Skripsi Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Gizi Mencapai Gelar Sarjana Gizi
Diajukan Oleh : Diajukan Oleh : AMALIA PASANDA AMALIA PASANDA G2B012013 G2B012013
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2016 TAHUN 2016
berjudul
berjudul ““Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penjamah MakananPerbedaan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penjamah Makanan Sesudah Diberikan Penyuluhan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Personal Hygiene Personal Hygiene di Hotel Patra Jasa Semarang" di Hotel Patra Jasa Semarang" tepat pada waktunya.
tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
1. Hotel Patra Jasa Semarang yang sudah diijinkan mengambil dataHotel Patra Jasa Semarang yang sudah diijinkan mengambil data diwilayah kerja.
diwilayah kerja. 2.
2. Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes selaku Ketua Prodi Gizi yang telahIr. Agustin Syamsianah, M.Kes selaku Ketua Prodi Gizi yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu.
memberikan kesempatan untuk menimba ilmu. 3.
3. Hapsari Sulistya Kusuma, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing I danHapsari Sulistya Kusuma, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Kartika Nugraheni, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah Kartika Nugraheni, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dari awal pembuatan hingga terselesainya Skripsi membimbing penulis dari awal pembuatan hingga terselesainya Skripsi ini.
ini. 4.
4. Seluruh Dosen Gizi yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.Seluruh Dosen Gizi yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan. 5.
5. Bapak, Ibu, serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baikBapak, Ibu, serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual selama pembuatan Skripsi
materiil maupun spiritual selama pembuatan Skripsi ini.ini. 6.
6. Teman-teman S-1 Gizi Non-Reguler dan S-1 Gizi Reguler yangTeman-teman S-1 Gizi Non-Reguler dan S-1 Gizi Reguler yang sama-sama berjuang, berdoa, mendukung, membantu, dan saling sama-sama berjuang, berdoa, mendukung, membantu, dan saling memberikan semangat selama pembuatan skripsi.
memberikan semangat selama pembuatan skripsi. 7.
7. Para Admin Gizi Unimus yang telah banyak membantu selama penulisPara Admin Gizi Unimus yang telah banyak membantu selama penulis menimba ilmu dan berada di
menimba ilmu dan berada di lingkungan kampus.lingkungan kampus.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangu
membangun agar n agar nantinya penulis bisa lebih baik.nantinya penulis bisa lebih baik.
Penulis hanya bisa berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis hanya bisa berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyaraka
masyarakat pada umumnya dt pada umumnya dan bagi penulis padan bagi penulis pada khususnya.a khususnya.
Semarang, 20 Agustus 2016 Semarang, 20 Agustus 2016
Penulis Penulis
PATRA JASA SEMARANG. Pembimbing I: Hapsari Sulistya Kusuma, PATRA JASA SEMARANG. Pembimbing I: Hapsari Sulistya Kusuma, Pembimbing II: Kartika Nugraheni, Program Studi S1 Ilmu Gizi Universitas Pembimbing II: Kartika Nugraheni, Program Studi S1 Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Muhammadiyah Semarang. Pendahuluan :
Pendahuluan : Personal hygiene Personal hygiene merupakan cara perawatan diri manusia untuk merupakan cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.
memelihara kesehatan mereka. Personal Personal hygienehygiene penjamah makanan dalam penjamah makanan dalam proses
proses pengolahan pengolahan makanan makanan sangat sangat penting, penting, karena karena dengan dengan penerapanpenerapan hygienehygiene yang baik dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kontaminasi pada yang baik dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kontaminasi pada makanan. Penerapan
makanan. Penerapan personal hygiene personal hygiene dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan perilaku penjamah makanan tentang
dan perilaku penjamah makanan tentang personal personal hygienehygiene saat bekerja. saat bekerja. Pengetahuan, sikap dan perilaku yang kurang baik dalam hal
Pengetahuan, sikap dan perilaku yang kurang baik dalam hal personal personal hygienehygiene dapat diubah dengan menyampaikan informasi atau memberikan pendidikan dapat diubah dengan menyampaikan informasi atau memberikan pendidikan melalui penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan melalui penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahua
pengetahuan, n, sikap sikap dan dan perilaku perilaku penjamah penjamah makanan makanan sebelum sebelum dan dan sesudahsesudah diberikan penyuluhan.
diberikan penyuluhan. Metode :
Metode : Jenis penelitian yaitu quasi eksperimen dengan pendekatanJenis penelitian yaitu quasi eksperimen dengan pendekatan one groupone group pret
pretest est posttest posttest . Sampel penelitian adalah 18 penjamah makanan di hotel. Sampel penelitian adalah 18 penjamah makanan di hotel PatraJasa yang dipilih secara total sampling. Data pengetahuan diperoleh dari PatraJasa yang dipilih secara total sampling. Data pengetahuan diperoleh dari jumlah skor
jumlah skor benar dari benar dari total total pertanyaan pada pertanyaan pada kuesioner pengetahuan. Data kuesioner pengetahuan. Data sikapsikap diperoleh dari jumlah skor yang dihitung berdasarkan total pertanyaan kuesioner diperoleh dari jumlah skor yang dihitung berdasarkan total pertanyaan kuesioner sikap dengan skala Likert. Data perilaku diperoleh dari jumlah skor yang dihitung sikap dengan skala Likert. Data perilaku diperoleh dari jumlah skor yang dihitung berdasarka
berdasarkan n total total checklist checklist yang yang diakumulasi diakumulasi selama selama tiga tiga hari hari dan dan dirata-rata.dirata-rata. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan pengetahua
pengetahuan, n, sikap sikap dan dan perilaku perilaku penjamah penjamah makanan makanan sebelum sebelum dan dan sesudahsesudah diberikan penyuluhan tentang
diberikan penyuluhan tentang personal hygien personal hygienee.. Hasil :
Hasil : Perbedaan pengetahuan penjamah makanan meningkat 22%. Tidak ada Perbedaan pengetahuan penjamah makanan meningkat 22%. Tidak ada perbedaan
perbedaan sikap sikap penjamah penjamah makanan. makanan. Perbedaan Perbedaan perilaku perilaku penjamah penjamah makananmakanan meningkat 34%. Analisis statistik menunjukkan perbedaan pengetahuan yang meningkat 34%. Analisis statistik menunjukkan perbedaan pengetahuan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0,001). Tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0,001). Tidak ada perbedaan sikap yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0,101). Perbedaan sikap yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0,101). Perbedaan perilaku ya
perilaku yang signifikan sng signifikan sebelum dan seebelum dan sesudah penyuluhasudah penyuluhan (p=0,014).n (p=0,014). Kesimpulan :
Kesimpulan : Ada perbedaan pengetahuan dan perilaku penjamah makanan Ada perbedaan pengetahuan dan perilaku penjamah makanan sesudah diberikan penyuluhan.
sesudah diberikan penyuluhan.
Kata Kunci :
Kata Kunci : personal personal hygienehygiene, penjamah makanan, pengetahuan, sikap dan, penjamah makanan, pengetahuan, sikap dan perilaku
PATRA JASA HOTEL SEMARANG. Advisor I : Hapsari Sulistya Kusuma, PATRA JASA HOTEL SEMARANG. Advisor I : Hapsari Sulistya Kusuma, Advisor II : Kartika Nugraheni, Major of S1 Nutrition Science University of Advisor II : Kartika Nugraheni, Major of S1 Nutrition Science University of Muhammadiyah Semarang.
