• Tidak ada hasil yang ditemukan

idhofah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "idhofah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IDHOFAH

ةِفَاض

َ لِا

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ... Dosen Pengampu: Dullah...

Disusun Oleh: BAMBANG SU PICEK

NIM : 010000022

\

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (PMI)

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan...

BAB II Pembahasan...

Pengertian dan Jenis-Jenis

Idhofah... ...

Struktur dan Syarat-syarat Idofah...

Hukum-hukum Idhofah...

Kandungan Idhofah... ... ...

BAB III Penutup... ...

Daftar Isi... ... ...

(3)

PENDAHULUAN

Dalam diskursus bahasa yang panjang pada alur tertentu ia merupakan perwujudan dari sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan, maupun keadaan. Namun bila kita merunut pada segi pendekatan Fiqh al-Lughah mempelajari bahasa disebabkan karena fungsi bahasa sebagai media atau pengantar untuk mempelajari kebudayaan atau peradaban suatu bangsa. Pada segi fungsi studi tentang bahasa sebagai alat komunikasi yang didorong oleh adanya tujuan agar setelah menguasai bahasa-bahasa tersebut seseorang yang mempelajarinya akan mampu menggunakannya sebagai alat komunikasi.

Bahasa arab sebagai salah satu bahasa terpenting di dunia tentunya akan sangat penting dikaji. Baik dalam alur sejarah, sosiologisnya dan yang tentunya aspek gramatikal sebagai bagian integral dari kajian bahasa. Hal ini bukan tidak lain karena bahasa arab itu sendiri merupakan medium yang syah dan telah ditentukan oleh Allah SWT. Sebagaimana Ia telah menyampaikan pada ayat As-Syura ayat 192-195 yang artinya :

”Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhamad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa arab yang jelas.”

Merunut pendapat guru besar Prof. Masnion, seorang ahli bahasa dari prancis bahwa bahasa Arab adalah bahasa kesadaran dan kesaksian.Seyogianya ia diselamatkan dengan harga apapun untukmempengaruhi bahasa Negara di masa mendatang. Secara khusus, bahasa Arab adalah bahasa kesaksian Negara yang sejarahnya berumur 13 abad. Bahasa arab memiliki keunikan-keunikan tersendiri diantaranya adalah i’rabnya. Secara umum, i’rab adalah ibanah (menjelaskan) dan ifshah (ekspresi), yaitu bentuk mashdar dari (’aroba ’ani syaii) apabila ia menjelaskannya (). Fulan (yaitu menjelaskannya. Ibnu Jinni mengatakan bahwa asal kata ini adalah ucapan mereka (). Itu karena i’rab, bayan (kejelasan), dan fashah (kefasihan/kejelasan) yang merujuk kepada mereka.

Ilmu nahwu sebagai bagian terpenting dalam kajian bahasa arab telah mengalami alur sejarah yang panjang. Adapun kondifikasi bahasa arab secara sistematis diawali pada masa kholifah Ali bin Abi Thalib yakni atas perintahnya Abul Aswad Ad-Duali mulai menyusun kaidah-kaidah bahasa arab. Adapun masalah-masalah yang pertama di tulis

(4)

adalah bab pembagian kata, bab inna dan saudaranya, kalimat ta’ajjub (kekaguman), dan bentuk idhofah (penyandaran). Dalam waktu selanjutnya pembahasan bahasa arab semakin koperhensip. Hal ini dengan ditandai banyaknya ilmu-ilmu yang membidangi masalah bahasa arab dan tentunya bermunculannya ulama-ulama ahli bahasa arab.

Makalah ini kami dedikasikan dalam pembahasan salah satu kajian bahasa arab yakni bab tentang idhofah (penyandaran). Bab ini mampunyai keunikan sebagaimana bab-bab yang ada dalam tata bahasa arab yang lain. Idhofah yang dimakanai sebagai penyandaran satu isim terhadap isim yang lain dimana dihubungkan oleh huruf jar yang tersirat. Huruf-huruf jar menyimpan makna (al-lamiyah) dengan menggunakan huruf lam, kemudian menyimpan makna (al-bayaniyah) dengan menggunakan huruf mim, dan menyimpan makna (al-dzarfiyah) dengan menggunkan huruf fii.

