• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI

PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD KANISIUS KALASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Desi Tri Astuti NIM: 111134015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1.

Kedua orangtuaku Martinus Sunyoto dan Ermina Supini

2.

Kakak-kakakku yang selalu mendukung dan mendoakanku

3.

Para sahabat dan orang-orang tersayang

(5)

v

MOTTO

“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci

teguran, adalah dungu”

(Amsal 12:1)

“Jika kita bekerja keras dengan cara-cara yang baik, niat yang baik. dan

tekad yang baik, kita bisa meraih impian”

(Merry Riana)

“Selalu sertakan Tuhan sebagai partner dalam bekerja”

(Merry Riana)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dalam daftar pus

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

enyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9

yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

taka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(7)

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di

Nama : Desi Tri Astuti

NIM : 111134015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul: PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN

PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila memberikan kepada

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, menge

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: : Desi Tri Astuti

: 111134015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN

PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD KANISIUS KALASAN PELAJARAN 2014/2015 kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

gai penulis.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN

PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI V SD KANISIUS KALASAN Perpustakaan Universitas Sanata ada). Dengan demikian saya Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak untuk lola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

(8)

viii ABSTRAK

Astuti, Desi Tri. (2015). Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Pada pembelajaran IPA materi pemanfaatan energi beberapa siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70 dan siswa belum terampil dalam melakukan eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus pertama pada tanggal 17 dan 18 September 2014, sedangkan siklus dua pada tanggal 23 dan 24 September 2014. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan keterampilan berupa pilihan ganda. Analisis data yaitu deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 dapat ditempuh dengan cara mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (2) pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 (3) pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

(9)

ix ABSTRACT

Astuti, Desi Tri. (2015). Improving Experiment Skills and Learning Performances of Energy Utilization Material Through Scientific Approach of Grade IV Students at Elementary School Kanisius Kalasan in the Academic Year of 2014/2015. Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

There were some students had lower value than the Completeness Minimum Criteria of 70 for the science teaching material of energy utilization and also poor ability on conducting experiments. This study aims to improve the experimental skills and learning performances of energy utilization through scientific approach of fourth grade students at Elementary School Kanisius Kalasan in the academic year of 2014/2015.

This research was Classroom Action Research. The subjects in this study were fourth grade students at Elementary School Kanisius Kalasan in the academic year of 2014/2015 totaling 26 students. This study was conducted in two cycles of the first cycle on September 17th and 18th, 2014, while the two-cycle on 23 and 24 September 2014. The object of this research was the improvement of the experimentation skills and learning performances of energy utilization through scientific approach. Data collected techniques such as observation and test. The research instrument used sheet experimental observation skills and written in the form of multiple choice. Analysis of the data of this study used descriptive.

The results of this study showed that (1) the implementation of the scientific approach to improve the experimental skills and learning performance of energy utilization material for the fourth grade students at Elementary School Kanisius Kalasan in the academic year of 2014/2015 could be gained by observing, asking, trying, giving the reason, and communicating (2) scientific approach could improve the experimental skills of energy utilization material for the fourth grade students at Elementary School Kanisius Kalasan in the academic year of 2014/2015 (3) scientific approach could improve learning performances of energy utilization material for the fourth grade students at Elementary School Kanisius Kalasan in the academic year of 2014/2015

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesempatan, pengalaman, berkat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan. Limpahan karunia yang tak henti-hentinya penulis syukuri tak lepas dari bantuan, dukungan, masukan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd,.M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, kritik, saran, serta bimbingan yang berguna dalam penelitian ini.

6. Ibu P. Agustin Ria Dewi, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Kalasan yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian di kelas IVB SD Kanisius Kalasan.

7. Ibu M.I Susi Widya Hesti, S.Pd., selaku guru kelas IVB SD Kanisius Kalasan yang telah meluangkan waktu dan banyak membantu dalam penelitian ini.

8. Siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

9. Orangtua yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan dari awal hingga akhir dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

10.Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran penulisan skrips

11.Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulis dengan rendah hati

bagi penulis dan bagi perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

xi

Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran ulisan skripsi ini.

sahabat yang selalu memberikan motivasi.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Oleh

dengan rendah hati mengharap kritik dan saran yang dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 9

Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi perbaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

(13)

xiii

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10 1. Keterampilan Eksperimen ... 10 2. Prestasi Belajar ... 13 3. Pendekatan Saintifik ... 17 4. Hakikat IPA ... 23 5. Pembelajaran IPA di SD ... 26 6. Pemanfaatan Energi ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Hipotesis Tindakan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37 B. Setting Penelitian ... 40 1. Tempat Penelitian ... 40 2. Subjek Penelitian ... 40 3. Objek Penelitian ... 40 4. Waktu Penelitian ... 41 C. Rencana Tindakan ... 41 1. Persiapan ... 41

