• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hypnowriting Hari Ke 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hypnowriting Hari Ke 1"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

[TYPE THE COMPANY NAME]

HYPNOWRITING

BATCH 1

admin [Pick the date]

(2)

PENDAHULUAN

Sebentar lagi kita mulai kelasnya ya...

Silakan ditandai (dibintangi) pesan-pesan yang penting kemudian clear chat. Supaya materinya tidak tercampur dengan chat-chat lainnya.

Mari kita mulai. Bismillah...

Mari kita awali kelas dengan berdo'a, agar kelas kita diberkahi dan kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat....

Berdo'a mulai...

Selamat datang di Kuliah WhatsApp "HYPNOWRITING"

Kuliah WhatsApp bersifat BELAJAR MANDIRI. Kunci keberhasilan belajar mandiri adalah: inisiatif belajar, bertanya dan mengaplikasikannya di dunia nyata.

Kuliah kita ini terdiri dari lima sesi mulai dari hari ini, Senin 26 September s/d Jum'at 30 September 2016.

Kelas diselenggarakan setiap pk. 19.30 sd 21.00 WIB

Supaya kelasnya tertib. Berikut aturan mainnya:

1. Saya akan mengisi materi dalam bentuk tulisan dan gambar.

2. Selama saya menjelaskan materi. Mohon untuk menunda bertanya dan memberi komentar kecuali saya persilakan.

(3)

3. Pertanyaan saya kumpulkan terlebih dahulu dan akan dijawab serentak setelah semua pertanyaan terkumpul.

4. Komentar hendaknya dibuat dalam kalimat yang bermanfaat bagi peserta lainnya. Bukan sekadar “ok”, “mantap”, “sip” dsb. Tujuannya adalah untuk melatih kita menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Namanya juga kelas hypnowriting ;)

5. Pertanyaan dan komentar hendaklah menggunakan bahasa yang baik. Sehingga dapat dipahami peserta lainnya. Hindari singkatan yang tidak familiar seperti “qt”, “sso”, “dgnx” dsb.

6.Grup ini terdiri dari berbagai latar belakang. Komentar terkait urusan pribadi hendaknya dilakukan melalui jalur pribadi. Mohon hargai privasi rekan-rekan peserta kulwap lainnya.

7. Setelah sesi kulwapps berakhir, saya akan kirimkan modul, slide dan rangkuman tanya jawab dalam bentuk PDF ke email teman-teman sekalian sehingga bisa dipelajari berulang-ulang di rumah masing-masing.

Terima Kasih

Kata orang, pengetahuan adalah kekuatan. Saya kurang sepakat. Pengetahuan yang diterapkan, itulah kekuatan yang sebenarnya. Maka, ada tiga level kedalaman dalam belajar. Pertama, belajar untuk mengetahui.

Kedua, belajar untuk memahami. Ketiga, belajar untuk menerapkan.

Harapannya rekan-rekan di kelas ini sampai di level ketiga: belajar untuk menerapkan. Bukan sekadar memahami apalagi hanya mengetahui.

Namun, tentu saja untuk bisa menerapkan kita perlu memahami dulu. Dan untuk memahami kita perlu mengetahui terlebih dulu.

Setelah saya share materi dan rekan-rekan membaca, saya yakin rekan-rekan akan

*mengetahui* apa itu HYPNOWRITING. Agar naik ke level berikutnya, rekan-rekan perlu mulai aktif bertanya dan aktif ketika ditanya. Maka, teman-teman akan mulai *memahami* apa itu HYPNOWRITING. Untuk sampai di level mampu *menerapkan* HYPNOWRITING, rekan-rekan perlu secara aktif mempraktikkan ilmunya dan mengerjakan tugas-tugas yang saya berikan. Sepakat?

Sip... saya yakin semua sepakat.

Nah, sekarang, kita akan lakukan percobaan sederhana sebelum kelas dimulai. Percobaannya sebagai berikut. Tuliskan status berikut ini di BBM, Facebook, atau akun Instagram Anda. Bagi yang sedang tidak pegang BBM, FB, atau IG, boleh menyusul nanti malam atau besok pagi. "Duduk manis di kelas WhatsApp HYPNOWRITING-nya coach Darmawan Aji. Belajar bagaimana merancang tulisan yang menjual. Semangat!"

Di copas saja status di atas, kemudian di posting. Boleh edit-edit dikit. Kalau yang sudah berteman dengan saya di FB, boleh mention saya.

(4)

Karena nanti saya akan ajarkan cara merespon status. Saya beri waktu 3 menit ya.. silakan...

Good...

Saya anggap yang lain juga sudah ya...

Nama saya DARMAWAN AJI. Tinggal di Kota Bandung. Hobi saya membaca.

Aktivitas sekarang banyak di rumah mengelola beberapa bisnis. Mulai dari distribusi buku, jasa web design, jasa Facebook Advertising, sampai jualan ebook secara online. Di luar itu kadang-kadang saya jadi konsultan untuk korporasi besar seperti BRI Learning Center, LKPP, BPJS Kesehatan, Kemenkumhan dsb. Kadang diminta juga berbicara sebagai narasumber di perusahaan seperti Pindad (persero), Biofarma, Danone dsb.

Spesialisasi saya di NLP, Neuro-Linguistic Programming. Di bidang ini, saya pegang lisensi trainer dari National Federation of NLP, Florida. Saya juga menjadi presiden chapter Bandung untuk Indonesia NLP Society.

Selain membaca, hobi saya berlatih beladiri tradisional. Mulai dari maenpo Cikalong dari Cianjur sampai Wing Chun-nya Ip Man.

Cukup dulu ya kenalannya 😁

Oya, status sudah menikah dengan 1 putri Dan 3 putra

Lanjut ya.

Materi kita selama lima hari ini cukup padat.

Saya akan berusaha mencacahnya sekecil dan semudah mungkin supaya dapat dipahami dengan baik.

Untuk hari ini kita akan bahas dasar-dasar pemasaran online terlebih dulu. Supaya pada saat nanti masuk materi membuat tulisan kita memiliki pondasi yang kuat.

(5)

HARI #1

TIGA PRINSIP DASAR DALAM PEMASARAN ONLINE

Saya akan mulai dengan membahas TIGA PRINSIP DASAR dalam pemasaran online. *Prinsip Pertama* yang perlu diyakini: PEMASARAN ITU PROSES.

Artinya tidak ada yang instan dalam proses pemasaran atau penjualan. Semua ada prosesnya. 10 tahun lalu saya hanya bisa jualan produk seharga Rp50.000 s/d Rp100.000. Setelah

menjalani proses selama 10 tahun lebih, hari ini saya bisa dapat deal penjualan di angka Rp.800juta. Apakah saya akan mampu mencetak deal sebesar itu jika saya berhenti melakukan prosesnya sejak 10 tahun lalu? Tentu tidak. Jadi, berapapun omset Anda saat ini, yakini bahwa jika Anda disiplin menjalani prosesnya, akan tiba masa sukses Anda.

*Prinsip Kedua*: HASIL TERCIPTA DARI DISIPLIN

Semua orang sukses memiliki disiplin diri. Dalam bidang apapun. Termasuk di bisnis,

pemasaran, dan penjualan. Pemasar yang sukses memiliki disiplin harian, disiplin mingguan, disiplin bulanan, disiplin tahunan. Mereka konsisten melakukannya. Disiplin hariannya bisa saja berupa mengupdate status terkait produk atau sekadar menyapa pelanggan. Disiplin

mingguannya bisa berupa merawat grup konsumen atau mengirim email ke database konsumen. Disiplin bulanannya bisa berupa menyelesaikan satu buku atau mengikuti satu pelatihan. Disiplin tahunannya bisa jadi berupa mereview VISI dan RENCANA HIDUP. Apapun bentuk disiplinnya, semua orang sukses memiliki disiplin tertentu. Dan hasil yang kita rasakan dari pemasaran tercipta dari disiplin yang kita lakukan.

*Prinsip Ketiga*: TIDAK ADA TEKNIK AJAIB DALAM PEMASARAN

Semua teknik dalam pemasaran harus diuji dan diukur keberhasilannya. Apa yang berhasil bagi si A belum tentu berhasil bagi si B. Maka, saat mempelajari sesuatu kita perlu mau praktik. Setelah praktik, lihat hasilnya. Coba dengan pendekatan berbedak. Miliki sikap "ngulik" sehingga kita menemukan pola yang paling pas buat diri kita atau produk kita. Karena setiap orang memiliki pola yang unik. Tidak bisa disamaratakan. Tanpa kemauan "ngulik" atau sikap mental instan akan jadi penghambat kesuksesan kita.

(6)

Jadi, tidak ada yang aneh untuk sukses dalam memasarkan sesuatu. Di balik setiap kesuksesan pemasar pasti ada KOMITMEN dan PERSISTENSI. Komitmen terkait dengan target, niat, dan tujuan. Persistensi terkait dengan kerja keras, konsistensi, dan disiplin. Seorang pemasar yang gagal bisa dipastikan tidak memenuhi elemen KOMITMEN dan

PERSISTENSI. Persistensi dalam promo, pendekatan dan follow up adalah bukti komitmen dia terhadap target, niat, tujuan.

Kalau kata Mr. Tung, definisi KOMITMEN adalah suka duka dijalani. Artinya, memasarkan sesuatu tidak akan berhasil kalau mengandalkan mood. Sementara itu, PERSISTENSI berarti melakukan usaha terus menerus. Sehingga pasar melihat kita sebagai orang yang konsisten. Nah, sebenarnya ESENSI PEMASARAN itu apa sih?

Jika kita tidak memahami ESENSI-nya, maka kita tidak akan mau komitmen dan persisten menjalani disiplin yang sudah direncanakan.

Kita juga akan kesulitan saat membuat tulisan untuk jualan (bahasa kerennya COPYWRITING). Maka, penting bagi kita memahami ESENSI PEMASARAN.

Saya sangat setuju dengan definisi pemasaran dari John Jantsch, penulis buku DUCT TAPE MARKETING. Karena definisi yang dia berikan memberikan gambaran yang jelas tentang ESENSI PEMASARAN.