Pada segi tertentu idhofah memiliki karakterinsik yang sama dengan tarkib na’at, keduanya adalah tarkib nahwiyah yang hampir sama, yaitu sama-sama susunan dari dua isim sekalipun sering dijumpai na’at itu terdiri dari fi’il. Perbedaanya adalah jika tarkib na’at itu menjelaskan kata yang pertama, maka idhofah kedua isim tersebut saling berhubungan.

Dengan keunikan dan kekhasan idhofah tersebut penulis mencoba ingin mengkaji idhofah lebih jauh. Semoga akan mampu menjadi kemanfaatan baik bagi diri kami maupun bagi yang lain yang ingin mengkaj ilebih jauh tentang kajian idhofah. Dan terutama bagi khasanah pengembangan ilmu dalam makna umum dan kemajuan tata bahasa arab pada khususnya.

BAB II PENBAHASAN

(5)

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Idhofah

Secara umum idhofah dimaknai sebagai bentuk penyandaran suatu isim dengan dengan isim yang lain. Ia merupakan bagian dari isim mu’rob yang di jarkan (makhfudlotil Asma). Terkadang istilah ihofah dikenal dengan istilah mudhof-Mudhof Ilaihi dalam pengertian lain Idhofah memiliki makna dua sisim yang dihubungkan oleh huruf Jar yang tersirat. Huruf Jar yang diperkirakan di antara kedua isim tersebut adalah Lam, Fi, dan Mim.

Contoh :

ب

ُ اتَكِ

دٍمّحَمُ

(Kitabnya Muhammad)

نُيْدِ مِل

َ سْلِا

(Agama Islam)

Apabila kita mengacu pada koidah nadhom Jurummiyah :

ت

ُ اضضض

َ وفُخْمَلْاَ

ةُضضثَل

َ ثَ

عٍاوَضضنْأَ

ض

ٌ وضضفُخْمَ

ف

ِ رْحَلْاضضبِ

,

ض

ٌ وضضفُخْمَوَ

ةِفَاضضض

َ لِْابِ

,

عٌبِاضضتَوَ

ض

ِ وفُخْمَلْلِ

امّأَفَ

ض

ُ وفُخْمَلْا

ف

ِ رْحَلْابِ

وَهُفَ

امَ

ص

ّ تَخْيَ

نْمِبِ

,

ىلَإِوَ

,

نْعَوَ

,

ىلَعَوَ

,

يفِوَ

,

ب

ّ رُوَ

,

ءِابَلْاوَ

,

ف

ِ اكَلْاوَ

,

مِل

ّ لاوَ

,

ف

ِ ورُحُبِوَ

مِضسَقَلْا

,

ي

َ ضهِوَ

وُاوَضلْا

,

ءُاضبَلْاوَ

,

ءُاضتّلاوَ

,

وِاوَضبِوَ

ب

ّ رُ

,

ذْضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضمُبِوَ

,

ذُضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضضنْمُوَ

.

امّأَوَ

امَ

ض

ُ فَخْيُ

ةِفَاض

َ لِْابِ

,

وُحْنَفَ

ك

َ لِوْقَ

"

مُل

َ غُ

دٍيْزَ

"

وَهُوَ

ىضضلَعَ

نِيْمَضضسْقِ

اضضمَ

رُدّضضقَيُ

مِل

ّ لابِ

,

امَوَ

رُدّقَيُ

نْمِبِ

;

يذِلّاَفَ

رُدّقَيُ

مِل

ّ لاضضبِ

وُضضحْنَ

"

مُل

َ غُ

دٍضضيْزَ

"

يذِضضلّاَوَ

رُدّضضقَيُ

نْضضمِبِ

,

وُحْنَ

"

ب

ُ وْثَ

زّخَ

"

وَ

"

ب

ُ ابَ

ج

ٍ اسَ

"

وَ

"

مُتَاخَ

دٍيدِحَ

.

Apabila mengacu pada pengertian di atas maka idhofah pada dasarnya merupakan bagian dari isim-isim yang dikhofad (di-jer) kan.