(14)

xiv

D. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Observasi/pengamatan ... 50 2. Tes ... 51 3. Wawancara ... 52 E. Instrumen Penelitian ... 53 1. Lembar Observasi/pengamatan ... 53 2. Tes ... 54 3. Pedoman Wawancara ... 55

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 56

1. Validitas ... 56

a. Validitas Instrumen Perangkat Pembelajaran ... 57

b. Validitas Instrumen Soal ... 59

2. Reliabilitas ... 62

G. Analisis Data ... 64

1. Kriteria Keberhasilan ... 64

2. Perhitungan Keterampilan Eksperimen Dan Prestasi Belajar ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil Penelitian ... 67

1. Kondisi Awal ... 67

a. Keterampilan Eksperimen ... 68

b. Prestasi Belajar ... 69

(15)

xv

3. Pelaksanaan Siklus II ... 80

B. Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 94 A. Kesimpulan ... 94

B. Keterbatasan Penelitian ... 95

C. Saran ... 96

DAFTAR REFERENSI ... 97

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 4

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen ... 53

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Tes ... 54

Tabel 3.3 Prestasi Belajar ... 55

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara ... 56

Tabel 3.5 Kriteria Validasi ... 57

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Perangkat Pembelajaran ... 58

Tabel 3.7 Validitas Soal Siklus I ... 60

Tabel 3.8 Validitas Soal Siklus II ... 62

Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas ... 63

Tabel 3.10 Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 64

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus I ... 74

Tabel 4.2 Persentase Keterampilan Eksperimen Siswa ... 75

Tabel 4.3 Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 77

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus II ... 84

Tabel 4.5 Persentase Keterampilan Eksperimen Siswa ... 86

Tabel 4.6 Hasil Tes Evaluasi Siklus II ... 87

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Terdahulu ... 34 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & MC Taggart

38

Gambar 4.1 Persentase Keterampilan Eksperimen Siklus I ... 76 Gambar 4.2 Persentase Keterampilan Eksperimen Siklus II ... 86

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Data Nilai Awal Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 100

Lampiran 1b. Data Nilai Awal Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 101

Lampiran 2a. Silabus Pembelajaran 1 ... 102

Lampiran 2b. Silabus Pembelajaran 2 ... 105

Lampiran 2c. Silabus Pembelajaran 3 ... 108

Lampiran 2d. Silabus Pembelajaran 4 ... 112

Lampiran 3a. RPP Pembelajaran 1 ... 114

Lampiran 3b. RPP Pembelajaran 2 ... 125

Lampiran 3c. RPP Pembelajaran 3 ... 135

Lampiran 3d. RPP Pembelajaran 4 ... 145

Lampiran 4a. LKS Pembelajaran 1 ... 152

Lampiran 4b. LKS Pembelajaran 2 ... 154

Lampiran 4c. LKS Pembelajaran 3 ... 156

Lampiran 4d. LKS Pembelajaran 4 ... 158

Lampiran 5a. Indikator Keterampilan Eksperimen ... 160

Lampiran 5b. Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen ... 161

Lampiran 6a. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 162

Lampiran 6b. Soal Evaluasi Siklus I ... 163

Lampiran 6c. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 166

(19)

xix

Lampiran 6e. Kunci Jawaban ... 170

Lampiran 7. Pertanyaan Wawancara Guru ... 171

Lampiran 8. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 172

Lampiran 9a. Validitas Siklus I ... 186

Lampiran 9b. Hasil Validitas Siklus I ... 187

Lampiran 9c. Validitas Siklus II ... 188

Lampiran 9d. Hasil Validitas Siklus II ... 189

Lampiran 10a. Reliabilitas Siklus I ... 190

Lampiran 10b. Reliabilitas Siklus II ... 191

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian ... 192

Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 193

Lampiran 13. Dokumentasi ... 194

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran di SD/MI dilakukan berdasarkan tema. Tema-tema tersebut dibagi ke dalam beberapa subtema, setiap subtema berisi 6 pembelajaran tematik terpadu. Isi kurikulum 2013 yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). KI merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor). KI adalah kualitas yang harus dimiliki seseorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. Sedangkan KD merupakan kompetensi yang dipelajari siswa untuk suatu tema untuk SD/MI (Kemendikbud, 2014:3-4).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan berdasarkan KD setiap muatan pelajaran dan kelas dan disusun secara tematik terpadu dan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru merupakan fasilitator dan proses pembelajaran berpusat pada siswa atau proses pembelajaran siswa aktif (Daryanto, 2014:51).

(21)

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu muatan pelajaran dalam kurikulum 2013. Muatan pelajaran IPA penting untuk dipelajari karena IPA dekat dengan kehidupan sehari-hari supaya menambah pengetahuan tentang ilmu alam dan cara memanfaatkannya bagi kehidupan. Selain itu, IPA memberikan pengetahuan yang cukup untuk membekali siswa di masa yang akan datang serta melatih siswa untuk berpikir kritis dan objektif (Samatowa, 2011:6).