Pemasaran adalah membujuk orang yang memiliki kebutuhan (atau masalah spesifik) untuk

tahu, suka, dan percaya kepada kita. Jadi kuncinya tiga:

1. Bujukan

2. Prospek (orang yang punya kebutuhan/masalah) 3. Tujuannya: supaya mereka tahu, suka, dan percaya.

Sehingga, TUJUAN PEMASARAN bisa kita buat menjadi lima level: 1. DIKENAL

2. DISUKA 3. DIPERCAYA 4. DIBELI

5. DIREKOMENDASIKAN

Maka, saat kita membuat tulisan (copywriting), ingat tujuan-tujuan di atas.

Apakah kita membuat tulisan agar kita dikenal oleh target market kita? Atau disukai mereka? Atau dipercaya mereka? Atau dibeli oleh mereka? Atau direkomendasikan oleh mereka? Yang jelas, tidak mungkin orang akan BELI jika mereka tidak PERCAYA. Mereka tidak akan PERCAYA sampai mereka TAHU/KENAL dan SUKA dengan kita.

(7)

Seperti corong. Makin ke bawah makin sedikit orangnya.

Jadi, kalau mau yang beli banyak, maka orang yang percaya ke kita perlu lebih banyak. Apalagi orang suka dan kenal dengan kita.

Nah, tujuan HYPNOWRITING selaras dengan TUJUAN PEMASARAN di atas. Tujuannya adalah membuat target market kenal/tahu, suka dan percaya dengan kita. Tujuan berikutnya adalah membuat mereka mau membeli dan merekomendasikan produk/jasa kita.

Kebayang jika kita punya 100 orang yang merekomendasikan produk kita, apa yang akan terjadi?

Pertanyaannya, bagaimana membuat tulisan yang mampu membuat orang menjadi tahu, suka, dan percaya dengan kita?

Itulah yang akan kita bahas besok Sampai sini ada pertanyaan?

Pertanyaan 1:

Satu konteks kalimat yang menjual itu isinya harus bisa membuat orang menjadi tahu, kenal dengan penjualnya, suka dan percaya untuk membeli produk kita?seperti yang sudah dicontohkan coach Aji tadi ya?

Pertanyaan 2:

Brati dasar awal dr semua itu harus personal branding dulu ya coach?

Pertanyaan 3:

Merekomendasikan produk kita salah satu caranya dengan menshare status kita, gitu bukan coach..?

(8)

Pertanyaan 4:

Berarti ada pembeda menjual produk yg sdh sngt dikenal di masyarakat dng produk yg blm atau sedang dikenal masyarakat? Selain itu bagaimana jika kita adalah org br yg br aja terjun

berdagang? Shg blm ada personal branding Darmawan Aji:

Saya kumpulin dulu baru saya jawab ya.

Pertanyaan 5:

Membangun personal branding dengan membangun rasa ingin tahu, rasa suka dan rasa percaya dari prospek. Begitukah kira2?

Pernyataan Peserta:

Gambarannya kurang lebih seperti ini:

Seperti corong. Makin ke bawah makin sedikit orangnya.

Jadi, kalau mau yang beli banyak, maka orang yang percaya ke kita perlu lebih banyak. Apalagi orang suka dan kenal dengan kita.

Nah, tujuan HYPNOWRITING selaras dengan TUJUAN PEMASARAN di atas. Tujuannya adalah membuat target market kenal/tahu, suka dan percaya dengan kita. Tujuan berikutnya adalah membuat mereka mau membeli dan merekomendasikan produk/jasa kita.

Kebayang jika kita punya 100 orang yang merekomendasikan produk kita, apa yang akan terjadi?

Pertanyaan 6:

Apakah penjelasan manfaat produk juga bagian dari proses dikenal?

Pertanyaan 7:

(9)

Pertanyaan 8:

Untuk mencari sasaran. Yg tepat dengan produk gimana coach?

Pertanyaan 9:

Membangun tahu, suka dan percaya.. Apa bisa dilakukan dengan sesering mungkin update? Atau tidak terlalu sering tapi isi status kita bermanfaat atau mengedukasi cust soal produk kita?

Pertanyaan 10:

Apakah membuat produk kita dikenal itu salah satunya dengan product knowledge?

Pertanyaan 11:

Klo kita berjualan produk yang banyak juga dijual orang lain, bagaimana caranya agar orang itu lebih tertarik dengan yang kita jual. Padahal produknya sama. Sama sama resseler deh

Pertanyaan 12:

Apa pemasaran dr mulut k mulut itu termasuk rekomendasi?

Pertanyaan 13:

Tanya dong coach, apa yg harus di kenal? Kita apa produk? Apa yang harus di suka, kita apa produk kita?

Nana yg paling utama dari keduanya? Tampung ya coach?😊

Pertanyaan 14:

Bagaimana cara yang baiknya agar di kenal,disukai,di percaya,

Pertanyaan 15:

apakah kita harus ceritakan secara gamblang siapa diri kita, atau kita biarkan teman2 kita mengk=ikuti status2 kita sampai mrk tau sendiri siapa dan spt apa kita yg sebenarnya

Pertanyaan 16:

Bagaimana tips mengembalikan "suka" dari teman-teman di medsos yang mungkin sudah bosan dengan cuap cuap kita yang hampir tiap hari update & branding setiap hari?

Pertanyaan 17:

Bagai mana cara yang benar buat orang percaya dan mengenal produk yang kita promosikan pak darmawan aji..?

Pertanyaan 18:

(10)

SESI MENJAWAB PERTANYAAN

1. Kalimat yang menjual itu isinya harus bisa membuat orang menjadi tahu, kenal dengan penjualnya, suka dan percaya untuk membeli produk kita?_

JAWABAN:

Kalimat yang menjual adalah kalimat yang membuat orang membeli.

Tantangannya adalah, seringkali orang perlu dibantu proses membelinya. Diawali dengan membuat mereka kenal, suka, dan percaya dengan kita dan produk kita terlebih dulu.

---Pertanyaan 19:

Berati harus memakai produknya ya ,saya kan produk kecantikan

Tapi saya sudah pakai jdi yang saya pakai yang kebanyakan yang di beli,pertanyaan saya ginana dengan produk yang lainnya untuk masarin dan menarik perhatiannya untuk comen 🙂

---2. Berarti ada pembeda menjual produk yg sdh sangat dikenal di masyarakat dng produk yg belum atau sedang dikenal masyarakat?_

JAWABAN:

Yup. Jangankan dari sisi keterkenalan. Jualan asuransi berbeda dengan jualan kosmetik. Jualan snack beda dengan cara jualan rumah. Cara, metode, dan copywritingnya berbeda. Nanti kita akan belajar menentukan kategori produk pas masuk bahasan tentang FCB GRID.

---Pertanyaan 20:

Saya adalah type yg jarang update status pribadi di FB. Kebanyakan saya share berita

Gimana memulai Personal Brandingnya ya coach?

---3. Berarti dasar awal dr semua itu harus personal branding dulu ya coach?_

JAWABAN:

Bukan. Dasar awalnya adalah mengenal siapa target pasar (pembeli ideal) kita. Sebab khawatirnya kita salah sasaran. Kita membuat branding yang tidak sesuai dengan karakter pasar kita. Tentang mengenal pembeli ideal, akan kita bahas besok di hari kedua. Istilah kerennya menentukan BUYER PERSONA.

4. Bagaimana jika kita adalah orang baru yg baru saja terjun berdagang sehingga blm ada personal branding?_

JAWABAN:

No problem. Mulai dengan lingkaran terdekat yang sudah kenal, suka, dan percaya pada kita. Jangan buang waktu meyakinkan orang lain yang belum kenal, suka, dan percaya pada kita.

(11)

5. Untuk mencari sasaran yg tepat dengan produk gimana coach?_

JAWABAN:

Di bahasan besok ada insyaallah.

---Pertanyaan 21:

Mencari pola marketing yang pas untuk selling gimana caranya coach ?

---6. Intinya kita hrs punya personal branding, ya kan?_

JAWABAN:

Bagaimana kalau kita simpulkan di hari kelima? Apakah benar personal branding intinya atau bukan. Hehe

7. Apakah penjelasan manfaat produk juga bagian dari proses dikenal?_

JAWABAN:

Kalau caranya tepat. Iya. Kalau tidak, malah jadi bumerang. Tunggu bahasan hari ketiga ya...

8. Merekomendasikan produk kita salah satu caranya ada orang lain yg menshare status kita, gitu ya coach?_

JAWABAN:

Salah satunya iya. Lebih lanjutnya lagi adalah pembeli mengajak teman-temannya untuk membeli dari kita.

9. Membangun personal branding dengan membangun rasa ingin tahu, rasa suka dan rasa percaya dari prospek. Begitukah kira-kira?_

JAWABAN: Bisa jadi.

10. Apakah membuat produk kita dikenal itu salah satunya dengan product knowledge?_

JAWABAN:

(12)

11. Apa pemasaran dari mulut ke mulut itu termasuk rekomendasi?_

JAWABAN: Yes.

12. Kalau kita berjualan produk yang banyak juga dijual orang lain, bagaimana caranya agar orang itu lebih tertarik dengan yang kita jual? Padahal produknya sama. Sesama reseller._

JAWABAN:

Kita harus punya pembeda. Buat penawaran yang lebih menarik. Temukan alasan mengapa mereka harus membeli dari kita, bukan dari orang lain. Apa yang membedakan? Detailnya hari ketiga insyaallah.

13. Membangun tahu, suka dan percaya apakah bisa dilakukan dengan sesering mungkin update?_

_Atau tidak terlalu sering tapi isi status kita bermanfaat atau mengedukasi calon pembeli tentang produk kita?_

JAWABAN:

Sering itu berapa kali sehari? Tidak terlalu sering itu berapa kali sehari?

Frekuensinya bebas. Pilihan saya sehari 1-3 status. Isinya campuran, tujuannya agar mereka lebih kenal, suka, dan percaya pada kita. Tidak harus melulu tentang produk.

14. Apa yg harus di kenal? Kita apa produk? Apa yang harus di suka, kita apa produk kita? Mana yg paling utama dari keduanya?_

JAWABAN:

Dua-duanya. Kalau disuruh milih, pilih kita yang dikenal. Karena kalau kita dikenal, apapun yang kita jual akan dibeli.