Muhammadiyah Semarang. Introduction :
Introduction : Personal hygiene is the human way of self-care to maintain their Personal hygiene is the human way of self-care to maintain their health. Personal hygiene of food handlers in food processing is very important health. Personal hygiene of food handlers in food processing is very important because wi
because with the applicath the application of good hytion of good hygiene can minimigiene can minimize the possibilze the possibility of foodity of food contamination. The application of personal hygiene can be influenced by some contamination. The application of personal hygiene can be influenced by some factors, for instance knowledge, attitudes and behaviors about personal hygiene factors, for instance knowledge, attitudes and behaviors about personal hygiene of food handlers at work. Lack of knowledge, inappropriate attitudes and of food handlers at work. Lack of knowledge, inappropriate attitudes and behaviors
behaviors towards towards personal personal hygiene hygiene can can be be changed changed by by giving giving the the rightright information and / or extension through nutrition extension. This study aims to information and / or extension through nutrition extension. This study aims to determine differences in knowledge, attitudes and behavior of food handlers determine differences in knowledge, attitudes and behavior of food handlers before and a
before and after nutritifter nutrition extension.on extension. Method :
Method : This was a quasi-experimental one group pretest posttest design. The This was a quasi-experimental one group pretest posttest design. The sample of this study was 18 food handlers in Patra Jasa Hotel selected by total sample of this study was 18 food handlers in Patra Jasa Hotel selected by total sampling method. Knowledge data obtained from the correct score of the total sampling method. Knowledge data obtained from the correct score of the total number of questions in the questionnaire knowledge . The attitude data obtained number of questions in the questionnaire knowledge . The attitude data obtained from the total score is calculated based on the total attitude questionnaire with from the total score is calculated based on the total attitude questionnaire with Likert scale. Behavioral data obtained from the total score is calculated based on Likert scale. Behavioral data obtained from the total score is calculated based on the total checklist accumulated over three days and averaged . The data was the total checklist accumulated over three days and averaged . The data was analyzed using Wilcoxon test to determine differences in knowledge, attitudes analyzed using Wilcoxon test to determine differences in knowledge, attitudes and behavior of food handlers before and after nutrition extension of personal and behavior of food handlers before and after nutrition extension of personal hygiene.
hygiene. Result :
Result : The difference in knowledge of food handlers increased by 22%. There The difference in knowledge of food handlers increased by 22%. There was no difference in the attitude of food handlers. Food handlers behavioral was no difference in the attitude of food handlers. Food handlers behavioral increased by 61% on the third day. Statistical analysis showed significant increased by 61% on the third day. Statistical analysis showed significant difference in knowledge before and after nutrition extension (p = 0,001). There difference in knowledge before and after nutrition extension (p = 0,001). There was no significant differences in attitudes before and after nutrition extension (p was no significant differences in attitudes before and after nutrition extension (p = 0,101). There was significant difference in behavior before and after nutrition = 0,101). There was significant difference in behavior before and after nutrition extension (p = 0,014).
extension (p = 0,014). Conclusion :
Conclusion : There was difference in knowledge and behavior of food handlers There was difference in knowledge and behavior of food handlers after nutrition extension.
after nutrition extension. Key words :
Halaman
Halaman Pengesahan Pengesahan ... ... iiiiii Halaman
Halaman Pernyataan Pernyataan Orisinilitas Orisinilitas ... ... iviv Kata
Kata Pengantar Pengantar ... ... vv Ringkasa
Ringkasan n ... ... vivi Abstract
Abstract ... ... viivii Daftar
Daftar Isi Isi ... ... viiiviii Daftar
Daftar TTabel abel ... ... xixi Daftar
Daftar Gambar Gambar ... ... xiixii Daftar
Daftar Lampiran Lampiran ... ... xiiixiii BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 1.2
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... . 22 1.3
1.3 Tujuan Tujuan Umum Umum ... ... 33 1.4
1.4 Tujuan Tujuan Khusus Khusus ... ... 33 1.5
1.5 Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian ... ... 33 1.6 Keaslian
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian ... ... 44 BAB II TINJAUAN P
BAB II TINJAUAN PUSTUSTAKAAKA 2.1
2.1 Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... ... 66 2.1.1
2.1.1 Pengertian Pengertian Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... .... 66 2.1.2
2.1.2 PersyarataPersyaratan n Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... ... 66 2.1.3
2.1.3 KarakterisKarakteristik tik Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... ... 77 2.2
2.2 Hygiene Hygiene ... ... 99 2.2.1 Pengertian
2.2.1 Pengertian Hygiene Hygiene ... ... 99 2.2.2 Pengertian
2.2.2 Pengertian Personal Hygi Personal Hygieneene ... ... 1010 2.2.3 Manfaat
2.2.3 Manfaat Personal Hygien Personal Hygienee ... ... 1111 2.2.4
2.2.4 Faktor Faktor yang yang MempengaruhiMempengaruhi Personal Hygi Personal Hygieneene ... ... 1111 2.3
2.3 Pengetahuan Pengetahuan ... ... 1616 2.3.1
2.3.1 Pengertian Pengertian Pengetahuan Pengetahuan ... ... 1616 2.3.2
2.3.2 Kategori Kategori Pengetahuan Pengetahuan ... ... 1717 2.3.3
2.3.3 Faktor Faktor yang yang Mempengaruhi Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan ... ... 1717 2.4
2.4 Sikap Sikap ... ... 1919 2.4.1
2.4.1 Pengertian Pengertian Sikap Sikap ... ... 1919 2.4.2
2.4.2 Kategori Kategori Sikap Sikap ... ... 1919 2.4.3
2.4.3 Faktor Faktor yang yang Mempengaruhi Mempengaruhi TTerbentuknya erbentuknya Sikap Sikap ... ... 2020 2.4.4
2.4.4 Pengukuran Pengukuran Sikap Sikap ... ... 2121 2.5
2.5 Perilaku Perilaku ... ... 2121 2.5.1
2.5.1 Pengertian Pengertian Perilaku Perilaku ... ... 2121 2.5.2
2.5.2 Faktor Faktor yang yang Mempengaruhi Mempengaruhi Perilaku Perilaku ... ... 2323 2.5.3
2.8
2.8 Kerangka Kerangka Konsep Konsep ... ... 2828 2.9
2.9 Hipotesis Hipotesis ... ... 2929 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
3.1 Jenis Jenis dan dan Rancangan Rancangan ... ... 3030 3.2
3.2 TTempat empat dan dan WWaktu aktu Penelitian Penelitian ... ... 3030 3.3
3.3 Populasi Populasi dan dan Sampel Sampel Penelitian Penelitian ... ... 3030 3.3.1
3.3.1 Populasi Populasi ... ... 3030 3.3.2
3.3.2 Sampel Sampel ... 30... 30 3.4
3.4 VVariabel ariabel Penelitian Penelitian ... ... 3131 3.4.1
3.4.1 VVariabel ariabel Bebas Bebas ... ... 3131 3.4.2
3.4.2 VVariabel ariabel TTerikat erikat ... ... 3131 3.5
3.5 Definisi Definisi Operasional Operasional ... ... 3131 3.6
3.6 TTeknik eknik Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... ... 3131 3.6.1
3.6.1 Data Data Primer Primer ... 31. 31 3.6.2
3.6.2 Data Data Sekunder Sekunder ... ... 3131 3.6.3
3.6.3 Cara Cara Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... ... 3131 3.7
3.7 Instrumen Instrumen Penelitian Penelitian ... ... 3232 3.8
3.8 Pengolahan Pengolahan dan dan Analisis Analisis Data Data ... ... 3232 3.8.1
3.8.1 Pengolahan Pengolahan Data Data ... ... 3232 3.8.2
3.8.2 Analisis Analisis Data Data ... ... 3434 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
4.1 Gambaran Gambaran Umum Umum Lokasi Lokasi Penelitian Penelitian ... ... 3535 4.2
4.2 Hasil Hasil Penelitian Penelitian ... ... 3636 4.2.1
4.2.1 KarakterisKarakteristik tik Responden Responden ... 36... 36 a.
a. Umur Umur ... ... 3636 b.
b. Jenis Jenis Kelamin Kelamin ... ... 3737 c.
c. TingTingkat kat Pendidikan Pendidikan ... ... 3838 d.
