• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi PKO PT IIS by Rizki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Produksi PKO PT IIS by Rizki"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN MAGANG

LAPORAN MAGANG

((

PT.PT. Inti Inti IndoIndosawit sawit SubuSubur,r, PelaPelalawan)lawan)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Oleh  Oleh ::

RIZKI HADI KURNIAWAN

RIZKI HADI KURNIAWAN

11452104747

11452104747

Telah diperi

Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan Sebagaksa, disetujui, dan disahkan Sebagai Laporani Laporan Kerja Praktek Kerja Praktek  di

di PTPT.. InInti ti InIndosdosawawit it SuSuburbur,, PePelalalawlawanan padpada ta tanganggalgal NoNovevembmberer 20120177

Mengesahkan, Mengesahkan, Pembimbing Perusahaan Pembimbing Perusahaan RONI SINULINGGA RONI SINULINGGA

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN

LAPORAN MAGANG

LAPORAN MAGANG

((

PT.PT. Inti Inti IndosawIndosawit it SubuSubur,r, PelalPelalawan)awan)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Oleh  Oleh ::

RIZKI HADI KURNIAWAN

RIZKI HADI KURNIAWAN

11452104747

11452104747

Telah

Telah diperiksdiperiksa, disetuja, disetujui, dan disahui, dan disahkan Sebagai Lkan Sebagai Laporanaporan Kerja PraKerja Praktek ktek  di P

di Pekaekanbarnbaru, u, pada pada tanggtanggalal NoveNovembember,r, 20172017

K

Koooorrddiinnaattoor Kr Keerrjja a PPrraakktteekk PPeemmbbiimmbbiinng Kg Keerrjja a PPrraakktteek  k  

M

Muuhhaammmmaad d IIhhssaan n HHaammddyy, , SSTT.., , MMTT WWrreessnni i AAnnggggrraaiinnii, , SSTT..,, MMMM N

NIIKK. . 113300 55117 7 009966 NNIIPP..19761126 200710 2 00119761126 200710 2 001

Mengetahui, Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Industri Ketua Jurusan Teknik Industri

Ismu Kusumanto, ST., MT Ismu Kusumanto, ST., MT N

(4)

PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Laporan

Laporan Kerja Kerja PraktekPraktek Jurusan Jurusan Teknik Teknik IndustrIndustri Fai Fakutas kutas Sains Sains dandan Teknologi Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim Riau yang tidak  Teknologi Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim Riau yang tidak  dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Fakultas Sains dan dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknolo

Teknologi Universitas Islam Neggi Universitas Islam Negeri Sultan Syarieri Sultan Syariff Kasim Riau, dan terbuKasim Riau, dan terbuka untuk ka untuk  umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada kepada pengarang. Referensi umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada kepada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan

kepustakaan diperkenankan dicatat, dicatat, tapi tapi pengutipan dan pengutipan dan peringkasan hanya peringkasan hanya dapatdapat dilakuka

dilakukan seizin n seizin pengarangpengarang dan harus dan harus disertai ddisertai dengan keengan kebiasan ilbiasan ilmiah untmiah untuk uk  menyebutkan sumbernya.

menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh laporan Kerja Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh laporan Kerja Praktek haruslah seizin Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri Praktek haruslah seizin Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Perpustakaan yang meminjamkan Laporan Kerja Praktek ini untuk  Perpustakaan yang meminjamkan Laporan Kerja Praktek ini untuk  keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjaman dan keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjaman dan tanggal pinjam.

(5)

LAPORAN MAGANG

DI PT. INTI INDOSAWIT SUBUR

Oleh :

Rizki Hadi Kurniawan1)Wresni Anggraini, ST., MM2)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM. 18 No. 155 Pekanbaru

ABSTRAK

Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang disajikan oleh Program Studi Teknik  Industri, Fakultas sains dan teknologi, Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) sehingga semua mahasiswa Teknik Industri wajib mengikutinya. Dalam hal ini mahasiswa memanfaatkan kerja praktek sebagai ajang melatih diri sesuai dengan kemampuan yang telah dipelajari didalam perkuliahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek melakukan magang di PT.Inti Indosawit Subur. PT. Inti Indosawit Subur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kelapa sawit. Adapun jenis produk yang diproduksi oleh PT. Inti Indosawit Subur diantaranya crude palm oil (CPO), kernel palm oil (PKO) danpalm kernel expeller (PKE). Produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan Standar Mutu untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan pangsa pasar. PT. Inti Indosawit Subur berada di Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada proses produksi Palm Kernel Oil (PKO). Adapun masalah yang ada selama melaksanakan kerja praktek adalah: 1) Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai, 2) Breakdown mesin daya energi, 3) Tandan buah segar terlewat masak (over ripe), 4) kedisiplinan karyawan , 5) penggunaan sarung tangan safety. Dari masalah yang ada, solusi yang ditawarkan adalah: 1) meminimalisir breakdown mesin dan mengawasi agar mesin screw press berjalan dengan baik, 2) Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur. 3) Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target penyelesaian pengolahan TBS. 4) Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja serta melaksanakan K3, 5) melakukan perancangan ulang sarung tangan yang lebih ergonomi.

Kata Kunci:Kerja Praktek, Magang 1)

Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2)

Dosen Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif  Kasim Riau.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN... ii

PEDOMAN MENGGUNAKAN LAPORAN KERJA PRAKTEK... iv

ABSTRAK ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... I-1 1.2 Tujuan Kerja Praktek ... I-2 1.3 Batasan Kerja Praktek ... I-3 1.4 Manfaat Kerja Praktek ... I-3

BAB II PROFIL INDUSTRI BAJA LEMBAR LAPIS SENG

2.1 Profil Perusahaan ... II-1 2.2 Tentang PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1 II-1 2.3 Visi dan Misi ... II-2

2.3.1 Visi ... II-2 2.3.2 Misi ... II-2 2.4 Faktor yang Menentukan Tercapainya Visi dan Misi ... II-3 2.5 Sertifikat yang ada pada PT IIS PMKS UKUI 1 ... II-3

(7)

2.8 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 ... II-4 2.9 Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1 ... II-5 2.10 Luas dan Letak Areal Pabrik ... II-5 2.11 Sumber Bahan Baku ... II-6 2.12 Strategi Pencapaian Hasil Industri yang Berkesinambungan ... II-6 2.13 K3 dan Perlindungan dari Kebakaran... II-7 2.14 Pengelolahan Lingkungan ... II-7 2.15 Manfaat Ekonomi ... II-8

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... III-1 3.2 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ... III-3 3.3 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek ... III-3 3.3.1 Mesin

 – 

mesin Produksi ... III-5 3.3.2 Proses Produksi ... III-12 3.4 Proses Kerja Produksi PKO... III-23

BAB IV MASALAH DAN PEMBAHASAN

4.1 Masalah dan pembahasasn solusi ... IV-1 4.1.1 Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO) ... IV-1 4.1.2   Breakdown Mesin Daya Energi... IV-2 4.1.3 TBS Over Ripe (Terlewat masak)... IV-3 4.1.4 Kedisiplinan Karyawan ... IV-5 4.1.5 Penggunaan Sarung Tangan Safety...   IV-7

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... V-1 5.2 Saran ... V-6

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang Maha Kuasa Tuhan Semesta Alam atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kerja Praktek ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal 20  januari 2017 sampai dengan 28 Februari 2017, di PT. Inti Indosawit Subur.. Dalam laporan ini penulis membahas tentang  “LAPORAN MAGANG DI PT.

INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN”.

Kerja praktek ini merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa untuk  dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat dalam perkuliahan dan juga sebagai sarana untuk mengetahui dunia kerja dalam kondisi nyata. Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Banyak sekali pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan kerja praktek, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ismu Kusumanto, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Ibu Wresni Anggraini, ST., MM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dalam penyelesaian laporan ini. 3. Bapak Muhammad Ihsan Hamdy, ST., MT, selaku koordinator Kerja

Praktek Jurusan Teknik Industri.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Industri yang telah banyak  memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk transfer ilmu guna menyelesaikan laporan ini.

(9)

6. Bapak Roni Sinulingga, selaku pembimbing lapangan sewaktu melakukan kegitan kerja praktek.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan untuk kesuksesan dan memberikan motivasi hingga selesainya laporan kerja praktek ini.