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD Kanisius Kalasan pada tanggal 29 Maret 2014 dan 21 Juli 2014. Berdasarkan hasil wawancara dalam melakukan pembelajaran khususnya pada muatan pembelajaran IPA belum banyak menggunakan eksperimen. Guru mengatakan bahwa pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 guru bersama siswa melakukan eksperimen sebanyak dua kali, salah satunya dengan membuat kincir angin dalam materi energi dan perubahannya. Namun dalam melakukan eksperimen baru sebatas membuat dan membuktikan, belum memenuhi indikator-indikator seperti dalam keterampilan eksperimen yang akan diteliti. Setelah membuat kincir angin selanjutnya siswa bersama guru membahas bersama kesimpulan dari hasil eksperimen. Sedangkan hasil wawancara pada tahun pelajaran 2014/2015 guru belum pernah melakukan eksperimen dalam pembelajaran.

Djamarah (1995) dalam Putra (2013:132) mendefinisikan bahwa eksperimen adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan agar siswa memperoleh

(22)

informasi dan pengetahuan dengan mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang akan dipelajari. Sedangkan menurut Mulyani Sumantri, dkk. (1999) dalam Putra (2013:132) mengemukakan bahwa eksperimen adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, guru mengatakan bahwa mengajak siswa untuk bereksperimen memang baik, karena melalui eksperimen siswa akan memperoleh pengalaman langsung dan membuktikan sendiri apa yang akan diteliti. Namun dalam melakukan eksperimen membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama, sedangkan dalam prakteknya juga memakan waktu. Guru lebih memilih memberikan materi dengan ceramah atau dengan menggunakan metode diskusi dan penugasan. Meskipun kurikulum 2013 ini semua muatan pelajaran diintegrasikan menjadi pembelajaran tematik terpadu namun kenyataan di lapangan guru tetap mengajarkan secara terpisah berdasarkan muatan pelajaran dan penilaian dilakukan juga secara terpisah menurut muatan pelajaran.

Pada kenyataannya, guru masih belum memperhatikan metode yang tepat dalam mengajarkan IPA. Berdasarkan data nilai ulangan siswa tahun pelajaran 2012/2013, diperoleh nilai rata-rata sebesar 62,93. Dari jumlah keseluruhan yaitu 32 siswa diperoleh hasil 53,12% telah tuntas atau mencapai KKM dan 46,87% belum tuntas atau belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sedangkan berdasar data nilai ulangan IPA pada materi energi dan

(23)

perubahannya tahun pelajaran 2013/2014, diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,86. Dari jumlah keseluruhan yaitu 37 siswa diperoleh hasil 64,86% telah tuntas atau mencapai KKM dan 35,14% belum tuntas atau belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Data awal nilai prestasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 1, sedangkan persentase data awal prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Persentase Data Awal Prestasi Belajar

Tahun Pelajaran KKM Rata-rata Mencapai KKM % Tidak Mencapai KKM % 2012/2013 70 62,93 53,12 46,87 2013/2014 68,86 64,86 35,14 Rata-rata 65,89 58,99 41

Berdasarkan wawancara dan data awal itulah peneliti bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Salah satu kegiatan belajar IPA yang memberikan pengalaman langsung dan pembelajaran siswa aktif melalui pendekatan saintifik. Melalui pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan keterampilan eksperimen serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

(24)

mengkomunikasikan. Melalui pendekatan ini diharapkan guru dapat mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi (pengamatan), dan bukan hanya diberi tahu (Daryanto, 2014:51). Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan intelek siswa, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) tercipta kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, (4) diperoleh hasil belajar yang tinggi (Daryanto, 2014:54).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa dalam materi pemanfaatan energi. Sebagai salah satu alternatif supaya proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dan dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan, maka penulis menggunakan pendekatan saintifik, sehingga judul penelitian ini adalah : “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dalam muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dalam materi Pemanfaatan Energi khusus pada siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk meningkatkan

(25)

keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan saintifik. Adapun kegiatan eksperimen yang berhubungan dengan pemanfaatan energi yaitu: pemanfaatan sumber energi panas dan atau matahari dengan percobaan spiral dan menjemur kain, sedangkan pemanfaatan energi angin dengan membuat kincir angin sederhana dan membuat layang-layang.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas maka peneliti mengajukan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 ?

2. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 ?

3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

1. Mendeskripsikan upaya meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

2. Meningkatkan keterampilan eksperimen dalam materi pemannfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

3. Meningkatkan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

E. Batasan Pengertian

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar tidak menimbulkan banyak pengertian dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah (konsep) yang akan dipakai, maka perlu diberi batasan pengertian. Adapun pengertian–pengertian yang digunakan akan diuraikan sebagai berikut :

1. Keterampilan eksperimen adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan agar siswa memperoleh informasi dan pengetahuan dengan mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang akan dipelajari. Adapun indikator eksperimen adalah sebagai berikut: (a) merancang hipotesis, (b) merangkai alat, (c) melakukan percobaan secara runtut, (d) mencatat data yang diperoleh, (e) membuat kesimpulan.

