)40−15= 0.028192
Contoh 2.4
Probabilitas memperoleh dua heads dalam 6 lemparan adalah: 𝑝 𝑥 = 𝐶𝑥𝑛𝑝𝑥𝑞𝑛−𝑥 = 𝑛! 𝑥! 𝑛 − 𝑥 ! 𝑝 𝑥𝑞𝑛−𝑥 n=6; x=2; p=1/2; q=1-1/2=1/5; 𝐶26 1 2 2 1 2 6−2 = 6! 2! 6 − 2 ! 1 2 2 1 2 6−2 = 720 2 24 1 2 6 = 15 64
Contoh 1 (hal 122 Schaum)
Probabilitas memperoleh minimal empat heads dalam 6
lemparan adalah:
𝑝 𝑥 = 𝐶
𝑥𝑛𝑝
𝑥𝑞
𝑛−𝑥=
𝑛!
𝑥! 𝑛 − 𝑥 !
𝑝
𝑥𝑞
𝑛−𝑥𝐶
46 1 2 4 1 2 6−4+ 𝐶
56 1 2 5 1 2 6−5+ 𝐶
66 1 2 6 1 2 6−6=
6! 4! 6−4 ! 1 2 4 1 2 6−4+
6! 5! 6−5 ! 1 2 5 1 2 6−5+
6! 6! 6−6 ! 1 2 6 1 2 6−6=
720 24 2 1 2 6+
720 120 1 2 6+
720 720 1 2 6=
720 (48)(64)+
720 (120)(64)+
720 (720)(64)=
15 6 1 22 11Distribusi probabilitas kontinyu yang terpenting adalah distribusi normal, atau kurfa normal, atau distribusi gauss yang fungsinya berbentuk:
𝑌 = 1 𝜎 2𝜋 𝑒 −1 2 𝑋−𝜇 ൗ 2 𝜎2 (3) Dimana:
Luas total daerah yang dibatasai oleh fungsi (3) dan sumbu x adalah
satu.
Distribusi Normal (Schaum hal 123)
𝜇 = Mean (harga rerata)
𝜎 = Standard deviation (simpangan baku) 𝜋 = 3.14159 . . .
Luas daerah di bawah kurva antara dua titik 𝑋 = 𝑎 dan 𝑋 = 𝑏 dimana
𝑎 < 𝑏 merepresentasikan probabilitas X terletak antara a dan b yang dinyatakan dengan 𝑃𝑟 𝑎 < 𝑋, 𝑏 .
Jika variabel 𝑋 dinyatakan dalam unit standar 𝑧 = (𝑋 − 𝜇)/𝜎,
persamaan (3) dikatakan berada dalam bentuk standar (standard
form): 𝑌 = 1 2𝜋 𝑒 −1 2𝑧 2 (4)
Dalam kasus seperti ini, z dikatakan terdistribusi secara normal dengan
mean sama dengan NOL, dan variance sama dengan SATU, seperti
Ide di atas dapat
dikembangkan dimana
variabel x dapat dianggap sebagai himpunan harga yang kontinyu
Relative frequency poligon
untuk seluruh populasi
(teoretis) akan merupakan fungsi kontinyu
Distribusi Probabilitas yang Kontinyu
• Total luas di bawah kurva ini = 1 (100%), dan luas daerah di bawah kurva antara x=a dan x=b memberikan nilai probabilitas harga x yang berada di antara a dan b. Atau ditulis:
DistributionMean1 Sigma 119 9.35 0.00439 13.54 1.45667 71 10.16 0.0184 20 10.48 0.03006 124 10.51 0.03133 33 10.54 0.03291 23 10.57 0.03418 58 10.83 0.04817 126 11.04 0.0631 1 11.11 0.06814 40 11.16 0.0721 50 11.23 0.07764 48 11.24 0.07857 68 11.36 0.08945 25 11.49 0.10181 35 11.60 0.11261 111 11.64 0.11708 45 11.73 0.12629 65 11.85 0.13971 61 11.85 0.13991 34 11.86 0.14051 29 11.96 0.1516 22 12.02 0.15871 125 12.05 0.16175 60 12.07 0.16434 24 12.15 0.17358 118 12.21 0.17999 44 12.29 0.18926 100 12.33 0.1942 32 12.36 0.19729 46 12.51 0.2137 2 12.59 0.22127 37 12.63 0.22496 63 12.64 0.22648 54 12.68 0.23011 47 12.74 0.23528 105 12.79 0.23951 90 12.89 0.24764 121 12.90 0.24893 80 12.92 0.25043 120 12.94 0.25169 