d. Lama Lama Kerja Kerja ... .. 3939 4.2.2
4.2.2 Analisis Analisis UnivariaUnivariat ...t ... ... 4040 a.
a. Pengetahuan Pengetahuan Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... .. 4040 b.
b. Sikap Sikap Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... ... 4141 c.
c. Perilaku Perilaku Penjamah Penjamah Makanan Makanan ... ... 4242 4.3 Pembahasan
4.3 Pembahasan ... ... 4444 4.3.1
4.3.1 Analisis Analisis Bivariat Bivariat ... . 4444 a.
a. Uji Beda Skor Pengetahuan Personal HygieneUji Beda Skor Pengetahuan Personal Hygiene Penjamah
Penjamah Makanan Makanan ... ... 4444 b. Uji Beda
b. Uji Beda Skor Sikap PersonSkor Sikap Personal Hygiene Peal Hygiene Penjamahnjamah Makanan
Makanan ... ... 4545 c. Uji Beda
c. Uji Beda Skor Perilaku Personal Hygiene PenjamahSkor Perilaku Personal Hygiene Penjamah Makanan
LAMPIRAN LAMPIRAN
T
Tabel abel 4.1 4.1 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi KarakteristKarakteristik ik Responden Responden BerdasarkanBerdasarkan Umur
Umur ... ... 3636 T
Tabel abel 4.2 4.2 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi KarakteristKarakteristik ik Responden Responden BerdasarkanBerdasarkan Jenis
Jenis Kelamin Kelamin ... ... 3737 T
Tabel abel 4.3 4.3 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi KarakteristKarakteristik ik Responden Responden BerdasarkanBerdasarkan Tingka
Tingkat t Pendidikan Pendidikan ... ... 3838 T
Tabel abel 4.4 4.4 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Karakteristik Karakteristik Responden Responden BerdasarkanBerdasarkan Lama
Lama Kerja Kerja ... ... 3939 T
Tabel abel 4.5 4.5 Distribusi Distribusi Responden Responden BerdasarkaBerdasarkan n Pengetahuan...Pengetahuan... ... 4040 T
Tabel abel 4.6 4.6 Distribusi Distribusi Responden Responden Berdasarkan Berdasarkan Sikap Sikap ... ... 4141 T
Tabel abel 4.7.1 4.7.1 Distribusi Distribusi Responden Responden BerdasarkaBerdasarkan n Perilaku Perilaku Hari Hari 1 1 ... ... 4242 T
Tabel abel 4.7.2 4.7.2 Distribusi Distribusi Responden Responden BerdasarkaBerdasarkan n Perilaku Perilaku Hari Hari 2 2 ... ... 4242 T
Tabel abel 4.7.3 4.7.3 Distribusi Distribusi Responden Responden Berdasarkan Berdasarkan Perilaku Perilaku Hari Hari 3 3 ... ... 4242 T
Tabel abel 4.7.4 4.7.4 Perilaku Perilaku Penjamah Penjamah Makanan Makanan Sebelum Sebelum dan dan SesudahSesudah Penyuluhan
Lampiran
Lampiran 3 3 Pernyataan Pernyataan Kesediaan Kesediaan Menjadi Menjadi RespondenResponden Lampiran
Lampiran 4 4 Identitas Identitas RespondenResponden Lampiran
Lampiran 5 5 Kuesioner Kuesioner Pengetahuan Pengetahuan Penjamah Penjamah MakananMakanan Lampiran
Lampiran 6 6 Kuesioner Kuesioner Sikap Sikap Penjamah Penjamah MakananMakanan Lampiran
Lampiran 7 7 Form Form Perilaku Perilaku PraktikPraktik Personal Hygie Personal Hygienene Lampiran
Lampiran 8 8 Materi Materi PenyuluhanPenyuluhan Lampiran
Lampiran 9 9 KarakterisKarakteristik tik RespondenResponden Lampiran
Lampiran 10 10 Input Input Data Data PenelitianPenelitian Lampiran
Lampiran 11 11 Output Output Data Data PenelitianPenelitian Lampiran
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki kualitas pangan yang masih rendah. Hal ini berkaitan dengan penerapan kualitas pangan yang masih rendah. Hal ini berkaitan dengan penerapan hygiene
hygiene dan sanitasi pada proses pengolahan makanan oleh penjamah dan sanitasi pada proses pengolahan makanan oleh penjamah makanan (Oxfam International, 2014).
makanan (Oxfam International, 2014).
Penjamah makanan perlu menerapkan hygiene dan sanitasi di Penjamah makanan perlu menerapkan hygiene dan sanitasi di lingkungan kerja karena hygiene sanitasi memiliki manfaat yang sangat besar lingkungan kerja karena hygiene sanitasi memiliki manfaat yang sangat besar bagi
bagi penjamah penjamah makanan, makanan, diantaranya diantaranya dapat dapat terhindar terhindar dari dari terjadinyaterjadinya kontaminasi silang pada makanan serta menjaga kualitas makanan yang kontaminasi silang pada makanan serta menjaga kualitas makanan yang diolah. Kita harus membedakan antara personal hygiene dengan hygiene diolah. Kita harus membedakan antara personal hygiene dengan hygiene sanitasi, personal hygiene adalah pribadi yang melakukannya, sedangkan sanitasi, personal hygiene adalah pribadi yang melakukannya, sedangkan hygiene sanitasi adalah keadaan fisik atau lingkungan institusi yang terkait hygiene sanitasi adalah keadaan fisik atau lingkungan institusi yang terkait (Rezi Mulya, 2013).
(Rezi Mulya, 2013).
Di negara-negara maju, penerapan higiene dan sanitasi pada proses Di negara-negara maju, penerapan higiene dan sanitasi pada proses pengolahan
pengolahan pangan pangan yang yang lebih lebih dikenal dikenal dengandengan Good ManufacturingGood Manufacturing Practices
Practices (GMP) telah banyak diterapkan. Namun di negara berkembang (GMP) telah banyak diterapkan. Namun di negara berkembang metode yang lebih dikenal dengan Cara Pengolahan Pangan yang Baik metode yang lebih dikenal dengan Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) belum sepenuhnya diterapkan oleh industri yang bergerak di bidang (CPPB) belum sepenuhnya diterapkan oleh industri yang bergerak di bidang pangan baik industri besar
pangan baik industri besar maupun kecil. Hal ini maupun kecil. Hal ini menyebabkamenyebabkan pangan n pangan yangyang dihasilkan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, dihasilkan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, kecacingan atau keracunan makanan. Rendahnya perilaku penjamah kecacingan atau keracunan makanan. Rendahnya perilaku penjamah makanan dalam menerapkan CPPB meningkatkan risiko pangan terhadap makanan dalam menerapkan CPPB meningkatkan risiko pangan terhadap kesehatan (Meikawati, 2010).
kesehatan (Meikawati, 2010).
Perilaku penjamah makanan yang tidak baik seperti menggaruk anggota Perilaku penjamah makanan yang tidak baik seperti menggaruk anggota tubuh, memelihara kuku panjang, tidak menggunakan perlengkapan kerja tubuh, memelihara kuku panjang, tidak menggunakan perlengkapan kerja dan mengunyah makanan saat bekerja dapat berisiko meningkatkan dan mengunyah makanan saat bekerja dapat berisiko meningkatkan kontaminasi bakteri pada makanan salah satunya yaitu bakteri
kontaminasi bakteri pada makanan salah satunya yaitu bakteri E.coli E.coli. Hasil. Hasil studi di Semarang menunjukkan sebanyak 96,70% penjamah makanan tidak studi di Semarang menunjukkan sebanyak 96,70% penjamah makanan tidak
mencuci tangan dan mengakibatkan 83,30% makanan yang diolah tercemar mencuci tangan dan mengakibatkan 83,30% makanan yang diolah tercemar bakteri
bakteri E.coli E.coli (Ermayani, 2004). Perilaku yang kurang baik ini berkaitan (Ermayani, 2004). Perilaku yang kurang baik ini berkaitan dengan pengetahuan dan sikap penjamah makanan mengenai personal dengan pengetahuan dan sikap penjamah makanan mengenai personal hygiene. Secara teori, sikap yang baik
hygiene. Secara teori, sikap yang baik cenderung disertai perilaku yang baik,cenderung disertai perilaku yang baik, demikian pula pengetahuan yang baik seharusnya diikuti sikap yang baik demikian pula pengetahuan yang baik seharusnya diikuti sikap yang baik (Kusumawa
(Kusumawardani, rdani, 2010).2010).