8. Terkhusus untuk orang-orang tersayang yang telah banyak membantu serta memberikan masukan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Tanpa campur tangan mereka, laporan ini mungkin tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

9. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2014 dan teristimewa teman-teman seperjuangan kelas C angkatan 2014 yang telah memberikan dukungannya dalam penyelesaian laporan ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Industri dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan dorongan, masukan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya kepada semua pihak, penulis hanya dapat men-do’akan semoga

bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kiranya dibalas oleh Allah yang maha Kuasa, Amin.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini dan agar lebih baik  dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, November 2017 Penulis,

Rizki Hadi Kurniawan Nim. 11452104747

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1... II-5 3.1 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit ... III-1 3.2 Diagram proses pengolahan kelapa sawit ... III-3 3.3 Diagram proses pengolahan CPO dan PKO... III-4 3.4 selesai briefing pagi... III-5 3.5 Mesin Splitter ... III-5 3.6 Mesin Steam Sterilizer ... III-6 3.7 Mesin Tresher ... III-6 3.8 Mesin Digester Pres... III-7 3.9 Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)... III-7 3.10 Mesin Depericarper ... III-8 3.11 Mesin Nut Polishing Drum ... III-8 3.12 Mesin Ripple mill ... III-9 3.13 Mesin Kernel Polishing Drum ... III-9 3.14 Mesin Hydrocyclon ... III-10 3.15 Mesin Kernel Silo Drier ... III-10 3.16 Mesin Kernel Crusher ... III-11 3.17 Mesin Vibrating Screen... III-11 3.18 Mesin Filter Leaf ... III-12 3.19 Mesin Pompa Minyak ... III-12 3.20 Jembatan Timbang ... III-13 3.21 Sortir Area... III-13 3.22 loading ramp conveyor ... III-13 3.23 Buah Sawit dan Brondolan... III-14 3.24 Sawit Hasil Rebusan... III-14 3.25 Brondolan hasil penebahan (Thresing) ... III-15

(11)

3.28 Pemisahan Fiber  dengan Nut ... III-16 3.29 Tabung Fiber  Bahan Bakar Boiler ... III-17 3.30 Proses Mesin Hydrocyclon... III-18 3.31 bunker kernel... III-18 3.32 Penampungan Cangkang Kernel ... III-19 3.33 Proses Kernel di Mesin Crusher Stage1 ... III-19 3.34 Proses bungkil di Mesin Crusher Stage 2 ... III-20 3.35 Gudang Bungkil ... III-20 3.36 Proses vibrating screen dan kolam Sedimentasi ... III-21 3.37 Pompa Minyak Menuju Storage Tank ... III-21 3.38 PKO Storage Tank ... III-22 3.39 Packing Palm Kernel Oil ... III-22 3.40 Kegiatan Sortir yang diaw asi Pihak Pekebun ... III-24 3.41 Pembantu Operator mencunkil Rebusan... III-26 3.42 Operator Menyungkil Penyumbatan ... III-27

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 .. II-4 2.2 Luas dan Letak Areal Pabrik ... II-5 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek ... III-1 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek (Lanjutan) ... III-2

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Program studi memiliki kurikulum berisikan SKS (satuan kredit semester) dalam bentuk mata kuliah baik mata kuliah teori maupun praktek kelapangan yang harus dicapai mahasiswa sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana yang berkompeten dalam dunia kerja. termasuk program studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) memiliki kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing terutama dalam dunia industri. Salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan setiap mahasiswa Teknik Industri adalah melakasanakan kerja praktek yang dilakukan pada perusahaan industri ataupun diinstansi, yang berguna sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengenali dan memahami akan dunia kerja sesungguhnya.

Kerja Praktek dapat dikatakan sebagai simulasi kerja profesi mahasiswa Teknik Industri setelah belajar secara teori diwaktu perkuliahan. Kemudian Kerja praktek merupakan langkah awal mahasiswa untuk mengenali jenis pekerjaan dan lingkungan kerja sebagai mahasiswa Teknik Industri. Selama pelaksanaan kerja praktek mahasiswa harus memiliki an3ggapan sebagai pekerja pada perusahan yang berkaitan. Bekerja dalam artian mengikuti semua kegiatan yang diarahkan oleh perusahaan. Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan kerja praktek:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan selama kerja praktek 

3. Mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, supervisor  atau pembiming lapangan.

4. Memiliki inisiatif untuk membantu karyawan yang bekerja 5. Membuat laporan dalam bentuk tertulis

(14)

PT. Inti Indosawit Subur Ukui (PT. IIS Ukui) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri kelapa sawit yang didukung bengan teknologi maju. Adapun jenis produk yang yang diproduksi PT. Inti Indosawit Subur Ukui diantaranya yaitu Crude Palm Oil (CPO),Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE). Produk-produk tersebut dihasilkan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan seperti bahan bakar Biosolar, bahan kosmetik dan bahan makanan yang dipasarkan sacara lokal maupun Ekspor.

Mahasiswa kerja praktek yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inti Indosawit Subur Ukui untuk mengetahui proses kegiatan dilantai produksinya, kegiatan produksi dapat menghasilkan produk yang telah dijelaskan sebelumnya yang dimulai dengan penyortiran kelapa sawit hingga menuju warehouse penyimpanan produk dan storage Tank penyimpanan CPO dan PKO.

Pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan ini, mahasiswa kerja praktek mengamati interaksi sosial dilingkungan perusahaan dan proses kerja yang berhubungan dengan proses produksi yang terjadi dilantai produksi tempat mahasiswa melaksanakan kerja praktek. Dengan kegiatan obsevasi dan orientasi ini, mahasiswa dapat menjalin komunikasi dan keakraban dangan pimpinan, karyawan dan teman-teman yang melakukan kerja praktek lainnya. Sehingga membantu mahasiswa melakukan kerja praktek dalam melaksanakan kegiaan dan kewajiban selama kerja praktek yang ditempatkan dilantai produksi.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kerja praktek dalam hal-hal yang ingin dicapai pada pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan industri serta mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi diperusahaan.

2. Untuk mengetahui kegunaan dari produk utama dan produk sampingan yang diproduksi oleh PT. Inti Indosawit Subur Ukui

(15)

5. Untuk memberikan solusi dan saran kepada perusahaan terhadap masalah yang ada dengan menggunakan ilmu yang telah di peroleh dibangku perkuliahan.

1.3 Batasan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek, diperlukan ruang lingkup atau batasan masalah yang jelas agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah. Adapun batasan masalah pada kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai sejak tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan 20 Februari 2017.

2. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan disetiap stasiun produksi Palm Kernel Oil (PKO).

3. Mahasiswa kerja praktek hanya mengamati proses produksi Palm Kernel Oil (PKO).

1.4 Manfaat Kerja Praktek

Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa Kerja Praktek 

a. Sebagai persiapan diri dan bekal untuk terjun kemasyarakat maupun dunia kerja dibidang perindustrian

b. Suatu kesempatan untuk memperdalam ilmu maupun memahami profesi dalam kehidupan nyata.

c. Sebagai parameter sejauh mana kemampuan mahasiswa teknik industri dalam menerapkan teori dibidang industri secara praktis.

d. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam gambaran tentang kondisi nyata dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas industri. 2. Bagi Perguruan Tinggi

a. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi informasi dan industri.

(16)

c. Sebagai tambahan referensi untuk koleksi perpustakaan fakultas maupun Universitas.

3. Bagi Perusahaan

a. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

b. Mengetahui profesi keilmuan teknologi khususnya dibidang teknik  industri.

c. Hasil analisa yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakasanaan perusahaan di masa yang akan datang.

d. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam proses pencarian tenaga kerja profesional.

(17)

BAB II

PROFIL INDUSTRI KELAPA SAWIT

2.1 Profil Perusahaan

Adapun profil PT.INTI INDOSAWIT SUBUR adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan : PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1 Alamat Kantor : Desa Bagan Limau, Kec.UKUI, Kab. PELALAWAN Alamat Pabrik : Desa Bagan Limau, Kec.UKUI, Kab. PELALAWAN Bidang Usaha : Industri kelapa sawit

Komoditas Utama : CPO, PKO dan PKE Kapasitas Produksi : 90 Ton FFB/JAM

2.2 Tentang PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1

PT Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 merupakan salah satu kelanjutan dari Asian Agri Group yag merupakan salah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit terbesar di Indonesia.

Asian Agri Group yang merupakan perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia memproduksi minyak sawit mentahsejak tahun 1979, melalui anak  perusahaannya yaitu PT. Inti Indosawit Subur menjadi anggota  Roundtable on Sustanable Palm Oil (RSPO) berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip dan kriteria RSPO dalam rantai produksinya, untuk mengolah kelapa sawit. Perusahaan bertekad untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik begi pelanggan dan memenuhi standar tertinggi serta sertifikasi yang ada. PT. Inti Indosawit Subur yakin dapat melaksanakan prinsip-prinsip kelapa sawit lestari dalam operasionalnya.