110 12.97 0.25346 55 12.97 0.25395 21 12.98 0.25409 123 13.07 0.25993 97 13.14 0.26353 106 13.17 0.26521 67 13.21 0.26674 115 13.21 0.2668 104 13.24 0.26815 53 13.25 0.26831 27 13.27 0.26916 108 13.38 0.27213 107 13.45 0.27336 103 13.46 0.27341 4 13.47 0.27353 122 13.51 0.27382 62 13.56 0.27384 59 13.61 0.2736 101 13.66 0.27298 88 13.73 0.2715 78 13.76 0.27091 8 13.78 0.27035 39 13.79 0.26983 28 13.85 0.2677 3 13.85 0.2677 69 13.90 0.26585 116 13.92 0.26488 117 14.00 0.26044 83 14.03 0.25888 17 14.06 0.25681 16 14.08 0.25543 114 14.10 0.25474 18 14.10 0.25426 42 14.14 0.25157 94 14.16 0.25057 26 14.21 0.2468 57 14.21 0.24673 87 14.27 0.24148 12 14.27 0.24123 7 14.34 0.23553 84 14.34 0.23524 79 14.40 0.23046 41 14.41 0.22904 10 14.45 0.22517 52 14.46 0.22479 74 14.47 0.22389 43 14.47 0.22336 70 14.50 0.22011 64 14.51 0.21997 113 14.51 0.21903 81 14.52 0.21892 98 14.57 0.21385 75 14.61 0.20895 9 14.62 0.20764 36 14.68 0.20217 112 14.69 0.20048 5 14.70 0.19997 102 14.70 0.19984 38 14.73 0.19573 82 14.75 0.19458 76 14.78 0.19053 51 14.79 0.1901 56 14.82 0.18596 49 14.93 0.17411 73 14.93 0.17328 89 14.96 0.17048 96 15.01 0.16489 11 15.02 0.16408 77 15.03 0.16283 66 15.03 0.16224 109 15.06 0.15921 85 15.07 0.15732 31 15.09 0.15573 86 15.14 0.14966 93 15.15 0.14887 15 15.16 0.1473 14 15.17 0.14673 19 15.26 0.13629 30 15.30 0.13177 72 15.32 0.12958 13 15.35 0.12622 95 15.59 0.10144 91 15.65 0.0963 6 15.85 0.07754 99 16.02 0.06425 92 17.20 0.01176
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 9.50 10.50 11.50 12.50 13.50 14.50 15.50 16.50 17.50 D is tri b u si
Sun depression angle (dip) - derajat
𝜇 = 13.5
𝑧𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝜇 𝜎 𝑧1 = 12−13.5 1.5 = -1.0 𝑧2 = 13.5−13.5 1.5 = 0 𝑧3 = 15−13.5 1.5 = +1.0
𝑓(𝑥)
𝑎 𝑏
𝑃(𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏) Misal: 𝑏 = 1.72; 𝑎 = 1.50
Maka probabiliti 𝑥 yang berada di antara 𝑎 dan 𝑏 dapat dilihat dari Tabel Standard Normal Curve.
𝑃 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 = 0.4573 − 0.4332 = 0.0241 = 2.41%
Yaitu luasan dalam kurva yang berwarna merah
Luas daerah dari 0 sampai 1.72 adalah 0.4573;
Karena kurva berbentuk simetri, luas daerah antara 0 dan -1.72
juga 0.4573;
Jadi, luas antara 0.65 sampai 1.72 diperoleh dari selisih luas L1 (dari
0 ke 1.72) dengan L2 (dari 0 ke 0.65) = 0.4573-0.2422 = 0.1829 atau 18.29%;
Dengan cara sama, kita dapat menghitung:
𝑃 −0.65 < 𝑥 < 1.44 = 0.2422 + 0.4251 = 0.6673 = 66.73%;
𝑃 −1.44, 𝑥, −0.65 = 0.1892 = 18.92%;
𝑃 𝑥 > 1.12 = 𝑃 𝑥 > 0 − 𝑃 0 < 𝑥 < 1.12 = 0.5 − 0.3686 = 0.1314 = 13.14%