Pendekatan terpadu dalam upaya mencegah risiko penyakit bawaan Pendekatan terpadu dalam upaya mencegah risiko penyakit bawaan makanan adalah melalui pendidikan dan pelatihan bagi para penjamah makanan adalah melalui pendidikan dan pelatihan bagi para penjamah makanan tentang dua aspek keamanan, yaitu prinsip-prinsip higienis yang makanan tentang dua aspek keamanan, yaitu prinsip-prinsip higienis yang baik
baik dan dan penerapan penerapan konsepkonsep HACCP HACCP dalam penyelenggaraan makanan dalam penyelenggaraan makanan (Wi
(Widyastuti, 2006). Salah satu dyastuti, 2006). Salah satu kegiatan pokok pelaksanaan hkegiatan pokok pelaksanaan hygiene makananygiene makanan adalah mengadakan penyuluhan menyangkut pengetahuan dan kesadaran adalah mengadakan penyuluhan menyangkut pengetahuan dan kesadaran cara pengolahan, penyimpanan, dan penyajian makanan secara higienis cara pengolahan, penyimpanan, dan penyajian makanan secara higienis (Suklan, 1989). Hal tersebut sangat beralasan karena penyuluhan dan atau (Suklan, 1989). Hal tersebut sangat beralasan karena penyuluhan dan atau pelatihan
pelatihan penyehatan penyehatan makanan makanan merupakan merupakan tahap tahap tingkat tingkat pendidikan pendidikan nonnon formal yang apabila direncanakan dengan baik akan dapat mengubah dan formal yang apabila direncanakan dengan baik akan dapat mengubah dan meningkat
meningkatkan pengetahuan seseorang, termasuk sikap kan pengetahuan seseorang, termasuk sikap dan praktek yang baikdan praktek yang baik (Ravianto
(Ravianto, , 1990).1990).
Penelitian ini mengangkat masalah mengenai
Penelitian ini mengangkat masalah mengenai hygienehygiene penjamah penjamah makanan yang terdapat di hotel Patra Jasa Semarang, alasan diambilnya makanan yang terdapat di hotel Patra Jasa Semarang, alasan diambilnya lokasi penelitian di hotel yaitu karena semakin menjamurnya jasa boga atau lokasi penelitian di hotel yaitu karena semakin menjamurnya jasa boga atau kuliner pada saat ini, dan dapur hotel dianggap dapat mewakili jasa boga kuliner pada saat ini, dan dapur hotel dianggap dapat mewakili jasa boga yang memiliki banyak pekerja dapur atau
yang memiliki banyak pekerja dapur atau penjamah makanan, dengan resikopenjamah makanan, dengan resiko kontaminasi makanan yang cukup besar.
kontaminasi makanan yang cukup besar.
1.2
1.2 Rumusan Rumusan MasalahMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diangkat dalam Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diangkat dalam penelitian
penelitian ini ini adalah adalah adakah adakah perbedaan perbedaan tingkat tingkat pengetahuapengetahuan, n, sikap, sikap, dandan perilaku pe
1.3
1.3 TTujuan ujuan UmumUmum
Menganalisa perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan
Menganalisa perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku sebelumperilaku sebelum dan sesudah penyuluhan pada penjamah makanan di hotel Patra Jasa dan sesudah penyuluhan pada penjamah makanan di hotel Patra Jasa Semarang.
Semarang.
1.4
1.4 TTujuan ujuan KhususKhusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah : Tujuan khusus pada penelitian ini adalah :
1.
1. MendeskripsiMendeskripsikan karakteristik penjamkan karakteristik penjamah makanan di hotel Patraah makanan di hotel Patra Jasa Semarang
Jasa Semarang 2.
2. MendeskripsiMendeskripsikan tingkat pkan tingkat pengetahuan peengetahuan penjamah makanan njamah makanan di hoteldi hotel Patra Jasa Semarang sebelum dan
Patra Jasa Semarang sebelum dan sesudah penyuluhansesudah penyuluhan
3. Mendeskripsikan sikap penjamah makanan di hotel Patra Jasa 3. Mendeskripsikan sikap penjamah makanan di hotel Patra Jasa
Semarang sebelum dan sesudah penyuluhan Semarang sebelum dan sesudah penyuluhan 4.
4. MendeskripsiMendeskripsikan perilaku penjkan perilaku penjamah makanan di hotel Paamah makanan di hotel Patra Jasatra Jasa Semarang sebelum dan sesudah penyuluhan
Semarang sebelum dan sesudah penyuluhan 5.
5. MenganalisiMenganalisis perbedaan tingkat penges perbedaan tingkat pengetahuan penjamah makatahuan penjamah makanannan sebelum dan sesudah penyuluhan
sebelum dan sesudah penyuluhan
6. Menganalisis perbedaan sikap penjamah makanan sebelum dan 6. Menganalisis perbedaan sikap penjamah makanan sebelum dan
sesudah penyuluhan sesudah penyuluhan 7.
7. MenganalisiMenganalisis perbedaan peris perbedaan perilaku penjamah mlaku penjamah makanan sebelum dakanan sebelum danan sesudah penyuluhan
sesudah penyuluhan
1.5 Manfaat 1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi Terkait 1.5.1 Bagi Institusi Terkait
1.
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada ManajerHasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Manajer Food
Food and and BeverageBeverage untuk mengontrol pekerjaan penjamah untuk mengontrol pekerjaan penjamah makanan secara kontinyu dalam
makanan secara kontinyu dalam mengolah makananmengolah makanan 2.
2. Meningkatkan nilai jual dan pelayanan hotel denganMeningkatkan nilai jual dan pelayanan hotel dengan menghidang
menghidangkan makanan kan makanan yang bersih, aman dan yang bersih, aman dan sehat.sehat. 3.
3. Melakukan kewajiban penjamah makanan sesuai standar yangMelakukan kewajiban penjamah makanan sesuai standar yang telah ditentukan
4.
4. Meningkatkan kualitas makanan hotel Meningkatkan kualitas makanan hotel yang dihasilkanyang dihasilkan 5.
5. Menjaga kebersihan diri dan tempat kerja saat menjamahMenjaga kebersihan diri dan tempat kerja saat menjamah makanan
makanan
1.5.2 Bagi ilmu pengetahuan 1.5.2 Bagi ilmu pengetahuan
1.
1. Mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenaiMendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai personal hig
personal higiene di hotel daiene di hotel dan penerapannyn penerapannyaa 1.6
1.6 Keaslian Keaslian PenelitianPenelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama
No Nama Peneliti Peneliti
Judul
Judul PenelitiPenelitian an TTahun ahun VVariabelariabel Penelitian Penelitian Hasil Penelitian Hasil Penelitian 1 Labib 1 Labib Sharif Sharif Food Hygiene Food Hygiene Knowledge, Knowledge, Attitudes and Attitudes and Practices of the Practices of the Food Handlers in the Food Handlers in the Military Hospitals Military Hospitals 2013 1.Pengetahu 2013 1.Pengetahu an higiene an higiene penjamah penjamah makanan makanan 2.Sikap 2.Sikap higiene higiene penjamah penjamah makanan makanan 3.Perilaku 3.Perilaku higiene higiene penjamah penjamah makanan makanan Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sarana skor sarana skor persentase persentase pengetahuan,
pengetahuan, sikap,sikap, praktek
praktek masing- masing-masing yaitu 84,82 ; masing yaitu 84,82 ; 88,88 ; 89,43 , dan 88,88 ; 89,43 , dan pengetahuan
pengetahuan secarasecara keseluruhan, sikap, keseluruhan, sikap, praktek
praktek (KAP)(KAP) persentase
persentase skorskor adalah 87,88. Sebuah adalah 87,88. Sebuah perbedaan
perbedaan yangyang signifikan (P<0,05) signifikan (P<0,05) pada nilai- nil
pada nilai- nilai yangai yang diamati antara diamati antara pegawai
pegawai militer militer dandan pegawai
pegawai sipil sipil . . SkorSkor persentase
persentase rata-ratarata-rata untuk pengetahuan, untuk pengetahuan, sikap dan praktek sikap dan praktek yaitu 88,5 ; 93,2 ; yaitu 88,5 ; 93,2 ; dan 91,4 ; untuk dan 91,4 ; untuk karyawan militer karyawan militer dibandingkan dengan dibandingkan dengan orang- orang untuk orang- orang untuk karyawan sipil karyawan sipil masing-masing masing-masing 73,7 ; 75,8 ; dan 73,7 ; 75,8 ; dan 83,5. 83,5. 2 Silvia 2 Silvia Wagustina Wagustina Pengaruh Pelatihan Pengaruh Pelatihan Higiene dan Sanitasi Higiene dan Sanitasi terhadap terhadap Pengetahuan dan Pengetahuan dan 2013 1.Pelatihan 2013 1.Pelatihan higiene dan higiene dan sanitasi sanitasi 2.Pengetahu 2.Pengetahu Ada perbedaan Ada perbedaan tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan dan perilaku sampel dan perilaku sampel tentang hygiene dan tentang hygiene dan
Perilaku Penjamah Perilaku Penjamah Makanan di Instalasi Makanan di Instalasi Gizi RSU Daerah Gizi RSU Daerah Meuraxa Banda Meuraxa Banda Aceh Aceh an penjamah an penjamah makanan makanan 3.Perilaku 3.Perilaku penjamah penjamah makanan makanan
sanitasi sebelum dan sanitasi sebelum dan sesudah mengikuti sesudah mengikuti pelatihan
pelatihan dengandengan nilai P<0,05.
nilai P<0,05. 3
3 Rezi Rezi MulyaMulya Fatma Fatma Hubungan Perilaku Hubungan Perilaku Penjamah Makanan Penjamah Makanan dengan Penerapan dengan Penerapan Personal Hygiene Personal Hygiene pada
pada PenjamahPenjamah Makanan di Instalasi Makanan di Instalasi Gizi
Gizi RSUPRSUP. . Dr. Dr. M.M. DJAMIL Padang DJAMIL Padang Tahun 2013 Tahun 2013 2013 1.Perilaku 2013 1.Perilaku penjamah penjamah makanan makanan 2.Penerapan 2.Penerapan personal personal higiene higiene penjamah penjamah makanan makanan
Kurang dari separuh Kurang dari separuh (37,2%) personal (37,2%) personal hygiene penjamah hygiene penjamah makanan di Instalasi makanan di Instalasi Gizi RSUP Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang Dr.M.Djamil Padang adalah tidak bersih. adalah tidak bersih. Kurang dari separuh Kurang dari separuh (39,2%) personal (39,2%) personal hygiene penjamah hygiene penjamah makanan di Instalasi makanan di Instalasi Gizi RSUP Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang Dr.M.Djamil Padang adalah rendah. adalah rendah. Kurang dari separuh Kurang dari separuh
(37,2%) sikap
(37,2%) sikap
penjamah
penjamah makananmakanan di Instalasi Gizi di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil RSUP Dr.M.Djamil Padang adalah Padang adalah negatif. Terdapat negatif. Terdapat hubungan yang hubungan yang signifikan antara signifikan antara tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan penjamah
penjamah makananmakanan dengan penerapan dengan penerapan personal
personal hygiene hygiene didi Instalasi Gizi RSUP Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Dr. M. Djamil Padang. Terdapat Padang. Terdapat hubungan yang hubungan yang signifikan antara signifikan antara sikap penjamah sikap penjamah makanan dengan makanan dengan penerapan
penerapan personalpersonal hygiene di Instalasi hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Djamil Padang.
2.1.1
2.1.1 Pengertian Pengertian Penjamah Penjamah MakananMakanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian.
penyajian. Dalam Dalam proses proses pengolahan pengolahan makanan, makanan, peran peran dari dari penjamahpenjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan yang makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan yang menangani bahan makanan sering menyebabkan kontaminasi menangani bahan makanan sering menyebabkan kontaminasi mikrobiologis. Mikroorganisme yang hidup di dalam maupun pada mikrobiologis. Mikroorganisme yang hidup di dalam maupun pada tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang terdapat pada kulit, hidung, mulut, saluran pencernaan, makanan, yang terdapat pada kulit, hidung, mulut, saluran pencernaan, rambut, kuku dan tangan. Selain itu, penjamah makanan juga dapat rambut, kuku dan tangan. Selain itu, penjamah makanan juga dapat bertindak
bertindak sebagai sebagai pembawa pembawa penyakit penyakit infeksi infeksi seperti, seperti, demam demam typoid,typoid, hepatitis
hepatitis A, dan diare A, dan diare (Siti Fathonah, 2005).(Siti Fathonah, 2005).
2.1.2
2.1.2 Persyaratan Persyaratan Penjamah Penjamah MakananMakanan
Penjamah makanan dalam melakukan kegiatan pelayanan Penjamah makanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan
penanganan makanan makanan harus harus memenuhi memenuhi persyaratan persyaratan antara antara lainlain (Kepmenkes No 942/Menkes/SK/VII/2003) :
(Kepmenkes No 942/Menkes/SK/VII/2003) : 1.
1. Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut
influenza, diare, penyakit perut sejenisnyasejenisnya;; 2.
2. Menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya)Menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya) 3.
3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian;Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; 4.
4. Memakai celemek, dan tutup kepala;Memakai celemek, dan tutup kepala; 5.
5. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. 6.
6. Menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau Menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengandengan alas tangan
alas tangan 7.
8.
8. mulut atau bagian lainnya)mulut atau bagian lainnya) 9.
9. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikanTidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
2.1.3
2.1.3 Karakteristik Karakteristik Penjamah Penjamah MakananMakanan Karakteris
Karakteristik penjamah makanan dapat tik penjamah makanan dapat diketahui sebagai berikut :diketahui sebagai berikut : a. Umur
a. Umur
Umur mendapatkan perhatian karena akan mempengaruhi kondisi Umur mendapatkan perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut teori psikologi perkembangan pekerja umur dapat digolongkan menjadi teori psikologi perkembangan pekerja umur dapat digolongkan menjadi dewasa awal dan dewasa lanjut. Umur pekerja dewasa awal diyakini dewasa awal dan dewasa lanjut. Umur pekerja dewasa awal diyakini dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakit dengan
atau menanggulangi gangguan penyakit dengan cara menjaga kebersihancara menjaga kebersihan perorangan.
perorangan. Untuk Untuk melakukan melakukan kegiatan kegiatan tersebut, tersebut, pekerja pekerja muda muda akanakan lebih disiplin menjaga kesehatannya. Sedangkan pada umur dewasa lebih disiplin menjaga kesehatannya. Sedangkan pada umur dewasa lanjut akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, lanjut akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, kewajiban-kewajiban pekerja usia lanjut akan berkurang terhadap kewajiban-kewajiban pekerja usia lanjut akan berkurang terhadap kehidupan bersama. Semakin bertambah umur seseorang maka dalam kehidupan bersama. Semakin bertambah umur seseorang maka dalam hal kebersihan dan kesehatan akan mengalami penurunan (Erfandi, hal kebersihan dan kesehatan akan mengalami penurunan (Erfandi, 2009). Kategori umur diatas 25 tahun terbagi menjadi 2 kategori yaitu 2009). Kategori umur diatas 25 tahun terbagi menjadi 2 kategori yaitu dewasa dengan umur 26-45 tahun dan umur 46-65
dewasa dengan umur 26-45 tahun dan umur 46-65 tahun termasuk dalamtahun termasuk dalam kategori lanjut usia (Depkes, 2009).
kategori lanjut usia (Depkes, 2009). b.
b. Jenis KelamiJenis Kelaminn
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara mereka Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara mereka berpakaian dan melakukan pekerja
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Baik dalam melakukanan sehari-hari. Baik dalam melakukan hal kebersihan wanita lebih cenderung ke arah lebih bersih dari pada pria. hal kebersihan wanita lebih cenderung ke arah lebih bersih dari pada pria. Karena pria berperilaku dan
Karena pria berperilaku dan melakukan sesuatu atas dasar pertimbanganmelakukan sesuatu atas dasar pertimbangan rasional dan akal sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional rasional dan akal sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional dan perasaan.