Adapun produk yang diproduksi PT. Inti Indosawit Subur diantaranya Clude Palm Oil (CPO), produk ini dapat digunakan untuk dijadikan bahan makanan seperti minyak goreng, margarine, lemak nabati dan lain lain seperti biodiesel, salah satu perusahaan yang mengolah produk CPO menjadi bahan makanan adalah perusahaan Wilmar Group yaitu PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai. Selain itu PT. Inti Indosawit Subur juga memasok CPO ke anak 

(18)

Perusahaan Asian Agri PT.Asianagro Agung Jaya untuk diolah menjadi biodiesel. Kemudian produk Palm Kernel Oil (PKO) PT. Inti Indosawit Subur lebih banyak  digunakan untuk produk sabun, deterjen, bahan pelembut dan penghalus serta bahan kosmetik lainnya sehingga PKO dikirim ke PT. Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) Medan, untuk diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun, shampo maupun deterjen. Tidak hanya itu PT. Inti Indosawit Subur juga menghasilkan Palm Kernel Expeller  (PKE) yang digunakan untuk bahan pakan ternak yang memiliki gizi tinggi untuk hewan ternak. Produk-produk PT. Inti Indosawit Subur ini dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun internasional.

2.3 Visi dan Misi

Adapun visi dan misi PT. Inti Indosawit Subur dibawah naungan Asian Agri Group.

2.3.1 Visi

Adapun visi dari PT.Inti Indosawit Subur yaitu menjadi salah satu bisnis kelapa sawit terbesar didunia,paling menguntungkan,dengan pengelolaan terbaik  dan berkesinambungan,supplier yang diutamakan oleh pelanggannya dan perusahaan yang dibanggakan oleh karyawannya.

2.3.2 Misi

Adapun visi dari PT.Inti Indosawit Subur yaitu: 1. Profesionalisme dengan integritas tinggi 2. Kepemimpinan

3. Berorientasi pada hasil kerja

4. Memupuk kepedulian tanggung jawab terhadap lingkungan.

(19)

2.4 Faktor yang Menentukan Tercapainya Visi dan Misi

Adapun faktor yang menentukan tercapainya visi dan misi, sebagai berikut:

1. Sumber daya Manusia yang berkualitas dan profesional 2. Sumber bahan baku yang berkualitas

3. Dukungan eksternal seluruh pihak yang terlibat 4. Kapasitas dan komitmen Manajemen

5. Target yang tercapai

6. Memegang teguh keselamatan dan kesehatan dalam bekerja

2.5 Sertifikat yang ada pada PT IIS PMKS UKUI 1 Sertifikat yang dimiiliki perusahaan sebagai berikut:

1. Dalam sistem kualitas memperoleh  Roundtable on Sustanable Palm Oil (RSPO)

2. Memeperoleh sertifikasi ISO 14001 Untuk manajemen lingkungan 3. Memeperoleh sertifikasi ISO 9001 Untuk manajemen mutu

4. Memperoleh sertifikasi Internasional  International Sustainability & Carbon Certification. ISCC-EU maupun ISCC-PLUS

5. Memperoleh sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)

2.6 Kapasitas Manajemen

Adapun kapasitas manajemen sebagai berikut:

1. Memiliki Komitmen untuk mendukung program pemerintah seperti menciptakan lapangan pekerjaan, pelestarian lingkungan dan pemanfaatan energi dimana PT. IIS PMKS Ukui 1 memiliki Pembangkit listri tenaga biogas (PLTB) berkapasitas 2 megaawatt yang memanfaatkan limbah cair menjadi energi listrik untuk  memenuhi kebutuhan listrik disekitar perusahaan.

2. Memiliki kinerja tim yang solid dan berkualitas 3. Memiliki pengalaman yang luas dan relevan

(20)

5. Memiliki dan mampu menciptakan ide-ide cemerlang untuk kemajuan perusahaan

6. Memiliki komitmen untuk menciptakan sumberdaya yang unggul

2.7 Dukungan Eksternal

Adapun dukungan eksternal dalam memajukan perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1

1. Dukungan pemerintah pusat maupun pemerintah setempat

2. Kepastian hukum (peraturan perundang-undang, kebijakan pemerintah).

3. Dukungan dari penduduk sekitar perusahaan 4. Keamanan wilayah yang kondusif 

5. Antusiasme masyarakat terhadap berdirinya perusahaan

2.8 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1

Pekerjaan Jumlah (Orang)

Pengawas perusahaan 1

Manager pabrik 1

Asisten Kepala Pabrik 1

Asisten Pabrik 4

Asisten Akuntansi dan administrasi 1 Karyawan Proses / Pengolahan 50 Karyawan Laboratorium 27

Karyawan Bengkel 27

Karyawan Kantor 6

Karyawan Umum dan Keamanan 19 Jumlah Tenaga Kerja 138

(21)

2.9 Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1

Adapun struktur Organisasi Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1, Sebagai Berikut:

Gambar 2.1 Struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1

2.10 Luas dan Letak Areal Pabrik Tabel 2.2 Luas dan Letak Areal Pabrik 

Uraian Keterangan

Luas Areal Pabrik 15000m

Adm. Pemerintah Desa Silikuan Hulu Kec. Ukui

Kab. Pelalawan Prov. Riau

Adm. Kehutanan Dinas Pertanian/Kehutanan Kab. Pelalawan & Prov. Riau

Adm. Perindustrian Dinas Perindustrian Kab. Pelalawan & Prov. Riau

Batas Areal Pabrik Utara : Perkebunan Kelapa Sawit Timur : Perkebunan Kelapa Sawit Selatan : Perkebunan Kelapa Sawit Barat : Sungai dan waduk 

DAS Sungai Desa dan waduk Buatan Kondisi Areal Pabrik Tanah Kering dan Timbunan

(22)

2.11 Sumber Bahan Baku

Adapun Sumber Bahan Baku yang di peroleh yaitu:

1. Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Perkebunan Ukui 1

2. Perkebunan kelapa sawit plasma masyarakat yang bekerja sama dengan Koperasi Unit Desa dan pengelola didampingi pihak perusahaan

3. Perusahaan berusaha memperbaharui perkebunan dengan cara penanaman kembali untuk perkebunan yang sudah tua dan tidak produktif.

2.12 Strategi Pencapaian Hasil Industri yang Berkesinambungan

Beberapa aspek strategi untuk mencapai hasil Industri yang berkesinambungan, sebagai berikut:

1. Aspek Produksi dan Pemasaran

Adapun aspek Produksi dan Pemasaran sebagai berikut: a. Kapasita produksi mencapai 90 kelapa sawit Ton/jam

b. Pemasaran CPO dan PKO cukup tinggi untuk memenuhi permintaan pasar digunakan untuk bahan bakar biodiesel dan diolah menjadi minyak nabati untuk bahan makanan

c. Palm Kernel Expeller (PKE) untuk memenuhi permintaan pasar sebagai campuran bahan pakan ternak.

d. Limbah cair digunakan Untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga biogas (PLTB)

e. Limbah Padat digunakan untuk pupuk solid 2. Aspek Ekologi

Adapun aspek ekologi sebagai berikut:

a. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) b. Penanggulangan pencemaran kulitas air, tanah dan udara.

c. Melakukan penghijauan dengan cara menanam beberapa jenis pohon untuk membuka ruang hijau.

(23)

3. Aspek Sosial dan Ekonomi

Adapun aspek sosial dan ekonomi sebagai berikut:

a. Saling mengenal dan menjalin komunikasi yang baik sesama karyawan maupun staff 

b. Menciptakan peluang usaha serta meningkatkan perekonomiannya 4. Aspek Teknologi

Adapun aspek teknologi sebagai berikut: a. Perawatan setiap mesin yang digunakan

b. Pengecekkan secara berkala untuk mengidentifikasi masalah yang berpotensi terjadi

c. Penerapan teknologi yang lebih efisien dan produktif 

2.13 K3 dan Perlindungan dari Kebakaran

Adapun K3 dan Perlindungan dari Kebakaran, sebagai berikut:

1. Mewajibkan semua orang yang ada pada area pabrik untuk mengenakan Alat Perlindungan Diri (ADP)

2. Pemberian display peringatan dan himbauan keselamatan kerja 3. Pertolongan pertama pada kecelakaan siap siaga

4. Melatih setiap pekerja untuk menghadapi suatu hal yang tidak  diinginkan contohnya kebakaran

5. Penyiapan alat pemadam kenakaran

2.14 Pengelolahan Lingkungan

Adapun pengolahan lingkungan dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat dokumen dengan melibatkan instansi yang berwenang dan pihak yang terkait terlibat didalam pembuatan dokumen, yang akan dipantau setiap saat ataupun dengan penjadwalan yang telah ditetapkan. 2. Membuat Instansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sesuai dengan

peraturan yang berlaku

3. Melakukan pengolahan, pemanfaatan dan pemantauan limbah padat, limbah cair dan limbah asap yang mencemari udara sesuai dengan

(24)

2.15 Manfaat Ekonomi

Adapun manfaat ekonomi sebagai berikut:

1. Peningkatan pendapatan masyarakat tempatan

2. Terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar 3. Memberikan kontribusi pendapatan daerah ataupun pusat 4. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana sosial

(25)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, yaitu dimulai dari tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan 18 Februari 2017. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1. Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis diizinkan turun langsung meninjau atau mengamati proses produksi di setiap stasiun pada lantai produksi.

