• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran.

Pembibitan

Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit Mother Plant Planlet G0 G1 G2 G3 G4 Petani Di Lapangan Di Screen House Kultur Jaringan Di Green House Stek tunas

(2)

Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0), penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house, penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.

Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu.

Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house. Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 30 cm. Penanaman G1 dilakukan di screen house untuk mengurangi tanaman yang terserang hama dan penyakit yang akan mempengaruhi produksi kentang bibit dan mutu kentang bibit. Tanaman kentang G1 di screen house disajikan pada Gambar 3 (a). Umbi G2 diperoleh dari hasil penanaman umbi G1, umbi G3 diperoleh dari hasil penanaman umbi G2 dan G4 diperoleh dari penanaman umbi G3. Penanaman untuk memperoleh kentang bibit

(3)

G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).

Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat. Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40 HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang

Faktor Jumlah Benih Dasar (G1) Benih Dasar (G2) Benih Pokok (G3) Benih Sebar (G4) Isolasi (min) - 10 m 10 m 10 m Virus (PLRV, PVS, PVX, PVY) (max) 0.0% 0.1% 0.5% 2.0%

Layu bakteri (max) 0.1% 0.5% 1.0% 1.0%

Busuk daun, dan penyakit lain serangan berat

(max) 2.0% 10.0% 10.0% 10.0%

Nematoda sista kentang

(NSK) 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5% Sumber: BPSBTPH, 2011

(4)

Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang

Faktor Jumlah Benih Dasar (G1) Benih Dasar (G2) Benih Pokok (G3) Benih Sebar (G4) Busuk coklat dan busuk

lunak (max) 0.0% 0.3% 0.5% 0.5%

kudis, powdery scab,

kudis lak, dan hawar ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

busuk kering (max) 00.1% 1.0% 3.0% 3.0%

Kerusakan oleh

penggerek ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Nematoda bintil akar (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Nematoda sista kuning (max) 0.0% 0.0% 0.0%

Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5% Kerusakan Mekanis dan

serangga (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Sumber BPSBTPH, 2011

BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000 umbi di gudang secara acak.

Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran kembali saat akan dijual dan akan di tanam.

Persiapan lahan a. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, memutuskan dan memusnahkan siklus hama dan penyakit tanaman yang berada didalam tanah, dan melancarkan sirkulasi udara didalam tanah. Tanah yang gembur akan

(5)

membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.

Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.

Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak menyebabkan tanaman mati.

b. Pembuatan bedengan

Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu pertumbuhan (Samadi, 2007).

Pembuatan bedengan memperhatikan topografi lahan dan arah aliran air. Bedengan dengan topografi datar dibuat searah dengan aliran air dan memanjang kearah barat-timur untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal. Bedengan untuk topografi berbukit dibuat searah dengan kemiringan tanah atau dengan pembuatan teras. Bedengan yang dibuat dengan menggunakan teras atau mengikuti kemiringan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Penanaman kentang pada bedengan yang dibuat menggunakan teras menghasilkan produksi yang lebih baik daripada penanaman pada bedengan yang searah dengan topografi. Hal ini

(6)

karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.

Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman kentang selama pemeliharaan.

Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan

dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)

Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi lebih lembab.

Penanaman

a. Pengaturan waktu tanam

Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan

(7)

berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan.

b. Pembuatan jarak tanam

Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat dilihat pada Lampiran 9.

c. Pemupukan Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.

Pupuk buatan yang digunakan adalah pupuk kimia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang kurang tersedia di dalam tanah. Dosis penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi ketersediaanya didalam tanah sehingga kebutuhan pupuk setiap kebun berbeda.

(8)

Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE)

juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar tanaman yang sedikit.

Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b) d. Penanaman

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm). Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah. Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit G1-G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman, dilakukan beberapa tahap pembumbunan.

a. b

(9)

Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria bibit yang siap tanam yaitu:

a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan tujuan tanam untuk kentang konsumsi.

b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical. Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman kentang untuk menghasilkan bibit.

c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit mengkerut.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan rouging.

a. Penyiangan gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang akan melakukan persaingan dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari. Penyiangan gulma sangat diperlukan terutama pada fase kritis yaitu fase awal pertumbuhan vegetatif dan fase pembentukan umbi. Penyiangan gulma dilakukan pada umur tanaman 20-30 HST sebelum pemberian pupuk susulan. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman kentang termasuk kelompok teki-tekian. Penyiangan gulma dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul dapat dilihat pada Gambar 6.

(10)

Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b) b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.

Gambar 7. Pemupukan Susulan

a. b

(11)

c. Pembumbunan

Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a), Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c) d. Pengairan

Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan oleh tanaman kentang.

Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik

(12)

perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan sistem furrow disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow e. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor pembawa penaykit.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman. Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak digunakan pada musim kemarau.

Penyemprotan pada musim hujan akan lebih sering daripada musim kemarau. Jadwal penyemprotan pada musim hujan yaitu antara 01-03 yang artinya penyemprotan bisa dilakukan setiap hari sampai tiga hari sekali sedangkan pada

(13)

musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin. Umur

Tanaman Merk Dagang Fungsi

Konsentrasi per 20 L Sangat Muda

(10-40 HST)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Muda

(40-65 hari)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Tua

(70 HST-panen)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Sumber : mandor pestisida

(14)

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah Farm yaitu:

1. Penyakit busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.

2. Penyakit layu

Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air, dan melakukan rotasi tanaman.

3. Penyakit kanker batang (Damping off)

Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda. Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam, menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi tanaman dan menggunakan fungisida.

4. Penyakit kudis (Scab)

Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.

5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)

Penyakit busuk lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora dan menular melalui tanah. Gejala dapat dilihat pada umbi di gudang penyimpanan yaitu warna umbi berubah menjadi cokelat keabu-abuan dan lunak berair. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara tidak menanam ketika tanah basah, menggunakan umbi yang sehat dan umbi disimpan di ruang penyimpanan dengan ventilasi yang baik.

(15)

6. Penyakit mosaik

Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus) menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi vektor penularan virus.

7. Ulat grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.

8. Kutu daun

Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphidsgossypii, Aphids spiraecola dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas tanaman atau penyemprotan pestisida.

9. Orong-orong

Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.

10. Uret

Hama uret (Holotrichia javana) menyerang dan memakan umbi didalam tanah. Umbi yang terserang akan berlubang dan membusuk. Hama ini berkembang pada musim kemarau. Pengendalian hama ini dengan memberantas kumbang yang menjadi induknya.

e. Roguing

Roguing merupakan kegiatan membuang tanaman yang menyimpang (off type) dari tanaman utama untuk memurnikan varietas kentang. Tanaman yang menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman

(16)

abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et al., 1997). Roguing dilakukan hanya pada kegiatan pembibitan kentang. Kegiatan roguing dilakukan minimal dua kali sebelum pemeriksaan di lapang antara umur 25-35 HST dan 45-50 HST. Tanaman hasil roguing harus dibuang dari lahan untuk mencegah penyebaran penyakit oleh virus pada tanaman yang sehat. Tanaman kentang yang terkena virus dan bakteri yang harus di rouging dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Tanaman Off Type. Tanaman Terserang Virus Mosaik (a), Tanaman Terserang Layu Bakteri (b) dan Tanaman Terserang Busuk Daun (c) Panen

Penanganan panen yang perlu diperhatikan yaitu umur tanaman saat panen dan teknik pemanenan. Umur panen tergantung dari varietas kentang. Umur panen untuk kentang konsumsi antara 100-110 hari sedangkan untuk kentang bibit antara 110-120 hari. Menurut Samadi (2007), kondisi yang sangat dingin pada awal pertumbuhan pada tanaman akan menghambat pertunasan sehingga akan memperpanjang masa pertumbuhan yang menyebabkan umur panen akan lebih lama daripada umur tanaman normal.