Perbedaan umum antara wanita dan laki-laki dalam kesehatan Perbedaan umum antara wanita dan laki-laki dalam kesehatan (Syachroni, 2012) adalah sebagai berikut :
(Syachroni, 2012) adalah sebagai berikut : a)
a) Biasanya Biasanya wanita wanita dalam dalam menjaga menjaga kesehatan kesehatan lebih lebih baikbaik dibandingkan dengan pria sebab wanita mudah diatur dibandingkan dibandingkan dengan pria sebab wanita mudah diatur dibandingkan pria. Sehingga
pria. Sehingga setiap ada setiap ada penyuluhan kesehatan penyuluhan kesehatan wanita lebih wanita lebih mudahmudah menerima dan menghargai dibandingkan pria.
menerima dan menghargai dibandingkan pria. b)
b) Wanita bisanya dalam pengaturan menjaga kebersihan lebih baikWanita bisanya dalam pengaturan menjaga kebersihan lebih baik dibandingkan pria sebab umumnya wanita lebih telaten dalam dibandingkan pria sebab umumnya wanita lebih telaten dalam menjaga diri dan lingkungan dibandingkan dengan
menjaga diri dan lingkungan dibandingkan dengan pria.pria. c)
c) Jiwa keibuan juga merupakan salah satu penyebab kenapa wanitaJiwa keibuan juga merupakan salah satu penyebab kenapa wanita lebih cenderung memiliki motivasi kesehatan. Jiwa keibuan akan lebih cenderung memiliki motivasi kesehatan. Jiwa keibuan akan memberikan pengaruh yang mana watak seorang ibu dalam memberikan pengaruh yang mana watak seorang ibu dalam mencintai lingkungan yang bersih terhadap keluarganya sehingga mencintai lingkungan yang bersih terhadap keluarganya sehingga akan memunculkan seorang wanita perilaku hidup sehat dan
akan memunculkan seorang wanita perilaku hidup sehat dan bersih.bersih. c. Pendidikan
c. Pendidikan
Pencegahan penyakit bawaan makanan adalah melalui pendidikan Pencegahan penyakit bawaan makanan adalah melalui pendidikan bagi penjamah makanan dalam hal
bagi penjamah makanan dalam hal keamanan makanan (Andry Hartono,keamanan makanan (Andry Hartono, 2005). Pendidikan untuk menjamin keamanan makanan adalah dengan 2005). Pendidikan untuk menjamin keamanan makanan adalah dengan pelatihan
pelatihan HACCPHACCP. . Manfaat Manfaat bagi bagi penjamah penjamah makanan makanan adalah adalah supayasupaya penjamah
penjamah makanan makanan belajar belajar berfikir berfikir secara secara kritis kritis dan dan analitis analitis tentangtentang unsur-unsur makanan (termasuk air), produk, peralatan, proses unsur-unsur makanan (termasuk air), produk, peralatan, proses pengolahan
pengolahan dan dan bahaya bahaya yang yang ditimbulkan ditimbulkan apabila apabila mengabaikanmengabaikan kebersihan dalam menangani makanan (Andry Hartono,
kebersihan dalam menangani makanan (Andry Hartono, 2005).2005). d. Pengetahuan
d. Pengetahuan
Pengetahuan merupaka
Pengetahuan merupakan hasil dari n hasil dari tahu, dan ini tahu, dan ini terjadi setelah orangterjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman,yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran,
pendengaran, rasa rasa dan dan raba. raba. Pengetahuan Pengetahuan atau atau kognitif kognitif merupakanmerupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Soekidjo Notoatmojo, 2007). Pengetahuan dilakukan sebelum (Soekidjo Notoatmojo, 2007). Pengetahuan dilakukan sebelum melalukukan suatu perbuatan secara sadar. Pengetahuan dapat diperoleh melalukukan suatu perbuatan secara sadar. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, buku, media massa, dan sumber lainnya. Pengetahuan orang tua, guru, buku, media massa, dan sumber lainnya. Pengetahuan juga bias di
juga bias didapat melalui pedapat melalui pengalaman (Angalaman (Andry Hartono, ndry Hartono, 2006).2006). Dalam “Dictionary Of Education” menyebutkan ba
Dalam “Dictionary Of Education” menyebutkan ba hwa pendidikanhwa pendidikan merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan dan merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan dan selanjutnya pengetahuan mempengaruhi perilaku (Massudi Suwandi, selanjutnya pengetahuan mempengaruhi perilaku (Massudi Suwandi, 2003). Menurut Andry Hartono (2006) pendidikan bagi penjamah 2003). Menurut Andry Hartono (2006) pendidikan bagi penjamah makanan dan konsumen mengenai cara-cara penanganan makanan yang makanan dan konsumen mengenai cara-cara penanganan makanan yang hygienis merupakan unsur yang paling penting didalam mencegah hygienis merupakan unsur yang paling penting didalam mencegah penyakit bawaan
penyakit bawaan makanan. Setiap makanan. Setiap kontaminasi baik kontaminasi baik yang terjadi yang terjadi diawaldiawal maupun akibat penanganan selama penyiapannya, bila tidak maupun akibat penanganan selama penyiapannya, bila tidak dikendalikan pada tahap ini akan memberikan dampak negatif secara dikendalikan pada tahap ini akan memberikan dampak negatif secara langsung bagi kesehatan konsumennya. Pendidikan bagi
langsung bagi kesehatan konsumennya. Pendidikan bagi masyarakat danmasyarakat dan penjamah
penjamah baik baik yang yang domestic domestic maupun maupun professional mengenai professional mengenai cara-caracara-cara menyiapkan makanan yang aman sangat penting untuk menjamin agar : menyiapkan makanan yang aman sangat penting untuk menjamin agar : 1.
1. Makanan tidak terkontaminasi oleh mereka Makanan tidak terkontaminasi oleh mereka sendirisendiri 2.
2. Kontaminan yang mungkin ada dalam bahan pangan dapatKontaminan yang mungkin ada dalam bahan pangan dapat dihilangkan atau dikurangi sampai ke tingkat yang aman
dihilangkan atau dikurangi sampai ke tingkat yang aman 3.
3. Pertumbuhan mikroorganisme sampai mencapai tingkat yangPertumbuhan mikroorganisme sampai mencapai tingkat yang menimbulkan penyakit, ataupun menghasilkan toksin dapat dicegah. menimbulkan penyakit, ataupun menghasilkan toksin dapat dicegah. 4.
4. Makanan terkontaminasi yang tidak bisa dianggap aman dapatMakanan terkontaminasi yang tidak bisa dianggap aman dapat dihindari.
dihindari.
2.2
2.2
Hygiene
Hygiene
2.2.1 Pengertian
2.2.1 Pengertian
Hygiene
Hygiene
Pada hakikatnya “
Pada hakikatnya “ Hygiene Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Sudira (dalam Rachman, 2010) mengemukakan bahw
Sudira (dalam Rachman, 2010) mengemukakan bahwa a : : ““ Hygiene Hygiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit.
adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit”.
makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk
makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajatmencapai derajat kesehatan.
kesehatan.