(27)

2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar dalam domain kognitif berupa pengetahuan-pengetahuan, hasil dapat yang dapat dinyatakan dalam bentuk symbol, berupa angka.

3. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

4. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis :

a. Penelitian ini dapat memberi wawasan baru tentang peningkatan keterampilan eksperimen menggunakan pendekatan saintifik.

b. Penelitian ini memberi wawasan baru tentang peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan saintifik.

(28)

2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga dapat melakukan penelitian menggunakan pendekatan saintifik sebagai upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa dalam materi pemanfaatan energi pada kelas IVB SD Kanisius Kalasan, Sleman akan meningkat.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Keterampilan Eksperimen

Djamarah (1995) dalam Putra (2013:132) mendefinisikan bahwa eksperimen adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan agar siswa memperoleh informasi dan pengetahuan dengan mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang akan dipelajari. Sedangkan menurut Roestiyah (2001) dalam Putra (2013:132) eksperimen adalah suatu kegiatan dimana siswa melakukan percobaan tentang materi tertentu, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaan, kemudian hasil percobaan tersebut disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan keterampilan eksperimen merupakan suatu keterampilan yang dilakukan untuk menguji dan bertujuan memperoleh informasi melalui pengamatan dan percobaan yang dialami dan dibuktikan sendiri terhadap apa yang ingin dipelajari. Sebuah eksperimen dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dan kemudian menarik kesimpulan, hal ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi serta melatih siswa untuk berpikir kritis dan berpikir ilmiah.

(30)

Dalam keterampilan melakukan eksperimen, supaya memperoleh hasil yang diharapkan maka terdapat tiga langkah yang perlu diperhatikan (Putra, 2013:136), tiga langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Persiapan eksperimen

Sebelum melakukan eksperimen, persiapan yang matang sangat diperlukan supaya memperoleh hail yang diharapkan. Langkah-langkah persiapan dalam keterampilan melakukan eksperimen adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan tujuan dalam melakukan eksperimen;

2) Mempersiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan; 3) Mempersiapkan tempat untuk melakukan eksperimen;

4) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat dan bahan yang ada serta daya tampung eksperimen;

5) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (seluruh siswa) atau secara bergiliran;

6) Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari resiko yang merugikan dan berbahaya;

7) Memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang harus dilakukan oleh siswa, yang termasuk dilarang atau membahayakan.

(31)

b. Pelaksanaan eksperimen

Langkah yang selanjutnya setelah melakukan persiapan adalah pelaksanaan eksperimen. Hal yang harus siswa pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1) Membaca pedoman/petunjuk eksperimen 2) Menyusun hipotesis eksperimen

3) Memulai eksperimen, guru membimbing dan mengamati proses eksperimen

4) Mencatat hasil-hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan eksperimen

5) Menyusun laporan hasil eksperimen c. Tindak lanjut eksperimen

Setelah melakukan eksperimen, kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut :

1) Siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen

2) Siswa mengembalikan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan.

3) Siswa bersama guru mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam melakukan eksperimen.

Berdasarkan langkah-langkah dalam melakukan eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa indikator keterampilan eksperimen adalah:

(32)

1) Merancang hipotesis

2) Merangkai alat dengan benar

3) Melakukan eksperimen secara runtut 4) Mengumpulkan dan mencatat data 5) Menulis kesimpulan

Namun, eksperimen tidak selalu sesuai yang diharapkan maka sebelum melakukan eksperimen di depan kelas dan mengajak siswa mempraktikkan sebaiknya guru terlebih dahulu mencobanya sendiri. Apabila terdapat hal-hal berbahaya hendaknya guru menyampaikan kepada siswa supaya tidak terjadi kecelakaan.

2. Prestasi Belajar a. Prestasi

Arifin (2009:12) mendefinisikan kata “prestasi” yang berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:564) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai. Hasil tersebut diperoleh melalui usaha-usaha yang telah dilakukan atau dikerjakan.

(33)

b. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto, 2011:9). Menurut Hamalik (2007:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Sedangkan menurut Witherington (1952) seperti dikutip oleh Sukmadinanta (2001:155) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan pengetahuan, dan kecakapan”.

Peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk mengubah perilaku-perilaku ke arah positif yang diperoleh dari pengalaman. Pengalaman belajar siswa diperoleh bukan hanya dari teori tetapi juga kegiatan langsung siswa. Dalam proses belajar guru hanya sebagai fasilitator. Artinya guru memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari supaya siswa memperoleh pengalaman nyata baik melalui kegiatan di luar maupun di dalam kelas.