Penentuan waktu panen dapat dilihat dari fisik tanaman yaitu daun-daun tanaman mulai menguning dan batang tanaman mengering bukan karena penyakit. Umbi kentang yang dapat dipanen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat pada daging umbi dan tidak terkelupas saat terkena gesekan. Waktu panen yang baik dilakukan pada pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah. Pemanenan yang dilakukan saat hujan akan menyebabkan umbi basah sehingga umbi cepat busuk saat disimpan.

(17)

Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemanenan tanaman kentang tergantung pada luas lahan yang di panen, karakteristik tanah, topografi, tujuan kentang yang akan dipanen untuk disimpan atau di jual langsung ke pasar (Smith, 1968). Teknik pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan cangkul atau cungkil bambu. Penggunaan cangkul dilakukan untuk tanaman kentang G2-G4 yang ditanam di lahan sedangkan cungkil bambu dilakukan untuk tanaman kentang G1 di screen house. Umbi dipanen dengan cara membongkar bedengan secara hati-hati agar tidak mengalami kerusakan mekanik. Umbi yang telah dipanen dilakukan penjemuran untuk mengeringkan tanah-tanah yang menempel pada umbi agar tidak terbawa ke gudang penyimpanan yang dapat menjadi sumber penyakit. Langkah-langkah pemanenan kentang dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Langkah-langkah Pemanenan Umbi. Pembongkaran Bedeng (a), Penjemuran Umbi (b), Penyortiran dan Grading di Lahan (c), Umbi dimasukkan ke Karung Jala (d), Pengangkutan (e)

Umbi kentang yang telah kering kemudian di sortasi dan grading. Penyortiran dilakukan berdasarkan umbi yang baik, afkir dan busuk sedangkan grading dilakukan berdasarkan ukuran umbi yaitu ukuran besar (AL), sedang

a.

d. e.

c. b.

(18)

(AB) dan kecil (Ares). Umbi-umbi yang telah di sortasi dan di grading dimasukkan ke karung jala kemudian diangkut ke truk untuk dikirim ke gudang penyimpanan. Umbi afkir yaitu umbi yang rusak mekanik karena cangkul akan di jual langsung ke bandar untuk dijual ke pasar tradisional. Data panen beberapa kebun di Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 10.

Lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil hasil panen yang masih tertinggal dilahan saat panen. Kegiatan ini dikenal dengan sistem ngasag. Harga sewa lahan asagan sekitar 40% dari harga kentang yang baik sesuai produksi yang dihasilkan. Penyewaan lahan dihitung dengan luasan tumbak (16 m2) untuk harga 1 kg kentang yang baik. Umbi kentang hasil asagan akan dibeli kembali oleh Hikmah Farm jika umbi hasil panen adalah G2 dan G3.

Kendala yang dihadapi selama panen yaitu sarana transportasi dan cuaca yang sering berubah. Jalan kebun yang terjal menyulitkan dalam pengangkutan hasil panen dan hujan yang mengharuskan kegiatan panen dihentikan untuk mencegah umbi terkena air hujan.

Pasca panen

Penanganan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan kondisi umbi dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas pada umbi untuk kentang konsumsi, umbi rusak dan busuk, atau munculnya solanin selama penyimpanan. Penanganan pasca panen yang kurang tepat akan menurunkan jumlah produksi dan mutu produksi. Kegiatan pasca panen di Hikmah Farm meliputi:

a. Sortasi dan Grading

Kegiatan sortasi dan grading dilakukan dari lapangan sampai ke gudang penyimpanan. Kentang bibit yang telah di sortasi dan di grading di lapangan dibawa ke gudang penyimpanan (gudang kuning) sedangkan kentang konsumsi dibawa ke gudang konsumsi. Selama di gudang penyimpanan, umbi kentang kembali di sortasi dan di grading.