Menurut Depkes (2004)
Menurut Depkes (2004) hygienehygiene adalah upaya kesehatan dengan adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring
piring untuk untuk melindungi kebersihan melindungi kebersihan piring, piring, membuang bagian membuang bagian makananmakanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.keseluruhan.
2.2.2 Pengertian
2.2.2 Pengertian
P
Pe
errso
sona
nal H
l H ygi
ygie
ene
ne
Kita harus membedakan antara
Kita harus membedakan antara personal personal hygienehygiene dengan dengan hygienehygiene sanitasi, personal hygiene adalah personal yang melakukannya, sanitasi, personal hygiene adalah personal yang melakukannya, sedangkan hygiene sanitasi adalah keadaan fisik atau lingkungan sedangkan hygiene sanitasi adalah keadaan fisik atau lingkungan institusi yang terkait (Rezi Mulya, 2013).
institusi yang terkait (Rezi Mulya, 2013). Personal
Personal hygienehygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk
adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.memelihara kesehatan mereka. Kebersiha
Kebersihan n perorangan sangat penting perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaanuntuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu , kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu , keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).
keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).
Hygiene sebagaimana yang dijelaskan Soekresno (dalam Rachman, 2010) Hygiene sebagaimana yang dijelaskan Soekresno (dalam Rachman, 2010) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Ruang lingkup sanitasi dan
1. Ruang lingkup sanitasi dan hygienehygiene di tempat kerja meliputi : di tempat kerja meliputi : a.
a. Personal hygie Personal hygienene atau atau higienitas perorangahigienitas perorangann b. hygiene mak
b. hygiene makanananan c. sanitasi dan
c. sanitasi dan hygiene tempat kerja,hygiene tempat kerja,
d. sanitasi dan hygiene barang dan peralatan d. sanitasi dan hygiene barang dan peralatan e. limbah dan linen
e. limbah dan linen 2.
2. Hygiene Hygiene perorangan meliputi : rambut, hidung, mulut, telinga, kaki, perorangan meliputi : rambut, hidung, mulut, telinga, kaki, kosmetik, dan pakaian seragam juru masak.
kosmetik, dan pakaian seragam juru masak.
Kusmayadi (dalam Agustina, 2009) mengemukakan bahwa : Kusmayadi (dalam Agustina, 2009) mengemukakan bahwa : “terdapat 4 (empat) hal penting yang menjadi
sanitasi makanan meliputi perilaku sehat dan bersih orang yang sanitasi makanan meliputi perilaku sehat dan bersih orang yang mengelola makanan, sanitasi makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi mengelola makanan, sanitasi makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi tempat pengolahan”.
tempat pengolahan”.
2.2.3 Manfaat
2.2.3 Manfaat
P
Pe
errso
sona
nal H
l H ygi
ygie
ene
ne
Manfaat dari
Manfaat dari personal personal hygienehygiene antara lain : meningkatkan derajat antara lain : meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki kebersihan seseorang yang kurang baik, menciptakan memperbaiki kebersihan seseorang yang kurang baik, menciptakan keindahan, serta meningkatkan rasa percaya diri. (Maria, 2009). Manfaat keindahan, serta meningkatkan rasa percaya diri. (Maria, 2009). Manfaat personal
personal hygienehygiene bagi penjamah makanan yaitu dapat meningkatkan bagi penjamah makanan yaitu dapat meningkatkan kualitas makanan yang diolah, menghindari terjadinya kontaminasi kualitas makanan yang diolah, menghindari terjadinya kontaminasi silang, menjaga kebersihan dan kesehatan makanan serta menaati silang, menjaga kebersihan dan kesehatan makanan serta menaati prosedur waj
prosedur wajib bagi penjaib bagi penjamah makanan.mah makanan.
2.2.4
2.2.4 Faktor Faktor yang yang MempengaruhiMempengaruhi
Persona
Personal H
l H ygi
ygie
ene
ne
Menurut Tarwoto (2004), sikap seseorang melakukan
Menurut Tarwoto (2004), sikap seseorang melakukan personal personal hygiene
hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : a. Citra tubuh
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
penampilan fisiknya.fisiknya. Personal Personal hygienehygiene yang baik akan mempengaruhi yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fis
perubahan fisik sehingga indivik sehingga individu tidak pedulidu tidak peduli terhadap ki terhadap kebersihannyaebersihannya.. b. Praktik sosia
b. Praktik sosiall
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas
panas atau atau air air mengalir mengalir hanya hanya merupakan merupakan beberapa beberapa faktor faktor yangyang mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik
mempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik personal personal hygienehygiene pada
pada lansia lansia dapat dapat berubah berubah dikarenakadikarenakan n situasi situasi kehidupan, misalnya kehidupan, misalnya jikajika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri. kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri. c. Status sosio ekonomi
c. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan
pengetahuan itu itu sendiri sendiri tidaklah tidaklah cukup. cukup. Seseorang Seseorang harus harus termotivasitermotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang untuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit
penyakit atau atau kondisi kondisi yang yang mendorong mendorong individu individu untuk untuk meningkatmeningkatkankan personal hygi
personal hygiene.ene. e. Budaya
e. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri
perawatan diri yang berbeda. yang berbeda. Disebagian masyarakat Disebagian masyarakat jika jika individu sakitindividu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. Menurut Coleman, 1973 dalam tertentu maka tidak boleh dimandikan. Menurut Coleman, 1973 dalam Muhith (2003) bahwa gender merupakan sebuah atribut psikologis yang Muhith (2003) bahwa gender merupakan sebuah atribut psikologis yang membentuk sebuah kontinum dari sangat maskulin sampai sangat membentuk sebuah kontinum dari sangat maskulin sampai sangat feminin.
feminin.
f. Kebiasaan seseorang f. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
shampo, dan lain-lain. g. Kondisi fisik
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurangkemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
2.2.5
2.2.5 Praktek Praktek HygieneHygiene
Praktek hygiene menurut (Depkes RI, 2001) adalah
Praktek hygiene menurut (Depkes RI, 2001) adalah suatu sikap yangsuatu sikap yang otomatis terwujud untuk upaya kesehatan dengan cara memelihara dan otomatis terwujud untuk upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu dan subyeknya. Misalnya mencuci melindungi kebersihan individu dan subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Hygiene juga untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Hygiene juga mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh dan juga perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam proses tubuh dan juga perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan
pengolahan makanan makanan agar agar terhindar terhindar sakit, sakit, baik baik yang yang disebabkan disebabkan oleholeh penyakit
penyakit pada pada umumnya, umumnya, penyakit penyakit kerja kerja yang yang tidak tidak memadai. memadai. ApabilaApabila ditinjau dari segi kesehatan lingkungan pengertian hygiene itu sendiri ditinjau dari segi kesehatan lingkungan pengertian hygiene itu sendiri adalah usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan adalah usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnnya penyakit terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnnya penyakit karena pengaruh faktor lingkungan.
karena pengaruh faktor lingkungan. a) Mencuci tangan
a) Mencuci tangan
Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen dari tubuh, feces, atau sumber lain ke makanan. Oleh dan virus patogen dari tubuh, feces, atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu mencuci tangan merupakan hal pokok yang harus dilakukan karena itu mencuci tangan merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh pekerja yang
oleh pekerja yang terlibat dalam penanganan makanan. Mencuci tangan,terlibat dalam penanganan makanan. Mencuci tangan, meskipun tampaknya merupakan kegiatan ringan dan
meskipun tampaknya merupakan kegiatan ringan dan sering disepelekan,sering disepelekan, terbukti cukup efektif dalam upaya mencegah kontaminasi pada terbukti cukup efektif dalam upaya mencegah kontaminasi pada makanan. Mencuci tangan dengan sabun diikuti dengan pembilasan akan makanan. Mencuci tangan dengan sabun diikuti dengan pembilasan akan menghilangkan banyak mikroba yang terdapat pada tangan. Kombinasi menghilangkan banyak mikroba yang terdapat pada tangan. Kombinasi antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokan dan aliran air antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokan dan aliran air akan menghanyutkan partikel kotor yang banyak mengandung mikroba. akan menghanyutkan partikel kotor yang banyak mengandung mikroba.