Sedangkan jenis-jenis idhofah ada 2 macam yakni :

• Idhofah Lafdziah

Adlah idhofah yang mana mudhof ilaihinya boleh dimasuki

ﻝﺍ

(alif lam)

• Idhofah Maknawiyah

Sedangkan idhofah maknawiyah memiliki pengertian idhofah yang mudhof ilihinya tidak boleh dimasuki

ﻝﺍ

(alif lam).

(6)

Sebenarnya masih ada satu lagi bentuk idhofah jenis ke-3 yang seakan terdapat ”fiiy” di dalamnya, hal ini jika mudhof ilaihi adalah dzorof/keterangan dari mudhof, mudhof & mudhof iliahinya tidak sejenis, misalnya ayat al-Qur’an surat al-Baqoroh: 226 (

ةِعَبَرْأَ

ص

ُ بّرَتَ

رٍهُشْأَ

) dengan makna seperti

رٍهُشْأَ

ةِعَبَرْأَ

يفِ

ص

ُ بّرَتَ

Mengacu pada ketentuan umum idhofah di atas bahwa idhofah terdiri dari mudhof dan mudhof ilaihi. Di sini kami akan menjelaskan pembagian mudhof ilaihi.atau mudhof iliahiu mempunyai dua bentuk.

• Mudhof ilihi bentuk mabni

Mudhof ilihi dalam bentuk mabni mempunyai ketentuan tidak mengalami perubahan harokat pada akhir katanya.

Contoh :

ي

َ ادَيَ

bentuk idhofah tersebut terdiri dari

نِادَيَ

: sebagai mudhof

ي

َ

: sebagai mudhof ilaihi

• Mudhof ilihi bentuk mu’rob

Mudhof ilihi dalam bentuk mu’rob mempunyai ketentuan harus selalu majrur pada harokat akhirnya.

Contoh :

ةُبَيْقِحَ

دٍمّحَمُ

Bentuk idhofah tersebut terdiri dari

ةٌبِيْقِحَ

= mudhof

دٌمّحَمُ

= mudhof ilaihi

(7)

Setiap Jumlah dalam bahasa arab pasti akan pasti memiliki struktur dimana setiap struktur akan memiliki syarat-syarat tertentu yang musti dipenuhi oleh Jumlah tersebut. Adapun Idofah secara garis besar memiliki struktur sebagai berikut :

• Mudhaf

Mudhaf merupakan kata pertama yang berbentuk isikm dalam susunan idhofah. Contoh :

مُتَاخَ

ب

ٍ هَذَ

dalam susunan Idhofah tersebut yang nenjadi mudhof adalah

مُتَاخَ.

• Mudhaf Ilaihi

Mudoh Ilaihi merupakan kata terakhir yang berbentuk isim dalam susunan idhofah Contoh :

مُتَاخَ

ب

ٍ هَذَ

dalam susunan idhofah tersebut yang menjadi mudhof ilaihi

adalah

ب

ٍ هَذَ.

Dalam tata bahasa arab setiap Jumlah akan memiliki syarat-syarat tertentu sehingga ia mampu membentuk suatu Jumlah. Adapun syarat-syarat idhofah adalah :

a) Mudhof tidak boleh ditanwin. Contoh :

ةٌبِيْقِحَ

= mudhof

دٌمّحَمُ

= mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah :

دٍمّحَمُ ةُبَيْقِحَ

(Tas Muhammad)

ﻝٌﺍوّجَ

= mudhof

دٌمّحَمُ

= mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah :

دٍمّحَمُ ﻝُﺍوّجَ

(Handphone Muhammad) b) Membuang nun mutsanna atau jama’ pada mudhof.