Gambar 3.1 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek 

No. Waktu pelaksanaan Pelaksanaan kerja praktek 1 Jumat / 20-januari-2017 Penerimaan mahasiswa kerja praktek oleh

humas Perusahaan

2 Sabtu / 21-Januari-2017

Konfirmasi pelaksanaan kerja praktek kepada asisten produksi dan Pengarahan oleh asisten produksi

3 Senin / 23-Januari-2017 Memahami arahan dan peraturan perusahaan serta perkenalan dengan karyawan perusahaan. 4 Selasa / 24-Januari-2017 Mengamati proses produksi secara umum

dilantai produksi

5 Rabu / 25-Januari-2017 Kegiatan peninjauan stasiun penerimaan dan sortir area

6 Kamis / 26-Januari-2017 Kegiatan peninjauan Stasiun Sterilizer  dan membantu operator stasiun ini

(26)

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek (Lanjutan)

No. Waktu pelaksanaan Pelaksanaan kerja praktek

7 Jum’at / 27-Januari-2017 Melakukan pengecatan di area Stasiun

Sterilizer untuk persiapan peninjauan tim audit 8 Sabtu / 28-Januari-2017 Peninjauan Stasiun Sterilizer  mengontrol buah

sawit yang masuk kedalam tabung dan membantu perbaikan selang steam

9 Senin / 30-Januari-2017 Peninjauan stasiun threshing (penebahan) dan membantu memeperbaiki conveyor

10 Selasa / 31-Januari-2017 Peninjauan stasiun bunch press dan membantu karyawan mengecat area stasiun ini

11 Rabu / 01-Februari-2017 Melakukan pengecekan fungsi perangkap tikus dan metal detektor

12 Kamis / 02-Februari-2017

Meninjau stasiun boiler, mesin genset dan PLTG

13 Jum’at / 03

-Februari-2017

Peninjauan stasiun  press dan membantu operator.

14 Sabtu / 19-Februari-2017 Membantu mekanik memperbaiki tabung digester pada stasiumn press

15 Senin / 06-Februari-2017 Peninjauan stasiun kernel dan membantu operator.

16 Selasa / 07-Februari-2017

Membantu mekanik mengelas Cake breaker conveyor dan membersihkan tumpahan biji kernel yang tumpah kelantai produksi

17 Rabu / 08-Februari-2017 Peninjauan stasiun klarifikasi dan membantu operator.

18 Kamis / 09-Februari-2017

Peninjauan stasiun Kernel Crushing Plan dan membantu operator.

19 Jum’at / 10

-Februari-2017

Membantu mekanik memperbaiki mesin crusher dan membersihkan mesin filter leaf  20 Sabtu / 11-Februari-2017 Meninjau bengkel dan membantu orang

bengkel merekondisi dan memperbaik alat alat mesin

21 Senin / 13-Februari-2017 Cuti 22 Selasa /

14-Februari-2017

Stay dikantor membantu asisten produksi mempersiapkan penyambutan tim audit

23 Rabu / 15-Februari-2017 Meninjau dan membantu karyawan mengontrol minyak di storage tank 

24 Kamis / 16-Februari-2017

Meninjau laboratorium pabrik 

25 Jumat / 17-Februari-2017 Stay dikantor dan meninjau ulang stasiun proses produksi PKO

(27)

3.2 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek yaitu terjun kelapangan berpartisipasi langsung dengan segala kegiatan yang terjadi dilantai produksi. Dalam melakukan kerja praktek mahasiswa kerja praktek berusaha mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan kerja praktek  beberapa cara untuk mendapat informasi dan data yang diperlukan untuk  menyusun laporan dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak  perusahaan baik manager, asisten perusahaan , maupun karyawan yang ada pada lokasi kerja praktek. Mahasiswa kerja praktek juga mendapat informasi dan data melalui inisiatif diri untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi lapangan, mahasiswa kerja praktek juga menerima instruksi langsung oleh assisten perusahaan untuk melakukan pekerjaan membantu karyawan sesuai perintah yang diberikan kepada mahasiswa kerja praktek.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek

Dapat diketahui saat melaksanakan kerja praktek ini Proses produksi pabrik pengolahan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur ini berlangsung secara terus menerus dan diolah dengan menggunakan mesin  –  mesin khusus untuk 

menghasilkan produk tertentu. Hasil pengolahan yang diperoleh yakni Clude palm oil (CPO) dan Palm kernel oil (PKO) serta produk sampingan lainnya seperti limbah cair dan limbah padat. Berikut diagram proses yang ada pada pabrik  pengolahan PT Inti Indosawit Subur, menjelaskan proses dari awal tandan buah segar masuk lantai produksi hingga menjadi produk seperti CPO dan PKO.

(28)

Produksi PKO dan CPO dilakukan melalui masing – masing tahapan, mulai dari

masuknya TBS kestasiun penerimaan kemudian pada proses threshing (pemisahan) antara brondolan dan tandan kosong, tandan kosong masuk kestasiun bunch press untuk diambil kandungan minyak CPO pada tandan kosong tersebut untuk dikirim kestasiun klarifikasi. Brondolan masih akan diolah pada stasiun digester dan press proses ini memisahkan nut dan serat serta diambil kandungan CPO dari serat (sludge), stasiun klarifikasi merupakan stasiun selanjutnya untuk  pengolahan CPO. Kemudian nut  diproses oleh stasiun kernel untuk dipisahkan cangkang (shells) dengan biji kernel, dan biji kernel diekstraksi pada stasiun kernel crushing plan (KCP) untuk mendapatkan PKO.

Gambar 3.3 Diagram proses pengolahan CPO dan PKO

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 yaitu melakukan apel dan briefing setiap pagi bersama karyawan, asisten dan manager perusahaan. Kemudian menjalankan tugas dari pembimbing di perusahaan dan membantu pekerjaan para karyawan perusahaan, beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pengecatan pada mesin dan perkakas pabrik, mempersiapkan perusahaan untuk dilakukan audit, melakukan pengecekkan perangkap tikus dan metal detector  untuk memantau

(29)

pabrik yang sedang bermasalah. Serta mengenal dan mengamati mesin-mesin produksi, mengamati Proses produksi dan proses kerja sebagai berikut:

Gambar 3.4 selesai briefing pagi

3.3.1 Mesin-Mesin Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan pada PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1untuk mengolah kelapa sawit menjadi produk  Palm Kernel Oil (CPO) adalah sebagai berikut:

1. Mesin Splitter 

Mesin ini berfungsi sebagai pemisah antara brondolan dan janjangan namun pada proses ini belum terjadi pemisahan sempurna karena masih ada brondolan yang menempel pada janjangan.

(30)

2. Mesin Steam Sterilizer (Perebusan)

Mesin Steam Sterilizer  berfungsi untuk merebus sawit yang berbentuk  brondolan dan tandan buah segar (TBS) selama 20-30 menit, mesin ini memiliki kapasitas rebusan sebesar 25 Ton untuk setiap tabung nya.

Gambar 3.6 Mesin Steam Sterilizer 

3. Mesin Threser (Bantingan)

Mesin ini berfungsi untuk memisahkan janjangan dengan brondolan yang sudah melalui proses perebusan.

(31)

4. Mesin Digester dan Mesin Press

Mesin ini berfungsi untuk merebus kembali brondolan sekaligus melumatkannya dan melepaskan serat-serat (ampas) dari brondolan dengan mata pisau yang ada dalam mesin digester , kemudian di peras atau di press untuk mengekstrak minyak sawit dari hasil proses digester . Kapasitas dari tabung  Digester  sebesar 15 ton dan diperas secara continous.Suhu yang diperlukan pada digerster mencapai 950C

Gambar 3.8 Mesin Digester Pres

5. Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)

Mesin ini berfungsi sebagai transportasi sekaligus untuk mengurangi kadar air pada ampas (cake).

(32)

6. Mesin Depericarper 

Mesin ini berfungsi untuk memisahkan nut  (biji) dari  fibre (serabut) berdasarkan prinsip perbedaan masa jenis dengan menggunakan blower.