(34)

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan (Arifin, 2009:12). Winkel (2004:167) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah suatu keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya. Menurut Tu’u (2004) mendefinisikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh dengan kegiatan belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk simbol. Prestasi belajar pada umumya berkenaan dengan aspek pengetahuan atau kognitif yang biasanya diukur dengan menggunakan teknik tes atau evaluasi.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Mulyasa (2013:190-194) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (1) bahan atau materi yang dipelajari; (2) lingkungan; (3) faktor instrumental; dan (4) kondisi peserta didik. Faktor tersebut baik terpisah maupun bersama-sama memberikan dampak terhadap prestasi belajar siswa. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar

(35)

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.

1) Faktor Internal

Prestasi belajar siswa akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik secara fisiologis yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik seseorang dan secara psikologis yang berasal dari dalam diri siswa seperti inteligensi, minat dan sikap. Inteligensi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar, artinya hasil belajar yang dicapai bergantung pada tingkat inteligensi siswa. Minat merupakan kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu, sehingga minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran tertentu. Minat dapat dibentuk dan dapat berubah-ubah/tidak tetap. Sedangkan sikap adalah kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif terhadap suatu obyek, baik secara positif maupun negatif.

Selain faktor-faktor internal di atas, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu (time) dan kesempatan (engagement). Waktu dan kesempatan setiap individu berbeda sehingga berpengaruh terhadap kemampuan siswa.

(36)

2) Faktor Eksternal

Faktor sosial dan non-sosial merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial meliputi keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.

Keterlibatan guru dalam pembelajaran berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar. Guru merupakan designer yang bertugas merancang dan melaksanakan pembelajaran, implementator yang bertugas melaksanakan pembelajaran sesuai rencana, fasilitator, pengelola kelas, demonstrator yang senantiasa dituntut untuk menguasai materi dan mengembangkan kemampuannya, mediator yang bertugas sebagai penyampai informasi pendidikan dan hubungan antarmanusia dengan siswa, dan evaluatir yang menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai.

3. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah) adalah proses pembelajaran yang mengacu dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan (Daryanto, 2014:51). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

(37)

memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Daryanto (2014:53) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

Daryanto (2014:56) juga mengemukakan bahwa terdapat prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Beberapa prinsip-prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada siswa

b. Pembelajaran membentuk student self concept c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip

(38)

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitif.

Dalam pendekatan saintifik, terdapat 5 kegiatan yaitu mengamati, menanya, mencoba, dan mengkomunikasikan. Lima kegiatan dalam pendekatan saintifik boleh dilaksanakan dengan tidak urut, namun komponen-komponen tersebut harus selalu dimunculkan pada setiap kegiatan pembelajaran. Adapun kelima kegiatan dalam pendekatan saintifik akan diuraikan sebagai berikut :

a. Kegiatan mengamati

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fokus perhatian siswa dan memacu rasa ingin tahu siswa yang mendorong siswa untuk berpikir aktif serta memandu aktivitas bertanya baik siswa maupun guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a (Daryanto: 2014:61), “hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,

(39)

menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melath untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek”.

b. Kegiatan menanya

Melalui kegiatan menanya guru dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, melatih siswa untuk berpikir spontan dan melatih kemampuan siswa berbicara sistematis.Kegiatan ini bertujuan untuk memandu dan membimbing siswa agar dapat menemukan konsep dan membantu siswa untuk meperoleh penjelasan ilmiah atau penguatan dari rasa ingin tahu siswa. Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 (Daryanto: 2014:65), adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Adapun fungsi dari bertanya adalah sebagai berikut (Daryanto. 2014:65):

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran

2) Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

(40)

3) Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik kesimpulan.

4) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Kriteria pertanyaan yang baik menurut Daryanto (2014:66) adalah sebagai berikut:

1) Singkat dan jelas 2) Menginspirasi jawaban 3) Memiliki fokus

4) Bersifat probing atau divergen 5) Bersifat validatif atau penguatan c. Kegiatan mencoba

Kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai ranah secara komprehensif (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan berimbang, yang meliputi: mempraktekkan, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan. Dengan melakukan percobaan maka siswa akan lebih memahami variabel terkait, menguasai penggunaan alat dan prosedur kerja, teliti dalam pengumpulan data (observasi dan pengukuran), melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis data dan mampu mengkomunikasikan hasil secara sistematis.