15. Apakah kita harus ceritakan secara gamblang siapa diri kita, atau kita biarkan teman-teman kita mengikuti status-status kita sampai mereka tau sendiri siapa dan seperti apa kita yg sebenarnya?_

JAWABAN:

Apakah ada yang perlu ditutupi dari diri kita? Orang lebih suka berinteraksi dengan orang yang terbuka dan apa adanya.

(13)

16. Bagaimana tips mengembalikan "suka" dari teman-teman di medsos yang mungkin sudah bosan dengan cuap cuap kita yang hampir tiap hari update & branding setiap hari?_

JAWABAN: Bertaubatlah!!

Kalau update kita menarik dan bermanfaat (tidak melulu jualan atau pamer diri) saya yakin tidak akan ada yang bosan.

17. Selain hypnocopywrting apa perlu juga yg namanya sasaran yg tepat buat teman d FB?_

JAWABAN:

Jelas perlu. Besok lebih detailnya.

---Pertanyaan 22:

Apakah karakter atau kepribadian seseorang berpengaruh pada cara menulis postingan, hingga berpengaruh juga pada perolehan customer?

---18. Berarti harus memakai produknya ya, saya kan produk kecantikan. Tapi saya sudah pakai jadi yang saya pakai yang kebanyakan yang dibeli, pertanyaan saya ginana dengan produk yang lainnya untuk masarin dan menarik perhatiannya untuk dikomen?

JAWABAN:

Tidak selalu harus dipakai. Saya pegang distribusi dua brand hijab. Sampai hari ini saya belum pernah pakai produknya

19. Saya adalah type yg jarang update status pribadi di FB. Kebanyakan saya share berita._

JAWABAN:

Pertanyaannya saya balik, mau dimanfaatkan untuk jualan tidak FBnya? Kalau mau. Bertaubatlah. Mulai rapikan kembali strategi jualan di FBnya.

(14)

20. Gimana memulai Personal Brandingnya ya coach?

JAWABAN:

Jawab pertanyaan ini dulu. 1) Ingin dikenal oleh siapa?

2) Ingin dikenal sebagai orang yang seperti apa?

3) Ingin dikenal sebagai orang yang ahli dalam hal apa? Itu cara memulainya.

21. Mencari pola marketing yang pas untuk selling gimana caranya coach?_

JAWABAN:

Ini yang akan kita pelajari selama lima hari ini. Stay tune.

22. Apakah karakter atau kepribadian seseorang berpengaruh pada cara menulis postingan, hingga berpengaruh juga pada perolehan customer?

JAWABAN:

Jawaban pertanyaan pertama YA. Jawaban pertanyaan kedua, BELUM TENTU.

Kepribadian kita membuat tulisan kita unik dan orisinil, membedakan gaya tulisan kita dengan orang lain.

Alhamdulillah, sudah terjawab semua ya...

Sebelum saya akhiri, saya akan bahas percobaan kita terlebih dulu. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari percobaan hari ini.

Pertama, statusnya sama tetapi responnya berbeda-beda. Betul? Ada yang cuma dikasih like,

ada yang komen, bahkan ada yang daftar - dengan menanyakan harga.

Sebuah status (alias pesan) hanya akan direspon oleh orang yang memang memiliki kebutuhan terkait. Status tentang HYPNOWRITING - cara jualan, akan direspon oleh orang-orang yang memang ingin menemukan cara jualan lewat tulisan yang lebih baik.

Maka, dalam ilmu pemasaran, antara MESSAGE (pesan) dengan MARKET (orang yang kita sasar) dan MEDIA yang kita gunakan harus selaras.

Kalau produk kita kosmetik misalnya, pastikan sebagian besar friends di BBM atau FB kita adalah wanita.

Kemudian pastikan kita sering berbagi informasi seputar tips kecantikan, cara memilih kosmetik dan sebagainya.

26/09/16, 22:01 - Darmawan Aji: Jadi, MESSAGE dan MARKETnya perlu ketemu. Cocok. Pas. Matching.

Jika tidak demikian, maka tidak banyak orang yang akan merespon status kita.

Pertanyaannya, bagaimana kalau ada yang nanya harga di status? Jawab langsung ke inbox, kemudian di komen dijawab dengan "sudah saya inbox ya mbak..."

(15)

Tujuannya adalah untuk memicu komen-komen berikutnya.

---Pertanyaan 23:

Mas aji maaf telat bertanya,

Misal qt branding dengan media fb, apa perlu kita membuat akun khusus untuk bejualan (contoh nama akun adalah nama produk atau bisnis yg kita jalanin)?

Atau ttp menggunakan fb pribadi dengan nama kita?

---Misalnya, untuk status hypnowriting tadi. Jika ada yang nanya harga dsb, bisa jawab langsung ke inbox dengan mengirim gambar ini misalnya:

Sambil tambahkan: "Ini info untuk batch berikutnyanya, kontak langsung saja. Bilang, dapet info dari Hasbi [ganti dengan nama Anda ya]" Misalnya.

Mudah.

(16)

Pelajaran kedua, saya sedang mencontohkan tahap 5 dalam pemasaran:

MEREKOMENDASIKAN.

Teman-teman ada di grup ini, artinya sudah MEMBELI dari saya. Maka, saya perlu mendorong agar teman-teman naik ke level berikutnya.

NB: tenang saja, kalau benar-benar ada yang daftar, nanti kita beri cashback Rp15.000 per peserta



---Pertanyaan 24:

Coach sya jualan tas buat sasaran yg tepat sebaiknya gimna coach

---Pelajaran Ketiga, kalimat yang saya gunakan mengandung PRE-FRAMING. Sehingga

teman-teman merasa nyaman mengikuti perintah saya. Tidak merasa terpaksa. MAka, jika kita memahami konsep PRE-FRAMING juga POLA BAHASA HIPNOTIK, kita akan lebih mudah menanamkan sugesti di benak orang lain. Bahasan detailnya di hari keempat ya.

Sekian dulu bahasan hari ini ya. Sudah lewat jauh dari jam 21.00 WIB. Semoga bahasan hari ini bermanfaat dan membuka wawasan awal.

Besok kita akan masuk ke bahasan yang jauh lebih menarik dan lebih detail. Pertanyaan yang belum terjawab, saya simpan untuk besok ya.

Saya kasih PR boleh? PR HARI #1

1) Pilih satu produk yang telah berhasil Anda jual.

2) Tulis 5-10 nama konsumen yang sudah membeli produk itu dari Anda.

3) Catat apa saja kesamaan mereka. Mulai dari kisaran umur, jenis kelamin, kota tempat tinggal/wilayah, kesukaan, minat, hobi, kisaran penghasilan, status dsb.

(17)

HARI # 2

Salam

Sudah siap mengikuti kelas hari kedua?

ELEMEN SUKSES JUALAN ONLINE

Hari ini kita akan bahas ELEMEN SUKSES jualan online. Jualan online akan sukses diukur dari tiga hal:

1. TRAFFIC - jumlah kunjungan.

2. ENGANGEMENT - interaksi; keterlibatan pengunjung. 3. CONVERSION - jumlah pengunjung yang closing.

Mohon maaf masih pakai bahasa teknis. Nanti saya buat analoginya supaya lebih dipahami. Bayangkan teman-teman punya toko di pinggir jalan.

TRAFFIC itu jumlah orang yang lewat di depan toko

ENGANGEMENT itu jumlah orang yang masuk toko, lihat-lihat, nanya-nanya CONVERSION itu jumlah orang yang benar-benar beli

Nah, jualan online. Entah pake blog, pakai web, pakai sosial media pun sama. Misalnya kita punya akun FACEBOOK.

Teman kita 3000 misalnya.

Pada saat kita membuat status. Apakah status kita dibaca oleh 3000 orang teman FB kita? Sayangnya tidak.

Paling hanya 100-300 orang teman kita. Katakanlah misalnya ada 300 yang lihat status kita. 300 orang ini lah yang dinamakan TRAFFIC (kunjungan).

Ralat:

Pada saat kita membuat status. Apakah status kita dilihat dan dibaca oleh 3000 orang teman FB kita?

(18)

Sayangnya tidak.

Paling hanya 100-300 orang teman kita. Katakanlah misalnya ada 300 yang lihat status kita. 300 orang ini lah yang dinamakan TRAFFIC (kunjungan).

Dari 300 orang yang melihat status kita, apakah semuanya membaca? Ternyata tidak. Mungkin cuma 100 yang membaca, memberi like, atau komen.

100 ini kita sebut sebagai ENGAGEMENT (keterlibatan). Dari 100 orang yang like, apakah semuanya beli?

Tidak juga. Mungkin hanya 5 orang yang beli.

5 orang yang beli ini kita sebut CONVERSION (konversi/closing)

Apakah hanya berlaku di dunia online? Tidak. Di offline pun sama. Sama seperti cerita toko di atas.

Contoh lainnya, misal Anda sebar 1000 brosur (TRAFFIC). Mungkin hanya 100 orang yang benar-benar baca dan kontak ke kita (ENGAGEMENT). Hasil akhirnya, yang beli mungkin hanya 5 orang (CONVERSION).

Jadi ini sudah hukum alam dalam dunia pemasaran. Online maupun offline.

Maka, kalau mau jualannya banyak (closingnya banyak; konversinya tinggi), TRAFFIC dan ENGAGEMENT-nya juga harus tinggi.

Nah, dari pemahaman seperti inilah kemudian para pemasar membuat model tahapan-tahapan dalam pemasaran.

Salah satu yang paling populer adalah model Hirarki Efek-nya Robert J Lavidge and Gary A Steiner.

(19)

Dalam model Hirarki Efek, Lavidge dan Steiner membagi tahapan jualan menjadi enam. Enam tahap tersebut adalah:

1. Nyadar. 2. Ngerti. 3. Suka. 4. Naksir. 5. Yakin. 6. Beli

Ini bahasa Indonesia versi saya ya. Kalau pernah baca bukunya Jendral tentang Covert Selling, mungkin akan menemukan istilah yang sama. Karena saya yang ngenalin konsep ini ke beliau. 

Gampangnya gini, orang nggak akan beli kalau dia nggak yakin dengan produknya.

Enam tahap itu urutan. Jadi kalau mau buat orang beli. Awalnya kita buat mereka nyadar bahwa kita punya produk yang bisa bantu mereka. Ngerti apa manfaat produknya. Suka, naksir,

kemudian yakin dengan produk kita.