Langkah-langkah mencuci tangan yang memadai untuk menjamin Langkah-langkah mencuci tangan yang memadai untuk menjamin kebersihan kebersihan adalah sebagai berikut:
kebersihan kebersihan adalah sebagai berikut: 1.
1. Membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabunMembasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun 2.
2. Menggosok tangan secara menyeluruh salama sekurang-kurangnyaMenggosok tangan secara menyeluruh salama sekurang-kurangnya 20 detik, pada bagian-bagian meliputi punggung tangan, sela-sela 20 detik, pada bagian-bagian meliputi punggung tangan, sela-sela
jari, dan bag
jari, dan bagian bawah kukuian bawah kuku 3.
3. Menggunakan sikat kuku untuk membersihkan sekeliling dan bagianMenggunakan sikat kuku untuk membersihkan sekeliling dan bagian bawah kuku
bawah kuku 4.
4. Membilas dengan air mengalirMembilas dengan air mengalir 5.
5. Mengeringkan tangan dengan handuk kertas (tissue) atau denganMengeringkan tangan dengan handuk kertas (tissue) atau dengan alat pengering
alat pengering 6.
6. Menggunakan alas kertas tissue untuk mematikan tombol atau kranMenggunakan alas kertas tissue untuk mematikan tombol atau kran air dan membuka pintu
air dan membuka pintu ruangan (Siti Fathonah, 2005).ruangan (Siti Fathonah, 2005).
Menurut Purnawijayanti (2001), frekuensi mencuci tangan Menurut Purnawijayanti (2001), frekuensi mencuci tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya mencuci tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya mencuci tangan dilakukan setiap saat, setelah tangan menyentuh benda-benda yang dapat dilakukan setiap saat, setelah tangan menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumber kontaminasi atau cemaran.
menjadi sumber kontaminasi atau cemaran.
Berikut ini adalah beberapa pedoman praktis, bilamana mencuci Berikut ini adalah beberapa pedoman praktis, bilamana mencuci tangan harus dilakukan :
tangan harus dilakukan : 1.
1. Sebelum memulai pekerjaan dan pada waktu menangani kebersihanSebelum memulai pekerjaan dan pada waktu menangani kebersihan tangan harus tetap dijaga
tangan harus tetap dijaga 2.
2. Sesudah waktu Sesudah waktu istirahatistirahat 3.
3. Sesudah melakukan kegiatan-kegiatan pribadi misalnya merokok,Sesudah melakukan kegiatan-kegiatan pribadi misalnya merokok, makan, minum, bersin, batuk, dan setelah menggunakan toilet makan, minum, bersin, batuk, dan setelah menggunakan toilet (buang air kecil atau besar)
(buang air kecil atau besar) 4.
4. Setelah menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumberSetelah menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumber kontaminan misalnya telepon, uang kain, atau baju kotor, bahan kontaminan misalnya telepon, uang kain, atau baju kotor, bahan makanan mentah ataupun segar, daging, cangkang telur, dan makanan mentah ataupun segar, daging, cangkang telur, dan peralatan
peralatan kotorkotor 5.
5. Setelah mengunyah permen karet atau setelah menggunakan tusukSetelah mengunyah permen karet atau setelah menggunakan tusuk gigi
gigi 6.
6. Setelah menyentuh kepala, rambut, hidung, mulut, danSetelah menyentuh kepala, rambut, hidung, mulut, dan bagian-bagi
bagian-bagian tubuh yang teran tubuh yang terlukaluka 7.
7. Setelah menangani sampah serta kegiatan pembersihan, misalnyaSetelah menangani sampah serta kegiatan pembersihan, misalnya menyapu, atau memungut benda yang terjatuh dilantai
menyapu, atau memungut benda yang terjatuh dilantai 8.
kimia kimia 9.
9. Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan kerja.kerja. b) Kebersi
b) Kebersihan dan kesehathan dan kesehatan dirian diri
Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang baik.
baik. Untuk Untuk itu itu penjamah penjamah disarankan disarankan melakukan melakukan tes tes kesehatan kesehatan diulangdiulang setiap 6 bulan sekali. Kesehatan pengolah makanan yang terlibat dalam setiap 6 bulan sekali. Kesehatan pengolah makanan yang terlibat dalam pengolahan makanan
pengolahan makanan sangat perlu sangat perlu mendapatkan perhatian mendapatkan perhatian khusus khusus untukuntuk menjamin keamanan makanan, disamping untuk mencegah terjadinya menjamin keamanan makanan, disamping untuk mencegah terjadinya penyebaran
penyebaran penyakit penyakit melalui melalui makanan. makanan. Dinas Dinas pertanian pertanian hortikulturahortikultura (2009) menjelaskan tiga kelompok penderita yang tidak boleh terlibat (2009) menjelaskan tiga kelompok penderita yang tidak boleh terlibat dalam penanganan makanan, yaitu : penderita penyakit infeksi saluran dalam penanganan makanan, yaitu : penderita penyakit infeksi saluran pernafasan, penderita infeksi
pernafasan, penderita infeksi saluran pencernaan dan saluran pencernaan dan penderita penyakitpenderita penyakit infeksi kulit. Ketiga penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang infeksi kulit. Ketiga penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang lain melalui makanan yang diolah atau disajikan oleh penderita. Di lain melalui makanan yang diolah atau disajikan oleh penderita. Di dalam orang sehat pun sebenarnya masih terdapat milyaran dalam orang sehat pun sebenarnya masih terdapat milyaran mikroorg
mikroorganisme didalam mulut, hidung, anisme didalam mulut, hidung, kulit dan saluran kulit dan saluran pencernaannyapencernaannya.. Meskipun ada beberapa bakteri yang tidak berbahaya tetapi ada juga Meskipun ada beberapa bakteri yang tidak berbahaya tetapi ada juga beberapa
beberapa jenis jenis bakteri bakteri yang yang dapat dapat menimbulkan menimbulkan penyakit penyakit padapada manusia.dengan demikian, pengolah makanan harus tetap menjaga manusia.dengan demikian, pengolah makanan harus tetap menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya. Ada beberapa kebiasaan yang perlu kebersihan dan kesehatan dirinya. Ada beberapa kebiasaan yang perlu dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk menjamin keamanan dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk menjamin keamanan makanan yang diolahnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: makanan yang diolahnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berpakaian
1. Berpakaian
Pakaian pengolah dan penyaji makanan harus selalu bersih, Pakaian pengolah dan penyaji makanan harus selalu bersih, mengganti dan mencuci pakaian secara periodik untuk
mengganti dan mencuci pakaian secara periodik untuk mengurangi risikomengurangi risiko kontaminasi. Apabila tidak ada ketentuan khusus untuk penggunaan kontaminasi. Apabila tidak ada ketentuan khusus untuk penggunaan pakaian
pakaian seragam seragam sebaiknya sebaiknya tidak tidak bermotif bermotif dan dan berwarna berwarna terang. terang. KukuKuku harus selalu bersih, dipotong pendek, dan tidak menggunakan aksesoris harus selalu bersih, dipotong pendek, dan tidak menggunakan aksesoris atau perhiasan. Celemek yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak atau perhiasan. Celemek yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak boleh
boleh digunakan digunakan sebagai sebagai lap lap tangan, tangan, celemek celemek harus harus ditanggalkan ditanggalkan bilabila meninggalkan tempat pengolahan (Purnawijayanti, 2001).