Gambar 3.10 Mesin Depericarper 

7. Mesin Nut Polishing Drum

Mesin ini digunakan untuk memisahkan  Nut  dengan serat brondolan ataupun janjangan dan fibre yang menggumpal, kemudian nut yamg sudah bersih dari fibre masuk kedalam nut silo.

(33)

8. Mesin Ripple mill

Mesin ini merupakan mesin yang digunakan untuk memecahkan nut, yaitu memisahkan biji kernel dengan cangkang. Cara kerja mesin ini yaitu penggilasan nut di dalam plat besi yang bergerigi, bekerja secara continous untuk memecahkan nut  yang ada pada nut silo berkapasitas 25 ton untuk  masing-masing tabung nut silo.

Gambar 3.12 Mesin Ripple mill

9. Mesin Kernel Polishing Drum

Mesin ini berfungsi untuk memisahkan cangkang yang masih menempel pada kernel.

(34)

10. Mesin Hydrocyclon

Mesin ini berfungsi untuk Memisahkan cangkang yang masih ada dalam inti sawit (kernel) dengan menggunakan media air berdasarkan berat  jenis (Hydrocyclon).

Gambar 3.14 Mesin Hydrocyclon

11. Mesin Kernel Silo Drier 

Mesin ini berfungsi untuk mensteam inti sawit (kernel) yang telah terpisah dari cangkang untuk menurunkan kadar air pada kernel, tabung pada mesin ini berkapasitas 15 ton.

(35)

12. Mesin Kernel Crusher 

Mesin ini berfungsi mengekstrak inti sawit menghasilkan minyak inti sawit dan bungkil ( palm expeller ).

Gambar 3.16 Mesin Kernel Crusher 

13. Mesin Vibrating Screen

Mesin ini berfungsi sebagai menyaring kotoran-kotoran yang masih terbawa oleh palm oil.

Gambar 3.17 Mesin Vibrating Screen

14. Mesin Filter Leaf 

Mesin ini berfungsi sebagai filtrasi minyak yang masih mengandung endapan ataupun masih terdapat serbuk bungkil.

(36)

Gambar 3.18 Mesin Filter Leaf 

15. Mesin Pompa Minyak 

Mesin ini berfungsi untuk memompa minyak dari clean oil tank  menuju storage tank PKO.

Gambar 3.19 Mesin Pompa Minyak 

3.3.2 Proses Produksi

Sistem produksi yang digunakan pada PT Inti Indosawit Subur menurut proses menghasilkan output yaitu proses produksi kontinu dan tidak memerlukan waktu set-upyang lama karena proses ini memroduksi secara terus menerus untuk   jenis produk yang sama (Ginting, 2007).

Proses produksi  palm kernel oil yang dilakukan di PT. Inti Indosawit Subur sebagai berikut:

(37)

kendaraan ditimbang kembali setelah sawit dibongkar, hal ini untuk  mengetahui seberapa besar berat yang diterima pabrik kelapa sawit denag menghitung selisih berat awal dan berat akhir.

Gambar 3.20 Jembatan Timbang

2. Setelah sampai di sortir area muatan dibongkar dan dilakukan penyortiran oleh petugas sortir  dan kemudian dimasukkan kedalam loading ramp.

Gambar 3.21 Sortir Area

3. Buah sawit dimasukkan kedalam loading ramp conveyor melalui pintu hidrolik, untuk menuju proses pencucian buah sawit.

(38)

4. buah sawit dicuci dengan semprotan air untuk menghilagkan kotoran seperti lumpur atau pasir yang menempel pada buah sawit.

5. Setelah di cuci buah sawit melewati mesin splitter untuk memisahkan brondolan dengan buah sawit agar memudahkan proses perebusan.

Gambar 3.23 Buah Sawit dan Brondolan

6. Buah sawit memasuki stasiun Sterilizer  melalui conveyor  dan masuk  kedalam tabung stem Sterilizer  untuk direbus agar dapat dengan mudah proses pemisahan brondolan dengan janjangan nantinya.

(39)

7. Setelah proses perebusan selesai, sawit yang sudah direbus ini dikirim menuju stasiun Treshing, untuk pemisahan Brondolan dengan  janjangan sawit menggunakan mesin threser .

8. kemudian brondolan dan janjangan yang sudah terpisah menuju masing-masing stasiun yaitu stasiun press untuk brondolan dan stasiun bunch press untuk mengolah janjangan yang masih mengandung minyak.

Gambar 3.25 Brondolan hasil penebahan (Thresing)

9. proses selanjutnya brondolan menuju stasiun  press, pada stasiun ini brondolan diproses menggunakan mesin digester  untuk melumatkan brondolan serta memisahkan brondolan dari daging buah, serat dan nut  dengan cara memasukkan brondolan kedalam mesin digester  dan diproses oleh mata pisau berputar yang ada dalam mesin digester.

(40)

Hasil proses digester  langsung masuk kedalam mesin  press untuk  mengekstrak minyak dari brondolan yang sudah terpisah dari daging buah, serat dan nut. Kemudian fiber (ampas dan nut) langsung menuju stasiun Kernel melalui conveyor  sedangkan minyak kasar yang dihasilkan dari proses ini menuju stasiun klarifikasi.

Gambar 3.27 Serat dab Nut Hasil Press

Untuk menghasilkan  pressing yang baik maka perlu memperhatikan mesin  press harus dalam keadan penuh dan dalam kondisi baik, kondisi ini diperlukan untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan terhadap buah sawit, hasil tidak dapat maksimal jika terdapat ruang kosong pada saat penekanan ( pressing).

10. Proses selanjutnya memasuki stasiun kernel,  fiber  dari hasil proses sebelumnya. Fiber  di bawa mesin cake breaker conveyor (CBC) dan memecahkan gumpalan-gumpalan cake (ampas).

(41)

Setelah itu  fiber  masuk kedalam mesin depericarper  untuk  memisahkan fiber dengan nut , fiber  yang berat massanya lebih ringan akan terhisap blower, dan membawa  fiber  untuk bahan bakar boiler. dan nut yang massanya lebih berat masuk ke nut polishing drum.

Gambar 3.29 Tabung Fiber Bahan Bakar Boiler

 Nut  yang masuk kedalam  polishing drum untuk dibersihkan dari kotoran yang masih terbawa dan memisahkan dari serabut-serabut yang masih merekat. Setelah itu nut  masuk kedalam tempat penyimpanan sementara (nut silo) sebelum diolah pada proses berikutnya yaitu proses pemecahan nut  dengan menggunakan mesin ripple mill, pada mesin ini nut masuk diantar rotor rod yang berputar dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dan nut. Setelah cangkang dan nut terpisah langsung dikirim melalui conveyor  menuju claybath untuk memisahkan inti sawit dengan cangkang menggunakan media cairan kalsium karbonat dengan menggunakan prinsip berat jenis, inti sawit memiliki berat  jenis lebih ringan dari larutan kalsium karbonat sehingga inti sawit akan mengapung dan menuju langsung ke kernel silo dan cangkang terlempar melalui blower  menuju penampungan cangkang sedangkan kernel yang masih terbalut cangkang memiliki berat jenis yang lebih besar dari larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan menuju kernel polishing drum untuk dipisahkan lagi kemudian kernel dan

(42)

cangkang masuk kedalam mesin hydrocyclon untuk mengutip kembali inti sawit yang terbawa cangkang ndan mengurangi kadar kotoran.

Gambar 3.30 Proses Mesin Hydrocyclon

Selanjutnya kernel dimasukkan kedalam kernel silo drier  untuk  mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti, jika kadar air terlalu tinggi yang menyebabkan asam lemak bebas juga tinggi, ini akan mempengaruhi nilai penjualan dan mempengaruhi kualitas dari  palm kernel oil. Setelah proses ini selesai kernel dimasukkan kedalam

(43)

Cangkang dari proses pemecahan nut akan terlempar kepenampunagan cangkang melalui pipa blower.

Gambar 3.32 Penampungan Cangkang Kernel

11. Setelah proses di stasiun kernel, inti sawit (kernel) yang berada didalam bunker di transport menggunakan kernel conveyor  menuju stasiun kernel crushing plan di stasiun ini kernel di masukkan kedalam tabung kernel stage 1 kemudian masuk kedalam mesin kernel crusher  stage 1 untuk proses penghancuran kernel yang dapat menghasilkan minyak kernel ( palm oil) dan bungkil (expeller ).

Gambar 3.33 Proses Kernel di Mesin Crusher Stage1

Minyak kernel akan tertampung pada kolam sedimentasi (kolam pengendapan) pada proses stage 1 bungkil masih mengandung minyak 

(44)

akan masuk kedalam tabung stage 2 dan diproses kembali menggunakan mesin crusher stage 2 , tidak hanya itu mesin crusher  stage 2 juga memproses bungkil yang mengendap pada kolam sedimentasi.