(41)

d. Kegiatan menalar

Kegiatan menalar dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a (Daryanto: 2014:70), adalah proses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Kegiatan menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis atas fakta empirik yang dapat diobservasi untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan menalar, yaitu: mengklasifikasi, menghubungkan/mengkaitkan, dan menyimpulkan.

e. Kegiatan mengkomunikasikan

Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a (Daryanto: 2014:80), adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

(42)

4. Hakikat IPA a. Produk

Samatowa (2011:3) menjelaskan bahwa IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari Natural Science atau Science. Natural berarti alamiah, berhubungan dengan alam, sedangkan science berarti ilmu pengetahuan. Secara harafiah, IPA atau science disebut sebagai ilmu tentang alam, yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Webster’s: New Lollegiate Dictionary (1981) dalam Iskandar (1997:2) menyatakan natural science-knowledge concerned with the pysical world and it’s phenomena yang berarti IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan dalam Purnell’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi Science the board field of human knowledge, acquired by sytematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses, artinya IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Menurut definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan alam yang

(43)

dibahas sistematis dan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Melalui percobaan dan pengamatan, IPA melatih siswa untuk dapat berpikir kritis dan objektif.

IPA sebagai disiplin yang juga disebut sebagai produk yang merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik. Fakta merupakan pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep IPA merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Hukum-hukum alam bersifat tentatif karena telah mengalami pengujian yang lebih keras daripada prinsip sehingga hukum alam bersifat lebih kekal.

Sedangkan teori alam merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam yang dapat berubah jika

(44)

ada bukti-bukti baru.Teori ilmiah membantu memahami, memprediksi dan kadang-kadang mengendalikan berbagai gejala alam.

b. Proses

Iskandar (1997:4) juga menjelaskan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi ilmu memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta dan bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Dalam proses IPA para ilmuwan menggunakan berbagai prosedur empirik dan analitik dalam usaha memahami alam semesta, prosedur ini disebut sebagai proses ilmiah atau proses sains.

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, diantaranya dengan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eskperimen.

c. Sikap (ilmiah)

Dalam memecahkan suatu masalah seorang ilmuwan sering berusaha untuk mengambil sikap tertentu yang

(45)

memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan.Sikap ini disebut sebagai sikap ilmiah (Iskandar, 1997:11).

Sikap ilmiah memiliki beberapa ciri, diantaranya :

1) Obyektif terhadap fakta, yang berarti sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

2) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan. Dengan demikian IPA bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamatinya (Samatowa, 2011: 3)

3) Berhati terbuka, artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain meskipun pendapat atau penemuannya bertentangan.

4) Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat 5) Bersifat hati-hati

6) Ingin menyelidiki. 5. Pembelajaran IPA di SD

Sekolah Dasar mengemukakan alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah dasar (Samatowa, 2011:4) yakni bila diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan

(46)

kesempatan untuk berpikir kritis dan objektif. Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka IPA bukan hanya mata pelajaran yang bersifat hafalan. Belajar melalui pengalaman langsung akan memperkuat daya ingat siswa. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

6. Pemanfaatan Energi

Sumber energi yang berasal dari minyak bumi dan gas merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Sumber energi ini memiliki ketersediaan yang terbatas dan suatu saat akan habis. Sumber energi alternatif yang dikembangkan saat ini memanfaatkan sumber energi yang tersedia di alam dan tidak akan habis, yaitu matahari, angin, air, dan panas bumi. Berikut adalah macam-macam sumber energi alternatif dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari:

a. Matahari

Matahari merupakan sumber energi utama di bumi. Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari. Cahaya matahari dapat diubah menjadi listrik oleh alat yang disebut panel surya. Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari. Energi radiasi sinar matahari dapat diubah menjadi energi listrik dan energi kalor. Peralatan yang menggunakan sel-sel surya dapat langsung mengubah energi radiasi sinar matahari menjadi

(47)

energi listrik. Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain (Kemendikbud: 2013:59).

b. Angin

Angin adalah gerakan udara di permukaan bumi yang terjadi, karena perubahan tekanan udara. Angin telah dimanfaatkan sejak dulu sebagai sumber energi pada perahu layar dan kincir angin tradisional. Saat ini energi angin digunakan untuk menghasilkan listrik melalui alat yang disebut aerogenerator. Angin adalah sumber energi alternatif yang murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber pembangkit energi listrik (Kemendikbud: 2013:59). c. Air

Air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi itu biasa dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, di PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dibuat bendungan air di tempat yang tinggi. Air yang dibendung tersebut, kemudian dialirkan menurun sehingga akan mengalir, seperti air terjun yang deras. Energi gerak dari air terjun tersebut digunakan untuk memutar

(48)

generator pembangkit listrik. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pada suatu bendungan air yang jatuh dari bagian atas bendungan akan menghasilkan arus yang sangat deras. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang memutar generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Selain bendungan, gerakan pasang surut air laut juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik (Kemendikbud: 2013:60).