Nah, setiap tulisan yang kita buat di medsos, memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang tujuannya sekedar bikin calon customer "nyadar", ada juga yang tujuannya membuat calon customer "beli"

Kita bahas satu per satu ya.

Level 1: Calon pembeli "nyadar" kalau kita ada, kalau kita jualan produk. Calon pembeli

"nyadar" ada produk yang bisa bantu mereka.

Saat kita baru mulai jualan, atau jualan produk baru. Mulailah dari tujuan level 1, buat temen-temen nyadar dulu. Jangan buru-buru ingin calon customer langsung beli. Karena nggak akan ngefek. Jualan itu mirip seperti ketika kita naksir seseorang. Makin kita menggebu-gebu ngejarnya, dia malah makin lari.

(20)

Level 2: Calon customer mulai "ngerti" fungsi, fitur dan manfaat dari produk kita.

Di level ini baru kita bahas lebih detail tentang manfaat dan fitur produk kita.

Level 3: Calon pembeli "mulai suka" dengan produk kita. Fitur apa saja yang dapat Anda

tampilkan untuk menarik rasa suka mereka? Bagaimana dengan foto produk Anda? Bagaimana Anda bisa memastikan calon customer suka dengan foto produk Anda? Apa fitur yang paling menarik dari produk Anda?

Level 4: Calon pembeli "naksir" dengan produk kita. Status level 3 biasanya isinya tentang

testimoni dari kita atau dari customer yang puas. Iklan yang memicu emosi suka atau tertarik. Mereka mulai paham keunikan produk kita. Kuncinya adalah iklan yang membuat calon customer "memilih" kita bukan yang lain.

Level 5: Calon pembeli mulai "yakin" dengan produk kita. Anda menyebutkan garansi dan

menghilangkan resiko yang mungkin dihadapi calon customer Anda. Kuncinya adalah JAMINAN atau GARANSI. Apa garansi bahwa produk kita sesuai dengan yang kita iklankan? Orang ga akan mau beli kalau dia yang harus nanggung RESIKO.

Level 6: Calon pembeli akhirnya benar-benar menjadi pembeli. Mereka akan membeli jika

harga < resiko yang ia ambil; manfaat > dari harga yang harus ia bayarkan. Sampai sini semoga dapat dipahami.

Jangan dibingungkan dengan level-levelnya.

Pahami saja esensinya: saat jualan sesuatu bujuk calon pembeli Anda dengan memberi mereka informasi sedikit demi sedikit...

Jangan langsung obral info.

Jadi saat mau jualan sesuatu, siapkan beberapa status. Sederhananya dibagi tiga: Status-status yang membuat calon pembeli mulai nyadar dan ngerti.

Status-status yang membuat calon pembeli suka dan naksir. Status-status yang membuat calon pembeli yakin dan beli. Supaya makin paham, saya berikan contoh ya...

Oya biar mudah, kita sebut seperti ini saja ya:

STATUS C1: Status-status yang membuat calon pembeli mulai nyadar dan ngerti. STATUS C2: Status-status yang membuat calon pembeli suka dan naksir.

(21)

Status ini kira-kira termasuk C1, C2, atau C3? Sambil latihan...

Jawaban yang benar adalah C1.

(22)

Kalau yang ini?

Status mbak Putri tadi masuk kategori C3 karena sudah cantumkan harga dan ada AJAKAN BERTINDAK (Call To Action)

(23)

Kalau yang ini?

Yang benar adalah C1... Hehe

(24)

Kalau yang ini? Betul, C2

Tapi kalau ada harga dan ajakan bertindak, masuk C3 Sudah mulai kebayang bedanya?

Status C1 biasanya hanya foto dengan caption sedikit. Cerita fitur dan manfaat juga setengah-setengah.

Status C2 mulai masuk testimoni. Cerita fitur dan manfaat produk mulai agak banyak. Tapi tidak ada ajakan bertindak.

Status C3 mulai mengajak orang bertindak (membeli, menghubungi, komen, inbox dsb). Entah secara halus maupun kasar.

(25)

Ini C2. Hanya sedikit kurang halus penyusunan kalimatnya 😁 Kalau story tellingnya diperhalus, bakal makin keren:

Orang kaya saya ini sering berlama-lama di depan komputer. Efek sampingnya, mata jadi lelah, kering...dan mulai muncul garis-garis di sekitar mata.... (terusin sendiri)

Sampai sini dulu. Biar nggak nge-hang. Ada yang mau ditanyakan? Pertanyaan:

Saya koq belum paham beda kalimat yang halus ama yang g? Jawaban:

Darmawan Aji: Abaikan saja dulu

Tips Tambahan:

Status C1 kalau bisa memunculkan rasa penasaran. Memicu like, komen, dan share. Bisa dengan survei, pertanyaan, atau sesuatu yang menarik perhatian.

(26)

Tujuannya adalah agar TRAFFIC-nya tinggi dan makin banyak orang yang ENGAGE dengan status kita.

Saya lihat, ada elemen lain yang perlu dipelajari dulu nih. Karena masih banyak yang bingung mau nulis status apa.

Gini dulu deh, kita mundur selangkah supaya bisa lompat lebih tinggi. Oke?

Sebelum memikirkan mau nulis apa, ada dua hal yang perlu benar-benar kita pahami sebagai penjual.

Pertama, apa manfaat produk kita. Kedua, siapa "jodoh" dari produk kita. Karena setiap produk pasti ada jodohnya.

Caranya bagaimana? Yaitu dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Sebenarnya Anda menjual apa?

2. Siapa yang membutuhkan produk Anda?

STUDI KASUS

Kita buat studi kasus dari jawaban bu Siti Mariana ya. Boleh bu Siti?

Kosmetik yg ibu jual saya yakin banyak jenisnya. Sekarang silakan ibu pilih salah satu saja. Kalau sudah, boleh disebutkan.

Silakan... "Lipstik"

Oke. Lipstiknya cuma satu macam atau ada bermacam-macam bu? Kalau banyak macam, pilih salah satu. Boleh sebut jenis dan merek.

(27)

Yang ini ya bu?

Siapa saja kira-kira orang yang memerlukan merk the one ini?

Atau dalam bentuk lain pertanyaannya, siapa yang cocok menggunakan lipstik merk the one ini?

Wanita, kisaran usia 20thn ke atas Pasti wanita lah pak.

Kisaran iya di atas 20 tahun

- wanita karier atau ibu rumah tangga? - kisaran penghasilan?

- tinggal di kota atau pedesaan?

TIPS: saat mau menulis status, bayangkan 1 orang saja yang akan Anda buju.

Wanita karir dan ibu rumah tangga. Gk menentu.

Di kota dan pedesaan..

TIPS: saat mau menulis status, bayangkan 1 orang saja yang akan Anda bujuk.

Wanita karir dan ibu rumah tangga. Gk menentu.

Di kota dan pedesaan..

Kita akan sulit membuat status promo kalau semua diiyakan 

(28)

Kisarn pnghasilan > 1jt

Kota, desa yang dekat kota (suburban) Nah, ini lebih spesifik.

Pertanyaan:

Terkait kecantikan, apa yang diinginkan oleh mereka? Terkait kecantikan, apa yang ditakutkan oleh mereka? Terkait kecantikan, apa yang jadi masalah bagi mereka?

Yang ini coach lipstik the one

Terlihat lebih muda dr umur sebenarnya Tampak lebih tua dari umurnya

Penuaan dini Good...

(29)

Terkait lipstik, apa yang diinginkan oleh mereka? Terkait lipstik, apa yang ditakutkan oleh mereka? Terkait lipstik, apa yang jadi masalah bagi mereka? Awet, tahan lama, colourfull

Terlihat lebih tua, cepat pudar warnanya. 27/09/16, 21:38 - Darmawan Aji: Nice... Terlihat cantik dengan kosmetik yg dipakai Takut gak cocok produknya

Maslahnya biaya yg dikeluarkan unt produk kecantikan Tidak nempek saat minum

Saat memakai membuat senyum semakin mempesona Terlalu norak dilihat

Lipstik yang tidak aman untuk kesehatan bibirnya

Pertanyaan berikutnya.

Biasanya bagaimana perilaku pembelian mereka?

Contoh: lihat-lihat katalog dulu cobain, ngaca, baru memutuskan beli. Bibir yg cantik.

Takut gk bagus di bibir.

Mengelupas,kering dan pecah2. Bikin bibir terlihat lbh indah Takut iritasi, gak cocok.

Harganya mahal, kandungan didalamnya apa aman OK.. cukup dulu. Lanjut pertanyaan berikutnya.

Liat-liat katalog, nanya mana tester nya, trs ada yang bilang mahal, bandingin dengan lipstik lain.

Biasanya bagaimana perilaku pembelian mereka?

Contoh: lihat-lihat katalog dulu cobain, ngaca, baru memutuskan beli.

Coba-coba tester, ngaca, seneng kalau dipuji tambah fresh, tanya harga, nawar-nawar, beli

Biasanya bagaimana perilaku pembelian mereka?

Contoh: lihat-lihat katalog dulu (A) --> cobain (B) --> ngaca (D), --> baru memutuskan beli (D). A --> B --> C ---> D

Kalau beli online perilakunya bagaimana? Apakah sama? Lihat katalog – Tanya-tanya - beli

Online : liat katalog - liat review produk/testi - tanya harga+ongkir - beli. Kalau online, lbh mengamati status dan postingan produk kita dulu Kalau sudah yakin itu worthed, bermanfaat, baru beli

(30)

Sekarang, masuk ke keunggulan produknya.

Masalah kecantikan apa yang diselesaikan oleh lipstik the one? Masalah lipstik apa yang diselesaikan oleh lipstik the one? Apa perbedaan lipstik the one dengan lipstik lainnya di pasaran?

Upload foto kita dgn lipstik yg mau di jual --> foto semua warna lebih bagus --> yang tertarik tanya harga --> beli

Kecantikan di bibir. Lipstiknya lebih bagus.

Perbedaan nya gak ada mercurinya..

Harus menjawab masalah ini ya... Juga masalah ini.