Gambar 3.34 Proses bungkil di Mesin Crusher Stage 2

Proses pada stage 2 ini dilakukan untuk mendapatkan minyak kernel dari bungkil yang masih terdapat cukup banyak kandungan minyak  pada bungkil. Bungkil hasil proses pada stage 2 ditempatkan pada gudang bungkil (Warehouse Palm Kernel Expeller ) yang nantinya akan disiapkan untuk permintaan pasar perusahaan pakan ternak.

(45)

masuk kekolam sedimentasi terlebih dulu minyak ini diayak  menggunakan vibrating screen, untuk memisahkan minyak dari kotoran, seperti pasir-pasir maupun sisa-sisa bungkil yang terbawa, setelah selesai diayak barulah minyak masu kedalam sedimentasi.

Gambar 3.36 Proses vibrating screen dan kolam Sedimentasi

Minyak yang berada dikolam sedimentasi dipompa menuju Filter, untuk dilakukan filtrasi agar minyak terpisah dari sisa-sisa bungkil yang terbawa hal ini bertujuan untuk mendapatkan minyak murni. Kemudian minyak murni yang diperoleh dari hasil filtrasi dipompa menuju clean oil tank  berkapasitas 18.800 KG , proses ini bertujuan untuk membersihkan minyak sebelum di pompa menuju storage tank.

(46)

Minyak kernel ( paml kernel oil) siap dipompa menuju storage tank  sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum  palm kernel oil didistribusikan.

Gambar 3.38 PKO Storage Tank 

Pendistribusian palm kernel oil menggunakan truk tanki yang sudah di bersihkan tanki nya untuk menghidari kontaminasi dari kotoran ataupun zat-zat yang dapat merusak kualitas  palm kernel oil. kualitas minyak sangat dijaga karena produk  kernel palm oil ini digunakan untuk bahan makanan seperti Lemak nabati, minyak makan, mentega, selain itu  palm kernel oil digunakan untuk bahan kosmetik dan dan obat-obatan.

(47)

3.4 Proses Kerja Produksi PKO

Adapun proses pengerjaan memproduksi  palm kernel oil (PKO) sebagai berikut:

1. Timbangan TBS dan Timbangan CPO/PKO

Kapasitas timbangan di PT Inti Indoosawit Subur PMKS Ukui 1mencapai 40 ton, rata-rata TBS yang masuk mencapai kurang lebih 600 ton/hari, operator timbangan menerima kwitansi (DO) untuk mencatat TBS yang masuk dan keluar sebagai cek untuk bembayaran TBS yang diterima pihak  perkebunan. Begitu pula untuk menimbang minyak yang akan keluar area pabrik untuk di distribusikan, hal ini untuk menge tahui berapa minyak yang didistribusikan. Kapasitas timbangan PKO ini mencapai 60 Ton. Hal yang harus diperhatikan saat menimbang yaitu posisi kendaraan yang membawa TBD ataupun minyak tepat pada posisinya agar mendapat hasil timbangan yang baik dan akurat

2. Penyortiran TBS

Ada beberapa aturan pada saat penyortiran yang dilakukan sebagai berikut: a. Sortasi mutu panen TBS dilakukan oleh karyawan pabrik bersama wakil

perkebunan ataupun kelembagaan perkebunan

b. Sortasi TBS dilakukan dengan 2 (dua) cara antara lain: Pemeriksaan secara acak, minimal 5% dari ttruk yang datang dari setiap bagian kebun di loading ramp pabrik, TBS dalam truk yang di sortasi, dibongkar dan dituang atau pemeriksaan secara total, pemeriksaan secara total dilakukan masing-masing truk yang masuk dalam loadng ramp pabrik  dibongkar dan dituang serta disortasi dalam alat sortasi oleh petugas pabrik yang di awasi oleh pihak perkebunan maupun pihak kelembagaan perkebunan.

c. Hasil sortasi disampaikan secara resmi oleh perusahaan inti kepada pekebun melalui kelembagaan pekebun

d. TBS yang diterima di pabrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(48)

1) Brondolan harus dikirim kepabrik dan jumlah brondolan minimal 12,5% dari TBS keseluruhan yang diterima pabrik.

2) Tandan yang berisi buah mentah harus 0% jika terdapat akan dikembalikan, buah matang minimal 95% dan buah terlewat matang maksimal 5%.

3) Tandan tidak boleh bergagang panjang 4) Tidak ada tandan yang kosong

5) Tandan maupun brondolan yang ada dalam karung harus bebas dari sampah, tanah, pasir ataupun kotoran lainnya.

6) Tidak terdapat TBS yang dikirim kepabrik beratnya kurang dari 3kg per tandan.

Setelah dilakukan penyortiran dengan kriteria yang sesuai maka TBS dimasukkan kedalam bidang miring yang ada pada loading ramp untuk  dimasukkan kedalam conveyor menuju perebusan

Gambar 3.40 Kegiatan Sortir yang diawasi Pihak Pekebun

3. Perebusan (Sterilizer )

Kualitas mutu minyak yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ditentukan pada saat proses streilizer  (perebusan), proses perebusab ini merupakn proses pengolahan awal sebelum buah kelapa sawt diolah menjadi CPO dan

(49)

a. Memudahkan proses pelepasan brondolan dari tandan

b. Melunakkan brondolan bertujuan untuk memudahkan pemisahan daging buah dan biji pada proses selanjutnya.

c. Mempermudahkan pelepasan sel minyak saat diekstraksi distasiun klarifikasi

d. Mengurangi kadar air untuk mempermudahkan pemecahan pada proses selanjutnya

e. Mengurangi minyak yang berpotensi terbuang (losis) f. Membunuh mikroorganisme

TBS pada proses ini dimasukkan kedalam tabung Steam sterilizer  melalui TBS conveyor  yang dikerjakan langsung oleh operator, operator dibantu oleh 2 orang pembantu operator, operator mengatu`r TBS yang masuk yang dan mengendalikan TBS yang diolah dan mengatur seberapa lama seharusnya TBS diolah, operator mengecek tabung yang terisi TBS setelah penuh operator menutup tutup atas tabung setelah itu melakukan perebusan dengan mengatur suhu dan tekanan yang diperlukan, setelah monitor  menunjukkan TBS telah masak operator merubah tekanan ketitik 0 dan kemudian membuka tutup tabung bagian bawah kegiatan operator ini dengan menggunakan tombol-tombol operator yang dilengkapi monitor. Pada saat perebusan terdapat nyala lampu merah dan lampu hijau yang menyala untuk mengetahui bahwa perebusan telah selesai dan saat lampu hijau menyala saat itu pula tutup tabung bagian bawah terbuka kemudian pembantu operator mengecek pintu yang terbuka jika terjadi penyumbatan pada pintu tabung para pembantu operator akan mencungkil hasil rebusan menggunakan stick pencungkil secara manual agar rebusan TBS dari tabung langsung jatuh kedalam conveyor untuk langsung dikirim ke mesin thresser. Tumpukan buah hasil rebusan tidak boleh tertimpuk terlalu banyak karena dapat meningkatkan kadar minyak pada tandan kosong sehingga rendemen minyak brondolan menjadi berkurang.

(50)

Gambar 3.41 Pembantu Operator mencunkil Rebusan

4. Thressher (Bantingan)

Proses ada mesin thresser  bertujuan untuk memisahkan tandan dengan buahnya. Pada proses ini pabrik memiliki 3 mesin tressher, mesin nomor 2 dan 3 mengolah buah yang berasal dari perebusan dan menghasilkan tandan dan buah, tandan langsung menuju mesin nomor 1 untuk kembali di tresshing bertujuan memisahkan kembali brondolan yang masih terdapat pada tandan kemudian tandan kosong masuk kedalam empty bunch conveyor  untuk membawa tandan kosong menuju bunch press sedangkan buah hasil tresshing masuk kedalam  fruit conveyor untuk diangkut menuju mesin digester  dan  press. Kapasitas stasiun ini dapat mencapai 40-50 ton per jam dan memiliki kecepatan putaran drum ± 25 rpm. Pada stasiun ini operator melakukan pengoperasian mesin dengan menggunakan papan kendali dan selalu mengecek keadaan mesin tressher .