d. Panas Bumi

Energi panas bumi (energi geotermal) merupakan energi yang berasal dari panas yang disimpan di bawah permukaan bumi. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan yang sangat panas. Hal itu menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar. Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh magma di dalam perut bumi. Energi panas bumi disebut juga energi geotermal. Energi tersebut banyak digunakan terutama di daerah-daerah pegunungan. Mengapa demikian? Batuan panas yang terbentuk memanaskan air di sekitarnya sehingga dihasilkan sumber uap panas atau geiser. Sumber uap panas tersebut kemudian dibor. Uap panas yang keluar dari lubang pengeboran, setelah disaring, dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang akan memutar

(49)

generator sehingga menghasilkan energi listrik (Kemendikbud: 2013:60).

e. Gelombang Air Laut

Gelombang air laut saat memecah di pantai menghasilkan banyak energi. Energi ini dapat diubah menjadi energi listrik (Kemendikbud: 2013:61).

f. Bahan Bakar Bio

Bahan bakar bio merupakan bahan bakar yang berasal dari makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Bahan bakar bio yang berasal dari tumbuhan, diantaranya tumbuhan berbiji yang mengandung minyak, seperti bunga matahari, jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biodiesel. Biodisel dapat digunakan untuk menggantikan solar. Singkong, ubi, jagung, dan sagu dapat diubah menjadi bioetanol. Bioetanol dapat menggantikan bensin atau premium. Bahan bakar bio juga dapat berasal dari kotoran hewan. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biogas. Penguraian kotoran hewan dengan bantuan bakteri akan dihasilkan gas metana yang digunakan sebagai sumber energi untuk menyalakan kompor hingga dihasilkan energi panas. Selain itu, bahan bakar ini dalam jangka panjang dapat juga dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor (Kemendikbud: 2013:61).

(50)

B. Penelitian yang Relevan

Berikut akan dijabarkan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan keterampilan melakukan eksperimen dan prestasi belajar :

Penelitian pertama dilakukan oleh Donatus Kantek (Kantek, 2013: 4;16-17) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Eksperimen Kelas V SDN 10 Hulu Sungai Ketapang”. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Hulu Sungai. (2) Hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Hulu Sungai. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi langsung dan tes pada tiap akhir siklus. Setelah data diolah dan dianalisis maka diperoleh nilai rata-rata pada siklus I adalah 66,74 dan pada siklus II adalah 74,35 jadi terdapat peningkatan dengan sebesar 7,61. Dengan demikian penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 01 Hulu Sungai Ketapang.

Penelitian kedua dilakukan oleh Helena (Helena, 2013:2) melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV

(51)

SD”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses siswa kelas IV SDN 17 Rantau Kabupaten Bengkayang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, bersifat kualitatif. Bentuk penelitian ini penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 12 siswa. Prosedur penelitian menggunakan tahapan; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tehnik analisis data menggunakan rumus persentase dan rata-rata skor sedangkan alat pengumpul data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian kemampuan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sebesar 78% sedangkan siklus II sebesar 89% dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada siklus I sebesar 75% sedangkan siklus II sebesar 88%. Keterampilan proses siswa mengobservasi siklus I sebesar 65% sedangkan pada siklus II sebesar 73%. Keterampilan proses siswa melakukan eksperimen siklus I sebesar 61% siklus II 80%. Keterampilan proses siswa mengkomunikasikan siklus I sebesar 60% dan pada siklus II sebesar 73%. Keterampilan proses siswa menginferensi siklus I sebesar 60% dan pada siklus II sebesar 67%. Dengan demikian disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran energi panas pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 17 Rantau Kabupaten Bengkayang.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Shinta Fitriana (Fitriana, 2013:3) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

(52)

Menggunakan Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPA Materi Kandungan Gizi Pada Makanan di Kelas VB SD Negeri Sleman 3”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada materi kandungan gizi pada makanan, dan, (2) meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi kandungan gizi pada makanan menggunakan metode eksperimen kelas VB SD Negeri Sleman 3. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis Taggart. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Sleman 3 dengan jumlah 24 siswa. Obyek penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi berupa lembar pengamatan yang dilakukan oleh dua pengamat dan tes dalam bentuk pilihan ganda yang dilakukan setiap akhir siklus. Validitas yang digunakan adalah validitas isi dengan cara menelaah butir instrumen dan meminta pertimbangan ahli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) selisih rata-rata untuk mengukur seberapa besar peningkatan yang dicapai, dan 2) ukuran efek d Cohen untuk mengukur seberapa besar efek dari metode yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pelaksanaan penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dimana siswa mencoba melakukan sendiri dan menguji sendiri dapat membuat siswa lebih paham dan pengalaman yang didapat siswa akan tertanam kuat dalam ingatan sehingga

(53)

siswa tidak mudah lupa. 2) penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sleman 3. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar sebesar 6,38 dari 67,04 pada siklus I menjadi 73,42 pada siklus II. Siswa yang telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal = 60) sebesar dari 70,83% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II. Hal ini sudah mencapai target dari kriteria keberhasilan yaitu minimal 75%.