Kalau nggak. Nggak akan nyambung. Nggak akan ada yg beli

Bibir yg terlihat lebih indah

Kandungan lipstik the one yang alami, tidak bermercury Pertanyaan terakhir:

Apa alasan mereka tidak mau membeli lipstik the one?

Pertanyaan terakhir ini jarang kita pikirkan. Sehingga ketika mereka tidak mau beli, kita bingung. Panik.

Mahal coach

Harga tdk sesuai budget Kemahalan

Kemungkinan tidak beli karna harga nya menurut mereka mahal, dan ada juga yang beralasan lipstik the one kurang tahan lama.

Karna sebagian terlalu suka lipstik yg bs tahan 1 harian ga ilang2, padahal banyak kandungan kimia nya.

Masih ragu apa warananya cocok atau tidak sama kulit, karena gak bisa dicoba Masalah harga..

Ragu gak sesuai seperti keinginan mereka..

Takut di tipu krn pembeli blm mengenal kita sblm ny

Biasanya krn harga dan pribadi sipenjual yg kurang dikenal. Bisa juga karena belum butuh banget produknya. Cuma sekedar tertarik... Mungkin krn diskon

Ok... Cukup ya...

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda akan semakin mengenali produk Anda. Anda juga mulai mengenal karakter calon pembeli Anda.

Dan secara tidak langsung, Anda sudah punya bahan mentah untuk membuat status-status promosi.

(31)

pagi ya.

Seperti biasa, ini ada PR untuk hari kedua.

PRnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas untuk produk Anda. Jawab di link ini ya >> https://darmawanaji.typeform.com/to/t9P0Y9

(32)

HARI # 3

Assalamu'alaikum! Kita mulai ya...

Saya mulai dengan sebuah cerita.

Pikirkan seorang pemuda ganteng, jomblo, namanya Agus.

Di sebuah acara reuni SMA, dia bertemu dengan seorang gadis. Gadis ini menarik

perhatiannya. Cara gadis itu berbusana dan berbusana benar-benar membuat Agus penasaran. Seingat dia, semasa SMA dia tidak pernah bertemu dengan gadis ini. Baru di tempat inilah ia menyadari ada gadis semacam ini di SMAnya >> AWARENESS.

Gadis itu pun mengenalkan diri, namanya Ani. Mereka pun mulai berbincang-bincang. Dari perbincangan itulah Agus baru mengetahui bahwa Ani ternyata teman seangkatannya dulu di SMA >> KNOWLEDGE.

Selama perbincangan, Agus semakin tertarik dengan si Ani. Sikap dan tutur katanya membuat Agus menyukainya >> LIKING.

Perbincangan makin dalam. Agus pun semakin mengenal sosok Ani. Pengetahuan dan pengalaman Ani membuat Agus semakin naksir. Agus pun berpikir, mungkin gadis di hadapannya inilah jodohnya >> PREFERENCE.

Namun, tentu saja, untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, obrolan sesaat ini tidak bisa dijadikan pegangan. Selesai acara reuni, Agus mulai “menyelidiki” si Ani. Dia bertanya ke teman-teman si Ani, tentang karakternya, kebiasaannya, sifatnya. Agus perlu meyakini bahwa Ani benar-benar tepat untuknya. Sampai kemudian, Agus memutuskan. Ya, Ani adalah sosok wanita yang tepat mendampinginya >> CONVICTION.

Agus segera menemui Ayah si Ani. Menyatakan niatnya. Ayahnya menyambut gembira. Agus pun akhirnya menikah dengan Ani… >> PURCHASE.

(33)

Jadi, antara apa yang saya sampaikan di hari pertama tentang TUJUAN PEMASARAN sangat terkait dengan materi kemarin.

Perhatikan tabel di atas. C3 saya pecah jadi dua jadi C3 dan C4 supaya lebih memudahkan. Membaca cerita Agus-Ani dan Tabel di atas membuat teman-teman makin paham dengan materi hari pertama dan kedua bukan?

Nah, PR hari pertama dan hari kedua pun terkait.

Di PR hari pertama, kita mengenali kesamaan yg umum di antara pelanggan kita. Maka seharusnya, kita akan lebih mudah saat menentukan profil pelanggan ideal yang ditugaskan di hari kedua.

Hanya saja, saya melihat kesamaan yang menarik di PR hari kedua. Rata-rata jawaban pertanyaan terakhir sama.

MAHAL!

Pertanyaannya, kapan seseorang mengatakan sebuah produk itu mahal? Karena kata mahal yang dipikirkan, dibayangkan, diucapkan dan dituliskan klien itu punya banyak arti.

a. Mahal bisa berarti: "Saya tertarik, tapi saya tidak punya uangnya" b. Mahal bisa berarti: "Saya tidak tertarik, saya tidak butuh produknya" c. Mahal bisa berarti: "Saya mau beli, boleh nyicil?"

d. Mahal bisa berarti: "Boleh kasih diskon?"

e. Mahal bisa berarti: "Saya mau beli ke temen dekat saja"

f. Mahal juga bisa berarti: "Saya takut nanti udah beli malah nggak cocok"

Selama kita menyampaikan PESAN PEMASARAN kita kepada ORANG YANG TEPAT melalui MEDIA YANG TEPAT dengan CARA YANG TEPAT, tidak akan muncul kata mahal.

(34)

Misal saya buka layanan coaching personal untuk seseorang. Biayanya 1 juta sekali ketemu (kurang lebih 1 jam). Kira-kira mahal atau murah?

Sebagian orang akan sebut mahal.

Namun, bila ternyata layanan coaching tersebut dapat membantu orang tersebut untuk lebih produktif sehingga profit yang ia hasilkan naik dari 10 juta per bulan menjadi 20 juta per bulan, masih mahal atau tidak?

Kemudian, jika saya berikan garansi. Kalau tidak puas dengan pertemuan tersebut saya akan kembalikan biayanya 100% tanpa ditanya, masih kah disebut mahal?

Saya kira tidak. Mahal murah itu persepsi. Orang akan membandingkan antara HARGA dengan NILAI yang ia dapat dan potensi RESIKOnya.

Selama kita dapat meyakinkan calon pembeli tentang NILAI/MANFAAT yang akan ia dapat..jauuuh..melampaui HARGA dan RESIKOnya, mereka akan bilang: MURAH! Inilah pentingnya kita mengedukasi pasar dengan informasi C1...C2...C3...

Sehingga pada saat C4, terjadilah PEMBELIAN

Ingat prinsip yang kita pelajari di hari pertama: Pemasaran/Penjualan itu Proses. Hasil itu tercipta dari Disiplin/Konsistensi...

*TANYA JAWAB HARI #2*

Nah, sekarang saya jawab pertanyaan-pertanyaan yang tersisa dulu ya. Nanti materi saya tambahkan setelah pertanyaan terjawab.

PERTANYAAN

1. Misal kita branding dengan media FB, apa perlu kita membuat akun khusus untuk bejualan (contoh nama akun adalah nama produk atau bisnis yg kita jalanin)? Atau ttp menggunakan FB pribadi dengan nama kita?

2. Coach saya jualan tas buat sasaran yg tepat sebaiknya gimana coach?

3. Klo C1 aja gak ada respon, berarti gak ada minat d gak butuh d merasa gak Untung. Jadi, tidak perlu diteruskan C2 dan C3 nya, betulkah begini? Alias gak jodoh, MESSAGE dan MARKETnya tidak ketemu. Tidak Cocok. Tidak Pas. Tidak Matching. Begitu ya? 4. C2 dan C3 itu kapan penulisannya? Nunggu C1 ada komen atau langsung saja? 5. Ilmu hypnowritting ini bisakah di duetkan dengan ilmu covert selling mas? Soalnya

selama ini pakai CS kalau jualan :)

6. Suka nge-blank bikin status apa, Inspirasi buat bikin status apa saja pak

7. Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang kenal sama kita atau produk kita?

(35)

8. Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang suka/naksir sama kita atau produk kita?

9. Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang yakin&beli sama kita atau produk kita?

Saya jawab satu per satu ya.

1. Misal kita branding dengan media FB, apa perlu kita membuat akun khusus untuk bejualan (contoh nama akun adalah nama produk atau bisnis yg kita jalanin)? Atau ttp menggunakan FB pribadi dengan nama kita?

JAWABAN:

FB pribadi tetap menggunakan nama kita. Karena sudah aturan dari Facebook FB pribadi harus menggunakan nama asli.

Jualannya dimana? Ada beberapa opsi.

Pertama, di FB pribadi kita. Tapi tidak boleh terlalu "overt" (terbuka) atau "hard selling."

Silakan diatur se-"covert" (terselubung) dan se-"soft" mungkin. Karena FB pada dasarnya akun pertemanan bukan penjualan.

Kedua, menggunakan grup. Jadi kita buat grup khusus yang isinya orang-orang yang

sesuai dengan target market kita. Tentu saja, Anda perlu menawarkan benefit sehingga orang-orang mau bergabung di grup Anda. Ingat, jangan masuk-masukan orang ke grup tanpa ijin.

Ketiga, menggunakan FP (Fan Page). FP adalah halaman khusus yang di facebook yang

memang diperuntukkan sebagai tempat jualan. Enaknya memiliki FP adalah kita bisa menjangkau pengguna facebook di seluruh dunia meskipun mereka bukan teman kita dengan layanan FB Ads. Tentu saja ada biaya yang kita keluarkan untuk ini. Namun sangat terjangkau dan masuk akal lah. Salah satu klien saya meningkat omsetnya dari 7 juta jadi 15 juta hanya dengan bermodal 500ribu seminggu untuk bayar FB Ads. TErkait hal ini, di grup ini ada ahlinya, namanya mas Fuad. Yang butuh kontak beliau japri ke saya saja.

Keempat, kombinasi antara FB personal, grup dan FP. Saya pakai cara yang keempat ini.

2. Saya termasuk orang yg jarang upload testomoni cust. Seberapa penting testimoni pembeli unt produk kita?

JAWABAN:

Saya juga termasuk orang yang jarang mengupload testimoni. Namun, saya

memanfaatkannya dengan cara yang berbeda. Saya mengandalkan REFERENSI dari klien yang puas. Jadi, saya minta mereka merekomendasikan produk/jasa kita ke

rekan-rekannya. Referensi dari klien yang puas merupakan testimoni yang lebih kuat daripada testimoni yang diupload.

(36)

Namun, jika kita belum bisa mengoptimalkan referensi/rekomendasi, mau tidak mau kita perlu upload testimoni dari pelanggan kita.

3. Coach saya jualan tas. Membuat sasaran yg tepat sebaiknya gimana coach?

JAWABAN:

Asumsi saya, sasaran yang dimaksud adalah target pasar yang tepat. Caranya mudah, jawab pertanyaan ini:

1. Produk tas Anda cocok untuk siapa?

2. Siapakah orang yang tidak bermasalah dengan harga tas Anda?

Detailnya, kerjakan PR yang kemarin. Nanti kita akan menemukan profil sasaran yang tepat dengan produk kita. Jika profil sudah ketemu, berikutnya kita perlu pikirkan:

1. Bagaimana cara terbaik menghubungi mereka? 2. Dimana biasanya mereka berkumpul?

3. Media apa yang bisa kita gunakan untuk menyampaikan pesan kita kepada mereka? Jawaban di atas berlaku juga untuk produk lain ya...

4. Klo C1 aja gak ada respon, berarti gak ada minat d gak butuh d merasa gak Untung. Jadi, tidak perlu diteruskan C2 dan C3 nya, betulkah begini? Alias gak jodoh,

MESSAGE dan MARKETnya tidak ketemu. Tidak Cocok. Tidak Pas. Tidak Matching. Begitu ya?

JAWABAN: Bisa jadi

Ada beberapa kemungkinan.

1. Pasarnya tepat, pesannya kurang tepat. 2. Pesannya tepat, pasarnya tidak tepat.

Coba dulu dites dengan berbagai pesan C1...lanjut C2...kemudian C3 Misal 12 status C1, 4 status C2, 1 status C3

Lihat responnya.

(37)

responnya bagus, kita persering. Atau kalau kita menggunakan Fan Page, kita SCALING UP (perbesar jangkauannya) dengan FB Ads.

5. C2dan C3 itu kapan penulisannya? Nunggu C1 ada komen atau langsung saja?

JAWABAN:

Tidak ada aturan. Namun saran untuk pemula adalah 9 : 3 : 1 3 status C1 lanjut 1 status C2

Ulangi 3x

Setelah itu baru posting status C3 Kalau sehari 3x posting, hanya 3 hari.

6. Cara mengetahui di mana biasa ny calon target market kita berkumpul gmn mas? Klo offline mgkn oke lah tp klo online, saya bingung

JAWABAN:

Justru lebih mudah. Kalau di facebook, mereka berkumpul di grup dan Fan Page terkait minatnya. Di IG, mereka follow orang/produk yang sesuai minatnya. Di Kaskus mereka berkumpul di forum-forum.

Kebetulan di Facebook saya pakai tools premium untuk searching. Jadi kalau mau nyari apa-apa gampang.

(38)

Misal saya search grup yang bahas tentang hijab

Langsung ketemu.

Begitu grupnya ketemu, kita bisa langsung nyemplung. Lihat siapa yang aktif (terutama aktif nanyain harga) di grup...lalu add sebagai friend

Jadi teman-teman kita benar-benar tertarget.

Nanti kalau tool premium ini dijual lagi, saya infoin deh.

7. Kalau C3 selain mengajak untuk bertindak apakah harus mencantumkan harga di status kita, seperti contoh kemarin punyanya mb Putri, apakah nanti bisa mengurangi rasa penasaran calon customer untuk berinteraksi lebih lanjut dengan penjual?

(39)

JAWABAN:

Namanya juga C3. Jadi bukan waktunya bikin penasaran. Maka, sebelum C3 seharusnya ada C1 dan C2 dulu. C1 dan C2 lah yang niatnya dipakai untuk menciptakan interaksi.

8. Ilmu hypnowritting ini bisakah di duetkan dengan ilmu covert selling mas? Soalnya selama ini pakai CS kalau jualan :)

JAWABAN:

Bisa. Ini hanya penamaan saja kok. Kebetulan saya dan jendral sekantor, jadi tahu sama tahu.

Di Hypnowriting kita boleh overt boleh covert juga. Bisa terbuka bisa terselubung.

9. Suka nge-blank bikin status apa, Inspirasi buat bikin status apa saja pak?

JAWABAN:

Banyak baca. Mudah nulis.

10. Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang kenal sama kita atau produk kita?

Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang suka/naksir sama kita atau produk kita?

Bagaimana caranya atau apa saja yg harus di perhatiin untuk membuat status yang membuat orang yakin&beli sama kita atau produk kita?

JAWABAN:

Sebagian sudah terjawab dari tabel yang saya upload di awal sesi. Sebagian lainnya akan terjawab setelah kuliah ini selesai. Hehe... Karena memang tujuan kuliah ini adalah kita mampu membuat tulisan yang membuat orang tahu, suka, dan percaya pada kita.

11. Saya sudah beli the graph setahun lalu...bingung pakenya pak...

JAWABAN:

Justru karena bingung harus sering dipake. Ingat tiga level ilmu: mengetahui, memahami, menggunakan... Kalau belum tau, belajar dulu cari ilmunya. Hehehe...

Alhamdulillah sudah terjawab semua. Ada pertanyaan lagi kah?

(40)

Copywriting = tulisan yang dimaksudkan untuk promosi atau jualan.

12. Tool premium untuk searching maksdnya bagaimana coach?

JAWABAN:

Itu semacam software tambahan untuk mencari informasi di Facebook bu.

Jadi membuat copywriting itu sederhana. Kita cukup ceritakan kondisi SEBELUM dan

SESUDAH calon pembeli kita menggunakan produk kita. Selesai.

Hanya tentu saja, kita perlu membuatnya detail supaya menarik. Teman-teman bisa gunakan template ini misalnya:

(41)

Ini saya adaptasi dari apa yang diajarkan guru internet marketing saya, om Ryan Deiss. Contoh penggunaannya. Saya mau jual training online yang membahas tentang

PRODUKTIVITAS dan CARA MENGORGANISIR HIDUP.

Maka, sebelum saya membuat materi iklannya, saya akan mengisi tabel di atas dulu. Hasilnya seperti ini:

Target Pasarnya pekerja mandiri (self-employee) dan profesional.

(42)

Saya sudah kebayang sekitar 3-4 macam copywriting untuk menginfokan training online tersebut berbekal isian tabel di atas.

Misal salah satu yang kebayang:

BOSAN MENJADI ORANG RATA-RATA?

Banyak orang ingin hidupnya berhasil dan bahagia. Seimbang antara kehidupan karir dengan keluarganya. Sehingga mereka pun memutuskan untuk bekerja mandiri.

Sebagian mencari keberuntungan dengan berwirausaha kecil-kecilan. Sebagian lagi bergabung dengan perusahaan pemasaran jaringan. Sebagiannya lagi menjadi agen asuransi.

Namun ternyata, meniti karier sebagai pekerja mandiri tidak semudah yang dibayangkan. Kita perlu mampu memotivasi diri sendiri. Mengatur aktivitas dengan baik. Membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga. Sayangnya, sebagian besar dari kita tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melakukannya.

Alhasil, keluarga merasa ditinggalkan. Pekerjaan rumah menumpuk. Prospek lupa difollowup. Kita tidak optimal di pekerjaan. Tidak optimal pula di keluarga. Kita hanya menjadi orang rata-rata. Bukan pemain profesional, melainkan hanya amatiran... Mau sampai kapan seperti ini? Coba bayangkan, apa yang terjadi bila Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:

 memotivasi diri sendiri, kapanpun dimanapun.

 mengorganisir aktivitas secara lebih cantik sehingga Anda menjadi orang yang selalu siap saat bertemu kesempatan.

 mampu mengatur fokus. Kapan fokus di keluarga, kapan fokus di kerjaan.

 menyelesaikan urusan rumah sama baiknya dengan menyelesaikan urusan bisnis dan kerjaan.

Apa yang akan terjadi? ...bla...bla...bla...

13. Sebelum berarti "bayangan" keseharian target sesudah harapan sesudah training ya mas....keduanya cuma bayangan kita ya?

JAWABAN:

Yap. Bayangan dan hasil pengamatan kita.

Dengan bekal tabel di atas, kita juga bisa buat status C1, C2, C3... Cukup ambil informasinya sebagian-sebagian.

(43)

Mana yang mencerminkan kehidupan teman-teman? Atau begini:

Keinginan kita lebih banyak dari waktu kita. Setuju? Share kalau setuju ya...

Pasti banyak yang akan share 😁

14. Klo usahanya di bidang fashion kayak saya mas, apa perlu buat tabel kayak gini mas?

JAWABAN:

Perlu nggak kira-kira? Hehehe

Nanti saya upload di FB gambar-gambarnya. Share ya

(44)

Saya kasih PR ya... Boleh.

PEKERJAAN RUMAH HARI KE 3

PR di sini >> https://darmawanaji.typeform.com/to/StuDTT

15. Dimana kita bisa mencari jawab dari pertanyaan2 di table ini pak?

JAWABAN:

Bisa dipikirkan dan dibayangkan sendiri. Tanya ke konsumen: apa bedanya sebelum dan sesudah menggunakan produk kita. Riset di internet. Dsb.

Yup, PRnya menjawab pertanyaan seperti tabel di atas.

16. Untuk mengetahui alternatif alasan konsumen merasa mahal terhadap produk kita,kalimat macam apa yg sebaiknya kita gunakan untuk menggali lnformasi coach?

JAWABAN:

Langkah terbaik adalah mencegahnya. Caranya adalah dengan menyampaikan harga berbarengan dengan berbagai benefitnya. "Harga buku anak ini Rp.2 Juta. Sebagian orang menganggap mahal. Padahal jika dibandingkan manfaatnya, harga ini sangatlah murah. Kenapa murah? Karena...(sebut berbagai manfaatnya)"

Kalau sudah terjadi. Tanyakan: "Seandainya uang tidak masalah bagi ibu, apakah ibu akan tetap membelinya?" Kemudian perjelas dan tambahkan benefitnya.

Kalau nebeng buatan orang lain, jangan sekali-sekali jualan langsung. Tidak etis. Sebaiknya gunakan pendekatan jualan terselubung. Seperti saya jualan jasa FB Ads-nya mas Fuad di atas misalnya.