5. Press (Pengempaan)

Pada proses pengempaan ini operator wajib mengecek setiap mesin digester  dan  press pabrik memiliki 8 mesin digester  dan  press, pengecekkan dilakukan agar mendapatkan hasil pengempan yang maksimal dan tidak  terjadi kendala yang tidak diinginkan, hal yang dilakukan operator biasanya

(51)

melumatkan brondolan menggunakan mesin digester  yang memiliki putaran mata pisau 25 rpm, temperatur yang dibutuhkan 95-100 oC membutuhkan waktu pelumatan sekitar 20-25 menit bagian bawah tabung terdapat minyak hasil digester  dan langsung masuk ke dalam sand  trapmelalui pipa, kemudian brondolan masuk kedalam mesin  press untuk  diekstraksi minyaknya hal yang perlu diperhatikan yaitu tekanan yang diberikan oleh mesin yakni 40-50 bar hal ini agar memaksimalkan minyak  hasil pengempaan sehingga kadar minyak dalam ampas sedikit dan memudahkan saat masuk kestasiun kernel. Operator perlu memperhatikan mesin press yang mengalami penyumbatan dan mengambil tindakan untuk  menyungkil serat dan biji yang menyumbat dengan menggunakan stick fibre hal ini agar memperlancar masuknya ampas ( fibre) dan biji masuk kedalam Cake Breaker Conveyor (CBC).

Gambar 3.42 Operator Menyungkil Penyumbatan

Proses kerja pada stasiun ini perlu diperhatikan karena mesin  press yang digunakan mempengaruhi kadar minyak yang terkandung dalam ampas buah.

6. Proses Kernel

Proses pada stasiun ini mengolah biji sawit bertujuan untuk memperoleh inti sawit dengan cara pemisahan dengan cangkang serta memiliki fungsi untuk mengurangi kadar air dan kadar kotoran yang ada pada inti sawit.

(52)

Ada beberapa tahap yang dilakukan Para operator dan pembantu operator di stasiun ini, antaralain:

a. Mengecek  cake breaker conveyor  agar pemisahan ampas dan biji berjalan dengan baik. Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal ulir yang cara kerjanya mengaduk ampas  press dengan memutar dan mendorong ampas keujung talang untuk memisahkan biji dan serabut sekaligus mengeringkan ampas di mesin depericarper . Yang terdiri dari separating coloum dan polishing drum

b. Mesin destroner  mengangkut biji-biji untuk masuk kedalam nut silo, dengan sistem isap untuk memisahkan batu, besi bekas pengelasan orang bengkel dengan sistem magnet serta membersihkan kotoran berupa kayu-kayu yang terbawa dan sebagainya.

c. Biji yang berda dalam nut silo kemudian dipecahkan untuk  memisahkan cangkang dan inti sawit pemecahan ini dilakukan dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan biji pecah, efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh kecepatan putaran rotor, plat bergerigi dan ketajaman gerigi. Putaran rotor dapat mencapai 250 rpm dan kapasitas dapat mencapai 6ton/jam d. Setelah dilakukan pemecahan terhadap nut  selanjutnya proses

pemisahan kembali inti sawit dari cangkangnya menggunakan media air, dengan menggunakan prinsip berat jenis, cangkang berat jenisnya lebih berat akan turun kebawah sedangkan inti sawit yang berat  jenisnya lebih ringan akan naik keatas untuk masuk kedalam

dewatering drum untuk dilakukan pencucian inti kernel.

e. Proses selanjutnya mengeringkan inti mengguakan kernel drier preses ini dilakukan didalam kernel silo. Proses pengeringan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air agar tidak berpotensi berjamur yang dapat mempengaruhi kualitas.

(53)

7. Proses ekstraksi inti sawit menjadi palm kernel oil (PKO)

Sebelum melakukan pengolahan PKO operator dan pembantu operator mengecek mesin dan mengecek persedian inti sawit yang berada pada stasiun kernel crushing plan  jika persediaan kurang dan tidak mencapai target maka akan dipasok dari bunker kernel, Target pengolahan PKO ini mencapai 100 ton inti sawit perhari untuk menghasilkan PKO. Adapun proses kerja untuk memproses PKO sebagai berikut:

a. Melakukan ekstraksi inti sawit di stage 1 menghasilkan oil dan bungkil yang masih mengandung minyak, dan bungkil yang masih mengandung minyak tadi di ekstraksi kembali di stage 2 proses ini menghasilkan oil dan bungkil kering dimana bungkil kering akan dimasukkan kedalam bunker expeller.

b. Minyak kemudian disaring disaringan bergetar (vibrating screen) untuk memisahkan dari kotoran yang yang terbawa. Setelah bersih minyak masuk kedalam kolam sedimentasi untuk mengendapkan bungkil halus yang masih terkandung dalam minyak.

c. Minyak yang sudah diendapkan kemudian dilakukan filtrasi, sebelum melakukan filtrasi operator dan pembantu operator membersihkan saringan yang ada dalam tabung filtrasi dari debu-debu bungkil yang menempel pada saringan dengan menggunakan semprotan angin kompresor, hal ini agar hasil filtrasi tidak mengandung debu bungkil lagi.

d. Hasil proses filtrasi kemudian masuk kedalam clean oil tank  untuk  membersihkan minyak dan pengontrolan kualitas minyak, minyak  ditempatkan sementara di clean oil tank  serta menghitung minyak  yang dihasilkan dari stasiun KCP. Setelah itu minyak dipompakan menuju palm kernel oil storage tank.

e. Minyak yang berada di PKO storage tank  kemudian didistribusikan keperusahaan pengolahan produk lanjutan dengan menggunakan kendaraan truk tangki, pengisian tangki dilakukan oleh operator distasiun pengisian PKO.

(54)

BAB IV

MASALAH DAN PEMBAHASAN

4.1 Masalah dan Pembahasan Solusi

Setiap perusahaan pasti memiliki permasalahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek akan membahas masalah yang terjadi pada perusahaan selama kerja praktek berlangsung dan kemudian memerikan solusi dasar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Adapun uraian masalah yang terjadi dan sekaligus solusinya sebagai berikut:

4.1.1 Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO)

Hasil wawancara mahasiswa kerja praktek kepada asisten produksi dan operator stasiun  kernel crushing paln (KCP), didapat bahwa proses pengolahan inti sawit menjadi PKO di PT Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 memiliki target pengolahan inti sawit sebesar 100 ton perhari dan target PKO yang dihasilkan dari 100 ton inti sawit diharapkan tercapai sesuai kualitas kernel yang diproses, semakin bagus kualitas inti sawit yang di proses semakin bagus dan semakin baik  perolehan PKO. Namun pada kenyataan yang diperoleh dari laporan yang dibahas pada saat apel briefing pagi target pengolahan yang didapat tidak mencapai angka 100 ton itu yang diperoleh hanya mencapai angka 80 Ton, seharusnya target dapat tercapai mengingat mesin   press kernel stage 1 memiliki 9 unit dan   stage 2 memiliki 9 unit.

Target produksi PKO yang tidak tercapai dapat diketahui dengan adanya laporan  briefing apel pagi yang dilakukan. Dari hasil tinjuan mahasiswa kerja praktek selama berada dilantai produksi stasiun KCP, pengepresan (ekstraksi) dilakukan dengan adanya kendala sehingga target tidak tercapai, kendala yang sering terjadi adalah kurang ketelitian operator dan kerusakan mesin, ausnya ulir screw press dan putusnya belting penghubung motor penggerak dengan mesin, sehingga diharuskan untuk dilakukanya perbaikan terhadap mesin. Pada saat

(55)

Dilihat dari permasalahan yang ada mahasiswa kerja praktek memberikan solusi untuk perusahaan sebagai berikut:

1. Operator dan pekerja harus meningkatkan kedisiplinan dan mengikuti SOP perusahaan

2. Karyawan proses lebih berkoordinasi dan lebih mengecek agar seluruh mesin press berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin-mesin yang ada, serta dilakukannya pengecekan secara berkala pada saat proses produksi untuk  menghindari   stop production ataupun kerusakan-kerusakan pada saat proses produksi.

4. Membuat penjadwalan berkala dengan menggunakan tabel   check  dalam perbaikan atau maintenance control.

5. Membuat SOP mesin untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada mesin.

6. Melakukan rekondisi terhadap worm screw press

7. Menyediakan worm screw press untuk cadangan sehingga dapat langsung diganti saat terjadi kerusakan

8. meminimalisir  breakdown mesin pada saat proses produksi, untuk itu pihak yang berada di bagian energi harus lebih bertanggung jawab untuk  menstabilkan daya yang diperlukan.