Sortasi di gudang bertujuan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit oleh umbi yang terbawa dari lapangan. Sortasi yaitu memisahkan umbi

(19)

yang sehat, umbi yang afkir dan umbi yang busuk. Hasil sortasi dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Hasil Penyortiran di Lapangan. Umbi Sehat (a), Umbi afkir (b), Umbi Busuk (c)

Umbi yang telah di sortasi akan di grading menggunakan mesin grading. Mesin grading yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Mesin Grading

Umbi kentang di grading berdasarkan diameter umbi. Ukuran diameter kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Diameter Bibit Kentang

Generasi ukuran diameter (mm)

L M S SS G1 > 60 45-60 34-45 <35 G2 G3 >55 45-55 G4 >50 45-50

Kentang bibit yang telah disortasi dan digrading dikirim ke gudang biru kemudian dilakukan penyortiran terakhir dan diperiksa oleh BPSBTPH untuk

b.

(20)

mendapatkan sertifikat. Setelah mendapatkan sertifikat, kentang bibit disimpan di cool storage (gudang hitam) dan dilakukan penyortiran kembali sebelum tanam. Umbi kentang konsumsi di grading berdasarkan bobot umbi. Bobot umbi kentang konsumsi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot Umbi (Gram)

Ukuran umbi Bobot umbi (gram)

AL (besar) 200-500

AB (sedang) 125-150

ABC (kecil) 68-80

Ares (sangat kecil) <50 b. Penyimpanan

Penyimpanan umbi kentang bertujuan untuk mencegah terjadinya pembusukan, penyusutan berat dan zat gizi, dan pertunasan. Penyimpanan umbi kentang dengan kondisi ruang simpan yang dilengkapi dengan pengaturan kelembaban dan suhu yang tepat dapat mempertahankan umbi hingga 10 bulan dan mencegah serangan hama yang merusak umbi.

Gudang penyimpanan umbi di Hikmah Farm ada dua, yaitu gudang bersuhu dingin (cool storage) dan gudang tanpa pendingin (suhu ruang). Gudang penyimpanan tanpa pendingin ada dua, yaitu gudang terang dan gudang gelap. Gudang penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Gudang Penyimpanan. Gudang Bersuhu Dingin (40C) untuk Kentang Bibit (a), Gudang Terang Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang Bibit (b), dan Gudang Gelap Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang Konsumsi (c)

(21)

Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat akan disimpan di gudang penyimpanan bersuhu dingin 40C(cool storage) dan gudang terang bersuhu ruang (180-250C) sedangkan kentang konsumsi disimpan di gudang gelap bersuhu ruang. Penyimpanan pada gudang gelap untuk menghindari munculnya warna hijau yang mengandung racun solanin dan dapat menurunkan kualitas kentang konsumsi. c. Pencucian

Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi untuk supermarket untuk membersihkan kotoran tanah yang tertempel pada umbi kentang. Umbi yang telah dicuci harus dikeringkan sebelum pengemasan untuk menghindari kebusukan dan serangan hama pada umbi.

d. Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan perhitungan (Satuhu, 2004). Syarat kemasan yang baik yaitu tidak mengandung toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Rahardi, 2003).

Jenis kemasan yang digunakan oleh Hikmah Farm tergantung jenis umbi kentang yang dijual. Penjualan untuk kentang bibit di kemas dalam peti kayu untuk pengiriman ke luar daerah, tolok dan krat untuk pengiriman jarak dekat. Kemasan untuk penjualan kentang konsumsi yaitu polynet berkapasitas 1 kg, 1.5 kg, dan 2 kg, dan karung jala bekapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg dan 40 kg. Pada setiap kemasan di beri label dengan identitas jenis varietas, ukuran umbi dan bobot umbi. Jenis kemasan dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Kemasan Kentang. Kemasan Kentang Konsumsi dengan Polynet (a), Kemasan Kentang Konsumsi dengan Karung Jala (b), dan Kemasan Kentang Bibit dengan Peti Kayu (c)

(22)

e. Pengangkutan

Pengangkutan bertujuan untuk memudahkan distribusi kentang yang siap dijual ke konsumen. Selama pengangkutan kondisi lingkungan harus tetap terjaga untuk menjaga kualitas umbi yang di angkut. Pengangkutan pada malam dan pagi hari dapat mengurangi beban panas (heat load) pada kendaraan yang mengangkut hasil panen (Kitinoja dan Kader, 2002). Pengangkutan barang yang dilakukan Hikmah Farm tergantung dari permintaan. Pengangkutan kentang konsumsi ke supermarket di sekitar Bandung dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk di luar kota dilakukan pada malam hari. Pengangkutan kentang bibit dilakukan oleh konsumen yang membeli bibit.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh rencana pemasaran yang baik untuk mendapatkan hasil yang efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran yaitu produk yang dihasilkan, target pasar, kebutuhan konsumen, dan sistem harga.

Produk yang dihasilkan oleh Hikmah Farm yaitu kentang bibit bersertifikat, kentang sayur, sayuran lain hasil rotasi (wortel, kubis, sawi, cabai dan jagung) dan olahan kentang. Olahan kentang yang dikembangkan oleh Hikmah Farm yaitu keripik kentang dengan merk dagang “Balados”, “Orito” dan “Kendo”. Hikmah Farm terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produk untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar.

Pemasaran kentang sayur mencakup pasar modern dan pasar tradisional di sekitar daerah Bandung dan Jakarta. Pasar modern tujuan Hikmah Farm diantaranya Setia Budi, Yogya, Lotte Mart, Superindo, Hero dan Siantar Top sedangkan untuk pasar tradisional yaitu pasar Cibitung-Bekasi, pasar induk Caringin, Pasar Indok Ciroyom-Bogor, pasar Pangalengan dan pasar induk Bandung. Olahan kentang untuk keripik “Balados” di kirim ke Circle-K Bali dan untuk “Orito” dan “Kendo” di kirim ke toko Kartika Sari, Bandung.

Kentang bibit bersertifikat yang di produksi oleh Hikmah Farm telah mencapai seluruh Indonesia. Hikmah Farm telah memasuki sekitar 42.5% pasar

(23)

kentang bibit untuk Jawa Barat (Hikmah Farm, 2010). Pemasaran untuk kentang bibit bersertifikat yang dilakukan oleh Hikmah Farm yaitu dengan cara konsumen lebih dulu memesan jumlah bibit yang diinginkan sebelum membeli.

Harga produk ditentukan oleh harga dasar yang dapat berubah setiap saat yang akan menjadi standar penentuan harga jual di pasaran. Harga kentang konsumsi untuk supermarket akan lebih tinggi daripada pasar tradisional. Harga yang ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk kentang konsumsi pasar tradisional berbeda setiap ukuran umbi. Ukuran AB dijual Rp. 5 250/kg, ABC seharga Rp. 4 500- 4 800/kg, dan umbi yang afkir ukuran AL seharga Rp. 4 500,-/kg. Kentang bibit bersertifikat ditentukan oleh generasi dari kentang bibit tersebut. Harga jual kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Harga Bibit

Generasi bibit Harga (Rp/kg)

G1 75 000 – 100 000

G2 20 000 – 25 000

G3 11 000 – 15 000

G4 10 000 – 12 000

Harga untuk olahan kentang “Balados” sebesar Rp. 3 850 dengan berat 45 gram, sedangkan untuk kentang “Orito” sebesar Rp. 12 000 dan untuk kentang “Kendo” seharga Rp. 12 500 per 200 gram.

(24)

Aspek manajerial

Hikmah Farm memiliki sistem kerja yang telah diatur dengan baik. Karyawan kebun, mandor, kepala kebun, dan manajer area telah mengetahui tugas pokok dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

Hikmah Farm memiliki karyawan harian kebun yang dibawahi oleh seorang mandor dan karyawan gudang yang dibawahi oleh kepala gudang. Karyawan kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di lapangan mulai dari penanaman, pemeliharaan, dan panen sedangkan karyawan gudang bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di gudang yaitu sortasi dan grading umbi kentang. Setiap karyawan harus menyelesaikan kegiatan yang telah diberikan oleh mandor.