(8)

نِابَاتَكِ

= mudhof

دٌمّحَمُ

= mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah :

دٍمّحَمُ

ابَاتَكِ

(Kitab Muhammad)

نَوْسُرّدَمُ

= mudhof

دٌهَعْمَ

= mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah :

دٍهَعْمَ

وْسُرّدَمُ

(Para pengajar ma’had) c) Membuang alif lam dari mudhof

Contoh :

ﻝُوْسُرّلﺍ

= mudhof ل

ُ ﺍ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah : لِ ﺍ ﻝُوْسُرَ (Rasulullah)

ب

ُ ابَلﺍ

= mudhof

دُجِسْمَلْﺍ

= mudhof ilahi

Susunan idhofahnya adalah :

دِجِسْمَلْﺍ ب

ُ ابَ

(Pintu Masjid)

C. HUKUM-HUKUM IDHOFAH

Dalam kelanjutannya secara Jumlah, Idhofah memiliki hokum-hukum tersendiri seperti halnya hokum-hukum yang ada pada tata bahasa arab yang ada pada setiap Jumlah. Baik ketika ia berdiri sendiri maupun ketika tersusun dalam suatu kalimat lengkap.

• I’rab mudhaf adalah mengikuti kedudukannya didalam kalimat adapun I’rab mudhaf ilaihi adalah selalu majrur.

Contoh :

دٌيْفِمُ

دٍمّحَمُ

ب

ُ اتَكِ

(Bukunya Muhammad bermanfaat)

دٍمّحَمُ

ب

َ اتَكِ

رُيْعِتَس

ْ أَ

(Aku meminjam bukunya Muhammad)

هِذِهَ

ةُظَحَلَمُلْا

ةٌدَوْجُوْمَ

يفِ

ب

ِ اتَكِ

(9)

bukunya Muhammad)

• Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah.

Contoh :

ي

َ ﺍدَيَ

(Kedua tanganku)

Asalnya adalah

نِادَيَ

sebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya menjadi

ادَيَ .

mengingat

ادَيَ

berakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya’ mutakallim menjadi

ي

َ ادَيَ

.

ي

َ ادَهُ

(Petunjukku)

Asalnya adalah,

ىدَهُلْ

ﺍَ dan ya’ mutakallim

(ي)

ي

َ اوَس

ِ

(Selainku)

Asalnya adalah,

ىوَس

ِ

dan ya’ mutakallim

(ي)

• Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.

Contoh :

ي

ّ س

ِ رّدَمُ

(Para pengajarku)

Asalnya adalah,

نَيْس

ِ رّدَمُ

dan ya’ mutakallim

(ي)

ي

ّ مِاحَمُ

(Pengacaraku)

Asalnya adalah,

يمِاحَمُلْ

ﺍَdan ya’mutakallim

(ي)

ي

ّ تِفْمُ

(Muftiku)

Asalnya adalah,

يتِفْمُ

dan ya’ mutakallim

(ي)

• Idhofah disebut nakiroh jika mudhof ilihinya nakiroh. Contoh :

دٍهَعْمَ

وْسُرّدَمُ

(10)

• Idhofah disebut ma’rifat jika mudhof ilaihinya ma’rifat. Contoh :

دٍمّحَمُ

ابَاتَكِ

D. KANDUNGAN IDHOFAH.

Sebagai suatu jumlah dalam tata bahas arab tentunya memiliki kandungan makna. B egitupun idhofah bahwa premis awal yang mengatakan bahwa idhofah adalah bentuk penyandaran isim terhadap isim lainnya memiliki makna. Adapun kandungan idhofah secara garis besar terbagi menjadi 3 arti :

• . Bermakna

نْمِ

(dari) Contoh :

مُتَاخَ

دٍيْدِحَ

(Cincin besi) Maknanya adalah

مٌتَاخَ

نْمِ

دٍيْدِحَ

(Cincin dari besi)

• Bermakna

ﻝِ

(milik) Contoh :

ي

ّ لِعَ

ت

ُ يْبَ

(Rumah Ali) Maknanya adalah

ي

ّ لِعَلِ

ت

ٌ يْبَ

(Rumah milik Ali)

• Bermakna

يفِ

(di dalam) Contoh :

رِبْقَلﺍ

ب

ُ ﺍذَعَ

(Azab Kubur) Maknanya adalah

رِبْقَلا

يفِ

ب

ٌ اذَعَ

(Azab di dalam kubur)

BAB III PENUTUP

(11)

Bahasa memanglah bukan hal terpokok dalam alur sejarah manusia, namun kenyataannya bahasa mampu membawa manusia hingga mencapai taraf peradaban yang besar. Bahasa tidak akan pernah terpisahkan dari manusia dan akan mengikuti dalam setiap gerak langkahnya. Bahkan ketika manusia diam, pada hakekatnya ia juga masih memakai bahasa karena bahasa adalah al;at yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan.

Dalam fitalnya manfaat bahasa, bahasa arab sebagai salah satu bahasa terpenting di dunia tentunya akan snagat penting untuk dikaji. Sebagaimana tergambartkan dalam sejarah bahwa bahasa arab mula pertama lahir pada masa kholifah Ali bin Abi Thalib yang dimotori oleh Abul Aswad Ad-Duali mulai menyusun kaidah-kaidah bahasa arab. Adapun masalah-masalah yang pertama di tulis adalah bab pembagian kata, bab inna dan saudaranya, kalimat ta’ajjub (kekaguman), dan bentuk idhofah (penyandaran).

Idhofah sebagai bagian yang tak terpisahkan pada kajian bahasa arab tentunya akan menjadi perhatian. Disini kami memaparkan bagaimana secara definitif idhofah dijelaskan dengan beberapa jenis klasifikasinya, lantas bagaimana struktur dan syarat-syarat suatu idhofah dibentuk.

Sedangkan pada kurun hukum-hukumnya idhofah akan mengalami derivasi yang lebar karena bagaimanapun suatu bahasa akan tetap mengalami perkembangan selaras dengan perkembangan manusia.

Dan di ujung pembahasan kami beberkan bagaimana makna atau kandungan idhofah ketika digunakan pada suatu kalimat. Yang memiliki tiga tinjauan dan tiga makna.

Dengan berakhirnya kajian ini semoga akan bermanfaat bagi diri kami ataupun bagi para peneliti yang akan lebih lanjut mengkaji idhofah lebih luas maupun bahasa arab pada umumnya. Akhirnya tulisan ini kami dedikasikan kepada seluruh khasanah ilmu pengetahuan yuang tentunya akan selalu menggiring manusia menuju peradaban yang lebih berarti.

(12)

SAMSURI,,Analisis Bahasa, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan,1987 Malang. Umum, Khotib dkk, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu, Darul Ulum Press, 1993, Jakarta. Umum, Khotib dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, Darul Ulum Press, 1993, Jakarta. (...) Nadhom jurrumiyah

(...) Nadhom Al-fiyah Ibnu Malik. Ramli, Idrus, Sejarah asal Mula Ilmu Nahwu

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahasa Arab adalah bahasa terbaik dari bahasa-bahasa yang ada di dunia, karena memiliki perbendaharaan kata terbanyak tidak ada dalam bahasa lain baik dari jumlah bilangan,

3.1 Motivasi belajar bahasa Arab siswa SMP Muhammadiyah bahasa Arab Dalam proses belajar mengajar bahasa Arab siswa sangat memerlukan motivasi, siswa yang tidak

1) Metode yang digunakan setiap pembelajaran bahasa Arab yaitu: siswa memiliki buku percakapan bahasa arab-indonesia, kamus indonesia-arab, mengetahui kosakata

Pengembangan Media untuk Pembelajaran Tata Bahasa Arab berbasis Mind Map di Pondok Pesantren Salafiyah di Kabupaten Balangan.. Tesis, Jurusan Magister Pendidikan Bahasa

Salah satu cara praktis dan penting untuk mendalami bahasa Arab adalah melalui Ilmu Nahwu Sharaf (Tata Bahasa Arab) yang didalamnya mempelajari beberapa aspek

Sebagai wadah alumni, pada tahun 2007, Prodi Bahasa dan Sastra Arab membentuk himpunan alumni bahasa dan sastra Arab yang terhimpun dalam IKASA (Ikatan Alumni Sastra

زا ذ نیلوئسم فرط ی طبر زین یلوئسم ت و هرهب ،هنارس دمآرد ،تشادهب ،یگدنز حطس ءاقترا ثعاب اهاتسور هب هجوت رو ی بسانم م زا عبان ،ییاتسور تعنامم ب ترجاهم زا ی یور و ه لرتنک ت یرارقرب