4.1.2  Breakdown Mesin Daya Energi

Daya energi yang digunakan untk menjalankan mesin produksi di PT Inti Indosawit Subur adalah Boiler,  Genset  dan pembangkit listrik tenaga biolimbah (PLTB). Namun daya utama yang digunakan adalah boiler, karena bahan bakar yang digunakan berasal dari serat-serat yang bercampur cangkang dari proses pemecahan kernel, sedangkan   genset  untuk cadangan energi yang diperlukan untuk cadangan energi jika terjadi sesuatu pada boiler namun tidak dapat memenuhi daya untuk menjalankan mesin-mesin produksi. PLTB memiliki daya mencapai 2Megawatt dapat digunakan menjalankan mesin produksi dan pemasok 

(56)

listrik area pabrik dan perumahan di sekitar pabrik. Mahasiswa kerja praktek  mewawancarai operator dan asisten produksi mengenai   breakdown mesin , saat transisi daya dari boiler ke PLTB sering terjadi   stop engine yang menyebabkan berhentinya proses produksi dan membutuhkan beberapa waktu untuk  menjalankannya kembali, akibat dari berhenti bekerjanya mesin produksi maka proses produksi akan berhenti pula.

Daya energi yang bagus dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang sedang berlangsung, namun   Breakdown Mesin ini kerap terjadi pada saat proses produksi berlangsung hal ini sangat merugikan perusahaan.  Breakdown Mesin biasanya terjadi apabila terjadi transisi daya dari menggunakan daya boiler beralih menggunakan daya PLTB. Transisi daya dilakukan untuk meminimalkan kinerja boiler namun kerap terjadi kurang stabilnya daya sehingga menyebabkan  Breakdown Mesin dan stop produksi.

Dilihat dari pengamatan mahasiswa kerja praktek hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi saat akan melakukan peralihan ataupun transisi daya oleh seluruh operator disetiap stasiun. Dan kurang stabilnya pada saat transisi daya yang dilakukan.

Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan, sebagai berikut:

1. Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun pemberitahuan sebelum melakukan transisi daya.

2. Untuk menghindari   Breakdown Mesin peralihan ataupun transisi daya harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan stabil, setelah stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh daya ke energi yang diinginkan. Cara bertahap ini dapat dilakukan dengan peralihan daya perstasiun ataupun permesin, ketika ini dapat dilakukan maka  Breakdown Mesin tidak akan terjadi dan akan memperlancar proses produksi.

3. Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur

(57)

memastikan buah yang mentah dikembalikan kepihak perkebunan kemudian menerima buah yang masak untuk di proses, dan buah yang terlewat masak untuk  didahulukan diproses di pabrik, namun pada kenyataan dilapangan masih sering terdapat buah yang yang terlewat masak. Menurut hasil wawancara dengan asisten produksi hal ini dapat mempengaruhi kadar minyak yang terkandung pada saat proses perebusan dan dapat meningkatkan   condensate kadar minyak akan terbuang bersama penguapan saat proses perebusan.

Pada Stasiun   Reception (penerimaan) TBS permasalahan yang kerap terjadi ialah penumpukan buah sehingga buah sawit menunggu lama untuk  diproduksi hal ini membuat buah menjadi  over ripe. Dilihat dari sudut pandang mahasiswa kerja praktek penyebab terjadinya   over ripe ini akibat terlalu banyaknya buah dari pekebun yang masuk sehingga terjadi penumpukan buah. Penumpukan buah yang terjadi tidak diimbangi dengan psoses produksi yang maksimal tidak maksimal dalam hal ini yaitu mesin yang digunakan tidak semua bekerja

Solusi yang dapat ditawarkan ke perusahaan, sebagai berikut:

1. Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan pemilahan buah sawit dan memisahkan buah yang mengalami  over ripe.

2. Memaksimalkan kinerja mesin-mesin proses produksi dan melakukan perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai kelancaran produksi dan dapat memproses seluruh buah dan tidak terjadi penumpukkan buah sawit di stasiun penerimaan.

3. Mendahulukan memproses buah yang over ripe.

4. Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target penyelesaian pengolahan TBS.

5. Menggunakan sistem perencanaan kebutuhan material atau   master  requirement planning (MRP). Dengan tujuan untuk menentukan kebutuhan dan jadwal, serta pembelian material untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebutuhan akan diperngaruhi oleh tingkat kesediaan ditangan ( on hand inventory) dan  jadwal penerimaan berdasarkan tahap waktu sehingga lot-lot produksi

(58)

dapat dijadwalkan untuk produksi atau diterima pada saat dibutuhkan. Dimana MRP memiliki 4 kemampuan yang menjadi ciri utamanya, yaitu adalah sebagai berikut:

a) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. b) Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item c) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

d) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.

4.1.4 Kedisiplinan Karyawan

Kedisiplinan para pekerja seharusnya menjadi tanggung jawab para pekerja itu sendiri, kedisiplinan sangat berpengaruh untuk aspek-aspek penting misalnya produktivitas maupun kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja, dari pengamatan yang dilakukan mahasiswa kerja praktek masih banyak para pekerja yang kurang disiplin dalam memanajemen waktu contohnya saat pergantian  shift  pekerja selalu meninggalkan pekerjaan sebelum jam bekerja selesai. Selain itu kurang disiplinnya pekerja mengenai atribut keamanan dan keselamatan kerja yang tidak lengkap mengingat dilantai produksi diharuskan setiap pekerja bertanggungjawab atas keselamatan diri sendiri, dalam hal ini masih banyak pekerja yang tidak menggunakan pelindung telinga ( ear plugs) dilantai produksi yang bising, tidak menggunakan masker pada saat bekerja dilantai produksi yang terdapat debu ataupun asap, kemudian masih ada juga pekerja bengkel pada saat mengelas tidak menggunakan mpelindung mata dan masker sebenarnya ini dapat mengganggu kesehatan secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil wawancara dengan para pekerja yang mengabaikan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, mereka merasa tidak terbiasa akan menggunakan atribut keselamatan.

Kedisiplinan yang baik akan membuat kinerja semakin baik dan dapat terciptanya produktivitas yang baik dalam bekerja tentunya, beberapa faktor yang

(59)

1. Pekerja jenuh dan ingin cepat-cepat pulang kerumah masing-masing 2. Kurangnya kesadaran akan keselamatan diri

3. Tidak terbiasa menggunakan alat pelindung diri yang malah dianggap merepotkan dalam melakukan pekerjaan

Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan adalah sebagai berikut:

1. Mengukur beban kerja fisik dan mental menggunakan nasa TLX untuk  mengetahui sejauh mana tingkat kelelahan karyawan agar pihak  perusahaaan dapat mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan karyawan.

2. Melakukan Penelitian kerja dan analisis kerja pada yang dasarnya akan memuaskan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja tersebut, maka akandiperoleh alternatif metode pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif  dan efisien. Pekerjaan telah dapat dikerjakan secara efisien waktu penyelesaian berlangsung paling singkat, untuk itu perlu diterapkannya prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini akan berlangsung dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama untuk (Wignjosoebroto, 2006) :

a) Perencanaan kebutuhan tenaga kerja.

b) Estimasi biaya-biaya untuk upah tenaga kerja. c) Penjadwalan produksi dan penganggaran.

d) Indikasi keluaran produk yang mampu dihasilkan seorang tenaga kerja.

e) Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan berprestasi. Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata dalam penyelesaian suatu pekerjaan.

3. Melakukan pengukuran kerja misalnya menggunakan metode Sampling kerja atau   Work Sampling teknik untuk mengadakan sejumlah besar

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1 2.10 Luas dan Letak Areal Pabrik
Gambar 3.1 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek 
Gambar 3.2 Diagram proses pengolahan kelapa sawit
Gambar 3.3 Diagram proses pengolahan CPO dan PKO
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik

Bcrdasarkan Surat Undangan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan No 0392/E3 4/t ND/2017

Kecamatan Payakumbuh Barat merupakan perangkat daerah dan merupakan 1 (satu) diantara 5 (lima ) Kecamatan yang ada di Kota Payakumbuh yang dibentuk untuk melaksanakan

Analisa blok yang dibuat memungkinkan kita untuk dapat memahami bagaimana cara suatu alat pemancar ini dapat bekerja dengan baik dalam menyampaikan informasinya, sehingga

Pada tahap ini yang dilakukan adalah: pertama, merumuskan tujuan perkuliahan psikologi kepribadian Islami yaitu membentuk sarjana psikologi Islam yang memiliki kepribadian utuh dan

Dari kondisi diatas maka diperlukan suatu analisa dan metode untuk mengurangi biaya proses yang terbuang akibat inspeksi produk yang menyebabkan benda cacat pada op8 yaitu

“RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK DI SURABAYA”, sebuah judul yang didasari oleh kebutuhan akan tempat tinggal yang mampu mewadahi bagi para pekerja pabrik

Artikel ini membahas dua rumusan masalah yaitu (1) politik hukum agraria dalam pemaknaan tanah swapraja, (2) indikator penetapan tanah swapraja di pemerintah kota