Setiap kebun terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Mandor kebun yaitu mandor yang bertanggung jawab atas kegiatan budidaya di lapangan mulai penanaman sampai panen sedangkan mandor pestisida yaitu mandor yang bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian hama dan penyakit di lapangan. Setiap mandor mengawasi beberapa karyawan kebun. Jumlah karyawan kebun yang diawasi oleh mandor kebun sekitar 20-30 orang sedangkan karyawan kebun yang diawasi oleh mandor obat sekitar 5-10 orang.

Tugas pokok mandor di lapangan secara umum meliputi mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan selama di kebun, mengawasi dan memberi arahan kepada karyawan kebun, menentukan jumlah karyawan dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan, menulis daftar hadir dan prestasi kerja yang telah dilakukan karyawan. Daftar hadir dan prestasi kerja akan mempengaruhi besar upah yang akan diterima oleh karyawan. Setiap mandor bertanggung jawab kepada kepala kebun baik untuk kegiatan yang dilakukan di lapangan, perkembangan tanaman dan hasil kerja karyawan selama di kebun. Mandor dapat memberikan kebijakan kegiatan terhadap karyawan setelah mendapat persetujuan dari kepala kebun.

Setiap kepala kebun memegang satu areal kebun yang akan dipertanggungjawabkan kepada mananjer area. Kepala kebun memiliki beberapa mandor yang terdiri dari mandor kebun dan mandor pestisida. Secara umum tugas pokok kepala kebun di lapangan yaitu mengawasi dan mengontrol kegiatan yang

(25)

dilakukan mandor dan karyawan kebun. Kepala kebun bertugas membantu manajer area untuk menentukan dan merencanakan waktu tanam, komoditas yang akan ditanam, pemeliharaan tanaman dan panen.

Kepala kebun mempunyai tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di kebun dengan memberikan laporan melalui buku besar kebun. Kepala kebun membuat laporan harian kebun mencakup jumlah karyawan yang hadir, dan modal yang telah dikeluarkan selama kegiatan. Laporan tersebut akan dilaporkan ke manajer area untuk melihat dan menganalisa biaya usaha tani.

Hikmah Farm memiliki 5 area kebun yang dipegang oleh seorang manajer area. Manajer area bertanggung jawab kepada perusahaan atas keadaan kebun, keadaan tanaman, hasil produksi dan pendapatan yang diperoleh dari kebun tersebut. Manajer area bertugas untuk mengawasi tugas kepala kebun di lapangan, menetukan jenis tanaman yang akan di tanam dan bersama kepala kebun membuat laporan hasil analisis usaha tani yang akan dipertanggungjawabkan kepada perusahaan. Contoh laporan hasil analisis usaha tani untuk produksi kentang bibit G2 tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran 11.

Gambar

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit Mother PlantPlanlet G0G1G2G3G4Petani Di Lapangan Di Screen House Kultur Jaringan Di Green House Stek tunas
Gambar  3.  Tanaman  Kentang.  Tanaman  Kentang  yang  Menghasilkan  Kentang  Bibit  G1  di  Screen  House  (a),  Tanaman  Kentang  di  Lapangan  untuk  Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4
Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang
Gambar 7. Pemupukan Susulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pertimbangan hukum hakim di dalam menjatuhkan putusan Mahkamah Agung Nomor 1183 K/Pid.Sus/2012 bahwa kesengajaan membiarkan pembuatan kebun bibit karet

Kebun Benih Quality Control Bapak Budi Bapak Herman Bapak Rochimin 5 21/02/2012  Apel pagi..  Melihat proses pembungkusan bunga betina  Pruning pada

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,