Kalau masalahnya bukan di uang, melainkan di benefitnya. Cek: 1. Apakah dia prospek yang tepat.?

2. Apakah manfaat yang kita jelaskan sudah cukup jelas? Hehe...

17. Coach mau nanya, gimana menurut coach kalo kita bikin status pake aplikasi manage status. Seperti hootsuite,dll.. ?

JAWABAN: Sangat oke.

18. Kalau yg gini gimana ngatasinya?

(45)

JAWABAN:

Ini tandanya kita masih kurang disuka atau dipercaya. Tidak bisa diatasi saat itu juga. Kita perlu bangun kepercayaan di awal. Kalem saja, rejeki nggak akan kemana. Tak perlu terlalu memaksa/mendorong, bisa jadi justru dia semakin tidak suka. Tetap bangun hubungan baik. Suatu saat jika memang rejekinya, dia akan beli ke kita. Sy sudah buktikan. Ajukan proposal pelatihan, ditolak. Malah perusahaan itu pake temen saya. Dua tahun kemudian baru dapat projectnya. Karena tetap membangun hubungan baik dengan mereka.

19. Coach bsgaimana mengatur waktu buat status jualan, buat status promo hypnowriting dan beri motivasi, sebaiknya di jam2 berapa aja coach?

JAWABAN: Pagi 1-2 status

Siang jam makan siang 1-2 status Malam 1-2 status

bebas ditribusinya, kapan motivasi kapan jualan. Yang jelas, kalau status jualan saya tematik. Kalau hari ini ngobroli buku facebook marketing, maka seharian saya statusnya terkait buku facebook marketing itu.

(46)

HARI # 4

TANYA JAWAB

Saya nyicil JAWAB PERTANYAAN ya...

Saya iklan fb ads, yg like banyak, tp blm ada yg closing seminggu ini.

Seharusnya muatan iklan fb ads begini c1, c2 atau lgsg c3 ya? Sy slama ini lgsg c3, gagal.

Jika berkenan mengevaluasi muatan iklan sy di page saya coach, fp: rumah baju renang. Terima kasih.

JAWABAN:

Bukan gagal, namun mendapat informasi tentang apa yang tidak berhasil. Informasi itu mahal ;) Kalau like banyak namun belum ada yang closing, saya perlu tanya dulu:

FB Ads-nya pakai Promosikan Halaman atau Promosikan Status? Kalau fokusnya ke closing, pakai yang kedua: promosikan status.

Kalau sudah pakai yang "promosikan status" namun tidak ada closing, kita perlu curiga salah satu hal:

1. Jangan-jangan target marketnya belum tepat (cek fitur demografi, interest, behavior yang dipakai).

2. Atau penawarannya kurang menggigit sehingga diabaikan oleh audiens.

Minta masukan coach Aji. Semalam coba bikin status C1 (Gara Gara Facebook) seperti ini. Awareness bukan ya? Jika berlanjut pagi ini masih C1 dengan Knowledge, apakah langsung dengan menyebutkan detail produk, misal detail isi buku?

JAWABAN:

Bisa. Difoto daftar isinya terus ditutup sebagian biar pada penasaran. Misalnya seperti ini:

(47)

Ada yang tahu yg saya tutup tulisannya apa?

Sy tau itu dr buku Facebook Marketing Rocks, hal 2: dunia facebook, hal 7: edgerank, hal 10: events, hal 15: the objectives

(48)

Coach nanya nih.. Tentang fb ads. Misal pake 'sent people to your web' dengan tujuan langsung isi 'form info' atau 'form daftar join'.. Itu kalau mau efektif, cara setting audience nya gimana ya? Biar tepat sasaran.. Mohon pencerahannya..

JAWABAN:

Tidak akan efektif kang. Kalau mau dibuat sales page atau landing page-nya, dari sales page baru arahkan ke form isian.

Landing page tujuannya ngumpulin leads (data calon konsumen). Biasanya isinya menawarkan sesuatu yang gratis. Ditukar dengan data mereka. Contoh salah satu punya saya:

http://eepurl.com/buyfl9

Sales page targetnya konversi. Jualan. Contoh salah satu punya saya: http://jagohipnoterapi.com

29/09/16, 16:49 - Darmawan Aji: Nah, setting audiensnya beda-beda. Tergantung siapa yang mau disasar. Agak panjang bahasannya :D

Sekarang saya pake Custom Audience + Create Look a Like + Pixels supaya lebih tajam audiensnya.

Bahasa Langit

Kuncinya adalah Belajar

Saya juga dulu nggak ngerti. Belajar + praktik trial and error 3 bulan baru ngerti.

---KULIAH WHATSAPP "HYPNOWRITING HARI KE 4"

Assalamu'alaikum!

Sudah siap belajar di sesi ke-4 ini? Mari kita mulai dengan basmallah..

Oya, biar mudah tulisan untuk promosi alias copywriting kita sebut copy saja ya. Biar nyambung kalau ngobrol dengan orang-orang advertising.

Saya awali dengan pertanyaan,

Kira-kira copy untuk jualan asuransi sama nggak strukturnya (bukan isinya) dengan jualan kosmetik?

Copy jualan permen sama nggak stukturnya dengan jualan parfum? Copy jualan selotip sama nggak strukturnya dengan jualan rumah? Nanti kita simpulkan bareng-bareng di akhir ya...

Pertanyaan berikutnya,

Proses seorang pembeli saat memutuskan membeli sesuatu sama atau berbeda-beda kira-kira?

(49)

sama atau berbeda?

Nah, mari kita bahas. Pelan-pelan.

Pertama dari sisi *keterlibatan* calon pembeli. Ada produk-produk yang membutuhkan

keterlibatan aktif si pembeli pada proses pembeliannya. Misalnya: beli rumah, beli asuransi, beli mobil untuk bisnis. Namun di luar itu, ada produk-produk yang pembelinya pasif. Tidak begitu aktif (entah aktif bertanya, meminta informasi dsb). Misalnya: coklat, permen, selotip, ballpoint. Betul?

Beli baju aktif nggak pembelinya?

aktif, milih warna, ukuran, model

Beli peniti, aktif nggak pembelinya? Mikir, membayangkan, nanya info detail dsb...

tidak aktiv

Beli lem kertas di alfam*rt, aktif atau pasif pembelinya?

Tidak

Mulai paham nih...

Kita tingkatkan kesulitannya Pemahan Dasar

Aktif pasif bukan tindakannya, namun proses ngambil keputusannya.

Beli snack di Indom*rt, aktif atau pasif?

Yes. Cenderungnya pasif. Kalau sudah suka sama sebuah merek, biasanya kita belinya itu-itu aja. Masuk Indom*rt langsung ambil di tempatnya.

Beli parfum, aktif atau pasif?

Nah, mulai nih. Ternyata ada produk-produk yang semi-semi. Semi aktif semi pasif...

Beli handphone?

Aktif

Banyak nanya fitur, harga dan lain lain Yup. Makin paham ya...

Yoghurt?

Pasif

Lipstick?

Aktif

Kalau beli lipstick merk baru untuk pertama kalinya, aktif atau pasif?

Hehe...jadi aktif ya.

Cara membedakannya simpelnya gini.

AKTIF itu kita nyoba dulu, nanya dulu, mastiin dulu baru berani beli.

PASIF itu beli dulu juga nggak masalah. Kalau nggak suka tinggal kasih ke orang lain atau nggak usah beli lagi.

(50)

Makanya, lipstik mahal, gaun, jam tangan, handphone pasti AKTIF. Yoghrut, snack, lem kertas pasti PASIF.

Kebayang?

Jadi, kira-kira cara jualannya, cara ngiklannya, cara promosinya sama atau berbeda?

Beda

Nah, benar Ada kecenderungan produk harga mahal itu AKTIF. Harga murah itu PASIF, karena orang beli nggak ada resiko.

Dilihat dari *keterlibatan*. Produk juga bisa dibedakan dari sisi *proses internal* calon pembeli. Ada produk yang dibelinya pake mikir (thinking), ada produk yang dibelinya lebih banyak pake perasaan (feeling).

Mari kita tes.

Beli gaun, lebih banyak thinking atau feeling?

feeling

Beli rumah, banyak di thinking atau feeling?

Thinking

Beli kosmetik?

Beli kosmetik pake feeling. Karena kalau sudah suka, nggak peduli harganya wajar atau nggak. dan

DISKON memang membuat otak berpikir kita ke-bypass 😄 Nah, kita bisa lihat.

Beli asuransi itu thinking - aktif. Beli rumah itu thinking - aktif. Beli gaun itu feeling - aktif. Beli kosmetik itu feeling - aktif.

Ada nggak produk yang dibeli dengan thinking -pasif atau feeling-pasif? Sepatu, feeling-aktif.

Coklat permen >> feeling-pasif.

Selotip; lem kertas; peniti >> thinking-pasif. Mulai kebayang?

Kenapa coklat nggak feeling aktif? Karena kita beli, nggak suka bisa kasih ke orang. Betul? Minim resiko.

Tas feeling aktif betul.

(51)

Cara membedakannya simpelnya gini.

AKTIF itu kita nyoba dulu, nanya dulu, mastiin dulu baru berani beli.

PASIF itu beli dulu juga nggak masalah. Kalau nggak suka tinggal kasih ke orang lain atau nggak usah beli lagi.

Ada matriknya, seperti ini:

Ada 4 kategori produk.

1. Informatif (keterlibatan aktif/thinking). Proses pembeliannya, calon pembeli pelajari (learn) dulu fitur-manfaat-resiko, kalau cocok (feel) baru beli (do). Contoh: rumah, asuransi, kendaraan bisnis.

2. Afektif (keterlibatan aktif/feeling). Proses pembeliannya, calon pembeli mencoba membayangkan dan merasakan (ngaca, berkhayal dsb). Baru pelajari fitur-manfaat-resikonya (learn), kalau masuk akal baru beli (do). Contoh: gaun, kosmetik, parfum. 3. Pembiasaan (keterlibatan pasif/thinking). Beli dulu (do), baru pelajari informasinya

(learn), kemudian baru dirasakan cocok nggaknya (feel). Contoh: lem kertas, peniti, selotip.

4. Kepuasan (keterlibatan pasif/feeling). Beli dulu (do), ngerasain (feel), baru cari informasi lebih banyak (learn). Contoh: coklat, snack, yoghurt.

(52)

Mobil keluarga, itu antara thinking dan feeling, dan membutuhkan keterlibatan aktif dari calon pembeli.

Mobil keluarga. Di satu sisi membayangkan dan merasakan kerennya sekeluarga pake mobil (feeling), di sisi lain mikir dan mempertimbangkan fiturnya (logic/thinking)

Jadi ini bukan pengkotak-kotakan, ini mirip seperti radar. Dimana posisi produk kita berada. Apa manfaatnya memahami posisi kita di FCB Grid di atas? Kita bisa menentukan bentuk copy dan strategi promo yang pas.

Kategori 1: copynya perlu panjang, fitur perlu dijelaskan secara detail, kalau bisa ada

demonstrasi (langsung atau video) lebih bagus.

Kategori 2: gambar harus gede, jelas, menarik. Mengandung unsur emosional. Kalau ada

gambar orang ganteng/cantik lebih bagus. Iklannya perlu menonjolkan bahwa ini adalah lifestyle (gaya hidup), orang perlu merasa bangga ketika menggunakannya.

Kategori 3: biasanya produk komoditas. Orang beli karena terbiasa. Nggak akan banyak mikir.

Maka strategi yang paling cocok adalah frekuensi iklannya harus sering. Repetisi. Pengulangan supaya konsumen ingat.

Kategori 4: orang beli karena impuls. keinginan sesaat. Strateginya, simpan produk di lokasi

(53)

kategori ini: permen, jajanan anak, coklat, rokok).

Kesimpulannya, Kategori 1 dan 2 copynya jelas lebih panjang dibandingkan kategori 3 dan 4. Pernah dengar AIDA?

Struktur copywriting paling kuno sedunia.

St. Elmo Lewis, pioner industri iklan di Amerika pada awal tahun 1900-an, pernah menuliskan sebagai berikut:

"Misi dari sebuah iklan adalah menarik (attract) pembacanya, sehingga ia mau melihat iklan tersebut dan mulai membacanya; kemudian membangkitkan ketertarikan (interest); membuatnya yakin (convince), sehingga ketika ia membacanya ia menjadi yakin. Jika sebuah iklan mengandung tiga kualitas ini, maka ia menjadi sebuah iklan yang sukses"

Jadi, menurut St. Elmo Lewis, sebuah iklan yang sukses harus mengandung tiga unsur: 1. Attract Attention (menarik perhatian)

2. Create Interest (menciptakan ketertarikan) 3. Create Convince (memunculkan keyakinan)

Sementara itu, Fred Macey seorang ahli periklanan di masa yang sama dengan Elmo Lewis juga pernah menyampaikan:

Pertama, sebuah iklan harus mendapat perhatian (attention). Kedua, menciptakan

minat/ketertarikan (interest). Ketiga, menciptakan keinginan untuk membeli (desire to buy).

Keempat, setelah keinginan untuk membeli kita perlu membantu mereka untuk mengambil

keputusan (decision).

Maka, iklan efektif menurut Fred Macey perlu mengandung empat hal berikut ini: 1. Attention (menarik perhatian)

2. Interest (memunculkan ketertarikan)

3. Desire to buy (memunculkan keinginan untuk membeli) 4. Decision (mendorong keputusan untuk bertindak)

Pertanyaannya, apakah konsep yang muncul di awal tahun 1900-an ini masih berlaku di era digital sekarang?

Yes. Meskipun era berubah, kepala orang cenderung tidak berubah. Manusia menyukai status quo. Sehingga, cara-cara mempengaruhi orang pun tidak banyak berubah.

Perhatikan, apa yang diajarkan Aristoteles dari Yunani untuk membujuk orang berikut ini: 1. Exordium: pernyataan yang mengejutkan atau menarik perhatian.

2. Narratio: ajukan masalah yang dihadapi pembaca, supaya mereka tertarik. 3. Confirmation: tawarkan solusi bagi masalah tersebut.

4. Peroratio: nyatakan manfaat menjalani solusi itu, tujuannya memunculkan keinginan untuk bertindak/mengaplikasikan.

Mirip-mirip dengan apa yang digagas Lewis dan Macey bukan?

Apa artinya? Jika sebuah sebuah prinsip mempengaruhi kepala dan hati orang di masa lalu pernah efektif, maka di masa sekarang pun masih efektif. Prinsip-prinsipnya sama, caranya saja yang mungkin berbeda (baca: disesuaikan).

(54)

Misalnya, dulu untuk menarik perhatian dilakukan dengan berteriak-teriak di tengah pasar misalnya. Tujuannya tentu saja, menciptakan kerumunan. Hal ini berhasil di masa lalu, dan tentu saja, masih berhasil di masa sekarang. Hanya saja, sekarang orang berkumpulnya di pasar maya (kaskus, facebook, dsb), maka cara menariknya yang berubah. Prinsip narik attention-nya sama, caranya berbeda.

Maka, copywriting yang bagus minimal mengandung empat unsur di atas.

1. Attention: apakah Anda mendapatkan perhatian dengan pembukaan Anda? 2. Interest: apakah Anda menyatakan masalah yang dihadapi pembaca? 3. Desire: apakah Anda menawarkan solusi yang betul-betul efektif? 4. Action: apakah Anda meminta pembaca mengambil tindakan? Mari kita perhatikan iklan berikut.

(55)

Kategori 2: keterlibatan aktif/feeling

ATTENTION: Gambar seorang leader menggunakan jam rolex + Headline/judul: Rolex tidak

(56)

menggunakannya.

INTEREST: Copy yang menceritakan bagaimana para leader menggunakan waktu.

Tidak ada DESIRE dan ACTION.

DESIRE dan ACTIONnya dilakukan saat calon pembeli mampir ke tokonya. Karena produk ini produk mahal dan memerlukan keterlibatan aktif pembelinya.

Kategori: keterlibatan pasif/feeling

ATTENTION: Gambar gede menarik + Headline: "GRATIS BIG MAC" ACTION: Untuk pemesanan online pertama melalui www.mcdelivery.co.id Tidak ada INTEREST dan DESIRE. Kenapa? Nanti kita diskusikan.

(57)

supaya tidak ada pertanyaan lagi. Bila perlu lengkapi dengan FAQ (pertanyaan yang sering diajukan)

Kategori 2: Fokus di A dan I. Kategori 3: Fokus di A dan A. Kategori 4. Fokus di A dan A.

Maka, iklan hijab, kosmetik, yang penting gambarnya gede. Ada wanita cantiknya. Selesai.

Nah. Sudah pas itu. Kategori feeling-aktif.

ESENSI dari materi hari ini apa coba?

Tidak semua produk perlu ditulis dengan copywriting yang panjang lebar.

Saya suka lucu ngelihat beberapa temen yang selesai belajar copywriting, terus buat status dan iklannya panjang lebar.

Padahal yang dia jual cuma kaos kaki.

(58)

Rp30.000,-Menurut saya itu pemborosan.

Kadang org suka melihat gambar coach...

Atau perlu perpaduan yach.. gambar + copywriting yg oce... JAWABAN:

Yup. Gambar itu untuk narik ATTENTION.

Pak Bi, guru branding saya, berhasil membuat tagline untuk produk-produk komoditas. Salah satunya, dia bantu obat nyamuk TIGA RODA untuk mengalahkan BAYGON. Sederhana dia cuma buat tagline:

Nyamuk sini cuma takut TIGA RODA. (BAYGON itu merek impor).

Kemudian beliau juga yang membuat tagline-tagline ini: - Indomie, seleraku.

- Bila Anda ngantuk tak sempat ngopi, ambil saja Kopiko. - Apapun makanannya, minumnya...

Simple. Ngena. Menjual.

Inilah kunci promo produk di kategori 3. Buat tagline, jingle, slogan yang ngena. Kayaknya cukup dulu deh materinya.

Oya, kalau kuliah WA kita molor lebih dari 5 hari apakah jadi masalah? Khawatir nggak selesai materinya besok 😅

Iya, besok baru masuk ke yang teknis.

Empat hari ini baru bahas pondasi dan penguatan konsep dulu. Belum nyentuh teknis copywriting

Padahal materi bahas AIDA satu per satu saja mungkin perlu 10 halaman A4

TANYA JAWAB HARI 4

1. Cara meletakkan posisi kita sendiri di matrik ini gimana mas?

2. Coach, feeling - thinking dan aktif - pasif bisakah berbeda2 untuk tiap orang dengan produk yang sama? tergantung dompetnya mungkin?

3. Produk Kategori 4, untuk onlinenya bagaimana? Repetisi?

(59)

4. Kalau mau iklankan buku ini gimana ya? Sepertinya butuh dijelaskan panjang lebar ya Coach ?

5. Gambar the one maskara - Kalau ni termasuk yang mana coach? Saya bahas besok ya jawabannya.

Kerjain PR dulu saja di sini >> https://darmawanaji.typeform.com/to/UthaK4

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak ² Kali Mas merupaka salah satu Sungai di Surabaya yang bermanfaat bagi hajat hidup penduduk Surabaya,Namun seiring berjalan waktu Kali Mas mengalami

Bangun Sarana Baja sebagai faktor personal, penyediaan APD yang rumit dan lama, kelalaian dalam memakai APD, bekerja tidak sesuai dengan SOP sebagai faktor

'omponen utama pada bagian ini adalah aksial &#34;low compressor, ber&#34;ungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga  bertekanan

Bentuk kegiatan rehabilitasi pada jalur hijau mangrove yang mendukung fungsi lindungnya adalah kegiatan reboisasi (pada areal berstatus sebagai kawasan hutan) dan kegiatan

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan R guru BK di SMA Negeri 1 Samarinda pada tanggal 16 November 2013, di SMA Negeri 1 Samarinda

Kanker Penis adalah kanker yang sangat ganas pada alat reproduksi pria, dan kalau tidak segera ditangani bisa memicu kanker pada organ tubuh yang lain dan dapat menyebabkan

Pola asuh yang digunakan pengasuh pondok pesantren putri Tarbiyatut Tholabah adalah pola asuh demokratis dan pola asuh otoriter, hal ini ditunujukkan dengan