Literatur map dari penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Terdahulu C. Kerangka Berpikir

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik

Donatus Kantek (2013) : Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Eksperimen Kelas V SDN 10 Hulu Sungai Ketapang

Helena (2013) Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD

Shinta Fitriana (2013): Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa Menggunakan Metode

Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPA Materi Kandungan Gizi Pada Makanan di Kelas VB SD Negeri Sleman 3

Desi Tri Astuti :

Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015

(54)

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berpusat pada siswa untuk mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan, Sleman tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan secara berkelompok yaitu dengan melakukan percobaan atau eksperimen tentang sumber energi alternatif panas/matahari dan angin. Adapun indikator-indikator keterampilan eksperimen adalah sebagai berikut : (1) merancang hipotesis, (2) merangkai alat dan bahan, (3) melakukan eksperimen secara runtut, (4) mengumpulkan dan mencatat data, (5) menulis kesimpulan. Melalui eksperimen siswa akan memperoleh informasi dengan membuktikan sendiri apa yang ingin dipelajari. Sebuah eksperimen dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dan kemudian menarik kesimpulan, hal ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi serta melatih siswa untuk berpikir kritis dan berpikir ilmiah.

(55)

D. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan pendekatan saintifik dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan dengan cara melakukan percobaan atau eksperimen tentang pemanfaatan sumber energi alternatif panas/matahari dengan eksperimen spiral dan menjemur kain dan pemanfaatan sumber energi alternatif angin dengan membuat kincir angin sederhana dan membuat layang-layang.

2. Pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015

3. Pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar dalam subtema pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Berikut beberapa definisi PTK menurut para ahli. Arikunto (2006:3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. David Hopkins (1993), Kemmis (1982) dan Mc Taggart (1991) dalam Tampubolon (2014:19) menuliskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk strategi dalam mendeteksi dan memecahkan masalah yang dihadapi pendidik dengan tindakan nyata, yaitu melalui prosedur penelitian yang berbentuk siklus (daur ulang). Tampubolon (2014:19) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis di dalam kelas untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan model pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendidik dan peserta didik. Sanjaya (2011:26) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dalam perlakuan tersebut.

(57)

Secara umum penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Di bawah ini merupakan tahapan dari setiap siklus:

a) Perencanaan

Tahap pembelajaran terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu (1) mengidentifikasi dan menganalisis masalah, (2) menetapkan alasan yang melatarbelakangi PTK, (3) merumuskan masalah secara jelas, (4) merumuskan hipotesis tindakan, (5) menentukan Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc Taggart

Perencanaan Refleksi Siklus I Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Siklus II Perencanaan Siklus berikutnya

(58)

cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator keberhasilan dan instrumen pengumpulan data dan (6) membuat rancangan tindakan secara rinci.

b) Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rincian tindakan menjelaskan (1) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (2) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (3) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (4) rincian jenis media pembelajaran yang digunakan dan cara menggunakannya, (5) jenis instrumen.

c) Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Instrumen yang dipakai yaitu, (1) soal tes, kuis, (2) rubrik, (3) lembar observasi, dan (4) catatan lapangan untuk memperoleh data secara objektif.

d) Refleksi

Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya berdasarkan data yang telah terkumpul. Dalam tahap ini guru dan peneliti berdiskusi membahas

(59)

apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau belum. Guru dan peneliti akan memutuskan apakah akan ada siklus selanjutnya atau berhenti pada siklus ini karena masalah yang dihadapi telah terpecahkan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga masalah dapat teratasi.

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Kalasan. SD Kanisius Kalasan terletak di Jl. Jogja-Solo km. 13,5 Kringinan, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan, tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa. Siswa kelas IVB terdiri dari 8 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

3. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan melakukan eksperimen dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

Referensi

Dokumen terkait

Denagan aneka makanan dan minuman yang enak dan segar dengan harga yang bias dicapai oleh semua golongan masyarakat sehingga hal tersebutlah yang menyebabkan ketertarikan saya

Fasilitas yang disediakan oleh penulis dalam perancangan ini adalah kapel sebagai tempat berdoa baik bagi komunitas maupun masyarakat sekitar, biara dengan desain interior

Kata hasud berasal dari berasal dari bahasa arab ‘’hasadun’’,yang berarti dengki,benci.dengki adalah suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan

[r]

“ STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SUBJECTIVE WELLBEING PADA LANSIA PENDERITA PENYAKIT KRONIS YANG MENGIKUTI PROLANIS DI PUSKESMAS ‘X’ KOTA BANDUNG “. Universitas Kristen

[r]

Konselor :”Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita dapat Bapak simpulkan bahwa Anda mempunyai kesulitan untuk berkomunikasi dalam belajar oleh karena itu mulai besok anda

Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik